Pengelompokan Pajak Sistem Pemungutan Pajak

5. Pengelompokan Pajak

a. Menurut Golongannya 1 Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Penghasilan 2 Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai b. Menurut Sifatnya 1 Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: Pajak Penghasilan 2 Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: Pajak Penjualan atas Barang Mewah. c. Menurut Lembaga Pemungut 1 Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut pemerintah pusat yang penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Departemen Keuangan dan hasilnya akan digunakan untuk pembiayaan rumah tangga negara pada umumnya. 2 Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh daerah seperti provinsi, kabupaten, maupun kotamadya berdasarkan peraturan daerah masing-masing dan hasilnya digunakan untuk pembiayaan rumah tangga daerah masing-masing. Contoh : Pajak Tingkat Provinsi: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Tanah. Pajak tingkat Kabupaten: Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak potong hewan.

6. Sistem Pemungutan Pajak

a. Official Assesment System Adalah suatu sistem pemungutan yang memberikan wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya: 1 Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada fiskus 2 Wajib pajak bersifat pasif. 3 Utang pajak timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak oleh fiskus. b. Self Assessment System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya: 1 Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada wajib pajak sendiri. 2 Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. 3 Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi. c With Holding System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya: wewenang penentuan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak.

B. PAJAK BUMI DAN BANGUNAN 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan