PROGRAM NUKLIR IRAN SEBAGAI ANCAMAN TERHADAP KEAMANAN NASIONAL ISRAEL

(1)

i SKRIPSI

PROGRAM NUKLIR IRAN SEBAGAI ANCAMAN

TERHADAP KEAMANAN NASIONAL ISRAEL

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Strata – 1

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Oleh:

ASTRI NURANI

NIM: 08260006

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Ucapan Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Puji syukur yang tidak terhingga dipanjatkan kepada Allah SWT, Maha Suci Allah Dzat yang Maha Agung lagi Maha Mengetahui, sebaik – baik Penyayang dari para penyayang, Maha Besar dan Maha Pemurah. Dengan rahmat-Nya pula, dengan waktu dan kesehatan yang telah Dia berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini.

Tulisan ini merupakan usaha penulis untuk memperlihatkan hubungan program nuklir Iran dengan keamanan nasional Israel sendiri. Dengan mengambil latar belakang yang merujuk pada sejarah hubungan Iran dan Israel, persepsi ancaman Israel yang muncul diakibatkan oleh peningkatan kapabilitas Iran yang diukur secara kuantitas menggunakan perhitungan CINC (Composite Index of National Capabilites) dalam data set NMC (National Material Capabilites) yang dibuat oleh David Singer dan intentions yang dilihat melalui peningkatan kapabilitas militer Iran dan pernyataan para pemimpin Iran sendiri terhadap Israel.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisannya. Oleh karena itu, ide, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diperlukan dan diharapkan sehingga tulisan ini menjadi salah satu referensi yang bermanfaat bagi para pembaca.

Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi, sekalipun kecil yang bermanfaat untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan mengenai studi Hubungan Internasional.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 23 Mei 2013 Penulis


(7)

vii DAFTAR ISI

Cover ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR SKEMA ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Manfaat Penelitian ... 5

E.Kerangka Pemikiran 1. Penelitian Terdahulu ... 5

2. Tingkat Analisa ... 9

3. Landasan Berpikir a) Threat Perception ... 10

b) Keamanan Nasional (National Security) ... 16

c) Definisi Ancaman ... 19

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian ... 20

2. Ruang Lingkup Penelitian ... 21

3. Teknik Pengumpulan Data ... 22

4. Teknik Analisa Data ... 22

G.Hipotesa ... 22

H.Alur Pemikiran ... 23

I. Sistematika Penulisan ... 23

BAB II PROGRAM NUKLIR IRAN A. Sejarah Program Nuklir Iran ... 25

B. Perkembangan Program Nuklir Iran ... 31

C. Ancaman Nuklir Iran ... 36

BAB III KEAMANAN NASIONAL ISRAEL A. Konsep Keamanan Nasional Israel ... 42

B. Doktrin Nuklir Israel ... 47

C. Pernyataan Para Pemimpin Israel ... 53

BAB IV KAPABILITAS NUKLIR DAN INTENTIONS IRAN A.Kapabilitas Iran 1. Peningkatan Kapabilitas Nuklir Iran ... 57

2. Rudal Iran dan Aktivitas Uji Coba Rudal Iran ... 64

3. Perbandingan Kapabilitas Iran dan Israel berdasarkan CINC (Composite Index of National Capability) ... 74


(8)

viii B.Intentions Iran

1. Kapabilitas Militer Iran ... 76 2. Pernyataan Para Pemimpin Iran ... 83 BAB V PENUTUP

Kesimpulan ... 90 DAFTAR PUSTAKA ... xii


(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Situs Nuklir Iran Tahun 2008 ... 57

Gambar 2. Fasilitas Program Nuklir Iran ... 58

Gambar 3. Jumlah Sentrifugal di Natanz ... 62

Gambar 4. Daftar Rudal Iran dan Jarak Jangkauannya ... 73

Gambar 5. Perbandingan Data Militer Iran dan Israel ... 77

Gambar 6. Perbandingan Persenjataan Iran dan Israel ... 78

Gambar 7. Perbandingan Angkatan Laut Iran dan Israel ... 79

Gambar 8. Perbandingan Militer Iran dan Israel ... 83

Gambar 9. Pernyataan Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh ... 87


(10)

x

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Operasionalisasi Threat Perception ... 14 Skema 2. Alur Pemikiran ... 19


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Peningkatan Kualitas Pengayaan Uranium Iran ... 60

Tabel 2. Daftar Rudal Iran ... 69

Tabel 3. Komponen Variabel CINC ... 75

Tabel 4. Skor CINC Iran 2005 – 2007 ... 76

Tabel 5. Skor CINC Israel 2005 – 2007 ... 76


(12)

xii

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Alcaff, Muhammad. 2008. Perang Nuklir? Militer Iran. Jakarta: Zahra Publishing House.

Buzan, Buzan. 1991. People, States and Fear: An Agenda for International Security Studies in the Post-Cold War Era. Hempstead: Harvester Wheatsheah.

Corsi, Jerome. 2005. Atomic Iran : How The Terrorist Regime Bought the Bomb and America Politicians, Tennessee: Clamberland House Publishing Nashville.

Mas’oed, Mochtar. 1994. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. Jakarta: LP3ES.

E-Book:

Arjomand, Saïd Amir. 2009. After Khomeini: Iran Under His Successors. New York: Oxford University Press.

Inbar, Efraim. 2008. Israel’s National Security: Issues and Challenges since the Yom Kippur War,New York: Routledge.

Parsi, Trita. 2007. Treacherous Alliance: The Secret Dealings of Iran, Israel, and the United States. Yale University Press.

Patman, R. G. , 2006. Globalization and Conflict: National Security in A ‘New’ Strategic Era. New York: Routledge.

Takeyh, Ray. 2009. Guardian of The Revolution: Iran and The World In The Age of Ayatollahs. New York: Oxford University Press.

Williams, P.(ed). 2008. Security Studies: An Introduction. New York : Routledge. Internet:

ABM Arrow Israel, http://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/US-Israel/Arrow.html

Aljazeera. 26 Oktober 2005. Ahmadinejad: Wipe Israel Off Map, diakses dari http://www.aljazeera.com/archive/2005/10/200849132648612154.html BBC News. 26 Mei 2008. Israel has 150 nuclear weapons,

http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/7420573.stm.

BBC Indonesia. 28 September 2009. Uji Coba Rudal Iran Dikecam. http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2009/09/printable/090928_ir anmissiles.shtml

Benn, Aluf. Poll: 66% of Israeli Jews back attack on Iran. Ha’aretz, 24 Mei 2009, diakses dari http:// www.haaretz.com/hasen/spages/1082790.html. Blum,W. Anthrax for Export. The Progressive Magazine. April 1998, diakses dari

http://www. progressive.org/0901/anth0498.html

Boardman, Yonny. 2007. The Debate on Israeli Security. Leeds University, diakses dari http://www.thepicaproject.org/?page_id=644

Bronner, Ethan. 2 Februari 2012. U.S. Plays Down Warning by Israeli Over Iran’s

Missile, diakses dari

http://www.nytimes.com/2012/02/03/world/middleeast/israel-warns-iranian-missiles-might-threaten-us.html?_r=0

Brilliant, Joshua. Israel Facing Stark Choices over a Nuclearized Iran. Space


(13)

xiii

http://www.spacewar.com/reports/Israel_Facing_Stark_Choices_Over_A_ Nuclearized_Iran_999.html.

Covault, Craig. 2007. Iran’s ‘Sputnik, Aviation Week & Space Technology diakses dari http://www.spaceref.com/news/viewnews.html?id=1197.

Crail, Peter. Iran Missile Tests Heighten International Concerns. Monterey Institute Center for Nonproliferation Studies, http://www.wmdinsights.com/I11/I11_ME1_IranMissile.htm.

Dangerous Liaisons. The Economist. 19 Desember 2007, diakses dari http://www.economist.com/node/10329031?story_id=10329031.

Eisenstadt, M. The Challenges of US Preventing Military Action.

http://kms2.isn.ethz.ch/serviceengine/Files/ESDP/93402/ichaptersection_si ngledocument/dccced4d-d6e9-465d-8c27-24341a4fcfb0/en/Chapter+7.pdf

Elleman, M. Iran’s Ballistic Missile Program. diakses dari

http://iranprimer.usip.org/sites/iranprimer.usip.org/files/Iran_s%20Ballistic %20Missile%20Program.pdf tanggal 14 Februari 2013.

Federation of American Scientists, http://www.fas.org/nuke/guide/israel/nuke/ Gelfan, L. & Ben-David, A. 14 Nopember 2008. New missile marks 'significant

leap' for Iran capabilities. Jane's Defence Weekly, diakses dari

http://www.janes.com/products/janes/defence-security-report.aspx?ID=1065927438.

Golov, Avner (et.all). 2010. A National Security Doctrine for Israel. Policy Paper.

IDC Herzliya, diakses dari

http://portal.idc.ac.il/en/Argov/Documents/A_National_Security_Doctrine

_for_Israel_-_Avner_Golov_Ran_Michaelis_Ory_Vishkin_Rony_Kakon.pdf

Haaretz. 15 Nopember 2006. Olmert: World has Reached The Pivotal Moment of

Truth on Iran, diakses dari

http://www.haaretz.com/hasen/spages/788303.html. Iran, diaskes dari http://www.nti.org/country-profiles/iran/

Jewish Virtual Library. Israel Attitudes Toward Iran. 16 Agusuts 2012, http://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/Society_&_Culture/ispoiran.ht ml

Lizner, Dafna. Iran Is Judged 10 Years from Nuclear Bomb. Washington Post, 2 Agustus 2005. http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2005/08/01/AR2005080101453.html

Marciano, I. 27 Desember 2005. Mossad: 1 Nuclear Bomb Won’t Suffice Iran’, YNET, diakses dari http://www.ynetnews.com/articles/0,7340,L-3190940,00.html

Martin, P. 10 Februari 2010. Nuclear Iran must be stopped, Israel says. The

Globe and Mail, diakses dari

http://www.theglobeandmail.com/news/world/nuclear-iran-must-be-stopped-israel says/article1462407/

Missile, diakses dari http://www.nti.org/country-profiles/iran/delivery-systems Mistry, Dinshaw. 2007. European Missile Defence: Assessing Iran’s ICBM

Capabilities. http://www.armscontrol.org/act/2007_10/Mistry

Norlen, Tova C. Israel Identity and Its Security Dilemma. ISN ETH Zurich Digital Library, 22 Agustus 2012 diakses dari


(14)

xiv

&contextid775=151630&tabid=1453288294 pada tanggal 30 Agustus 2012.

Nugroho, N. 28 September 2009. Iran Sukses Tembak Rudal Shahab-3 diakses dari http://international.okezone.com/read/2009/09/28/18/260452/iran-sukses-tembak-rudal-shahab-3

Piven, Ben. 24 April 2012. Iran and Israel: Comparing Military Machine.

Al-Jazeera, diakses dari

http://www.aljazeera.com/indepth/features/2012/03/201232613134385363 6.html

Popeski, R. 26 Desember 2007. Iran Needs No Uranium Enrichment: Russia's

Lavrov. Reuters, diakses dari

www.reuters.com/article/topNews/idUSL2626503220071226

Rubin, Michael. Iran and the Palestinian War against Israel: Implications of the Karine-A Affair. American Jewish Committee Middle East Backgrounder. 26 Februari 2002, http://www.washingtoninstitute.org/policy- analysis/view/iran-and-the-palestinian-war-against-israel-implications-of-the-karine-a-af

Sahimi, M. Iran’s Nuclear Energy Program. Part V. Payvand News Service. 22

Desember 2004, diakses dari

http://www.payvand.com/news/04/dec/1186.html.

Schell, Jonathan. The Threat Has Not Diminished. The Guardian. 9 Desember 2007,

http://www.guardian.co.uk/commentisfree/2007/dec/09/thethreathasnotdi minished?INTCMP=SRCH.

Sheinberg, Alon. 3 Agustus 2011. Israel’s Grand Strategy: Deterring Iran’s Ballistic Missile Threat, diakses dari http://www.crethiplethi.com/israels-grand-strategy-deterring-irans-ballistic-missile-threat/israel/2011/

The Israel Project. Factsheet: Iran’s High Explosives Weapons Testing Site at

Parchin, diakses dari

http://www.theisraelproject.org/site/apps/nlnet/content3.aspx?c=ewJXKcO UJlIaG&b=7712197&ct=11757181#.UUco2nKXE1I

Vick, Charles. 2007. The Operational Shahab-4/No-dong-B Flight Tested in Iran for Iran & North Korea Confirmed. GlobalSecurity.org, diakses dari http://www.globalsecurity.org/wmd/library/report/2006/cpvick-no-dong-b_2006.htm

Warrick, Joby. 30 Agustus 2012. U.N.: Iran speeding up uranium enrichment at underground plant, http://articles.washingtonpost.com/2012-08-30/world/35492313_1_uranium-enrichment-uranium-stockpile-iaea-report. Washington Times. 5 April 2005. Missiles Sold to China and Iran.

http://www.washingtontimes.com/news/2005/apr/5/20050405-115803-7960r/

Williams, Dan. Israel Won’t Rule Out Strike on Iran Nuclear Sites. Reuters. 11 Desember 2005, diakses dari

http://www.redorbit.com/news/international/326820/israel_wont_rule_out _strike_on_iran_nuclear_sites/

Wilner, A & Cordesman, A.H. Iran and The Gulf Military Balance. Center for Strategic & International Studies. 1 Desember 2011, http://csis.org/files/publication/111128_Iran_Gulf_Military_Bal.pdf Zahedi, Ardeshir. Iran’s Nuclear Ambitions. Wall Street Journal, 25 Juni 2004.


(15)

xv Jurnal Elektronik:

Chubin, Shahram &Robert S. Litwak. 2003. Debating Iran’s Nuclear Aspirations,

The Washington Quarterly, Vol.26, No.4,

http://www.wilsoncenter.net/sites/default/files/irannuc.pdf

Cordesman, Anthony & Arleigh A.Burke. 2004. Iran's Developing Military Capabilities, Main Report, Washington DC Center for Strategic and

International Studies, diakses dari

http://csis.org/files/media/csis/events/041208_irandevmilcapmnrpt.pdf Correlates of War, http://www.correlatesofwar.org/.

Fitzpatrick, Mark. 2006. Lessons Learned from Iran’s Pursuit of Nuclear

Weapons, Nonproliferation Review, Vol.3, No.3, http://www.iiss.org/EasysiteWeb/getresource.axd?AssetID=2237&type=F ull...

Jerussalem Center for Public Affairs. 2012. Poll: 77 Percent of Israelis See Iran Nukes as Existential Threat, diakses dari http://jcpa.org/article/poll-77-percent-of-israelis-see-iran-nukes-as-existential-threat/

Kam, Ephraim . 2008. Israel and A Nuclear Iran: Implications for Arms Control,

Deterrence and Defence, INSS,

http://www.inss.org.il/upload/(FILE)1216203568.pdf) diakses tanggal 23 Mei 2011.

Kibaroğlu, Mustafa. 2006. Good for the Shah, Banned for the Mullahs: The West and Iran’s Quest for Nuclear Power. Middle East Journal Vol.60 No.2, http://mustafakibaroglu.com/sitebuildercontent/sitebuilderfiles/Kibaroglu-MEJ-Spring2006-IranNuclear.pdf.

___________. 2007. Iran’s Nuclear Ambitions from a Historical Perspective and the Attitude of the West. Middle Eastern Studies Vol. 43 No.2, http://www.mustafakibaroglu.com/sitebuildercontent/sitebuilderfiles/Kibar oglu-MES-March2007-IranNuclear.pdf

Pedatzur, R. 2007. The Iranian Nuclear Threat and the Israeli Options. Contemporary Security Policy Vol.28 No.3, diakses dari http://www.contemporarysecuritypolicy.org/assets/CSP-28-3-Pedatzur.pdf Richter, Elihu & Barnea, Alex. 2009. Tehran’s Genocidal Incitement Against

Israel. Middle east Quaterly, http://www.meforum.org/2167/iran-genocidal-incitement-israel

Rubin, Uzi. 2006. The Global Reach of Iran’s Ballistic Missiles. INSS.

Memorandum 86, diakses dari

http://kms1.isn.ethz.ch/serviceengine/Files/ISN/91113/ipublicationdocume nt_singledocument/a8ecc559-b5c0-4a21-81ea-68d2b46c50e4/en/2006-11_(FILE)1188302022.pdf

Singer, J. Threat Perception and the Armament- Tension Dilemma. Journal of Conflict Resolution. Vol.2 No.1. Maret 1958.

Sokolosky, Henry & Patrick Clawson (eds). 2005. Getting Ready for a Nuclear-ready Iran. Carlisle Barracks. U.S. Army War College Strategic Studies Institute, http://www.strategicstudiesinstitute.army.mil/pdffiles/pub629.pdf Spector, L. 2007. Iranian Nuclear Program Remains Major Threat Despite Partial Freeze of Weapons-Relevant Activities Described in New U.S. National Intelligence Estimate. Center for Nonproliferation Studies, diakses dari http://cns.miis.edu/stories/071206.htm.


(16)

xvi

Teitelbaum, J. & Segall, M. 2012. The Iranian Leadership’s Continuing Declarations of Intent to Destroy Israel 2009-2012, Jerussalem Center for Public Affairs diakses dari http://jcpa.org/wp-content/uploads/2012/05/IransIntent2012b.pdf

Weiss,L. Israel’s Future and Iran’s Nuclear Program, Middle East Policy,Fall 2009, Volume XVI, No. 3.

Laporan:

Albright, David (et.all). ISIS Analysis of IAEA Iran Safeguards Report: Part 1, 8 Nopember 2011. diakses dari http://isis-online.org/uploads/isis-reports/documents/IAEA_Iran_Report_ISIS_analysis_08Nov2011.pdf __________________, ISIS Analysis of IAEA Iran Safeguards Report. 30 Agustus

2012, diaskes dari http://isis-online.org/uploads/isis-reports/documents/ISIS_Analysis_IAEA_Report_30Aug2012.pdf

Feickert, Andrew. 2005. Missile Survey: Ballistic and Cruise Missiles of Selected Foreign Countries. CRS Report for Congress, diakses dari http://www.fas.org/sgp/crs/weapons/RL30427.pdf.

IAEA. Implementation of The NPT Safeguards Agreement in The Islamic Republic of Iran (GOV/2006/14). 4 Februari 2006, diakses dari http://www.iaea.org/Publications/Documents/Board/2006/gov2006-14.pdf _____. Implementation of the NPT Safeguards Agreement and relevant

provisions of Security Council resolutions 1737 (2006), 1747 (2007), 1803 (2008) and 1835 (2008) in the Islamic Republic of Iran. GOV/2009/74). 16 Nopember 2009.

____. Implementation of the NPT Safeguards Agreement and relevant provisions of Security Council resolutions in the Islamic Republic of Iran (GOV/2010/62). 23 Nopember 2010.

_____. Implementation of the NPT Safeguards Agreement and Relevant Provisions of Security Council Resolutions in the Islamic Republic of Iran

(GOV/2011/29). 24 Mei 2011, diakses dari

http://www.iaea.org/Publications/Documents/Board/2011/gov2011-29.pdf. _____.

____________________________________________________________ ____________________________________________________________ (GOV/2011/65). 8 Nopember 2011, diakses dari http://www.iaea.org/Publications/Documents/Board/2011/gov2011-65.pdf _____.

____________________________________________________________ ____________________________________________________________ (GOV/2012/37), 30 Agustus 2012.

_____.

____________________________________________________________ ____________________________________________________________ (GOV/2012/55), 16 Nopember 2012, diakses dari http://www.isis-

online.org/uploads/isis-reports/documents/Iran_safeguards_report_November_2012.pdf

____._____________________________________________________________ ____________________________________________________________ (GOV/2013/6), 21 Februari 2013.


(17)

xvii

MEMRI Special Dispatch No.325, 3 Januari 2002. Former Iranian President Rafsanjani on Using a Nuclear Bomb against Israel, diakses dari http://www.memri.org/report/en/0/0/0/0/0/196/582.htm

Skripsi, Thesis:

Maulidia, Nurina. 2010. Kebijakan Politik Luar Negeri Israel terhadap Permasalahan Instalasi Nuklir Tammuz I (Osirac) milik Irak. Skripsi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Ningsih, Dwi. 2010. Pengaruh Proliferasi Nuklir Iran terhadap Keamanan Nasional Amerika Serikat pada Masa Pemerintahan Obama. Skripsi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Vandepeer, Charles. 2011. Rethinking Threat: Intelligence Analysis, Intentions, Capabilities and The Challenge of Non-State Actors. Thesis. Adelaide: The University of Adelaide, School of History and Politics.

Winda. 2009. Pengaruh Ancaman Militer AS di Wilayah Perbatasan Iran terhadap Pengembangan Teknologi Nuklir era Ahmadinejad tahun 2005 – 2009. Skripsi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Hubungan Iran dan Israel yang bermula dari pertemanan pada saat berkuasanya Dinasti Pahlevi berubah menjadi permusuhan setelah adanya Revolusi Iran 1979. Ketegangan hubungan Iran dan Israel lebih meningkat ketika Iran melakukan pengembangan teknologi nuklir apalagi sejak terpilihnya Presiden Mahmoud Ahmadinejad pada tahun 2005. Program nuklir Iran yang berpotensi untuk mengembangkan senjata nuklir ditambah dengan pidato anti Israel yang disampaikan oleh Presiden Mahmoud Ahmadinejad telah mengantarkan Israel pada ketakutan. Ini terlihat dari pidatonya yang mengatakan Israel must be wiped off from the map.1

Israel merasa terancam dengan Iran dikarenakan sikap pemerintah Iran yang menunjukkan permusuhan dengan Israel ditambah dengan program nuklir Iran dan juga penolakan Iran untuk mengakui Israel sebagai suatu negara. Ini terlihat sejak Revolusi Iran dan sikap permusuhan ini semakin ditunjukkan setelah terpilihnya Presiden Mahmoud Ahmadinejad pada tahun 2005. Intentions Iran yang menginginkan terhapusnya Israel diucapkan secara berulangkali oleh para pemimpin Iran di Teheran dan suatu hal yang wajar jika Israel menganggap serius retorika ini karena disertai juga dengan peningkatan kapabilitas nuklir Iran. Seperti yang diucapkan Perdana Menteri Ariel Sharon

1

Pidato Presiden Ahmadinejad pada Konferensi The World Without Zionismyang diselenggarakan di Teheran pada tanggal 26 Oktober 2005,


(19)

2

pada tanggal 29 Nopember 2005 pada saat konferensi pers tahunan dengan para komite editor surat kabar,” Israel and not only Israel, cannot accept a situation in which Iran will possess nuclear weapons and we are making all the preparations required for situations of this kind”.2

Sejak berdirinya negara Israel pada tahun 1948, Israel telah mengalami konflik dengan negara – negara sekitarnya. Intensitas konflik dapat dilihat dalam 50 tahun pertama sejak berdirinya, Israel telah mengalami enam kali perang dengan negara – negara tetangganya3 dan partisipasi pasifnya dalam Perang Teluk tahun 19914. Israel juga menghadapi saat itu munculnya ancaman perang senjata kimia pada tahun 1967 dan perang senjata biologi pada tahun 1970 oleh Mesir5 dan Irak pada akhir tahun 1970-an serta ancaman serangan nuklir oleh Irak pada awal tahun 1980-an yang akhirnya terjadi penyerangan ke fasilitas nuklir Irak di Osirak tahun 1981.

Melihat kondisi keamanan nasional Israel yang terancam dalam sejarahnya yang telah disebutkan diatas, Israel mengembangkan nuklir sebagai

2

Aluf Ben, Sharon: We Shall Not Reconcile Ourselves to a Nuclear Iran’, Ha’aretz, 2 Desember 2005 dalam Reuven Pedatzur,. 2008. The Iranian Nuclear Threat and the Israeli Options, hal.514

3

Perang Kemerdekaan tahun1948 – 1949, Perebutan Sinai tahun 1956, Perang Enam Hari tahun 1967, Perang Atrisi Israel – Mesir tahun 1969 – 1970, perang Yom Kippur 1973, Perang Lebanon tahun 1982.

4

Israel membantu Iran dalam melawan Irak dengan menjual senjata ke Iran pada tahun 1991. Lihat T. Parsi, Treacherous Alliance — The Secret Dealings of Iran, Israel, and the United States (Yale University Press, 2007), hal. 107-108.

5

Mesir dikatakan membantu Yaman Selatan pada Perang Sipil Yaman melawan Yaman Utara dengan senjata kimia. Hal ini membawa ketakutan bagi Israel, jika tentara Mesir jugabmenyerang Israel dengan senjata kimia. Mengenai senjata biologi, menurut laporan Israel, Anwar Sadat mengatakan bahwa Mesir memiliki simpanan senjata biologi yang dapat digunakan untuk menyerang daerah padat penduduk di Israel. Departemen Luar Negeri AS juga melaporkan bahwa Mesir telah merngembangkan senjata biologi pada tahun 1972. Lebih lanjut, lihat Cordesman, A.H. The Arab-Israeli Military Balance in 2002 Part Four: Trends in Chemical, Biological, Radiological and Nuclear Weapon, CSIS Washington, February 2002.


(20)

3

pertahanan keamanan nasionalnya. Seperti yang dikatakan Kepala IAEC (Israel Atomic Energy Commison) pada tahun 1952, Ernest David Bergmann sejak lama mendukung tercapainya nuklir Israel sebagai cara terbaik untuk memastikan bahwa Israel tidak akan pernah lagi dibawa seperti “domba yang digiring ke penyembelihan”.6 Sejak tahun 1960-an Israel telah memiliki gudang senjata nuklir dan diperkirakan jumlahnya berkisar antara 100 dan 200 hulu ledak.7

Mengenai nuklir Iran, tahun 2002 merupakan awal dari bocornya informasi tentang program nuklir Iran yang telah dikembangkan Iran secara sembunyi – sembunyi. Kebocoran informasi ini diduga ada pihak ke -38 yang memiliki kerjasama dengan Israel. Terungkapnya program nuklir Iran yang tersembunyi dari IAEA (International Atomic Energy Agency) merupakan berita yang mengejutkan terutama setelah mengetahui riset pengembangan nuklir Iran ternyata lebih maju daripada perkiraan. Ditemukannya dua fasilitas nuklir di Natanz yang dikembangkan sejak tahun 2000 dan Arak sejak tahun 1996. Ini tidak mengherankan mengingat program proliferasi nuklir Iran telah dikembangkan jauh sebelum terjadinya revolusi Iran.

6

Terjemahan Bahasa Indonesia. Bergmann mengatakan “that we shall never again be led as lambs to the slaughter”. Mengenai pengembangan nuklir Israel, ini dimulai pada tahun 1949. Untuk melihat sejarah nuklir dan produksi senjata nuklir Israel, lihat laporan Federation of American Scientists, http://www.fas.org/nuke/guide/israel/nuke/

7

Mantan Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter seperti yang diberitakan BBC pada tanggal 26 Mei 2008 bahwa Israel sedikitnya memiliki 150 hulu ledak senjata nuklir, lihat http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/7420573.stm.

8

Informasi tentang program nuklir Iran dibocorkan National Council of Resistance of Iran

(NCRI). NCRI dianggap oleh FBI (Federal Bureau of Investigation) sebagai kedok dari organisasi Mojahiden-e-Khalk (MEK) yang masuk dalam daftar organisasi teroris menurut Departemen Luar Negeri AS (State Department).


(21)

4

Sementara itu, invasi Amerika Serikat ke Irak tahun 2003 telah menghapus musuh bersama Iran dan Israel9. Setelah tahun 2003, dengan telah dibuka kembali program nuklir Iran dan pernyataan para pemimpin Iran khususnya saat Ahmadinejad menjadi presiden Iran yang menunjukan anti Israel pada tahun 2005 membuat Israel waspada. Kapabilitas nuklir Iran dan keinginan Iran untuk menghancurkan Israel yang dikobarkan oleh Ayatollah Khomeini dan dilanjutkan oleh Ayatollah Khamenei serta seringkali diucapkan dalam pidato Presiden Ahmadinejad saat inilah yang menjadi ancaman bagi Israel10.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang tersebut maka perumusan masalah dalam penelitian ini ialah: “Mengapa Israel merasa terancam dengan adanya program nuklir Iran?”

9

Iran dan Israel telah menjalin kerjasama sejak Iran dibawah pemerintahan Reza Shah Pahlevi maupun setelah Revolusi Iran 1979. Iran dan Israel memandang bahwa Irak sebagai halangan dalam kepentingan keamanan nasional masing – masing negara. Setelah tahun 2003, pandangan tersebut berubah dan Iran melihat dirinya sebagai kekuatan baru di Timur Tengah.

10

Dalam pertemuan “Dunia tanpa Zionisme” di Teheran, Presiden Ahmadinejad dikutip dalam penerjemahan resmi mengucapkan Israel should be wiped off the map. Dalam kalimat asli dalam bahasa Persia, hal ini telah diucapkan oleh Ayatollah Khomeini beberapa tahun sebelumnya dimana beberapa kalimatnya diterjemahkan seperti “…eliminated from the pages of history”. Dalam wawancara berikutnya, Ahmadinejad menolak melakukan ancaman militer, dengan memakai analogi runtuhnya Uni Soviet yang tidak menggunakan kekerasaan telah menjadikan Uni Soviet “wiped off the map”.


(22)

5 C. TUJUAN PENELITIAN

Dengan memperhatikan latar belakang masalah dan permasalahan, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih dalam mengenai kapabilitas nuklir Iran yang disertai dengan intentions para pemimpin negara mengenai Israel dan juga keamanan nasional Israel. Hal ini dianggap penting agar dapat dijelaskan mengapa Israel merasa terancam dengan adanya program nuklir Iran di Timur Tengah.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:

1. Secara teoritis ilmiah sebagai salah satu cara menerapkan teori – teori yang diperoleh dibangku kuliah dalam bidang hubungan internasional.

2. Menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai hubungan internasional di Timur Tengah.

E. KERANGKA PEMIKIRAN 1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pertama adalah dari skripsi Dwi Ratna Ningsih11 yang menulis bahwa Amerika Serikat berupaya menghentikan Iran dalam program proliferasi nuklirnya dikarenakan proliferasi nuklir di Iran menjadi ancaman bagi Amerika Serikat karena dapat mengganggu

11

Dwi Ratna Ningsih, 2010. Pengaruh Proliferasi Nuklir Iran terhadap Keamanan Nasional Amerika Serikat pada Masa Pemerintahan Obama, Skripsi, Malang, Universitas Muhammadiyah Malang.


(23)

6

keamanan nasional Amerika Serikat di Timur Tengah terkait dengan kepemilikan sejumlah pangkalan militer Amerika Serikat yang merupakan kepentingan keamanan Amerika Serikat di Timur Tengah.

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama telah menciptakan strategi nuklir Amerika Serikat berkaitan dengan sikap, prinsip, dan kebijakan apa saja yang akan dilakukan oleh Presiden Obama dalam memandang masalah internasional terutama negara – negara lain yang mengembangkan nuklir yakni NPR (Nuclear Posture Review), QDR (Quadreannial Defence Review Report) dan NSS (National Security Strategy). Ini terlihat dari kebijakan Amerika Serikat yang mengkhawatirkan program nuklir Iran yang dapat meningkat menjadi program persenjataan nuklir dan menurut laporan Dewan Interlijen Nasional akan memungkinkan terjadinya “Ancaman Proliferasi”.

Berdasarkan paparan garis besar skripsi di atas, penelitian yang peneliti bahas berbeda dengan penelitian ini karena memiliki unit analisa atau variabel dependen yang berbeda. Peneliti dalam dalam hal ini merujuk pada keamanan nasional Israel walaupun dalam memiliki kesamaan yaitu unit eksplanasi atau variabel independen tentang program proliferasi nuklir Iran.


(24)

7

Penelitian terdahulu yang kedua adalah dari skripsi Winda12 yang membahas tentang ancaman militer AS di wilayah perbatasan Iran yang mempengaruhi persistensi Iran era Ahmadinejad dalam mengembangkan teknologi nuklir. Di dalam penelitian tersebut, dibahas kepentingan nuklir Iran dan pengembangannya di dua faktor, yaitu faktor internal yakni Iran yang revisionis dan faktor eksternal yakni ancaman militer AS terhadap Iran di wilayah perbatasan.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti bahas adalah bahwa pengembangan program nuklir Iran justru menimbulkan ancaman bagi Israel di regional Timur Tengah. Walaupun berbeda unit analisa dan unit eksplanasi tetapi penelitian tersebut dapat menjadi pembanding dalam membahas nuklir Iran sendiri dalam penelitian.

Penelitian terdahulu yang ketiga adalah dari skripsi Nurina Firda Maulidia13 yang membahas kepentingan keamanan nasional Israel yang direalisasikan melalui salah satu kebijakan politik luar negerinya yakni melakukan pengeboman instalasi nuklir Tammuz I (Osirac) milik Irak. Dalam skripsi tersebut dikaji dan dianalisa politik luar negeri Israel yang selalu diwarnai dengan permasalahan keamanan.

12

Winda, 2009, Pengaruh Ancaman Militer AS di Wilayah Perbatasan Iran terhadap Pengembangan Teknologi Nuklir era Ahmadinejad tahun 2005 – 2009, Skripsi, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

13

Nurina Firda Maulidia, 2010, Kebijakan Politik Luar Negeri Israel terhadap Permasalahan Instalasi Nuklir Tammuz I (Osirac) milik Irak, Skripsi, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.


(25)

8

Sejak memproklamirkan merdeka, Israel mendapatkan reaksi negatif dari negara – negara Arab. Permasalahan antara Israel dan negara – negara Arab ini menimbulkan masalah keamanan di kawasan Timur Tengah namun selama ini negara Israel memiliki posisi yang lebih kuat dalam hampir setiap permasalahannya dengan negara – negara Arab. Strategi politik luar negeri Israel ini sukses dengan dukungan negara superpower Amerika Serikat dan Sekutu. Kebijakan untuk melakukan operasi penghancuran instalasi nuklir Tammuz I atau reaktor nuklir Osirac merupakan suatu usaha Israel untuk mempertahankan diri dan mampu melakukan pencegahan dari ancaman agresifitas Irak yang pada saat itu dipimpin secara diktator oleh Saddam Hussein.

Pengeboman instalasi nuklir Tammuz I (Osirac) berdasarkan perhitungan strategis membuat pemerintah Israel berani menjalankan kebijakan tersebut. Analisa kebijakan dalam skripsi tersebut dilakukan melalui pendekatan realisme neoklasik yaitu pendekatan yang berusaha bergerak melampaui asumsi terbatas dari struktural realis atau neorealis dan mencoba menghubungkan beberapa faktor tambahan yang berkaitan dengan domestik yakni dinas intellijen (Mossad) dan militer Israel dalam politik luar negeri Israel.

Dalam skripsi tersebut terdapat dua level analisa yakni korelasionis dan induksionis. Dua level analisa tersebut memiliki unit analisa yang sama yakni kebijakan politik luar negeri Israel yang berada dalam level negara. Untuk unit eksplanasi, ada dua hal yakni nuklir


(26)

9

Tammuz I (Osirac) yang dimiliki Irak yang berada dalam level negara dan ancaman keamanan dari kepemilikan senjata nuklir yang dimiliki salah satu negara Arab yang berada dalam level sistem regional.

Skripsi tersebut menjadi pembanding dalam skripsi yang peneliti bahas karena walaupun yang dibahas mengenai hal yang sama yakni Israel dan persoalan keamanannya tapi skripsi tersebut menjadi salah satu referensi dalam melihat tindakan Israel menghadapi salah satu negara di Timur Tengah yang memiliki nuklir. Dalam skripsi tersebut, dibahas kebijakan Israel yang melakukan pengeboman situs nuklir Osirac milik Irak sedangkan yang peneliti bahas dalam skripsi ini adalah persepsi ancaman Israel yang muncul karena program nuklir Iran menggunakan penilaian dari David J. Singer.

2. Tingkat Analisa

Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen atau unit analisa dalam hal ini adalah keamanan nasional Israel dan variabel independen atau unit eksplanasi adalah program nuklir Iran.

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa program nuklir Iran sebagai sebagai unit eksplanasi berada pada level negara-bangsa sedangkan unit analisa yakni keamanan nasional Israel berada pada level negara-bangsa maka dilihat dari level analisanya, karena unit eksplanasinya berada pada


(27)

10

tingkat yang sama dengan unit analisa maka penelitian ini bersifat korelasionis.14

3. Landasan Berpikir a) Threat Perception

Persepsi ancaman didefinisikan oleh J. David Singer pada tahun 1958 dalam seminal paper-nya, Threat Perception and The Armament-Tension Dilemma. Dalam tulisannya, Singer menjelaskan tentang definisi persepsi ancaman yang didasarkan pada parameter capability dan intent.15 Singer memperlihatkan hubungan ini dalam bentuk quasi-mathematical:

Threat-Perception = Estimated Capability x Estimated Intent.

Menurut ulasan Singer dalam tulisannya, persepsi ancaman muncul dalam situasi armed hostility, dimana setiap pembuat kebijakan berasumsi bahwa negara lain memiliki maksud dan tujuan yang agresif. Setiap negara merasa negara lain ancaman bagi keamanan nasionalnya dan persepsi ini sejalan dengan kapabilitas dan maksud yang diperkirakan. Dengan kata lain, ketika capability dan intent mendekati

14

Mas’oed, M. 1994. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. Jakarta: LP3ES, hal 39.

15

J. David Singer, Threat Perception and the Armament- Tension Dilemma, Journal of Conflict Resolution, Vol.2 No.1, March 1958, hal. 94.


(28)

11

level zero maka persepsi ancaman suatu negara terhadap negara lain menjadi berkurang.16

Singer bukanlah orang pertama kali mempublikasikan konsep ancaman berdasarkan parameter intentions dan capabilities dalam literatur akademik. Tulisan Schwien pada tahun 1936 berjudul Combat Intelligence: Its Acquisition and Transmission menelaah capability dan intentions dalam Angkatan Darat Kedua Jerman di medan perang pada awal Perang Dunia Pertama.17 Yang membuat tulisan Singer ini lebih dikenal karena publikasinya dalam literatur yang ada dan juga cara Singer menyajikan konsep parameter ganda ini. Singer adalah yang pertama kali menjelaskan persepsi ancaman dalam bentuk persamaan quasi-mathematical yang mudah diingat dalam menilai suatu ancaman dan mengenalkan bentuk ini ke publik. Intentions dan capabilities aktor yang mengancam-lah yang membentuk dasar pendekatan Singer untuk memahami ancaman.

Parameter capability adalah fokus dalam memahami ancaman itu sendiri. Ketika capability diartikan, pengertiannya dapat bersifat umum atau spesifik. Dalam tingkat yang paling luas, capabilitydiartikan sebagai penilaian menyeluruh kapabilitas militer atau secara spesifik

16

Richard Betts, Intelligence Warning: Old Problems, New Agendas, Parameters, Spring 1998, hal. 26-35 dalam Charles Vandepeer, Rethinking Threat: Intelligence Analysis, Intentions, Capabilites and The Challenge of Non-State Actor, University Adelaide, School of History and Politics, October 2011.

17

Edwin Schwien, Combat Intelligence:Its Acquisition and Transmission, Washington DC dalam

Charles Vandepeer, Rethinking Threat: Intelligence Analysis, Intentions, Capabilites and The Challenge of Non-State Actor,University Adelaide, School of History and Politics, October 2011.


(29)

12

dalam menilai satu jenis capability. Sebagai contoh, penilaian keseluruhan kapabilitas negara untuk mengadakan operasi penyerangan. Sebaliknya, capability secara spesifik fokus dalam kapabilitas tertentu, misal kapabilitas pengembangan nuklir suatu negara. Konsep capability menurut Singer memang didasarkan pada kekuatan militer negara, khususnya yang berhubungan dengan persenjataan (terutama nuklir).18

Ada dua pendekatan untuk menilai kapabilitas yaitu measures dan proxy measures. Measuredapat diartikan sebagai definitive unitatau kuantitas yang memungkinkan penilaian langsung tentang kapabilitas. Proxy measures adalah faktor – faktor yang digunakan untuk menarik kesimpulan tentang kapabilitas dimana direct measures tidak tampak. Dengan kata lain proxy measures disebut juga indirect measures yang digunakan untuk membuat kesimpulan tentang capability. Measure secara langsung berhubungan dengan capability yang memungkinkan seorang analis mencapai keputusan tentang capability. Apabila sebuah negara berusaha untuk mempertahankan ketidaktentuan kapabilitas yang sebenarnya, dan bahkan mengembangkan kapabilitas secara sembunyi – sembunyi, berarti direct measures dapat disembunyikan dan ketika measures tidak tampak, maka proxy-measures digunakan tetapi hanya untuk menarik kesimpulan tentang capability.

18

J. David Singer, Threat Perception and the Armament- Tension Dilemma, Journal of Conflict Resolution, Vol.2 No.1, March 1958, hal. 94


(30)

13

Meskipun demikian, ada negara yang berusaha menyembunyikan kapabilitasnya tetapi tidak dapat secara keseluruhan menyembunyikan semua kapabilitas yang dimiliki. Ada juga negara yang dengan sengaja membuat measures of capability nampak untuk men-deter atau mempengaruhi negara lain. Oleh karena itu, penilaian capabilityberdasarkan measuresdan proxy measures.

Dalam mengukur measures, diperlukan beberapa ukuran untuk menilai kapabilitas nuklir Iran misalnya total jumlah bom atom, pengiriman mekanisme (pesawat terbang, kru pesawat terlatih, basis operasi, peluru kendali, kapal selam) dan perkembangan secara ilmiah.19 Sebagai tambahan, fissionable materialsdan reaktor program nuklir juga dihitung. Tetapi, kondisi praktek keamanan yang ketat dan bersifat rahasia ini yang dilakukan suatu negara dipastikan measures ini tidak tampak secara langsung. Untuk proxy-measures, dalam mengukur kapabilitas nuklir digunakan aktivitas tes uji jarak misil, fasilitas gambar dari pesawat satelit dan analisa terhadap pernyataan para pemimpin Iran mengenai program nuklirnya sendiri.

Adanya gambar satelit juga memperkuat fokus dalam senjata militer sebagai ukuran capabilities utama. Tetapi, satelit hanya dapat memberikan gambar yang tampak, bukan yang tersembunyi sehingga

19

Sesuai dengan yang diterapkan oleh CIA dalam menganalisa kapabilitas nuklir Uni Soviet. Central Intelligence Agency, Soviet Capabilities and Intentions, National Intelligence Estimate 3, 15 November 1950 dalam Charles Vandepeer, Rethinking Threat: Intelligence Analysis, Intentions, Capabilites and The Challenge of Non-State Actor, University Adelaide, School of History and Politics, October 2011.


(31)

14

gambar satelit hanya dapat memberikan proxy-measures atau petunjuk dalam menilai capability.20

Kapabilitas angkatan bersenjata didasarkan pada total jumlahnya, personil, tank, kendaraan lapis baja, artileri, pesawat taktis, dan senjata nuklir taktis. Meskipun demikiran, penggunaan total jumlah senjata militer dan personil angkatan bersenjata menjadi measures of capability yang tetap. Tetapi ini bukan berarti bahwa pengukuran capability difokuskan terbatas pada jumlah senjata dan personil. Pengukuran kualitatif seperti kapabilitas bertempur juga termasuk dalam capability(kemampuan berjuang, pelatihan, moral dan kepemimpinan).

Dalam menilai kapabilitas suatu negara dapat dihitung secara statistik menggunakan CINC (Composite Index of National Capability) yang dibuat oleh David Singer dalam proyek Correlates of War tahun 1963. Menggunakan enam komponen berbeda yang mewakili kekuatan demografik, ekonomi dan kekuatan militer, CINC masih menjadi metode yang paling dikenal dan diterima dalam menghitung kapabilitas negara.21

Rumusnya : ௜ ௥ ௦ ௧ ା ௠ ௜ ௟ ௘ ௫ ା ௠ ௜ ௟ ௣ ௘ ௥ ା ௣ ௘ ௖ ା ௧ ௣ ௢ ௣ ା ௨ ௣ ௢ ௣

଺ dimana

irst = produksi besi dan baja (satuan 1000 ton); milex = Anggaran militer (satuan 1000 US dollar); milper = jumlah personil militer (satuan ribuan);

20

Michael Herman, Intelligence Power in Peace and War, Cambridge University Press, Cambridge, 1996, hal.76 dalam Charles Vandepeer, Rethinking Threat: Intelligence Analysis, Intentions, Capabilites and The Challenge of Non-State Actor, University Adelaide, School of History and Politics, October 2011.

21


(32)

15

pec = konsumsi energi utama (sama dengan 1000 ton batu bara); tpop = Total populasi (satuan ribuan); upop = Populasi urban (jumlah populasi yang tinggal di kota dengan populasinya yang lebih dari 100.000, satuan ribuan).

Pemahaman Singer mengenai intent dapat digambarkan sebagai rancangan militer negara terhadap negara lain. Tetapi parameter untuk intent dapat dikatakan sangat luas. Dalam level yang lebih luas, intentions dapat diartikan sebagai tujuan dan sasaran dari sebuah negara atau seorang pemimpin. Lebih spesifiknya, berhubungan dengan rencana suatu negara mengenai masalah tertentu, seperti halnya yang dibahas intentions Iran dalam mengembangkan kapabilitas senjata nuklir. Intentions tidak dapat diukur sama seperti capabilities. Capabilities dinilai secara eksternal sedangkan intentions pada dasarnya merupakan keputusan internal individu atau kelompok. Dalam menilai intentionsdari sebuah negara, fokus analisanya adalah intentions dari pemimpin negara. Menurut Singer,” …each elite will interpret the other’s military capability as evidence of military intent”. Tetapi Singer sendiri mengatakan bahwa penilaian terhadap kapabilitas militer suatu negara tidak cukup untuk menarik kesimpulan tentang intentions negara tersebut. Tindakan, perilaku dan ucapan para pemimpin negara juga merupakan cerminan intentions suatu negara selain pembangunan militer suatu negara.


(33)

16 Measures :

Jumlah fasilitas nuklir Iran Proxy Measures:

Aktivitas Rudal Iran

1. Kapabilitas Militer Iran

2. Pernyataan Para Pemimpin Iran Constantine FizGibbon berpendapat bahwa strategic intention negara direfleksikan dengan publikasi dan pernyataan dari para pemimpin negara, karenanya intention ini bersifat sangat jelas.22 Secara spesifik, penilaian intentions suatu negara seringkali difokuskan pada individu terutama pemimpin politik senior.23

Skema 1. Operasionalisasi Threat Perception

b) Keamanan Nasional (National Security)

Keamanan nasional (national security) merupakan kebutuhan untuk memelihara dan mempertahankan eksistensi negara melalui

22

Constantine FitzGibbon, Secret Intelligence in the Twentieth Century, Hart Daavis MacGibbon, London, 1976, hal.334 dalam Charles Vandepeer, Rethinking Threat: Intelligence Analysis, Intentions, Capabilites and The Challenge of Non-State Actor, University Adelaide, School of History and Politics, October 2011.

23

Richard Aldrich, The Hidden Hand: Britain, America, and Cold War Secret Intelligence, The Overlook Press, Woodstock, 2001, hal 62 dalam Charles Vandepeer, Rethinking Threat: Intelligence Analysis, Intentions, Capabilites and The Challenge of Non-State Actor,University Adelaide, School of History and Politics, October 2011.

Threat Perception

Intentions Capabilities


(34)

17

penggunaan kekuatan ekonomi, militer dan politik bahkan dalam diplomasi. Dalam kasus nuklir Iran, Israel melakukan diplomasi dengan Amerika Serikat dan dunia internasional tentang bahaya nuklir Iran dan juga mendorong untuk penghentian pengayaan nuklir Iran lebih lanjut.

Secara teoretis dapat dikatakan bahwa berakhirnya Perang Dingin, struktur dasar sistem internasional sebagian besar tidak mengalami perubahan. Negara masih tetap merupakan aktor penting politik internasional dan terus bergerak dalam sistem yang anarkis. Sangat sulit untuk menemukan seorang ahli yang berani mengatakan bahwa PBB atau institusi internasional lainnya dapat memaksakan pengaruhnya terhadap negara-negara berkekuatan besar atau memungkinkan untuk dapat memiliki pengaruh tersebut di masa yang akan datang, karena kedaulatan negara belumlah berakhir.

Keunggulan realis dalam menjelaskan isu keamanan dalam hubungan internasional merupakan suatu kenyataan, dan karena itu keamanan secara tradisional dipahami dalam fokus militer – politik yang berpusat pada kelangsungan negara. Dalam pandangan ini, didefinisikan keamanan adalah mengenai negara dan negara adalah mengenai keamanan, dengan penekanan pada keamanan militer dan politik, yang menciptakan hubungan yang tak dapat dipisahkan antara negara dan keamanan.24

24


(35)

18

Landasan utama dalam keamanan nasional adalah yaitu lensa keamanan (security) yang dapat diartikan sebagai pelaksanaan kemerdekaan atas suatu ancaman tertentu atau kemampuan negara dan masyarakatnya untuk mempertahankan identitas kemerdekaan dan integritas fungsional mereka terhadap kekuatan – kekuatan tertentu yang mereka anggap bermusuhan (hostile).25 Buzan berpendapat bahwa keamanan nasional meliputi beberapa bidang: keamanan militer yang berhubungan kapabilitas ofensif dan defensif negara dan persepsi negara mengenai intentions negara lain; keamanan politik meliputi kestabilan sistem pemerintah suatu negara dan ideologi yang memberikan suatu negara legitimasi; keamanan ekonomi mencakup sumber daya, keuangan dan pasar yang diperlukan untuk melanjutkan kekuatan dan kesejahteraan negara; keamanan sosial yang berpusat pada pemeliharaan elemen budaya dan nasional seperti bahasa, agama dan adat yang merupakan identitas nasional dan ini berhubungan dengan masyarakat sendiri; dan keamanan lingkungan yang mengenai tempat dimana manusia tinggal.26

Keamanan nasional Israel dalam penelitian ini dilihat sebagai fokus keamanan militer dan politik dalam usaha untuk tetap mempertahankan eksistensi negaranya dan prospek tantangan ke depan

25

Barry Buzan. 1991. People, States and Fear: An Agenda for International Security Studies in the Post-Cold War Era. Hempstead: Harvester Wheatsheah. Hal 61.

26

Paul D. Williams (ed). 2008. Security Studies: An Introduction. New York : Routledge, Hal.4 dan Buzan, Weaver and de Wilde, 1998.


(36)

19

untuk kelangsungan hidup negaranya27mengingat secara geografis Israel seharusnya merasa terkucil namun justru dengan persenjataan nuklirnya dan armada militer yang memadai telah menunjukkan bentuk pertahanan keamanan militer politik Israel.

c) Definisi Ancaman

Dalam melihat ancaman dapat dilihat melalui penjelasan analisa keamanan yang dikemukakan oleh Buzan, Waever dan Wilde.28Ada tiga aktor berbeda yang berperan yakni referent object yang diancam dan perlu perlindungan, securitizing actor yang mengambil langkah sekuritisasi yaitu menentukan siapa yang diancam dan mengancam, dan functional actor yang memiliki pengaruh dalam dinamika salah satu dari lima sektor keamanan (militer, lingkungan, ekonomi, sosial, politik).

Ancaman terdiri dari tiga bagian antara lain apa atau siapa yang diancam (referent), penentu ancaman (analyst, sama dengan securitizing actor), dan aktor ancaman yang dinyatakan analyst sebagai yang mengancam referent. Fokus keamanan dan pertahanan adalah melindungi negara dari serangan negara lain. Dalam konteks ini, referent atau objek ancaman adalah negara khususnya survival negara dan populasinya. Selain state-survival, prioritas keamanan dan pertahanan adalah melindungi kepentingan negara dan warganegaranya baik yang di dalam

27

Robert G. Patman, 2006. Globalization and Conflict: National Security in A ‘New’ Strategic Era. New York: Routledge.

28

Barry Buzan, Ole Waever, Jaap de Wilde, Security: A New Framework for Analysis, Lynne Rienner Publisher, Boulder, 1998.


(37)

20

maupun di luar batas negara. Ini termasuk dalam aspek negara yang dapat diancam yakni populasi, teritorial, pemerintah dan kepentingan.

Ancaman bagi teritorial adalah juga ancaman bagi populasi dimana diperlukan perlindungan bagi warga negara dari perang antar negara. Dalam mengukur kemampuan membunuh yang potensial, ancaman terbesar bagi populasi negara tetap kemampuan senjata pemusnah massal (WMD=Weapon Mass Destruction) yang dimiliki negara lain walaupun suatu negara tidak memiliki WMD, perang antarnegara tetap mengancam jutaan hidup orang banyak.

Ancaman bagi pemerintah merupakan ancaman bagi kedaulatan politik yang tetap menjadi prioritas pemerintah yang dapat berasal dari dalam negeri maupun dari negara lain. Ancaman dari suatu negara terhadap stabilitas regional dan sistem internasional juga menjadi ancaman kepentingan bagi negara lain.

Ancaman program nuklir Iran bagi Israel adalah ancaman bagi warga negara Israel dan juga kepentingan Israel yang dilihat keamanan militer-politik Israel.

F. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksplanatif. Peneliti berusaha untuk menjelaskan tentang program nuklir Iran berdasarkan kapabilitasnya dan juga intentions yang merupakan gambaran perilaku dan


(38)

21

tindakan (ucapan) dari para pemimpin negara sebagai perwakilan negara, selanjutnya dihubungkan dengan konsep keamanan nasional Israel dengan menggambarkan konsep keamanan nasional bagi Israel yang mengarah pada keamanan militer – politik.

2. Ruang Lingkup Penelitian

Batasan waktu penelitian dimulai sejak tahun 2005 hingga pada tahun 2012 untuk memperoleh data terbaru mengenai pengembangan nuklir Iran dan juga melihat ancamannya terhadap keamanan nasional Israel sehingga dapat diketahui mengapa keamanan nasional Israel merasa terancam. Keterbatasan penulis dalam hal mengukur kuantitas kapabilitas Iran demgan menggunakan CINC (Composite Index of National Capability) dikarenakan versi terbaru dari dataset NMC (National Material Capabilites) versi 4.0 hanya sampai tahun 2007 tetapi hal ini tetap mewakili gambaran kapabilitas Iran dan juga Israel.

Batasan materi dalam penelitian ini hanya membahas program nuklir Iran dalam perkembangan mulai tahun 2005 hingga 2012 dengan menyinggung sedikit dari sejarah dimulainya dan juga konsep keamanan nasional Israel yang digambarkan dimulai dari berdirinya negara Israel secara singkat kemudian dilanjutkan dengan kebijakan nuklir Israel dan kapabilitas militernya yang merupakan elemen keamanan nasionalnya.


(39)

22 3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan cara studi pustaka (library research) artinya adalah bahwa setiap data yang diperoleh bersumber dari data – data yang sifatnya sekunder yang berasal dari buku – buku, jurnal, surat kabar, majalan dan internet yang memberikan informasi yang relevan dan sesuai dengan teman serta permasalahan yang dibahas.

4. Teknik Analisa Data

Analisa data dilakukan secara kualitatif dimana penulis melakukan analisa dari pernyataan – pernyataan yang penulis dapatkan pada saat pengumpulan data dan dikaitkan dengan konsep dan teori yang berhubungan dengan fenomena yang dibahas. Setelah data – data yang berhubungan dengan fenomena tersebut dikumpulkan, selanjutkan dilakukan pengolahan data. Pengolahan data diperlukan untuk memilih data – data yang relevan dengan tujuan dan tema penelitian.

G. HIPOTESA

Program nuklir Iran menjadi bukti kapabilitas Iran dirangkai dengan peningkatan kapabilitas militer Iran dan pernyataan para pemimpin Iran menjadi bukti intentions Iran menimbulkan persepsi ancaman bagi Israel terlebih bagi keamanan militer – politik Israel.


(40)

23 H. ALUR PEMIKIRAN

Skema 2. Alur Pemikiran

I. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I merupakan bagian pendahuluan yang menguraikan mengenai pokok – pokok penting dalam penulisan sebuah skripsi yang terdiri dari: latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka berpikir yang digunakan untuk menganalisa permasalahan yang terjadi, metode penelitian yang digunakan untuk memaparkan penelitian secara ilmiah dan sistematis, ruang lingkup penelitian baik batasan materi dan waktu agar memiliki batasan yang jelas, hipotesa dan sistematika penulisan.

PENYEBAB

Threat Perception

Keamanan Nasional Israel

E L E M

E N

Keamanan militer -politik intentions

Program Nuklir

Iran

Pernyataan Para Pemimpin

Iran


(41)

24

BAB II berjudul Program Nuklir Iran. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai program nuklir Iran dimulai dari sejarahnya secara singkat dan perkembangannya. Dalam bab ini juga dibahas tentang ancaman program nuklir Iran dilihat dari para pernyataan para pemimpin Iran.

BAB III berjudul Keamanan Nasional Israel. Dalam bab ini dibahas tentang keamanan nasional Israel, khususnya mengenai keamanan politik – militer Israel. Dimulai dari berdirinya negara Israel akan dibahas tentang konsep keamanan nasionalnya, selanjutnya mengenai doktrin nuklir Israel dan kemudian dipaparkan pernyataan para pemimpin Israel.

Bab IV berjudul Kapabilitas Nuklir dan IntentionsIran. Dalam bab ini akan digambarkan secara terperinci mengenai kapabilitas dan intentions Iran. Kapabilitas dilihat dari peningkatan kapabilitas nuklirnya dan aktivitas uji coba rudal Iran sedangkan intentions dilihat dari kapabilitas militer dan pernyataan para pemimpin negara. Dalam bab ini juga dibahas mengapa Israel merasa terancam berdasarkan dua variabel tersebut.

BAB V merupakan bab Penutup. Pada bagian ini terdapat kesimpulan dari pembahasan hasil penelitian setelah melakukan analisa tentang program nuklir Iran sebagai ancaman terhadap keamanan nasional Israel.


(1)

untuk kelangsungan hidup negaranya27mengingat secara geografis Israel seharusnya merasa terkucil namun justru dengan persenjataan nuklirnya dan armada militer yang memadai telah menunjukkan bentuk pertahanan keamanan militer politik Israel.

c) Definisi Ancaman

Dalam melihat ancaman dapat dilihat melalui penjelasan analisa keamanan yang dikemukakan oleh Buzan, Waever dan Wilde.28Ada tiga aktor berbeda yang berperan yakni referent object yang diancam dan perlu perlindungan, securitizing actor yang mengambil langkah sekuritisasi yaitu menentukan siapa yang diancam dan mengancam, dan

functional actor yang memiliki pengaruh dalam dinamika salah satu dari lima sektor keamanan (militer, lingkungan, ekonomi, sosial, politik).

Ancaman terdiri dari tiga bagian antara lain apa atau siapa yang diancam (referent), penentu ancaman (analyst, sama dengan securitizing actor), dan aktor ancaman yang dinyatakan analyst sebagai yang mengancam referent. Fokus keamanan dan pertahanan adalah melindungi negara dari serangan negara lain. Dalam konteks ini, referent atau objek ancaman adalah negara khususnya survival negara dan populasinya. Selain state-survival, prioritas keamanan dan pertahanan adalah melindungi kepentingan negara dan warganegaranya baik yang di dalam

27

Robert G. Patman, 2006. Globalization and Conflict: National Security in A ‘New’ Strategic Era. New York: Routledge.


(2)

maupun di luar batas negara. Ini termasuk dalam aspek negara yang dapat diancam yakni populasi, teritorial, pemerintah dan kepentingan.

Ancaman bagi teritorial adalah juga ancaman bagi populasi dimana diperlukan perlindungan bagi warga negara dari perang antar negara. Dalam mengukur kemampuan membunuh yang potensial, ancaman terbesar bagi populasi negara tetap kemampuan senjata pemusnah massal (WMD=Weapon Mass Destruction) yang dimiliki negara lain walaupun suatu negara tidak memiliki WMD, perang antarnegara tetap mengancam jutaan hidup orang banyak.

Ancaman bagi pemerintah merupakan ancaman bagi kedaulatan politik yang tetap menjadi prioritas pemerintah yang dapat berasal dari dalam negeri maupun dari negara lain. Ancaman dari suatu negara terhadap stabilitas regional dan sistem internasional juga menjadi ancaman kepentingan bagi negara lain.

Ancaman program nuklir Iran bagi Israel adalah ancaman bagi warga negara Israel dan juga kepentingan Israel yang dilihat keamanan militer-politik Israel.

F. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian


(3)

tindakan (ucapan) dari para pemimpin negara sebagai perwakilan negara, selanjutnya dihubungkan dengan konsep keamanan nasional Israel dengan menggambarkan konsep keamanan nasional bagi Israel yang mengarah pada keamanan militer – politik.

2. Ruang Lingkup Penelitian

Batasan waktu penelitian dimulai sejak tahun 2005 hingga pada tahun 2012 untuk memperoleh data terbaru mengenai pengembangan nuklir Iran dan juga melihat ancamannya terhadap keamanan nasional Israel sehingga dapat diketahui mengapa keamanan nasional Israel merasa terancam. Keterbatasan penulis dalam hal mengukur kuantitas kapabilitas Iran demgan menggunakan CINC (Composite Index of National Capability) dikarenakan versi terbaru dari dataset NMC (National Material Capabilites) versi 4.0 hanya sampai tahun 2007 tetapi hal ini tetap mewakili gambaran kapabilitas Iran dan juga Israel.

Batasan materi dalam penelitian ini hanya membahas program nuklir Iran dalam perkembangan mulai tahun 2005 hingga 2012 dengan menyinggung sedikit dari sejarah dimulainya dan juga konsep keamanan nasional Israel yang digambarkan dimulai dari berdirinya negara Israel secara singkat kemudian dilanjutkan dengan kebijakan nuklir Israel dan kapabilitas militernya yang merupakan elemen keamanan nasionalnya.


(4)

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan cara studi pustaka (library research) artinya adalah bahwa setiap data yang diperoleh bersumber dari data – data yang sifatnya sekunder yang berasal dari buku – buku, jurnal, surat kabar, majalan dan internet yang memberikan informasi yang relevan dan sesuai dengan teman serta permasalahan yang dibahas.

4. Teknik Analisa Data

Analisa data dilakukan secara kualitatif dimana penulis melakukan analisa dari pernyataan – pernyataan yang penulis dapatkan pada saat pengumpulan data dan dikaitkan dengan konsep dan teori yang berhubungan dengan fenomena yang dibahas. Setelah data – data yang berhubungan dengan fenomena tersebut dikumpulkan, selanjutkan dilakukan pengolahan data. Pengolahan data diperlukan untuk memilih data – data yang relevan dengan tujuan dan tema penelitian.

G. HIPOTESA

Program nuklir Iran menjadi bukti kapabilitas Iran dirangkai dengan peningkatan kapabilitas militer Iran dan pernyataan para pemimpin Iran


(5)

H. ALUR PEMIKIRAN

Skema 2. Alur Pemikiran

I. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I merupakan bagian pendahuluan yang menguraikan mengenai pokok – pokok penting dalam penulisan sebuah skripsi yang terdiri dari: latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka berpikir yang digunakan untuk menganalisa permasalahan yang terjadi, metode penelitian yang digunakan untuk memaparkan penelitian secara ilmiah dan sistematis, ruang lingkup penelitian baik batasan materi dan waktu agar memiliki batasan yang jelas, hipotesa dan sistematika penulisan.

PENYEBAB

Threat Perception

Keamanan Nasional Israel

E L E M

E N

Keamanan militer -politik

intentions

Program Nuklir

Iran

Pernyataan Para Pemimpin

Iran


(6)

BAB II berjudul Program Nuklir Iran. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai program nuklir Iran dimulai dari sejarahnya secara singkat dan perkembangannya. Dalam bab ini juga dibahas tentang ancaman program nuklir Iran dilihat dari para pernyataan para pemimpin Iran.

BAB III berjudul Keamanan Nasional Israel. Dalam bab ini dibahas tentang keamanan nasional Israel, khususnya mengenai keamanan politik – militer Israel. Dimulai dari berdirinya negara Israel akan dibahas tentang konsep keamanan nasionalnya, selanjutnya mengenai doktrin nuklir Israel dan kemudian dipaparkan pernyataan para pemimpin Israel.

Bab IV berjudul Kapabilitas Nuklir dan IntentionsIran. Dalam bab ini akan digambarkan secara terperinci mengenai kapabilitas dan intentions Iran. Kapabilitas dilihat dari peningkatan kapabilitas nuklirnya dan aktivitas uji coba rudal Iran sedangkan intentions dilihat dari kapabilitas militer dan pernyataan para pemimpin negara. Dalam bab ini juga dibahas mengapa Israel merasa terancam berdasarkan dua variabel tersebut.

BAB V merupakan bab Penutup. Pada bagian ini terdapat kesimpulan dari pembahasan hasil penelitian setelah melakukan analisa tentang program nuklir Iran sebagai ancaman terhadap keamanan nasional Israel.