menggunakan  energi  minyak.  Harga  energi  yang  lebih  tinggi  mempengaruhi output  yang  dihasilkan  melalui  fungsi  produksi  agregat.  Perusahaan  harus
mengurangi jumlah energi yang digunakan dalam proses produksi karena naiknya biaya produksi akibat kenaikan harga energi. Hal tersebut pada akhirnya membuat
perusahaan  menurunkan  output  yang  dihasilkan  serta  profit  yang  diperoleh  pun berkurang  Adebiyi  et  al.  2009.  Dari  sisi  konsumen,  pengurangan  output  dan
pendapatan  membuat  konsumen  di  negara  pengimpor  minyak  harus  mengurangi konsumsinya  begitu  juga  dengan  investasi  dan  akhirnya  akan  mengurangi
permintaan aggregat Bohi 1989.
2.2.3.  Hubungan Harga Minyak Mentah Dunia dengan Harga Saham
Mekanisme  yang  menjelaskan  pengaruh  harga  minyak  dunia  terhadap harga  saham  telah  banyak  diungkapkan,  khususnya  dari  perspektif  saluran
permintaan dan penawaran. Salah satunya dalam penelitian Adebiyi  et al. 2009 yang mengungkapkan bahwa bahan bakar minyak adalah salah satu input penting
bagi  produksi  sehingga  jika  ada  kenaikan  harga  bahan  bakar  minyak  akan meningkatkan  biaya  produksi  dan  mengurangi  produktivitas.  Peningkatan  biaya
produksi dan menurunnya produktivitas akan mempengaruhi jumlah output  yang dihasilkan  serta  harga  jual  output.  Hal  tersebut  selanjutnya  akan  berpengaruh
terhadap  daya  beli  konsumen,  dimana  naiknya  biaya  produksi  akan  membuat naiknya  harga  jual  serta  konsumen  akan  cenderung  mengurangi  jumlah  barang
yang  dikonsumsi  sehingga  penerimaan  produsen  akan  cenderung  menurun  dan mempengaruhi arus kas. Arus kas yang menurun akan dipandang tidak baik oleh
investor  sehingga  hal  tersebut  akan  membuat  investor  tidak  tertarik  untuk
menginvestasikan dananya pada saham perusahaan. Selain berpengaruh pada daya
beli  konsumen,  peningkatan  harga  bahan  bakar  minyak  juga  akan  membuat produsen  mensubstitusi  penggunaan  energinya,  dari  bahan  bakar  minyak  ke
sumber energi lain. Hal  ini karena jumlah biaya  penggunaan sumber energi lain, seperti  batu  bara,  yang  harus  dikeluarkan  oleh  produsen  relatif  lebih  kecil
dibandingkan biaya penggunaan bahan bakar minyak sebagai input produksi. Pengaruh  kenaikan  harga  minyak  tidak  selalu  sama  bagi  setiap  negara.
Secara  umum,  bagi  negara  eksportir  minyak,  kenaikan  harga  minyak  merupakan
berkah  karena  pendapatan  negara  meningkat  dan  berujung  pada  tingkat kesejahteraan yang lebih baik. Sebaliknya bagi negara importir minyak, kenaikan
harga minyak akan meningkatkan pengeluaran negara pada sektor energi. Basher dan Sadorsky 2006 mengungkapkan bahwa bahan bakar minyak,
begitu  pula  dengan  modal,  tenaga  kerja  dan  bahan  baku  merupakan  komponen penting dalam produksi barang dan jasa, sehingga perubahan harga input-input ini
akan  mempengaruhi  arus  kas.  Pada  kasus  negara  importir  minyak  Gambar  7, peningkatan harga minyak akan meningkatkan biaya produksi karena tidak adanya
input substitusi antara faktor-faktor produksi tersebut. Biaya produksi yang tinggi mengurangi  arus  kas  dan  pada  akhirnya  menurunkan  harga  saham.  Kenaikan
harga  minyak  juga  mempengaruhi  tingkat  bunga  diskonto.  Kenaikan  harga minyak  sering  menunjukkan  tekanan  inflasi  yang  bank  sentral  dapat  mengontrol
dengan menaikkan suku bunga. Bagi tipe investor  yang memiliki kecenderungan berhati-hati  risk  averter,  kenaikan  suku  bunga  membuat  investasi  pada
instrumen  obligasi  lebih  menarik  daripada  saham,  selain  untuk  mengantisipasi resiko  fluktuasi  harga  saham,  hal  tersebut  menyebabkan  penurunan  harga  saham
karena para investor memindahkan dananya ke instrumen obligasi.
Gambar 7 Hubungan  Harga  Minyak  Dunia  dengan  Harga  Saham  di  Negara
Importir Minyak
Perubahan Harga Minyak Dunia naik
Biaya Produksi meningkat
Arus kas turun Output turun
Harga saham turun Inflasi naik
Suku bunga naik
Investasi di obligasi meningkat Depresiasi
Pengeluaran konsumen  naik
Jika  dilihat  dari  sudut  pandang  perusahaan,  pengaruh  kenaikan  harga minyak  sebenarnya  tergantung  pada  apakah  perusahaan  menggunakan  bahan
bakar  minyak  sebagai  sumber  energi  utama  dalam  proses  produksinya.  Sejak banyaknya perusahaan di dunia  yang menggunakan bahan bakar minyak  sebagai
sumber energi utama dalam proses produksinya, pengaruh kenaikan harga minyak terhadap  pasar  saham  menjadi  lebih  bersifat  negatif.  Pergerakan  harga  minyak
dunia,  yang  dinotasikan  dengan  mata  uang  US  Dollar,  akan  mempengaruhi  nilai tukar  setiap  negara  melalui  suplai  dan  permintaan  minyak  karena  perubahan
suplai dan permintaan terhadap minyak akan ikut menggerakkan nilai US Dollar terhadap  mata  uang  setiap  negara,  baik  eksportir  maupun  importir  minyak
Coudert  et  al.  2008.  Nilai  tukar  dapat  mempengaruhi  pasar  saham  melalui ekspektasi  inflasi.  Peningkatan  harga  minyak,  karena  naiknya  permintaan
terhadap  minyak,  akan  memicu  terjadinya  depresiasi  di  negara  importir.  Di  sisi lain,  depresiasi  mata  uang  suatu  negara  akan  menurunkan  harga  saham  karena
investor beranggapan bahwa inflasi akan meningkat. Inflasi merupakan salah satu informasi  buruk  bagi  pasar  saham  karena  inflasi  akan  memicu  naiknya
pengeluaran  konsumen  dan  menurunkan  pendapatan  perusahaan,  yang  berujung pada turunnya harga saham perusahaan tersebut Dimitrova 2005.
Saat  ini  penggunaan  energi  di  negara  berkembang  lebih  efisien dibandingkan  20  tahun  yang  lalu.  Efisiensi  energi  terjadi  karena  adanya
pengurangan  intensitas  energi  melalui  inovasi  teknologi  dan  peningkatan diversifikasi sumber energi lainnya. Negara berkembang cenderung menggunakan
energi  yang  lebih  banyak  dibandingkan  negara  maju,  sehingga  terjadinya kenaikan  harga  minyak  akan  sangat  berpengaruh  pada  penerimaan  dan  harga
saham di negara berkembang.
2.3. Hubungan Kebijakan Moneter dengan Harga Saham