Program Proliferasi Nuklir Iran Era Pres

1

Program Proliferasi Nuklir Iran Era Presiden Mahmoud Ahmadinejad

Oleh : M.Asep Maulana
1044010018

ABSTRAK
Nuklir merupakan sumber energi alternatif pengganti sumberdaya alam yang mulai
langka keberadaanya. Iran merupakan salah satu negara yang mengembangkan energi
nuklir sejak tahun 1957, namun dewasa ini isu nuklir semakin diangkat di dunia
internasional atas penggunaan energi tersebut sebagai senjata pemusnah massal, Iran yang
sebagai negara pengembang nuklir di nggap telah melakukan pelanggaran proliferasi nuklir
damai, Namun pada masa kepemimpinan Ahmaddinejad Iran dengan terang-terangan
mengumumkan pada dunia bahwa program nuklir Iran tidak akan berhenti dan akan tetap
melakukan pengembangan energi alternatif tersebut, sikapnya yang konservatif dan radikal
menjadikan Iran sebagai negara yang anti barat dan anti zionis dan dengan tegas akan
melawan kedua negara tersebut untuk melindungi kepentingan nasional dan kedaulatan
negara Iran.
Kata-kata kunci : Profilerasi Nuklir, Politik Luar Negeri, ahmadinejad, kepentingan
Nasional.


2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah
Dari beberapa negara pengembang nuklir di dunia, Iran merupakan salah satu negara

yang mengembangkan energi nuklir yang terbilang cukup lama, Dari pertama kali masuknya
nuklir tahun 1957 sampai sekarang pengembangan nuklir Iran tetap berjalan, berawal ketika
Iran dipimpin oleh Dinasti Shah (1921-1979). Pada pemerintahan shah

pahlevi di

pertengahan tahun 1960 Iran mulai melibatkan diri dalam penelitian dan pengembangan
nuklir atas dukungan Amerika serikat dalam kerjasama billateral antar kedua negara. Amerika
dan Iran menandatangani nuclear cooperation agreement pada tahun 1957 yang mulai
berlaku pada 1959 (william:2009). kedekatan Iran dan Amerika waktu itu mengasihlkan

sebuah fasilitas nuklir yang pertama kali di bangun di Tehran Nuclear Research Center di
tahun 1967 yang bertempat di tehran University dan di jalankan oleh atomic oragnization of
Iran (AEOI) yang memiliki 5 megawat reaktor nuklir yang di suplai oleh Amerika serikat
tahun tahun 1967.(sahimi :2003) hingga pada 1 juli 1968 Iran menandatangani traktat nonproleferasi (NPT) dan berlaku pada 5 maret 1970 setelah di ratifikasi oleh majlis. Dalam
traktat tersebut Iran memiliki hak untuk mengembangkan penelitian, memproduksi, dan
menggunakan nuklir untuk tujuan damai tanpa diskriminasi.
Pada masa rezim shah pahlevi Iran lebih cendrung pro barat ini terbukti dari banyak
nya kerjasama dengan negara negara barat, tidak hanya Amerika, Iran juga menjalin
kerjasama di bidang pengembangan nuklir dengan negara jerman dan perancis di tepi laut
persia, sangat nampak shah pahlevi untuk mengembangkan kekuatan militernya termasuk
senjata nuklir untuk memperkuat kekuasaanya atas Iran. Era ini pengembangan nuklir Iran
sangat melaju pesat.
Pasca revolusi Iran tahun 1979 -1989 sebagian besar kerjasama nuklir internasional
dengan Iran terputus, hubungan Iran dan Amerika menjadi renggang dan putusnya hubungan
diplomatik kedua negara membuat Amerika selalu menentang segala hal mengenai
pengembangan nuklir Iran, dan hingga sekarang Iran selalu di bayang bayangi tekanan dari
Amerika.

3


Setelah revolusi Iran, Amerika Serikat memotong pasokan yang sangat diperkaya
uranium bahan bakar untuk Pusat Penelitian Nuklir Teheran , yang memaksa reaktor ditutup
untuk beberapa tahun. sampai

Komisi Energi Atom Nasional Argentina 1987-1988

menandatangani kesepakatan dengan Iran untuk membantu dalam mengkonversi reaktor dari
uranium yang diperkaya bahan bakar untuk 19,75% uranium yang diperkaya rendah ke Iran.
(james : 2009)
Namun pada April 1984, intelijen Jerman Barat melaporkan bahwa Iran mungkin
memiliki bom nuklir dalam waktu dua tahun dengan uranium dari Pakistan. Orang Jerman
membocorkan berita ini di publik laporan intelijen Barat yang pertama dari program senjata
nuklir pasca-revolusioner di Iran.(cordesman : 2000) Ketakutan negara barat akan nuklir Iran
semakin beralasan berdasarkan fakta dan hasil investigasi sehingga Amerika mulai
mengecam bahwa Iran adalah ancaman bagi perdamaian dunia karena kepemilikan senjata
nuklir nya dan salah satu caranya adalah serangan militer ke fasilitas nuklir Iran.
Pada tahun 1992, menyusul tuduhan media tentang kegiatan nuklir rahasia di Iran, Iran
mengundang inspektur International Atomic Energy Agency (IAEA) ke negara itu dan
mengizinkan seorang inspektur untuk mengunjungi semua situs dan fasilitas yang mereka
minta untuk melihat. Direktur Jenderal Blix melaporkan bahwa semua kegiatan yang diamati

sesuai dengan penggunaan damai energi atom.(wise :1992) Amerika tidak berhenti begitu
saja dalam menekan Iran, Menurut sebuah laporan Amerika menekan argentina untuk
mengakhiri kerjasama nuklir yang di sepakati dengan Iran agar Iran dapat menghentikan
program pengembangan nuklir nya.
Masa rezim Ali Khomaeni (1981-1989) masa republik islam Iran, penyebaran tentang
kaidah islam sangat kuat di Iran, pada masa ini pengembengan nuklir Iran tidak melaju pesat
karna khomaeni lebih berfokus menciptakan Iran sebagai negara yang maju, islami, dan
modern. Namun hubungan Iran dan Amerika serikat begitu renggang dan putusnya hubungan
diplomatik kedua negara, Iran menganggap Amerika sebagai negara yang mempengaruhi Iran
untuk menjauh dari akidah dan syariat islam, terlebih Amerika selalu menentang Iran dalam
pengembangan nuklir pada masa ini, sehingga Iran selalu mendapat tekanan dari Amerika
yang membuat stagnan program proliferasi nuklir Iran.
Berbeda dengan kepemimpinan masa sebelumnya, di masa kepemimpinan Mahmoud
Ahmaddinejad yang terpilih menjadi presiden sejak tahun 2005, Iran menjadi perhatian utama
dunia barat terutama Amerika dan sekutunya Israel. Sebagai seorang konservatif garis keras

4

yang berpegang teguh pada nilai-nilai dan semangat revolusi, Ahmaddinejad yang vokal
menyuarakan sikap anti-barat dan Israel sering membuat peperangan hampir terjadi antara

Israel dan Iran .(labib : 2006) Sikap keras Ahmaddinejad yang keras tentang permasalahn hak
Iran untuk mengembangkan nuklir damai membuat kondisi internal Iran tersebut terisolasi.
Namun di bawah kepemimpinan selama dua priode (2005-2009),(2009-2013), Iran mampu
bertahan di tengah tekanan dan isolasi politik maupun ekonomi yang di lakukan oleh negaranegara barat .(elgogary : 2007)

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijabarkan, sejarah panjang nuklir Iran di

berbagai masa dari shah pahlevi hingga Ahmaddinejad dan pengaruhnya terhadap dunia
internasional membuat penulis ingin mengkaji lebih dalam, terlebih nuklir Iran dibawah
kepemimpinan Ahmaddinejad yang berbeda dengan wacana pengembangan nuklir di era
pemerintahan sebelumnya, sehingga menimbulkan kecaman dari dunia internasional terutama
Amerika dan Israel. Maka permasalahan yang kemudian muncul adalah : bagaimana
pengaruh presiden Ahmaddinejad terhadap perubahan kebijakan proliferasi nuklir Iran?

1.3

Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini yakni untuk menganalisa peran utama pimpinan negara

presiden Ahmaddinejad sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kebijakan proliferasi
nuklir Iran.

5

BAB II
Kerangka Pemikiran
2.1

Level Analisis
Untuk menganalisis mengenai nuklir Iran di bawah pemerintahan Ahmaddinejad

terkait dengan kebijakan nuklirnya. Adapun level of analysis ini menyatakan individu sebagai
unit analisis utama. Individu ini dilihat sebagai aktor yang mampu membuat suatu keputusan
berdasarkan skala prioritas.
Tingkat analisis yang berasumsi pada pengetahuan politik adalah pengetahuan tentang
manusia. Yaitu bagaimana manusia berpikir tentang dirinya sendri, bagaimana mereka
memandang dunia dan tempat hidup mereka di dalamnya, dan apa yang menurut mereka

penting dalam hidup ini. Salah satu alasan dasar mengapa kemudian analisis ini
memperhatikan perilaku individu adalah bahwa negara-bangsa tidak melakukan tindakan,
yang melakukannya adalah para pemimpinnya. Oleh karna itu individu adalah unit analisis
yang paling dasar. (T. Rourke, 1991)
Alasan kedua bahwa mengapa individu dijadikan perangkat analisis adalah karna
keterlibatan seorang tertentu dalam situasi menimbulkan akibat yang berbeda. Alasan ketiga
karena para ilmuwan percaya bahwa dinamika politik internasional pada akhirnya datang
hakekat manusia yang paling dalam. Seperti pendekatan Morgenthau mengenai power,
menurut Morgenthau power adalah ‘kontrol manusia terhadap pikiran dan tindakan manusia
yang lain’. (Hara, 2011:38)
Tidak dapat dipungkiri bahwa negara adalah sumber keputusan tertinggi, namun
didalam pengambilan keputusan tersebut terdapat pengaruh dari aktor-aktor individu terhadap
pengambilan keputusan tadi, oleh karna itu dibutuhkannya menganalisis karakteristik proses
yang kompleks mengenai pembuatan keputusan (decision making) yang dilakukan oleh
manusia, yang mencakup pengumpulan dan analisis informasi, penetapan tujuan,
pertimbangan berbagai opsi, dan membuat pilihan kebijakan. Peran manusia dalam
perpolitikan dunia dapat dilihat dari tiga perspektif, yaitu sifat dasar alami manusia (human

6


nature), perilaku organisasional (organizational behaviour), dan perilaku idiosinkretik
(idiosyncratic behaviour). (T. Rourke, 1991)

2.2

Landasan Teori

2.2.1

Teori Politik Luar Negeri
Secara konseptual, kebijakan luar negeri adalah otoritatif tindakan atau berkomitmen

yang diambil oleh pemerintah dalam rangka untuk menjaga aspek lingkungan internasional
yang diinginkan atau untuk mengubah aspeknya yang tidak diinginkan. Diambil dengan
perhitungan yang tepat dan orientasi tujuan jelas untuk memecahkan masalah atau
mempromosikan beberapa perubahan dalam lingkungan internasional (Holsti, 1983:97;
Modelski, 1962:6; Wilkenfeld et al, 1980:110 dalam Dugis, t.t). Oleh karena itu, terlepas dari
hasil, inisiasi dari kebijakan luar negeri adalah tujuan (Rosenau,1974:6 dalam Dugis, t.t).
Untuk tujuan analisis, kebijakan luar negeri di sini difahami telah terdiri dari
pernyataan dan tindakan yang diambil oleh negara untuk berhubungan dengan aktor-aktor

eksternal lainnya; Serikat atau aktor non-negara. Ini responsif terhadap tindakan negaranegara lain dan diambil untuk memenuhi kepentingan nasional di luar batas teritorial. Selain
itu, kebijakan luar negeri dianggap sebagai kelanjutan dari kebijakan domestik karena
menyajikan dan mencerminkan kepentingan nasional (Plano & Olton, 1978:553).
2.2.2

Teori Idiosinkretik
Analisis ideosinkretik (idiosyncratic behaviour) berasumsi bahwa individu-individu

membuat kebijakan luar negeri dan individu yang berbeda mungkin menghasilkan kebijakan
yang berbeda pula. Lima karakteristik yang membedakan pengambilan keputusan oleh
individu yang berbeda, yaitu kepribadian, kesehatan fisik dan mental, ego dan ambisi,
pengalaman pribadi, dan persepsi. (T. Rourke, 1991)
Kepribadian seorang pemimpin dapat merupakan kombinasi dari aktif-pasif (inovator
atau reaktor) dan positif-negatif (bereaksi positif atau negatif terhadap kritik). Pemimpin yang
dianggap paling baik adalah yang memiliki kepribadian aktif-positif dan yang terburuk
adalah aktif-negatif. Hal lain yang sangat penting adalah persepsi, yaitu bagaimana para
pemimpin bereaksi terhadap dunia. Persepsi lahir dari sistem kepercayaan individu atau
kelompok, nilai-nila individual, dan informasi yang tersedia bagi mereka. Persepsi para

7


pemimpin sangat penting karena mereka bertindak berdasarkan apa yang mereka anggap
kebenaran, bukan kebenaran objektif. Terkadang kenyataan yang dipersepsikan oleh para
pemimpin mengalami distorsi dan mereka bertindak berdasarkan kenyataan yang terdistorsi
tersebut. (ibid)
BAB III
ANALISA & PEMBAHASAN

3.1

Perubahan Politik Luar Negeri Iran
Seperti disebutkan di awal mengenai perubahan politik luar negri, mengingat bahwa

kebijakan luar negeri adalah tujuan berorientasi tindakan yang diambil oleh otoritas
pemerintah terhadap entitas di luar batas-batas negara (baik negara maupun aktor nonnegara), perubahan ini jelas menjadi kualitas yang merasuk politik luar negeri pemerintah.
Dengan kata lain, kebijakan luar negeri bukanlah sesuatu yang bersifat statis, tetapi
cenderung untuk mengubah untuk mencapai tujuannya. Untuk menganalisis perubahan ini
harus memiliki pemahaman yang jelas tentang kompleksitas fenomena kebijakan luar negeri,
tetapi juga harus memahami pola-pola perubahan kebijakan luar negeri.
Sehubungan dengan perubahan kebijakan luar negeri, Hermann mengidentifikasi

empat macam tingkat perubahan kebijakan luar negeri; perubahan penyesuaian, perubahan
program, perubahan masalah atau tujuan, dan perubahan orientasi internasional (Hermann,
1990: 5-6).
1. Tingkat pertama perubahan penyesuaian (adjustment changes) muncul pada
tingkat upaya untuk mencapai tujuan (lebih besar atau lebih rendah). Ini juga
dapat terjadi dalam lingkup Penerima atau target. Dengan kata lain, "apa yang
dilakukan, bagaimana hal ini dilakukan, dan tujuan yang hal yang dilakukan
tetap tidak berubah".
2. Tingkat kedua perubahan program (program changes) mengacu pada
perubahan yang dibuat dalam metode atau cara yang tujuan atau masalah
dibahas. Perubahan ini dapat mencakup keterlibatan instrumen baru. Dengan
demikian, "apa yang dilakukan dan bagaimana hal itu dilakukan perubahan,
tetapi tujuan hal yang dilakukan tetap tidak berubah".

8

3. Tingkat ketiga perubahan masalah atau tujuan (problem or goal changes)
mengacu pada situasi dimana "masalah awal atau tujuan yang Kebijakan
Alamat diganti atau hanya kehilangan", dan "tujuan sendiri diganti".
4. Tingkat keempat perubahan orientasi internasional (international orientation
changes) adalah perubahan bentuk yang paling ekstrim perubahan kebijakan
luar negeri karena hal ini akan melibatkan pengalihan orientasi negara seluruh
dunia, termasuk peran internasional dan kegiatan. Perubahan utama kebijakan
luar negeri menggabungkan setidaknya perubahan pada tingkat dua sampai
empat (perubahan dalam cara/program, perubahan dalam ujung cita-cita atau
masalah, dan perubahan dalam orientasi secara keseluruhan). Selain itu,
perubahan kebijakan luar negeri, terutama utama pengalihan dalam kebijakan
luar negeri, dapat dijelaskan oleh membuat bertanya di bidang sistem politik
domestik, pengambilan keputusan birokrasi, cybernetics, dan belajar.
Dalam tingkat perubahan kebijakan luar negri ini Ahmadinejad lebih pada tingkatan
yang keempat yaitu perubahan orientasi internasional (international orientation changes)
dimana perubahan utama kebijakan luar negeri menggabungkan tingkat dua sampai empat.
Sikap keras Ahmaddinejad Sebagai seorang konservatif garis keras yang berpegang teguh
pada nilai-nilai dan semangat revolusi Iran, Ahmaddinejad yang vokal menyuarakan sikap
anti-barat dan Israel sering membuat peperangan hampir terjadi antara Israel dan Iran.
salah satunya yang menonjol yaitu masalah pengembangan teknologi nuklir.
Ahmadinejad bersikeras bahwa hal itu ditujukan untuk perdamaian yang digunakan sebagai
sumber energi, bukan digunakan untuk kepentingan militer seperti yang dituding oleh
Amerika Serikat dan Israel. Demi tercapainya kepentingan nasional Ahmadinejad tetap
melanjutkan program pengembangan teknologi nuklir nya tanpa terpengaruh pernyataanpernyataan dari pihak barat. Sejak mempertahankan pengembangan teknologi nuklir
damainya, kekuatan diplomasi Iran ke berbagai negara mengalami peningkatan.

3.2

Idiosinkretik sebagai Salah Satu Sumber Kebijakan
Sebagai presiden Iran Ahmaddinejad sangat memepengaruhi arah perubahan politik

dalam negrinya sebagai seorang konservatif garis keras yang berpegang teguh pada nilai-nilai
dan semangat revolusi Iran, namun salah satu sumber perubahan kebijakannya disebabkan

9

oleh ideosinkretik Ahmaddinejad yang terdiri atas kepribadian, ambisi, pengalaman pribadi,
dan persepsi.
Pemimpin yang memiliki kepribadian layaknya Ahmadinejad dengan kepribadian
yang sederhana membuat dirinya di hormati dan disegani oleh rakyat-rakyatnya, terlebih lagi
ambisinya untuk menjadikan Iran sebagai negara yang mandiri dan maju yang perpedoman
pada syri’at islam dalam semangat revolusi islam Iran. Berbicara mengenai kepribadian
seseorang tak lepas dari latar belakang kehidupan seseorang seperti Ahmaddinejad.
Mahmoud Ahmadinejad adalah presiden Iran yang keenam. Ahmadinejad lahir di
Aradan pada 28 Oktober 1956. Selain jabatan presiden, Ahmadinejad juga pimpinan Alliance
of Builders of Islamic Iran, sebuah koalisi dari politik yang konservatif. Suami dari Azam
Farahi ini adalah lulusan Iran, University of Science and Technology. Sebelum menjadi
Presiden Irak yang keenam, Ahmadinejad lebih dulu menjabat sebagai Gubernur dari provinsi
Ardabil dan juga Walikota Teheran. tinggal di Gisha, rumah tinggal pribadinya. Pada tahun
2003, Ahmadinejad terpilih untuk menjadi Walikota Teheran. Di masa pemerintahannya,
Ahmadinejad mengambil jalur agama sebagai patokan dari semua tindakan yang
dilakukannya. Lalu, pada pemilihan presiden pada tahun 2005, dengan

dukungan dari

Alliance of Builders of Islamic Iran, Ahmadinejad mendapatkan 62% dukungan masyarakat.
Ahmadinejad mulai bertugas pada 3 Agustus 2005, dan akan berakhir pada 3 Agustus 2013.
Sesuai dengan peraturan Negara Iran, setelah terpilih Ahmadinejad tidak akan dapat
mencalonkan diri sebagai presiden lagi (http://m.merdeka.com).
Naik turunya perkembangan nuklir Iran tak lepas dari pengaruh ambisi dan pengalam
pribadi presiden yang memimpin pada masa tersebut, dari pengembangan nuklir sebagai
energi alternatif dan nuklir damai sampai pengembangan nuklir sebagai alat untuk kekuatan
negara Iran dan alat diplomasi dari tekanan negara barat, hingga masa presiden
Ahmaddinejad yang menggunakan nuklir sebagai kepentingan nasional, kedaulatan negara
hingga yang paling menuai banyak kritikan yaitu memerangi zionis Israel dengan kekuatan
militer seperti yang di serukan sebelum sebelumnya oleh imam khomaeni.
Sikap kontroversial Ahmaddinejad sebagai presiden Iran yang memilik prioritas
utama dalam mengambil kebijakan dalam negri maupun luar sering menuai kritikan keras,
seperti program proliferasi nuklir Iran. pada tanggal 11 April 2006 Presiden Iran Mahmoud
Ahmadinejad mengumumkan bahwa Iran telah berhasil memperkaya uranium. Ahmadinejad,

10

dalam wawancara dengan NBC Brian jangkar Willians pada bulan Juli 2008, juga
membantah kegunaan senjata nuklir sebagai sumber keamanan dan menyatakan:
" Sekali lagi, apakah senjata nuklir membantu Uni Soviet jatuh dan hancur? Untuk
itu, apakah bom nuklir membantu AS menang di Irak atau Afghanistan, dalam hal ini? Bom
nuklir milik abad ke-20. Kita hidup di abad baru ... Energi nuklir tidak harus setara dengan
bom nuklir. Ini adalah merugikan masyarakat manusia.“(http://www.nbcnews.com)
Dalam wawancaranya ini Ahmaddinejad menegaskan kepada dunia internasional
terutama negara barat bahwa Iran adalah negara yang memiliki teknologi nuklir yang
diguanakan untuk perdamaian, namun disisi lain nuklir Iran juga sebagai alat intimidasi yang
bertujuan untuk menghindari tekanan barat yang selalu merugikan negara Iran. Seperti
embargo yang di lakukan Amerika terhadap Iran. Iran di bawah kepemimpinan
Ahmaddinejad yang radikal dan vokal di bidang ekonomi, sosial, dan politik membuat
kondisi Iran semakin kritis karena tertekan oleh embargo dan politik isolasi barat di berbagai
aspek kehidupan, namun Iran masih mampu bertahan menghadapi kondisi perekonomian dan
politik dengan bantuan negara china dan rusia.
Hal lain yang sangat penting adalah persepsi, yaitu bagaimana para pemimpin seperti
Ahmadinejad bereaksi terhadap dunia. Persepsi lahir dari sistem kepercayaan individu atau
kelompok, nilai-nila individual, dan informasi yang tersedia bagi mereka. Persepsi para
pemimpin sangat penting karena mereka bertindak berdasarkan apa yang mereka anggap
kebenaran, bukan kebenaran objektif. Terkadang kenyataan yang dipersepsikan oleh para
pemimpin mengalami distorsi dan mereka bertindak berdasarkan kenyataan yang terdistorsi
tersebut. Maka dari itu Ahmadinejad di pandang sebagai presiden yang konservatif dan
radikal yang mempertahankan sistem lama yang sudah berjalan pada presiden sebelumsebelumnya.
Jadi, selama masa kepemimpinan Ahmaddinejad Iran tidak akan berhenti untuk
melanjutkan program pengembangan nuklir yang di miliki Iran, dan terus menentang
keputusan dunia barat terhadap nuklir Iran yang menganggap bahwa nuklir Iran sangat
membahayakan kemanan internasional khususnya negara negara timur tengah, terlebih lagi
Ahmaddinejad yang vokal menyerukan anti zionis terhadap Israel dan selalu menjunjung
tinggi HAM dan penegakkan keadilan bagi tanah palestina membuat Israel dan sekutunya
Amerika serikat selalu menekan Iran dari berbagai sektor ekonomi maupun politik. Namun

11

karna sikap tegas dan sederhana Ahmaddinejad lah yang juga membuat Iran mampu bertahan
dari berbagai tekanan dunia barat.

BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
Perubahan dan naik turunya program atau kebijakan nuklir Iran tak lepas

dari

pengaruh pemimpin tertinggi negara tersebut yaitu presiden, dari sikap yang sangat pro
kepada barat sampai sikap anti barat dan anti zionisme, begitu besarnya pengaruh seorang
pemimpin negara membuat penulis mencoba mengkaji menggunakan System of analysis
individu yang menyatakan individu sebagai unit analisis utama. Individu ini dilihat sebagai
aktor yang mampu membuat suatu keputusan berdasarkan skala prioritas. Lewat mengkaji
pemimpin Iran saat ini Mahmoud Ahmaddinejad dari sisi hasil teks, narasi sampi biografi
beliau dari jangka waktu selama memimpin.
Ahmaddinejad yang dikenal dunia sebagai pemimpin yang konservatif garis keras dan
radikal ini adalah seorang sosok yang sederhana dan religius, tak lepas dari latar belakang
beliau yang dari kluarga sederhana dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama, sebagai seorang
presiden Iran yang membuat Iran mandiri dan berkembang sampai saat ini. Sikapnya yang
anti barat dan anti zionis tak lepas dari lambisi dan pengalamn pribadi beliau terhadap dunia
internasional, hubungan Iran dengan kedua negara tersebut begitu panas, apalagi jika
mengangkat isu pengembangan nuklir Iran. Namun sikapnya yang tegas dan berpegang teguh
pada nilai nilai agama dan semangat revolusi membuat Iran tak pernah gentar menghadapi
tekanan kedua negara tersebut, Iran siap untuk menghadapi peperangan dengan Israel seperti
yang di ancamkan Israel terhadap Iran dan tidak menutup kemungkinan akan terjadinya
perang nuklir antar kedua negara tersebut.

12

Pada masa Ahmaddinejad, nuklir merupakan prioritas utama bagi kepentingan
nasional Iran terhadap dunia internasional, meskipun banyaknya hambatan dari negara negara
barat sebagai upaya untuk menguasai Iran yang memiliki sumber daya alam yang melimpah
seperti di Irak sebelumnya. Namun tekanan dan sanksi sanksi yang di berikan pada Iran tidak
membuat Iran menghentikan program nuklirnya bahkan Iran dengan terang terang
mengumumkan pada dunia bahwa Iran akan terus mengembangkan nuklirnya yang memang
sejak awal untuk mencukupi kebutuhan dalam negrinya. Sedangkan isu senjata nuklir Iran
hanyalah sebagai politik luar negri Iran untuk memenuhi kepentingan nasionalnya, Iran akan
terus mengembangkan nuklirnya guna mendapatkan energi alternatif.
DAFTAR PUSTAKA
. William Burr, A Brief History of U.S.-Iranian Nuclear Negotiations,” Bulletin of the Atomic
Scientists, diakses January/February 2009.
Anthony H. Cordesman, Iran dan Senjata Nuklir: Working Draft," Pusat Studi Strategis dan
Internasional, Diakses 7 Februari 2000.
Brian Williams, Transkrip: 'Respon...akan menjadi positif' - Nightly News dengan MSNBC.com". Msnbc.msn.com. 28 Juli 2008. Diakses pada 26 Oktober 2008.
El Gogary, A. (2007). Ahmadinejad : The Savior of Tehran Sang Nuklir Membidas Hegemoni
AS dan Zionis. Terj. Tim Kuwais. Depok : Pustaka Iiman.
Hara, A. E. Pengantar Analisis Politik Luar Negri: dari Realisme sampai Kontruktivisme.
Bandung : NUANSA. 2011.
Holsti, K. J. (1983) International Politics, A Framework for Analysis. 4th edition,
International Edition, Prentice Hall.
Hermann, Charles F. (1990) Changing Course: When Government Choose to Redirect
Foreign Policy. International Studies Quarterly, 34 (2) 3-21.
James Martin. Pemasok Asing Pengembangan Nuklir Iran". Center For Studies
Nonproliferasi. Diakses pada 26 September 2009.
Labib, M. Et al. Ahmadinejad, David di Tengah Angkara Goliath Dunia. Jakarta : Hikmah.
2006.

13

Michael Z. Wise, Laporan Tim Atom Iran Probe, ada Senjata Penelitian Ditemukan oleh
Inspektur"

.The Washington Post.. Penelitian HighBeam. 2008. Diakses pada 24

Februari 2008.
Modelski, George (1962) A Theory of Foreign Policy. New York: Praeger.
Plano, Jack C. & Olton, Ray (1969) International Relations Dictionary. New York: Holt,
Rhinehart & Winston.
Rosenau, James N. (1974) Comparing Foreign Policies: Why, What, How. In: James N.
Rosenau (ed.). Comparing Foreign Policies, Theories, Findings, and Methods. New
York: John Wiley & Sons, pp. 3-24.
Sahimi

Mohammad.

Iran’s

Nuclear

Program

Part

I:

It’s

History.

di

unduh

pada 10 februari 2003.
T. Rourke, John, International Politics on The World Stage. London: The Dushkin Publishing
Group Inc. 1991.
Wilkenfeld, Jonathan, et al (1980) Foreign Policy Behavior, the Interstate Behavior Analysis
Model. London: Sage.
[Online ]
http://politik.kompasiana.com/2013/04/14/kaset-tape-radio-sebagai-media-strategi-imamkhumaini-dalam-menjatuhkan-rezim-syah-Iran-551421.html
http://m.merdeka.com/profil/mancanegara/m/mahmud-ahmadinejad/
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/354696-Israel-punya-nuklir--kenapa-Iran-tidak-boleh-

Dokumen yang terkait

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENGEMBANGAN PROGRAM ACARA CHATZONE(Studi Terhadap Manajemen Program Acara di Stasiun Televisi Lokal Agropolitan Televisi Kota Batu)

0 39 2

ANTARA IDEALISME DAN KENYATAAN: KEBIJAKAN PENDIDIKAN TIONGHOA PERANAKAN DI SURABAYA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG TAHUN 1942-1945 Between Idealism and Reality: Education Policy of Chinese in Surabaya in the Japanese Era at 1942-1945)

1 29 9

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Tingkat Pemahaman Fiqh Muamalat kontemporer Terhadap keputusan menjadi Nasab Bank Syariah (Studi Pada Mahasiswa Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

1 34 126

Perilaku Kesehatan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakrta Angkatan 2012 pada tahun2015

8 93 81

Implementasi Program Dinamika Kelompok Terhada Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha (Pstw) Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur

10 166 162

Analisis Prioritas Program Pengembangan Kawasan "Pulau Penawar Rindu" (Kecamatan Belakang Padang) Sebagai Kecamatan Terdepan di Kota Batam Dengan Menggunakan Metode AHP

10 65 6

Sistem Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru Program Beasiswa Unggulan Berbasis Web Pada Universitas Komputer Indonesia

7 101 1

Peranan Komunikasi Antar Pribadi Antara Pengajar Muda dan Peserta Didik Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar ( Studi pada Program Lampung Mengajar di SDN 01 Pulau Legundi Kabupaten Pesawaran )

3 53 80