Rumusan Masalah Tujuan JURNAL TRI SETIARINI

commit to user 4 dan pembudayaan Norma Keluarga Kecil yang Bahagia dan Sejahtera NKKBS. Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera UPPKS merupakan salah satu program dari Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana BP3AKB yang berupaya membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.Dengan menciptakan kelompok usaha pemberdayaan perempuan dan ibu-ibu rumah tangga untuk meningkatkan kualitas pengelola usaha agar menjadi tenaga terampil yang dilakukan dengan lembaga pendidikan dan pelatihan serta orientasi manajemen usaha mikro keluarga. Sasaran dari program UPPKS adalah terutama Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I baik yang sudah menjadi akseptor KB, Pasangan Usia Subur PUS yang belum ber-KB, pasangan muda serta anggota masyarakat lainnya dalam rangka mewujudkan Keluarga Sejahtera. Upaya pembinaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga terhadap keluarga pra S dan KS I harus tetap diprioritaskan mengingat jumlahnya yang masih cukup banyak. Keluarga ini sangat rentan terhadap goncangan sosialekonomi yang terjadi, sehingga sangat mungkin terjadi penurunan status kesejahteraannya di waktu-waktu yang akan datang. Dengan adanya program UPPKS diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan keluarga sejahtera dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga. Peran serta dari anggota sangat diperlukan guna tercapainya tujuan dari pelaksanaan program ini. Dan pada akhirnya tingkat perekonomiannya meningkat dan jumlah pengangguran berkurang. Kemiskinan pun dapat diminimalisir melalui program ini.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : commit to user 5 “Bagaimana Pelaksanaan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera UPPKS di Desa Mojogedang, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar?”

C. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Operasional Untuk mengevaluasi pelaksanaan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera UPPKS di Desa Mojogedang, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar dengan menggunakan model CIPP Context, Input, Process, Product. 2. Tujuan Fungsional Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberi manfaat dan dapat sebagai tambahan masukan dalam khasanah penelitian dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan sosial pada umumnya dan sosiologi pada khususnya. 3. Tujuan Individual Untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan, guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. D. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan Purposive Sampling, yaitu memilih informan yang dapat dipercaya karena dianggap paling mengetahui dan menguasai permasalahan di lapangan. Teknik pengambilan sampel Purposive Sampling adalah pemilihan secara sengaja dengan maksud menemukan apa yang sesuai dengan tujuan penelitian dan jumlah sampel dianggap telah cukup representatif bila dirasa telah mendapatkan kebulatan analisa yang dikehendaki Slamet, 2006:2. Pada teknik pengambilan sampel purposive, sampel ditetapkan secara sengaja oleh peneliti. Dalam hubungan ini, lazimnya didasarkan atas kriteria atau pertimbangan tertentu, jadi tidak melalui proses pemilihan sebagaimana yang dilakukan dalam teknik random Sanapiah Faisal, 1989 : 67. commit to user 6 Teknik ini bisa dipakai apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti sifat-sifat yang dimiliki oleh populasi sehingga dalam menentukan sampel, sifat-sifat yang dimiliki oleh sampel sama dengan sifat-sifat yang dimiliki populasi. Dalam penelitian ini memakai 10 informan yang sengaja dipilih oleh peneliti karena mereka dianggap paling mengetahui dan secara langsung berkaitan dengan program UPPKS yang akan diteliti. Informan itu terdiri dari 3 orang yang bekerja di BP3AKB Kecamatan Mojogedang, 2 orang sub PPKBD untuk Desa Mojogedang yang pekerjaannya membantu penyuluh dari BP3AKB dan 5 orang dari anggota kelompok UPPKS. A. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.Percakapan itu ditentukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewer yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu Moleong, 2002: 135. 2. Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan data-data yang diperoleh di lokasi penelitian, kemudian dibukukan dan dibuat dokumen dalam hasil penelitian. Proses ini dilakukan dengan cara mencatat data-data di lapangan, mencatat dokumen dan arsip penting yang diperlukan yang diperoleh dari instansi yang bersangkutan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Metode dokumentasi, alat pengumpulan datanya disebut form pencatatan dokumen dan sumber datanya berupa catatan atau dokumen yang tersedia Sanafiah Faisal, 1989: 52. B. Triangulasi Untuk menguji keabsahan data yang telah terkumpul peneliti menggunakan teknik triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan commit to user 7 pengecekan atau sebagai bahan pembanding terhadap data itu Moleong, 2002:178. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber.Triangulasi sumber adalah membandingkan dan mengecek derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif Patton dalam Moleong, 2002: 178. C. Teknik Analisa Data Teknik analisis yang digunakan oleh peneliti adalah model analisis interaktif Interactive Model of Analysis . Teknik model analisis interaktif adalah suatu teknik analisis data yang melalui tiga alur komponen pengumpulan data, yaitu: 1. Reduksi data Kegiatan ini merupakan proses seleksi, pemfokusan dan penyederhanaan data pada penelitian. Data yang teridentifikasi tersebut lebih memudahkan dalam penyusunan. 2. Penyajian data Penyajian data merupakan suatu rangkaian informasi yang memungkinkan pengambilan kesimpulan, sehingga dengan melihat suatu sajian data peneliti akan dapat memahami tentang apa yang sedang terjadi, serta memungkinkannya untuk melakukan sesuatu pada analisa ataupun tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut. 3. Penarikan kesimpulan Setelah memahami arti dari berbagai hal yang meliputi pencatatan- pencatatan peraturan, pernyataan-pernyataan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, akhirnya peneliti menarik kesimpulan H.B.Sutopo, 2002:37. E. HASIL PENELITIAN Desa Mojogedang termasuk ke dalam wilayah administratif Kabupaten Karanganyar.Desa Mojogedang adalah desa yang terletak di Kecamatan Mojogedang merupakan dataran tinggi yang terletak di lereng Gunung commit to user 8 Lawu.Wilayah Desa Mojogedang terdiri atas 7 dusun yaitu Dusun Blimbingmulyo, Dusun Klumpuk, Dusun Dersono, Dusun Mojo, Dusun Ploso, Dusun Gaden dan Dusun Mojogedang. Daerah di Desa Mojogedang memiliki topografi tanah datar, berombak dan daerah perbukitan yang terdiri atas daerah tanah kering dan tanah sawah.Luas keseluruhannya adalah 378.4875 hektar. Dari keseluruhan luas wilayah tersebut sebagian besar terdiri atas tanah produktif berupa lahan pertanian dan perkebunan, yang ditanami dengan tanaman pangan, tanaman perkebunan dan hortikultura. UPPKS di Desa Pelaksanaan Mojogedang 1. Sosialisasi Program UPPKS Sosialisasi yang pertama kali dilakukan pada awal tahun 1990 yang bertempat di balai Desa Mojogedang. Sosialisasi tersebut dihadiri oleh PKB kecamatan Mojogedang, kader PPKBD dan kader sub PPKBD desa Mojogedang, kepala desa Mojogedang, anggota PKK dan keluarga pra sejahtera di desa Mojogedang. Sosialisasinya diadakan bertepatan dengan pertemuan PKK yang berlangsung rutin tiap bulannya. Sosialisasi ini bertujuan agar masyarakat mengenal dan memahami program UPKKS dan menganjurkan untuk melaksanakan program UPPKS di desa Mojogedang, Materi yang disampaikan oleh penyuluh KB dalam sosialisasi tersebut antara lain menerangkan apa itu program UPPKS. Karena banyak masyarakat yang belum mengenal dan mengetahui secara gamblang tentang UPPKS itu sendiri. Selain itu penyuluh KB juga menjelaskan mengenai tujuan-tujuan UPPKS dan pembentukan kelompok UPPKS dan manfaat apa saja yang bisa dirasakan warga jika mengikuti program ini. Program UPPKS memang berbentuk kelompok, bukan individuper orangan. 2. Pelaksanaan UPPKS di Desa Mojogedang Pada awal pembentukan kelompok UPPKS di Desa Mojogedang, terdapat 7 kelompok UPPKS yang telah dipilih dan ditentukan oleh PKB. Masing-masing kelompok mewakili dari 7 dusun, yaitu Dusun Klumpuk, commit to user 9 Dusun Dersono, Dusun Blimbingmulyo, Dusun Mojo, Dusun Mojogedang, Dusun Gaden dan Dusun Ploso. Jadi setiap dusun dibentuk 1 kelompok UPPKS dengan anggota 7 sampai 10 orang. Tapi belum tentu dalam setiap dusun ada 1 kelompok UPPKS. Tergantung ibu-ibu yang berminat dan termasuk ke dalam kriteria anggota UPPKS. Bisa saja dalam 1 dusun terdapat 2 kelompok karena jumlah peminatnya lebih banyak. Namun kelompok yang sampai saat ini masih bertahan dan masih berlangsung usahanya yaitu kelompok “Usaha Maju”. Kelompok “Usaha Maju” merupakan kelompok UPPKS yang mewakili dusun Dersono. Anggotanya terdiri dari 7 orang. Jenis usahanya adalah macam-macam karak dan macam-macam perca. Pelaksanaan usahanya adalah sebagai berikut: a. Deskripsi Usaha Maju Kelompok “Usaha Maju” merupakan kelompok UPPKS dai Dusun Dersono yang telah berdiri sejak Maret 2008 sampai sekarang dengan jumlah anggota lama 5 orang dan anggota baru 2 orang. Produk usaha dari kelompok ini adalah macam-macam karak lele dan perca. b. Pembentukan kelompok Kelompok sebagai sarana untuk mempermudah melakukan pembinaan usahatenaga terampil karena dengan berkelompok akan menumbuhkan semangat dan kebersamaan anggota dalam melakukan usaha. Sebelum kelompok “Usaha Maju” resmi dibentuk, pihak dari BP3AKB melalui PKB Kecamatan Mojogedang harus meninjau terlebih dahulu.Apakah kelompok tersebut sudah memenuhi syarat pendirian kelompok UPPKS atau belum. Setelah dilakukan peninjauan dari mulai lokasi usaha dan usaha apa saja yang akan dijalankan oleh kelompok “Usaha Maju”, kelompok „Usaha Maju” dinyatakan bisa melaksanakan program UPPKS. Selanjutnya membentuk kepengurusan kelompok. commit to user 10 c. Kepengurusan kelompok Dinamika kelompok sangat ditentukan oleh aktivitas pengurus kelompok dalam suatu kelompok UPPKS minimal didukung dengan kepengurusan yang terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. Kelompok “Usaha Maju” belum dikategorikan sebagai kelompok yang sudah maju. Jadi kepengurusannya terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan beberapa anggota. Dalam menjalankan usahanya, masing-masing orang mempunyai tugas masing-masing sesuai dengan jabatannya dalam kelompok. Selain tugas pokok tersebut, ternyata dalam pelaksanaannya ketua kelompok juga memberikan pinjaman kepada anggotanya apabila para anggota kekurangan modal dan pinjaman dari propinsi belum cair. d. Anggota kelompok Anggota kelompok UPPKS adalah ibu-ibuwanita dari keluarga prasejahtera dan keluarga pra sejahtera I serta keluarga sejahtera II ke atas yang melakukan usaha, sedang belajar atau yang berminat melakukan usah a ekonomi produktiftenaga terampil. Dalam kelompok “Usaha Maju” ini yang menjabat sebagai ketua bukanlah tergolong keluarga pra sejahtera seperti apa yang menjadi sasaran utama dalam UPPKS. Beliau termasuk ke dalam keluarga sejahtera. Untuk mendukung kegiatan UPPKS, maka hak dan kewajiban anggota juga harus dilakukan dengan baik. Hak dan kewajibannya antara lain: e. Permodalan Modal usaha dapat berbentuk semangat, keterampilan, tekad, cita-cita, tenagajasa, sejumlah uang, barang dan peralatan yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan ekonomi produktif.Modal kelompok “Usaha Maju” berasal dari anggota dan bantuan pinjaman dari BP3AKB Propinsi Jawa Tengah. commit to user 11 Selain bantuan modal dari propinsi, kelompok Usaha Maju juga mendapatkan bantuan dari PKBM.PKBM itu merupakan yayasan agama Katholik di Kecamatan Mojogedang. f. Pemasaran barang Pemasaran merupakan unsur yang sangat penting dari kegiatan UPPKS. Keberhasilan pemasaran akan menentukan kelangsungan kegiatan ekonomi produktif. Upaya pemasaran bukanlah hal yang sederhana yang hanya berlangsung pada saat transaksi jual beli saja, tetapi merupakan rangkaian upaya yang sangat komplek dimulai dari proses produksi sampai dengan terjadinya transaksi jual beli antara penjualprodusen dengan pembelikonsumen. Tujuan dari pemasaran adalah agar barangjasa yang diproduksi dapat dibeli oleh konsumenpembeli dengan harga dan cara yang paling menguntungkan bagi produsen atau penjual serta menjamin kelangsungan pasar. Kelompok Usaha Maju sudah mempunyai mitra usaha yang nantinya bisa membantu dalam hal memasarkan menjualkan barang- barang hasil produksi. g. Pembinaan Kegiatan pembinaan adalah suatu upaya yang perlu dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan agar kegiatan UPPKS dapatberjalan sebagaimana yang diharapkan, dalam mendukung ketahanan ekonomi keluarga untuk mewujudkan keluarga sejahtera. BP3AKB Kabupaten Karanganyar dalam melaksanakan kegiatannya antara lain melalui kegiatan pembinaan dan bantuan agar keluarga dengan potensi dan peluangnya dibantu dan dirangsang untuk mengembangkan sikap mental yang positif dalam pembangunan dan diajak untuk meningkatkan kemampuan dirinya melalui kegiatan ekonomi produktif yang ada dalam UPPKS. BP3AKB Kabupaten Karanganyar mempunyai wewenang untuk mengadakan kegiatan pembinaan dalam rangka untuk memajukan program UPPKS di Desa Mojogedang. commit to user 12 BP3AKB berfungsi sebagai fasilitator dalam bidang pemasaran. BP3AKB memberikan informasi dan bantuan kepada kelompok UPPKS untuk mengikuti pameran atau bazar supaya pemasaran produk kelompok UPPKS dapat berjalan dengan baik. Pelaksanaan Macam- Macam Jenis Usaha UPPKS kelompok “Usaha Maju” 1. Karak Lele a. Bahan-bahan untuk pembuatan karak lele adalah sebagai berikut : Beras 2 kg, Lele 1 kg, Bawang putih 10 siung, TP 1 sendok makan, Garam secukupnya, Ketumbar secukupnya, dan Minyak goreng secukupnya. b. Proses pembuatan karak lele adalah sebagai berikut: Beras 2 kg dicuci lalu dimasak sampai matang. Lele 1 kg dikukus, dibuang kepala dan duri-durinya lalu dilumatkandiblender. Siapkan bumbu: bawang putih dan TP dilumatkan. Bumbu yang telah lumat ditumis dengan minyak goreng kemudian masukkan lele yang telah dilumatkan lalu ditambah air. Setelah mendidih masukkan nasi yang telah dimasak kemudian aduk terus hingga lekat dan lunak lalu angkat dan dikukus lagi sampai masak. Setelah masak kemudian angkat dan ditumbuk hingga lumat. Setelah lumat panas bentuk bulatan kurang lebih 1 kelereng kemudian digiling dengan botoldipres tipis. Setelah tipis kemudian ditaruhdisusun untuk dijemur. Setelah kurang lebih 2 hari kering kemudian digoreng dengan minyak goreng yang mendidih tua. c. Pembungkusanpengemasan: a. Siapkan plastik 1. Ukuran 13 untuk Rp.1.000,00 dengan 4-5 karak 2. Ukuran 15 untuk Rp.5.000,00 dengan kurang lebih 10 karak b. Untuk karak mentah siapkan plastik es 1. 1 ons : Rp.3.000,00 2. 2 ons : Rp.6.000,00 3. ¼ kg : Rp.7.500,00 commit to user 13 4. ½ kg : Rp.15.000,00 5. 1 kg : Rp.30.000,00 c. Untuk pengemasan akan dilengkapi dengan tas kotak ditambah label dan gambar lele. Selain itu juga dicantumkan antara lain: 1. Kandungan karak lele 2. Berat netto 3. Masa kadaluarsa 4. Nama produk 5. Alamat 6. Izin dari Departemen Kesehatan 2. Pemanfaatan Kain Perca a Bahan-bahan yang dimanfaatkan adalah Kain perca dari Ibu Tin Garmen, Kartosuro dan Kain perca dari penjahitkonveksi. b Pemanfaatan kain perca antara lain Kain perca bulat-bulat dengan garis tengah 10 cm-12 cm untuk hiasan atau taplak dikerutkan- disusun, Kain perca yang ukuran sama disusundidesain untuk taplak meja, selimut, bed cover, Kain tak beraturan dibuat samadipotongdisambung sesuai yang diminati : segitiga, segiempat, persegi panjang. c Membuat pola atas: menyambungmenggunting kain perca sesuai gambarmotif yang diminati. d Menyusun perca yang seukuran untuk: rok, celana, baju, dll. e Memanfaatkan perca kecil-kecil untuk isi tempat duduk atau untuk kain takan dan keset. f Memanfaatkan perca kecil panjang untuk: keset tampar, pelipit taplak, pelipit selimut, pelipit bed cover. g Mencari contoh barang-barang yang dapat dibuat perca 3. Bed CoverSelimut Proses pembuatan bed coverselimut adalah Menyusun kain perca, Memilih motif yang menarikdiinginkan, Menghitung jumlah Larik diurutkan, diberi tandanomer untuk memudahkan menjahit dan tidak commit to user 14 salahtertukar. Saat menjahitmenyambung perlu ditandai agar tidak tertukar. Setelah menjahit selesai lalu siapkan puring, dakron, spon ukuran sesuai jahitan perca. Lapisan bed cover terdiri dari perca, spon, dakron, puring atau perca, dakron, puring.Melipit dengan pelipit yang telah disiapkan. Memasang elastik pojok sudut untuk bed cover. Dilipat sedemikian rupa terus dimasukkan tas yang telah disiapkan dan diberi label dari Usaha Maju. Model CIPP Context, Input, Process and Product Stufflebeam Tayibnasis, 2008 dalam Totok Mardikanto, 2011:74 mengartikan evaluasi sebagai proses menggambarkan, memperoleh dan menyediakan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan. Karena itu, ia membagi evaluasi dalam empat macam, yaitu : a Context evaluation to serve planning decision, yang berkaitan dengan tujuan program. b Input evaluation structuring decision, yang berkaitan dengan sumberdaya, alternatif pemanfaatannya, serta prosedur kerja untk mencapai tujuan. c Process evaluation to serve implementing decision, yang berkaitan dengan process untuk mengimplementasikan keputusan. d Product evaluation to serve recycling decision, yang berkaitan dengan tindak lanjut keputusan. Tentang hal ini Sutopo 2002 dalam Totok Mardikanto, 2011:74 menyatakan bahwa: a Context, berkaitan dengan beberapa factor dan kondisi sebelum kegiatan dilaksanakan. b Input, adalah masukan yang diberikan sebagai persiapan sebelum pelaksanaan program. c Process, yaitu program dilaksanakan sejak awalnya dengan pendekatan sesuai konteksnya dan merupakan proses yang tepat untuk tercapainya tujuan. d Product, yaitu kualitas hasil kegiatan yang dapat dicapai. commit to user 15 Analisis CIPP Context, Input, Process, Product Dalam penelitian ini menggunakan model CIPP Context, Input, Process, Product karena model CIPP merupakan model yang digunakan dalam pengembangan program yang secara keseluruhan memperhitungkan keterkaitan antarfaktornya context, input, process, product. Dari kumpulan informasi lengkap yang meliputi empat factor tersebut peneliti bisa menganalisis dengan mengkaji kesesuaian antarfaktornya. Dari analisis tersebut bisa diketahui kelemahan dan kekuatan dari program yang ditelitinya, yang selanjutnya dijadikan dasar untuk menyusun saran secara operasional untuk memperbaikinya. Analisis CIPP Context, Input, Process, Product pelaksanaan UPPKS di Desa Mojogedang, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar adalah sebagai berikut : a. Evaluasi Konteks Context Evaluation Evaluasi konteks Context Evaluation dalam penelitian ini merupakan evaluasi yang berkaitan dengan beberapa faktor dan kondisi sebelum program UPPKS dilaksanakan. Komponen-komponennya antara lain : latar belakang mengikuti program UPPKS, sejak kapan mengikuti program UPPKS, tujuan mengikuti program UPPKS, sosialisasi program UPPKS dan manfaat mengikuti program UPPKS. b. Evaluasi Masukan Input Evaluation Evaluasi Masukan Input Evaluation dalam penelitian ini yaitu masukan yang diberikan sebagai persiapan sebelum pelaksanaan program UPPKS. Komponen-komponennya antara lain tenaga penyuluh program UPPKS, penerima program UPPKS, bantuan modal untuk program UPPKS dan sarana dan prasarana yang mendukung program UPPKS. Dalam evaluasi tahap ini ditemukan kendala-kendala yang dihadapi oleh anggota- anggota kelompok UPPKS “Usaha Maju” dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Kendala- kendala yang pertama yaitu kelompok “Usaha Maju” belum mempunyai alatsarana usaha yang memadai. Selain itu alat yang sangat diperlukan adalah alat pencetak karak. Selama ini kelompok masih mencetak dengan cara manualdiiris menggunakan pisau.. commit to user 16 Kendala yang kedua adalah Sumber Daya Manusia anggota kelompok yang kurang.Sumber Daya Manusia menjadi kunci utama dalam keberhasilan pelaksanaan UPPKS di Desa Mojogedang. Tetapi dalam kelompok Usaha Maju tidak semua anggota memiliki SDM yang cukup. Mereka masih memiliki kekurangan dalam hal pengetahuan tentang UPPKS. Pengurus kelompoknya juga masih belum menguasai dalam hal pembukuan keuangan kelompoknya. Kendala yang ketiga adalah kurangnya dukungan dari aparat desa untuk mendukung berjalannya pelaksanaan usaha dari kelompok UPPKS “Usaha Maju”. Dukungan aparat desa sangatlah penting dalam hal pelaksanaan UPKKS di Desa Mojogedang. Namun di Desa Mojogedang, aparat desanya kurang menyadari pentingnya keberadaan kelompok UPPKS “Usaha Maju”. c. Evaluasi Proses Process Evaluation Evaluasi proses process evaluation dalam penelitian ini yaitu program UPPKS dilaksanakan sesuai dengan konteksnya dan merupakan proses yang tepat untuk mencapai tujuan dari program tersebut. Komponen-komponennya antara lain pembentukan kelompok UPPKS, permodalan, pemasaran, pembinaan dan pelatihan. Dalam tahap evaluasi proses juga terdapat kendala-kendala yang bisa menghambat pelaksanaan usaha kelompok UPPKS “Usaha Maju”. Kendala yang pertama adalah pemasaran barang produksi yang sulit. Barang-barang hasil produksi selama ini hanya dijual ke toko-toko, swalayanmal-mal. Kalau pemasaran karak di toko kendalanya kalah saing dengan karak biasa. Pemasaran percanya juga agak sulit. Karena selama ini kelompok Usaha Maju hanya menjual barang-barangnya ke tetangga, teman, ke gereja, dan sebagian ada yang dititipkan ke swalayan dan toko. Kadang ada beberapa toko yang tidak mau dititipi. Padahal kalau perca tidak ada kadaluwarsanya. Kendala yang kedua adalah kurangnya jaringan komunikasi untuk dapat menembus pasar-pasar yang lain. Pengetahuan akan jaringan komunikasi dan manajemen pemasaran yang kurang dari anggota kelompok UPPKS juga menjadi kendala dalam menjalankan usaha. commit to user 17 Kendala yang ketiga adalah pembuatan karak lele yang masih bergantung dengan cuaca. Dalam proses pembuatan karak lele masih bergantung dengan cuaca. Misalnya dalam proses pengeringan. d. Evaluasi Produk Product Evaluation Evaluasi produk product evaluation dalam penelitian ini merupakan kualitas hasil program UPPKS yang dapat dicapai. Komponen-komponennya antara lain karak lele, pemanfaatan kain perca, selimut bed cover. Dari tahap evaluasi produk, selain untuk mengetahui hasil-hasil produk dari kelompok UPPKS “Usaha Maju” juga dapat diketahui peningkatan pendapatan dari anggota-anggota kelompok. Peningkatan tersebut dilihat dari pendapatan mereka sebelum menjadi anggota kelompok UPPKSmengikuti program UPPKS dan setelah mengikuti program UPPKS. Program UPPKS juga dapat mengurangi tingkat pengangguran di Desa Mojogedang. Anggota kelompok yang dulunya sebelum menjadi anggota UPKKS tidak mempunyai pekerjaan, setelah mengikuti program UPPKS mempunyai pekerjaan. Dalam evaluasi produk juga dapat diketahui beberapa solusi untuk mengatasi kendala- kendala dalam pelaksanaan usaha kelompok UPPKS “Usaha Maju”. Untuk mengatasi kendala kekurangan alat produksi, pihak BP3AKB akan mengusahakan untuk mencari bantuan modal lewat jalur lain selain mengandalkan bantuan pinjaman dana dari propinsi. Karena dana dari prosinsi ternyata belum bisa mencukupi kebutuhan kelompok untuk melaksanakan usaha dengan maksimal. Selain itu, dari kelompok Usaha Maju sendiri melalui ketua kelompoknya akan berusaha mencari pinjaman ke bank. Supaya nanti mereka mendapatkan tambahan modal untuk membeli peralatan yang mereka butuhkan saat ini. Karena bantuan dari propinsi belum dirasa cukup untuk membantu kelompok. Untuk mengatasi kendala pemasaran barang yang sulit, nanti kedepannya pihak BP3AKB akan membantu mencarikan mitra usaha lain selain yang dimiliki oleh kelompok “Usaha Maju”. Selain itu nanti kita akan membantu mereka untuk masuk ke dalam pameran-pameran atau lomba-lomba yang diadakan oleh kabupaten. commit to user 18 Untuk mengatasi kendala mengenai kurangnya jaringan komunikasi untuk dapat menembus pasar-pasar lain khususnya untuk memasarkan di dunia internet pihak BP3AKB Kecamatan Mojogedang bekerja sama dengan BP3AKB Kabupaten Karanganyar untuk melatih anggota kelompok beserta pengurus untuk mempelajari manajemen pemasaran di internet. Untuk menghadapi pasar yang semakin dinamis dan kompetitif, diperlukan teknik pemasaran yang aktif dan tidak hanya menunggu pembeli datang, karena produsen lainnya sebagai saingan akan berusaha pula untuk meningkatkan pemasaran produksi mereka semaksimal mungkin. Untuk mengatasi masalah SDM anggota yang masih kurang, maka BP3AKB melakukan pemberdayaan terhadap anggota yang sudah ada.Misalnya beberapa kali mengikutsertakan mereka dalam pelatihan tentang pengembangan UPKKS. Tingkat kualitas SDM dari pengurus kelompok UPPKS yang masih kurang menguasai dalam hal pembukuan keuangan kelompoknya oleh BP3AKB diatasi dengan mengadakan pelatihan dalam hal manajemen keuangan dan administrasi yang rutin setiap tahunnya. Selain itu dari petugas pendamping kelompok UPPKS pada Desa Mojogedang juga akan membantu dalam hal bagaimana pembukuan keuangan secara benar. Untuk mengatasi kendala kurangnya dukungan dari aparat desa nanti pihak dari BP3AKB akan menghimbau kepada pemerintah Desa Mojogedang agar lebih memperhatikan lagi mengenai pelaksanaan UPPKS khususnya untuk kelompok “Usaha Maju”. Untuk mengatasi masalah cuaca yang sering dihadapi oleh kelompok Usaha Maju, pihak dari pengurus kelompok akan berusaha mencari dana untuk membeli alat pengeringan di dalam ruangan. Agar dalam proses penjemurannya tidak lagi bergantung pada sinar matahari.

F. Penutup