PEDOMAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN ASRAMA HAJI DI INDONESIA 2009
PEDOMAN
PENYELENGGARAAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
ASRAMA HAJI DI INDONESIA
DEPKESRI
2009
Kata Pengantar
Puji dan syu kur kita panjatkan keh adirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya , m aka upaya peningkatan kesehatan jemaah haji dapat dilaksanakan
secara terus menerus sebagaimana yang diamanahkan dalam Undang-undang Nomor
13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Kebijakan dan pelaksanaan dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji merupakan
tugas nasional danh menjadi tanggung jawab Pemerintah (Bab IV, pasal 8 ayat 1),
dimana Pembinaan d an Pelayanan Kesehatan lbadah Haji , dilakukan oleh menteri yang
ruang lingkup tugas dan tanggungj awabnya dibidang kesehatan.
Perjalanan ibadah haji meupakan kegiatan pada kondisi matra yang dapat
berpengaruh terhadap kesehatan jemaah haji, termasuk pengaruh kondisi asrama haji
keberangkatannya ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji. Pengaruh asrama haji,
terdiri dari pengaruh fisik bangunan, cuaca dan pengaturan kegiatan, ketersediaan
makanan yang aman dan sehat serta pengaruh dari hadimya banyak jemaah haj i dari
berbagai tempat secara bersamaan.
Buku ini b erisi pedoman teknis
Penyelengaraan Kesehatan Lin gkungan
Asrama Hajj di Indonesia yang mencakup program kegiatan, standar kesehatan
lingkungan serta ac uan penilaian kesehatan lingkungan. Kami sangat berharap,
pedoman teknis ini dapat menjadi acuan dalam merumuskan kebijakan dan
pelaksanaan kegiatan peningkatan kualitas asrama haji embarkasi di Indonesia.
Kepada tim penyusun dan berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam
penyelesaian pedoman ini, kami sampaikan terima kasih.
Sambutan
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah
Departemen Agama
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya upaya peningkatan pelayanan terhadap jemaah haji secara terus
menerus dapat dilaksanakan sehingga amanah undang-undang Nomor 13 Tahun 2008
untuk melaksanakan pembinaan pelayanan dan perlindungan terhadap jemaah haji
dapat terwujud.
Pedoman
Inl
diharapkan
dapat
digunakan
sebagai
acuan
dalam
melaksanakan Penyelenggaran Kesehatan Lingkungan Asrama Haji di Indonesia
sehingga pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan aman, tertib, lancar dan
nyaman sesuai dengan tuntunan agama serta jemaah haji dapat melaksanakan ibadah
haji secara mandiri sehingga diperoleh haji mabrur dan dapat terlaksana dengan sebaikbaiknya.
Kepada semua anggota tim dan berbagai pihak yang telah berkonstribusi
daJam penyusunan pedornan ini, disarnpaikan terirna kasih atas dedikasinya. Semoga
pedornan ini dapat berrnanfaat dalarn melaksanakan tugas Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Asrarna Haji di Indonesia.
DIREKTUR JENDERAL
PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH
Slamet Riyanto
NIP. 195207231978011001
3
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai amanah UU No. 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaran Haji
Indonesia yang merupakan tugas nasional dan dilaksanakan oleh pemerintah secara
inter departemental. Departemen Kesehatan merupakan salah satu departemen
terkait dan bertanggung jawab dalam pembinaan dan pelayanan kesehatan jemaah
haji Indonesia. Tanggung jawab pelayanan ini sejak sebelum keberangkatan ke
Arab Saudi, di perjalanan pergi/pulang, selama di Arab Saudi dan 14 (empat belas)
hari setelah kembali ke tanah air.
Penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan pembinaan,
pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui sistem dan manajemen
penyelenggaraan yang terpadu agar pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan
aman, tertib, lancar dan nyaman sesuai dengan tuntunan agama serta jemaah haji
dapat melaksanakan ibadah haji secara mandiri sehingga diperoleh haji mabrur.
Pengamanan dan pelayanan penyelenggaraan kesehatan kepada jemaah haji
yang menunaikan ibadah haji perlu terus ditingkatkan. Hal ini mengingat jemaah
haji Indonesia semakin kritis terhadap hak-haknya untuk mendapatkan pelayanan
yang baik, termasuk pelayanan kesehatan haji . Di samping itu, tantangan pelayanan
kesehatan haji setiap tahun terus berubah dan bertambah, salah satunya
meningkatnya jurnlah jemaah haj i.
Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Haji Indonesia menyebutkan bahwa Pemeriksaan dan Penilaian Pendahuluan untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan, jasaboga (asrama dan pesawat)
dan membuat rekomendasi kepada pengambil keputusan tentang perbaikan asrama
haji, sarana sanitasi yang aman dan nyaman, perbaikan jasaboga dilaksanakan 3
(tiga) bulan sebelum operasional haji. Setelah itu dilaksanakan pemeriksaan kedua,
dimaksudkan untuk memantau perbaikan kesehatan lingkungan dan kesiapan
asrama serta pemeriksaan kesehatan penjamah makanan, dilakukan 1 (satu) minggu
sebelum operasional haji. Pada saat operasional haji (1 hari sebelum kepulangan)
dengan kegiatan untuk memantau kegiatan sanitasi asrama, katering haji dan
katering pesawat, dan pembinaan kepada pengelola dan penjamah makanan.
B. Pengertian
1. Jemaah haji adalah Warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan telah
mendaftarkan diri untuk menunaikan Ibadah Haji sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan.
2. Standar Kesehatan Lingkungan adalah spesifikasi teknis atau scsuatu yang dibakukan ,
tennasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak
yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan,
lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman,
perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat
yang sebesar-besarnya.
3. Asrama haji, tennasuk asrama haji transito dan asrama haji antara, adalah temp at
penampungan sementara jemaah haji sebelum keberangkatan dan sebelum kembali ke
daerah asal sepulangnya dari Arab Saudi
4. Kesehatan Lingkungan adalah upaya untuk mengendalikan faktor risiko kesehatan
lingkungan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan
kesehatan
5. Petugas adalah petugas kesehatan yang melakukan pemeriksaan, penilaian,
pemantauan dan pernbinaan kesehatan lingkungan asrama haji dari unsur Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, Provinsi, KKP, BIBTKL PPM dan Pusat.
6. Penilaian asrama haji adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dari perneriksaan dan
analisa penyeienggaraan higicne dan sanitasi asrama haji sesuai stanoar
7. Pengelola asrama haji adalah Badan Pengelola Asrama Haji (BP AH)
8. Jasa boga adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan pengelolaan
makanan yang disajikan di luar tempat usaha atau dasar pesanan
9. Penjamah makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan
dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan,
sampai dengan penyajian
10. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) adalah fasilitas yang digunakan untuk
penanganan makanan jajanan balk menetap maupun berpindah-pindah
11. Vektor adalah seranggalbinatang pengganggu yang dapat rnenularkan penyakit baik
secara mekanik (Ialat, kecoak) atau biologik (nyamuk Anopheles, Aedes, dll).
12. Seranggalbinatang pengganggu adalah serangga / binatang yang dapat menimbulkan
gangguan kenyamanan / kesehatan manusia (nyarnuk, lalat, kecoak, tikus, dll).
13. Pengendalian vektor adalah Kegiatan atau upaya mencegah / menekan / menurunkan
atau mengurangi kepadatan populasi vektor baik secara non kimia (fisik, lingkungan,
biologi) atau kimia (dengan menggunakan pestisidalinsektisida) yang membuat
vektor sulit dalam perkembangan hidupnya sehingga mati .
14. Tempat perkembangbiakan vektor adalah hngkungan atau habitat dimana merupakan
tempat hidup dan berkembang biaknya vektor.
15. Infra Stuktur adalah Kesatuan ruang dengan kesatuan bend a yang mendukung dalam
sarana dan prasarana bangunan.
16. Surveilans Faktor Resiko Lingkungan adalah pemgamatan yang berbasis pada faktor
risiko penyakit akibat lingkungan.
17. Limbah adalah sisa suatu usaha dan! atau kegiatan
18. Limbah Medis adalah sisa suatu usaha dan! atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan / atau beracun yang berasal dari kegiatan medis.
19. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan at au proses alam yang
berbentuk padat.
20. Air Iimbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan
pemukiman (real estate), rumah makan (restoran), perkantoran, pemiagaan,
apartemen dan asrama
II. TUJUAN DAN MANFAAT
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
TerwlJj1.'dnya asrama haji ya!1g bersih, arr!an.
ョケ。セ@
dan sehat.
2. Tujuan Khusus :
a. Terwujudnya infra struktur asrama haji yang memenuhi persyaratan
kesehatan .
b. Terselenggaranya kesehatan lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan.
c. Tersedianya petugas penyelenggara kesehatan lingkungan asrama haji yang
profesional
d. Tenvujudnya perilaku jemaah haji, petugas serta pengelola untuk hid up bersih
dan sehat.
B. Manfaat
1. Petugas:
a.
Meningkatkan pegetahuan dan keterampilan petugas dalam penyelenggaran
kesehatan lingkungan asrama haji
b. Meningkatkan tanggung jawab untuk mengatasi masalah kesehatan
lingkungan
2. Pengelola asrama haji :
a. Meningkatkan hubungan kerjasama an tara pengelola dengan petugas lainnya.
b. Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan asrama haji
3. Pengelola Jasa Boga :
Meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan makanan yang sehat, aman dan
berkualitas
4. Penjamah Makanan :
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pengolahan makanan yang sehat ,
aman dan berkualitas
5. Pemerintah daerah :
a. Meningkatkan akses efektif untuk perlindungan kesehatan pada jemaah haji.
b. Meningkatkan Pendapatan Aanggaran Daerah (PAD)
III.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. Kebijakan
1. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan asrama haji dilakukan secara terpadu
antar lintas program dan sektor serta mitra.
2. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan asrama haji diarahkan untuk peningkatan
kualitas kesehatan lingkungan agar memenuhi persyaratan kesehatan.
3. Penyelenggaraan asrama haj i sepenuhnya dibiayai dan dilaksanakan oleh
pemerintah pusat dan daerah.
B. Strategi
I. Meningkatkan kualitas dan kecukupan sarana dan prasarana ..
2. Meningkatkan kemampuan petugas dalam rangka penyelenggaraan kesehatan
lingkungan .
3. Meningkatkan surveilans faktor risiko lingkungan dan penyakit dalam rangka
Sistim Kewaspadaan dini.
4. Meningkatkan keIjasama lintas program, sektor, pusat dan daerah serta mitra
dalam kegiatan kesehatan hngkungan.
IV. PENYELENGGARAN KES EHATAN LINGKUNGAN
A. Pengorganisasian
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan asrama haji melibatkan lintas program dan
sektor serta mitra yang saling mendukung sesuai dengan peran dan fungsinya , yang
terdiri dari :
1. Pusat ( Depkes, Depag, UPT IKKPIBIBTKL PPM)
2. Provinsi (Pemda, Dinkes, Kanwil Depag, Penyedia Air Minum, PU )
3. Kabupaten I Kota (Pemda : Dinkes, Penyedia Air Minum, PU)
4. Pengelola Asrama
5. Pengelola Jasa Boga
B. Langkah-Iangkah Penyelenggaraan
1.
Advokasi dan Sosialisasi
a. Untuk memperoleh dukungan dari pengambil keputusan dalam
penyelenggaraan kesehatan lingkungan.
b. Dilaksanakan sebagai langkah awal bagi semua pihak yang terkait dalam
pengembangan kesehatan lingkungan yang dilakukan secara terns menerus
untuk memperoleh pahamanan yang sarna.
c. KeIjasama lintas program, sektor, pusat dan daerah, dalam kegiatan
kesehatan lingkungan asrama haj i.
6. Peningkatkan sarana / prasarana asrama haji .
Pengembangan infrastruktur, perbaikan operasional, rehabilitasi sarana dan
prasarana.
7. Upaya kesehatan lingkungan
a. Melakukan pemeriksaan, penilaian, pemantauan dan pembinaan.
b. Melakukan pemberdayaan masyarakat di lingkungan asrama haji untuk
berperilaku hidup bersih, dan sehat.
c. Melakukan kajian tekn ologi tepat guna kesehatan lingkungan.
8. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Melakukan pelatihan secara beIjenjang bagi petugas penyelenggara.
9. Surveilans faktor risiko lingkungan dan penyakit.
b. Melakukan pengumpulan data, pengolahan, analisis dan desiminasi
informasi secara terus menerus dalam rangka kewaspadaan dini untuk
mencegah terjadinya KLB penyakit.
c. Melakukan investigasi KLB penyakit
C. Mekanisme Pelaporan
Hasil pemeriksaan kesehatan lingkungan dilaporkan oleh KKP sebagai koordinator
pelaksana penilai selambat-lambatnya satu minggu setelah dilaksanakan penilaian
ke Direktur 1enderal PP & PL, Depkes R1 dan ditembuskan ke BPAH , Dinas
Kesehatan Provinsi, KabupateniKota serta Direktur lenderal Penyelenggara Haji
dan Umrah, Departemen Agama RI
V. Penutup
Demikian pedoman penyelenggaraan kesehatan lingkungan asrama haji di Indonesia ini
dibuat agar pelayanan asrama haji embarkasi I debarkasi haji terutama menyangkut
masalah kesehatan lingkungannya menjadi bersih, aman, nyaman dan sehat.
Lamp iran
I.
KESEHATAN LINGKUNGAN ASRAMA HAJI
A. Bangunan
1. Lokasi asrama haji harus sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, di
antaranya bebas dari pencemaran fisik, biologi, dan kimia.
2. Lingkungan dan bangunan asrama harus bersih sehingga tidak berpotensi sebagai
temp at bersarang dan berkembang biaknya kuman, jamur patogen , serangga
penular penyakit, tennasuk jentik nyamuk, dan binatang pengerat
3. Pembagian ruang asrama harus ditata dan dipergunakan sesuai fungsinya
4. Konstruksi
a. Bangunan asrama harus kuat, utuh, dan tidak menimbulkan kecelakaan
b. Dinding
Terbuat dari bahan kedap air, mudah dibersi h.k2!1 , dip-ding )'2ng kontak dengan
air harus kedap air.
c. Lantai
Terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan, lantai yan g
kontak dengan air memiliki kemiringan 3% ke arah saluran pembuangan air
limbah (SPAL).
d . Ventilasi
Luas ventilasi 15% dari luas lantai, ketinggian m inimal 2,10 meter dari lantai .
Bila pergantian udara k urang lancar dilengkapi dengan penghawaan mekanis.
e.
Atap
Kuat, tidak bocor, tidak menjadi perindukan vektor, tidak teIjadi genangan
f.
Langit-langit
Kuat, berwama terang, mudah dibersihkan, tinggi minimal 2,7 meter dari
lantai.
g. Pintu dan jendela
Kuat, dapat mencegah masuknya serangga, tikus , binatang pengganggu
lainnya.
3) Ventilasi diberi kawat kasa
4) Terdapat exhaustfan untuk membuang udara kotor
5) Dinding terbuat dari porselen atau keramik minimal 2 m dan lantai
6) Ukuran bidang kerja didapur memiliki tinggi 90 em dan jangkauan depan
75 em.
7) Tinggi tempat peralatan ::: 150 em
8) Asap dapur disanng dengan sanngan lemak (grease/ilter) yang dilengkapi
dengan hood (penangkap lemak)
9) Pintu luar minimal lebar 100 em, dibuat membuka keluar (olltway), ukuran
pintu antar mang minimal 80 em dan membuka ke dua arah (two ways)
10) Pintu dibuat menutup sendiri (self closing) untuk memperlane ar lintasan
barang
11) Semua pintu penghubung dapur dibuat tembus udara dilengkapi kasa
penahan serangga dan tikus ( insect and rodent proof)
12) Jarak daun pintu ke lantai < 5 mm
13) Pintu yang berhubungan dengan kamar mandi (We) harus melalui ruang
antara (outdoor breakable)
14) Ruang dapur terdin dan
a) Tempat peneueian peralatan dan bahan pangan
b) Tempat penyimpanan bahan pangan
c) Tempat pengolahan
d) Tempat penyimpanan makanan matang
e) Tersedia meja peraeikan, peralatan, lemari, fasilitas penyimpanan
dingin, rak-rak peralatan, bak-bak peneueian yang berfungsi dan
terpelihara dengan baik
f)
Tersedia wastafel dengan sabun dan air yang mengalir dengan jumlah
yang disesuaihn
b. Ruang makan
1) Setiap kursi tersedia ruangan minimal 0,85m2
2) Pintu yang berhubungan dengan halaman dibuat rangkap, pintu bagian
luar membuka kearah luar.
3) Barus terhindar dari peneemaran
4) Tidak boleh berhubungan langsung dengan jamban/Wc, peturasanlUrinoir,
kamar mandi
5) Bebas dan serangga tikus dan serangga lainya.
6) Tersedia wastafel dengan jumlah yang disesuaikan, tersedia sabun dcngan
air yang mengalir.
C.
Kamar tidur
1) Dinding pintu
dilengkapi tirai
dan jendela kamar tidur yang
tembus
pandang harus
2) Perbandingan jumlah tempat tidur (TT) single (untuk satu orang) degan
iuas lantai kamar tidur sebagai berikut:
lumlah Tempat Tidur
Luas. lantai Min (M L)
1
4,5
2
8
j
1L
4
16
5
20
-
Selanjutnya setiap penambahan 1 TT luas lantai harus ditambah 5 M2
d. Ruang Istirahat karyawan:
1) ruang istirahat karyawan perempuan harus terpisah dengan
karyawan laki-Iaki
runag
2) Tersedia lemari/loker yang aman unutk penyimpanan pakaian karyawan
sesuai kebutuhan karyawan
e. Tempat pelayanan kesehatan I Poliklnik
Kegiatan di tempat pelayanan kesehatan di asrama haji mcrupakan salah satu
aktivitas dalam penyelenggaraan haji, terkait dengan masalah kesehatan
jemaah selama berada di asrama haji.
Hal yang harus diperhatikan terkait dengan sanitasi Poliklinik adalah :
1) Tersedianya ruang periksa dan ruang obat yang dilengkapi dengan meja
kursi dan lemari.
2) Tersedianya ruang tunggu yang dilengkapi dengan kursi tunggu
3) Tersedianya we yang mencukupi untuk pengunjung dan petugas
kesehatan yang terpisah.
4) ketersediaan tempat penampungan limbah medis tajam (safety box), bekas
infus, kapaslkassa/tissu dan lain-lain.
5) Ketersediaan tempat sampah organik, anorganik dan spesifik
6) Tempat cuei tangan yang dilengkapi sabun dan air yang mengalir.
7) Kebersihan mangan ter:jaga
8) lumlah tempat tidur pasien disesuaikan dengan kapasitas asrama
9) Tempat tidur pasien laki-laki dan perempuan terpisah
10) Lingkungan sekitar poliklnik, diberi pagar, tidak beeek dan tidak ada
genangan air serta tidak berdebu.
II ) Bila perlu bangunan poliklinik dipermanenkan.
f.
Tempat pertemuan I aula
I) Konstruksi
Sesuai dengan Persyaratan Umum Bangunan
2) Ruangan
Mengikuti Persyaratan Umum Ruangan
3) Fasilitas
Hams tersedia kamar mandi/WC yang disesuaikan dengan kapasitas aula
(mengikuti persyaratan jumlah kamar mandi/ WC) dan tempat sampah
4) Peneahayaan
Dimangan aula hams tersedia sarana peneahayaan dengan intensitas
peneahayaan sesuai dengan fungsi dan luas mangan aula
g. Mesjid
I) Konstmksi
Sesuai dengan Persyaratan Umum Bangunan
2) Fasititas
a) Harus tersedia temp at wudhu, kamar mandi /WC dan temp at sampah
• Tempat wudhu menggunakan sumber air yang bersih (air PDAM,
air mata air, air sumurgali ,lsumur bor). Bila digunakan tandon air
minimal 1000 liter.
• Tempat wudhu menggunakan kran, dan tinggi kran dari
permukaan lantai minimal 70 em, air bekas wudhu tidak terpeeik
tidak kembali ke tubuh orang berwudhu.
• Kemiringan lantai tempat wudhu minimal 3 %, agar air bekas
wudhu tidak tergenang, sehingga tida ada najis yang tertiggal
dilantai
• kamar mandi/kakus hams terpisah dari tempat wudhu, sehingga
orang masih dapat menggunakan alas kaki. Tersedia air bcrsih
dalam baklember dan sabun untuk meneuei tangan .
• lantai kamar mandilkakus tebuat dari bahan yang kuat, kedap air
tidak liein, mudah dibersihkan, kemiringan lantai minim al 3 %
•
sehingga air dapat mengalir dengan lancar
pembuangan.
Kakus menggunakan kakus model leher angsa
ke
sa luran
b) Lingkungan
Lingkungan sekitar mesjid bersih, diberi pagar, tidak becek dan tidak
ada genangan air serta tidak berdebu
h. Toilet dan Kamar Mandi
Syarat fisik
I) Toilet
lamban daTi leher angsa dan dilengkapi dengan air penyiraman dan untuk
pembersih badan yang cukup serta tissue dan diberi tandaltu lisan bahwa
harus mencuci tangan dengan sabun sesudah menggunakan j amban .
Rasia jamban-orang 1: 10
2) Kamar Mandi
Kamar mandi diiengkapi dengan air kran mengalir dan saluran air limbab
yang memenuhi syarat. Kamar mandi harus mencukupi kebutuhan paling
sedikit 1 (satu) kamar mandi untuk 1-10 tempat tidur, dengan penambahan
1 (satu) kamar mandi untuk setiap 10 temp at tidur. Dianjurkan tanpa bak
mandi, tetapi menggunakan shower (pancuran). Sehingga dapat mencegah
pertumbuhan larva nyam uk penular penyakit.
1umlah tempat ti dur
lml Kamar mandi /We minimal
l.
1-6
1
2.
7 -14
2
3.
15 - 24
3
4.
25 36
4
5.
37 48
5
SelanJutnya setlap penambahan sampaJ dengan 110 tempat tJdur harus
ditambah 1 Kamar Mandil We.
Sedangkan we pengunjung l umum, sampai dengan 40 pengunjung
perempuan minimal 3 we dan untuk lakiIaki harus disediakan minimall
we dan 2 Urinoir ( dan setiap penambahan pengunjung 40 perempuan
dan 60 lakiIaki harus ditambah 1 we untuk perempuan , I we untuk lakilaki, dan 1 urinoir),
Untuk kamar mandil we Karyawan, perbandingan jumlah karyawan
dengan kamar mandi, jumlah we sebagai berikut:
a) Karyawan perempuan
Jumlah karyawan
Jumlah kamar mandi/WC
sid 20
1
2140
2
4170
3
,
Setiap penambahan 40 karyawan harus dilambah 1 kamar mandi/WC
b) Karyawan lakiIaki
Jumlah karyawan
Jumlah kamar mandi/WC
s.d 25
1
2650
2
51100
3
3. Tersedia wastafel dengan sabun dan air yang mengalir
II.
PENYEHATAN AIR
A. Kuantitas
Untuk kebutuhan air bersih diperlukan minimal 50 liter/orang/hari antara lain untuk
air minum, memasak makanan, keperluan sanitasi, higiene peroranganlmandi dan
wudhu .
B. Kualitas (fisik, kimiawi dan bakteriologis)
l. Standar kualitas air minum sesuai dengan tabel dibawah ini :
No
Jenis Parameter
I
Parameter yang berhubungan
langsung den....[an kesehatan
:3 . p。Nイセョ
・ エ ・ イ@ Mikrobiologi
I) E .Coli
2) Total Bakteri Koliform
I
b .Kimia anorganik
I) Arsen
2) Fluorida
3) Kromium (Valensi 6)
4) Kadmium
5) Nittit, (Sebagai N0 2 )
6) Nitrat, (Sebagai NO ))
7) Sianida
8) Selenium
2
Parameter yang Berhubungan
den.&,an Gangguan Lain
a.Parameter Fisik
1) Bau
2) Warna
3) Kekeruhan
4) Rasa
5) Suhu
b.Parameter Kimiawi
1) Aluminium
2) Besi
3) Kesadahan
Satuan
J umlah per I 00
ml sampel
Jumlah per 100
ml sampel
Mg/liter
Mg/liter
Mg/liter
Mg/liter
Mg/liter
Mg/liter
Mg/liter
Mg/liter
Kadar maksimum
yang
Diperbolehkan
0
°
0,01
1,5
0,05
0,003
3
50
0,07
0,01
*C
Tidak berbau
15
5
Tidak berasa
suhu udara ± 3
mg/liter
mg/liter
mg/liter
0,2
0,3
500
TCU
NTU
4) Khlorida
5) Mangan
6) Ph
7) Seng
8) Sulfat
9) Tembaga
10) Sisa KhIor 0)
11) Amonia
mg/liter
mg/liter
mg/liter
mg/liter
mg/liter
mg/liter
mg/liter
250
0.4
6.58.5
3
250
2
0,2 (min) 0,5
(mnks)
15
2. Kegiatan Pengawasan kualitas air minum
a. Pengambilan sampel air dilakukan oleh petugas laboratorium atau petugas
kesehatan lingkungan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan yang telah
bersetifikat sebagai pengambil sampel.
b. Pengambilan sampel air dipilih sedemikian rupa sehingga dapat mewakili
secara keseluruhan yaitu dilakukan di 3 (tiga) titik, di reservoir, di kran air
dan di air siap minum.
c. Pemeriksaan sampel air dilakukan oleh laboratorium yan g telah
terakreditasi sebagai penguji kualitas air, seperti Balai BesarlBalai Teknik
Kesehatan Lingkungan Pemberantasan Penyakit Menular (B /BTKLPPM)
atau Laboratorium Kesehatan yang telah ditunjuk .
d . Pemeriksaan kualitas air dilakukan 3 bulan sebelum operasional haji dan I
minggu menjelang operasional haji .
e. Pengambilan dan pemeriksaan sampel air dapat dilakukan sewaktuwaktu
bila diperlukan karena adanya dugaan terjadinya pencemaran ai r yang
menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan atau kejadian luar biasa pada
jemaah.
f. Pemeriksaan kualitas air secara Fisika, Kimia dan mikrobiologi dilakukan 3
bulan sebelum eprasional haji dan I ( satu ) minggu sebelum oprasional
haji.
g. Pad a saat operasional haji dilakukan pemeriksaan kualitas air secara
mikromiologi misalnya dengan metode H2S minimal seminggu sekali pada
air siap minum.
h. HasiJ pemeriksaan kualitas air wajib dilaporkan, apabila dmi hasil
pemeriksaan ditemukan parameter yang tidak memenuhi syarat syarat
kesehatan, maka petugas KKP segera menyampaikan rekomendasi tindak
lanj ut perbaikan kualitas air kepada pengelola asrama haj i.
C. Kontinuitas (ketersediaan air setiap saat)
Air terpenuhi secara kuantitas dan kualitas
(minum, keperluan sanitasi, mandi , dll)
di setiap waktu yang diperiukan
III. HYGIENE SANITASI JASA BOGA
PERSYARATAN HYGIENE SANIT ASI, LOKASI, BANGUNAN. PENGOLAHAN DAN PENYIMP ANAN
A. PERSY ARA T AN UMUM
I. Lokasi :
Jarak jasaboga harus jauh minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat
sampah umum, we umum, bengkel cat dan sumber pencemaran lainnya.
Pengertianjauh adalah sangat relatiftergantung kepada arah pencemaran yang
mungkin terjadi seperti aliran angin dan air.
Secara pasti ditentukan jarak minimal adalah 500 meter, sebagai batas terbang lalat
rumah.
2. Bangunan dan fasilitas :
a. Halaman:
1). Mempunyai papan nama perusahaan dan nomor Izin Usaha serta Sertifikat
Laik Hygiene Sanitasi .
2). Halaman bersih, tidak banyak lalat dan tersedia tempat sampah yang
memenuhi syarat hygiene sanitasi, tidak terdapat tumpukan barangbarang
yang dapat menjadi sarang tikus.
3). Pembuangan air kotor (li mbah dapur dan kamar mandi) tidak meni mbulkan
sarang serangga, jalan masuknya tikus dan dipelihara kebersihannya.
4) . Pembuangan air hujan lancar, tidak menimbulkan genangangenangan air.
b. Konstruksi:
Bangunan untuk kegiatanjasaboga harus memenuhi persyaratan teknis
konstruksi bangunan yang berlaku.
Konstruksi selain kuat juga selalu dalam keadaan bersih secara fisik dan bebas
dari barangbarang sisa at au bekas yang ditempatkan sembarangan.
c. Lantai:
Permukaan lantai rapat air, hal us, kelandaian cukup, tidak licin, dan mudah
di b ersihkan .
d. Dinding :
1). Permukaan dinding sebelah dalam halus, kering Itidak menyerap air dan
mudah dibersihkan.
2). Bila pemlllkaan dinding kena percikan air, maka setinggi 2 (dua) meter dari
lantai dilapisi bah an kedap air yang perrnukaannya halus, tidak menahan
debu dan berwama terang.
e. LangitIangit :
I). Bidang langitIangit harus menutup atap bangunan.
2) . Perrnukaan langitIangit temp at makanan dibuat, disimpan, diwadah i dan
tempat pencucian alat makanan maupun tempat cuci tangan dibuat dari
bahan yang perrnukaannya rata mudah dibersihkan, tidak menyerap air dan
berwama terang.
3). Tinggi langitlangit tidak kurang 2,4 meter di atas lantai .
f.
•
Pintu dan jendela :
1). Pintupintu pada bangunan yang dipergunakan untuk memasak harus
membuka ke arah luar.
2). Jendela, pintu dan lubang ventilasi di mana makanan diolah dilengkapi
kassa yang dapat dibuka dan dipasang.
3). Sernua pintu dari ruang lempm pengolahan makanan dibuat menutup
sendiri atau dilengkapi peralatan anti lalat, seperti kassa, tirai , pintu
rangkap dan lainlain.
g. Pencahayaan :
1). Intensitas pencahayaan harus cukup untuk dapat melakukan pemeriksaan
dan pembersihan serta melakukan pekerjaanpekerjaan secara efektif.
2). Di setiap ruangan tempat pengolahan makanan dan tempat menc uc i tangan
intensitas pencahayaan sedikitnya 10 fc (100 lux) pada titik 90 em dari
lantai.
3). Semua pencahayaan tidak boleh menimbulkan silau dan distribusinya
sedemikian sehingga sejauh mungkin menghindarkan bayangan.
4) . Cahaya terang dapat diketahui dengan alat ukur lux meter (foot candle
meter)
• Cahaya silau bila mata terasa sakit bila dipakai melihat obyek yang
mendapat penyinaran. Perbaikan dilakukan dengan cara menempatkan
beberapa lampu dalam satu ruangan.
• Mengukur 10 fc dengan lux meter pada posisi 1 x yaitu pad a angka
100, atau pada posisi lOx pada angka 10.
Catatan : 1 skala lux = 10., berarti 1 foot candle = 10 lux.
•
Untuk perkiraan kasar dapat digunakan angka hitungan sebagai
berikut :
1 watt menghasilkan I candle cahaya sebagai sumber atau 1 watt
menghasilkan 1 foot candel padajarak 1 kaki (30 ern) atau I watt
menghasilkan '/J foot candle pada jarak 1 meter atau 1 watt
menghasilkan '/3 x 1'2 = 116 foot candle pad a jarak 2 meter atau 1 watt
menghasilkan '/J x '/J = 119 foot candle padajarak 3 meter.
Maka lampu 40 watt menghasilkan 40/6 = 6,8 foot candle pada jarak 2
meter atau 40/9 = 4,5 foot candle padajarak 3 meter.
h. Ventilasil penghawaan :
1). Bangunan at au ruangan tempat pengolahan makanan harus dilengkapi
dengan ventilasi yang dapat menjaga keadaan nyaman.
2). Sejauh mungkin ventilasi harus cukup (± 20% dari luas lantai) untuk :
a). Mencegah udara dalam ruangan terlalu panas
b)' Mencegah terj adinya kondensasi uap air atau lemak pada lantai,
dinding atau langitlangit.
c). Membuang bau, asap dan pencemaran lain dari ruangan
I.
Ruangan pengolahan makanan :
1). Luas untuk tempat pengolahan makanan harus cukup untuk bekerja pada
nan pfisipn セ・。イ@
mf'ngl-}indari k,=,mungkinan
pekeIjaannY:l oengml ュオイャセィ@
kontaminasi makanan dan memudahkan pembersihan.
2). Luas lantai dapur yang bebas dari peralatan sedikitnya 2 (dua) meter
persegi untuk setiap orang bekerja.
Contoh :Luas ruangan 4 x 5 m 2 = 20 m 2 .
Jumlah pekerja di dapur 6 orang
Jadi 20/6 = 3,3 m2 /0rang berarti memenuhi syarat.
Luas ruangan 3 x 4 m 2 = 12 m 2 .
Jumlah pekerja di dapur 6 orang
J adi 12/6 = 2 m 2 /orang. Keadaan ini belum memenuhi syarat,
karena kalau dihitung dengan peralatan kerja di dapur belum
mencukupi.
3). Ruang pengolahan makanan tidak boleh berhubungan langsung dengan
jamban, peturasan dan kamar mandi.
4). Untuk kegiatan pengolahan dilengkapi sedikitnya meja kerja, lemaril
temp at penyimpanan bahan dan makanan jadi yang terlindung dari
gangguan tikus dan hew an lainnya.
J. Fasilitas pencucian peralatan dan bahan makanan :
1). Pencucian peralatan harus menggunakan bahan pembersihldeterjen.
2). Pencucian bahan makanan yang tidak dimasak harus menggunakan larutan
Kalium Pennanganat 0,02% atau dalam rendaman air mendidi h dalam
beberapa detik.
3). Peralatan dan bahan makanan yang telah dibersihkan disimpan dalam
tempat yang terli ndung dari kemungkinan pencemaran oleh tikus dan
hewan lainnya.
k. Tempat cuci tangan :
1). Tersedia tempat cuci tangan yang terpisah dengan tempat cuci peralatan
maupun bahan makanan yang dilengkapi dengan air kran, saluran
pembuangan tertutup, bak penampungan, sabun dan pengering.
2). Jumlah tempat cuci tangan disesuaikan dengan banyaknya karyawan
sebagai berikut :
1 10 orang = 1 buah dengan tambahan 1 (satu) buah untuk setiap
penambahan 10 orang atau kurang.
3). Tempat cuci tangan diletakkan sedekat mungkin dengan temp at bekeIj a.
1.
Air bersih :
1). Air bersih harus tersedia cukup untuk seluruh kegiatan penyelenggaraan
jasaboga
2). kuSQゥエセウ@
ai!" セ・AGBィ@
ィセAlャ@
memer!uhi セjtャイS
A@ sesuai deng3r! ォ・ーセ
ャ エA N Asョ
ョ@ ュ・ョエセ@
kesehatan.
m. Jamban dan peturasan :
1). Jasaboga: harus mempunyai jamban dan peturasan yang memenuhi syarat
hygiene sanitasi serta memenuhi pedoman plumbing Indonesia.
2). Jumlah jamban harus mencukupi sebagai berikut :
J umlah karyawan : 1
10 orang
1 buah
11
25 orang
2 buah
26
50 orang
3 buah
dengan penambahan 1 (satu) buah setiap penambahan 25 orang.
3). Jumlah peturasan harus mencukupi sebagai berikut :
J umlah karyawan : 1
30 orang
1 buah
3 1
60 orang
2 buah
dengan penambahan 1 (satu) buah setiap penambahan 30 orang.
n. Kamar mandi :
1). J asaboga harus dilengkapi kamar mandi dengan air kran mengalir dan
sa luran pembuangan air limbah yang memenuhi pedoman plumbing
Indonesia.
2). Jumlah harus mencukupi kebutuhan paling sedikit 1 (satu) buah untuk 1 10 orang dengan penambahan 1 (satu) buah setiap 20 orang.
o. Tempat sampah :
Tempattempat sampah seperti kantong plastiklkertas, bak sampah tertutup
harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan diletakkan sedekat mungkin
dengan sumber produksi sampah, namun dapat menghindari kemungkinan
tercemarnya makanan oleh sampah.
Penanggung jawab jasaboga harus memeli hara semua bangunan dan
fasilitas/alatalat dengan baik untuk menghindari kemungkinan terj adinya
pencemaran terhadap makanan, akumulasi debu atau jasad renik, meni n gkatnya
suhu, akumulasi sampah , berbiaknya serangga, tikus dan genangangenangan
aIr.
B. PERSY ARATAN KHUSUS
1. ] asaboga Asrama Haj i :
a. Persyaratan:
1). Memenuhi persyaratan urn um
2). Memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut :
a). Halaman:
Pembuangan air kotor hams dilengkapi dengan grease trap (penangkap
lemak) sebe!um dial!rl::an ke ウ・ーAゥセ@
!:,mk atau temp3t ー・セエZャァ」イN@
lainnya.
b) . Lantai:
Perternuan antara lantai dan dinding tidak terdapat sudut mati agar
rnudah dibersihkan dan tidak menjadi tempat berkumpulnya kotoran.
c). Pengaturan ruang :
• Ruang pengolahan makanan tidak boleh dipakai sebagai rnang tidur
• Ruang pengo\ahan makanan hams dipisahkan dengan dinding
pernisah yang memisahkan temp at pengolahan makanan dengan
ruang lain.
• Ruang pengolahan makanan harns terpisah dari bangunan untuk
tempat tinggal
• Memiliki ruang kantor dan ruang untuk belajarlkhusus yang terpisah
dari ruang pengolahan makanan .
•
d). Ventilasil penghawaan :
(1). Bila bangunan ti dak mempunyai ventilasi alam yang cukup harus
menyediakan ventilasi yang dapat memasukkan udara segar.
(2). Pembuangan udara kotor atau asap hams tidak rnenirnbulkan
gangguan terhadap Iingkungan
(3) . Pembuangan asap dari dapur harns dilengkapi dengan alat
pernbuangan asap (cerobong asap) yang rnernbantu pengeluaran
asap dapur sehingga tidak mengotori ruangan.
(4) . Pembuangan asap dari dapur harus dilengkapi dengan penangkap
asap (hood), alat pembuang asap dan cerobong asap.
e). Fasilitas pencucian peralatan dan bahan makanan :
(1). Fasilitas pencucian dari bahan yang kuat, pem1ukaan halus dan
mudah dibersihkan
(2) . Setiap peralatan dibebashamakan sedikitnya dengan larutan
kaporit 50 ppm atau air panas 80°C selama 2 menit
f).
Tempat cuei tangan :
Tersedia tempat cuci tangan yang pennukaannya halus dan mudah
dibersihkan
Setiap ruangan pengolahan makanan dilengkapi I (satu) buah tempat
cuci tangan yang diletakkan dekat pintu.
g). Penyimpanan makanan :
Untuk penyjmpanan makanan yang cepat busuk harus tersedia
sedikitnya 1 (satu) buah lem ari es (kulkas) yang khusus dipergunakan
untuk keperluan tersebut.
c). Ruang pengolahan makanan :
(l). Tempat mema5ak makanan hams terpisah secara j elas of'.ngan
tempat penyjapan makanan matang.
(2). Tersedia ru angan tempat pengolahan makanan yang terpisah dari
ruangan tempat penyjmpanan bahan makanan mentah
(3) . Tersedia lemari penyimpanan dingin yang dapat mencapai suhu 10°C sampai SoC dengan kapasitas yang cukup memadai sesuai
dengan jenis makanan yang digun akan.
d). Alat angkut dan wadah makanan :
(1). Tersedia kendaraan pengangkut makanan yang khusus dengan
konstruksi tertutup dan hanya dipergunakan untuk mengangkut
makanan jadi.
(2). Alatltempat angkut makanan harus tertutup sempurna, dibuat dari
bahan kedap air, pennukaan halus dan mudah dibersihkan.
(3) . Pada setiap kotak yang dipergunakan sekali pakai untuk mewadahi
makanan harus mencantumkan nama perusahaan dan nomor lzin
Usaha serta Laik Hygiene Sanitasi.
(4). Jasaboga yang menyajikan makanan tidak dengan kotak, harus
mencantumkan nama perusahaan dan nom o r izin usaha serta Laik
hygiene sanitasi di temp at penyajian yang mudah diketahui umum
e) . Fasilitas ganti pakaian :
(1). Bangunan harus dilengkapi dengan temp at penyimpanan dan ganti
pakaian yang cukup
(2). Fasilitas ganti pakaian tersebut ditempatkan sedemikian rupa
sehingga mencegah kontaminasi terhadap makanan
2. Jasaboga Pesawat Udara
a.
Kriteria :
Jasaboga yang melayani kebutuhan alat angkutan urnurn internasional dan
pesawat udara dengan pengolahan yang rnenggunakan dapur khusus dan
rnernperkerjakan tenaga kerja.
b. Persyaratan:
1). Mernenuhi persyaratan urn urn dan jasaboga Asrarna Haji
2). Memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut :
b). Ventilasi/penghawaan:
(I). Pembuangan asap dilengkapi dengan penangkap asap (hood), alat
pembuang asap, cerobong asap, saringan lemak yang dapat dibuka
dan dipasang UI1tuk dibersihkan secara berkala
(2). Ventilasi rnangan dilengkapi dengan alat pengatur suhu ruangan
yang dapat menjaga kenyarnanan rnangan
c). Fasilitas pencucian alat dan bahan :
(1). Terbuat dari bahan logam tahan karat dan tidak larut dalam
makanan seperti stainless steel.
(2). Air untuk keperluan pencucian peralatan dan cuci tangan harns
mernpunyai kekuatan tekanan sedikitnya 15 psi (1,2 kglcrn 2)
d). Ruang pengolahan rnakanan :
(1). Tersedia lernari penyirnpanan dingin untuk rnakanan secara
terpisah sesuai dengan jenis rnakananlbahan rnakanan yang
digunakan seperti daging, telur, unggas, ikan, sayuran dan buah
dengan suhu yang dapat rnencapai kebutuhan yang disyaratkan.
(2). Tersedia gudang tempat penyirnpanan makanan untuk bahan
makanan kering makanan terolah dan bahan yang tidak mudah
membusuk
(3). Rakrak penyimpanan makanan harns mudah dipindahpindah
dengan menggunakan rodaroda penggerak sehingga ruangan
mudah dibersihkan.
C. PERSYARATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN
1. Bahan makanan
a. Bahan yang akan diolah terntama daging, susu, tel or, ikanludang dan sayuran
harus baik, segar dan tidak rusak atau berubah bentuk, warn a dan rasa,
sebaiknya berasal dari tempat resmi yang diawasi.
b. Bahan terolah yang dikemas, bahan tambahan dan bahan penolong rnernenuhi
persyaratan keputusan Menteri Kesehatan yang berlaku.
2. Makanan terolah
a. Makanan yang dikemas :
1). Mempunyai label dan merk
2). Terdaftar dan mempunyai nomor daftar
3). Kemasan tidak rusak/pecah atau kembung
4). Belum kadaluwarsa
5). Kemasan digunakan hanya untuk satu kali penggunaan
b. Makanan yang tidak dikemas :
1). Baru dan segar
2). Tidak basi , busuk, rusak at au beIjamur
3). Tidak mengandung bahan yang dilarang
3. Makanan j adi
a. Makanan tidak rusak, busuk atau basi yang ditandai dan rasa, bau, berlendir,
berubah wama, berjamur, berubah aroma atau adanya pengotoran lain
b. Memenuhi persyaratan bakteriologis berdasarkan ketentuan yang berlalcu
c. Angka kuman E. Coli pada makanan harus O/gr contoh makanan
d. Angka kuman E. Coli イセョ\ャ@
millllm an h(lT1 !S n/gr r.ontoh rninuman
e. lumlah kandungan logam berat residu pestisida, tidak boleh melebihi ambang
batas yang diperkenankan menurut ketentuan yang berlaku.
D. PERSYARATAN HYGIENE SANITASI PENGOLAHAN MAKANAN
1. Tenagalkaryawan pengolah makanan
a. Memiliki sertifikat hygiene sanitasi makanan.
b. Berbadan sehat yang di buktikan dengan surat keterangan dokter
c. Tidak mengidap penyakit menular seperti typhus, kolera, tbc dan lainlain atau
pembawa kuman (carrier)
d. Setiap karyawan harus memiliki bulcu pemeriksaan kesehatan yang berlaku
2. Peralatan yang kontak dengan makanan
a. Permukaan utuh (tidak cacat) dan mudah dibersihkan
b. Lapisan permukaan tidak terlarut dalam asamlbasa atau garamgaram yang
lazim dijumpai dalam makanan
c. Bila kontak dengan makanan, tidak mengeluarkan logam berat beracun yang
membahayakan yaitu :
1). Timah hitam (Pb)
2). Arsenikum (As)
3). Tembaga (Cu)
4). Seng (Zn)
5). Cadmium (Cd), dan
6) . Antimon (Stibium)
d. Wadah yang digunakan harus mempunyai tutup yang menutup sempuma
e. Kebersihannya ditentukan dengan angka kuman sebanyakbanyakn ya 100/em"'
pennukaan dan tidak ada kuman E. coli
3. eara pengolahan :
a. Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara terlindung
dari kontak langsung dengan tubuh.
b. Perlindungan kontak langsung dengan makanan dilakukan dengan :
1) . Sarung tangan plastik sek ali pakai
2). Penjepit rnakanan
3). Sendok garpu
c. Untuk rnelindungi pencemaran terhadap makanan digunakan :
1). eelemeklapron
2) . Tutup rarnbut
3). Sepatu dapur
d. Perilaku tenagalkaryawan selama bekerja.
1). Tidak merokok
2). Tidak makan atau mengunyah
3). Tidak memakai perhiasan, kecuali cincin kawin yang tidak berhias (polos)
4). Tidak menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan untuk keperluannya
5). Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar dari kamar kecil
6) . Selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan benar
7). Selalu memakai pakaian kerja yang bersih yang tidak dipakai di luar tempat
jasaboga.
E.
PERSYARATAN HYGIENE SANITASI PENYIMPANAN MAKANAN
1. Penyimpanan bahan rnentah :
a. Penyimpanan bahan mentah dilakukan dalam suhu sebagai berikut :
Digunakan untuk
J enis bahan makanan
3 hari atau 1 minggu atau
1 minggu
kurang
kurang
atau lebih
a). Daging, ikan, udang
_5° sid ooe -10° sid 5°C > lOoe
dan olahannya
b). Telor, SllSU dan
> 5°C
5° sid 7°C _5 ° sid oOe
olahannya
c) . Sayur, buah dan
lOoe
10°C
110°C
mmuman
J
2Soe
25°C
d). Tepung dan biji
25°C
b. Ketebalan dan bahan padat tidak lebih dari 10 cm
c. Kelembaban p enyimpanan dalam mangan : 80 90%
2. Penyimpanan makanan terolah :
Makanan kemasan tertutup sebaiknya disimpan dalam suhu 2: 10°C
3. Penyimpanan makanan jadi :
a. Terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan .
b. Makanan cepat busuk disimpan dalam suhu panas 65,SoC atau lebih atau
disimpan dalam suhu dingin 4°C atau kurang.
c. Makanan cepat busuk untuk penggunaan dalam waktu lama (lebih dari 6 jam)
disimpan dalam suhu SoC sampai 1°C.
4. Cara penyimpanan makanan :
a. Tidak menempel pada lantai, dinding atau langitIangit dengan ketentuan
sebagai berikut :
J a rak makanan dengan lantai
15 cm
5 cm
Jarak makanan dengan dinding
Jarak makanan dengan langitlangit
60 cm
b.
F.
Tidak tercampur antara makanan yang siap untuk dimakan dengan bahan
makanan mentah.
PENGELOLAAN MAKANAN DI LUAR ASRAMA HAJI
Pengawasan dan pembinaan pengelola makanan di luar asrama haji dilaksanakan sesuai
dengan peraturan yang berlaku .
IV.
•
PENGELOLAAN LIMBAR
A. Limbah Domestik
I. Jamban / Peturasan
a. Tidak mengakibatkan pencemaran pada sumbersumber air minum,
dan pennukaan tanah yang ada di sekitar jamban.
b . Menghindarkan berkembangbiaknyaltersebarnya cacing tambang pad a
perm ukaan tanah.
c. Tidak memungkinkan berkembang biaknya lalat dan serangga lain;
d. Menghindarkan atau mencegah timbulnya bau dan pemandangan yang
tidakmenyedapkan.
e. Mengusahakan kontruksi yang kuat.
f. Jarak antara jamban dan sumber air minimall 0 meter.
g. Jamban yang dipergunakan sebaiknya jamban leher angsa
h. Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air dimana tinja
dan air buangan masuk dan ュ・ョァ。ャ
セ@ dekomposisi.
1. Dilengkapi dengan air yang mengalir
2. Air limbah
a. Sa l uran pembuangan air limbah tertutup dengan kisi ya ng terbuat
logam sehingga mudah dibersihkan.
b. Air limbah yang berasal dari setiap ruangan disalurkan ke instalasi
pengolahan limbah ( IP AL ) sebelum di buang kesaluran pembuangan
umum.
c. Tidak mencemari sumber air bersih
d. Tidak menyebar/meresap ke seluruh arah pennukaan tanah
e. Kualitas air limbah outlet harus memenuhi baku mutu sebagaimana
diatur dalam Kepetusan menteri Iingkungan Hidup ) 12 Tahun 2003
Tentang B a k u M utu A Ir l'1mba h domestl'k
No
Parameter
S atu a n
Kadar maksim um
l.
pH
mg/I
69
2.
mg/I
100
BOD
3.
TSS
mg/I
100
Minyak
4.
dan
Mg/I
10
lemak
f
Saluran !1embuangan air limhah memiliki kemiringar! se ua i dengan
ketentuan yang berlaku sehingga mencegah genangan air.
g. Dilakukan pengujian kualitas air Iimbah selama oprasional
penyelenggaraan asrama haji
B. Limbah medis
1. Benda tajam harus dikumpulkan 'b ersamaan, baik yang terkontaminasi ataupun
tidak, dimasukan dalam kontainer.
2. Kontainer yang digunakan harus anti robek, biasanya terbuat dari logam atau
plastik berdensitas tinggi dan pas dengan tutupnya. Kontainer itu harus kokoh dan
impenniable agar dapat menahan benda tajam dan cairan residu yang keluar dari
spuit tetap dalam kontainer.
3. Untuk menurunkan risiko kerusakan, kontiner harus taban banting (sulit
dibukaldipecahkan) dan jarum serta spuit harus dibuat tidak berguna lagi . lika
kontainer plastik atau logam tidak tersedia atau terlalu mabal, sebaiknya
menggunakan kontainer yang dibuat dari kardus padat (WHO, 1997), kemasan
tersebut untuk memudahkan pengangkutan dan harus dilapisi dengan plastik.
4. Kassalpembalut, kapas, bekas pecahan vial, flacon, botol infus dimasukan dalam
temp at tersendiri.
5. Limbah medis yang berasal dari poliklinik dibawa ke tampat pengolahan limbah
yang ditunjuk, tidak boleh dibuang ke tempat penampungan sementara(TPS).
C. Sampah
I. Tempat sampah untuk m enampung sampah sementara dibuat dari bahan yang
kuat, kedap air, memiliki permukaan yang halus di bagian dalam dan tidak mudah
berkarat.
2. Sebaiknya dipisahkan tempat sampah untuk sampah basah (garbage) dengan
sampah kering (waste), sampah bahan berbahaya harus dipisahkan mi s : battery
bekas
3. Didalam ruangan perlu disediakan tempat sampah dalam bentuk konteiner yang
kedap air dan tertutup
4. Diluar ruangan terdapat konteiner yang dapat menampung seluruh sarnpah Dari
tempat sampah diruangan
5. Mempunyai tutup dan memakai kantong plastik khusus untuk sisasisa bahan
maka
PENYELENGGARAAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
ASRAMA HAJI DI INDONESIA
DEPKESRI
2009
Kata Pengantar
Puji dan syu kur kita panjatkan keh adirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya , m aka upaya peningkatan kesehatan jemaah haji dapat dilaksanakan
secara terus menerus sebagaimana yang diamanahkan dalam Undang-undang Nomor
13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Kebijakan dan pelaksanaan dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji merupakan
tugas nasional danh menjadi tanggung jawab Pemerintah (Bab IV, pasal 8 ayat 1),
dimana Pembinaan d an Pelayanan Kesehatan lbadah Haji , dilakukan oleh menteri yang
ruang lingkup tugas dan tanggungj awabnya dibidang kesehatan.
Perjalanan ibadah haji meupakan kegiatan pada kondisi matra yang dapat
berpengaruh terhadap kesehatan jemaah haji, termasuk pengaruh kondisi asrama haji
keberangkatannya ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji. Pengaruh asrama haji,
terdiri dari pengaruh fisik bangunan, cuaca dan pengaturan kegiatan, ketersediaan
makanan yang aman dan sehat serta pengaruh dari hadimya banyak jemaah haj i dari
berbagai tempat secara bersamaan.
Buku ini b erisi pedoman teknis
Penyelengaraan Kesehatan Lin gkungan
Asrama Hajj di Indonesia yang mencakup program kegiatan, standar kesehatan
lingkungan serta ac uan penilaian kesehatan lingkungan. Kami sangat berharap,
pedoman teknis ini dapat menjadi acuan dalam merumuskan kebijakan dan
pelaksanaan kegiatan peningkatan kualitas asrama haji embarkasi di Indonesia.
Kepada tim penyusun dan berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam
penyelesaian pedoman ini, kami sampaikan terima kasih.
Sambutan
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah
Departemen Agama
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya upaya peningkatan pelayanan terhadap jemaah haji secara terus
menerus dapat dilaksanakan sehingga amanah undang-undang Nomor 13 Tahun 2008
untuk melaksanakan pembinaan pelayanan dan perlindungan terhadap jemaah haji
dapat terwujud.
Pedoman
Inl
diharapkan
dapat
digunakan
sebagai
acuan
dalam
melaksanakan Penyelenggaran Kesehatan Lingkungan Asrama Haji di Indonesia
sehingga pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan aman, tertib, lancar dan
nyaman sesuai dengan tuntunan agama serta jemaah haji dapat melaksanakan ibadah
haji secara mandiri sehingga diperoleh haji mabrur dan dapat terlaksana dengan sebaikbaiknya.
Kepada semua anggota tim dan berbagai pihak yang telah berkonstribusi
daJam penyusunan pedornan ini, disarnpaikan terirna kasih atas dedikasinya. Semoga
pedornan ini dapat berrnanfaat dalarn melaksanakan tugas Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Asrarna Haji di Indonesia.
DIREKTUR JENDERAL
PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH
Slamet Riyanto
NIP. 195207231978011001
3
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai amanah UU No. 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaran Haji
Indonesia yang merupakan tugas nasional dan dilaksanakan oleh pemerintah secara
inter departemental. Departemen Kesehatan merupakan salah satu departemen
terkait dan bertanggung jawab dalam pembinaan dan pelayanan kesehatan jemaah
haji Indonesia. Tanggung jawab pelayanan ini sejak sebelum keberangkatan ke
Arab Saudi, di perjalanan pergi/pulang, selama di Arab Saudi dan 14 (empat belas)
hari setelah kembali ke tanah air.
Penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan pembinaan,
pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui sistem dan manajemen
penyelenggaraan yang terpadu agar pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan
aman, tertib, lancar dan nyaman sesuai dengan tuntunan agama serta jemaah haji
dapat melaksanakan ibadah haji secara mandiri sehingga diperoleh haji mabrur.
Pengamanan dan pelayanan penyelenggaraan kesehatan kepada jemaah haji
yang menunaikan ibadah haji perlu terus ditingkatkan. Hal ini mengingat jemaah
haji Indonesia semakin kritis terhadap hak-haknya untuk mendapatkan pelayanan
yang baik, termasuk pelayanan kesehatan haji . Di samping itu, tantangan pelayanan
kesehatan haji setiap tahun terus berubah dan bertambah, salah satunya
meningkatnya jurnlah jemaah haj i.
Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Haji Indonesia menyebutkan bahwa Pemeriksaan dan Penilaian Pendahuluan untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan, jasaboga (asrama dan pesawat)
dan membuat rekomendasi kepada pengambil keputusan tentang perbaikan asrama
haji, sarana sanitasi yang aman dan nyaman, perbaikan jasaboga dilaksanakan 3
(tiga) bulan sebelum operasional haji. Setelah itu dilaksanakan pemeriksaan kedua,
dimaksudkan untuk memantau perbaikan kesehatan lingkungan dan kesiapan
asrama serta pemeriksaan kesehatan penjamah makanan, dilakukan 1 (satu) minggu
sebelum operasional haji. Pada saat operasional haji (1 hari sebelum kepulangan)
dengan kegiatan untuk memantau kegiatan sanitasi asrama, katering haji dan
katering pesawat, dan pembinaan kepada pengelola dan penjamah makanan.
B. Pengertian
1. Jemaah haji adalah Warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan telah
mendaftarkan diri untuk menunaikan Ibadah Haji sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan.
2. Standar Kesehatan Lingkungan adalah spesifikasi teknis atau scsuatu yang dibakukan ,
tennasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak
yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan,
lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman,
perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat
yang sebesar-besarnya.
3. Asrama haji, tennasuk asrama haji transito dan asrama haji antara, adalah temp at
penampungan sementara jemaah haji sebelum keberangkatan dan sebelum kembali ke
daerah asal sepulangnya dari Arab Saudi
4. Kesehatan Lingkungan adalah upaya untuk mengendalikan faktor risiko kesehatan
lingkungan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan
kesehatan
5. Petugas adalah petugas kesehatan yang melakukan pemeriksaan, penilaian,
pemantauan dan pernbinaan kesehatan lingkungan asrama haji dari unsur Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, Provinsi, KKP, BIBTKL PPM dan Pusat.
6. Penilaian asrama haji adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dari perneriksaan dan
analisa penyeienggaraan higicne dan sanitasi asrama haji sesuai stanoar
7. Pengelola asrama haji adalah Badan Pengelola Asrama Haji (BP AH)
8. Jasa boga adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan pengelolaan
makanan yang disajikan di luar tempat usaha atau dasar pesanan
9. Penjamah makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan
dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan,
sampai dengan penyajian
10. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) adalah fasilitas yang digunakan untuk
penanganan makanan jajanan balk menetap maupun berpindah-pindah
11. Vektor adalah seranggalbinatang pengganggu yang dapat rnenularkan penyakit baik
secara mekanik (Ialat, kecoak) atau biologik (nyamuk Anopheles, Aedes, dll).
12. Seranggalbinatang pengganggu adalah serangga / binatang yang dapat menimbulkan
gangguan kenyamanan / kesehatan manusia (nyarnuk, lalat, kecoak, tikus, dll).
13. Pengendalian vektor adalah Kegiatan atau upaya mencegah / menekan / menurunkan
atau mengurangi kepadatan populasi vektor baik secara non kimia (fisik, lingkungan,
biologi) atau kimia (dengan menggunakan pestisidalinsektisida) yang membuat
vektor sulit dalam perkembangan hidupnya sehingga mati .
14. Tempat perkembangbiakan vektor adalah hngkungan atau habitat dimana merupakan
tempat hidup dan berkembang biaknya vektor.
15. Infra Stuktur adalah Kesatuan ruang dengan kesatuan bend a yang mendukung dalam
sarana dan prasarana bangunan.
16. Surveilans Faktor Resiko Lingkungan adalah pemgamatan yang berbasis pada faktor
risiko penyakit akibat lingkungan.
17. Limbah adalah sisa suatu usaha dan! atau kegiatan
18. Limbah Medis adalah sisa suatu usaha dan! atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan / atau beracun yang berasal dari kegiatan medis.
19. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan at au proses alam yang
berbentuk padat.
20. Air Iimbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan
pemukiman (real estate), rumah makan (restoran), perkantoran, pemiagaan,
apartemen dan asrama
II. TUJUAN DAN MANFAAT
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
TerwlJj1.'dnya asrama haji ya!1g bersih, arr!an.
ョケ。セ@
dan sehat.
2. Tujuan Khusus :
a. Terwujudnya infra struktur asrama haji yang memenuhi persyaratan
kesehatan .
b. Terselenggaranya kesehatan lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan.
c. Tersedianya petugas penyelenggara kesehatan lingkungan asrama haji yang
profesional
d. Tenvujudnya perilaku jemaah haji, petugas serta pengelola untuk hid up bersih
dan sehat.
B. Manfaat
1. Petugas:
a.
Meningkatkan pegetahuan dan keterampilan petugas dalam penyelenggaran
kesehatan lingkungan asrama haji
b. Meningkatkan tanggung jawab untuk mengatasi masalah kesehatan
lingkungan
2. Pengelola asrama haji :
a. Meningkatkan hubungan kerjasama an tara pengelola dengan petugas lainnya.
b. Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan asrama haji
3. Pengelola Jasa Boga :
Meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan makanan yang sehat, aman dan
berkualitas
4. Penjamah Makanan :
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pengolahan makanan yang sehat ,
aman dan berkualitas
5. Pemerintah daerah :
a. Meningkatkan akses efektif untuk perlindungan kesehatan pada jemaah haji.
b. Meningkatkan Pendapatan Aanggaran Daerah (PAD)
III.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. Kebijakan
1. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan asrama haji dilakukan secara terpadu
antar lintas program dan sektor serta mitra.
2. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan asrama haji diarahkan untuk peningkatan
kualitas kesehatan lingkungan agar memenuhi persyaratan kesehatan.
3. Penyelenggaraan asrama haj i sepenuhnya dibiayai dan dilaksanakan oleh
pemerintah pusat dan daerah.
B. Strategi
I. Meningkatkan kualitas dan kecukupan sarana dan prasarana ..
2. Meningkatkan kemampuan petugas dalam rangka penyelenggaraan kesehatan
lingkungan .
3. Meningkatkan surveilans faktor risiko lingkungan dan penyakit dalam rangka
Sistim Kewaspadaan dini.
4. Meningkatkan keIjasama lintas program, sektor, pusat dan daerah serta mitra
dalam kegiatan kesehatan hngkungan.
IV. PENYELENGGARAN KES EHATAN LINGKUNGAN
A. Pengorganisasian
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan asrama haji melibatkan lintas program dan
sektor serta mitra yang saling mendukung sesuai dengan peran dan fungsinya , yang
terdiri dari :
1. Pusat ( Depkes, Depag, UPT IKKPIBIBTKL PPM)
2. Provinsi (Pemda, Dinkes, Kanwil Depag, Penyedia Air Minum, PU )
3. Kabupaten I Kota (Pemda : Dinkes, Penyedia Air Minum, PU)
4. Pengelola Asrama
5. Pengelola Jasa Boga
B. Langkah-Iangkah Penyelenggaraan
1.
Advokasi dan Sosialisasi
a. Untuk memperoleh dukungan dari pengambil keputusan dalam
penyelenggaraan kesehatan lingkungan.
b. Dilaksanakan sebagai langkah awal bagi semua pihak yang terkait dalam
pengembangan kesehatan lingkungan yang dilakukan secara terns menerus
untuk memperoleh pahamanan yang sarna.
c. KeIjasama lintas program, sektor, pusat dan daerah, dalam kegiatan
kesehatan lingkungan asrama haj i.
6. Peningkatkan sarana / prasarana asrama haji .
Pengembangan infrastruktur, perbaikan operasional, rehabilitasi sarana dan
prasarana.
7. Upaya kesehatan lingkungan
a. Melakukan pemeriksaan, penilaian, pemantauan dan pembinaan.
b. Melakukan pemberdayaan masyarakat di lingkungan asrama haji untuk
berperilaku hidup bersih, dan sehat.
c. Melakukan kajian tekn ologi tepat guna kesehatan lingkungan.
8. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Melakukan pelatihan secara beIjenjang bagi petugas penyelenggara.
9. Surveilans faktor risiko lingkungan dan penyakit.
b. Melakukan pengumpulan data, pengolahan, analisis dan desiminasi
informasi secara terus menerus dalam rangka kewaspadaan dini untuk
mencegah terjadinya KLB penyakit.
c. Melakukan investigasi KLB penyakit
C. Mekanisme Pelaporan
Hasil pemeriksaan kesehatan lingkungan dilaporkan oleh KKP sebagai koordinator
pelaksana penilai selambat-lambatnya satu minggu setelah dilaksanakan penilaian
ke Direktur 1enderal PP & PL, Depkes R1 dan ditembuskan ke BPAH , Dinas
Kesehatan Provinsi, KabupateniKota serta Direktur lenderal Penyelenggara Haji
dan Umrah, Departemen Agama RI
V. Penutup
Demikian pedoman penyelenggaraan kesehatan lingkungan asrama haji di Indonesia ini
dibuat agar pelayanan asrama haji embarkasi I debarkasi haji terutama menyangkut
masalah kesehatan lingkungannya menjadi bersih, aman, nyaman dan sehat.
Lamp iran
I.
KESEHATAN LINGKUNGAN ASRAMA HAJI
A. Bangunan
1. Lokasi asrama haji harus sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, di
antaranya bebas dari pencemaran fisik, biologi, dan kimia.
2. Lingkungan dan bangunan asrama harus bersih sehingga tidak berpotensi sebagai
temp at bersarang dan berkembang biaknya kuman, jamur patogen , serangga
penular penyakit, tennasuk jentik nyamuk, dan binatang pengerat
3. Pembagian ruang asrama harus ditata dan dipergunakan sesuai fungsinya
4. Konstruksi
a. Bangunan asrama harus kuat, utuh, dan tidak menimbulkan kecelakaan
b. Dinding
Terbuat dari bahan kedap air, mudah dibersi h.k2!1 , dip-ding )'2ng kontak dengan
air harus kedap air.
c. Lantai
Terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan, lantai yan g
kontak dengan air memiliki kemiringan 3% ke arah saluran pembuangan air
limbah (SPAL).
d . Ventilasi
Luas ventilasi 15% dari luas lantai, ketinggian m inimal 2,10 meter dari lantai .
Bila pergantian udara k urang lancar dilengkapi dengan penghawaan mekanis.
e.
Atap
Kuat, tidak bocor, tidak menjadi perindukan vektor, tidak teIjadi genangan
f.
Langit-langit
Kuat, berwama terang, mudah dibersihkan, tinggi minimal 2,7 meter dari
lantai.
g. Pintu dan jendela
Kuat, dapat mencegah masuknya serangga, tikus , binatang pengganggu
lainnya.
3) Ventilasi diberi kawat kasa
4) Terdapat exhaustfan untuk membuang udara kotor
5) Dinding terbuat dari porselen atau keramik minimal 2 m dan lantai
6) Ukuran bidang kerja didapur memiliki tinggi 90 em dan jangkauan depan
75 em.
7) Tinggi tempat peralatan ::: 150 em
8) Asap dapur disanng dengan sanngan lemak (grease/ilter) yang dilengkapi
dengan hood (penangkap lemak)
9) Pintu luar minimal lebar 100 em, dibuat membuka keluar (olltway), ukuran
pintu antar mang minimal 80 em dan membuka ke dua arah (two ways)
10) Pintu dibuat menutup sendiri (self closing) untuk memperlane ar lintasan
barang
11) Semua pintu penghubung dapur dibuat tembus udara dilengkapi kasa
penahan serangga dan tikus ( insect and rodent proof)
12) Jarak daun pintu ke lantai < 5 mm
13) Pintu yang berhubungan dengan kamar mandi (We) harus melalui ruang
antara (outdoor breakable)
14) Ruang dapur terdin dan
a) Tempat peneueian peralatan dan bahan pangan
b) Tempat penyimpanan bahan pangan
c) Tempat pengolahan
d) Tempat penyimpanan makanan matang
e) Tersedia meja peraeikan, peralatan, lemari, fasilitas penyimpanan
dingin, rak-rak peralatan, bak-bak peneueian yang berfungsi dan
terpelihara dengan baik
f)
Tersedia wastafel dengan sabun dan air yang mengalir dengan jumlah
yang disesuaihn
b. Ruang makan
1) Setiap kursi tersedia ruangan minimal 0,85m2
2) Pintu yang berhubungan dengan halaman dibuat rangkap, pintu bagian
luar membuka kearah luar.
3) Barus terhindar dari peneemaran
4) Tidak boleh berhubungan langsung dengan jamban/Wc, peturasanlUrinoir,
kamar mandi
5) Bebas dan serangga tikus dan serangga lainya.
6) Tersedia wastafel dengan jumlah yang disesuaikan, tersedia sabun dcngan
air yang mengalir.
C.
Kamar tidur
1) Dinding pintu
dilengkapi tirai
dan jendela kamar tidur yang
tembus
pandang harus
2) Perbandingan jumlah tempat tidur (TT) single (untuk satu orang) degan
iuas lantai kamar tidur sebagai berikut:
lumlah Tempat Tidur
Luas. lantai Min (M L)
1
4,5
2
8
j
1L
4
16
5
20
-
Selanjutnya setiap penambahan 1 TT luas lantai harus ditambah 5 M2
d. Ruang Istirahat karyawan:
1) ruang istirahat karyawan perempuan harus terpisah dengan
karyawan laki-Iaki
runag
2) Tersedia lemari/loker yang aman unutk penyimpanan pakaian karyawan
sesuai kebutuhan karyawan
e. Tempat pelayanan kesehatan I Poliklnik
Kegiatan di tempat pelayanan kesehatan di asrama haji mcrupakan salah satu
aktivitas dalam penyelenggaraan haji, terkait dengan masalah kesehatan
jemaah selama berada di asrama haji.
Hal yang harus diperhatikan terkait dengan sanitasi Poliklinik adalah :
1) Tersedianya ruang periksa dan ruang obat yang dilengkapi dengan meja
kursi dan lemari.
2) Tersedianya ruang tunggu yang dilengkapi dengan kursi tunggu
3) Tersedianya we yang mencukupi untuk pengunjung dan petugas
kesehatan yang terpisah.
4) ketersediaan tempat penampungan limbah medis tajam (safety box), bekas
infus, kapaslkassa/tissu dan lain-lain.
5) Ketersediaan tempat sampah organik, anorganik dan spesifik
6) Tempat cuei tangan yang dilengkapi sabun dan air yang mengalir.
7) Kebersihan mangan ter:jaga
8) lumlah tempat tidur pasien disesuaikan dengan kapasitas asrama
9) Tempat tidur pasien laki-laki dan perempuan terpisah
10) Lingkungan sekitar poliklnik, diberi pagar, tidak beeek dan tidak ada
genangan air serta tidak berdebu.
II ) Bila perlu bangunan poliklinik dipermanenkan.
f.
Tempat pertemuan I aula
I) Konstruksi
Sesuai dengan Persyaratan Umum Bangunan
2) Ruangan
Mengikuti Persyaratan Umum Ruangan
3) Fasilitas
Hams tersedia kamar mandi/WC yang disesuaikan dengan kapasitas aula
(mengikuti persyaratan jumlah kamar mandi/ WC) dan tempat sampah
4) Peneahayaan
Dimangan aula hams tersedia sarana peneahayaan dengan intensitas
peneahayaan sesuai dengan fungsi dan luas mangan aula
g. Mesjid
I) Konstmksi
Sesuai dengan Persyaratan Umum Bangunan
2) Fasititas
a) Harus tersedia temp at wudhu, kamar mandi /WC dan temp at sampah
• Tempat wudhu menggunakan sumber air yang bersih (air PDAM,
air mata air, air sumurgali ,lsumur bor). Bila digunakan tandon air
minimal 1000 liter.
• Tempat wudhu menggunakan kran, dan tinggi kran dari
permukaan lantai minimal 70 em, air bekas wudhu tidak terpeeik
tidak kembali ke tubuh orang berwudhu.
• Kemiringan lantai tempat wudhu minimal 3 %, agar air bekas
wudhu tidak tergenang, sehingga tida ada najis yang tertiggal
dilantai
• kamar mandi/kakus hams terpisah dari tempat wudhu, sehingga
orang masih dapat menggunakan alas kaki. Tersedia air bcrsih
dalam baklember dan sabun untuk meneuei tangan .
• lantai kamar mandilkakus tebuat dari bahan yang kuat, kedap air
tidak liein, mudah dibersihkan, kemiringan lantai minim al 3 %
•
sehingga air dapat mengalir dengan lancar
pembuangan.
Kakus menggunakan kakus model leher angsa
ke
sa luran
b) Lingkungan
Lingkungan sekitar mesjid bersih, diberi pagar, tidak becek dan tidak
ada genangan air serta tidak berdebu
h. Toilet dan Kamar Mandi
Syarat fisik
I) Toilet
lamban daTi leher angsa dan dilengkapi dengan air penyiraman dan untuk
pembersih badan yang cukup serta tissue dan diberi tandaltu lisan bahwa
harus mencuci tangan dengan sabun sesudah menggunakan j amban .
Rasia jamban-orang 1: 10
2) Kamar Mandi
Kamar mandi diiengkapi dengan air kran mengalir dan saluran air limbab
yang memenuhi syarat. Kamar mandi harus mencukupi kebutuhan paling
sedikit 1 (satu) kamar mandi untuk 1-10 tempat tidur, dengan penambahan
1 (satu) kamar mandi untuk setiap 10 temp at tidur. Dianjurkan tanpa bak
mandi, tetapi menggunakan shower (pancuran). Sehingga dapat mencegah
pertumbuhan larva nyam uk penular penyakit.
1umlah tempat ti dur
lml Kamar mandi /We minimal
l.
1-6
1
2.
7 -14
2
3.
15 - 24
3
4.
25 36
4
5.
37 48
5
SelanJutnya setlap penambahan sampaJ dengan 110 tempat tJdur harus
ditambah 1 Kamar Mandil We.
Sedangkan we pengunjung l umum, sampai dengan 40 pengunjung
perempuan minimal 3 we dan untuk lakiIaki harus disediakan minimall
we dan 2 Urinoir ( dan setiap penambahan pengunjung 40 perempuan
dan 60 lakiIaki harus ditambah 1 we untuk perempuan , I we untuk lakilaki, dan 1 urinoir),
Untuk kamar mandil we Karyawan, perbandingan jumlah karyawan
dengan kamar mandi, jumlah we sebagai berikut:
a) Karyawan perempuan
Jumlah karyawan
Jumlah kamar mandi/WC
sid 20
1
2140
2
4170
3
,
Setiap penambahan 40 karyawan harus dilambah 1 kamar mandi/WC
b) Karyawan lakiIaki
Jumlah karyawan
Jumlah kamar mandi/WC
s.d 25
1
2650
2
51100
3
3. Tersedia wastafel dengan sabun dan air yang mengalir
II.
PENYEHATAN AIR
A. Kuantitas
Untuk kebutuhan air bersih diperlukan minimal 50 liter/orang/hari antara lain untuk
air minum, memasak makanan, keperluan sanitasi, higiene peroranganlmandi dan
wudhu .
B. Kualitas (fisik, kimiawi dan bakteriologis)
l. Standar kualitas air minum sesuai dengan tabel dibawah ini :
No
Jenis Parameter
I
Parameter yang berhubungan
langsung den....[an kesehatan
:3 . p。Nイセョ
・ エ ・ イ@ Mikrobiologi
I) E .Coli
2) Total Bakteri Koliform
I
b .Kimia anorganik
I) Arsen
2) Fluorida
3) Kromium (Valensi 6)
4) Kadmium
5) Nittit, (Sebagai N0 2 )
6) Nitrat, (Sebagai NO ))
7) Sianida
8) Selenium
2
Parameter yang Berhubungan
den.&,an Gangguan Lain
a.Parameter Fisik
1) Bau
2) Warna
3) Kekeruhan
4) Rasa
5) Suhu
b.Parameter Kimiawi
1) Aluminium
2) Besi
3) Kesadahan
Satuan
J umlah per I 00
ml sampel
Jumlah per 100
ml sampel
Mg/liter
Mg/liter
Mg/liter
Mg/liter
Mg/liter
Mg/liter
Mg/liter
Mg/liter
Kadar maksimum
yang
Diperbolehkan
0
°
0,01
1,5
0,05
0,003
3
50
0,07
0,01
*C
Tidak berbau
15
5
Tidak berasa
suhu udara ± 3
mg/liter
mg/liter
mg/liter
0,2
0,3
500
TCU
NTU
4) Khlorida
5) Mangan
6) Ph
7) Seng
8) Sulfat
9) Tembaga
10) Sisa KhIor 0)
11) Amonia
mg/liter
mg/liter
mg/liter
mg/liter
mg/liter
mg/liter
mg/liter
250
0.4
6.58.5
3
250
2
0,2 (min) 0,5
(mnks)
15
2. Kegiatan Pengawasan kualitas air minum
a. Pengambilan sampel air dilakukan oleh petugas laboratorium atau petugas
kesehatan lingkungan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan yang telah
bersetifikat sebagai pengambil sampel.
b. Pengambilan sampel air dipilih sedemikian rupa sehingga dapat mewakili
secara keseluruhan yaitu dilakukan di 3 (tiga) titik, di reservoir, di kran air
dan di air siap minum.
c. Pemeriksaan sampel air dilakukan oleh laboratorium yan g telah
terakreditasi sebagai penguji kualitas air, seperti Balai BesarlBalai Teknik
Kesehatan Lingkungan Pemberantasan Penyakit Menular (B /BTKLPPM)
atau Laboratorium Kesehatan yang telah ditunjuk .
d . Pemeriksaan kualitas air dilakukan 3 bulan sebelum operasional haji dan I
minggu menjelang operasional haji .
e. Pengambilan dan pemeriksaan sampel air dapat dilakukan sewaktuwaktu
bila diperlukan karena adanya dugaan terjadinya pencemaran ai r yang
menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan atau kejadian luar biasa pada
jemaah.
f. Pemeriksaan kualitas air secara Fisika, Kimia dan mikrobiologi dilakukan 3
bulan sebelum eprasional haji dan I ( satu ) minggu sebelum oprasional
haji.
g. Pad a saat operasional haji dilakukan pemeriksaan kualitas air secara
mikromiologi misalnya dengan metode H2S minimal seminggu sekali pada
air siap minum.
h. HasiJ pemeriksaan kualitas air wajib dilaporkan, apabila dmi hasil
pemeriksaan ditemukan parameter yang tidak memenuhi syarat syarat
kesehatan, maka petugas KKP segera menyampaikan rekomendasi tindak
lanj ut perbaikan kualitas air kepada pengelola asrama haj i.
C. Kontinuitas (ketersediaan air setiap saat)
Air terpenuhi secara kuantitas dan kualitas
(minum, keperluan sanitasi, mandi , dll)
di setiap waktu yang diperiukan
III. HYGIENE SANITASI JASA BOGA
PERSYARATAN HYGIENE SANIT ASI, LOKASI, BANGUNAN. PENGOLAHAN DAN PENYIMP ANAN
A. PERSY ARA T AN UMUM
I. Lokasi :
Jarak jasaboga harus jauh minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat
sampah umum, we umum, bengkel cat dan sumber pencemaran lainnya.
Pengertianjauh adalah sangat relatiftergantung kepada arah pencemaran yang
mungkin terjadi seperti aliran angin dan air.
Secara pasti ditentukan jarak minimal adalah 500 meter, sebagai batas terbang lalat
rumah.
2. Bangunan dan fasilitas :
a. Halaman:
1). Mempunyai papan nama perusahaan dan nomor Izin Usaha serta Sertifikat
Laik Hygiene Sanitasi .
2). Halaman bersih, tidak banyak lalat dan tersedia tempat sampah yang
memenuhi syarat hygiene sanitasi, tidak terdapat tumpukan barangbarang
yang dapat menjadi sarang tikus.
3). Pembuangan air kotor (li mbah dapur dan kamar mandi) tidak meni mbulkan
sarang serangga, jalan masuknya tikus dan dipelihara kebersihannya.
4) . Pembuangan air hujan lancar, tidak menimbulkan genangangenangan air.
b. Konstruksi:
Bangunan untuk kegiatanjasaboga harus memenuhi persyaratan teknis
konstruksi bangunan yang berlaku.
Konstruksi selain kuat juga selalu dalam keadaan bersih secara fisik dan bebas
dari barangbarang sisa at au bekas yang ditempatkan sembarangan.
c. Lantai:
Permukaan lantai rapat air, hal us, kelandaian cukup, tidak licin, dan mudah
di b ersihkan .
d. Dinding :
1). Permukaan dinding sebelah dalam halus, kering Itidak menyerap air dan
mudah dibersihkan.
2). Bila pemlllkaan dinding kena percikan air, maka setinggi 2 (dua) meter dari
lantai dilapisi bah an kedap air yang perrnukaannya halus, tidak menahan
debu dan berwama terang.
e. LangitIangit :
I). Bidang langitIangit harus menutup atap bangunan.
2) . Perrnukaan langitIangit temp at makanan dibuat, disimpan, diwadah i dan
tempat pencucian alat makanan maupun tempat cuci tangan dibuat dari
bahan yang perrnukaannya rata mudah dibersihkan, tidak menyerap air dan
berwama terang.
3). Tinggi langitlangit tidak kurang 2,4 meter di atas lantai .
f.
•
Pintu dan jendela :
1). Pintupintu pada bangunan yang dipergunakan untuk memasak harus
membuka ke arah luar.
2). Jendela, pintu dan lubang ventilasi di mana makanan diolah dilengkapi
kassa yang dapat dibuka dan dipasang.
3). Sernua pintu dari ruang lempm pengolahan makanan dibuat menutup
sendiri atau dilengkapi peralatan anti lalat, seperti kassa, tirai , pintu
rangkap dan lainlain.
g. Pencahayaan :
1). Intensitas pencahayaan harus cukup untuk dapat melakukan pemeriksaan
dan pembersihan serta melakukan pekerjaanpekerjaan secara efektif.
2). Di setiap ruangan tempat pengolahan makanan dan tempat menc uc i tangan
intensitas pencahayaan sedikitnya 10 fc (100 lux) pada titik 90 em dari
lantai.
3). Semua pencahayaan tidak boleh menimbulkan silau dan distribusinya
sedemikian sehingga sejauh mungkin menghindarkan bayangan.
4) . Cahaya terang dapat diketahui dengan alat ukur lux meter (foot candle
meter)
• Cahaya silau bila mata terasa sakit bila dipakai melihat obyek yang
mendapat penyinaran. Perbaikan dilakukan dengan cara menempatkan
beberapa lampu dalam satu ruangan.
• Mengukur 10 fc dengan lux meter pada posisi 1 x yaitu pad a angka
100, atau pada posisi lOx pada angka 10.
Catatan : 1 skala lux = 10., berarti 1 foot candle = 10 lux.
•
Untuk perkiraan kasar dapat digunakan angka hitungan sebagai
berikut :
1 watt menghasilkan I candle cahaya sebagai sumber atau 1 watt
menghasilkan 1 foot candel padajarak 1 kaki (30 ern) atau I watt
menghasilkan '/J foot candle pada jarak 1 meter atau 1 watt
menghasilkan '/3 x 1'2 = 116 foot candle pad a jarak 2 meter atau 1 watt
menghasilkan '/J x '/J = 119 foot candle padajarak 3 meter.
Maka lampu 40 watt menghasilkan 40/6 = 6,8 foot candle pada jarak 2
meter atau 40/9 = 4,5 foot candle padajarak 3 meter.
h. Ventilasil penghawaan :
1). Bangunan at au ruangan tempat pengolahan makanan harus dilengkapi
dengan ventilasi yang dapat menjaga keadaan nyaman.
2). Sejauh mungkin ventilasi harus cukup (± 20% dari luas lantai) untuk :
a). Mencegah udara dalam ruangan terlalu panas
b)' Mencegah terj adinya kondensasi uap air atau lemak pada lantai,
dinding atau langitlangit.
c). Membuang bau, asap dan pencemaran lain dari ruangan
I.
Ruangan pengolahan makanan :
1). Luas untuk tempat pengolahan makanan harus cukup untuk bekerja pada
nan pfisipn セ・。イ@
mf'ngl-}indari k,=,mungkinan
pekeIjaannY:l oengml ュオイャセィ@
kontaminasi makanan dan memudahkan pembersihan.
2). Luas lantai dapur yang bebas dari peralatan sedikitnya 2 (dua) meter
persegi untuk setiap orang bekerja.
Contoh :Luas ruangan 4 x 5 m 2 = 20 m 2 .
Jumlah pekerja di dapur 6 orang
Jadi 20/6 = 3,3 m2 /0rang berarti memenuhi syarat.
Luas ruangan 3 x 4 m 2 = 12 m 2 .
Jumlah pekerja di dapur 6 orang
J adi 12/6 = 2 m 2 /orang. Keadaan ini belum memenuhi syarat,
karena kalau dihitung dengan peralatan kerja di dapur belum
mencukupi.
3). Ruang pengolahan makanan tidak boleh berhubungan langsung dengan
jamban, peturasan dan kamar mandi.
4). Untuk kegiatan pengolahan dilengkapi sedikitnya meja kerja, lemaril
temp at penyimpanan bahan dan makanan jadi yang terlindung dari
gangguan tikus dan hew an lainnya.
J. Fasilitas pencucian peralatan dan bahan makanan :
1). Pencucian peralatan harus menggunakan bahan pembersihldeterjen.
2). Pencucian bahan makanan yang tidak dimasak harus menggunakan larutan
Kalium Pennanganat 0,02% atau dalam rendaman air mendidi h dalam
beberapa detik.
3). Peralatan dan bahan makanan yang telah dibersihkan disimpan dalam
tempat yang terli ndung dari kemungkinan pencemaran oleh tikus dan
hewan lainnya.
k. Tempat cuci tangan :
1). Tersedia tempat cuci tangan yang terpisah dengan tempat cuci peralatan
maupun bahan makanan yang dilengkapi dengan air kran, saluran
pembuangan tertutup, bak penampungan, sabun dan pengering.
2). Jumlah tempat cuci tangan disesuaikan dengan banyaknya karyawan
sebagai berikut :
1 10 orang = 1 buah dengan tambahan 1 (satu) buah untuk setiap
penambahan 10 orang atau kurang.
3). Tempat cuci tangan diletakkan sedekat mungkin dengan temp at bekeIj a.
1.
Air bersih :
1). Air bersih harus tersedia cukup untuk seluruh kegiatan penyelenggaraan
jasaboga
2). kuSQゥエセウ@
ai!" セ・AGBィ@
ィセAlャ@
memer!uhi セjtャイS
A@ sesuai deng3r! ォ・ーセ
ャ エA N Asョ
ョ@ ュ・ョエセ@
kesehatan.
m. Jamban dan peturasan :
1). Jasaboga: harus mempunyai jamban dan peturasan yang memenuhi syarat
hygiene sanitasi serta memenuhi pedoman plumbing Indonesia.
2). Jumlah jamban harus mencukupi sebagai berikut :
J umlah karyawan : 1
10 orang
1 buah
11
25 orang
2 buah
26
50 orang
3 buah
dengan penambahan 1 (satu) buah setiap penambahan 25 orang.
3). Jumlah peturasan harus mencukupi sebagai berikut :
J umlah karyawan : 1
30 orang
1 buah
3 1
60 orang
2 buah
dengan penambahan 1 (satu) buah setiap penambahan 30 orang.
n. Kamar mandi :
1). J asaboga harus dilengkapi kamar mandi dengan air kran mengalir dan
sa luran pembuangan air limbah yang memenuhi pedoman plumbing
Indonesia.
2). Jumlah harus mencukupi kebutuhan paling sedikit 1 (satu) buah untuk 1 10 orang dengan penambahan 1 (satu) buah setiap 20 orang.
o. Tempat sampah :
Tempattempat sampah seperti kantong plastiklkertas, bak sampah tertutup
harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan diletakkan sedekat mungkin
dengan sumber produksi sampah, namun dapat menghindari kemungkinan
tercemarnya makanan oleh sampah.
Penanggung jawab jasaboga harus memeli hara semua bangunan dan
fasilitas/alatalat dengan baik untuk menghindari kemungkinan terj adinya
pencemaran terhadap makanan, akumulasi debu atau jasad renik, meni n gkatnya
suhu, akumulasi sampah , berbiaknya serangga, tikus dan genangangenangan
aIr.
B. PERSY ARATAN KHUSUS
1. ] asaboga Asrama Haj i :
a. Persyaratan:
1). Memenuhi persyaratan urn um
2). Memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut :
a). Halaman:
Pembuangan air kotor hams dilengkapi dengan grease trap (penangkap
lemak) sebe!um dial!rl::an ke ウ・ーAゥセ@
!:,mk atau temp3t ー・セエZャァ」イN@
lainnya.
b) . Lantai:
Perternuan antara lantai dan dinding tidak terdapat sudut mati agar
rnudah dibersihkan dan tidak menjadi tempat berkumpulnya kotoran.
c). Pengaturan ruang :
• Ruang pengolahan makanan tidak boleh dipakai sebagai rnang tidur
• Ruang pengo\ahan makanan hams dipisahkan dengan dinding
pernisah yang memisahkan temp at pengolahan makanan dengan
ruang lain.
• Ruang pengolahan makanan harns terpisah dari bangunan untuk
tempat tinggal
• Memiliki ruang kantor dan ruang untuk belajarlkhusus yang terpisah
dari ruang pengolahan makanan .
•
d). Ventilasil penghawaan :
(1). Bila bangunan ti dak mempunyai ventilasi alam yang cukup harus
menyediakan ventilasi yang dapat memasukkan udara segar.
(2). Pembuangan udara kotor atau asap hams tidak rnenirnbulkan
gangguan terhadap Iingkungan
(3) . Pembuangan asap dari dapur harns dilengkapi dengan alat
pernbuangan asap (cerobong asap) yang rnernbantu pengeluaran
asap dapur sehingga tidak mengotori ruangan.
(4) . Pembuangan asap dari dapur harus dilengkapi dengan penangkap
asap (hood), alat pembuang asap dan cerobong asap.
e). Fasilitas pencucian peralatan dan bahan makanan :
(1). Fasilitas pencucian dari bahan yang kuat, pem1ukaan halus dan
mudah dibersihkan
(2) . Setiap peralatan dibebashamakan sedikitnya dengan larutan
kaporit 50 ppm atau air panas 80°C selama 2 menit
f).
Tempat cuei tangan :
Tersedia tempat cuci tangan yang pennukaannya halus dan mudah
dibersihkan
Setiap ruangan pengolahan makanan dilengkapi I (satu) buah tempat
cuci tangan yang diletakkan dekat pintu.
g). Penyimpanan makanan :
Untuk penyjmpanan makanan yang cepat busuk harus tersedia
sedikitnya 1 (satu) buah lem ari es (kulkas) yang khusus dipergunakan
untuk keperluan tersebut.
c). Ruang pengolahan makanan :
(l). Tempat mema5ak makanan hams terpisah secara j elas of'.ngan
tempat penyjapan makanan matang.
(2). Tersedia ru angan tempat pengolahan makanan yang terpisah dari
ruangan tempat penyjmpanan bahan makanan mentah
(3) . Tersedia lemari penyimpanan dingin yang dapat mencapai suhu 10°C sampai SoC dengan kapasitas yang cukup memadai sesuai
dengan jenis makanan yang digun akan.
d). Alat angkut dan wadah makanan :
(1). Tersedia kendaraan pengangkut makanan yang khusus dengan
konstruksi tertutup dan hanya dipergunakan untuk mengangkut
makanan jadi.
(2). Alatltempat angkut makanan harus tertutup sempurna, dibuat dari
bahan kedap air, pennukaan halus dan mudah dibersihkan.
(3) . Pada setiap kotak yang dipergunakan sekali pakai untuk mewadahi
makanan harus mencantumkan nama perusahaan dan nomor lzin
Usaha serta Laik Hygiene Sanitasi.
(4). Jasaboga yang menyajikan makanan tidak dengan kotak, harus
mencantumkan nama perusahaan dan nom o r izin usaha serta Laik
hygiene sanitasi di temp at penyajian yang mudah diketahui umum
e) . Fasilitas ganti pakaian :
(1). Bangunan harus dilengkapi dengan temp at penyimpanan dan ganti
pakaian yang cukup
(2). Fasilitas ganti pakaian tersebut ditempatkan sedemikian rupa
sehingga mencegah kontaminasi terhadap makanan
2. Jasaboga Pesawat Udara
a.
Kriteria :
Jasaboga yang melayani kebutuhan alat angkutan urnurn internasional dan
pesawat udara dengan pengolahan yang rnenggunakan dapur khusus dan
rnernperkerjakan tenaga kerja.
b. Persyaratan:
1). Mernenuhi persyaratan urn urn dan jasaboga Asrarna Haji
2). Memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut :
b). Ventilasi/penghawaan:
(I). Pembuangan asap dilengkapi dengan penangkap asap (hood), alat
pembuang asap, cerobong asap, saringan lemak yang dapat dibuka
dan dipasang UI1tuk dibersihkan secara berkala
(2). Ventilasi rnangan dilengkapi dengan alat pengatur suhu ruangan
yang dapat menjaga kenyarnanan rnangan
c). Fasilitas pencucian alat dan bahan :
(1). Terbuat dari bahan logam tahan karat dan tidak larut dalam
makanan seperti stainless steel.
(2). Air untuk keperluan pencucian peralatan dan cuci tangan harns
mernpunyai kekuatan tekanan sedikitnya 15 psi (1,2 kglcrn 2)
d). Ruang pengolahan rnakanan :
(1). Tersedia lernari penyirnpanan dingin untuk rnakanan secara
terpisah sesuai dengan jenis rnakananlbahan rnakanan yang
digunakan seperti daging, telur, unggas, ikan, sayuran dan buah
dengan suhu yang dapat rnencapai kebutuhan yang disyaratkan.
(2). Tersedia gudang tempat penyirnpanan makanan untuk bahan
makanan kering makanan terolah dan bahan yang tidak mudah
membusuk
(3). Rakrak penyimpanan makanan harns mudah dipindahpindah
dengan menggunakan rodaroda penggerak sehingga ruangan
mudah dibersihkan.
C. PERSYARATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN
1. Bahan makanan
a. Bahan yang akan diolah terntama daging, susu, tel or, ikanludang dan sayuran
harus baik, segar dan tidak rusak atau berubah bentuk, warn a dan rasa,
sebaiknya berasal dari tempat resmi yang diawasi.
b. Bahan terolah yang dikemas, bahan tambahan dan bahan penolong rnernenuhi
persyaratan keputusan Menteri Kesehatan yang berlaku.
2. Makanan terolah
a. Makanan yang dikemas :
1). Mempunyai label dan merk
2). Terdaftar dan mempunyai nomor daftar
3). Kemasan tidak rusak/pecah atau kembung
4). Belum kadaluwarsa
5). Kemasan digunakan hanya untuk satu kali penggunaan
b. Makanan yang tidak dikemas :
1). Baru dan segar
2). Tidak basi , busuk, rusak at au beIjamur
3). Tidak mengandung bahan yang dilarang
3. Makanan j adi
a. Makanan tidak rusak, busuk atau basi yang ditandai dan rasa, bau, berlendir,
berubah wama, berjamur, berubah aroma atau adanya pengotoran lain
b. Memenuhi persyaratan bakteriologis berdasarkan ketentuan yang berlalcu
c. Angka kuman E. Coli pada makanan harus O/gr contoh makanan
d. Angka kuman E. Coli イセョ\ャ@
millllm an h(lT1 !S n/gr r.ontoh rninuman
e. lumlah kandungan logam berat residu pestisida, tidak boleh melebihi ambang
batas yang diperkenankan menurut ketentuan yang berlaku.
D. PERSYARATAN HYGIENE SANITASI PENGOLAHAN MAKANAN
1. Tenagalkaryawan pengolah makanan
a. Memiliki sertifikat hygiene sanitasi makanan.
b. Berbadan sehat yang di buktikan dengan surat keterangan dokter
c. Tidak mengidap penyakit menular seperti typhus, kolera, tbc dan lainlain atau
pembawa kuman (carrier)
d. Setiap karyawan harus memiliki bulcu pemeriksaan kesehatan yang berlaku
2. Peralatan yang kontak dengan makanan
a. Permukaan utuh (tidak cacat) dan mudah dibersihkan
b. Lapisan permukaan tidak terlarut dalam asamlbasa atau garamgaram yang
lazim dijumpai dalam makanan
c. Bila kontak dengan makanan, tidak mengeluarkan logam berat beracun yang
membahayakan yaitu :
1). Timah hitam (Pb)
2). Arsenikum (As)
3). Tembaga (Cu)
4). Seng (Zn)
5). Cadmium (Cd), dan
6) . Antimon (Stibium)
d. Wadah yang digunakan harus mempunyai tutup yang menutup sempuma
e. Kebersihannya ditentukan dengan angka kuman sebanyakbanyakn ya 100/em"'
pennukaan dan tidak ada kuman E. coli
3. eara pengolahan :
a. Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara terlindung
dari kontak langsung dengan tubuh.
b. Perlindungan kontak langsung dengan makanan dilakukan dengan :
1) . Sarung tangan plastik sek ali pakai
2). Penjepit rnakanan
3). Sendok garpu
c. Untuk rnelindungi pencemaran terhadap makanan digunakan :
1). eelemeklapron
2) . Tutup rarnbut
3). Sepatu dapur
d. Perilaku tenagalkaryawan selama bekerja.
1). Tidak merokok
2). Tidak makan atau mengunyah
3). Tidak memakai perhiasan, kecuali cincin kawin yang tidak berhias (polos)
4). Tidak menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan untuk keperluannya
5). Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar dari kamar kecil
6) . Selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan benar
7). Selalu memakai pakaian kerja yang bersih yang tidak dipakai di luar tempat
jasaboga.
E.
PERSYARATAN HYGIENE SANITASI PENYIMPANAN MAKANAN
1. Penyimpanan bahan rnentah :
a. Penyimpanan bahan mentah dilakukan dalam suhu sebagai berikut :
Digunakan untuk
J enis bahan makanan
3 hari atau 1 minggu atau
1 minggu
kurang
kurang
atau lebih
a). Daging, ikan, udang
_5° sid ooe -10° sid 5°C > lOoe
dan olahannya
b). Telor, SllSU dan
> 5°C
5° sid 7°C _5 ° sid oOe
olahannya
c) . Sayur, buah dan
lOoe
10°C
110°C
mmuman
J
2Soe
25°C
d). Tepung dan biji
25°C
b. Ketebalan dan bahan padat tidak lebih dari 10 cm
c. Kelembaban p enyimpanan dalam mangan : 80 90%
2. Penyimpanan makanan terolah :
Makanan kemasan tertutup sebaiknya disimpan dalam suhu 2: 10°C
3. Penyimpanan makanan jadi :
a. Terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan .
b. Makanan cepat busuk disimpan dalam suhu panas 65,SoC atau lebih atau
disimpan dalam suhu dingin 4°C atau kurang.
c. Makanan cepat busuk untuk penggunaan dalam waktu lama (lebih dari 6 jam)
disimpan dalam suhu SoC sampai 1°C.
4. Cara penyimpanan makanan :
a. Tidak menempel pada lantai, dinding atau langitIangit dengan ketentuan
sebagai berikut :
J a rak makanan dengan lantai
15 cm
5 cm
Jarak makanan dengan dinding
Jarak makanan dengan langitlangit
60 cm
b.
F.
Tidak tercampur antara makanan yang siap untuk dimakan dengan bahan
makanan mentah.
PENGELOLAAN MAKANAN DI LUAR ASRAMA HAJI
Pengawasan dan pembinaan pengelola makanan di luar asrama haji dilaksanakan sesuai
dengan peraturan yang berlaku .
IV.
•
PENGELOLAAN LIMBAR
A. Limbah Domestik
I. Jamban / Peturasan
a. Tidak mengakibatkan pencemaran pada sumbersumber air minum,
dan pennukaan tanah yang ada di sekitar jamban.
b . Menghindarkan berkembangbiaknyaltersebarnya cacing tambang pad a
perm ukaan tanah.
c. Tidak memungkinkan berkembang biaknya lalat dan serangga lain;
d. Menghindarkan atau mencegah timbulnya bau dan pemandangan yang
tidakmenyedapkan.
e. Mengusahakan kontruksi yang kuat.
f. Jarak antara jamban dan sumber air minimall 0 meter.
g. Jamban yang dipergunakan sebaiknya jamban leher angsa
h. Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air dimana tinja
dan air buangan masuk dan ュ・ョァ。ャ
セ@ dekomposisi.
1. Dilengkapi dengan air yang mengalir
2. Air limbah
a. Sa l uran pembuangan air limbah tertutup dengan kisi ya ng terbuat
logam sehingga mudah dibersihkan.
b. Air limbah yang berasal dari setiap ruangan disalurkan ke instalasi
pengolahan limbah ( IP AL ) sebelum di buang kesaluran pembuangan
umum.
c. Tidak mencemari sumber air bersih
d. Tidak menyebar/meresap ke seluruh arah pennukaan tanah
e. Kualitas air limbah outlet harus memenuhi baku mutu sebagaimana
diatur dalam Kepetusan menteri Iingkungan Hidup ) 12 Tahun 2003
Tentang B a k u M utu A Ir l'1mba h domestl'k
No
Parameter
S atu a n
Kadar maksim um
l.
pH
mg/I
69
2.
mg/I
100
BOD
3.
TSS
mg/I
100
Minyak
4.
dan
Mg/I
10
lemak
f
Saluran !1embuangan air limhah memiliki kemiringar! se ua i dengan
ketentuan yang berlaku sehingga mencegah genangan air.
g. Dilakukan pengujian kualitas air Iimbah selama oprasional
penyelenggaraan asrama haji
B. Limbah medis
1. Benda tajam harus dikumpulkan 'b ersamaan, baik yang terkontaminasi ataupun
tidak, dimasukan dalam kontainer.
2. Kontainer yang digunakan harus anti robek, biasanya terbuat dari logam atau
plastik berdensitas tinggi dan pas dengan tutupnya. Kontainer itu harus kokoh dan
impenniable agar dapat menahan benda tajam dan cairan residu yang keluar dari
spuit tetap dalam kontainer.
3. Untuk menurunkan risiko kerusakan, kontiner harus taban banting (sulit
dibukaldipecahkan) dan jarum serta spuit harus dibuat tidak berguna lagi . lika
kontainer plastik atau logam tidak tersedia atau terlalu mabal, sebaiknya
menggunakan kontainer yang dibuat dari kardus padat (WHO, 1997), kemasan
tersebut untuk memudahkan pengangkutan dan harus dilapisi dengan plastik.
4. Kassalpembalut, kapas, bekas pecahan vial, flacon, botol infus dimasukan dalam
temp at tersendiri.
5. Limbah medis yang berasal dari poliklinik dibawa ke tampat pengolahan limbah
yang ditunjuk, tidak boleh dibuang ke tempat penampungan sementara(TPS).
C. Sampah
I. Tempat sampah untuk m enampung sampah sementara dibuat dari bahan yang
kuat, kedap air, memiliki permukaan yang halus di bagian dalam dan tidak mudah
berkarat.
2. Sebaiknya dipisahkan tempat sampah untuk sampah basah (garbage) dengan
sampah kering (waste), sampah bahan berbahaya harus dipisahkan mi s : battery
bekas
3. Didalam ruangan perlu disediakan tempat sampah dalam bentuk konteiner yang
kedap air dan tertutup
4. Diluar ruangan terdapat konteiner yang dapat menampung seluruh sarnpah Dari
tempat sampah diruangan
5. Mempunyai tutup dan memakai kantong plastik khusus untuk sisasisa bahan
maka