Pengaruh Negara Iran terhadap Kebijakan

Pengaruh Negara Iran terhadap Kebijakan Kuota di
OPEC Mempengaruhi Harga Minyak Dunia
Oleh:
Genida Wahyu Oksaponingtyas (0911240009)
Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya Malang
Abstraksi
Tulisan ini membahas mengenai pengaruh Iran sebagai president konferensi
OPEC ke 159 dalam kebijakan kuota produksi yang mempengaruhi harga minyak
dunia. Dalam tulisan ini akan mengkaji lebih dalam mengenai fenomena tersebut
berdasarkan persepektif mercantilist/neo-mercantilist, yang akan dibagi dalam
beberapa sub pembahasan yaitu; Neo-Mercantilist dalam OPEC, OPEC - IGO,
Iran dalam Politik Ekonomi Global, Pengaruh Iran dalam Konferensi OPEC ke
159. Hipotesis dari tulisan ini adalah pada konferensi OPEC ke 159 akan sulit
tercapai adanya kesepakatan yang berkaitan dengan kebijakan kuota produksi,
dikarenakan adanya kepentingan ekonomi dan politik nasional negara Iran yang
notabene merupakan presiden konferensi dalam konferensi OPEC tresebut.
Simpulan dari tulisan ini adalah, hipotesis terbukti benar, bahwa adanya
kepentingan ekonomi dan politik nasional negara Iran yang juga merupakan
president konferensi pada konferensi OPEC ke 159 menyebabkan tidak adanya
kesepakatan terkait kebijakan kuota produksi yang dicapai secara formal,

sehingga mempengaruhi harga minyak dunia.
Keywords: OPEC, Iran, ekonomi politik, konferensi.
Pendahuluan
Setelah Perang Dunia Kedua, dunia mulai memasuki era industrialisasi
dan globalisasi yang mana menciptakan interconnectedness dan interdependence.
Pada era ini besarnya laju industrialisasi membuat banyak negara menggunakan
sumber energi minyak dalam menjalankan industri, serta distribusi barang dan
jasa secara global sebagai upaya untuk mencapai pembangunan ekonomi dan
pertumbuhan ekonomi di negaranya. Ini membuat adanya ketergantungan yang
besar terhadap minyak. Minyak dalam pasar internasional merupakan salah satu
komoditi nomor satu yang diperdagangankan di dunia. Namun, minyak
merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui yang mana jumlahnya
ketersediannya terbatas, hal tersebut membuat harga minyak sangat mahal di pasar

internasional. Selain itu, juga dipengaruhi oleh adanya krisis ekonomi global
akhir-akhir

ini

yang


membuat

negara-negara

di

dunia

meningkatkan

industrialisasinya untuk recovery ekonomi, sehingga meningkatkan permintaan
supply minyak di pasar internasional.
Adanya fenomena tersebut, tidak dapat dilepaskan dari organisasi
negara-negara pengekspor minyak atau lebih dikenal dengan OPEC sebagai
supplier minyak di pasar internasional. Organisasi OPEC memiliki pengaruh yang
tidak hanya ekonomi yaitu pada fluktuasi harga minyak yang diakibatkan adanya
pengaturan kuota oleh organisasi OPEC, tetapi juga politik yang terkait dengan
pengaruh adanya pengaturan kuota minyak yang mempengaruhi harga minyak
dunia mengakibatkan penyesuaian kebijakan di negara-negara lain.

Posisi strategis yang dimiliki OPEC tersebut, memberi pengaruh yang
sama terhadap negara-negara anggotanya. Kebijakan yang dikeluarkan oleh OPEC
merupakan hasil kesepakatan dari adanya konferensi OPEC, konferensi terbaru di
tahun 2011 diadakan pada 8 Juni di Wina yang merupakan konferensi OPEC ke
159 dihadiri para anggota atau member organisasi ini, salah satu negara anggota
dan juga founder organisasi OPEC adalah Iran.1 Pada konferensi tersebut Iran
menduduki posisi sebagai

president konferensi, yang mana negara Iran

merupakan salah satu anggota OPEC yang akan diuntungkan dengan adanya
peningkatan harga akibat kebijakan kuota yang dikeluarkan oleh OPEC. Hal ini
mendasari hipotesis awal bahwasannya dalam konferensi OPEC ke 159 akan sulit
dicapai kata sepakat terkait dengan kebijakan peningkatan kuota produksi,
dikarenakan adanya kepentingan politik dan ekonomi nasional negara Iran dalam
konferensi OPEC ke 159 sebagai president konferensi. Untuk dapat menguraikan
fenomena ini akan dibahas dalam sub-sub bagian pembahasan yaitu terdiri dari:
Neo- mercantilist dalam OPEC, OPEC- IGO, Iran dalam politik ekonomi global
dan pengaruh Iran dalam Konferensi OPEC ke 159.


1

Anonim. 2011. Opening address to the 159th Meeting of the
OPEC Conference. http://www.opec.org/opec_web/en/press_room/2071.htm. Diakses pada 22 Juni
2011

Neo-Mercantilist dalam OPEC
OPEC sebagai Internasional Government Organization yang memiliki
andil dalam pasar minyak internasional, yang mana OPEC men-supply permintaan
pasar internasional akan komoditi minyak dunia. Adanya globalisasi mencipatkan
interlelatedness dan interdependency yang menyebabkan samkin terbukanya pasar
internasional. Fenomena tersebut melemahkan posisi negara dalam upaya
independensi dan proteksi. Bagaimana OPEC dapat melindungi kepentingan
proteksi dan independensi dari negara-negara anggotanya? Hal ini dapat dijawab
dengan perspektif IPE mengenai neo mercantilist dalam OPEC.
Neo-Mercantilist merupakan salah satu perspektif dalam International
Political Economy. Yang mana varian dari mercantilist. Neo mercantilist dapat
didefinisikan sebagai kebijakan yang pada dasarnya merupakan kebijakan
mercantilist namun lebih bersifat kontemporer yang diadopsi oleh negara dalam
lingkungan ekonomi internasional.2

Di dalam organisasi OPEC terdapat statute yang mana berisi semua tataaturan, hak dan kewajiban bagi member OPEC. Statuta ini dibuat oleh negaranegara founder OPEC yaitu Iran, Irak, Kuwait, Saudi Arabia, dan Venezuela di
Baghdad, pada tahun 1960. Dalam pasal a artikel 2 statute OPEC yang
menyatakan “Tujuan utama dari organisasi ini adalah adanya koordinasi dan
penyatuan kebijakan mengenai minyak antar negara anggota dan menentukan cara
terbaik untuk melindungi kepentingan organisasi, individual dan kolektif. 3 Hal ini
menunjukkan bahwasanya kebijakan yang dikeluarkan oleh OPEC akan selalu
syarat akan kepentingan negara anggota, utamanya ekonomi dalam pemasukan
negara dari sector minyak
Seluruh member country memiliki kesepakatan untuk mengatur kuota
produksi minyak yang didasarkan pada kemampuan produksi dan kepentingan
kebutuhan minyak domestiknya.4 Hal ini didasarkan pada statute OPEC artikel 2
2

Bahllam. David &Vesset, Michael.2001.Introduction to IPE . New Jeersey, Upper Saddle River.
Page32
3

Public Relations & Information Department. 2008. OPEC statute, 2008. Vienna: OPEC
Secretariat
4

Bambang Irawan.2008. Pengaruh Regulasi Produksi Minyak Organization Of The Petroleum
Exporting Countries (OPEC) Terhadap Kebijakan Pemerintah Indonesia Mengenai Kebijakan

pasal b yang berbunyi “Organisasi dapat menggunakan cara-cara tertentu untuk
memastikan kestabilan harga di pasar minyak internasional dengan tujuan untuk
mengurangi dampak negatif dan fluktuasi yang tidak perlu”. 5Sehingga kebijakan
akan kuota produksi bagi negara-negara OPEC merupakan bentuk upaya-upaya
negara dalam melindungi sumber daya minyaknya dalam rangka self sufficient
kebutuhan domestiknya, walaupun harus memenuhi permintaan supply minyak di
pasar internasional.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwasannya statute OPEC
yang merupakan kerangka dan landasan dasar organisasi OPEC. Dalam statute
tersebut terdapat instrument-instrumen yang dapat digunakan atau diadopsi oleh
negara anggotanya dan secara praktiknya dalam melindungi sumber daya dan
kepentingan mereka akan sumber daya tersebut bagi kepentingan nasional
masing-masing. Hal ini dapat dilihat adanya kebijakan kuota produksi dalam
organisasi OPEC merupakan alat dari member country untuk melindungi
kepentingannya yang mana dalam penentuannya kebijakan kuota melalui proses
internal dalam organisasi OPEC yang bersifat politik dianatara negara-negara
OPEC yang jumlahnya terbatas. Output dari kebijakan tersebut memiliki dampak

ekonomi, yang mana kebijakan kuota mempengaruhi supply di pasar internasional
yang secara langsung mempengaruhi pergerakan harga minyak di tingkat dunia.
Hal tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi dunia
yang bergantung terhadap kegiatan industri, yang mana sumber energy utama
yang digunakan dalam industri adalah minyak.
OPEC- IGO
OPEC merupakan organisasi yang anggotanya adalah negara-negara
supplier minyak di pasar internasional, yang mana terdiri dari 12 negara penghasil
minyak yaitu Algeria, Angola, Ecuador, Iran, Irak, Kuwait, Libya, Nigeria, Qatar,
Saudi Arabia, United Arab Emirates, Venezuela. Organisasi ini berdiri pada tahun
1960, dimana terdapat lima negara anggota yang juga negara pendiri organisasi
antar pemerintah ini yaitu, Iran, Irak, Kuwait, Arab Saudi. Berdirinya organisasi
Harga Bahan Bakar Minyak .Skripsi. UNIKOM:Bandung
5

Public Relations & Information Department. 2008. OPEC statute, 2008. Vienna: OPEC
Secretariat

OPEC dilatarbelakangi oleh keputusan sepihak dari perusahaan minyak
multinasional (The Seven Sisters) tahun 1959/1960 yang menguasai industri

minyak dan menetapkan harga di pasar internasional. “The Tripoli-Teheran
Agreement” antara OPEC dan perusahaan swasta tersebut pada tahun 1970
menjadikan organinasi OPEC memiliki peran secara penuh dalam menetapkan
pasar minyak internasional.6
Tujuan dari organisasi OPEC ini adalah untuk mengkoordinasikan dan
menyatukan kebijakan mengenai perminyakan antara negara anggota dan
memastikan stabilitas pasar minyak untuk menjaga keamanan pasokan secara
efisien dan teratur dalam rangka pemenuhan kebutuhan konsumen, menjaga
penghasilan tetap atau stabil untu produesn dan pengembalian yang adil pada
modal untuk investasi pada industri perminyakan. Dalam upaya mencapai tujuan
organisasi ini opec telah menerapkan beberapa strategi diantaranya adalah :


Koordinasi dan unifikasi kebijakan perminyakan antar negara anggota;



Menetapkan strategi yang tepat untuk melindungi kepentingan negara
anggota;




Menerapkan cara-cara untuk menstabilkan harga minyak di pasar
internasional sehingga tidak terjadi fluktuasi harga;



Menjamin income yang tetap bagi negara-negara produsen minyak;



Menjamin suplai minyak bagi konsumen;



Menjamin kembalinya modal investor di bidang minyak secara adil.7
Sebagai organisasi internasional OPEC memiliki struktur organisasi

yang diatur dalam statute artikel 9 yang mana terdiri dari :
6


Direktur Komoditi dan Standardisasi.2005

7

idem



Konferensi : Merupakan organ tertinggi dalam struktur organisasi OPEC
yang bertemu 2 kali dalam setahun, keputusan ditetapkan melalui
consensus, berfungsi merumuskan kebijakan umum organisasi dan
mencari upaya pengimplemetasian kebijakan tersebut. Konferensi
dipimpin oleh presiden dan wakilnya yang ditunjuk oleh anggota.



Dewan Gubernur : Bertugas melaksanakan keputusan konferensi,
memberikan rekomendasi & laporan kepada pertemuan Konferensi OPEC,
membuat anggaran keuangan organisasi dan menyerahkannya kepada

Sidang Konferensi setiap tahun;



Sekretariat : Sebagai pelaksana eksekutif organisasi sesuai dengan statuta
dan pengarahan dari Dewan Gubernur. Sekretaris Jenderal adalah wakil
resmi dari organisasi yang dipilih untuk periode 3 tahun Sekjen
bertanggung jawab kepada Dewan Gubernur dan mendapat bantuan dari
para kepala Divisi dan Bagian.8
Sebagai organisasi yang memiliki peran secara dominan dalam

menetapkan pasar internasional, di dukung dengan kemampuan yang dimiliki
organisasi OPEC dalam menyediakan supply minyak untuk memenuhi kebutuhan
di pasar internasional. Hal ini dapat dilihat pada diagram dibawah ini, organisasi
ini memiliki cadangan minyak sebesar 79.60% atau 1064 bn barel dalam
menopang kebutuhan minyak dunia.

8

Direktur Komoditi dan Standardisasi.2005

Besarnya peran dan penguasaan terhadap pasar minyak dunia memberikan
kekuataan bagi OPEC dalam merubah struktur ekonomi politik global atau disebut
dengan structural power. Ketika OPEC menentukan kebijakan kuota produksi
minyak akan mempengaruhi harga minyak dan pasokan minyak dalam pasar
internasional, yang mana mempenagruhi

kegiatan perekonomian atau

industrialisasi negara-negara di dunia sehingga perubahan yang terjadi memaksa
negara-negara tersebut untuk meregulasi kembali kebijakannya.

Iran dalam Politik Ekonomi Global
Iran merupakan negara yang terletak dikawsan teluk Persia, yang mana
merupakan kawasan kaya akan minyak bumi. Berdasarkan data yang bersumber
dari CIA-Factbook produksi minyak Iran terbesar keempat didunia sebesar 4.172
million bbl/day (2009) dan negara pengekspor minyak keempat yang mana jumlah
ekspornya 2.4 million bbl/day (2010), Komoditi ekspor terbesar dari negara Iran
sekitar 80% adalah minyak (petroleum)9. Di dalam organisasi OPEC Iran menshare cadangan minyaknya 12.9% atau 137.01 billion barrels(OPEC Annual
Statistical Bulletin, 2009). Hal ini membuat Iran menempati posisi 3 besar negara
9

www.cia.gov diakses pada tanggal 25 Juni 2011

OPEC yang men-share cadangan minyaknya paling banyak setelah Arab Saudi
24.9% dan Venezuela 19.8%. Negara Iran merupakan founder dari organisasi
minyak OPEC yang saat ini memiliki peran dominan dalam pasar minyak dunia.
Berdasarkan penelitian Theodore W.Boll, 2006 menyatakan bahwa negara
Iran memiliki kekayaan akan minyak dan gas alam yang melimpah untuk tidak
hanya memenuhi kebutuhan dalam negara bahkan memenuhi kebutuhan
permintaan dari negara-negara Asia dan Eropa. Namun, negara Iran masih belum
dapat optimal dalam mengelola sumber daya ini. 10 Dalam penelitiannya Iran
memperoleh keuntungan yang tinggi dengan ikut mempengaruhi peningkatan
harga minyak dengan berpartispasi dalam manipulasi kartel (OPEC) dari harga
minyak internasional.11
Dalam beberapa dekade terakhir Iran mulai menunjukkan kemajuan pasca
sanksi embargo AS, Iran justru tampil lebih percaya diri dan mandiri seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya produksi minyak Iran berkembang dengan pesat. Hal
tresebut menunjukkan perkembangan pengelolaan sumber daya Iran. Negara Iran
dalam kawasan teluk Persia merupakan salah satu dari tiga negara yang terletak
dalam wilayah teluk Persia, dua negara lainnya adalah Arab Saudi dan Irak.
Terdapat rivalitas diantara negara-negara tersebut untuk mendominasi kawasan
tersebut yang notabene kaya minyak yang bernilai ekonomi tinggi.
Pasca invasi AS ke Irak, rivalitas lebih terlihat pada hubungan Arab Saudi
dan Iran menurut Joris Van Duijne dan Paul Aarst terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi hubungan politik keduanya, yaitu: faktor regional dimana kedua
negara ini berda pada kawasan regional yang sama yaitu kawasan teluk Persia
yang kaya akan sumber daya minyak. Kawasan ini terdiri dari Iran, Saudi Arabia,
Irak. Yang mana adanya upaya dari masing-masing negara untuk mendominasi
kawasan ini. Faktor kedua adalah yang berhubungan ideologi terkait dengan aliran
agama, ideologi yang bersifat konservatif atau radicalism yang dipegang oleh
kedua negara yang mempengaruhi hubungan mereka. Kemudian faktor ketiga
10

Boll.Theodore W.2006. Iran’s Oil and Gas Wealth. JOINT ECONOMIC COMMITTEE.
RESEARCH REPORT #109-31
11

idem

adalah lingkungan internasional yang mana pengaruh Amerika Serikat yang kuat
dikawasan teluk Persia ini yang mana Arab Saudi merupakan sekutu di kawasan
tersebut, sedangkan Iran merupakan musuh bagi Amerika dikawasan teluk Persia.
Namun rivalitas hubungan politik ini nantinya akan mempengaruhi interaksi
keduanya di lingkungan internasional dan kawasan negara teluk. 12
Kawasan teluk Persia selalu erat dengan upaya dan bentuk Amerika
Serikat sebagai pihak intrusive dikawasan ini dengan menguasi Irak melalui invasi
dan hubungan khusus yang terjalin dengan Arab Saudi sebagai sekutu terdekatnya
di kawasan teluk Persia dan beberapa negara lain disekitarnya sebagai protector.
Strategi Amerika dengan upaya menduduki negara-negara kaya minyak dengan
tujuan menghegemoni minyak dunia untuk kepentingannya dan mengurangi
ketergantungan terhadap kawasan teluk13.
Dalam upaya untuk mempertahankan kedaulatan ekonomi, politik dan
sumber daya, dari tekanan politik dan ekonomi global serta sanksi embargo dari
Amerika Serikat, negara Iran memperkuat kerjasama dengan negara-negara anti
Amerika Serikat melalui hubungan kerjasama dalam berbagai bidang, ekonomi,
politik, ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut membantu pengembangan
ekonomi dan teknologi dari adanya sanksi dan embargo dunia. Salah satu upaya
yang dilakukan oleh Iran untuk dapat mengimbangi tekanan dari Amerika Serikat
adalah melalui OPEC, yang mana organisasi tersebut memiliki pengaruh ekonomi
dan politik dalam lingkup global. Pengaruh yang dapat dilakukan melalui
organisasi OPEC adalah dengan mempengaruhi kebijakan dari organisasi tersebut
sehingga menyebabkan tingginya harga minyak, yang mana hal tersebut akan
memberikan pengaruh bagi negara Amerika Serikat yang memiliki kebutuhan dan
kepentingan

akan

energi

(minyak

bumi)

dalam

memenuhi

kebutuhan

pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di negaranya.
Pengaruh Iran dalam Konferensi OPEC ke 159
12

Joris van Duijne and Paul Aarts.2008. Saudi-Iranian Ties: Stocktaking and Look into the Future.
SGIA Research Working Papers Series.
13

Thomas W.2008.The Global Political Economy of Oil and the New Nationalism.U.S.Fulbright
Scholar, Venezuela

Dalam statute OPEC artikel 9 yang berbunyi “The Conference shall be the
supreme authority of the Organization.”14 Konferensi merupakan otoritas teringgi
dari organisasi OPEC. Karena dalam konfrerensi dirumuskan kebijakan umum
terkait isu yang terjadi di pasar dan lingkungan internasional yang mempengaruhi
permintaan dan harga minyak serta pelaksanaan kebijakan tersebut oleh negara
anggota OPEC. Untuk mencapai keputusan dalam suatu konferensi dalam
organisasi OPEC dalam statute disebutkan bahwasanya keputusan tersebut harus
berasal dari suara yang bulat atau consensus, hal ini dinyatakan pada pasal c
artikel 11 yang berbunyi “Each Full Member Country shall have one vote. All
decisions of the Conference, other than on procedural matters, shall require the
unanimous agreement of all Full Members.”15
Pada tanggal 8 Juni 2011, Organization of the Petroleum Exporting
Countries (OPEC) mengadakan konferensi ke 159 di Wina, Austria. Dalam
pernyataan press resmi yang di website OPEC dikatakan bahwasannya tidak ada
kesepakatan yang disepakati terkait dengan keputusan mengenai production
agreement. Pada Konferensi yang berlansung di Wina tersebut presiden konferensi
dipegang oleh HE Mohammad Aliabadi yang juga merupakan Menteri
perminyakan negara Iran.16 Momentum berlangsungnya konferensi OPEC yang ke
159 bertepatan dengan adanya krisis politik yang melanda negara-negara timur
tengah dan negara-negara benua afrika bagian utara yang notabene merupakan
negara-negara produsen minyak dunia. Hal ini tentunya memberikan tekanan
terhadap perekonomian dunia yang baru saja dilanda krisis, sehingga banyak
negara-negara terutama Barat menginginkan OPEC untuk meningkatkan
produksinya sehingga diharapkan harga minyak stabil yang mana berimplikasi
terhadap perbaikan ekonomi dunia pasca krisis ekonomi global.
Sebagaimana diberitakan oleh beberapa media kegagalan yang terjadi
dalam konferensi tersebut tidak dapat dilepaskan dari adanya ketegangan sikap
dan silang argumen dalam konferensi tersebut antara negara yang tidak
14

Public Relations & Information Department. 2008. OPEC statute, 2008. Vienna: OPEC
Secretariat
15

16

idem
159th OPEC Conference ends in Vienna. www.opec.org diakese pada 24 Juni 2011

menginginkan peningkatan kuota produksi minyak dengan negara yang
menginginkan adanya peningkatan kuota produksi minyak. Dari beberapa sumber
media masa online memberitakan bahwa dalam pertemuan tersebut terjadi
perdebatan diantara Iran dan Arab Saudi dalam hal terkait peningkatan kuota
produksi yang memiliki pengaruh pada harga minyak.17 Dalam berita terkait
pelaksanaan konferensi yang dimuat dalam bulletin organisasi OPEC presiden
konferensi mengungkapkan bahwasannya dalam konferensi yang berlangsung
terdapat pihak yang menginginkan untuk meningkatkan produksi, sementara
disisis lain terdapat anggota yang merasa untuk lebih baik melihat dan mengamati
kondisi pasar untuk kemudian mengambil keputusan, pada kesempatan tersebut
presiden konferensi dan juga bertindak selaku Menteri Perminyakan negara Iran
menegaskan bahwa hal yang terpenting dalam organisasi ini adalah untuk selalu
memperhatikan kepentingan produsen dan konsumen ketika membuat keputusan
dan mencoba dan mencari solusi untuk menjaga kondisi pasar yang stabil.18
Pengaruh Iran dalam Konferensi OPEC ke 159 dapat ditunjukkan melalui
posisi yang dijabat oleh negara Iran sebagai presiden konferensi, yang mana
merupakan peran kunci dalam konferensi tersebut.

Posisi

tersebut dapat

digunakan Iran dalam mempengaruhi konferensi, yang mana memiliki nilai
simbolis yang kuat atas posisi presiden konferensi. Iran yang sejak awal lebih
memilih untuk mempertahankan kuota sebelumnya, yang mana tingginya
permintaan meningkatkan harga minyak, hal tersebut memberikan keuntungan
bagi Iran. Meningkatnya harga minyak berpengaruh positif pada peningkatan
pemasukan ekspor minyak negara Iran. Hal itu, dapat menyeimbangkan neraca
perdagangan Iran, akibat dari adanya embargo dan sanksi Amerika Serikat
ataupun dari dunia internasional. Kepentingan nasional dari negara Iran, sejalan
dengan kepentingan ataupun tujuan utama dari organisasi OPEC. Tujuan
organisasi OPEC adalah melindungi kepentingan organisasi, individu maupun
kolektif yang mana tetap memperhatikan fungsi dan misi organisasi dalam upaya
17

OPEC Gagal Bersepakat, Harga Minyak Naik. www.bisnis.com diakses pada 24 Juni 2011

18

OPEC Bulletin, June 2011

memenuhi kebutuhan konsumen dan kepentingan produsen.

Posisi Iran pada

Konferensi OPEC ke 159 memberikan pengaruh dalam penolakan ataupun
penangguhan terhadap isu peningkatan produksi, yang mana akan memberi
dampak politik bagi negara anggota dalam konferensi. Hal tersebut, akan
mempersulit dan memperkecil kemungkinan untuk adanya konsensus dengan
suara bulat.
Bagi Iran organisasi OPEC memiliki peran yang strategis dalam
melindungi kepentingannya dan memberikan posisi penting dalam politik dan
ekonomi internasional, diantaranya adalah :


Pengembangan industri minyak di Iran. Sebagaimana yang dimuat dalam
bulletin OPEC bulan Mei 2011 bahwasannya, adanya kesempatan Iran
untuk menduduki jabatan Presiden Konferensi OPEC memperbesar
kesempatan Iran untuk memperkenalkan peluang investasi besar bagi
perusahaan asing untuk dapat ikut mengelola dan meningkatkan produksi
minyak yang lebih efekti dan efisien pada industri minyak di pada
khususnya Iran dan umumnya pada negara OPEC.19



OPEC sebagai organisasi yang memiliki peran dominan dalam pasar
internasional dalam menentukan harga minyak di pasar internasional
membuat Iran sebagai negara anggota dan juga salah satu founder state
dapat mempengaruhi regulasi dan mampu menjadi nilai tawar terhadap
posisi Iran di dalam lingkungan politik dan ekonomi Internasional yang
mana berada dalam hegemoni Amerika yang merupakan musuh Iran.

Simpulan
OPEC sebagai organisasi internasional intergovernmental memiliki peran
yang dominan dalam menetukan harga minyak di pasar internasional, dengan
mempengaruhi pasokan minyak melalui kebijakan kuota yang ditentukan
dalam konferensi, yang merupakan organ tertinggi dalam organisasi tersebut.
19

OPEC bulletin, Mei 2011

Kebijakan kuota produksi merupakan bentuk kontrol dan perlindungan yang
dilakukan oleh negara. Adanya kebijakan tersebut dalam organisasi OPEC
syarat akan esensi mercantilist/ neo mercantilist. Iran sebagai anggota dan
founder OPEC mendapat kesempatan sebagai President Conference OPEC
159, yang mana memiliki kepentingan nasional untuk menyeimbangkan
neraca perdagangan dan meningkatan pemasukan negaranya, dengan
menaikan harga minyak. Hal tersebut bertentangan dengan opsi meningkatkan
kuota produksi, dengan demikian Iran memberi pengaruh melalui perannya
sebagai president conference, yang merupakan peran kunci dalam konferensi
tersebut. Sikap menentang yang ditunjukkan oleh Iran tersebut, mempersulit
posisi negara-negara yang menginginkan adanya peningkatan produksi,
sehingga konferensi tersebut tidak membuahkan konsensus secara formal.

Daftar Pustaka
Bahllam. David &Vesset, Michael, 2001.Introduction to IPE . New Jeersey, Upper
Saddle River. Page32

Irawan, Bambang, 2008. Pengaruh Regulasi Produksi Minyak Organization Of
The Petroleum

Exporting

Countries

(OPEC) Terhadap Kebijakan

Pemerintah Indonesia Mengenai Kebijakan Harga Bahan Bakar Minyak
.Skripsi. UNIKOM:Bandung
Boll.Theodore W, 2006. Iran’s Oil and Gas Wealth. JOINT ECONOMIC
COMMITTEE. RESEARCH REPORT #109-31
Duijne, Joris van and Aarts, Paul, 2008. Saudi-Iranian Ties: Stocktaking and
Look into the Future. SGIA Research Working Papers Series.
Direktur Komoditi dan Standardisasi.2005
OPEC Bulletin, May 2011
OPEC Bulletin, June 2011
OPEC Annual Statistical Bulletin,2009
Public Relations & Information Department. OPEC statute, 2008. Vienna: OPEC
Secretariat
W,Thomas , 2008.The Global Political Economy of Oil and the New
Nationalism.U.S.Fulbright Scholar, Venezuela
www.cia.gov diakses pada tanggal 25 Juni 2011
www.opeg.org diakses pada tanggal 25 Juni 2011
159th OPEC Conference ends in Vienna. www.opec.org diakese pada 24 Juni
2011
OPEC Gagal Bersepakat, Harga Minyak Naik. www.bisnis.com diakses pada 24
Juni 2011