Potret Kehidupan Pelacur dalam Film (Studi Semiotik Pada Film Telegram Karya Slamet Raharjo)
Potret Kehidupan Pelacur dalam Film (Studi Semiotik Pada Film
Telegram Karya Slamet Raharjo)
Oleh: Agung Cahyono ( 98220135 )
Communication Science
Dibuat: 20070920 , dengan 3 file(s).
Keywords: Potret Kehidupan Pelacur, Film Telegram, Studi Semiotik
ABSTRAK
Slamet Raharjo merupakan salah satu sutradara senior yang ada di Indonesia dan sangat perduli
akan tematema sosial. Itu dapat dilihat dari film hasil karyanya seperti Marsinah, Ponirah
Terpidana, dan Telegram. Apa yang di ekspresikan lewat karyakaryanya Slamet Raharjo
berusaha untuk membuka pandangan dunia tentang konisi masyarakat Indonesia yang penuh
dengan problematika sosial dan kemiskinan. Salah satu film yang menonjol dan penuh dengan
kritik sosial adalah film Telegram. Film ini mengisahkan tentang kegelisahan seorang jurnalis,
yang akhirnya membuat dia melarikan diri kedunia khayal dan pergi melacur sebagai wujud
kekecewaannya. Didalam film ini pelacuran menjadi bagian dari kehidupan tokoh utama, dan di
film ini banyak mengisahkan bagaimana potret kehidupan pelacur dalam film Telegram,
sehingga tujuan dari penelitian dari fulm ini adalah untuk memaknai tandatanda yang terdapat
dalam film Telegram sehingga dapat mendiskripsikan tentang potret kehidupan pelacur dalam
sebuah film.
Film merupakan media komunikasi yang terbentuk dari kombinasi antara penyampaian pesan
melalui gambar bergerak yang dihasilkan dari pemanfaatan teknologi kamera, pencahayaan,
warna dan suara. Unsur tersebut dibuat dengan latar belakang alur cerita yang mengandung
pesan yang disampaikan oleh komunikator, dalam hal ini komunikator adalah sutradara.
Bagaimana, bilamana dan dalam kombinasi yang bagaimana pesan diekspresikan melalui
gambar, dialog, suara, warna, sudut pengambilan dan musik oleh sutradara, bagaimana adegan
adegan dirangkaikan satu sama lain beserta lambanglambang yang dipergunakan ditentukan
sehingga pesan dapat dipahami oleh khalayak penonton. Untuk mengungkap makna tandatanda
yang terdapat dalam sebuah film, maka dilakukan studi semiotik yang mengacu pada teori
semiologi Roland Barthes. Teori semiologi Roland Barthes mengenal adanya dua makna tanda,
yaitu denotasi dan konotasi. Pembahasan tentang makna dilakukan secara lebih jelas dan
mengalami pengembangan pada tahap konotasi. Selain itu, Barthes juga melihat aspek lain dari
penandaan yang disebutnya sebagai mitos.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi semiotik, yaitu metode analisis untuk
mengkaji makna tandatanda dari suatu kebudayaan. Teori Barthes merupakan acuan utama
dalam pelaksanaan analisis. Tipe penelitian adalah tipe deskriptif. Sedangkan yang menjadi unit
analisis pada penelitian ini adalah scene yang dalam menggambarkan kehidupan pelacur. Dari
alasan melacur, keinginan maupun resiko yang dihadapi. Pengumpulan data dilakukan dengan
cara melihat dan membaca rekaman gambar,suara, dialog serta melakukan pencatatan terhadap
teknik pengambilan gambar properti dan latar. Analisis data dilakukan dengan memakai dua
tahap pemaknaan, yaitu dimaknakan denotatif dan konotatif yang selanjutnya pada tahap terakir
memunculkan mitos yang tersirat dalam pembungkus tanda.
Dari hasil penelitian, kesimpulan yang didapat adalah bahwa film Telegram, terdapat banyak
potret kehidupan pelacur. Antara lain kekerasan sering dialami oleh para pelacur dalam
menjalani profesinya, Penyebab pelacuran banyak didasarkan oleh alasan ekonomi, kemiskinan
dan banyaknya pengangguran berimbas pada eksistensi perempuan pada masyarakat miskin, dan
akhirnya mereka, menjadi tulangpunggung untuk mengatasi kemiskinan dengan cara cepat,
yaitu dengan melacurkan diri. Selain itu faktor psikis juga menjadi penyebab orang menjadi
pelacur yaitu dengan adanya kelainan psikologis yang mereka derita. Minuman beralkohol,
rokok, obatobatan maupun penyakit seksual ternyata telah menjadi bagian dari kehidupan
mereka dan dianggap biasa. Pelacur mempunyai rasa solidariatas dan empati yang tinggi
terhadap sesama pelacur, sikap setia kawan ditunjukan oleh mereka. Dan pelacuran ternyata
terkait erat dengan fisik seseorang, fisik semakin tua pekerjaan melacurpun berkurang atau
berhenti.
Telegram Karya Slamet Raharjo)
Oleh: Agung Cahyono ( 98220135 )
Communication Science
Dibuat: 20070920 , dengan 3 file(s).
Keywords: Potret Kehidupan Pelacur, Film Telegram, Studi Semiotik
ABSTRAK
Slamet Raharjo merupakan salah satu sutradara senior yang ada di Indonesia dan sangat perduli
akan tematema sosial. Itu dapat dilihat dari film hasil karyanya seperti Marsinah, Ponirah
Terpidana, dan Telegram. Apa yang di ekspresikan lewat karyakaryanya Slamet Raharjo
berusaha untuk membuka pandangan dunia tentang konisi masyarakat Indonesia yang penuh
dengan problematika sosial dan kemiskinan. Salah satu film yang menonjol dan penuh dengan
kritik sosial adalah film Telegram. Film ini mengisahkan tentang kegelisahan seorang jurnalis,
yang akhirnya membuat dia melarikan diri kedunia khayal dan pergi melacur sebagai wujud
kekecewaannya. Didalam film ini pelacuran menjadi bagian dari kehidupan tokoh utama, dan di
film ini banyak mengisahkan bagaimana potret kehidupan pelacur dalam film Telegram,
sehingga tujuan dari penelitian dari fulm ini adalah untuk memaknai tandatanda yang terdapat
dalam film Telegram sehingga dapat mendiskripsikan tentang potret kehidupan pelacur dalam
sebuah film.
Film merupakan media komunikasi yang terbentuk dari kombinasi antara penyampaian pesan
melalui gambar bergerak yang dihasilkan dari pemanfaatan teknologi kamera, pencahayaan,
warna dan suara. Unsur tersebut dibuat dengan latar belakang alur cerita yang mengandung
pesan yang disampaikan oleh komunikator, dalam hal ini komunikator adalah sutradara.
Bagaimana, bilamana dan dalam kombinasi yang bagaimana pesan diekspresikan melalui
gambar, dialog, suara, warna, sudut pengambilan dan musik oleh sutradara, bagaimana adegan
adegan dirangkaikan satu sama lain beserta lambanglambang yang dipergunakan ditentukan
sehingga pesan dapat dipahami oleh khalayak penonton. Untuk mengungkap makna tandatanda
yang terdapat dalam sebuah film, maka dilakukan studi semiotik yang mengacu pada teori
semiologi Roland Barthes. Teori semiologi Roland Barthes mengenal adanya dua makna tanda,
yaitu denotasi dan konotasi. Pembahasan tentang makna dilakukan secara lebih jelas dan
mengalami pengembangan pada tahap konotasi. Selain itu, Barthes juga melihat aspek lain dari
penandaan yang disebutnya sebagai mitos.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi semiotik, yaitu metode analisis untuk
mengkaji makna tandatanda dari suatu kebudayaan. Teori Barthes merupakan acuan utama
dalam pelaksanaan analisis. Tipe penelitian adalah tipe deskriptif. Sedangkan yang menjadi unit
analisis pada penelitian ini adalah scene yang dalam menggambarkan kehidupan pelacur. Dari
alasan melacur, keinginan maupun resiko yang dihadapi. Pengumpulan data dilakukan dengan
cara melihat dan membaca rekaman gambar,suara, dialog serta melakukan pencatatan terhadap
teknik pengambilan gambar properti dan latar. Analisis data dilakukan dengan memakai dua
tahap pemaknaan, yaitu dimaknakan denotatif dan konotatif yang selanjutnya pada tahap terakir
memunculkan mitos yang tersirat dalam pembungkus tanda.
Dari hasil penelitian, kesimpulan yang didapat adalah bahwa film Telegram, terdapat banyak
potret kehidupan pelacur. Antara lain kekerasan sering dialami oleh para pelacur dalam
menjalani profesinya, Penyebab pelacuran banyak didasarkan oleh alasan ekonomi, kemiskinan
dan banyaknya pengangguran berimbas pada eksistensi perempuan pada masyarakat miskin, dan
akhirnya mereka, menjadi tulangpunggung untuk mengatasi kemiskinan dengan cara cepat,
yaitu dengan melacurkan diri. Selain itu faktor psikis juga menjadi penyebab orang menjadi
pelacur yaitu dengan adanya kelainan psikologis yang mereka derita. Minuman beralkohol,
rokok, obatobatan maupun penyakit seksual ternyata telah menjadi bagian dari kehidupan
mereka dan dianggap biasa. Pelacur mempunyai rasa solidariatas dan empati yang tinggi
terhadap sesama pelacur, sikap setia kawan ditunjukan oleh mereka. Dan pelacuran ternyata
terkait erat dengan fisik seseorang, fisik semakin tua pekerjaan melacurpun berkurang atau
berhenti.