Memaknai Pendidikan Islam Pengembangan Pendidikan Islam Holistik Integratif Bervisi Pemajuan Peradaban

4 IAIN Banten, IAIN Tulungagung, IAIN Padang Sidimpuan, dan sebagainya 5 , 3 menjamurnya penyelenggaraan program pendidikan S2 dan S3 mengenai studi Islam di pelosok tanah air, baik di kalangan PTAIN sekarang PTKI maupun PTAIS, meskipun belakangan ini terjadi pengetatan dan pelambatan Guru Besar Profesor, 4 mulai tumbuhnya semangat kemandirian dan kreativitas intelektualisme di kalangan generasi muda; 5 menguatnya kontrol sosial terhadap kebijakan dan kinerja pemerintah, baik melalui komunitas yang tergabung berbagai asosiasi dan lembaga profesi maupun melalui lembaga legislatif, dan 6 mobilitas dan dinamika para intelektual muda Islam dalam menyikapi dan merespon berbagai perubahan yang sangat cepat dan pesat di era modern ini. Gagasan aktualisasi pendidikan Islam holistik integratif merupakan gagasan yang pernah direkomendasikan dalam konferensi pendidikan Islam pertama di Mekkah pada 1977. Pendidikan Islam holistik integratif dipandang sebagai paradigma pendidikan alternatif yang dapat memberikan solusi terhadap berbagai persoalan umat Islam. 6 Pendekatan holistik integratif penting dilakukan dalam memaknai pendidikan, desain kurikulum, pengelolaan proses pendidikan dan pembelajaran, terutama penyiapan tenaga pendidik dan kependidikan.

B. Memaknai Pendidikan Islam

Pendidikan tarbiyah, education merupakan investasi sumber daya manusia paling strategis bagi pembangunan masa depan umat manusia dan peradaban bangsa. Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan , pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 7 Berdasarkan pembacaan makna leksikal ―tarbiyah‖ tumbuh kembang, pendewasaan, pemimpinan, perbaikan, dan pemeliharaan, Abdurrahman al-Bani, seperti dikutip oleh Abdurrahman an-Nahlawi, berpendapat bahwa tarbiyah pendidikan mengandung empat 5 Menurut Azyumardi Azra, akselerasi konversi IAIN menjadi UIN dan STAIN menjadi IAIN merupakan transformasi pendidikan Islam di Indonesia yang sangat strategis menuju reintegrasi keilmuan, sehingga tidak ada lagi dikotomi antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu sekuler umum, antara ayat-ayat Quraniyyah dan ayat- ayat kauniyyah. Dengan integrasi keilmuan, kurikulum, metodologi penelitian dan pembelajaran, serta proses pendidikan Islam bisa menjadi holistik dan komprehensif, sehingga pendidikan Islam di Indonesia mampu menjadi s alah satgu elemen pembangun peradaban dunia. Azyumardi Azra, ―From IAIN to UIN: Islamic Studies in Indonesia‖, dalam Kamaruzzaman Bustaman-Ahmad dan Patrick Jory, Kuala Lumpur: Yayasan Ilmuwan, 2011, h. 44-46. 6 Ahmad Tijani Surajudeen, et.al., ― An Exploratory Factor Analysis EFA in Determining Dimensions of Integrated and Holistic Islamic Education Among Kuliyyah of Education‖, The Online Journal of Islamic Education , Vol.3 Issue 1, January 2015, h. 22. 7 Lihat UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 1 ayat 1. 5 muatan makna, yaitu: 1 menjaga dan merawat fitrah anak didik, 2 mengembangkan potensi dasar dan kompetensinya; 3 mengarahkan fitrah potensi dasar itu menuju kesempurnaannya, dan 4 proses pendewasaan manusia dilakukan secara gradasi, tidak instans, dan berkelanjutan. 8 Selanjutnya, an-Nahlawi mendefinisikan pendidikan Islam sebagai pengorganisasian atau pengelolaan aspek psikis dan sosial yang meniscayakan aktualisasi ajaran Islam dalam kehidupan individu dan masyarakat. Pendidikan Islam adalah proses penyiapan jiwa dan raga manusia yang mampu mengemban aktualisasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan yang bersumber dari al- Qur‘an dan as-Sunnah. 9 Sementara itu, Khalid bin Hamid al-Hazimi berpendapat bahwa berdasarkan penelusuran makna ‖tarbiyah‖ dalam al-Qur‘an yang bermuara pada dua makna yaitu: hikmah, ilmu, ta’lîm dan ri’âyah atau pembinaan dan pemeliharaan, pendidikan Islam dikonsepsikan sebagai penumbuhkembangan manusia dalam berbagai aspek kehidupanya untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat sesuai dengan sistem ajaran Islam. 10 Dengan demikian, pendidikan Islam bertujuan untuk mengantarkan peserta didik meraih kebahagiaan hidup duniawi dan ukhrawi, antara lain melalui pengembangan akhlak atau pendidikan karakter dan pendidikan dalam berbagai aspeknya, seperti: pendidikan jasmani, pendidikan spiritual, pendidikan sosial, pendidikan intelektual, pendidikan moral, pendidikan seksual, dan lain sebagainya. Pendidikan Islam sering dimaknai para sarjana dari berbagai perspektif yang merefleksikan perbedaan konsep di kalangan mereka. Jika pendidikan merujuk kata tarbiyah, maka pendidikan Islam dimaknai sebagai proses pendidikan yang memberikan penekanan pada pengembangan fisik dan intelektual pada diri peserta didik. Sementara jika merujuk kata ta’dîb, pendidikan Islam dimaknai sebagai proses pendidikan yang menekankan pada penanaman nilai-nilai akhlak agar menjadi pribadi yang shalih. Sedangkan jika merujuk pada kata ta’lîm, maka pendidikan Islam dipahami sebagai proses pendidikan yang berbasis belajar mengajar. Karena itu, pendidikan Islam harus dimaknai sebagai proses holistik dan komprehensif, meliputi: pembentukan karakter, penanaman nilai, pengembangan fisik dan intelektual, dan aktualisasi segenap potensi dasar fitrah yang dimiliki peserta didik. Dengan demikian, pendidikan Islam menempati posisi sangat penting dalam peradaban Islam, karena tujuan pendidikan Islam adalah menyiapkan dan memproduksi manusia yang baik 8 Lihat Abdurrahman an-Nahlawi, Ushûl at-Tarbiyah al-Islâmiyyah wa Asâlîbuhâ fi al-Baiti wa al- Madrasah, wa al- Mujtama’, Damaskus: Dâr al-Fikr, 2002, Cet. II, h, 17 9 Abdurrahman an-Nahlawi, Ushûl at-Tarbiyah al-Islâmiyyah …, h. 23. 10 Khalid bin Hamid al-Hazimi, Ushûl at-Tarbiyah al-Islâmiyyah, Riyadh: Dâ r ‗Âlam al-Kutub, 2000, Cet. I, h. 19. 6 berperadaban yang mampu menjadi hamba Allah ‗abdullah dan menjadi khalifah-Nya di muka bumi. 11 Jadi, sistem pendidikan Islam harus bervisi pemajuan peradaban kemanusiaan, bukan sekadar menyiapkan lulusan professional yang siap bekerja atau menjadi pekerja, karena pendidikan Islam bukan pabrik, tetapi sistem, institusi, dan komponen utama pembangun peradaban. Hal ini tentu berbeda dengan perspektif Barat yang cenderung melihat pendidikan sebagai intrumen atau ―mesin‖ untuk memenuhi kepentingan pembangunan. Menurut Tahir Abdurrahman Abubakar, et.al., ―The western education system considers education as an engine of development. It sees education as the instrument of life and believed for education as a means for individual and national development. It viewed education as an element as continuous and harmonious human existence and wellbeing just as the case of Islamic world view. ‖ 12 Karena itu, pendidikan Islam itu bervisi rahmatan li al- ‘âlamîn, berdimensi duniawi- ukhrawi, dan berorientasi pembangunan dan pemajuan peradaban Islam, bukan sekadar menyiapkan lulusan yang bisa bekerja dan diterima oleh dunia kerja, sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidupnya di dunia.

C. Karakteristik Pendidikan Islam