Tingkat pendidikan Masa kerja

Majalah Keselamatan Kerja dan Hiperkes Volume XXXXVIII No. 4 Oktober – Desember 2015 31 alami terjadi maupun diperberat akibat penyakit yang pernah diderita. Kemampuan fisiologis menurun secara bermakna pada umur 44 tahun, sehingga kemampuan untuk mengantisipasi beban kerja fisik maupun mental berkurang Hartati, 2005. Pekerja batik dengan kategori umur muda mempunyai semangat kerja tinggi khususnya dalam hal keselamatan, hal ini bisa diketahui dengan peneliti melihat sebagian besar responden menegur kepada rekan kerjanya apabila kedapatan tidak berperilaku aman saat bekerja. Berdasarkan hasil analisa multivariat diperoleh hasil variabel umur responden tidak dominan dengan nilai Exp. B sebesar 1,000 dan tidak menunjukkan nilai signifikasi dengan nilai p value 1,000 karena lebih besar dari nilai α 0,05 yang berarti umur responden tidak menunjukkan pengaruh terhadap praktik keselamatan kerja.

2. Tingkat pendidikan

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan pada Pekerja Batik di Desa Pilang Sragen Tahun 2015 Tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah dijalani oleh responden.kementerian pendidikan RI, 2015. Hasil uji analisis bivariat dengan uji chi square menunjukkan antara tingkat pendidikan dengan praktik keselamatan kerja tidak terdapat hubungan, dengan p value 0,051 yang berarti lebih besar dari α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan seseorang tidak berpengaruh terhadap baiknya praktik keselamatan kerja.

3. Masa kerja

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja pada Pekerja Batik di Desa Pilang Sragen Tahun 2015 Lama kerja merupakan lama tenaga kerja yang bekerja dari pertama kali masuk hingga sekarang.Hurlock, 1980. Hasil uji analisis bivariat dengan uji chi square menunjukkan antara masa kerja dengan praktik keselamatan kerja terdapat hubungan, dengan p value 0,0001 yang berarti lebih kecil dari α 0,05. No Masa Kerjatahun Frekuensi Presentase 1 Baru = 1 36 40 2 Lama 1 54 60 Jumlah 90 100 No Pendidikan Frek Presentase 1 Rendah 90 100 2 Tinggi Jumlah 90 100 Majalah Keselamatan Kerja dan Hiperkes Volume XXXXVIII No. 4 Oktober – Desember 2015 32 Hal ini menunjukkan bahwa masa kerja seseorang berpengaruh terhadap baiknya praktik keselamatan kerja. Masa kerja berperan dalam menentukan dosis pajanan ditempat kerja dan tentunya dapat mempengaruhi berat ringannya tingkat kelelahan dan pada akhirnya mempengaruhi praktik keselamatan kerja, masa kerja juga mempengaruhi performance seseorang terutama dalam hal general performance kerjanya. Secara teori masa kerja berperan mempunyai pengaruh terhadap praktik keselamatan kerja seseorang. Ini sedikit berbeda dengan kaitan pajanan biologis, kimia dan fisika dimana dengan semakin lama masa kerja, maka dimungkinkan semakin terakumulasi pajanan yang didapatkan. Praktik keselamatan kerja terkait dengan performa umum general work performance dimana dipengaruhi oleh masa kerja. Semakin lama masa kerja dengan pola kerja shift yang rutin, maka pekerja akan semakin beradaptasi dengan pola kerjanya. Demikian pula dengan praktik keselamatan kerja, semakin beradaptasi maka semakin biasa dan tidak mengalami penurunan atau gangguan praktik keselamatan kerja. General performance ini dicerminkan dengan kemampuan umum pekerja untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaannya sehari- hari dengan hasil sesuai yang diharapkan dalam suatu kurun waktu tertentu tanpa upaya tambahan apapun dari pekerja . Hal ini berbeda dengan pajanan atau exposure terhadap faktor resiko kesehatan. Praktik keselamatan kerja bisa lebih dikaitkan dengan performance kerjanya proses adaptasi ini juga terkait dengan “proses learning by doing” sehingga masa kerja semakin lama maka akan semakin beradaptasi. Berdasarkan hasil analisa multivariat diperoleh hasil variabel umur responden tidak dominan dengan nilai Exp. B sebesar 1,000 dan tidak menunjukkan nilai signifikasi dengan nilai p value 1,000 karena lebih besar dari nilai α 0,05 yang berarti masa kerja responden tidak menunjukkan pengaruh terhadap praktik keselamatan kerja.

4. Status training