terdiri atas 0.2 kg kemenyan super dan 0.1 kg kemenyan tahir. Hal ini tidak jauh berbeda dengan FAO 2001 yang menyatakan bahwa produksi getah kemenyan
di Laos sebanyak 0.4-0.6 kgpohon. Berdasarkan lama kegiatan di hutan kemeyan maka jumlah hari rata-rata petani pergi ke hutan selama setahun sebanyak 180
hari. Kemenyan yang ditampung dalam bakul selanjutnya oleh petani dibawa ke
rumah petani dan dijemur di dalam rumah dengan dihamburkan di atas lantai. Setelah 3-4 minggu kondisi kemenyan akan lebih kering dan siap dijual kepada
pengumpul tingkat desa. Rata-rata seorang petani mampu mengumpulkan getah kemenyan dari hutan dalam waktu satu tahun sebanyak 201.6 kg. Sebagian petani
menjual kemenyan langsung ke pasar Dolok Sanggul karena memiliki stok kemenyan dalam jumlah yang besar. Bila hasil kemenyan berjumlah sedikit petani
lebih memilih menjual kemenyan kepada pengumpul desa disebabkan hasil penjualan tidak mampu menutupi biaya transportasi.
Kemenyan yang dijual petani berupa 2 macam, yaitu kemenyan super dan kemenyan tahir, dengan harga masing-masing sekitar Rp90 000.00kg dan Rp50
000.00kg, sedangkan jika petani mampu menjual ke pasar maka harga kemenyan
menjadi sekitar Rp97 000.00kg dan Rp56 000.00kg.
5.2 Biaya Produksi Kemenyan
Sejak dahulu petani kemenyan sudah melakukan pengambilan getah kemenyan yang diajarkan langsung oleh orang tua masing-masing. Cara
pengambilan kemenyan yang sekarang dilakukan tidak jauh berbeda dengan cara- cara pengambilan kemenyan dahulu kala. Peralatan dan perlengkapan dalam
penyadapan dan pengambilan getah masih sama seperti dahulu kala, belum ada alat-alat yang tersentuh oleh teknologi sehingga proses penyadapan dan
pengambilan getah kemenyan dapat dilakukan dengan waktu yang lebih cepat dan hasil yang lebih baik. Peralatan dan perlengkapan seperti pisau penggaruk piso
guris, pisau takik agat panuttuk, pisau panen agat pangaluak, tali polang, parang, dan bakul sejak petani terdahulu hingga waktu sekarang masih tetap
digunakan oleh petani kemenyan.
Jika peralatan yang digunakan petani tersentuh oleh kemanjuan teknologi yang ada pada saat ini bukan tidak mungkin pekerjaan seperti menyadap dan
mengambil kemenyan dari hutan dapat dikerjakan dalam waktu yang lebih singkat sehingga petani tidak banyak kehilangan waktu di hutan kemenyan. Beberapa
petani kemenyan yang sudah lama tidak pergi ke hutan kemenyan mengeluh karena merasa biaya yang mereka keluarkan untuk mengambil getah kemenyan
dari hutan tidak sebanding dengan harga jual kemenyan di pasar. Sampai saat ini masih ada petani yang rela berhari-hari tinggal di hutan kemenyan pada waktu
musim panen, agar kemenyan mereka tidak diambil oleh orang lain. Petani terpaksa tinggal di hutan karena petani tidak mampu mengambil getah kemenyan
sekaligus dalam waktu singkat. Supaya getah kemenyan yang siap panen tidak dicuri maka tidak sedikit petani yang rela tinggal di hutan.
Biaya pengelolaan hutan kemenyan oleh petani, dilihat dari besarnya modal usaha tidak setinggi dengan kegiatan pertanian ataupun perkebunan. Rendahnya
biaya pengelolaan hutan kemenyan disebabkan oleh budi daya terhadap kemenyan yang dilakukan petani tidak serumit pada tanaman pertanian ataupun perkebunan
lainnya. Hal yang menjadi pertimbangan beberapa petani tidak mau mengambil getah kemenyan dari hutan ialah lamanya selang waktu dari kegiatan penyadapan
dengan pengambilan getah sekitar 4-5 bulan. Kenyataannya, situasi sekarang sangat berbeda dengan situasi terdahulu. Saat ini setiap orang dituntut untuk lebih
cepat memegang uang tunai untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Biaya produksi kemenyan dalam penelitian ini dihitung untuk biaya selama
satu tahun, yaitu pada tahun 2012 yang terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel. Komponen biaya tetap pada usaha kemenyan meliputi biaya penyusutan
depresiasi, pemeliharaan, bunga modal, dan biaya tak langsung lainnya sebagai pengeluaran umum. Biaya variabel berupa upah ongkos petani pergi ke hutan
kemenyan. Biaya produksi dihitung dari 15 petani yang diwawancara secara langsung di lapangan.
Tabel 5 menunjukkan bahwa besarnya biaya produksi yang dikeluarkan oleh seorang petani kemenyan dengan hasil kemenyan 201.6 kgtahun adalah sebesar
Rp24.76 ribukg atau Rp4.99 jutatahun dengan waktu 180 haritahun petani pergi ke hutan. Biaya tersebut merupakan penjumlahan atas biaya tetap sebesar Rp11.37
ribukg atau Rp2.29 jutatahun dan biaya variabel sebesar Rp13.39 ribukg atau Rp2.70 jutatahun. Biaya tetap merupakan penjumlahan dari depresiasi, bunga
modal dan biaya pemeliharaan, sedangkan biaya variabel merupakan biaya upah bagi petani kemenyan. Depresiasi memberikan bobot nilai tertinggi terhadap biaya
tetap, yaitu sebesar Rp5.29 ribukg. Bunga modal senilai Rp0.92 ribukg dihitung dengan menggunakan tingkat suku bunga yang berlaku pada Juni 2012 menurut
BI sebesar 5.75.
Tabel 5 Biaya produksi pemanenan kemenyan dari 1 petani Komponen
Nilai Rp Ribukg
Biaya produksi 24,76
Biaya tetap 11,37
Depresiasi 5,29
Peralatan dan perlengkapan 0,33
Bangunan 4,96
Bunga modal 0,92
Peralatan dan perlengkapan 0.06
Bangunan 0,86
Pemeliharaan 5,15
Peralatan dan perlengkapan 0,19
Bangunan 4,96
Biaya variabel 13,39
Upah 13,39
Adanya biaya variabel yang lebih besar dibandingkan biaya tetap disebabkan perlengkapan dan peralatan yang digunakan petani kemenyan masih
sangat sederhana dan tidak mengeluarkan biaya yang tinggi, sedangkan biaya variabel meskipun dihitung hanya dari upah petani tetapi kebutuhan pokok sehari-
hari seperti biaya makan di Desa Sampean tergolong tinggi. Biaya yang dikeluarkan seorang petani untuk pergi ke hutan kemenyan dalam sehari
mengeluarkan biaya sebesar Rp15 ribukg, atau petani mengeluarkan biaya upah sebesar Rp2.7 juta dalam waktu satu tahun. Oleh karena rata-rata produksi
kemenyan dalam setahun sejumlah 201.6 kg maka biaya upah petani kemenyan sebesar Rp13.39 ribukg.
Petani memproduksi kemenyan dalam 2 macam, yaitu kemenyan super dan kemenyan tahir. Besarnya biaya produksi tersebut berlaku untuk memproduksi
kemenyan super atau kemenyan tahir. Biaya produksi ini masih lebih rendah bila dibandingkan dengan harga jual kemenyan April 2012 yang masing-masing pada
kemenyan super seharga Rp90 ribukg dan kemanyan tahir Rp50 ribukg.
5.3 Profitabilitas