Dalam Hadits lain Rasulullah saw bersabda :
لَينَّبضس ع
ا ﷲ
ﷲ ِيتتتح
ع ع
ع ج ض رنِيعض
ن ن مع
ج ع رعخع
ِي ن ف
ض ب
ض لعُط ع
م ض لعضلنا
ُوعهبفع ِي
ن ف ض
Artinya : ”Orang-orang yang keluar dalam mencari ilmu, maka berada di jalan Allah
sampai ia kembali ke rumahnya.” H.R. Al-Tirmidzi
B. Hadits 2
Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah tersebut di atas, menjelaskan tentang keutamaan dan keistimewaan orang-orang yang berilmu.
Rasulullah saw mengibaratkan kelebihan orang yang berilmu dengan orang yang beribadah, seperti keistimewaan bulan terhadap bintang-bintang. Dapat kita saksikan
betpa cahaya bulan terutama bulan purnama yang dapat menerangi bagian bumi dengan sempurna, disbanding cahaya bintang yang jumlahnya sangat banyak tetapi tidak mampu
menerangi permukaan bumi seterang cahaya bulan yang hanya satu ini.
Perbandingan antara orang yang berilmu dengan orang yang beribadah dapat diuraikan secara aqliyah sebagai berikut :
Orang yang berilmu akan dapat lebih baik dan sempurna melakukan peribadatannya karena ia mengetahui kaifiyah atau tata cara yang benar dalam beribadah. Ia dapat
membedakan mana yang diwajibkan Allah dan Rasul-Nya dan mana yang keliru dari ajaran Allah dan rasul-Nya. Sedangkan orang yang beribadah serta tidak mengetahui
dengan benar taat cara peribadatannya, akan sangat memungkinkan ia melakukan kekeliruan. Maka ibadah yang dilakukannya itu tidak memiliki nilai disisi Allah, bahkan
sangat mungkin nilai ibadahnya tertolak dari hadapan Allah SWT.
Ahli Hikmah berfatwa :
ل ل ك
ب فع نمع
ر ض َينغعبض
ملنع ض
ل ب م
ع عنِيع هبلبَامعع
ن اع دةوندبرنمع
ل ع
ل ب َّبعقنتب
Artinya : “Siapa saja yang melakukan pekerjaan tanpa ilmu, maka nilai
pekerjaannya itu tertolak tidak akan dapat diterima.” Pada hadits lain Rasulullah saw bersabda :
ذعَاعبعاَاِيع رظ
د ب غنتع
ون م
ع لنععتعفع ةاااِيعأت
ن ن مض
ب ض َاتعك
ض ه
ض لتتلا ك
ع لعرةَينخع ن
ن مض ن
ن اع ِي
ع لصص ع تب
ةعئعَامض ةاععك
ن رع
هاور نبا
هجَام نع
ِيبا ذ
ر Artinya : “hai Abu Zar Sungguh keluarmu dari rumah di waktu pagi untuk
mempelajari suatu ayat dari Kitab Allah, itu lebih baik bagimu dari pada engkau shalat seratus raka’at.” H.R. Ibnu Majah dari Abu Zar
Kemudian Rasulullah saw menegaskan bahwa orang-orang yang berilmu adalah pewaris para nabi yang berhak menerima warisan peninggalan para nabi. Penegasan ini
mengandung pengertian bah-wa ulama sebagai orang yang menerima warisan para nabi, sekaligus sebagai ahli waris nabi dari semua segiaspeknya, baik dari aspek ilmu
pengetahuan, aspek amaliyah atau karyanya, maupun aspek pemeliharaan kesempurnaannya. Dengan demikian yang dimaksudkan ulama dalam hadits ini adalah
orang-orang yang berilmu pengetahuan luas dan berkarya untuk kepentingan umat. Orang-orang yang berkarya adalah, yang karyanya didasarkan ilmu pengetahuan luas.
Lebih lanjut Rasulullah saw dalam hadits ini menyatakan bahwa para nabi tidak meninggalkan warisan berupa harta atau benda, melainkan yang ditinggalkannya berupa
ilmu pengetahuan yang sangat luas dan tinggi. Sehingga siapa saja yang mengambil dan memeliharanya, berarti mengembil bagian yang sangat sempurna.
Ilmu lebih penting daripada harta, karena: 1. Ilmu akan menjaga pemiliknya, sedangkan harta, pemiliknya yan akan menjaga
2. harta akan habis jika terus dikapai atau dipergunakan, sedang ilmu akan bertmabah apabila selalu dipergunakan
3. Orang yang berharta akan banyak musuhnya karena iri, sedangkan orang yang berilmu akan dihormati dan disayangi. Pepatah Arab
B. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN