Laporan Pratikum Sel Melewati Membran

  

OLEH

NAMA: RUDI YUSUF

NO.ABSEN: 26

KELAS : XI MIA 1

  

PRATIKUM BIOLOGI KELAS XI MIA 1

SMAN 1 SUMATERA BARAT

2014/2015

  

Sel Dan Transpor Zat

Melewati Membran

  Assalamu’alaikum wr.wb, Puji syukur saya curahkan ke hadirat Allah swt yang telah memberikan saya kesempatan untuk menyusun laporan pratikum biologi kali ini.

  Biologi merupakan ilmu yang sangat berkaitan dengan kehidupan. Makhluk hidup yang mencakup manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme beserta lingkungannya dipelajari dalam Biologi. Dengan mempelajari Biologi Pembaca dapat memahami fakta-fakta kehidupan di lingkungan sekitar.

  Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan Biologi di sekolah agar membentuk siswa yang memiliki daya nalar dan daya pikir yang baik, kreatif, cerdas dalam memecahkan masalah, serta mampu mengomunikasikan gagasan-gagasannya.

  Atas dasar inilah saya menerbitkan Laporan pratikum ini ke hadapan pembaca. Laporan ini menghadirkan aspek kontekstual dengan mengutamakan pemecahan masalah sebagai bagian dari pembelajaran untuk memberikan kesempatan kepada siswa membangun pengetahuan dan mengembangkan potensi mereka sendiri. Materi dalam laporan ini diharapkan dapat membawa pembaca untuk memperoleh pemahaman tentang sel dan transport sel melewati membran sebagai proses dan produk.

  Materi yang disajikan bertujuan membekali Pembaca dengan pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah kemampuan untuk memasuki jenjang yang lebih tinggi, serta mengembangkan ilmu Biologi dalam kehidupan sehari-hari.

  Oleh karena itu, mendudukkan Biologi hanya sebatas teori di dalam kelas, tidak saja akan membuat siswa kurang memahaminya, tetapi juga menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Melalui laporan ini, Pembaca diharapkan dapat menyenangi pelajaran Biologi.

  Laporan ini disesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi terkini. Selain itu, laporan ini disajikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan komunikatif sehingga seolah-olah berdialog langsung dengan penulisnya. Saya menyadari bahwa penerbitan laporan ini tidak akan terlaksana denganbaik tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan hati yang tulus, saya ucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan yang diberikan. Semoga laporan ini dapat memberi kontribusi bagiperkembangan dan kemajuan pendidikan di Indonesia.

  SMAN 1 Sumatera Barat, September 2014 Rudi yusuf

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apabila kita mengurai tubuh organisme, misalnya tanaman manga,

  akan diperoleh bagian-bagian yang makin lama makin kecil. Hal yang miri juga terjadi kalau kita mengurai tubuh hewan atau manusia. Jika penguraian tersebut terus dilakukan, maka pada suatu ketika akan diperoleh satuan terkecil dari makhluk hidup, yaitu sel. Robert hook pertama kali memperkenalkan istilah sel, melalui pengamatannya dalam sayatan gabus tampak ruangan atau kamar-kamar kecil yang disebut sel.

  

Antony van leeuwenhoek menggunakan mikroskop sederhana untuk

  melihat benda hidup yang sangat kecil di dalam air rendaman jerami. Jean

  

baptiste de Lamarck, setiap makhluk hidup merupakan kumpulan sel

dan di dalam setiap sel bergerak bergerak cairan yang kompleks.

  Teori sel, yaitu sebagai berikut: Sel merupakan dasar penyusun makhluk hidup. Oleh karena itu, semua

   makhluk hidup tersusun atas sel. Sel merupakan dasar penyusun fungsional dari makhluk hidup.  Semua sel berasal dari sel melalui proses pembelahan sel.

   Osmosis adalah perpindahan pelarut air melalui membran selektif

  permeabel, dari konsentrasi zat pelarut yang tinggi ke konsentrasi pelarut yang rendah. Zat pelarut ini dapat masuk dan keluar melewati membran secara bebas. Namun, zat terlarut tidak dapat masuk melewati membran sel. Sebab, membran sel memiliki sifat semi permeabel atau selektif permeabel. Larutan dengan zat pelarut yang berkonsenstrasi tinggi tentu saja memiliki konsentrasi zat terlarut rendah. Larutan yang bersifat demikian disebut hipotonik (hipo artinya kurang). Kemudian, larutan dengan zat pelarut yang konsentrasinya rendah memiliki konsentrasi zat terlarut tinggi. Kondisi demikian dinamakan hipertonik (hiper berarti lebih). Sedangkan, zat pelarut dan zat terlarut dapat memiliki konsentrasi yang sama dalam satu larutan. Keadaan seperti ini disebut isotonik (iso berarti sama).

  B. Tujuan Untuk mempelajari tentang struktur organel-organel sel dan transport zat melewati membran, mengamati proses terjadinya difusi dan osmosis pada membran sel

  C. Rumusan masalah Bagaimana struktur organel-organel sel? Bagaimana proses osmosis terjadi pada membrane? Pengaruh osmosis pada membrane sel yang ditetesi air dan yang di rendam dalam air?

BAB II METODE PRATIKUM

  a. Waktu dan tempat Hari Pratikum : Kamis, 11 september 2014 Waktu : 90 menit s/d 120 menit

  b. Alat dan bahan ALAT

  Seperangkat Tissu atau Mista

  Pisau/ silet Gelas ukur peralatan Pipet tetes serbet r mikroskop bahan

  Air mineral / Bawang Gabus Ketela

  Kentang Hydrogel cairan metilen Merah Pohon blue

  c. Langkah percobaan

  Pengamatan sel bawang a. Irislah bawang merah secara secara vertikal.

  b. Dengan kuku, ambillah selapis tipis lapisan epidermis sebelah dalam.

  c. Letakkan lapisan epidermis tersebut pada kaca benda, kemudian tetesi dengan air.

  d. Setelah itu, tetesi sedikit air atau metilen blue dan tutup dengan kaca penutup.

  e. Bersihkan larutan yang berlebih dengan kertas tisu.

  f. Dengan mikroskop, amati preparat tersebut melalui pembesaran lensa lemah hingga pembesaran lensa kuat.

  Pengamatan sel Gabus

  o Ambilah sepotong gabus ketela pohon o Iris tipis gabus pohon ketela pohon yang telah dipotong. o Dengan kuku, ambillah selapis tipis lapisan gabus ketela pohon yang telah dipotong. o Letakkan lapisan membran tersebut pada kaca benda, kemudian tetesi dengan air. o Setelah itu, tetesi dengan sedikit air atau metilen blue menggunakan pipet tetes dan tutup dengan kaca penutup. o Bersihkan larutan yang berlebih dengan kertas tisu. o Dengan mikroskop, amati preparat tersebut melalui pembesaran lensa lemah hingga pembesaran lensa kuat. o Gambarlah hasil pengamatan.

  Pengamatan transpor zat pada kentang

  o Ambilah sebuah kentang, lalu kupas kulit kentang tersebut o Potong kecil kentang tersebut sesuai dengan ukuran yang disukai (ex: 1x1x1 cm) o Ambilah gelas ukur, lalu isilah dengan air sebanyak 40 ml o Lalu ambilah potongan dadu kentang yang telah dipersiapkan ke dalam gelas ukur o Pastikan potongan kentang dadu tersebut tenggelam didalam air o Rendam potongan kentang dadu tersebut selama 90 menit o Setelah direndam, angkat kentang tersebut dan ukur kembali ukurannya o Catatlah hasil penelitian dan pengamatan tersebut

  Pengamatan transpor zat pada hydrogel o Ambillah beberapa hydrogel, lalu ukurlah salah satu diameter dari hydrogel tersebut dengan menggunakan mistar (....mm) o Kemudian ambil gelas ukur, isi dengan sedikit air (ex:40 ml) o Lalu masuk dan rendamkanlah hydrogel tersebut selama 90 menit o Setelah direndam, angkat dan ambilah salah satu hydrogel tersebut lalu ukur diamternya dengan menggunakan mistar. o Catat hasil kesimpulan.

BAB III HASIL dan PEMBAHASAN Data hasil pengamatan pada bawang merah setelah ditetesi dengan air maka dapat disimpulkan memiliki bentuk sel bawang seperti gambar berikut. Data hasil pengamatan pada sel gabus setelah ditetesi air maka dapat disimpulkan memiliki bentuk sel gabus seperti gambar berikut. Data hasil pengamatan transpor zat melewati membran sel kentang, potongan

  dadu kentang mengalami osmosis ketika direndam ke dalam air selama 90 menit. Ukuran potongan dadu kentang sebelum osmosis : 3.0 cm x 0.4 cm x 0.5 cm Ukuran potongan dadu kentang setelah osmosis : 3.2 cm x 0.6 cm x 0.7 cm Data hasil pengamatan transpor zat melewati membran sel pada hydrogel, hydrogel mengalami osmosis ketika direndam kedalam air selama 90 menit. Ukuran diameter sebelum hydrogel mengalami osmosis : 3 mm

BAB IV PENUTUP

  a) Kesimpulan

  Osmosis adalah perpindahan pelarut air melalui membran selektif

  permeabel, dari konsentrasi zat pelarut yang tinggi ke konsentrasi pelarut yang rendah. Zat pelarut ini dapat masuk dan keluar melewati membran secara bebas. Namun, zat terlarut tidak dapat masuk melewati membran sel. Sebab, membran sel memiliki sifat semi permeabel atau selektif permeabel. Larutan dengan zat pelarut yang berkonsenstrasi tinggi tentu saja memiliki konsentrasi zat terlarut rendah. Larutan yang bersifat demikian disebut hipotonik (hipo artinya kurang). Kemudian, larutan dengan zat pelarut yang konsentrasinya rendah memiliki konsentrasi zat terlarut tinggi. Kondisi demikian dinamakan hipertonik (hiper berarti lebih). Sedangkan, zat pelarut dan zat terlarut dapat memiliki konsentrasi yang sama dalam satu larutan. Keadaan seperti ini disebut isotonik (iso berarti sama). Salah satu penyebab zat dapat bergerak secara osmosis adalah adanya perbedaan konsentrasi zat total. Akibat keadaan ini, molekul air yang berada pada larutan hipotonik dapat berpindah menuju larutan hipertonik. Namun, keadaan ini juga bisa berlangsung sebaliknya. Meskipun zat terlarut banyak terkandung pada larutan hipotonik, proses transpor zat akan tetap terjadi secara osmosis. Sementara itu, andaikan dua larutan bersifat isotonik, molekul air akan berpindah melalui membran dengan kelajuan sama.

  b) Saran Hendaknya untuk pratikum selanjutnya, diharapkan peralatan pratikum dimaksimalkan penggunaannya dan dapat memadai seluruh murid yang melaksanakan pratikum. Dan dalam penggunaan alat dan peralatan yang ada hendaknya digunakan hati-hati agar tidak terjadi cedera. Setelah percobaan dilakukan, rapikan dan bersihkan semua bahan dan peralatan seperti sedia kala.

  Perhatian:

  Berhati-hatilah saat menggunakan pisau atau cutter untuk  menghindari luka. Bersihkan kembali peralatan yang telah digunakan.

   Bersihkan kembali meja percobaan setelah selesai bekerja  Pastikan semua sampah bersih dari laboratorium.

   Gunakan masker, kacamata, dan baju laboratorium jika dibutuhkan  dan jika ada.

  Daftar Pustaka

  

Sri Widayati ; Meirina Arif P. ;Siti Nur Rochmah, BSE Biologi kelas XI. 2009. Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.