Jangka reproduksi dan kajian faktor-faktor yang mempengaruhinya pada wanita di kabupaten cirebon provinsi jawa barat

JANGKA REPRODUKSI DAN KAJIAN FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHINYA PADA WANITA DI
KABUPATEN CIREBON PROVINSI JAWA BARAT

WATI’AH

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:
JANGKA REPRODUKSI DAN KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA PADA WANITA DI KABUPATEN CIREBON
PROVINSI JAWA BARAT
adalah karya saya sendiri yang diarahkan oleh komisi pembimbing dan belum
pernah dipublikasikan oleh siapapun. Sumber data dan informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir

tesis ini.

Bogor, Juni 2011

Wati’ah
G352090021

ABSTRACT
WATI’AH. Woman Reproductive Span and Its Factor in Cirebon Regency,
West Java, Indonesia. Supervised by BAMBANG SURYOBROTO and SRI
BUDIARTI.

Research on reproductive span of Indonesian women is scarce. There was
conflicting data between urban and rural area. Present study used longitudinal data
to get the reproductive span of women who live in Cirebon rural community. Data
was collected from interview. The data was processed using the Probit GLM
(Generalized Linear Models). The result showed that age of menarche was 14.51
years and menopause was 48.53 years, so that the reproductive span was 34.02
years. This reproductive span is not influenced by the use of contraceptives and
their reproductive history which included age at first childbirth, the distance

between the first and last pregnancy and number of children (parity). Women in
rural areas have a shorter reproductive span than women in urban areas. Secular
trends decreased the age of menarche.
Keywords: Menarche, menopause, reproductive span, contraceptive, secular
trends

RINGKASAN
WATI’AH. Jangka Reproduksi dan Kajian Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
pada Wanita di Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat. Dibimbing oleh
BAMBANG SURYOBROTO dan SRI BUDIARTI
Kepadatan penduduk di Indonesia (126 jiwa/km2) termasuk kategori yang
cukup tinggi dibanding rata-rata kepadatan penduduk di dunia (43 jiwa/km2).
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 137 782 690 jiwa, 58%
diantaranya bertempat tinggal di Pulau Jawa. Kabupaten Cirebon yang merupakan
bagian dari Provinsi Jawa Barat, memiliki jumlah penduduk 2 065 142 jiwa
dengan kepadatan penduduk sebesar 1 017.45 jiwa/km2 (BPS 2010). Kepadatan
penduduk yang cukup tinggi ini dipicu oleh pertumbuhan penduduk.
Kepadatan dan pertumbuhan penduduk ditentukan oleh banyaknya wanita
usia produktif yang masih mungkin untuk hamil dan melahirkan. Rentang usia
ketika seorang wanita masih produktif disebut jangka reproduksi. Jangka

reproduksi ditentukan oleh usia menarke dan usia menopause. Penelitian
mengenai menopause telah dilakukan di Turki oleh Reis et al. (1998) yang
menyatakan bahwa usia menopause berkorelasi positif dengan status perkawinan,
body mass index (BMI), graviditas, paritas, usia menarke, dan lama pendarahan
(menstruasi). Namun hasil penelitian Noord et al. (1997) di Netherlands
menunjukkan bahwa usia menopause dipengaruhi oleh gaya hidup (merokok dan
penggunaan kontrasepsi oral) dan usia menopause tidak berhubungan dengan usia
menarke. Penelitian di Amerika oleh Gold et al. (2001) melaporkan bahwa
merokok, pendidikan yang rendah, tidak memiliki pekerjaan tetap, akan
mempercepat usia menopause, sedangkan paritas dan wanita yang tidak
menggunakan kontrasepsi oral (hormonal) akan mengalami menopause lebih
lambat.
Penelitian mengenai jangka reproduksi wanita di Indonesia masih
mendapatkan hasil yang inkonsisten. Wanita di Kabupaten Bandung yang
merupakan daerah urban memiliki jangka reproduksi 35.55 tahun (Sukmaningrasa
2009), sedangkan wanita di Kampung Naga dan Baduy yang termasuk daerah
rural, masing-masing memiliki jangka reproduksi 36.47 dan 33.67 tahun
(Vidiawati 2009; Rohmatullayaly 2010). Jangka reproduksi wanita rural di
Kampung Naga lebih panjang dibanding wanita urban di Kabupaten Bandung.
Sebaliknya, jangka reproduksi wanita rural di Baduy lebih pendek dibanding

wanita urban di Kabupaten Bandung. Oleh karena itu, penulis ingin membuktikan
apakah jangka reproduksi di daerah rural lebih panjang atau lebih pendek
dibanding daerah urban.
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung jangka reproduksi serta
mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhinya pada wanita di Kabupaten
Cirebon Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
data acuan kesehatan dan secara tidak langsung sebagai tolak ukur kesejahteraan
wanita di Kabupaten Cirebon khususnya serta wanita di Indonesia pada umumnya.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Desember 2010.
Lokasi penelitian di Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat yang meliputi 12
kecamatan dan terdiri dari 68 desa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 636
orang, yang terdiri atas 359 ibu-ibu yang berusia 35–70 tahun dan 277 anak-anak

dan remaja berusia 10–20 tahun. Sampel yang diolah datanya sejumlah 621 orang
yang merupakan penduduk asli Kabupaten Cirebon, sisanya 15 sampel tidak
memenuhi kriteria yang diharapkan (bukan penduduk asli Kabupaten
Cirebon/pendatang dan usianya lebih dari 70 tahun). Sampel yang diolah datanya
terdiri atas 347 ibu-ibu serta 274 anak-anak dan remaja. Sebanyak 216 orang dari
sampel ibu-ibu tidak menggunakan kontrasepsi dan sebagai akseptor KB non
hormonal, 147 orang diantaranya sudah menopause. Sedangkan 131 orang

diantara sampel ibu-ibu, sebagai akseptor KB hormonal dan hanya 48 orang yang
sudah menopause.
Penentuan jangka reproduksi dilakukan dengan menggunakan metode
longitudinal, yakni mencari wanita yang sudah menopause dan menanyakan
kapan menarkenya (Beall 1982). Penentuan usia melahirkan anak pertama, jangka
kehamilan dan paritas menggunakan metode ingatan (memory) dan metode status
quo sesuai dengan kondisi probandus. Sedangkan penentuan status gizi dilakukan
dengan mengukur berat badan, tinggi badan dan tebal lipatan kulit, guna
mengetahui Body Mass Index (BMI) dan Body Fat Percentage (persentase lemak
tubuh). Analisis data menggunakan Generalized Linear Model (GLM) (Venables
& Ripley 1999) dan ANOVA. Tempat pengolahan data dilakukan di bagian
Biosistematika dan Ekologi Hewan, Departemen Biologi FMIPA IPB.
Jangka waktu reproduksi wanita di Kabupaten Cirebon adalah selama
34.02 tahun. Jangka reproduksi ini didapat dari rata-rata usia menopause 48.53
tahun dikurangi rata-rata usia menarke 14.51 tahun.
Penggunaan alat kontrasepsi (KB) baik hormonal maupun non hormonal
pada penelitian ini, tidak berpengaruh terhadap usia menopause. Hal ini berbeda
dengan hasil peneltian Noord et al. (1997) dan Gold et al. (2001) yang
menyatakan bahwa wanita yang menggunakan kontrasepsi oral (hormonal) akan
mengalami usia menopause lebih lambat. Berbeda pula dengan pendapat Reis et

al. (1998) yang melaporkan bahwa wanita yang menggunakan kontrasepsi oral
akan mengalami menopause lebih cepat.
Uji sidik ragam (ANOVA) riwayat reproduksi wanita menopause di
Kabupaten Cirebon meliputi usia melahirkan anak pertama (F=0.0061, P>0.05),
jangka kehamilan pertama dan terakhir (F=0.0473, P>0.05) serta paritas
(F=0.7081, P>0.05). Hasil uji sidik ragam dan plot menunjukkan tidak adanya
korelasi antara riwayat reproduksi dengan usia menopause. Hal ini berbeda
dengan hasil penelitian Reis et al. (1998), Gold et al. (2001) dan Martin et al.
(2006) yang menyatakan bahwa semakin banyak paritas maka semakin lambat
usia menopausenya. Sedangkan usia melahirkan anak pertama yang tidak
berpengaruh terhadap usia menopause pada hasil penelitian ini, berbeda dengan
hasil penelitian Reis et al. (1998) dan Martin et al. (2006), yakni semakin tua usia
melahirkan anak pertama maka semakin cepat usia menopausenya.
Usia menarke wanita di Kabupaten Cirebon berubah semakin cepat
disebabkan oleh kecenderungan sekuler. Hal ini dibuktikan dengan
membandingkan usia menarke wanita Kabupaten Cirebon saat ini (tahun 2010)
dan 34 tahun yang lalu (tahun 1976). Pada tahun 2010 rata-rata usia menarke
wanita 12.04 tahun sedangkan pada tahun 1976 rata-rata usia menarkenya 14.51
tahun. Kecenderungan sekuler dalam usia menarke terjadi pula pada gadis India
yang mengalami penurunan usia menarke rata-rata sekitar 6 bulan per dekade

dalam tiga dekade terakhir (Bagga & Kulkarni 2000). Kecenderungan sekuler

merupakan perubahan yang dipicu oleh perubahan sosial ekonomi masyarakat
pada kurun waktu tertentu. Parent et al. (2003) berpendapat bahwa kecenderungan
sekuler berhubungan dengan latar belakang budaya/etnis, geografi dan sosial
ekonomi. Selain itu, kondisi lingkungan pergaulan kemungkinan dapat merubah
sistem endokrin, sehingga dapat mempercepat terjadinya menarke.
Wanita rural di Kabupaten Cirebon memiliki jangka reproduksi (34.02
tahun) lebih pendek dibanding wanita urban di Kabupaten Bandung (35.55 tahun).
Usia menarke wanita rural di Kabupaten Cirebon 14.51 tahun (tahun 1976) lebih
lambat dibanding usia menarke wanita urban di Kabupaten Bandung yakni 13.98
tahun (tahun 1973), namun usia menopause terjadi sebaliknya. Hal ini diakibatkan
oleh kondisi sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan status gizi masyarakat di
daerah rural lebih rendah dibanding masyarakat di daerah urban.
Wanita menopause di Kabupaten Cirebon berstatus gizi baik, karena
86.4% (127 subyek) termasuk BMI yang normal dan gemuk serta 58.5% (86
subyek) memiliki lemak tubuh yang cukup. Wanita dengan BMI rendah akan
mengalami menopause lebih cepat (Martin et al. 2006).
Kata Kunci: Menarke, menopause, jangka reproduksi, kontrasepsi, kecenderungan
sekuler


© Hak Cipta Milik IPB tahun 2011
Hak cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk
kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan,
penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak
merugikan kepentingan yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya
Tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

JANGKA REPRODUKSI DAN KAJIAN FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHINYA PADA WANITA DI
KABUPATEN CIREBON PROVINSI JAWA BARAT

WATI’AH
G352090021

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Bio Sains Hewan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011

Penguji Luar Komisi pada ujian Tesis: Prof. drh. Arief Boediono, PhD.

Judul

: Jangka Reproduksi dan Kajian Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
pada Wanita di Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat

Nama

: Wati’ah


NRP

: G352090021

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Bambang Suryobroto
Ketua

Dr. dr. Sri Budiarti
Anggota

Diketahui

Ketua Program Mayor

Dekan Sekolah Pascasarjana

Biosains Hewan


Dr. Bambang Suryobroto

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc. Agr

Tanggal Ujian: 8 Juni 2011

Tanggal Lulus: 28 Juni 2011

Barang siapa yang mengerjakan amal-amal shaleh, baik laki-laki maupun wanita
sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan
mereka tidak dianiaya walau sedikitpun (QS. An Nisa : 124)

Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan
kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan
daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan wanita yang
banyak (QS. An Nisa : 1)
Mereka bertanya kepadamu tentang menstruasi. Katakanlah: “Menstruasi

itu

adalah kotoran” (QS. Al Baqarah : 222)
Dan wanita-wanita yang tidak menstruasi lagi (menopause) di antara mereka jika
kamu ragu-ragu maka iddah mereka adalah tiga bulan (QS. Ath Thalaaq : 4)

Karya Ilmiah ini dipersembahkan untuk ibu dan anak-anakku tercinta, sahabatsahabat seperjuangan, MTs & MA Ash Shiddiqiyyah Kaliwadas Sumber Cirebon
dan Departemen Agama Republik Indonesia.

PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas berkah dan rahmatnya, penulis
dapat menyelesaikan tesis dengan judul Jangka Reproduksi dan Kajian FaktorFaktor yang Mempengaruhinya pada Wanita di Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa
Barat. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW atas
teladan dan kasih sayangnya hingga akhir zaman.
Terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Bambang
Suryobroto dan ibu Dr. dr. Sri Budiarti atas segala bimbingan dan saran yang
diberikan dalam penelitian dan penulisan tesis ini. Terima kasih kepada Prof. drh.
Arief Boediono, PhD. yang telah memberikan banyak masukan dalam perbaikan
tesis ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Departemen Agama Republik
Indonesia yang telah memberikan beasiswa dan dana penelitian. Terima kasih
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon yang telah memberikan izin lokasi
penelitian.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada staf dosen, teknisi dan
laboran Bio Sains Hewan, staf dosen dan tata usaha Departemen Biologi, temanteman mahasiswa pasca Biosains Hewan dan BUD Biologi 2009, serta semua
pihak yang telah banyak membantu penulis hingga dapat menyelesaikan studi.
Akhirnya penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan dapat
memberikan informasi untuk kepentingan dan perkembangan ilmu pengetahuan,
guna kemaslahatan dan kesejahteraan manusia.

Bogor, Juni 2011

Wati’ah

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Cirebon pada tanggal 10 Desember 1971 sebagai
anak pertama dari pasangan H. Dapi dan Hj. Aminah. Penulis menyelesaikan
pendidikan dasar tahun 1984, SMPN Sumber tahun 1987 dan SMAN 1 Kodya
Cirebon tahun 1990. Pada tahun yang sama melanjutkan studi di Fakultas
Peternakan Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung dan lulus tahun 1995.
Sebelum melanjutkan studi di Program Magister Sains IPB pada tahun 2009,
penulis mengajar di Madrasah Aliyah Ash Shiddiqiyyah Kaliwadas Sumber
Cirebon. Penulis memilih mayor Biosains Hewan di Departemen Biologi SPs IPB
melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) Departemen Agama Republik
Indonesia.

xiii

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang .............................................................................................. 1
Tujuan ............................................................................................................ 2
Manfaat .......................................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 3
Anatomi dan Fisiologi Reproduktif Wanita .................................................. 3
Menarke ......................................................................................................... 4
Siklus Menstruasi .......................................................................................... 5
Menopause ..................................................................................................... 8
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 12
Waktu dan Tempat ....................................................................................... 12
Kondisi Sampel............................................................................................ 13
Penentuan Jangka Reproduksi ..................................................................... 14
Penentuan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jangka Reproduksi:........... 15
Penentuan penggunaan kontrasepsi (KB) ............................................. 15
Penentuan usia melahirkan anak pertama ............................................. 15
Penentuan jangka kehamilan ................................................................ 15
Penentuan paritas .................................................................................. 15
Penentuan kecenderungan sekuler ........................................................ 16
Penentuan status gizi ............................................................................ 16
Analisis Data ................................................................................................ 16
HASIL ................................................................................................................... 18
PEMBAHASAN ................................................................................................... 25
SIMPULAN .......................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 31
LAMPIRAN .......................................................................................................... 34

xiv

DAFTAR TABEL
Halaman
1 Nama kecamatan dan jumlah desa yang menjadi lokasi penelitian .................. 12
2 Jangka reproduksi wanita akseptor KB non hormonal dan alamiah serta
akseptor KB hormonal di Kabupaten Cirebon .................................................. 19
3 Hubungan antara riwayat reproduksi wanita dengan usia menopause.............. 20
4 Tahun kelahiran dan usia menarke wanita Kabupaten Cirebon ........................ 22
5 Perbandingan usia menarke, usia menopause dan jangka reproduksi wanita di
daerah rural dan urban di Indonesia ................................................................. 23
6 Status gizi wanita menopause di Kabupaten Cirebon ....................................... 24
7 Perbandingan usia menarke wanita rural dan urban di beberapa negara .......... 28

xv

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Organ reproduksi wanita . ................................................................................... 3
2 Organ reproduksi internal wanita ........................................................................ 4
3 Bagan siklus menstruasi ..................................................................................... 6
4 Jumlah folikel semakin menurun bersamaan dengan bertambahnya usia
wanita . .............................................................................................................. 7
5 Peta wilayah kecamatan di Kabupaten Cirebon. ............................................... 12
6 Diagram alur proses seleksi subyek. ................................................................. 14
7 Jangka reproduksi wanita menopause akseptor KB non hormonal dan alamiah
di Kabupaten Cirebon. ...................................................................................... 18
8 Plot usia menarke dan menopause wanita akseptor KB non hormonal dan
alamiah di Kabupaten Cirebon. ........................................................................ 19
9 Plot usia melahirkan anak pertama dan usia menopause wanita di Kabupaten
Cirebon. ............................................................................................................ 21
10 Plot jangka kehamilan dan usia menopause wanita di Kabupaten
Cirebon. ............................................................................................................ 21
11 Plot paritas dan usia menopause wanita di Kabupaten Cirebon. .................... 22
12 Grafik usia menarke wanita masa kini di Kabupaten Cirebon. ...................... 23

xvi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Kuisioner jangka reproduksi (probandus usia 35–70 tahun) ............................ 35
2 Kuisioner menarke remaja (probandus usia 10–20 tahun) ................................ 37
3 Format data base ............................................................................................... 38

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi, terutama di
Pulau Jawa. Kabupaten Cirebon terletak di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten
Cirebon merupakan daerah rural yang terletak di pesisir (pantai utara Jawa)
dengan luas wilayah administratif 990.36 km persegi. Penduduk Kabupaten
Cirebon berjumlah 2 065 142 jiwa, 1 007 641 jiwa diantaranya adalah wanita,
sehingga seks rasionya 104.95 persen. Penduduk Kabupaten Cirebon sebagian
besar bermatapencaharian tani dan nelayan, serta 30% penduduknya termasuk
keluarga pra sejahtera (BPS 2010).
Besarnya jumlah wanita di Kabupaten Cirebon sangat berpotensi untuk
mempercepat pertumbuhan dan kepadatan penduduk. Pertumbuhan dan kepadatan
penduduk ditentukan oleh banyaknya wanita usia produktif yang masih mungkin
untuk hamil karena masih berovulasi. Bila ovum yang masak tidak mengalami
fertilisasi, wanita yang bersangkutan akan mengalami menstruasi. Menstruasi
merupakan proses peluruhan endometrium yang disertai dengan pendarahan.
Proses menstruasi dipengaruhi oleh luteinizing hormone (LH) dan follicle
stimulating hormone (FSH) yang dibentuk di kelenjar pituitari di otak. Kedua
hormon seksual ini dikendalikan oleh sistem syaraf pusat (SSP). Pada saat lahir
LH dan FSH kadarnya tinggi di dalam darah, namun beberapa bulan kemudian
menurun dan tetap rendah sampai masa pubertas (Sievert 2006). Perubahan
terpenting dalam pubertas wanita adalah menonjolnya payudara dan menstruasi
yang pertama (menarke) (Parent et al. 2003).
Pada usia tertentu, seorang wanita yang ketika itu masih produktif, akan
berhenti siklus menstruasinya. Wanita yang berhenti menstruasi selama satu tahun
disebut telah mengalami menopause dan ia tidak lagi dalam masa produktif (Gold
et al. 2001).
Jangka reproduksi (rentang usia ketika seorang wanita produktif)
merupakan rentang usia seorang wanita dalam masa reproduksi, yakni jarak antara
menarke dan menopause. Apabila terjadi perubahan pada usia menarke atau pada
usia menopause seseorang, maka akan berubah pula jangka reproduksinya. Hasil

2

penelitian Reis et al. (1998)

di Turki menunjukkan bahwa usia menopause

berhubungan positif dengan status perkawinan, body mass index (BMI),
graviditas, paritas, usia menarke, dan lama pendarahan (menstruasi). Namun hasil
penelitian Noord et al. (1997) di Netherlands menyatakan bahwa tidak ada
hubungan antara usia menarke dengan usia menopause seseorang, sedangkan usia
menopause itu sendiri dipengaruhi oleh gaya hidup (merokok dan penggunaan
kontrasepsi oral). Penelitian di Amerika oleh Gold et al. (2001) melaporkan
bahwa merokok, pendidikan yang rendah, janda (tidak kawin), tidak memiliki
pekerjaan tetap, akan mempercepat usia menopause, sedangkan paritas dan wanita
yang menggunakan kontrasepsi oral (hormonal) akan mengalami menopause lebih
lambat.
Penelitian di Indonesia mengenai jangka reproduksi wanita telah dilakukan
oleh Sukmaningrasa (2009) di Kabupaten Bandung, Vidiawati (2009) di
Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya dan Rohmatullayaly (2010) di Baduy
Kabupaten Lebak. Wanita di Kabupaten Bandung yang merupakan daerah urban
memiliki jangka reproduksi 35.55 tahun. Wanita di Kampung Naga dan Baduy
yang termasuk daerah rural, masing-masing memiliki jangka reproduksi 36.47 dan
33.67 tahun.
Jangka reproduksi wanita rural di Kampung Naga lebih panjang dibanding
wanita urban di Kabupaten Bandung. Sebaliknya, jangka reproduksi wanita rural
di Baduy lebih pendek dibanding wanita urban di Kabupaten Bandung. Oleh
karena itu, penulis ingin membuktikan apakah jangka reproduksi di daerah rural
lebih panjang atau lebih pendek dibanding daerah urban.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung jangka reproduksi serta
mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhinya pada wanita di Kabupaten
Cirebon Provinsi Jawa barat.
Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data acuan kesehatan
dan secara tidak langsung sebagai tolak ukur kesejahteraan wanita di Kabupaten
Cirebon khususnya serta wanita di Indonesia pada umumnya.

3

TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi dan Fisiologi Reproduktif Wanita
Struktur reproduksi wanita terdiri dari organ reproduksi eksternal dan
organ reproduksi internal (Gambar 1). Organ reproduksi eksternal secara umum
disebut vulva, meliputi klitoris, labia mayora, labia minora, dan vestibulum
(tempat bermuara vagina dan ureter). Organ reproduksi internal (Gambar 2)
terdiri dari indung telur (ovarium), oviduk (tuba falopii), uterus (rahim), dan
vagina (Graaff 2001).

Gambar 1 Organ reproduksi wanita (Graaff 2001).
Ovarium masing-masing terletak di setiap sisi rahim pada dinding lateral
di dalam rongga panggul (pelvis). Setiap indung telur tertambat pada sisinya yang
disebut hilus oleh mesovarium, ke ligamentum latum uterus. Ovarium tergolong
kelenjar ganda sebab ia menghasilkan getah eksokrin (sitogenik) dan getah
endokrin.
Oviduk (saluran telur) berupa sepasang bangunan yang membentang dari
indung telur ke rahim. Ujung oviduk (infundibulum) yang menghadap ovarium

4

terbuka langsung ke ruang peritonium sedangkan ujung yang lain (bagian
intramural) bermuara ke dalam rongga rahim.

Gambar 2 Organ reproduksi internal wanita (Graaff 2001).
Uterus merupakan bagian saluran reproduksi yang berdinding tebal dan
ujungnya menonjol ke dalam bagian atas vagina. Uterus mencakup badan rahim
(corpus uteri) dan leher rahim (cervix uteri). Dinding rahim terdiri dari tiga
lapisan yaitu : lapis luar (serosa/peritonium), lapis tengah (lapis otot/miometrium),
dan lapis dalam (mukosa/endometrium) (Vaughan 2002). Uterus berfungsi untuk
menampung fetus hingga menjelang partus.
Vagina merupakan ruangan berdinding tebal yang membentuk saluran
kelahiran yang dilalui bayi saat lahir. Vagina juga sebagai tempat singgah bagi
sperma selama kopulasi.

Menarke
Menarke adalah menstruasi pertama kali yang dialami oleh wanita.
Menarke merupakan tanda umum terjadinya pubertas seorang wanita (Mokha et
al. 2006). Pubertas adalah masa awal pematangan seksual, yaitu suatu periode
dimana seorang anak mengalami perubahan fisik, hormonal dan seksual serta awal
masa reproduksi. Pada saat pubertas, ovarium mulai berfungsi di bawah pengaruh
hormon gonadotropin dari hipofisis, dan hormon ini dikeluarkan atas pengaruh

5

releasing factor dari hipotalamus. Folikel primer mulai tumbuh walaupun folikelfolikel itu tidak sampai menjadi matang karena sebelumnya mengalami atresia,
namun folikel-folikel tersebut sudah sanggup mengeluarkan estrogen.
Usia menarke (pubertas) dapat dipengaruhi oleh faktor hereditas/genetik,
status gizi dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Faktor genetik mempengaruhi
usia menarke seseorang, hal ini dijelaskan dengan adanya hubungan antara
polimorfisme gen SHBG (Seks Hormone-Binding Globulin) dengan usia menarke
(Xita et al. 2005). Gadis yang memiliki alel genotipe TAAAA lebih panjang (>8
ulangan) usia menarkenya 13.24 tahun sedangkan gadis yang memiliki alel lebih
pendek (0.05), jangka kehamilan (F=0.0473, P>0.05) dan paritas (F=0.7081,
P>0.05) tidak mempengaruhi kapan usia menopause berlangsung. Hal ini sesuai
dengan uji korelasi yang memperlihatkan tidak adanya korelasi antara usia
melahirkan anak pertama, jangka kehamilan dan paritas dengan usia menopause
(Gambar 9, 10, 11).

Tabel 3 Hubungan antara riwayat reproduksi wanita dengan usia menopause

No.
1

Riwayat reproduksi wanita

3

Usia
menopause
(tahun)

78

46.93

58

47.36

Usia melahirkan anak pertama*
≤ 19
tahun
20 –29 tahun

2

Jumlah
sampel
(orang)

Jangka kehamilan*
1– 2
tahun

5

51.80

3– 4

tahun

8

49.27

≥5

tahun

123

46.83

Paritas
ч 2

anak

27

48.87

> 2

anak

120

46.81

Uji Statistik (ANOVA)
F value

Pr (>F)

P

0.0061

0.9376

> 0.05

0.0473

0.8282

> 0.05

0.7081

0.4016

> 0.05

*sebanyak 11 subyek tidak memiliki anak

Subyek yang melahirkan anak pertama pada usia 16 tahun mengalami
menopause pada usia 40 tahun sampai 56 tahun. Selain itu subyek yang
melahirkan anak pertamanya 18 tahun, menopausnya pada usia 35–56 tahun dan
subyek yang melahirkan anak pertamanya 20 tahun, menopause pada usia 40–57
tahun (Gambar 9).

55
50
45
40
35

Usia menopause (tahun)

60

21

14

16

18

20

22

24

26

Usia me

Dokumen yang terkait

Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Arabika Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya

5 64 89

Keragaan Pemasaran Kentang dan Kubis di Jawa Barat dan Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya

0 6 111

Wanita pekerja pada industri manisan pala : motivasi bekerja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

0 9 176

Jangka reproduksi pada wanita di Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat

0 7 94

PENDAPATAN DAERAH SEKTOR PARIWISATA DI KABUPATEN SRAGEN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Pendapatan Daerah Sektor Pariwisata Di Kabupaten Sragen Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.

1 3 15

PENYERAPAN TENAGA KERJA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Penyerapan Tenaga Kerja Provinsi Kalimantan Tengah dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.

0 2 13

PENYERAPAN TENAGA KERJA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Penyerapan Tenaga Kerja Provinsi Kalimantan Tengah dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.

0 2 15

KETIMPANGAN PEREKONOMIAN DI PROVINSI BENGKULU DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (TAHUN 2011-2014) Ketimpangan Perekonomian Di Provinsi Bengkulu Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Tahun 2011-2014).

0 3 15

KETIMPANGAN PEREKONOMIAN DI PROVINSI BENGKULU DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Ketimpangan Perekonomian Di Provinsi Bengkulu Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Tahun 2011-2014).

0 4 16

PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Pertimbangan Tingkat Materialitas dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah.

0 2 16