Kelas XI SMAMASMKMAK 110
Semester 1
dalam jarak dua atau tiga meter, dengan cara berbisik. b. Latihan mengucapkan kata atau kalimat dengan variasi
tempo, cepat dan lambat: “sengseng tengtes sresep brebeeet … maka para tukang sulap mengeluarkan kertas warna-
warni dari mulut dowernya yang kebanyakan mengunyah popcorn, pizza, kentucky, humberger di rumah-rumah
makan eropa-amerika dan membuat jamur dari air-liurnya pada kertas panjang yang menjulur bagai lidah sungai
menuju jalan layang bebas hambatan kemudian melilit bangunan-mangunan mewah disekitar pondok indah cinere
bumi serpong damai pantai indah kapuk pluit pulomas sunter hijau kelapa gading permai dan tugu monas …”
2. Melatih Tekanan Ucapan
Tekanan ucapan ada tiga macam; 1. Tekanan Dinamik. 2. Tempo. 3. Tekanan Nada.
a. Tekanan Dinamik
Tekanan Dinamik ialah keras-pelannya ucapan. Gunanya untuk menggambar isi pikiran dan isi perasaan
dari kalimat. Contohnya; “Hari minggu saya ke toko buku” artinya, bukan hari senin atau hari selasa. “Hari minggu
saya ke toko buku” artinya, bukan adik saya atau kakak saya. “Hari minggu saya ke toko buku” artinya bukan
ke toko pakaian atau ke toko makanan.
b. Tekanan Tempo Tekanan Tempo ialah cepat-lambatnya ucapan.
Gunanya sama dengan tekanan dinamik. Untuk menggambarkan isi pikiran dan isi perasaan dari kalimat.
Contohnya: 1 “Ha-ri Ming-gu saya ke toko buku”
2 “Hari Minggu sa-ya ke toko buku” 3 “Hari Minggu saya ke to-ko bu-ku”
c. Tekanan Nada Merupakan lagu daripada ucapan, contohnya; “Wah,
kamu pandai sekali” atau “Gila, ternyata dia bisa menjawab pertanyaan yang sesulit itu”
3. Melatih Kerasnya Ucapan
Teknik ucapan pemain teater lebih rumit dibanding dengan tehnik ucapan bagi pemain ilm dan sinetron. Ucapan
pemain teater tidak hanya dituntut jelas dan menggambarkan isi pikiran dan isi perasaan, tetapi juga harus keras, karena
ucapan pemain di atas panggung menempuh jarak yang lebih jauh. Untuk itu kerasnya ucapan harus dilatih. Adapun cara
melatihnya bisa dengan berbagai macam cara. Diantaranya;
111 Seni Budaya
a. Mengucapkan kata atau kalimat tertentu dalam jarak 10 meter atau 20 meter. Dalam latihan ini, yang harus selalu
dipertanyakan ialah: a. Sudah jelaskah? b. Sudahkah menggambarkan isi pikiran dan isi perasaan? c. dan
pertanyaan yang terpenting, sudah wajarkah?
b. Latihan mengguman. Gumaman harus stabil dan konstan. Kemudian gunakan imajinasi dengan mengirim gumaman
ke cakrawala. Bayangkan “gumaman” yang dikeluarkan lenyap di cakrawala.
Ketiga teknik ucapan di atas kejelasan ucapan, tekanan ucapan dan kerasnya ucapan, pada dasarnya adalah satu kesatuan
yang utuh ketika seseorang berbicara atau berdialog. Ketiganya saling mengisi dan melengkapi. Sebelum melatih ketiga tehnik
ucapan di atas, sebaiknya dilakukan pemanasan terlebih dahulu. Misalnya, dengan mengendurkan urat-urat pembentuk suara,
urat-urat leher, dan membuat rileks seluruh anggota tubuh.
3. Olah Tubuh
Bentuk tubuh kita, dan cara-cara kita berdiri, duduk dan jalan memperlihatkan kepribadian kita. Motivasi-motivasi
kita untuk melakukan gerak lahir dari sumber-sumber isikal badaniah, emosional perasaan, dan mental pikiran, dan
setiap tindakan action kita berasal dari satu, dua atau tiga macam desakan hati impuls. Banyak sekali interaksi atau
pengaruh timbal-balik dan perubahan urutan yang tak habis- habisnya.
Tubuh kita kedinginan dan bergetar, kita merasakan dingin dan sengsara, maka kita berkata: “dingin”. Pengalaman
badaniah kita memberi petunjuk bagi perasaan dan pikiran kita. Kita diliputi kegembiraan, maka kita melompat, menari
dan menyanyi. Aliran perasaan yang meluap meledak ke dalam bentuk aktiitas badaniah. Seorang aktor tidak akan bergerak
demi gerak itu sendiri dan tidak membuat gerak indah demi keindahan. Bila dari dirinya diminta agar menari, maka ia akan
melakukannya sebagai seorang tokoh tertentu, pada waktu,
Sumber: Dok. Teater Tanah Air
Gambar 7.2 Latihan Olah
Suara, tekanan ucapan, kejelasan ucapan dan
kerasnya ucapan.