Majalah Keselamatan Kerja dan Hiperkes Volume XXXXVIII No. 4 Oktober
– Desember 2015
29
dimengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut. Menurut Katz dalam
Notoatmojo bahwa
perilaku dilatarbelakangi oleh kebutuhan individu
yang bersangkutan
yaitu perilaku
berfungsi
instrumental
, artinya dapat berfungsi dan memberikan pelayanan
terhadap kebutuhan. Seseorang dapat bertindak berperilaku positif terhadap
obyek demi pemenuhan kebutuhannya. Perilaku dapat berfungsi sebagai
defence mekanism
atau sebagai pertahanan diri dalam
menghadapi lingkunganya,
perilaku dan
tindakannya dapat
melindungi dari ancaman-ancaman luar. Fungsi selanjutnya sebagai penerima
obyek dan memberikan arti, dalam peranan tindakan seseorang senatiasa
menyesuiakan diri dengna lingkunganya. Pengambilan keputusan tersebut dapat
dilakukan spontan dan dalam waktu singkat dan perilaku berfungsi sebagai
nilai ekspresif dari diri seseorang dalam menjawab suatu situasi. Nilai ekspresif
ini berasal dari hati sanubari, oleh sebab itu perilaku merupakan tempat ungkapan
diri seseorang yang dapat terlihat dari luar.
Industri batik merupakan salah satu sektor usaha yang mengandung potensi
dan faktor
bahaya yang
dapat menyebabkan kecelakaan kerja maupun
penyakit akibat
kerja. Berdasarkan
survey awal dari 10 lokasi industri batik di Desa Pilang Sragen didapatkan
temuan tenaga kerja melakukan praktik tidak selamat saat bekerja, misalnya tidak
menggunakan alat pelindung diri saat bekerja dengan risiko tinggi, modifikasi
gas LPG untuk pengeringan yang sangat rawan terjadi ledakan akibat kebocoran
gas, dan adanya keluhan dari pekerja batik mengalami gangguan pernafasan
dan low back pain saat bekerja.
Metode Penelitian
Penelitian ini
adalah jenis
explanatory research
sedangkan metode yang digunakan adalah survey dengan
pendekatan
cross sectional
. Teknik sampling yang digunakan adalah
simple random sampling
sedangkan teknik pengumpulan data primer dilakukan
dengan metode wawancara menggunakan kuestioner yang telah disediakan oleh
peneliti dan peneliti juga melakukan observasi lapangan untuk mengamati
praktik keselamatan saat karyawan bekerja.
Analisa data
penelitian dilakukan dengan cara Sugiyono, 2005:
1. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk menggambarkan variabel penelitian
secara deskriptif dalam bentuk distribusi frekuensi
Majalah Keselamatan Kerja dan Hiperkes Volume XXXXVIII No. 4 Oktober
– Desember 2015
30
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel
penelitian dengan menggunakan uji chi
square dengan
tingkat kepercayaan 95.
3. Analisa Multivariat
Analisa multivariat dilakukan untuk mengetahui
kekuatan hubungan
antar beberapa variabel penelitian dengan
menggunakan regresi
logistic.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2015 dengan
sampel yang digunakan berjumlah 90 responden dari populasi 117 pekerja di 3
lokasi industri batik Desa Pilang Sragen yaitu batik H, Batik PL dan Batik I.
Jumlah pekerja batik dapat dilihat di tabel berikut :
Tabel 1. Distribusi Frekuensi jumlah pekerja batik di desa Pilang Sragen
No Lokasi
Jumlah pekerja
batikorang 1
Batik H 51
2 Batik I
40 3
Batik PL 26
Jumlah total pekerja batik 117
Jumlah sampel 90
Penelitian ini menggunakan uji univariat, bivariat dan multivariat yang hasilnya
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Umur
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur pada Pekerja Batik di
Desa Pilang Sragen Tahun 2015
Umur pekerja batik adalah lama hidup pekerja dalam satuan tahun yang
dihitung dari tahun kelahiran sampai dengan ulang tahun terakhir berdasarkan
Kartu Tanda Penduduk. Hurlock, 1980 Berdasarkan
hasil penelitian
menunjukkan bahwa presentase umur responden yang paling banyak dari umur
kurang dari 40 tahun sebesar 95,6. Hasil analisis bivariat menunjukkan
antara umur dengan praktik keselamatan kerja diperoleh hasil p value 0,041 yang
berarti lebih kecil dari 0,05, dengan demikian ada hubungan antara umur
dengan praktik
keselamatan kerja,
pekerja yang
berumur tua
lebih cenderung tingkat praktik keselamatan
kerja yang kurang disebabkan umur diatas 40 tahun tubuh sudah mengalami
berbagai perubahan
akibat proses
penuaan aging process yang secara
No Umur tahun
Frekuensi Presentase
1 Muda
≤ 40 86
95,6 2
Tua 40 4
4,4 Jumlah
90 100
Majalah Keselamatan Kerja dan Hiperkes Volume XXXXVIII No. 4 Oktober
– Desember 2015
31
alami terjadi maupun diperberat akibat penyakit
yang pernah
diderita. Kemampuan fisiologis menurun secara
bermakna pada umur 44 tahun, sehingga kemampuan untuk mengantisipasi beban
kerja fisik maupun mental berkurang Hartati, 2005. Pekerja batik dengan
kategori umur
muda mempunyai
semangat kerja tinggi khususnya dalam hal keselamatan, hal ini bisa diketahui
dengan peneliti melihat sebagian besar responden
menegur kepada
rekan kerjanya
apabila kedapatan
tidak berperilaku
aman saat
bekerja. Berdasarkan hasil analisa multivariat
diperoleh hasil variabel umur responden tidak dominan dengan nilai Exp. B
sebesar 1,000 dan tidak menunjukkan nilai signifikasi dengan nilai p value
1,000 karena lebih besar dari nilai α 0,05 yang berarti umur responden tidak
menunjukkan pengaruh terhadap praktik keselamatan kerja.
2. Tingkat pendidikan