Sejarah Farmakokinetika Kloramfenikol 1. Sifat fisikokimia

2.4.2. Sejarah

Kloramfenikol pertama kali dipisahkan pada tahun 1947 dari pembiakan streptomyces venezuelae. Senyawa ini disintesis pada tahun 1949, kemudian menjadi antibiotik penting pertama yang sepenuhnya disintesis dandiproduksi secarakomersial. Kepentingan ini mulai memudar seiring dengan tersedianya antibiotik yang lebih aman dan efektif, kloramfenikol jarang digunakan, kecuali di negara-negara berkembang. Senyawa ini larut dalam alkohol, namun sulit larut dalam air. Kloramfenikol suksinat yang digunakan untuk pemberian non-parenteral, sangat larut air. Kloramfenikol suksinat mengalami hidrolisis secara in vivo melepaskan kloramfenikol bebas Katzung, 2004.

2.4.3. Farmakokinetika

Dosis kloramfenikol yang umum adalah 50-100 mgkghari. Setelah pemberian peroral, kristal kloramfenikol diabsorbsi dengan cepat dan tuntas. Dosis oral 1 gr menghasilkan kadar darah antara 10-15 µgml. Kloramfenikol zenichlor merupakan suatu obat yang hidrolisis dalam usus untuk menghasilkan kloramfenikol bebas melalui hidrolisis, menyebabkan kadar darah sedikit lebih rendah dibandingkan kadar yang dicapai dengan obat yang diberikan secara oral. Setelah absorbsi, kloramfenikol didistribusikan secara luas keseluruh jaringan dan cairan tubuh. Hal ini meliputi juga sistem saraf pusat dan cairan serebrospinal, sehingga konsentrasi dalam serum Katzung, 2004. Obat ii memliki penetrasi membran sel secara cepat. Sebagian besar obat di nonaktifkan melalui konjugasi oleh asam glukuronil terutama di hati atau sekitar 10 dari dosis total yang keseluruhan dan produk-produk degradasi yang aktif sekitar 90 dari keseluruhan terjadi melalui urine. Hanya sejumlah kecil obat Universitas Sumatera Utara aktif yang diekskresi dalam empedu atau fases. Dosis sistemik kloramfenikol tidak perlu diubah pada saat kerja ginjal menurun, namun harus dikurangi dalam jumlah besar pada kegagalan hati. Bayi –bayi berusia kurang dari seminggu dan bayi-bayi prematur memiliki efek kloramfenikol yang kurang baik, sehingga dosis harus dikurangi manjadi 25 mgkghari Katzung, 2004. Kloramfenikol kadang-kadang juga digunakan secara topikal untuk pengobatan infeksi mata spektrum anti bakterinya yang luas dan kemampuannya mempenetrasi jaringan okuler dan cairan bola mata. Obat ini tidak efektif untuk infeksi-infeksi klamedia Katzung, 2004.

2.4.4. efek samping