KEBIJAKAN RTRW KAB. SUMBAWA 2011-2031 A.

BAB II KEBIJAKAN

2.1 KEBIJAKAN KABUPATEN SUMBAWA

Dalam merencanakan pengembangan suatu wilayah tentu ada peraturan serta kebijakan dari pemerintah terkait. Untuk itu Perencanaan Pengembangan Kawasan di suatu daerah harus ada pedoman agar perencanaannya tidak salah perencanaannya. Untuk itu di Kabupaten Sumbawa terdapat RTRW, RPJP, dan RPJM untuk menjadi pedoman penyusunan laporan ini.

2.1.1 KEBIJAKAN RTRW KAB. SUMBAWA 2011-2031 A.

POLA RUANG Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Sumbawa merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Sumbawa berfungsi sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten. Rencana Pola Ruang wilayah Kabupaten Sumbawa dirumuskan berdasarkan kebijakan den strategi penataan ruang Kabupaten yaitu :  Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;  Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun; 13 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM BAB II TEKNIK PERENCANAAAN WILAYAH DAN KOTA 2013  Sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kabupaten;  Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah kabupaten;  Kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan lingkungan; dan  Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait. Rencana pola ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria merujuk kepada rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Sumbawa beserta rencana rincinya;  Mengakomodasi kebijakan pengembangan kawasan andalan nasional yang berada di wilayah kabupaten bersangkutan;  Memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupatenkota yang berbatasan;  Mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah kabupaten yang terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budi daya. 14 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM BAB II TEKNIK PERENCANAAAN WILAYAH DAN KOTA 2013 15 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM BAB II TEKNIK PERENCANAAAN WILAYAH DAN KOTA 2013 B. STRUKTUR RUANG Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistim jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarki memiliki hubungan fungsional. Kebijakan tata ruang wilayah provinsi NTB secara hierarki akan melandasi penyusunan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Sumbawa, yaitu melalui kebijakan pengembangan struktur ruang dan kebijakan pola pemanfaatan ruang, berdasarkan RTRW Kabupaten Sumbawa tahun 2011-2031 menyangkut tentang kepentingan Kabupaten Sumbawa. Dalam rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Sumbawa terdapat tujuan dan rencana yang sudah ditetapkan. Adapun tujuan dan rencana struktur ruang tersebut adalah :  Mewujudkan perkotaan Samawa Rea sebagai simpul pengembangan Kabupaten Sumbawa dan percepatan Pengembangan strategis:  Menjadikan Kabupaten Sumbawa sebagai pusat kegiatan pengembangan kegiatan pertanian dan hortilutura;  Mengembangkan Kabupaten Sumbawa sebagai pusat penelitian dan pembinaan usaha agribisnis peternakan, kelautan dan perikanan;  Menciptakan pengembangan kawasan wisata alam melalui penataan, promosi, dan jaringan perjalanan wisata di pulau Moyo;  Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah; dan  Mendukung kebijakan dalam kawasan hutan produksi serta mendorong berlangsungnya investasi bidang kehutanan yang diawali dengan kegiatan penanamanrehabilitasi hutan. Peta 2.2 : Peta Rencana Struktur Ruag Kabupaten Sumbawa C. KEBIJAKAN DAN STRATEGI RTRW 1 Kebijakan Strategi pengembangan kawasan yang berbasis pertanian tanaman pangan dan hortikultura meliputi: a. Meningkatkan produksi dan produktifitas tanaman pangan serta hortikultura melalui intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi lahan; b. Mengembangkan usaha agribisnis tanaman pangan dan hortikultura; c. Mengembangkan kegiatan pengolahan hasil usaha tanaman pangan dan hortikultura; d. Mengembangkan pusat penelitian dan pembinaan usaha agribisnis tanaman pangan dan hortikultura; e. Menekan pengurangan luasan lahan sawah beririgasi; f. Menetapkan lahan sawah abadilahan sawah berkelanjutan; g. Mengembangkan sawah baru pada kawasan potensial; h. Mengoptimalkan pemanfaatan kawasan pertanian lahan kering; dan i. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana penunjang produksi dan pemasaran. 2 Kebijakan Strategi pengembangan kawasan yang berbasis peternakan, kelautan dan perikanan, dan pulau pulau kecil meliputi:

a. Meningkatkan produksi dan produktifitas peternakan, kelautan dan

perikanan melalui intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi usaha peternakan dan kelautan dan perikanan yang ekonomis;

b. Melaksanakan penataan dan penyediaan lahan usaha pengembalaan

ternak lar atau ranch;

c. Melaksanakan penataan dan pengembangan budidaya perikanan laut,

tambak, danau dan sungai;

d. Mengembangkan usaha agribisnis peternakan, kelautan dan perikanan;

e. Mengembangkan pusat penelitian dan pembinaan usaha agribisnis

peternakan, kelautan dan perikanan;

f. Mengembangkan pulau-pulau kecil untuk kegiatan konservasi,

pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, budidaya laut, pariwisata, usaha perikanan dan industri perikanan secara lestari, pertanian organik dan atau peternakan; dan

g. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana penunjang

produksi dan pemasaran. 3 Kebijakan Strategi peningkatan pertumbuhan dan pengembangan wilayah dengan konsep agribisnis dan pariwisata meliputi: a. Menetapkan wilayah agribisnis di Kecamatan Utan: b. Menetapkan wilayah agroindustri di Kecamatan Sumbawa dan Kecamatan Utan; c. Menetapkan wilayah pariwisata di Kecamatan Sumbawa, Kecamatan Utan, Kecamatan Tarano, Kecamatan Lunyuk, dan Kecamatan Moyo Hulu; d. Mendorong percepatan pengembangan sentra industri menengah dan kecil yang memanfaatan sumber daya lokal, khususnya hasil pertanian, perkebunan, peternakan serta perikanan, termasuk untuk menunjang kegiatan wisata; e. Mendorong percepatan pengembangan sentra industri menengah dan kecil berbasis kompetensi di kawasan perkotaan; f. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana penunjang kawasan Agribisnis, agroindustri, dan wisata; dan g. Meningkatkan kelembagaan pengelolaan kawasan Agribisnis, dan pariwisata. 4 Kebijakan Strategi untuk pengembangan kawasan agropolitan meliputi : a. Memberikan perluasan kawasan agropolitan Alas-Utan sebagai sebagai pusat agropolitan Kabupaten Sumbawa; dan b. Meningkatakan sarana dan prasarana pendukung pertanian untuk meningkatakan kawasan Alas Utan sebagai kawasan pertanian. 5 Kebijakan Strategi untuk pengelolaan pemanfaatan lahan dengan memperhatikan peruntukan lahan, daya tampung lahan dan aspek konservasi meliputi: a. Mempertahankan luas kawasan lindung; b. Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah; c. Menyelenggarakan upaya terpadu untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas fungsi kawasan lindung; d. Melestarikan sumber air dan mengembangkan sistem cadangan air untuk musim kemarau; e. Memelihara kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan danatau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya; dan f. Mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan. 5 Kebijakan Kawasan pertanian tanaman pangan dengan luas kurang lebih 300.81 Ha diarahkan untuk: a. Pengembangan tanaman pangan seperti padi, jagung, cabe dan kedelai;