Potensi Sejumlah Isolat Fungi Pelapuk Putih untuk Bioremendiasi Herbisida dalam Tanah
Hasil uji Bavendamm terhadap salah satu spesimen yang berhasil dimurnikan
disajikan pada gambar 4.
Gambar 4
Pertumbuhan isolat BPBPI 12/04 (Pycnoporus sp) dalam medium
PDA (A) dan
medium PDA yang mengandung asam galat 0.1%
(B). Zona coMat (tanda panah) yang terbentuk di sekeliling koloni
menunjukkan adanya aktivitas fenol oksidase.
Pengaruh herbisida terhadap pertumbuhan isolat acuan dan FPP terpilih
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama kegiatan penelitian ini
diketahui bahwa pertumbuhan miselium P.chrysosporium lebih cepat apabila
dibandingkan dengan pertumbuhan miselium dua isolat acuan lainnya maupun
tujuh isolat uji yang diisolasi dari alam. Miselium P.chrysospovium tumbuh
memenuhi cawan Petri setelah inkubasi tiga hari pada temperatur ruang,
sedangkan sembilan isolat uji lainnya memerlukan waktu inkubasi tujuh hari.
Pengaruh herbisida terhadap pertumbuhan tiga isolat acuan di dalam
medium padat YMG menunjukkan bahwa pertumbuhan P.chrysosporitcm di
dalam medium padat YMG dengan konsentrasi (I) 2,4-D 100 sampai dengan
1 500 ppm belum mengalami hambatan.
P.chrysosporium baru mengalami
hambatan pertumbuhan pada kisaran konsentrasi (I) 2,4-D 2 000 sampai
5 000 ppm dengan nilai HPR 46.7 sampai 81.1%. Di dalam medium dengan
dan P.porrigens umurnnya telah
perlakuan tersebut di atas, C. mb~~ermispora
mengalami hambatan pertumbuhan pada konsentrasi (I) 2,4-D 100 sampai
1 500 ppm dengan nilai HPR berkisar antara 16.7 sampai 75.6%, dan pada
Namun demikian pada konsentrasi uji yang lebih tinggi dari
2 500 ppm,
pemunbuhan isolat BPBPI mengalami hambatan dengan nilai HPR mencapai
100%. Berdasarkan hasil pengujian yang telah diuraikan, maka isolat BPBPI
02/04 dan P.chrysosporium digunakan untuk pengujian lebih lanjut
Gambar 6
Nilai HPR isolat acuan dan BPBPI 02/04 di dalam medium padat
YMG yang mengandung (I) 2,4-D 2 500 ppm, (R) glifosat, dan
(G) parakuat 250 ppm.
Pada medium YMG padat yang mengandung (R) glifosat 250 ppm
pertumbuhan hifa isolat BPBPI 02/04 selain mengalami hambatan juga
mengalami perubahan struktur penampakan makroskopis (Gambar 7).
Gambar 7
Pertumbuhan isolat BPBPI 02/04 di dalam medium YMG tanpa
herbisida (a) dan dengan herbisida (R) glifosat 250 ppm @).
Garnbar 16
Pertumbuhan B. ulutu pada media campuran tanah dan pasir yang
mengandung herbisida (I) 2,4D dengan konsentrasi 0 (a), 144 (b),
1 440 (c), dan 2 880 ppm (d), lima hari setelah tanam.
Gambar 17
Pertumbuhan B. alata pada media campuran tanah dan pasir yang
mengandung
herbisida
(R)
glifosat
dengan
konsentrasi
0 - 7 200 ppm.
Gambar 18
Pertumbuhan B. alata pada media campuran tanah dan pasir yang
mengandung
0 - 1 000 ppm.
herbisida
(G)
parakuat
dengan
konsentrasi
Uji efektivitas biodegradasi herbisida di dalam media campuran tanah dan
pasir oleh Rchtysosporium dan isolat BPBPI 02/04 yang ditumbuhkan pada
TKKS dengan menggunakan bibit bioindikator E&a
dan kacang tanah
Untuk keperluan uji efektivitas biodegradasi herbisida di dalam tanah oleh
P.chrysosporium dan isolat W P terpilih yaitu BPBPI 02/04 diperlukan bahan
pembawa yang sesuai bagi viabilitas kedua isolat tersebut. Selain itu pula, bahan
pembawa juga berfUngsi mempemudah aplikasi. Pertumbuhan P.chrysosporium
dan BPBPI 02/04 pada TKKS beserta aplikasinya pada tanah disajikan dalam
gambar 19. Dalam ha1 ini, P.chrysoprium dan BPBPI 02/04 dapat tumbuh
dengan baik pada bahan pembawa TKKS yang ditandai oleh kemampuan
mengkolonisasi substrat TKKS tersebut dalam masa inkubasi 21 hari pada
temperatur ruang, baik sebelum diaplikasikan ke tanah maupun setelah aplikasi di
dalam tanah.
Gambar iY
r. chrysosporium dan BPBPI 02/04 dalam bahan pembawa TKKS
sebelum dicampur merata di dalam media campuran (a) dan setelah
dicampur merata dengan media campuran tanah dan pasir yang
mengandung herbisida (I) 2,4-D 1 440 ppm (b).
Untuk keperluan uji efektivitas biodegradasi herbisida (I) 2,4-D di dalam
tanah maka media campuran tanah, pasir, herbisida dan inokulum dua isolat
terpilih masing-masing diinkubasi selama 7, 14, dan 21 hari. Kacang tanah dan
B. alata yang telah diiecambahkan di tanam pada media campuran tersebut.
memiliki mekanisme keqa yang berbeda dengan (I) 2,4-D ataupun (G) parakuat.
Hal ini ditandai dengan periode waktu kematian gulma B. alala yang lebih lama
(> 14 hari).
Gambar 22 B.alata yang diberi perlakuan medium cair YMG tanpa herbisida (a)
dan dengan (I
2,4-D
) 1 440 ppm tanpa inokulum yang diamati 5 hari
(b), 10 hari (c), clan 14 hari setelah perlakuan (d).
Gejala klorosis yang tampak setelah hari ke-5 dan ke-10 perlakuan
penyemprotan dengan medium YMG yang mengandung (R) glifosat 250 ppm
tanpa inokulum ditandai dengan warna coklat yang terbentuk hanya disekitar
bagian apikal daun. Gejala yang timbul pada tanaman target tersebut terjadi
secara perlahan yaitu perubahan bertahap pada peningkatan klorosis, warna
kekuningan, dan nekrosis pada daun (Gambar 23).
Gambar 23 B.alata yang diberi perlalcuan medium cair YMG tanpa herbisida (a)
dan dengan (R ) glifosat 250 ppm tanpa inokulum yang diamati 5
hari (b), 10 hari (c), dan 14 hari setelah perlakuan (d).
Sebaliknya pada perlakuan herbisida yang dilarutkan dalam medium YMG
yang diinokulasi dengan P.chrysosporium dan BPBPI 02/04, periode kematian
gulma lebih lama apabila dibandingkan tanpa inokulum seperti yang dijabarkan
di atas (Gambar 25-27). Persentase daun klorosis pada perlakuan penyemprotan
dengan medium YMG yang mengandung (1) 2,4-D, P. chrysosporium dan BPBPI
02/04; (R) glifosat, P.chrysosporium dan BPBPI 02/04, atau (G) parakuat,
P.chrysosporirrm dan BPBPI 02/04 pada pengamatan hari ke-14 masing-masing
adalah 78.2, 16.6, dan 29.7%. Sedangkan pada perlakuan kontrol (tanpa FPP)
persentase daun klorosis masing-masing mencapai 100, 56.3, d m 86.1%
(Gambar 28).
Gambar 25 Perlakuan penyemprotan 5.ulutu dengan medium cair YMG yang
mengandung herbisida (I) 2,4-D 1 440 ppm tanpa inokulum (a) dan
dengan inokulum campuran P. chiysosporium dan BPBPI 02/04 @),
pada pengamatan 14 hari setelah perlakuan.
DAFTAR PUSTAKA
Ainsworth AM. 1995. Isolation techniques for basidiomycetes. WorM J
Microbiol Biotechnol 1 1 : 364-366.
Akhtar M, Scott GM, Swaney RE, Kirk TK 1998. Overview of biomechanical
and biochemical pulping research. Madison. Am Chem Soc. Nm. 15-26.
Aust SD, Benson JT. 1993. The Fungus among Us: Use of White Rot Fungi to
Biodegrade Environmental Pollutants. Environ Health P e r p c lOl(3):1-3.
Barr DP, Aust SD. 1994. Mechanisms the white rot
pollutants. Em, Sci Techno1 28:79A-87A.
use to degrade
Belova NV, Gavrilova VP. 2000. Destroying basidiomycetes as producer of
lignolitic enzymes. Phys Chem Biol Sensors. http://www.ioffe.rssi.nt.
[9 Mei 20031
Bennet JW, Wunch KG, Faison BD. 2002. Use of Fungi Biodegradation. Di
ddam: Hurst CCJ, editor. Manual of Environmental Microbiology. Ed ke-2.
ASM Press Washington, D.C.
Bogus ER, Watschke TL, Mumma RO. 1990. Utilization of solid-phase
extraction and reverse-phase and ion pair chromatography in the analysis of
seven agrochemicds in water. Agric Food Chem 38:142-144.
Boyle CD, Wiesner C, Richardson k 1998. Factors affecting the degradation of
polyaromatic h y d r d n s in soil by white-rot fungi. Soil Biol Biochem
302373-882.
Bradley S, Roberts M, Crawford R 1994. Biological process for the treatment of
water contaminated with 2,4-Dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D).
Conference on Hazardous Waste Research. http://www.engg.ksu.edu.
[ I Agu 20031
Cameron MD, Tiofeevski S, Aust SD. 2000. Enzymology of Phanerochuete
chrysosporium with respect to the degradation of recalcitrant compounds and
xenobiotics. Appl Microbiol Biotechnol 54:751-758.
Castillo MP. 1997. Degradation of Pesticides by Phanerochaete chrysosporium
in Solid Substrate Fermentation. Disertasi. Department of Microbiology,
Swedish University of Agricultural Sciences, Box 7025, S-750 07 Uppsala,
Sweden.
Castillo MP. 2000. Microorganism in Bioremediation. Department of Forest
Mycology and Pathology. http://www.mvkooat.slu.se. [26 Sep 20031
Cheng SF, Hseu ZY, Jien SH. 2002. The influence of soil colloidal components
on paraquat adsorption in the different soils of Taiwan. Symposium 1 7 ~
WCSS, 14-21 August 2002, Thailand.
Duran R, Deschler C, Precigou S, Goulas P. 2002. Degradation of chlorophenols
by Phanerochaete chrysosporium: effect of 3,4-dichlorophenol on
extracellular peroxidase activities. Appl Microbiol Biotechnol59:284-288.
Walter M, Sivakumaran S. 2002. Fungal Bioremediation. The Horticulture and
Food Research Institute of New Zealand. htt~://www.hortresearch.co.nz.
[20 Agu 20031
Wardle DA, Parkinson D. 1990. Influence of the herbicide glyphosate on soil
microbial community. Plant andSoil 122: 29-38.
LAMPIRAN
rutin menggnnakan herbisida
padat YMG yang mengandung (I) 2,4 Dl
Potensi Sejumlah Isolat h n g i Pelapuk
Putih (WP) untuk Bioremediasi Herbisida
dalam Tanah
P e m i l ' i Tanaman Bioindiitor
Seleksi Tanaman
Umur tanaman 14 hari setelah berkecambah:
kacang tanah, sorgum, jagung, dan Borreria
Herbisida (I) 2,4 D/ (R) glifosatl (G) parakuat
Seleksi Bibit
Umur bibit 2-3 hari setelah berkecambah:
kacang tanah, sorgum, jagung, dan B. alata
_]---Perlakuan : Media tanpa herbisida dan dengm
penambahan : (I2,4-D
) 144; 1 440; 2 880; (R)
glifosat 250; 3 600; 7 200; (G) parakuat 10; 40;
200; dan 1 000 ppm
Deteksi biodegradasi
herbisida &lam medium
cair dengan menggunakan
spektrofotometer
Deteksi
biodegradasi
herbisida &lam
medium cair
Herbisida (I) 2,4 Dl (R) glifosatl (G) parakuat dalam
media campuran tanah dan pasir. Perlakuan : Media
tanpa herbisida dan dengan penambahan : (I) 2,4-D
144; 1 440; 2 880; (R) glifosat 250; 3 600,; 7 200,
(G) parakuat 10; 40; 200; dan 1 000 ppm
Uji efektivitas biodegradasi herbisida
dalam media campuran t a n a pasir,
dan (I) 2,4 D
(I) 2,4 Dl (R) glifosatl (G) pamkuat
dalam medium cair YMG
L
menggunakan
Perlakuan :
(I) 2,4-D dalam larair, asetoniail,
etanol
YMG
YMG + (I)2.4-D
YMG + PC
YMG + BPBPI 02104
YMG + Pc+BPBPI 02/04
YMG + PC+ (I) 2,4-D
YMG + BPBPI 02104+ (I) 2,4-D
YMG + PC+ BPBPI 02104 +(I) 2,4-D
Perlakuan
YMG + (I) 2,4-D
YMG + PC+ BPBPI
02/04 + (I) 2,4-D
Perlakuan
Media tanpa (I) 2,4-D
Media+(I) 2,4-D 1 440 ppm
Media+(l) 2,4-D 2 880 ppm
Media+@)2,4-D 1 440 ppm + TKKS + P.chysosporium (PC) + BPBPI 02/04
Mediat(1) 2,4-D 2 880 ppm + TKKS + P.chysosporium (PC)+ BPBPI 02/04
Inkubasi 7, 14, dan 21 hari
4
Tanaman bioindikator : kacang tanah dan B. alata
I
7
Perlakuan
YMG+ (I) 2,4 Dl (R) glifosatl
(GI parakuat
YMG+ PCCBPBPI + (I) 2,4 Dl
(R) glifosatl (G) parakuat
Tanaman bioindikator
I
disajikan pada gambar 4.
Gambar 4
Pertumbuhan isolat BPBPI 12/04 (Pycnoporus sp) dalam medium
PDA (A) dan
medium PDA yang mengandung asam galat 0.1%
(B). Zona coMat (tanda panah) yang terbentuk di sekeliling koloni
menunjukkan adanya aktivitas fenol oksidase.
Pengaruh herbisida terhadap pertumbuhan isolat acuan dan FPP terpilih
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama kegiatan penelitian ini
diketahui bahwa pertumbuhan miselium P.chrysosporium lebih cepat apabila
dibandingkan dengan pertumbuhan miselium dua isolat acuan lainnya maupun
tujuh isolat uji yang diisolasi dari alam. Miselium P.chrysospovium tumbuh
memenuhi cawan Petri setelah inkubasi tiga hari pada temperatur ruang,
sedangkan sembilan isolat uji lainnya memerlukan waktu inkubasi tujuh hari.
Pengaruh herbisida terhadap pertumbuhan tiga isolat acuan di dalam
medium padat YMG menunjukkan bahwa pertumbuhan P.chrysosporitcm di
dalam medium padat YMG dengan konsentrasi (I) 2,4-D 100 sampai dengan
1 500 ppm belum mengalami hambatan.
P.chrysosporium baru mengalami
hambatan pertumbuhan pada kisaran konsentrasi (I) 2,4-D 2 000 sampai
5 000 ppm dengan nilai HPR 46.7 sampai 81.1%. Di dalam medium dengan
dan P.porrigens umurnnya telah
perlakuan tersebut di atas, C. mb~~ermispora
mengalami hambatan pertumbuhan pada konsentrasi (I) 2,4-D 100 sampai
1 500 ppm dengan nilai HPR berkisar antara 16.7 sampai 75.6%, dan pada
Namun demikian pada konsentrasi uji yang lebih tinggi dari
2 500 ppm,
pemunbuhan isolat BPBPI mengalami hambatan dengan nilai HPR mencapai
100%. Berdasarkan hasil pengujian yang telah diuraikan, maka isolat BPBPI
02/04 dan P.chrysosporium digunakan untuk pengujian lebih lanjut
Gambar 6
Nilai HPR isolat acuan dan BPBPI 02/04 di dalam medium padat
YMG yang mengandung (I) 2,4-D 2 500 ppm, (R) glifosat, dan
(G) parakuat 250 ppm.
Pada medium YMG padat yang mengandung (R) glifosat 250 ppm
pertumbuhan hifa isolat BPBPI 02/04 selain mengalami hambatan juga
mengalami perubahan struktur penampakan makroskopis (Gambar 7).
Gambar 7
Pertumbuhan isolat BPBPI 02/04 di dalam medium YMG tanpa
herbisida (a) dan dengan herbisida (R) glifosat 250 ppm @).
Garnbar 16
Pertumbuhan B. ulutu pada media campuran tanah dan pasir yang
mengandung herbisida (I) 2,4D dengan konsentrasi 0 (a), 144 (b),
1 440 (c), dan 2 880 ppm (d), lima hari setelah tanam.
Gambar 17
Pertumbuhan B. alata pada media campuran tanah dan pasir yang
mengandung
herbisida
(R)
glifosat
dengan
konsentrasi
0 - 7 200 ppm.
Gambar 18
Pertumbuhan B. alata pada media campuran tanah dan pasir yang
mengandung
0 - 1 000 ppm.
herbisida
(G)
parakuat
dengan
konsentrasi
Uji efektivitas biodegradasi herbisida di dalam media campuran tanah dan
pasir oleh Rchtysosporium dan isolat BPBPI 02/04 yang ditumbuhkan pada
TKKS dengan menggunakan bibit bioindikator E&a
dan kacang tanah
Untuk keperluan uji efektivitas biodegradasi herbisida di dalam tanah oleh
P.chrysosporium dan isolat W P terpilih yaitu BPBPI 02/04 diperlukan bahan
pembawa yang sesuai bagi viabilitas kedua isolat tersebut. Selain itu pula, bahan
pembawa juga berfUngsi mempemudah aplikasi. Pertumbuhan P.chrysosporium
dan BPBPI 02/04 pada TKKS beserta aplikasinya pada tanah disajikan dalam
gambar 19. Dalam ha1 ini, P.chrysoprium dan BPBPI 02/04 dapat tumbuh
dengan baik pada bahan pembawa TKKS yang ditandai oleh kemampuan
mengkolonisasi substrat TKKS tersebut dalam masa inkubasi 21 hari pada
temperatur ruang, baik sebelum diaplikasikan ke tanah maupun setelah aplikasi di
dalam tanah.
Gambar iY
r. chrysosporium dan BPBPI 02/04 dalam bahan pembawa TKKS
sebelum dicampur merata di dalam media campuran (a) dan setelah
dicampur merata dengan media campuran tanah dan pasir yang
mengandung herbisida (I) 2,4-D 1 440 ppm (b).
Untuk keperluan uji efektivitas biodegradasi herbisida (I) 2,4-D di dalam
tanah maka media campuran tanah, pasir, herbisida dan inokulum dua isolat
terpilih masing-masing diinkubasi selama 7, 14, dan 21 hari. Kacang tanah dan
B. alata yang telah diiecambahkan di tanam pada media campuran tersebut.
memiliki mekanisme keqa yang berbeda dengan (I) 2,4-D ataupun (G) parakuat.
Hal ini ditandai dengan periode waktu kematian gulma B. alala yang lebih lama
(> 14 hari).
Gambar 22 B.alata yang diberi perlakuan medium cair YMG tanpa herbisida (a)
dan dengan (I
2,4-D
) 1 440 ppm tanpa inokulum yang diamati 5 hari
(b), 10 hari (c), clan 14 hari setelah perlakuan (d).
Gejala klorosis yang tampak setelah hari ke-5 dan ke-10 perlakuan
penyemprotan dengan medium YMG yang mengandung (R) glifosat 250 ppm
tanpa inokulum ditandai dengan warna coklat yang terbentuk hanya disekitar
bagian apikal daun. Gejala yang timbul pada tanaman target tersebut terjadi
secara perlahan yaitu perubahan bertahap pada peningkatan klorosis, warna
kekuningan, dan nekrosis pada daun (Gambar 23).
Gambar 23 B.alata yang diberi perlalcuan medium cair YMG tanpa herbisida (a)
dan dengan (R ) glifosat 250 ppm tanpa inokulum yang diamati 5
hari (b), 10 hari (c), dan 14 hari setelah perlakuan (d).
Sebaliknya pada perlakuan herbisida yang dilarutkan dalam medium YMG
yang diinokulasi dengan P.chrysosporium dan BPBPI 02/04, periode kematian
gulma lebih lama apabila dibandingkan tanpa inokulum seperti yang dijabarkan
di atas (Gambar 25-27). Persentase daun klorosis pada perlakuan penyemprotan
dengan medium YMG yang mengandung (1) 2,4-D, P. chrysosporium dan BPBPI
02/04; (R) glifosat, P.chrysosporium dan BPBPI 02/04, atau (G) parakuat,
P.chrysosporirrm dan BPBPI 02/04 pada pengamatan hari ke-14 masing-masing
adalah 78.2, 16.6, dan 29.7%. Sedangkan pada perlakuan kontrol (tanpa FPP)
persentase daun klorosis masing-masing mencapai 100, 56.3, d m 86.1%
(Gambar 28).
Gambar 25 Perlakuan penyemprotan 5.ulutu dengan medium cair YMG yang
mengandung herbisida (I) 2,4-D 1 440 ppm tanpa inokulum (a) dan
dengan inokulum campuran P. chiysosporium dan BPBPI 02/04 @),
pada pengamatan 14 hari setelah perlakuan.
DAFTAR PUSTAKA
Ainsworth AM. 1995. Isolation techniques for basidiomycetes. WorM J
Microbiol Biotechnol 1 1 : 364-366.
Akhtar M, Scott GM, Swaney RE, Kirk TK 1998. Overview of biomechanical
and biochemical pulping research. Madison. Am Chem Soc. Nm. 15-26.
Aust SD, Benson JT. 1993. The Fungus among Us: Use of White Rot Fungi to
Biodegrade Environmental Pollutants. Environ Health P e r p c lOl(3):1-3.
Barr DP, Aust SD. 1994. Mechanisms the white rot
pollutants. Em, Sci Techno1 28:79A-87A.
use to degrade
Belova NV, Gavrilova VP. 2000. Destroying basidiomycetes as producer of
lignolitic enzymes. Phys Chem Biol Sensors. http://www.ioffe.rssi.nt.
[9 Mei 20031
Bennet JW, Wunch KG, Faison BD. 2002. Use of Fungi Biodegradation. Di
ddam: Hurst CCJ, editor. Manual of Environmental Microbiology. Ed ke-2.
ASM Press Washington, D.C.
Bogus ER, Watschke TL, Mumma RO. 1990. Utilization of solid-phase
extraction and reverse-phase and ion pair chromatography in the analysis of
seven agrochemicds in water. Agric Food Chem 38:142-144.
Boyle CD, Wiesner C, Richardson k 1998. Factors affecting the degradation of
polyaromatic h y d r d n s in soil by white-rot fungi. Soil Biol Biochem
302373-882.
Bradley S, Roberts M, Crawford R 1994. Biological process for the treatment of
water contaminated with 2,4-Dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D).
Conference on Hazardous Waste Research. http://www.engg.ksu.edu.
[ I Agu 20031
Cameron MD, Tiofeevski S, Aust SD. 2000. Enzymology of Phanerochuete
chrysosporium with respect to the degradation of recalcitrant compounds and
xenobiotics. Appl Microbiol Biotechnol 54:751-758.
Castillo MP. 1997. Degradation of Pesticides by Phanerochaete chrysosporium
in Solid Substrate Fermentation. Disertasi. Department of Microbiology,
Swedish University of Agricultural Sciences, Box 7025, S-750 07 Uppsala,
Sweden.
Castillo MP. 2000. Microorganism in Bioremediation. Department of Forest
Mycology and Pathology. http://www.mvkooat.slu.se. [26 Sep 20031
Cheng SF, Hseu ZY, Jien SH. 2002. The influence of soil colloidal components
on paraquat adsorption in the different soils of Taiwan. Symposium 1 7 ~
WCSS, 14-21 August 2002, Thailand.
Duran R, Deschler C, Precigou S, Goulas P. 2002. Degradation of chlorophenols
by Phanerochaete chrysosporium: effect of 3,4-dichlorophenol on
extracellular peroxidase activities. Appl Microbiol Biotechnol59:284-288.
Walter M, Sivakumaran S. 2002. Fungal Bioremediation. The Horticulture and
Food Research Institute of New Zealand. htt~://www.hortresearch.co.nz.
[20 Agu 20031
Wardle DA, Parkinson D. 1990. Influence of the herbicide glyphosate on soil
microbial community. Plant andSoil 122: 29-38.
LAMPIRAN
rutin menggnnakan herbisida
padat YMG yang mengandung (I) 2,4 Dl
Potensi Sejumlah Isolat h n g i Pelapuk
Putih (WP) untuk Bioremediasi Herbisida
dalam Tanah
P e m i l ' i Tanaman Bioindiitor
Seleksi Tanaman
Umur tanaman 14 hari setelah berkecambah:
kacang tanah, sorgum, jagung, dan Borreria
Herbisida (I) 2,4 D/ (R) glifosatl (G) parakuat
Seleksi Bibit
Umur bibit 2-3 hari setelah berkecambah:
kacang tanah, sorgum, jagung, dan B. alata
_]---Perlakuan : Media tanpa herbisida dan dengm
penambahan : (I2,4-D
) 144; 1 440; 2 880; (R)
glifosat 250; 3 600; 7 200; (G) parakuat 10; 40;
200; dan 1 000 ppm
Deteksi biodegradasi
herbisida &lam medium
cair dengan menggunakan
spektrofotometer
Deteksi
biodegradasi
herbisida &lam
medium cair
Herbisida (I) 2,4 Dl (R) glifosatl (G) parakuat dalam
media campuran tanah dan pasir. Perlakuan : Media
tanpa herbisida dan dengan penambahan : (I) 2,4-D
144; 1 440; 2 880; (R) glifosat 250; 3 600,; 7 200,
(G) parakuat 10; 40; 200; dan 1 000 ppm
Uji efektivitas biodegradasi herbisida
dalam media campuran t a n a pasir,
dan (I) 2,4 D
(I) 2,4 Dl (R) glifosatl (G) pamkuat
dalam medium cair YMG
L
menggunakan
Perlakuan :
(I) 2,4-D dalam larair, asetoniail,
etanol
YMG
YMG + (I)2.4-D
YMG + PC
YMG + BPBPI 02104
YMG + Pc+BPBPI 02/04
YMG + PC+ (I) 2,4-D
YMG + BPBPI 02104+ (I) 2,4-D
YMG + PC+ BPBPI 02104 +(I) 2,4-D
Perlakuan
YMG + (I) 2,4-D
YMG + PC+ BPBPI
02/04 + (I) 2,4-D
Perlakuan
Media tanpa (I) 2,4-D
Media+(I) 2,4-D 1 440 ppm
Media+(l) 2,4-D 2 880 ppm
Media+@)2,4-D 1 440 ppm + TKKS + P.chysosporium (PC) + BPBPI 02/04
Mediat(1) 2,4-D 2 880 ppm + TKKS + P.chysosporium (PC)+ BPBPI 02/04
Inkubasi 7, 14, dan 21 hari
4
Tanaman bioindikator : kacang tanah dan B. alata
I
7
Perlakuan
YMG+ (I) 2,4 Dl (R) glifosatl
(GI parakuat
YMG+ PCCBPBPI + (I) 2,4 Dl
(R) glifosatl (G) parakuat
Tanaman bioindikator
I