Alat Pelindung Diri Emergency Response Planning

Dari hasil pengukuran iklim kerja, kelembaban nisbi di unit finish mill yaitu sebesar 75,5. Nilai tersebut masih sesuai dengan NAB untuk kelembaban nisbi yaitu sebesar 65 − 95. Untuk suhu basah alami di unit finish mill yaitu sebesar 25,5ºC, juga masih sesuai dengan kriteria suhu basah alami 21 − 30ºC. Sedangkan pada unit packer, kelembaban nisbi yang didapat sebesar 72, masih sesuai dengan nilai yang diperkenankan. Dan untuk suhu basah alaminya diperoleh sebesar 25ºC, juga masih sesuai dengan nilai yang diperkenankan. Meskipun tidak ada masalah mengenai iklim kerja di unit finish mill dan unit packer, akan tetapi akan lebih baik jika ventilasi di kedua unit tersebut ditambah agar pergantian udara segar menjadi lebih lancar.

B. Alat Pelindung Diri

Dari hasil pengamatan mengenai APD, PT. Semen Gresik Persero Tbk. Pabrik Gresik diketahui telah memenuhi syarat-syarat keselamatan kerja sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, dikatakan bahwa “dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk memberi alat-alat perlindungan diri pada para tenaga kerja”. Hal ini terbukti dari persediaan APD di PT. Semen Gresik Persero Tbk. Pabrik Gresik sudah lengkap dan semuanya sesuai standar keselamatan MSA. Akan tetapi, tidak semua karyawan mau mentaati pemakaian APD pada saat sedang bekerja dengan alasan ribet, kurang nyaman atau mengganggu pekerjaan. Hal ini ternyata tidak terlalu ditanggapi serius oleh perusahaan dengan tidak adanya sanksi untuk karyawan yang tidak mau mentaati pemakaian APD. Oleh karena itu, sebaiknya pemakaian APD disosialisasikan lagi kepada seluruh tenaga kerja PT. Semen Gresik Persero Tbk. Pabrik Gresik dan dibuat sanksi tertulis bagi yang tidak mau memakainya.

C. Emergency Response Planning

Emergency Response Planning yang diterapkan di PT. Semen Gresik Persero Tbk. Pabrik Gresik sudah cukup baik. Hal ini dapat terlihat dari lay out gedung perkantoran atau tempat kerja yang bertingkat pasti memiliki tangga darurat. Selain itu, ada petunjuk-petunjuk arah untuk keluar gedung dan nomor- nomor telepon penting yang harus dihubungi pada saat keadaan darurat. Adapun prosedur menghadapi keadaan darurat atau bencana telah diuji secara berkala untuk mengetahui kehandalan pada saat kejadian yang sebenarnya. Dokumen terkait mengenai prosedur menghadapi keadaan darurat atau bencana diantaranya: 1. Prosedur Tanggap Darurat ISO 14001 2. WI Tanggap Darurat Seksi Keselamatan dan Kebersihan Gresik. Sedangkan prosedur rencana pemulihan keadaan darurat bertujuan menjamin bahwa pegawai yang mengalami trauma dan situasi yang dinyatakan dalam keadaan darurat menjadi pulih kembali dalam kondisi normal secara cepat. Untuk pemasangan APAR di PT. Semen Gresik Persero Tbk. Pabrik Gresik belum sepenuhnya sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per-04MEN1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR, pasal 4 1 yaitu “setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan” dan pasal 4 3 yaitu “tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut ayat 1 adalah 125 cm dari dasar lantai tepat di atas satu atau kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan”. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa APAR yang ditempatkan di pojok ruangan yang tidak dapat dilihat dengan jelas karena tertutup oleh perabotan ruangan seperti meja dan ada pula kartu pengecekan APAR yang belum diganti meskipun sudah penuh. Selain itu, masih ada banyak APAR yang diletakkan di dasar lantai. Untuk itu, sebaiknya pihak K3 segera melakukan tindakan untuk membenahi kekurangan-kekurangan mengenai pemasangan APAR tersebut.

D. Ergonomi