BAB III METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Sampean Kecamatan Dolok Sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian
dilaksanakan selama satu bulan yaitu pada bulan April sampai Mei 2012.
3.2 Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Jenis dan cara pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 3.
3.3 Analisis Data
Analisis data yang dilakukan adalah menghitung dan menganalisis biaya produksi, profitabilitas, dan
farmer’s share. Selanjutnya, marjin tataniaga kemenyan dihitung untuk mengetahui saluran yang paling efisien.
3.3.1 Biaya Produksi
Biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk kegiatan usaha kemenyan disebut biaya produksi kemenyan. Biaya produksi merupakan penjumlahan biaya tetap
dan biaya variabel. Biaya produksi dinyatakan dalam bentuk biaya produksi per unit output atau Rpkg kemenyan. Biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan dan
bunga modal untuk alat produksi perlengkapan penyadapan dan pengambilan getah kemenyan, serta biaya tak langsung lainnya sebagai pengeluaran umum
Kuswandi 2005. Biaya penyusutan dihitung dengan metode garis lurus seperti pada persamaan 1, sedangkan bunga modal dihitung menggunakan persamaan
2, dengan i sebagai tingkat suku bunga per tahun.
1
2
keterangan: D
i
= Depresiasi dari investasi ke-i Rptahun; dimana i: bangunan, kendaraan, barang inventaris, peralatan dan perlengkapan
M
i
= Bunga modal dari investasi ke-i Rptahun; dimana i: bangunan, kendaraan, barang inventaris, peralatan dan perlengkapan
P
i
= Harga beli dari investasi ke-i Rptahun; dimana i: bangunan, kendaraan, barang inventaris, peralatan dan perlengkapan
N
i
= Masa pakai ekonomis dari investasi ke-i Rptahun; dimana i: bangunan, kendaraan, barang inventaris, peralatan dan perlengkapan
R
i
= Nilai sisa rongsokan dari investasi ke-i Rptahun; dimana i: bangunan, kendaraan, barang inventaris, peralatan dan perlengkapan
i = Tingkat suku bunga per tahun per tahun Biaya variabel berupa upah pekerja. Biaya tersebut dapat diketahui dari
hasil wawancara dengan petani, berapa biaya yang petani keluarkan untuk pergi ke hutan kemenyan dan berapa kemenyan yang berhasil petani bawa dari hutan.
Petani yang melakukan penjualan kemenyan ke pasar disamping mengeluarkan biaya produksi juga mengeluarkan biaya tataniaga. Biaya tataniaga
merupakan biaya yang dikeluarkan akbibat kegiatan tataniaga, seperti biaya muat- bongkar, sortasi, penyusutan produk, transportasi, dan komunikasi. Pada
pengumpul di setiap tingkat mengeluarkan biaya tataniaga yang berbeda-beda.
3.3.2 Profitabilitas
Keuntungan usaha kemenyan diperoleh dengan cara menggunakan persamaan 3.
3
keterangan: = Keuntungan usaha kemenyan Rp
TR = Penerimaan petani kemenyan Rp BP = Biaya produksi kemenyan Rp
18 Tabel 3 Jenis, sumber dan cara pengumpulan data
Analisis Jenis data
Data Sumber
Cara Pengumpulan
Biaya produksi, profitabilitas dan
farmer’s share Primer
1. Biaya tetap dan biaya variabel Petani
Pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan 2. Jumlah produksi kemenyan
Wawancara, pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan 3. Modalaset petani kemenyan
Wawancara, pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan 4. Laba bersih Petani
Wawancara, pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan 5. Harga kemenyan per unit
Petani dan Pengumpul akhir
Wawancara dan pengamatan langsung di lapangan Sekunder
Produksi kemenyan Buku statistik
Kabupaten Humbang
Hasundutan Pengutipan
Marjin tataniaga Primer
1. Peta saluran Tataniaga Petani dan
Pengumpul kemenyan
Pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan 2. Lembaga Tataniaga
Wawancara dan pengamatan langsung di lapangan 3. Harga penjualan kemenyan di
setiap pengumpul Pengumpul
kemenyan Wawancara dan
pengamatan langsung di lapangan 4. Harga pembelian kemenyan di
setiap pengumpul Wawancara dan
pengamatan langsung di lapangan 5. Keuntungan di setiap pengumpul
Wawancara dan pengamatan langsung di lapangan
6. Biaya tataniaga di setiap pengumpul
Wawancara dan pengamatan langsung di lapangan
3.3.3 Analisis Farmer’s Share
Analisis farmer’s share digunakan untuk membandingkan harga yang dijual
pengolah terhadap harga yang diterima oleh petani Limbong dan Sitorus 1987. Besarnya nilai bagian petani dapat dihitung berdasarkan persamaan 4.
Farmer’s Share = x 100
4
keterangan: Pf = Harga di tingkat petani
Pr = Harga yang dibayarkan pengumpul akhirpengolah
3.3.4 Analisis Marjin Tataniaga
Rantai tataniaga kemenyan dimulai dari petani sampai ke pengolahekspotir. Beberapa dari petani menjual kemenyan langsung ke pengumpul kabupaten agar
memperoleh harga jual yang lebih mahal sehingga keuntungan yang didapat lebih tinggi.
Gambar 3 Rantai tataniaga kemenyan.
Marjin tataniaga berguna untuk melihat efisiensi operasional tataniaga kemenyan, yang dihitung dengan cara pengurangan harga penjualan dan harga
Pb
4
Ps
3
Pb
3
Ps2 Ps
1
Pb
2
Ps Pb
1
Pengumpul Tingkat
Kabupaten
L
2
Pengolah Eksportir
L
4
Petani Kemenyan
Pengumpul Tingkat
Desa
L
1
Pengumpul Tingkat
Kabupaten
L
3
pembelian pada setiap tingkat lembaga tataniaga. Menurut Limbong dan Sitorus 1987, marjin tataniaga dapat dicari dengan persamaan:
5 6
persamaan 7 = persamaan 8
7
sehingga menjadi persamaan
8
keterangan: M
i
= Marjin tataniaga di tingkat ke-i; dimana i: 1, 2, 3, 4 Ps
i
= Harga jual pasar di tingkat ke-i; dimana i: 1, 2, 3, 4 Pb
i
= Harga beli pasar di tingkat ke-i; dimana i: 1, 2, 3, 4 L
i
= Biaya lembaga tataniaga di tingkat ke-i; dimana i: 1, 2, 3, 4
i
= Keuntungan lembaga tataniaga di tingkat ke-i; dimana i: 1, 2, 3, 4
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Kondisi Geografis
Desa Sampean Kecamatan Dolok Sanggul terletak pada ketinggian ±1300 m di atas permukaan laut dpl, curah hujan ±2150 mmtahun, suhu udara ±32 °C.
Batas wilayah desa meliputi sebelah timur berbatasan dengan Huta Gurgur, sebelah barat berbatasan dengan Pusuk I, sebelah selatan beerbatasan dengan Huta
Gurgur Selatan, dan sebelah utara berbatasan dengan Sosor Tambok. Peta Kabupaten Humbang Hasundutan bisa dilihat pada Lampiran 1.
4.2 Kondisi Demografis
Berdasarkan keterangan Ibu Mariana Mahulae selaku kepala desa menyatakan bahwa luas wilayah Desa Sampean secara keseluruhan seluas 1100
ha, meliputi pemukiman penduduk seluas 150 ha, kegiatan persawahan seluas 50 ha, kegiatan perladangan seluas 80 ha, perkebunan masyarakat seluas 150 ha,
sekolah dan perkantoran seluas 1 ha, jalan antar desa seluas 5 ha, serta luas hutan kemenyan seluas 350 ha. Desa Sampean masih memiliki lahan kosong seluas 314
ha. Jumlah penduduk desa ada 560 jiwa, laki laki 240 jiwa sedangkan perempuan 320 jiwa dengan jumlah keluarga 117 kk. Jumlah keluarga yang masih memanen
kemenyan sebanyak 60 kk. Sarana dan prasarana yang dapat dinikmati oleh penduduk berupa 2 unit gereja, 5 unit kamar mandi umum, 1 unit untuk gedung
sekolah dasar SD, poskesdes, kantor kepala desa, dan irigasi.
4.3 Kondisi Hutan Kemenyan
Hutan kemenyan di Desa Sampean telah ada sejak nenek moyang petani mulai menanam kemenyan, saat ini luas hutan kemenyan mencapai 350 ha atau
sekitar 31.8 dari luas desa keseluruhan. Pohon yang tumbuh berjarak tanam tidak teratur, selain pohon kemenyan yang tumbuh, pohon lain juga tumbuh
seperti pinus dan meranti. Sebagian dari masyarakat desa menebangi pohon tersebut untuk dijual ataupun digunakan sebagai bahan bangunan. Secara
keseluruhan kondisi hutan tidak terawat atau dibiarkan tumbuh secara alami.
Belum ada upaya dari masyarakat untuk meningkatkan produksi kemenyan melalui penggunaan bibit unggul kemenyan dan diterapkannya sistem silvikultur
yang intensif bagi tanaman kemenyan.
4.4 Pasar Dolok Sanggul