REPRESENTASI KEHIDUPAN GIGOLO DALAM FILM INDONESIA (Analisis Semiotik Film Quickie Express Karya Dimas Djayadiningrat 2007)
REPRESENTASI KEHIDUPAN GIGOLO DALAM FILM
INDONESIA(Analisis Semiotik Film Quickie Express Karya Dimas
Djayadiningrat 2007)
Oleh: WINNIE PRATIWI ( 04220164 )
Communication Science
Dibuat: 20081115 , dengan 3 file(s).
Keywords: Representasi Gigolo, Analisis Semiotik
Belakangan ini di Indonesia banyak beredar film yang mengangkat permasalahan –permasalahan
yang masih dianggap tabu dalam masyarakat kita tapi sebenarnya itu ada disekitar kita, seperti
“Coklat Stroberi” yang mengangkat permasalahan gay,dan “Quickie Express” yang mengangkat
masalah gigolo. Dalam film ini kita akan tahu ternyata tak melulu kaum wanita menjadi sasaran
para lelaki hidung belang. Sebaliknya, kaum Adam pun bisa menjadi sasaran wanitawanita
kesepian. Peluang ini tampaknya sengaja dimanfaatkan sejumlah pria untuk sengaja melacurkan
diri kepelukan wanitawanita kesepian yang haus kepuasan seks. Para pria yang menjalankan
profesi ini biasa disebut gigolo atau pelacur jantan. Cerita yang menarik dan unik membuat
peneliti tertarik, selain itu saat ini cerita seputar gigolo sedang dibicarakan hangat dalam
masyarakat.
Penelitian ini menarik untuk dianalisis secara semiotik dengan tujuan selain untuk lebih
menginterpretatifkan isi yang tampak (manifest contents) dapat juga medeskripsikan isi yang
tersembunyi (latent contents). Dengan menganalisa film tersebut dari perpaduan visual dan audio
sebuah film tidak selalu diartikan sama, tergantung pada peminatnya. Untuk itu semiotik
digunakan sebagai pendekatannya. Pentingnya hal ini adalah untuk menjadikan analisis semiotik
sebagai sarana untuk menganalisa peristiwa, kejadian yang dianggap sebagai tanda dari proses
komunikasi. Dilihat dari segi praktisnya adalah untuk mengetahui makna dan tanda dibalik
maksud representasi kehidupan gigolo dalam film “Quickie Express”.
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tipe penelitian interpretative
dan menggunakan semiotik yang mengacu pada teori segitiga makna Charles S Pierce. Yang
terpusat pada makna dibalik representasi kehidupan gigolo pada film “Quickie Express”. Ruang
lingkup penelitian ini adalah film “Quichie Express” yang berdurasi 118 menit. Penelitian ini
menggunakan tehnik analisis data semiotik dari konsep Charles S Pierce. Di dalam konsep
Pierce, makna yang akan ditemukan di dalam film dikelompokkan sesuai dengan jenisnya
masing masing, yang kemudian di analisa dengan memperhatikan elemen elemen makna yaitu
ikon, indeks, dan simbol.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: dari segi fisik,
Aming direpresentasikan sebagai tokoh gigolo yang aneh karena secara fisik Aming (Marley),
tubuhnya kurus kering, rambutnya tidak tertata rapi. Lukman Sardi direpresentasikan sebagai
tokoh gigolo wajar yang dalam artian memiliki wajah yang biasabiasa. Piktor mewakili gigolo
tidak begitu tampan dari lingkungan yang biasabiasa saja. Representasi sebagai tokoh gigolo
keren di sini Tora sudiro yang berperan sebagai Jojo. Life Story, Jojo adalah pemuda miskin,
Aming (Marley) merupakan representasi sebagai gigolo yang senang berkesenian khususnya
musik. Representasi gigolo berpendidikan yang dimaksudkan di sini Piktor adalah
direrpesentasikan sebagai gigolo yang memiliki pendidikan tinggi. Gaya Hidup, Jojo merupakan
representasi gigolo yang bergaya hidup realistis dengan keadaan dirinya. Aming (Marley) adalah
direpresentasikan pemuda yang bergaya hidup seenaknya saja atau terkesan cuek. Piktor
mewakili pemuda yang memiliki citacita yang harus dikejar. Mereka juga melengakapi diri
dengan simbolsimbol yang menunjukkan status mereka lewat pakaian yang dipakai. Dari hasil
tersebut dapat direkomendasikan bahwa tidak perlu wajah yang tampan atau pun berpendidikan
tinggi untuk menjadi seorang gigolo. Seseorang dengan wajah pas pasan dan tak berpendidikan
pun bisa menjadi seorang gigolo. Semua lelaki bisa menjadi gigolo. Hanya tergantung pada
keinginan dan apa ada kesempatan yang ada untuk menjadi seorang gigolo. Bagi seorang lelaki
ketika dia terhimpit dalam kehidupan yang sulit dan keinginan yang besar untuk mengubah
hidup tapi dengan cara instan, menjadi gigolo adalah pekerjaan yang tepat. Dengan cepat
penghasilan dan gaya hidup yang mewah akan terpenuhi.
Lately in Indonesia a lot of circulating film lifting problems which still be assumed by taboo in
our society is tabi in fact that in about us, like " Chocolate Stroberi" lifting problems gay, and "
Quickie Express.Yang lift the gigolo problems. In this film is we will know in the reality do not
be exclusive of womankind become the target of all lady killer boy. On the contrary, Adam clan
even also can become the target of solitude women. This opportunity seems intentionally be
exploited by a number of man to intentionally to prostitute the x'self to thirsty solitude women
embrace of satisfaction seks. All man running this profession is referred as by ordinary of
masculine prostitute or gigolo. unique and interesting story make the researcher interested, others
in this time story in around gigolo is being conversed by warmness in society.
This research draw to be analysed by secra semiotik with an eye to besides to more visible
interpretered content (manifest contents) earn also mendeskripsikan fill the den defect (latent
contents). With analysing the film from visual solidarity and audio a film do not is always
interpreted by is of equal, depended by pda peminatnua. its Important is this matter is to become
the analisys semiotik as medium to analyse the event, occurence which is considered to be by
sign from communications process. Seen from its practical facet is to know the meaning and sign
at the opposite of intention of representation of gigolo life in film " Quickie Express".
Research type used in this research is with the type of research interpretative and use the
semiotic which relate at trilateral theory mean the Charles S Pierce. What bent the mind to by
meaning at the opposite of representasi of gigolo life of film of Quickie Express. this Research
Scope is film of Quichie Express which berdurasi 118 minute. This research use the technique
analyse the data semiotik from concept Charles S. Pierce of In concept Pierce, meaning to be
found in film shall be grouped by as according to its type each, which then analysed by paying
attention to element mean that is ikon, make an index to and symbol.
Pursuant to research result which dilakka obtained by a the following result: from physical facet,
Aming Direpresentasikan as bizzare gigolo figure because in physical Aming (Marley), its body
is emaciated, its hair is not arranged natty. Lukman Sardi representasised as fair gigolo figure is
which is in artian own the ordinary face. Piktor deputize the gigolo do not so is handsome the
than run of the mill environment. Representasi as figure of gigolo keren here Tora sudiro which
personating Jojo. Life Story, Jojo is impecunious young fellow, Aming (Marley) represent
representasi as gigolo which like the to have artistry specially music. Representasi of Gigolo
have education to intended here Piktor is direrpesentasikan as gigolo owning higher education.
Life Style, Jojo represent the dressy representasi gigolo of realistic life with the x'self
circumstance. Aming (Marley) is dressy representased young fellow live just as delicious as or
impress by cuek. Piktor deputize the young fellow owning aspiration which must be pursued by
Life style of Piktor represent the symbol one who establish where to equip its life style is they
also melengakapi x'self with the symbol showing their status pass the clothes weared. rom is the
result recommended by that face which garden needn't nor higher education to become a gigolo.
Somebody with the face paspasn and education do not even also can become a gigolo. All boy
can become the gigolo Only depend on desire and what there is existing opportunity to become a
gigolo. For a boy of when he is oppressed in difficult life and avidity to alter the life but by
instan, becoming gigolo is correct work. Swiftly luxuriant life style and production will be
fullfiled.
INDONESIA(Analisis Semiotik Film Quickie Express Karya Dimas
Djayadiningrat 2007)
Oleh: WINNIE PRATIWI ( 04220164 )
Communication Science
Dibuat: 20081115 , dengan 3 file(s).
Keywords: Representasi Gigolo, Analisis Semiotik
Belakangan ini di Indonesia banyak beredar film yang mengangkat permasalahan –permasalahan
yang masih dianggap tabu dalam masyarakat kita tapi sebenarnya itu ada disekitar kita, seperti
“Coklat Stroberi” yang mengangkat permasalahan gay,dan “Quickie Express” yang mengangkat
masalah gigolo. Dalam film ini kita akan tahu ternyata tak melulu kaum wanita menjadi sasaran
para lelaki hidung belang. Sebaliknya, kaum Adam pun bisa menjadi sasaran wanitawanita
kesepian. Peluang ini tampaknya sengaja dimanfaatkan sejumlah pria untuk sengaja melacurkan
diri kepelukan wanitawanita kesepian yang haus kepuasan seks. Para pria yang menjalankan
profesi ini biasa disebut gigolo atau pelacur jantan. Cerita yang menarik dan unik membuat
peneliti tertarik, selain itu saat ini cerita seputar gigolo sedang dibicarakan hangat dalam
masyarakat.
Penelitian ini menarik untuk dianalisis secara semiotik dengan tujuan selain untuk lebih
menginterpretatifkan isi yang tampak (manifest contents) dapat juga medeskripsikan isi yang
tersembunyi (latent contents). Dengan menganalisa film tersebut dari perpaduan visual dan audio
sebuah film tidak selalu diartikan sama, tergantung pada peminatnya. Untuk itu semiotik
digunakan sebagai pendekatannya. Pentingnya hal ini adalah untuk menjadikan analisis semiotik
sebagai sarana untuk menganalisa peristiwa, kejadian yang dianggap sebagai tanda dari proses
komunikasi. Dilihat dari segi praktisnya adalah untuk mengetahui makna dan tanda dibalik
maksud representasi kehidupan gigolo dalam film “Quickie Express”.
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tipe penelitian interpretative
dan menggunakan semiotik yang mengacu pada teori segitiga makna Charles S Pierce. Yang
terpusat pada makna dibalik representasi kehidupan gigolo pada film “Quickie Express”. Ruang
lingkup penelitian ini adalah film “Quichie Express” yang berdurasi 118 menit. Penelitian ini
menggunakan tehnik analisis data semiotik dari konsep Charles S Pierce. Di dalam konsep
Pierce, makna yang akan ditemukan di dalam film dikelompokkan sesuai dengan jenisnya
masing masing, yang kemudian di analisa dengan memperhatikan elemen elemen makna yaitu
ikon, indeks, dan simbol.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: dari segi fisik,
Aming direpresentasikan sebagai tokoh gigolo yang aneh karena secara fisik Aming (Marley),
tubuhnya kurus kering, rambutnya tidak tertata rapi. Lukman Sardi direpresentasikan sebagai
tokoh gigolo wajar yang dalam artian memiliki wajah yang biasabiasa. Piktor mewakili gigolo
tidak begitu tampan dari lingkungan yang biasabiasa saja. Representasi sebagai tokoh gigolo
keren di sini Tora sudiro yang berperan sebagai Jojo. Life Story, Jojo adalah pemuda miskin,
Aming (Marley) merupakan representasi sebagai gigolo yang senang berkesenian khususnya
musik. Representasi gigolo berpendidikan yang dimaksudkan di sini Piktor adalah
direrpesentasikan sebagai gigolo yang memiliki pendidikan tinggi. Gaya Hidup, Jojo merupakan
representasi gigolo yang bergaya hidup realistis dengan keadaan dirinya. Aming (Marley) adalah
direpresentasikan pemuda yang bergaya hidup seenaknya saja atau terkesan cuek. Piktor
mewakili pemuda yang memiliki citacita yang harus dikejar. Mereka juga melengakapi diri
dengan simbolsimbol yang menunjukkan status mereka lewat pakaian yang dipakai. Dari hasil
tersebut dapat direkomendasikan bahwa tidak perlu wajah yang tampan atau pun berpendidikan
tinggi untuk menjadi seorang gigolo. Seseorang dengan wajah pas pasan dan tak berpendidikan
pun bisa menjadi seorang gigolo. Semua lelaki bisa menjadi gigolo. Hanya tergantung pada
keinginan dan apa ada kesempatan yang ada untuk menjadi seorang gigolo. Bagi seorang lelaki
ketika dia terhimpit dalam kehidupan yang sulit dan keinginan yang besar untuk mengubah
hidup tapi dengan cara instan, menjadi gigolo adalah pekerjaan yang tepat. Dengan cepat
penghasilan dan gaya hidup yang mewah akan terpenuhi.
Lately in Indonesia a lot of circulating film lifting problems which still be assumed by taboo in
our society is tabi in fact that in about us, like " Chocolate Stroberi" lifting problems gay, and "
Quickie Express.Yang lift the gigolo problems. In this film is we will know in the reality do not
be exclusive of womankind become the target of all lady killer boy. On the contrary, Adam clan
even also can become the target of solitude women. This opportunity seems intentionally be
exploited by a number of man to intentionally to prostitute the x'self to thirsty solitude women
embrace of satisfaction seks. All man running this profession is referred as by ordinary of
masculine prostitute or gigolo. unique and interesting story make the researcher interested, others
in this time story in around gigolo is being conversed by warmness in society.
This research draw to be analysed by secra semiotik with an eye to besides to more visible
interpretered content (manifest contents) earn also mendeskripsikan fill the den defect (latent
contents). With analysing the film from visual solidarity and audio a film do not is always
interpreted by is of equal, depended by pda peminatnua. its Important is this matter is to become
the analisys semiotik as medium to analyse the event, occurence which is considered to be by
sign from communications process. Seen from its practical facet is to know the meaning and sign
at the opposite of intention of representation of gigolo life in film " Quickie Express".
Research type used in this research is with the type of research interpretative and use the
semiotic which relate at trilateral theory mean the Charles S Pierce. What bent the mind to by
meaning at the opposite of representasi of gigolo life of film of Quickie Express. this Research
Scope is film of Quichie Express which berdurasi 118 minute. This research use the technique
analyse the data semiotik from concept Charles S. Pierce of In concept Pierce, meaning to be
found in film shall be grouped by as according to its type each, which then analysed by paying
attention to element mean that is ikon, make an index to and symbol.
Pursuant to research result which dilakka obtained by a the following result: from physical facet,
Aming Direpresentasikan as bizzare gigolo figure because in physical Aming (Marley), its body
is emaciated, its hair is not arranged natty. Lukman Sardi representasised as fair gigolo figure is
which is in artian own the ordinary face. Piktor deputize the gigolo do not so is handsome the
than run of the mill environment. Representasi as figure of gigolo keren here Tora sudiro which
personating Jojo. Life Story, Jojo is impecunious young fellow, Aming (Marley) represent
representasi as gigolo which like the to have artistry specially music. Representasi of Gigolo
have education to intended here Piktor is direrpesentasikan as gigolo owning higher education.
Life Style, Jojo represent the dressy representasi gigolo of realistic life with the x'self
circumstance. Aming (Marley) is dressy representased young fellow live just as delicious as or
impress by cuek. Piktor deputize the young fellow owning aspiration which must be pursued by
Life style of Piktor represent the symbol one who establish where to equip its life style is they
also melengakapi x'self with the symbol showing their status pass the clothes weared. rom is the
result recommended by that face which garden needn't nor higher education to become a gigolo.
Somebody with the face paspasn and education do not even also can become a gigolo. All boy
can become the gigolo Only depend on desire and what there is existing opportunity to become a
gigolo. For a boy of when he is oppressed in difficult life and avidity to alter the life but by
instan, becoming gigolo is correct work. Swiftly luxuriant life style and production will be
fullfiled.