STUDI ANALISIS SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI KECAMATAN GUNUNG SUGIH

(1)

ABSTRAK

STUDI ANALISIS SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP HASIL BELAJAR

PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI KECAMATAN GUNUNG SUGIH

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh Rizki Setyawati

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Keadaan Sarana dan

Prasarana Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah

Tahun 2012.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2012 yang terdiri dari 4 Sekolah Menengah Pertama Negeri. Sampel yang dipakai atau digunakan dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri Kecamatan Gunung Sugih

Kabupaten Lampung TengahTahun 2012 sebanyak 109 siswa. Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi, observasi, angket yang berupa kuisioner.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar pendidikan jasmani (Y), sedangkan variabel bebasnya adalah Sarana Prasarana Pendidikan Jasmani (X). Data hasil belajar pendidikan jasmani diperoleh dari nilai hasil ujian semester, sedangkan data Sarana Prasarana Pendidikan Jasmani diperoleh dari angket.

Dari hasil penelitian bahwa terdapat hubungan antara Keadaan Sarana Prasarana Pendidikan Jasmani dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani.

Dengan demikian, semakin baik Sarana Prasarana Pendidikan Jasmani dan maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa.


(2)

STUDI ANALISIS SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP HASIL BELAJAR

PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI KECAMATAN GUNUNG SUGIH

TAHUN AJARAN 2011/2012

(skripsi)

OLEH

RIZKI SETYAWATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

STUDI ANALISIS SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP HASIL BELAJAR

PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI KECAMATAN GUNUNG SUGIH

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh

Rizki Setyawati

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2012


(4)

Judul Skripsi : STUDI ANALISIS SARANA PRASARANA PEMBELAJARANPENDIDIKAN JASMANI TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN

JASMANI DI SMP NEGERI KECAMATAN GUNUNG SUGIH

Nama Mahasiswa : Rizki Setyawati Nomor Pokok Mahasiswa : 0713051017

Jurusan / Program Studi : Ilmu Pendidikan / Pendidikan Jasmani Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Frans Nurseto, M.Psi Drs. Ade Jubaidi, M.Pd NIP. 196309261989011001 NIP. 195812101987121001

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin, M.Pd. NIP. 19510507 198103 1 002


(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Frans Nurseto, M.Psi ………. Sekertaris : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd ... Penguji

Bukan pembimbing : Drs. Wiyono, M.Pd ...

2. Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M,Si Nip. 19600315 198503 1 003


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gunung Sugih pada Tanggal 07 Juli 1989 dari pasangan Bapak Subardi dan Ibu Pudji Astuti. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara

Penulis menyelesaikan studi tingkat Sekolah Dasar di SD Negeri 3 Terbanggi Besar pada tahun 2001, tingkat SLTP di SMP Negeri 4 Gunung Sugih, pada tahun 2004, tingkat SMA di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar pada tahun 2007. Penulis diterima di Universitas Lampung, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Ilmu Pendidikan, Program Studi

Pendidikan Jasmani pada tahun 2007 melalui jalur penelusuran kemampuan akademik dan bakat (PKAB).


(7)

Motto

Sesungguhnya Allah Beserta Orang-orang yang sabar

(Q.S Albaqarah : 153)

Kesuksesan tidak datang dari kecerdasan berfikir atau kejeniusan semata, tetapi

kesuksesan lebih ditentukan oleh, keuletan, latihan dan kerja keras.

(By : Rizki )


(8)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kuucapakan kehadirat

Allah SWT

atas semua anugerah yang telah diberikan kepadaku

Karya ini kupersembahkan kepada Ayahanda Subardi dan Ibundaku Pudji Astuti tercinta

Yang telah memberikan kasih sayang dan dukungan yang

begitu besar sampai sepanjang masa...

Untuk mas joko, mb win, mb arum dan kedua ponakan ku evelyne dan bima, Aaku dede

kurnia, seluruh keluarga besarku, serta teman-temanku yang juga telah memberikan

Motivasi dan dukungan yang begitu besar...

Terimakasih atas segala kasih sayang dan perhatian kalian

Sehingga membuat aku semakin dewasa, kuat dalam menjalani hidup

serta bertanggung jawab...


(9)

SANWACANA

Segala puji dan syukur kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan

hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Study Analisis Tentang Sarana Prasarana Pembelajaran Pendidikan Jasmani Terhadap Hasil Belajar

Pendidikan Jasmani di SMP Negeri Se-Kecamatan Gunung Sugih”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs. Frans Nurseto, M.Psi, selaku Dosen Pembimbing pertama yang telah

memberikan banyak pengarahan, ilmu dan bimbingan kepada penulis. Terima kasih atas bimbingan, saran, serta nasehat dalam penulisan skripsi.

2. Bapak Drs. Ade Jubaidi, M.Pd, selaku dosen pembimbing kedua, Terima kasih atas bimbingan, saran, serta nasehat dalam penulisan skripsi.

3. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd, selaku Pembahas, Dosen Pembimbing Akademik, dan ketua program studi pendidikan jasmani Unila yang telah banyak memberikan pengarahan, ilmu dan bimbingan kepada penulis. Terima kasihatas bimbingan, nasehat dan saran demi perbaikan skripsi.

4. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.


(10)

6. Ibu Dra. Sasmiati, M.Hum, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Pendidikan dan segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.

7. Kepala SMP Negeri Kecamatan Gunung Sugih, Siswa-siswi, serta para dewan guru yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

8. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Jasmani yang telah membantu dalam proses

perkuliahan, pembimbingan, pembinaan, dan segala ilmu yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu di staf Tata Usaha FKIP Unila yang telah membantu proses terselesaikannya skripsi ini.

10. Ayahanda Subardi dan Ibunda Pudji Astuti tercinta, yang senantiasa dengan kesabaran telah membesarkan, mendidik, memberikan motivasi, doa dan kasih sayang, serta telah menjaga dengan segenap jiwa dan raga.

11. Kakak-kakak ku, mas Joko, mbak Win dan mbak Arum yang telah memberikan

dukungan, motivasi, nasehat, do’a serta kasih sayang.

12. Keponakan-keponakanku tercinta Evelyne dan Bima meskipun kalian nakal, semoga kelak kalian menjadi anak yang berguna bagi orang tua kalian.

13. Buat aa’ Dede Kurnia yang telah memberikan dukungan, motivasi, nasehat, doa ,dan kasih sayang, serta senantiasa selalu sabar menanti keberhasilanku

14. Sahabat-sahabatku tercintai Badai, Rere, Bela, Pintoko, Ocon, Yandri, Redie, dan mbak Tri serta teman-teman angkatan 2007 yang tidak bisa di sebutkan satu persatu.

Terimakasih atas dukungan dan semangat yang kalian berikan.

15. Teman-teman di Asrama Handayani dan Pondok Ina Putri, mega, mpok, mb indah, mb sinta, mb poe, melda, dan pipi yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis, terimakasih atas dukungan dan semangat yang kalian berikan.


(11)

16. Buat sahabat ku diah arum prihatin makasie buat bantuannya selama ini maaf sering merepotkan mu.

17. Anak-anak teknik mesin 2007, Irul, Rian dan Acep. Terima kasih atas dukungan dan semangat yang kalian berikan.

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu hingga terselesainya penulisan laporan ini.

Semoga ALLAH SWT melimpahkan balasan atas kebaikan dan perhatian yang diberikan kepada penulis, serta semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat. Amin…

Bandar lampung, 2012

Penulis


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ……….. i

RIWAYAT HIDUP ………. ii

MOTTO ……… iii

PERSEMBAHAN ……… iv

SANWACANA ……… v

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 10

1. Sarana Prasarana Pendidikan Jasmani ... 10

a. Pengertian Sarana Pendidikan Jasmani ... 10

b. Pengertian Prasarana Pendidikan Jasmani ... 13

c. Fasilitas pendidikan jasmani untuk sekolah ... 16

d. Kelemahan pembelajaran menggunakan sarana prasarana standart ……… 17


(13)

2. Hasil Belajar Pembelajaran ... 21

a. Pengertian belajar pembelajaran ... 21

b. Prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran ... 22

c. Tujuan belajar dan pemberajaran ... 23

d. hasil belajar ……….………. 24 3. Pendidikan Jasmani ... 25

a. Pengertian Pendidikan ... 25

b. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 25

c. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 27

d. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ……….. 27

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pikir ... 29

B. Metode Penelitian ... 30

C. Desain Penelitian ... 30

D. Devinisi Operasional Variabel ... 31

E. Populasi dan Sampel ... 32

F. Instrument Penelitian ... 32

G. Teknik Pengumpulan data ………... 34

H. Analisis Data ………... 35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi tempat penelitian ... 37

B. Hasil penelitian ... 37


(14)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 61 B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ………. 63


(15)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian intergral dari pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan bertujuan untuk

mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani. Menurut Adang Suherman (1999/2000) bahwa, ”Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang memberi kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan

anak secara menyeluruh”.

Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang menggunakan aktivtas jasmani sebagai media utama mencapai tujuan pembelajaran, adapun aktivitas utamanya adalah cabang-cabang olahraga.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan yang sangat penting di antaranya memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar yang diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan

pengembangan psikis yang lebih baik dan sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.

Kebugaran jasmani merupakan salah satu unsur untuk meningkatkan

kualitas manusia, pendidikan jasmani adalah pendidikan yang menggunakan jasmani sebagai titik pangkal mendidik anak dan anak dipandang sebagai satu kesatuan jiwa


(16)

raga. Dengan demikian tujuan pendidikan jasmani disekolah identik dengan tujuan pendidikan.

Dari uraian di atas diharapkan dapat tercapai tujuan pendidikan jasmani. Olahraga merupakan suatu bentuk pendidikan individu dan masyarakat yang mengutamakan peningkatan dan pemanfaatan fisik manusia. Olahraga adalah salah satu cara belajar mengenai dunia sekelilingnya dan diri sendiri oleh karena itu olahraga merupakan bagian integral dari pendidikan yang dapat memberikan sumbangan yang berharga bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia seutuhnya yang berlangsung seumur hidup. Mengingat pentingnya jasmani yang kuat agar dapat melaksanakan tugas

sehari-hari maka pendidikan jasmani menjadi kunci bagi peningkatan kemampuan jasmani disekolah. Mutu, kesuksesan dan keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani sangat dipengaruhi unsur-unsur antara lain: guru sebagai unsur utama, siswa, kurikulum, tujuan, metode, sarana dan prasarana, penilaian, dan suasana kelas. Pendidikan jasmani disekolah juga memiliki peranan penting diantaranya: memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani. Agar pembelajaran pendidikan jasmani efekif diperlukan sarana dan prasarana yang sesuai dengan materi pembelajaran, apalagi untuk mencapai keberhasilan pembelajaran semakin menuntut kondisi, mutu, keadaan dan jumlah sarana dan

prasarana yang memadai.

Kelancaran pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

tidak terlepas dari ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. Adanya sarana dan prasarana yang memadai akan mencerminkan kualitas pendidikan,

sehingga tujuan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan akan tercapai dengan baik. Namun sebaliknya, sarana dan prasarana yang kurang memadai akan berdampak pada rendahnya kualitas pendidikan, bahkan kurikulum tidak akan berjalan. Soekatamsi dan


(17)

Srihati Waryati (1996:10) berpendapat. ”Olahraga di sekolah harus diusahakan agar diperlukan sama dengan hal-hal lain dalam kurikulum, dan harus disediakan bangsal dan lapangan olahraga dengan jumlah dan luas yang cukup sehingga memungkinkan

pelaksanaan program olahraga dapat dilakukan dengan penuh oleh setiap murid. Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penunjang untuk

mencapai hasil belajar yang optimal.

Dalam pengajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sarana dan prasarana yang memadai sangat penting untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan besar sekali manfaatnya bagi guru dan siswa, sehingga pembelajaran dapat berjalan lancar serta tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Namun sebaliknya sarana dan prasarana yeng tidak lengkap atau tidak sesuai dengan kurikulum akan menyulitkan Guru dan siswa sehingga materi tidak dapat disampaikan pada siswa dan tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai.

Di dalam proses belajar mengajar sarana dan prasarana pendidikan ke

beradaanya sangat diperlukan. Pencapian tujuan pendidikan sangat tergantung dari sarana dan prasarana pendidiknya. Tujuan pendidikan akan berjalan lancar jika di dukung dengan sarana dan prasarana yang cukup dan memadai baik dari kualitas maupun kuantitas. Berkaitan dengan sarana dan prasarana penelitan ini akan mengkaji kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang ada di SMP Negeri Kecamatan Gunung Sugih.

Berdasarkan kenyataannya bahwa masih banyak anggapan di sekolah-sekolah bahwa prasarana dan sarana pendidikan jasmani dianggap kurang penting dibandingkan dengan prasarana dan sarana pelajaran lainnya seperti pelajaran


(18)

Kimia, Biologi, IPA, Matematika, sehingga tidak jarang prasarana dan sarana pendidikan jasmani di sekolah-sekolah di kesampingkan. Jika prasarana dan

sarana pendidikan jasmani di sekolah dikesampingkan, maka pembelajaran tidak dapat berjalan. Di samping itu juga, kualitas dan kondisi prasarana dan sarana pendidikan jasmani yang kurang atau tidak ideal serta tidak layak masih digunakan dalam

pembelajaran, sehingga akan mempengaruhi guru pendidikan jasmani dalam mengajar dan keahlian yang dimilikinya. Peralatan olahraga yang tidak layak pakai justru menjadi masalah bagi guru dalam mengajar, bahkan dapat membahayakan siswa. Tetapi

sebaliknya, jika jenis, jumlah, kualitas dan kondisi sarana dan prasarana pendidikan jasmani lengkap dan memenuhi syarat akan membantu guru pendidikan jasmani dalam membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam pelajaran pendidikan jasmani, sehingga membantu keberhasilan tujuan pendidikan.

Melengkapi jenis, jumlah dan kondisi sarana dan prasarana pendidikan jasmani adalah sangat penting. Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan

jasmani yang ideal sangat menunjang terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Peralatan yang kurang lengkap menyebabkan Melengkapi jenis, jumlah dan kondisi prasarana dan sarana pendidikan

kerugian pada materi pelajaran, waktu serta tenaga dalam proses belajar mengajar. Peralatan olahraga yang tidak lengkap juga menimbulkan kurangnya interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah, sehingga mengakibatkan prestasi belajar pendidikan jasmani akan turun, berdampak pada penurunan tingkat kebugaran jasmani siswa yang pada akhirnya akan mempengaruhi pencapaian hasil belajar secara keseluruhan.

Kondisi sarana dan prasarana pendidikan sangat penting. Penyediaan


(19)

terhadap pelaksanaan proses balajar mengajar pendidikan jasmani. Peralatan olahraga yang tidak lengkap juga menimbulkan kurangnya interaksi antara guru dengan peserta didik dalam proses belajar mengajar di sekolah, sehingga hasil belajar pendidikan jasmani akan menurun.

Permasalah-permasalahan yang telah dikemukakan di atas yang melatar

belakangi judul penelitian “Studi analisis tentang Sarana dan Prasarana pembelajaran pendidikan jasmani terhadap hasil belajar Pendidikan Jasmani di SMP Negeri

Kecamatan Gunung Sugih”. B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut. 1. Kurangnya penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di

SMP Negeri Kecamatan Gunung Sugih.

2. Rendahnya nilai pendidikan jasmani siswa yang ada di SMP Negeri Kecamatan Gunung Sugih.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, terdapat beberapa masalah yang berhubungan dengan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani, untuk mendapatkan gambaran yang lebih rinci mengenai ruang lingkup penelitian, maka dalam penelitian ini dibatasi pada study analisis tentang Sarana dan Prasarana pembelajaran pendidikan jasmani terhadap hasil belajar pendidikan jasmani di SMP Negeri Kecamatan Gunung Sugih.


(20)

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah keadaan Sarana dan Prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri Kecamatan Gunung Sugih?

2. Bagaimanakah hasil belajar pendidikan jasmani di SMP Negeri Kecamatan Gunung Sugih?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah

1. Untuk mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani yang ada di SMP Negeri Kecamatan Gunung Sugih.

2. Untuk mengetahui nilai pendidikan jasmani yang ada di SMP Negeri Kecamatan Gunung Sugih.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Bagi mahasiswa

Memberikan sumbangan pemikiran pengetahuan bagi mahasiswa khususnya dalam bidang sarana dan prasarana olahraga yang berhubungan dengan pembelajaran jasmani di SMP Negeri Kecamatan Gunung Sugih.

2. Bagi SMP Negeri Kecamatan Gunung Sugih

Bagi SMP Negeri Kecamatan Gunung Sugih penelitian ini dapat menjadi gambaran tentang sarana dan prasarana yang ada di SMP Negeri Kecamatan Gunung Sugih yang kemungkinan dapat mempengaruhi prestasi siswa khususnya dalam menguasai


(21)

keterampilan dalam berolahraga. 3. Bagi guru olahraga

Memberikan pengetahuan bahwa pentingnya sarana prasarana pembelajaran pendidikan jasmani terhadap hasil belajarnya.

4. Bagi Dinas Pendidikan

Bagi dinas pendidikan yang ada di Gunung Sugih sebaiknya lebih memperhatikan sarana prasarana pembelajaran yang ada di Kecamatan Gunung Sugih agar hasil belajarnya lebih meningkat.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Kecamatan Gunung Sugih yang berjudul

“Study analisis tentang sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani yang ada


(22)

I. TINJAUAN PUSTAKA

1. Sarana Prasarana a. Pengertian Sarana

Menurut Soepartono (2000:6) sarana olahraga adalah terjemahan dari facilities, yaitu sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani, mudah dipindah, bahkan dibawa oleh pelaku atau siswa. Contoh alat yang digunakan dalam pembelajaran jasmani yaitu: bola, raket, pemukul, net, lembing, dan sebagainya.

Sarana pendidikan jasmani merupakan peralatan yang sangat membantu

Dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Sarana pendididkan jasmani pada dasarnya merupakan segala sesuatu yang sifatnya tidak permanen, dapat dibawa kemana-mana atau dipindahkan dari satu tempat ketempat lain. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (2001: 999) dijelaskan, “Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai

sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan”.

Menurut Ratal Wirjasantoso (1984: 157) alat-alat olahraga biasanya

dipakai dalam waktu relatif pendek misalnya: bola, raket, jarring, pemukul bola kasti, dan sebagainya. Alat-alat olahraga biasanya tidak dapat bertahan dalam waktu yang lama, alat akan rusak apabila sering di pakai dalan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani, agar alat dapat bertahan lama harus dirawat dengan baik.

Sarana maupun alat merupakan benda yang dibutuhkan dalam pembelajaran olahraga, dan alat tersebut sangat mudah dibawa sehingga sarana atau alat tersebut sangat praktis dalam pelaksanaan pembelajaran. Alat olahraga merupakan hal yang mutlak


(23)

harus dimiliki oleh sekolah, tanpa ditunjang dengan hal ini pembelajaran pendidikan jasmani tidak akan dapat berjalan dengan baik.

Soepartono (1999/2000) menyatakan istilah sarana olahraga adalah

terjemahan dari fasilitas yaitu sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkandalam pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan jasmani. Selanjutnya sarana juga dapat diartikan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani mudah dipindah bahkan mudah dibawa oleh pemakai. Sedangkan sarana olahraga dapat dibedakan menjadi:

1. Peralatan ialah sesuatu yang digunakan. Contoh: peti loncat, palang tunggal, palang sejajar, dan lain sebagainya.

2. Perlengkapan ialah:

a. Semua yang melengkapi kebutuhan prasarana. Misalnya: net, bendera untuk tanda, garis batas.

b. Sesuatu yang dapat dimainkan atau dimanipulasi dengan tangan atau kaki. Misalnya: bola, raket, pemukul.

Sedang menurut Sukintaka yang dimaksud alat adalah alat-alat olahraga adalah “ alat yang digunakan dalam olahraga, misalnya bola untuk bermain basket, voli, sepak bola.

Menurut Agus S. S (2004:4), sarana adalah sesuatu yang diperlukandalam pembelajaran pendidikan jasmani, sehingga sangat penting dalam memberikan motivasi peserta didik untuk selalu bergerak aktif, sehingga tujuan aktivitas pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Perlu diperhatikan bahwa ada hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan di lapangan atau ruang bagi anak, yaitu


(24)

(sudah goyang) b. lantai yang licin;

c. ventilasi dan suhu ruangan yang tidak nyaman; d. saluran air bersih yang tidak berfungsi;

e. saluran air kotor yang macet;

f. reruntuhan atau sisa-sisa peralatan yang tidak terpakai yang berserakan dilantai ruang senam atau di lapangan;

g. halaman atau lantai yang tidak rata, reruntuhan yang tersembunyi;

h. lubang-lubang di lapangan, permukaan lantai ruangan yang terbuat dari kayu yang sudah rusak;

i. lapangan olahraga yang terlalu dekat dengan tempat rekreasi; j. suasana lalu lintas yang tidak nyaman.

Dari beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa sarana adalah sarana pendidikan jasmani merupakan perlengkapan

yang mendukung kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani yang sifatnya dinamis dapat berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. b. Pengertian Prasarana

Menurut Agus S. Suryobroto (2004:16-18) prasarana adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, mudah dipindah (bisa semi permanen). Contoh: matras, peti lompat, meja tenis meja, dll.

Perkakas biasanya tidak dipindahkan agar tidak mudah rusak, kecuali kalau tempatnya terbatas, sehingga harus bongkar pasang. Prasarana dalam pembelajaran pendidikan jasmani juga bisa bersifat permanen atau tidak bisa dipindah. Contoh: lapangan (sepak


(25)

bola, voli, basket, hoki, dll). Jadi prasarana dalam pembelajaran jasmani akan mempermudah berlangsungnya proses pembelajaran. Persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam memilih sarana dan prasarana yaitu sebagai berikut. a. Aman

Unsur keamanan merupakan unsur yang paling pokok dalam pembelajaran pendidikan jasmani, artinya keamanan merupakan prioritas utama sebelum unsur yang lain. Lapangan harus terhindar dari unsur bahaya, misalnya: licin, ada benda runcing (batu tajam, pecahan kaca, paku, dan sebagainya).

b. Mudah dan murah

Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani agar memenuhi persyaratan kemudahan dan kemurahan, maksudnya adalah sarana dan prasarana tersebut mudah didapat, disiapkan, diadakan, dan jika membeli tidaklah mahal harganya, namun juga tidak mudah rusak.

c. Menarik

Sarana dan prasarana yang baik jika menarik penggunaanya, artinya siswa senang dalam menggunakannya bukan sebaliknya. Jangan sampai dengan adanya sarana dan prasarana menjadikan siswa takut dalam melakukan aktivitas. Selain itu sebagai seorang guru penjas harus dapat menciptakan sarana dan prasarana yang menarik siswanya.

d. Memacu untuk bergerak

Dengan adanya sarana dan prasarana pendidikan jasmani, maka siswa akan terpacu untuk bergerak. Hal ini karena sarana dan prasarana tersebut merupakan tantangan


(26)

bagi siswa. Dengan demikian diharapkan dalam penggunaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani dapat memacu siswa untuk bergerak.

e. Sesuai dengan kebutuhan

Dalam penggunaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan siswa atau penggunanya.

f. Sesuai dengan tujuan

Sarana dan prasarana hendaknya sesuai dengan tujuannya, maksudnya jika sarana dan prasarana tersebut akan digunakan untuk mengukur kekuatan dan sesuai dengan tujuan kekuatan tersebut, yaitu harus berkaitan dengan berat. Jika sarana dan

prasarana digunakan untuk mengukur keseimbangan, maka terkait dengan lebar tumpuan dan tinggi tumpuan.

g. Tidak mudah rusak

Hendaknya sarana dan prasarana yang digunakan untuk pembelajaran pendidikan jasmani tidak mudah rusak, meskipun harganya murah. Artinya jangan sampai sarana pendidikan jasmani hanya dapat digunakan dalam satu atau dua kali pakai saja.

h. Sesuai dengan lingkungan

Sarana dan prasarana yang digunakan untuk pembelajaran pendidikan jasmani hendaknya disesuaikan dengan situasi lingkungan sekolah.

Soepartono (2000: 5) menambahkan bahwa prasarana berarti segala sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha atau pembangunan). Dalam olahraga prasarana didefinisikan sebagai sesuatu yang mempermudah atau memperlancar tugas dan memiliki sifat yang relatif permanen. Prasarana pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat permanen. Kelangsungan proses belajar mengajar pendidikan jasmani tidak terlepas dari tersedianya prasarana yang baik dan


(27)

memadai. Prasarana yang baik dan memadai maka proses pembelajaran pendidikan jasmani dapat berjalan dengan baik. Menurut Depdiknas dalam Kamus Besar Bahasa Iandonesia (2001: 893) bahwa, “prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses usaha, pembangunan proyek dan lain

sebagainya”.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa prasarana olahraga adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dalam melakukan olahraga yang sifatnya semi permanen (bisa dipindahkan tetapi sulit atau berat), bisa juga permanen (tidak bisa dipindahkan). Keberadaan sarana dan prasarana sangat

mempengaruhi cepat lambatnya siswa dalam menguasai pembelajaran. Tanpa sarana dan prasarana kegiatan pembelajaran tidak akan berjalan dengan optimal.

2. Fasilitas Pendidikan Jasmani Untuk Sekolah

Fasilitas olahraga di sekolah merupakan masalah di negara Indonesia. Ditinjau dari kuantitasnya masih sangat terbatas dan tidak merata dan masih terlalu jauh dari batas ideal minimal atau standart minimal. Untuk menuju

pendidikan yang berkualitas, maka fasilitas olahraga harus dipenuhi. Adapun yang dimaksud dengan fasilitas menurut hasil Loka Karya Fasilitas Olahraga (1979: 18)

dijelaskan bahwa, “Fasilitas olahraga adalah semua lapangan dan bangunan beserta perlengkapannya. Dalam hal ini fasilitas tersebut, macam dan jenisnya dapat berupa lapangan terbuka/luar, lapangan tertutup, kolam renang dan perlengkapan fasilitas

olahraga”.


(28)

lapangan atau bangunan yang disertai dengan perlengkapan olahraga. Sebagai contoh fasilitas sepakbola berupa lapangan sepakbola yang dilengkapi seperti gawang, jala, bendera, bola dan lain sebagainya.

Keberadaan fasilitas dalam pendidikan jasmani sangat penting, bahkan tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Ketersediaan fasilitas olahraga yang ideal sesuai dengan standart, maka

pembelajaran pendidikan jasmani akan berjalan lancar sesuai dengan kurikulum. Namun sebaliknya, fasilitas yang tidak sesuai maka pembelajaran tidak dapat berjalan

sebagaimana mestinya, sehingga pembelajaran tidak sesuai dengan kurikulum. Fasilitas adalah sarana untuk melancarkan fungsi atau kemudahan.

Fasilitas secara umum adalah fasilitas yang disediakan untuk kepentingan umum seperti: jalan raya,alat penerangan, dan lain-lainnya.Fasilitas olahraga di sekolah masih

merupakan masalah di negara indonesia. Ditinjau dari kuantitasnya masih sangat terbatas dan tidak merata. Masih terlalu jauh dari batas ideal minimal atau standard minimal. 1. Kelemahan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Menggunakan Sarana Prasarana

Stndart

a. Banyak Sekolah Tidak Mempunyai Lapangan

Seharusnya tiap sekolah mempunyai satu lapangan sepak bola, baru hamper semua cabang olahraga yang ada di kurikulum dapat dilaksanakan. Hanya bulutangkis, karena tidak boleh ada angin, harus didalam gedung dan lapangan basket harus dilapangan khusus. Yang lain bola voli, dapat mendirikan net lapangan, senam bisa mengeluarkan matras kelapangan, bola tangan juga dapat dan semua nomer atletik dapat pula dilaksanakan dilapangan bola.


(29)

sepakbola. Kebanyakan hanya memiliki halaman yang tidak begitu luas. Karena masih ada guru yang mengajar dengan peralatan dan ukuran yang sebenarnya, maka banyak materi pendidikan jasmani yang mulai kelas 1 sampai 3 SMP tidak diajarkan. Misalnya halaman sekolah hanya berukuran 1x25 m, cukup untuk satu lapangan voli dan senam saja. Padahal dalam kurikulum seharusnya, satu cawu hanya dua kali pelajaran voli. Dalam kondisi seperti ini yang pasti tidak dapat dilaksanakan dan tidak pernah diajarkan adalah semua nomor atletik.

b. Kurang Memberikan Kebebasan Murid

Pendidikan jasmani dengan aturan cabang olahraga yang sebenarnya kurang

memberikan kebebasan pada murid. Karena ketrampilan murid belum baik dan harus menggunakan alat ( missal bola ) ukuran orang dewasa, membuat suasana

pembelajaran kaku dan tidak lancar. Pada waktu bermain murid tidak dapat bebas bergerak karena terikat oleh peraturan permainan.

Seharusnya guru jangan menggunakan alat dan lapangan ukuran sebenarnya. Apabila muridnya belum mampu, sebenarnya terbuka kesempatan bagi guru pendidikan jasmani untuk membuat sendiri peraturan dan alatnya sesuai dengan kebutuhan guru untuk menyampaikan bahan pelajaran.

c. Tidak Semua Murid Mampu Menggunakan Fasilitas Ukuran Standar. untuk praktek pendidikan jasmani tidak selalu mengguanakan secara keseluruhan lapangan standar sebab tidak semua murid mampu menggunakannya. Sebenarnya guru pendidikan jasmani tidak harus menuntut tersediannya peralatan untuk setiap cabang olahraga dengan ukuran yang sebenarnya. Dan untuk pengadaan peralatan tersebut lebih baik dibelikan bahan dan peralatan sederhana yang murah dan mungkin sebagian bisa dibuat sendiri oleh guru. Peralatan olahraga yang sebenarnya,


(30)

disamping harganya mahal juga belum tentu murid mampu menggunakannya. d. Tidak Sesuai Dengan Karakteristik Murid

Guru pendidikan jsmani seharusnya tidak mengajar tetapi membelajarkan. Artinya guru mengusahakan agar muridnya mau dan senang belajar. Oleh karena itu guru harus benar-benar memahami karakteristik muridnya. Murid SMP masih tergolong anak-anak yang masih menyukai aktifitas bermain dan lomba-lomba yang menyenangkan. Jadi jika fasilitasnya tidak sesuai dengan karakteristik murid, sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan atau kondisi murid. Lapangan bisa dipersempit, alat dan peraturan disederhanakan agar murid bisa melakukan aktifitas dengan senang. Modifikasi sebenarnya hanya istilah saja, modifikasi bukan model maupun metode tetapi mengacu pada berbagai ketrampilan mengajar yang di adaptasi secara tepat selama proses pengajaran. Modfikasi adalah model yang didesain dan disesuaikan dengan kondisi kelas yang menakankan pada kegembiraan dan pengayaan perbendaharaan gerak agar sukses dalam mengembangkan ketrampilan.

e. Tujuan Pendidikan Jasmani Sulit Dicapai

Menurut penelitian penelitian Cholik Muhtar, 1995 menyebutkan bahwa dengan menggunakan peralatan standart, waktu gerak efektif permurid rendah maka sulit untuk meningkatkan keugran jasmani maupun merangsang pertumbuhan. Begitu pula tujuan-tujuan pendidikan jasmani yang lain sulit untuk dicapai.

2. Pengembangan sarana prasarana yang ada disekolah

Peralatan olahraga yang sebenarnya ( ukuran standart ) justru sebagian besar tidak sesuai dengan karakteristik dan perkembangan siswa. Minimnya sarana prasarana olahraga yang tidak merata dan tidak sesuai dengan kondisi murid ini menuntut guru prndidikan jasmani


(31)

lebih kreatif. Guru harus bisa memodifikasi pembelajaran dengan memanfaatkan sarana prasaran seadanya di sekolah atau alat buatan guru sendiri dinamakan pengajaran dengan pendekatan modifikasi. Pendekatan modifikaasi adalah pendekatan yang didesain dan disesuaikan dengan kondisi kelas yang menekankan pada kegembiraan dan pengayaan perbendaharaan gerak agar sukses dalam mengembangkan ketrampilan. Oleh guru-guru yang masih menggunakan model pembelajaran tradisional, pembelajaran modifikasi dianggap tidak sesuai dengan kurikulum, karena mereka mengagnggap GBPP kurikiulum pendidikan jasmani adalah satu-satunya terjemahan dari kurikulum.

3. Belajar Dan Pembelajaran

a. Pengertian belajar dan pembelajaran

Menurut Burton (2001:28), belajar adalah suatu proses perubahan tingkat laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Dimana tingkah laku dalam arti luas ditimbulkan atau di ubah melalui praktek atau latihan.

Menurut Husdarta dan Saputra(2002:2), belajar dimaknai dengan proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antar individu dengan lingkungan. Tingkah laku itu mencakup aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pengetahuan sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa dapat di ukur penampilannya. Menurut Gagne dalam Widiastuti, belajar adalah suatu perubahan tingkah laku manusia atau kemampuan yang dapat diperlihara yang bukan berasal dari proses pertumbuhan.

Menurut pendapat Dimyati dan Mudjiono (1999:9), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang komplek. Hasil belajar berupa kemampuan, setelah belajar orang dapat memiliki pengetahuan, sikap, dan nilai. Jadi menurut pengertian


(32)

diatas berarti belajar merupakan seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulus (rangsangan) lingungan, melewati pengolahan, menjadi kapabilitas baru. b. Prinsip-Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

Banyak teori dan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan para ahli yang lainnya yang memiliki persamaan dan perbedaanan. Dimyati dan Mudjiono (1999:42-50), membagi prinsip-prinsip belajar dalam tujuh katagori, yaitu sebagai berikut.

1. Perhatian dan Motivasi.

Menurut Gagne dan Berli (1984:335), perhatian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar. Dari teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Sementara itu, motivasi juga mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Gagne dan Berli (1984:335), mengatakan motivasi adah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.

2. Keaktifan.

Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan tidak juga dilimpahkan oleh orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. 3. Keterlibatan Langsung atau Berpengalaman.

Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung dalam perbuatan dan tanggung jawab terhadap hasil belajarnya. 4. Pengulangan.

Di dalam prinsip belajar pengulangan memiliki peranan penting, karena mata pelajaran yang kita dapat perlu diadakan pengulangan-pengulangan supaya terjadi kesempurnaan dalam belajar. Oleh karena itu prinsip pengulangan masi relevan sebagai dasar pembelajaran dan dalam belajar masih tetap diperlukan


(33)

latihan-latihan atau pengulangan-pengulangan. 5. Tantangan.

Dalam situasi belajar siswa mengahadapi suatu tujuan yang ingin di capai tetapi selalu terdapat hambatan dengan mempelajari bahan ajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu. Agar pada anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan belajar harus memiliki tantangan. Tantangan yang di hadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.

6. Balikan atau Penguatan.

Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan pada stimulus (rangsangan) dan respon (reaksi).

7. Perbedaan Individu.

Perbedaan individu ini pengaruh dari hasil cara belajar siswa, karena perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran di sekolah. c. Tujuan Belajar Dan Pembelajaran

Belajar merupakan suatu proses internal yang kompleks, yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh ranah-ranah afektif dan psikomotor. Sehingga proses belajar yang mengaktualisasi (nyata) ranah-ranah tersebut tertuju pada bahan belajar. Menurut Sardiman (1994:27), secara umum tujuan belajar dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu (1) untuk mendapatkan pengetahuan; (2) penanaman konsep dan keterampilan; dan (3) pembentukan sikap.

d. Hasil Belajar


(34)

suatu hasil belajar. Menurut Dimyanti (1994:3), Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar. Diahiri dengan proses evaluasi hasil belajar,dari sisi siswa,hasil belajar merupakan brahirnya penggal dan puncak proses belajar sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pengajaran.

Menurut Ahmadi (1984:35), hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam suatu usaha dalam hal ini usaha belajar dalam perwujudan prestasi belajar siswa yang dapat dilihat pada nilai setiap mengikuti tes.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994:35), hasil belajar dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak penggiring. Dampak pengajaran adalah basil yang dapat diukur seperti tertuang dalam nilai raport dan angka dalam ijazah. Sedangkan dampak penggiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain yang merupakan transfer belajar.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang didapat dari pengajaran yang tertuang dalam bentuk angka dalam raport dan ijazah.

4. Pendidikan Jasmani a. Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional seperti yang tertera dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, berbagai hal yang menunjang sistem pendidikan perlu dikembangkan sebaik mungkin. Seperti yang tertuang pada UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan


(35)

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan.

Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan yang menunjang pembentukan manusia seutuhnya, dikembangkan melalui proses belajar dan pembelajaran.

Berbagai hambatan dalam proses belajar harus sejalan dan stabil agar kondisi belajar yang kondusif tercipta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai serta dapat mencapai hasil yang maksimal.

b. Pengertian Pendidikan Jasmani

Menurut Nixon dan Cozens (1963:51), pendidikan jasmani didefinisikan sebagai fase dari seluruh proses pendidikan yang berhubungan dengan aktifitas dan respon otot yang giat dan berkaitan perubahan yang di hasilkan individu dari respons tersebut. Menurut Dauer dan Pangrazi (1989:1), pendidikan jasmani merupakan fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, untuk pertumbuhan dan perkembangan secara utuh untuk tiap anak. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang melalui gerak dan harus dilaksanakan dengan cara-cara yang tepat agar memiliki makna bagi anak.

Menurut Bucher (1979), pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari suatu proses pendidikan secara keseluruhan, proses pendidikan fisik yang di pilih untuk meningkatkan kemampuan organic, neuromuskuler, interperatif, social dan emosional. Menurut Ateng (1993), bagian integral dari keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan organic, neuromuskuler,


(36)

interperatif dan emosional.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan yang di lakukan secara sadar, untuk mengolah tubuh dan untuk meningkatakan kemampuan organic, neuromuskuler, interperatif, social dan emosional.

c. Tujuan Pendidikan Jasmani

1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.

2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.

3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.

4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga

dan kesehatan.

5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.

6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.


(37)

1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya.

2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.

3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.

4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya.

5. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.

6. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung.

Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.


(38)

I. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metodologi penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi Margono (2009:9).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Suyatna (1978:27) mengatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu penyelidikan yang bertujuan untuk menggambarkan atau menunjukkan keadaan seseorang, lembaga atau masyarakat tertentu pada masa sekarang ini berdasarkan pada faktor-faktor yang nampak saja (surface factor) di dalam situasi yang diselidikinya.

Sumadi Suryabrata.(2002:18), mengatakan bahwa “metode deskriptif adalah suatu metode yang bertujuan untuk membuat pencandraan (deskriptif) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang semata-mata bertujuan untuk mengetahui keadaan objek atau peristiwa tanpa suatu maksud untuk mengambil kesimpulan-kesimpulan yang berlaku secara umum Menurut Sutrisno Hadi (1978:3), metode penelitian yang digunakan adalah survey dengan

menggunakan angket (kuesioner). Penelitian bertujuan untuk meneliti dan

mendapatkan informasi dari suatu gejala tertentu dan berusaha memberi gambaran tentang seberapa pentingnya sarana prasarana pembelajaran pendidikan jasmani


(39)

terhadap hasil belajar di SMP Negeri Kecamatan Gunung Sugih.

Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka rancangan kegiatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini digambarkan dalam skema berikut.

Keterangan :

X : Sarana Dan Prasarana Pendidikan Jasmani Y : Hasil Belajar Pendidikan Jasmani

C. Kerangka Pikir

Sarana dan prasarana olahraga merupakan segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya dan memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan. Sarana dan prasarana dalam dunia pendidikan berarti segala sesuatu yang bersifat fisik maupun material, yang dapat memudahkan terselenggaranya dalam proses belajar mengajar, misalnya dengan tersedianya tempat perlengkapan belajar di kelas, alat-alat peraga pengajaran, buku pelajaran, perpustakaan, berbagai perlengkapan praktikum loboratorium dan segala sesuatu yang menunjang terlaksananya proses belajar mengajar.

Sarana dan prasarana dalam pendidikan jasmani di SMP Negeri Kecamatan Gunung Sugih memegang peranan yang penting dalam usaha meningkatkan kemampuan berolahraga dan meningkatkan hasil belajar pendidikan jasmani, dan sebagai alat bantu dalam mencapai proses pembelajaran yang efektif. Tanpa ada sarana dan prasarana, olahraga tidak akan berjalan dengan baik, bahkan proses pembinaan dapat terhenti sama sekali. Mengingat begitu pentingnya sarana dan prasarana olahraga bagi


(40)

siswa, adanya sarana dan prasarana yang lengkap dapat mempengaruhi hasil belajar pendidikan jasmani.

Sehubungan dengan itu dalam penelitian ini akan diteliti mengenai study analisis tentang sarana dan prasarana pendidikan jasmani terhadap hasil belajar pendidikan jasmani di SMP Negeri Kecamatan Gunung Sugih.

D. Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Populasi.

Menurut Masri Singarimbun (1987:25), populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh orang tua siswa SMP Negeri di kecamatan Gunung Sugih, yang berjumlah 478 orang.

2. Sampel Penelitian.

Sugiyono (2007:81), mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan random sampling karena untuk

mempermudah dalam pengambilan data. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 109 orang atau 23%. Sehingga penelitian ini merupakan penelitian sampel.

E. Instrument Penelitian

Suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diamati (Sugiyono, 2009:134). Dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah angket atau kuiseoner.


(41)

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2002:160). Tinggi rendahnya suatu validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang di maksud. Untuk memperoleh instrumen yang valid, peneliti harus bertindak hati-hati sejak awal penyusunanya, oleh karena itu sebelum pembuatan instrumen terlebih dahulu dibuat kisi-kisi instrumen setelah itu dijabarkan ke dalam pertanyaan dan diuji cobakan.Validitas angket ditentukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment angka kasar:

Keterangan :

rxy : Hubungan Variabel X dan Y X : Variabel Bebas

Y : Variabel Terikat

N : Jumlah responden ( Sutrisno Hadi 1989: 318) 2. Uji reliabilitas

Didalam melakukan suatu penelitian yang menggunakan uji coba angket, diperlukan suatu alat pengukur data yaitu, uji reliabilitas menurut Suharsimi Arikunto (1982:151), menyatakan bahwa untuk menumbuhkan kemantapan alat pengumpulan data maka akan digunakan uji coba angket, realibilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen tersebut sudah baik.

Reliabilitas suatu alat dapat diukur dengan rumus

 

rgg rgg rxy   1 2

 



2 2

2

2

.

.

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

XY

n

r

xy


(42)

Dimana:

rxy : Koefisien Reliabilitas seluruh tes rgg : Koefisien korelasi item ganjil genap

Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan tingkat reliabilitas sebagai berikut: 0, 90 – 1, 00 : reliabilitas tinggi

0, 50 – 0, 89 : reliabilitas sedang 0,00 – 0,49 : reliabilitas rendah (Manase Malo 1985: 1399)

F. Teknik Pengumpulan Data

Menurut suharsimi arikunto (2002:136), instrument adalah alat atau fasilitas yang digunakan penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Dalam hal ini peneliti menggunakan instrument sebagai berikut. a. Angket

Angket adalah daftar pertanyaan yang di berikan orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna tujuannya adalah untuk mencari sesuatu informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan respon tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.

b. Dokumentasi

Dokumentasi ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film documenter, data yang relevan penelitian.

c. Observasi

Observasi pengamatan yang di lakukan secara langsung kepada objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang di lakukan.


(43)

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif, yaitu bagian statistik mengenai pengumpulan data, penyajian, penentuan nilai-nilai statistik, pembuatan diagram atau gambar mengenai suatu hal.

Data-data yang diperoleh tiap-tiap item tes merupakan data kasar dari hasil tiap butir yang dicapai siswa. Selanjutnya hasil kasar tersebut diubah menjadi nilai dengan cara mengkonsultasikan data kasar dari tiap-tiap butir tes yang telah dicapai oleh siswa dengan kategori yang telah ditentukan. Pengkategorian dikelompokkan menjadi 5 kategori yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, sangat kurang baik.

Sedangkan untuk pengkategorian menggunakan acuan 5 batas norma (Anas Sudjono, 2006 : 175) sebagai berikut.

A. Sangat positif Mean+1,5 SD

B. Positif

Mean+0,5 SD

C. Cukup Positif Mean – 0,5 SD

D. Kurang Positif Mean – 1,5 SD

E. Sangat kurang Positif

Kemudian data yang diperoleh digambarkan secara jelas dalam bentuk yang lebih mudah dipahami atau dibaca. Menurut Anas Sudijono (2003: 40) analisis deskriptif yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan presentase, formula yang digunakan:

� =� x 100 % Keterangan: P = Persentase


(44)

F = Frekuensi N = Jumlah subjek


(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Keadaan sarana prasarana pembelajaran pendidikan jasmani yang ada di SMP Negeri Kecamatan Gunung Sugih berada pada kategori kurang sekali yaitu sebanyak 55%. 22% dinyatakan oleh siswa SMP Negeri 2 Gunung Sugih, 14 dinyatakan oleh siswa SMP Negeri 3 Gunung Sugih, dan sebanyak 19% dinyatakan oleh siswa SMP Negeri 4 Gunung Sugih.

2. Hasil belajar pendidikan jasmani di SMP Negeri Kecamatan Gunung Sugih berada pada kategori sedang yaitu 71%.

B. Saran – saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, saran yang dapat disampaikan yaitu : 1. Bagi SMP Negeri Kecamatan Gunung Sugih hendaknya lebih meningkatkan

sarana dan prasarana olahraga yang ada, baik dari segi kelengkapan, kondisi dan penggunanya.

2. Bagi guru Olahraga dan bagi wakil kepala sekolah bagian kurikulum sebaiknya meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan jasmani yang ada di sekolah tersebut.

3. Untuk dinas pendidikan yang ada di SMP Negeri Kecamatan Gunung Sugih sebaiknya lebih memperhatikan lagi sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani yang ada diwilayah mereka supaya hasil pembelajarannya lebih baik.


(1)

siswa, adanya sarana dan prasarana yang lengkap dapat mempengaruhi hasil belajar pendidikan jasmani.

Sehubungan dengan itu dalam penelitian ini akan diteliti mengenai study analisis tentang sarana dan prasarana pendidikan jasmani terhadap hasil belajar pendidikan jasmani di SMP Negeri Kecamatan Gunung Sugih.

D. Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Populasi.

Menurut Masri Singarimbun (1987:25), populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh orang tua siswa SMP Negeri di kecamatan Gunung Sugih, yang berjumlah 478 orang.

2. Sampel Penelitian.

Sugiyono (2007:81), mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan random sampling karena untuk

mempermudah dalam pengambilan data. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 109 orang atau 23%. Sehingga penelitian ini merupakan penelitian sampel.

E. Instrument Penelitian

Suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diamati (Sugiyono, 2009:134). Dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah angket atau kuiseoner.


(2)

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2002:160). Tinggi rendahnya suatu validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang di maksud. Untuk memperoleh instrumen yang valid, peneliti harus bertindak hati-hati sejak awal penyusunanya, oleh karena itu sebelum pembuatan instrumen terlebih dahulu dibuat kisi-kisi instrumen setelah itu dijabarkan ke dalam pertanyaan dan diuji cobakan.Validitas angket ditentukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment angka kasar:

Keterangan :

rxy : Hubungan Variabel X dan Y X : Variabel Bebas

Y : Variabel Terikat

N : Jumlah responden ( Sutrisno Hadi 1989: 318)

2. Uji reliabilitas

Didalam melakukan suatu penelitian yang menggunakan uji coba angket, diperlukan suatu alat pengukur data yaitu, uji reliabilitas menurut Suharsimi Arikunto (1982:151), menyatakan bahwa untuk menumbuhkan kemantapan alat pengumpulan data maka akan digunakan uji coba angket, realibilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen tersebut sudah baik.

Reliabilitas suatu alat dapat diukur dengan rumus

 

rgg rgg rxy   1 2

 



2 2

2

2

.

.

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

XY

n

r

xy


(3)

Dimana:

rxy : Koefisien Reliabilitas seluruh tes rgg : Koefisien korelasi item ganjil genap

Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan tingkat reliabilitas sebagai berikut: 0, 90 – 1, 00 : reliabilitas tinggi

0, 50 – 0, 89 : reliabilitas sedang 0,00 – 0,49 : reliabilitas rendah (Manase Malo 1985: 1399)

F. Teknik Pengumpulan Data

Menurut suharsimi arikunto (2002:136), instrument adalah alat atau fasilitas yang digunakan penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Dalam hal ini peneliti menggunakan instrument sebagai berikut. a. Angket

Angket adalah daftar pertanyaan yang di berikan orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna tujuannya adalah untuk mencari sesuatu informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan respon tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.

b. Dokumentasi

Dokumentasi ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film documenter, data yang relevan penelitian.

c. Observasi

Observasi pengamatan yang di lakukan secara langsung kepada objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang di lakukan.


(4)

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif, yaitu bagian statistik mengenai pengumpulan data, penyajian, penentuan nilai-nilai statistik, pembuatan diagram atau gambar mengenai suatu hal.

Data-data yang diperoleh tiap-tiap item tes merupakan data kasar dari hasil tiap butir yang dicapai siswa. Selanjutnya hasil kasar tersebut diubah menjadi nilai dengan cara mengkonsultasikan data kasar dari tiap-tiap butir tes yang telah dicapai oleh siswa dengan kategori yang telah ditentukan. Pengkategorian dikelompokkan menjadi 5 kategori yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, sangat kurang baik.

Sedangkan untuk pengkategorian menggunakan acuan 5 batas norma (Anas Sudjono, 2006 : 175) sebagai berikut.

A. Sangat positif Mean+1,5 SD

B. Positif Mean+0,5 SD

C. Cukup Positif Mean – 0,5 SD

D. Kurang Positif Mean – 1,5 SD

E. Sangat kurang Positif

Kemudian data yang diperoleh digambarkan secara jelas dalam bentuk yang lebih mudah dipahami atau dibaca. Menurut Anas Sudijono (2003: 40) analisis deskriptif yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan presentase, formula yang digunakan:

� =� x 100 % Keterangan: P = Persentase


(5)

F = Frekuensi N = Jumlah subjek


(6)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Keadaan sarana prasarana pembelajaran pendidikan jasmani yang ada di SMP Negeri Kecamatan Gunung Sugih berada pada kategori kurang sekali yaitu sebanyak 55%. 22% dinyatakan oleh siswa SMP Negeri 2 Gunung Sugih, 14 dinyatakan oleh siswa SMP Negeri 3 Gunung Sugih, dan sebanyak 19% dinyatakan oleh siswa SMP Negeri 4 Gunung Sugih.

2. Hasil belajar pendidikan jasmani di SMP Negeri Kecamatan Gunung Sugih berada pada kategori sedang yaitu 71%.

B. Saran – saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, saran yang dapat disampaikan yaitu : 1. Bagi SMP Negeri Kecamatan Gunung Sugih hendaknya lebih meningkatkan

sarana dan prasarana olahraga yang ada, baik dari segi kelengkapan, kondisi dan penggunanya.

2. Bagi guru Olahraga dan bagi wakil kepala sekolah bagian kurikulum sebaiknya meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan jasmani yang ada di sekolah tersebut.

3. Untuk dinas pendidikan yang ada di SMP Negeri Kecamatan Gunung Sugih sebaiknya lebih memperhatikan lagi sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani yang ada diwilayah mereka supaya hasil pembelajarannya lebih baik.