MAGANG MENGENAI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT PETROKIMIA GRESIK JAWA TIMUR

(1)

LAPORAN UMUM

MAGANG MENGENAI PENERAPAN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA DI PT PETROKIMIA GRESIK

JAWA TIMUR

Disusun Oleh : Erlyna Nur Syahrini

NIM. R0007123

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(2)

ii

PENGESAHAN

Laporan Umum dengan judul :

Magang Mengenai Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Petrokimia Gresik Jawa Timur

dengan peneliti : Erlyna Nur Syahrini

R 0007123

disetujui untuk di ujikan pada :

Hari :...tanggal :...tahun :...

Pembimbing I Pembimbing II

Reni Wijayanti, dr, M.Sc. Margono, dr, M.KK.

NIP. NIP. 19540915 198601 1 001

An. Ketua Program

D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja FK UNS Sekretaris,

Sumardiyono, SKM, M.Kes. NIP. 19650706 198803 1 002


(3)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, karunia, kesehatan dan kemudahan dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKL) dan penyusunan laporan PKL di PT Petrokimia Gresik Jawa Timur, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik.

Laporan penelitian ini disusun dan diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Di samping itu kerja praktek ini dilaksanakan untuk membina dan menambah wawasan guna mengenal, mengetahui dan memahami mekanisme serta mencoba mengaplikasikan pengetahuan penulis dan mengamati permasalahan dan hambatan yang ada mengenai penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Dalam pelaksanaan magang dan penyusunan laporan ini, penulis telah dibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak H. Prof. Dr. A. A. Subiyanto, dr, MS. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

2. Bapak Putu Suriyasa, dr., MS, PKK, Sp.Ok. selaku Ketua Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.


(4)

iv

4. Bapak Margono, dr, M.KK, selaku pembimbing II.

5. Bapak/ibu staf pengajar dan karyawan/karyawati Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 6. Direksi beserta staf PT. Petrokimia Gresik yang telah berkenan memberikan

kesempatan kepada kami untuk mengadakan Kerja Praktek Lapangan.

7. Bapak Ir. Nanag Teguh S., selaku Kepala Biro Lingkungan dan K3 PT Petrokimia Gresik.

8. Bapak Ach. Zaid ST., selaku Kepala Bagian K3 PT Petrokimia Gresik. 9. Bapak Arifin, selaku Pembimbing Lapangan.

10. Bapak Suhud Muchtar, Bapak Susantio, Bapak Zaenal, Bapak Edy, Bapak Mudjiono, Ibu Eny dan yang lainnya yang telah memberikan bantuan selama melaksanakan Kerja Praktek Lapangan.

11. Bapak Harto Agianto, Bapak M. Yanuar R, Bapak Edy Suwarno, Bapak Sugeng Hariadi dan yang lainnya di bagian PMK yang telah memberikan bantuan selama melaksanakan Kerja Praktek Lapangan.

12. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan baik moral maupun material.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini.


(5)

v

Akhirnya kepada Allah SWT penulis mengharapkan ridho dan ampunan. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Gresik, 01 April 2010 Penulis,


(6)

vi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Tujuan ... 3

C. Manfaat ... 3

BAB II. METODOLOGI PENGAMBILAN DATA A. Persiapan ... 5

B. Lokasi ... 6

C. Pelaksanaan ... 6

D. Sumber Data ... 7

E. Teknik Pengumpuln Data ... 8

BAB III. HASIL MAGANG A. Gambaran Umum Perusahaan ... 9


(7)

vii

B. Proses Produksi ... 21

C. Potensi Bahaya ... 28

D. Faktor Bahaya ... 30

E. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 32

F. Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) ... 42

G. Sosialisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 44

H. Sistem Keselamatan Kerja ... 45

I. Pelayanan Kesehatan Kerja ... 61

J. Gizi Kerja ... 72

K. Ergonomi ... 73

L. Pengolahan Limbah ... 75

BAB IV. PEMBAHASAN A. Potensi Bahaya ... 78

B. Faktor Bahaya ... 82

C. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 86

D. P2K3 ... 88

E. Sosialisasi K3 ... 88

F. Sistem Keselamatan Kerja ... 90

G. Pelayanan Kesehatan Kerja ... 95

H. Gizi Kerja ... 96

I. Ergonomi ... 97


(8)

viii BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 100 B. Saran ... 103 DAFTAR PUSTAKA ... 104 LAMPIRAN


(9)

ix BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suatu perusahaan yang aman adalah perusahaan yang teratur dan terpelihara dengan baik dan cepat menjadi terkenal sebagai tempat naungan buruh yang baik. Program keselamatan kerja yang baik adalah program yang terpadu dengan pekerjaan sehari-hari (rutin), sehingga sukar untuk dipisahkan satu sama lainnya. Pelajaran ini dimaksudkan untuk memberi bimbingan ke arah pencegahan kecelakaan pada waktu kita bekerja, pertolongan pertama pada kecelakaan dan lain-lain.

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan peralatan, tempat kerja dan lingkungan, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Arti dan tujuan keselamatan kerja untuk menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah m anusia serta hasil karya dan budayanya, tertuju pada kesejaht eraan m asyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya (John Ridley,2006).

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tempat kerja adalah ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja untuk suatu keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber


(10)

x

bahaya, termasuk tempat kerja, semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut (John Ridley,2006).

Menyadari pentingnya aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang bertujuan melindungi tenaga kerja dan orang lain yang ada di tempat kerja.

PT. Petrokimia Gresik adalah perusahaan pupuk terlengkap di Indonesia. Penyediaan produk pupuk, produk kimia dan jasa yang berkualitas sesuai permintaan pelanggan dilakukan melalui proses produksi dengan menerapkan sistem manajemen yang menjamin mutu, pencegahan pencemaran dan berbudaya K3 serta penyempurnaan secara bertahap dan berkesinambungan. Untuk mendukung tekad tersebut, manajemen berupaya memenuhi standard mutu yang ditetapkan, peraturan lingkungan, ketentuan dan norma-norma K3 serta peraturan/perundangan terkait lainnya.

Magang yang dilakukan di PT Petrokimia Gresik ini secara umum akan melihat bagaimana penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, perilaku pekerja, kendala-kendala yang dihadapi, serta faktor-faktor lain yang berhubungan dengan pekerjaan.


(11)

xi

B. Tujuan Magang

Tujuan pelaksanaan magang yang dilakukan di PT. Petrokimia Gresik adalah :

Mahasiswa dapat mengetahui faktor–faktor bahaya yang timbul pada proses produksi di perusahaan.

Mahasiswa dapat mengetahui identifikasi serta evaluasi faktor–faktor bahaya yang timbul di tempat kerja.

Mahasiswa dapat mengetahui langkah pengendalian terhadap faktor-faktor bahaya di tempat kerja.

Mahasiswa mampu membuat laporan tugas baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus.

C. Manfaat Magang

Berdasar pelaksanaan magang di PT. Petrokimia Gresik, diharapkan dapat memberi manfaat bagi :

1. Mahasiswa

a. Dapat melatih mahasiswa untuk berada dalam dunia kerja industri. b. Mahasiswa mendapat pengalaman dan ketrempilan di bidang K3.

c. Mahasiswa mampu memahami prosedur kerja, faktor risiko dari pekerjaan, alat kerja dan lingkungan kerja industri.

d. Mahasiswa mampu memahami sistem manajemen K3 pada industri. e. Dapat mengetahui program P2K3 pada PT Petrokimia Gresik.


(12)

xii 2. Perusahaan

a. Membantu pihak perusahaan dalam memberikan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka penentuan kebijakan K3.

b. Terjalin kerja sama yang baik antara perusahaan dengan pihak perguruan tinggi.

3. Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

a. Memperoleh sarana pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang K3 bagi kemampuan dan kualitas mahasiswa dalam penerapan K3 di dunia kerja.

b. Menambah kepustakaan untuk perkembangan ilmu pengeyahuan tantang K3 dan membina kerja sama yang baik dengan perusahaan/instansi lainnya.

BAB II

METODE PENGAMBILAN DATA

A. Persiapan Metode pengambilan data pada tahap persiapan adalah :

1. Menentukan tempat magang atau praktek kerja lapangan di PT. Petrokimia Gresik Jawa Timur.

2. Tanggal 23 Oktober 2009 mengajukan proposal magang ke PT. Petrokimia Gresik yang ditujukan ke biro diklat PT. Petrokimia Gresik.


(13)

xiii

3. Bulan November menerimaan surat balasan pernyataan persetujuan magang dari biro diklat PT. Petrokimia Gresik.

4. Tanggal 11 Januari 2010 pengarahan mahasiswa magang di biro diklat PT. Petrokimia Gresik dan mengumpulkan persyaratan magang yang diajukan PT. Petrokimia Gresik.

5. Tanggal 01 – 05 Februari 2010 pembekalan magang di biro diklat PT. Petrokimia Gresik yang bertujuan untuk memperkenalkan sejarah, lingkungan kerja, produk dan banyak aspek lainnya.

6. Tanggal 08 Februari 2010 pengambilan alat pelindung diri yang dipinjami dari biro Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (LK3) dilanjutkan dengan kegiatan magang dengan jadwal yang sudah diatur dari biro JK3 PT. Petrokimia Gresik.

7. Konsultasi pada pembimbing lapangan yang sudah disediakan oleh biro diklat PT. Petrokimia Gresik.

B. Lokasi

Pelaksanaan magang dan pengambilan data ini dilaksanakan di PT. Petrokimia Gresik yang berada di kawasan industri Jl. Jendral Ahmad Yani 61119 Gresik Jawa Timur.

C. Pelaksanaan

Magang atau Praktek Kerja Lapangan dilakasanakan pada tanggal 01 Februari 2010 sampai 31 Maret 2010 dengan kegiatan sebagai berikut :


(14)

xiv

1. Tanggal 01 – 05 Februari 2010 dilaksanakan oleh biro diklat dengan kegiatan tentang penjelasan umum perusahaan dan tata tertib serta persipan magang. 2. Tanggal 08 Februari 2010 pengenalan alat pelindung diri, alat keselamatan

kerja, tanda-tanda pelabelan di bagian K3.

3. Tanggal 09 – 10 Februari 2010 kegiatan survei lapangan untuk mengetahui proses produksi di bagian produksi I yang meliputi pabrik amoniak, urea, ZA I, ZA III, dan bagian utilitas.

4. Tanggal 11 – 12 Februari 2010 kegiatan survei lapangan untuk mengetahui proses produksi di bagian produksi II yang meliputi pabrik NPK, Phonska, ZK.

5. Tanggal 15 Februari 2010 kegiatan survei lapangan di bagian produksi III. 6. Tanggal 16 – 18 Februari lomba Pemadam Kebakaran (PMK) dan Breathing

Apparatus (BA) dalam rangka bulan K3 Nasional di Fire Ground. 7. Tanggal 19 Februari 2010 pengukuran lingkungan kerja.

8. Tanggal 22 Februari 2010 Classroom PMK dan pengisian APAR.

9. Tanggal 23 Februari 2010 praktikum PMK dengan hydrant dan APAR di Fire Ground.

10. Tanggal 24 Februari 2010 inspeksi ke bagian alat berat.

11. Tanggal 25 Februari 2010 pemberian materi SCBA (Self Contained Breathing Apparatus)

12. Tanggal 01 Maret 2010 Classroom (pembuatan laporan kelompok).

13. Tanggal 02 – 04 Maret 2010 lomba Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) di Fire Ground.


(15)

xv

14. Tanggal 05 Maret 2010 inspeksi ke pabrik II bagian NPK dan ZK.

15. Tanggal 31 Maret 2009, penulis mengembalikan KIB (Kartu Ijin Bekerja) ke biro diklat dan mengembalikan alat-alat keselamatan kerja ke biro LK3.

D. Sumber Data 1. Data Primer

Sumber data ini diperoleh dari obsevasi lapangan, wawancara serta diskusi dengan karyawan PT. Petrokimia Gresik.

2. Data Sekunder

Sumber ini diperoleh dari data yang ada pada dokumen dan catatan perusahaan yang berhubungan dengan K3.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Lapangan

Yaitu teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung terhadap penerapan dan pengelolaan keselamatan kerja, sekaligus survey ke lapangan untuk mengetahui sistem operasional dan proses produksi, serta mencari potensi dan faktor bahaya yang ada.

2. Wawancara

Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara wawancara langsung dengan karyawan yang berwenang dan berkaitan langsung dengan masalah K3.

3. Kepustakaan

Yaitu dengan membaca buku-buku kepustakaan, laporan-laporan penelitian yang sudah ada dan sumber-sumber lain yang ada kaitannya dengan topik magang sebagai referensi.


(16)

xvi

Dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan mempelajari dokumen-dokumen serta catatan-catatan perusahaan yang berhubungan dengan obyek yang diteliti.

BAB III HASIL MAGANG

A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Umum Perusahaan

PT. Petrokimia Gresik merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam lingkup Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI yang bernaung dibawah Holding Company PT. Pupuk Sriwidjaya (Pusri) Palembang. PT. Petrokimia Gresik bergerak di bidang produksi pupuk, bahan-bahan kimia dan jasa lainnya seperti konstruksi dan engineering. Selain itu juga merupakan pabrik pupuk terlengkap diantara pabrik lainnya. Jenis pupuk yang diproduksi oleh pabrik ini antara lain adalah Zwavelzuur Amonium (ZA), Super Phosphate (SP), NPK, Phonska dan Urea. Nama Petrokimia berasal dari kata “ Petroleum

Chemical ” disingkat menjadi “ Petrocemical ” , yaitu bahan-bahan kimia yang


(17)

xvii

Dalam perkembangannya PT. Petrokimia Gresik mengalami beberapa perubahan, dari sejak berdirinya sampai sekarang. Berbagai perluasan banyak dialami PT. Petrokimia Gresik, dimulai dari tahun 1960 sampai sekarang ini. Sebagai gambaran, sejarah singkat perkembangan PT. Petiokimia Gresik adalah sebagai berikut :

a. Tahun 1960

Berdasarkan ketetapan MPRS No.II/MPRS/1960 dan Keputusan Presiden No. 260/1960 direncanakan pendirian Proyek Petrokimia Surabaya. Proyek ini merupakan proyek prioritas dalam Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahap I (1961-1969) dan menjadi BUMN kedua setelah PUSRI b. Tahun 1964

Didirikan berdasarkan Instruksi Presiden No. 01/1963 karena dirasakan bahwa bahan baku yang dihasilkan dari PT Petrokimia ini sangat menopang kesejahteraan rakyat Indonesia maka pemerintah mengambil keputusan untuk melanjutkan operasi PT Petrokimia Gresik. Pelaksanaannya ditangani oleh kontraktor : Consindit SpA dari ltalia.

c. Tahun 1968

Kegiatan produksi berhenti (mengalami masa krisis ekonomi) yang berkepanjangan, sehingga jalannya produksi harus berhenti.

d. 10 Juli 1972


(18)

xviii

Merupakan hari jadi PT Petrokimia Gresik yang diresmikan oleh presiden Soeharto dengan bentuk Badan Usaha Milik Umum (BUMN), merupakan kelanjutan dari proyek Petrokimia Surabaya yang sebelumnya sempat vakum berproduksi selama 4 tahun.

e. Tahun 1975

Bentuk badan usaha PT Petrokimia Gresik diubah menjadi Perseroan yaitu PT Petrokimia Gresik (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1975

f. Tahun 1997

PT Petrokimia Gresik (persero) menjadi anggota holding dengan PT Pupuk Sriwijaya (Persero) sebagai induknya, karena adanya krisis ekonomi. Oleh sebab itu bentuk badan usaha PT Petrokimia Gresik saat ini sudah bukan merupakan perseroan.

Pada saat ini PT Petrokimia Gresik mempunyai beberapa bidang usaha antara lain: a. Industri Pupuk

b. Industri Pestisida c. Industri Kimia

d. Industri Peralatan Pabrik

e. Jasa Rancang Bangun dan Perekayasaan f. Jasa Lain

2. Lokasi Perusahaan

PT. Petrokimia Gresik saat ini menempati lahan kompleks seluas 450 Ha. Area tanah yang ditempati berada di tiga Kecamatan, yaitu :


(19)

xix a. Kecamatan Gresik

Yaitu : desa Ngipik, Karangturi, Sukorame, Tlogopojok. b. Kecamatan Kebomas

Yaitu : desa Kebomas, Tlogopatut, Randu Agung. c. Kecamatan Manyar

Yaitu : desa Romo Meduran, Pojok Pesisir.

Terpilihnya Gresik sebagai lokasi pendirian pabrik pupuk merupakan hasil studi kelayakan pada tahun 1962 oleh Badan Persiapan Proyek-Proyek Industri (BP3I), di bawah Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan. Pada saat itu gresik dinilai ideal dengan pertimbangan :

a. Cukup tersedianya lahan yang kurang produktif.

b. Cukup tersedianya sumber air dan aliran sungai brantas dan sungai bengawan solo.

c. Berdasarkan dengan daerah konsumen pupuk terbesar, yaitu perkebunan petani tebu.

d. Dekat dengan pelabuhan untuk memudahkan mengangkat peralatan pabrik selama masa konstruksi, pengadaan bahan baku, maupun pendistribusian hasil produksi melalui laut.

e. Dekat dengan Surabaya yang memiliki perlengkapan yang memadai, antara lain tersedianya tenaga terampil.

Pada saat ini PT. Petrokimia Gresik berlokasi di Jalan Jenderal Ahmad Yani Gresik dan juga memiliki kantor perwakilan Jakarta yang beralamat di Jl. Tanah Abang III No. 16 Jakarta Pusat.


(20)

xx

3. Logo Perusahaan a. Logo

Gambar 1. Logo PT.Petrokimia Gresik b. Arti

Logo dengan gambar kerbau berwarna emas, dipilih sebagai penghormatan terhadap daerah Kecamatan Kebomas.

Kerbau juga melambangkan sikap yang suka berkerja keras, loyal, dan jujur. Selain itu Kerbau adalah hewan yang dikenal luas oleh masyarakat Indonesia sebagai Sahabat Petani.

1) Warna kuning emas pada hewan Kerbau melambangkan Keagungan. 2) Daun hijau berujung lima melambangkan kesuburan dan kesejahteraan 3) Lima ujung daun melambangkan kelima sila dari Pancasila.

4) Huruf PG berwarna putih singkatan dari. PETROKIMIA GRESIK. 5) Warna putih pada huruf PG melambangkan kesucian.

Logo mempunyai arti keseluruhan “Dengan hati yang bersih berdasarkan kelima sila Pancasila, PT. Petrokimia Gresik berusaha mencapai masyarakat yang adil dan makmur untuk menuju keagungan bangsa”.

4. Visi dan Misi a. Visi Perusahaan

Menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi, dan produknya paling diminati konsumen.


(21)

xxi

1) Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya program swasembada pangan.

2) Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan operasional dan pengembangan usaha perusahaan.

3) Mengembangkan potensi usaha untuk mendukung industri kimia nasional dan berperan aktif dalam community development.

5. Kebijakan Mutu Perusahaan

PT. Petrokimia Gresik bertekad untuk menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang daya saing tinggi dan produknya paling diminati konsumen dengan memberikan jaminan pemenuhan persyaratan dan pelayanan yang terbaik.

Untuk mendukung tekad tersebut, PT. Petrokimia Gresik menerapkan sistem manajemen mutu yang berbasis pada upaya melakukan penyempurnaan yang berkesinambungan untuk memastikan bahwa :“Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, Hari esok harus lebih baik dari hari ini”.

6. Komposisi dan Jumlah Karyawan

Jumlah karyawan PT. Petrokimia Gresik berdasarkan tingkat pendidikan akhir januari 2010 adalah sebanyak 3.283 orang. Berikut adalah tabel jumlah karyawan :

Tabel 1. Jumlah Karyawan PT. Petrokimia Gresik Berdasar Tingkat Pendidikan Pendidikan 31 Januari 2010

Pasca Sarjana 102

Sarjana 460

Diploma III 91


(22)

xxii

SLTP 223

SD 12

Jumlah 3.283

Tabel 2. Jumlah Karyawan PT. Petrokimia Gresik Berdasarkan Tingkat Jabatan

Jabatan 31 Januari 2010

Direksi 6

Kakom/Sat (Eselon I) 30

Kadep/Ro/Bid (Eselon II) 75

Kabag/Staf Madya (Eselon III) 194

Kasi/Staf Muda (Eselon IV) 496

Karu/Ur/Staf Pemula (Eselon V) 978

Pelaksana 1.502

Bulanan Percobaan 2

Jumlah 3.283

7. Fasilitas Perusahaan

Untuk menunjang kesejahteraan karyawan dan keluarganya, perusahaan menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang dapat memotivasi karyawan untuk menjadi sumber daya manusia yang unggul dan sejahtera. Sarana dan prasarana tersebut antara lain :

a. Cuti

Fasilitas cuti yaitu cuti tahunan selama 12 hari, cuti haji bila mengajukan, cuti besar 6 tahun sekali selama 3 bulan, cuti pernikahan, cuti keluarga meninggal (keluarga inti), cuti hamil, cuti melahirkan, cuti


(23)

xxiii

menikahkan dan cuti mengkhitankan anak, tunjangan cuti dua bulan gaji (pertengahan dan akhir tahun) dan bantuan hari keagamaan (hari besar) satu bulan gaji.

b. Jamsostek

Perusahaan menyediakan asuransi bagi karyawan. Setiap karyawan telah didaftarkan untuk mengikuti Jamsostek. Jamsostek ini hanya untuk kecelakaan kerja pada waktu berangkat kerja, aktivitas, dan pulang ke rumah. c. Transportasi

Transportasi yang diberikan pada karyawan adalah :

1) Pejabat Eselon III ke bawah ada kompensasi uang (domisili di daerah Gresik).

2) Pejabat Eselon III ke atas mendapatkan fasilitas mobil dinas dan kompensasi uang.

3) Karyawan yang diluar kota mendapatkan fasilitas antar jemput. d. Kredit Pemilikan Perumahan

Karyawan dapat memiliki rumah dengan fasilitas ini yang letaknya di Pongangan Indah, Perumahan Suci, dan Perumahan Bunder. Semuanya di kawasan Gresik.

e. Perumahan Dinas

Karyawan mendapatkan fasilitas perumahan dinas dan untuk mendapatkannya ada kompensasi dari karyawan yang dihapus untuk pembayaran fasilitas perumahan ini. Letaknya di komplek Hotel Graha Ngipik Gresik.


(24)

xxiv f. Rekreasi

Rekreasi dilakukan satu tahun sekali untuk setiap karyawan setiap unit kerja bersama keluarganya dan mendapatkan uang saku serta disediakan transportasi.

g. Koperasi Karyawan

Koperasi Karyawan Keluarga Besar Petrokimia Gresik (K3PG) didirikan sejak 13 Agustus 1983.

h. Tempat Ibadah

Untuk sarana peribadatan, dibangun masjid “NURUL JANNAH” yang dibangun disekitar kompleks perusahaan. Masjid ini dimanfaatkan oleh karyawan dan masyarakat sekitar.

i. Sarana Olah Raga

Sarana olah raga yang ada di perusahaan yaitu lapangan sepak bola, kolam renang, lapangan golf dan lapangan tenis. Selain itu pada setiap kantor telah disediakan peralatan olah raga yang ditempatkan disetiap unit kerja. Setiap hari rabu dan hari jum’at dilakukan senam yang diadakan di depan gedung ”RS. PETROKIMIA” pukul 06.00 sampai dengan selesai.

8. Unit Produksi dan Prasarananya

Perusahaan ini memiliki berbagai bidang usaha dan fasilitas pabrik terpadu, baik yang dikelola sendiri ataupun melalui anak perusahaan. Sampai


(25)

xxv

dengan saat ini PT. Petrokima Gresik telah memiliki 16 pabrik yang menghasilkan produk pupuk dan non pupuk. Selain itu juga memiliki anak perusahaan seperti PT. Petrokimia Kayaku, PT. Petrosida Gresik, PT. Petronika, PT. Petrowidada, PT. Petrocentral, PT. Kawasan Industri Gresik (PT. KIG) dan PT. Puspetindo.

Dalam perkembangannya PT. Petrokimia memiliki Yayasan yang dikelola oleh anak-anak perusahaan. Yayasan Petrokimia Gresik didirikan 26 Juni 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan. Usaha yang ditangani antara lain, pengadaan rumah karyawan, pemeliharaan kesejahteraan karyawan setelah pensiun, menyediakan dan memberikan bantuan sosial serta menyelenggarakan pendidikan. Yayasan yang dimiliki oleh Petrokimia Gresik adalah PT. Gresik Sejahtera (GCS), PT. Aneka Jasa Ghradika (AJG), PT. Graha Sarana Gresik (GSG) dan PT. Petrokopindo Cipta Selaras (PCS). Berikut adalah gambaran produksi PT. Petrokimia Gresik :

Tabel 3. Kapasitas Produksi Pupuk PT. Petrokimia Gresik Tahun 2008

Pupuk Pabrik Kapasitas/Tahun Tahun

Urea 1 460.000 ton 1994

Fosfat 2 1.000.000 ton 1980, 1983

ZA 3 650.000 ton 1972, 1985, 1986

NPK 4 560.000 ton 2000, 2003, 2005, 2008

ZK (K2SO4) 1 10.000 ton 2005


(26)

xxvi

Tabel 4. Kapasitas Produksi Non Pupuk PT. Petrokimia Gresik Tahun 2008 Non Pupuk Pabrik Kapasitas/Tahun Tahun

Amoniak 1 450.000 ton 1994

Asam Sulfat (98% H2SO4) 1 550.000 ton 1985 Asam Fosfat (100% P2O5) 1 200.000 ton 1985

Cement Retarder 1 440.000 ton 1985

Alumunium Flourida 1 12.600 ton 1985

Tabel 5. Kapasitas Produk Samping PT. Petrokimia Gresik Tahun 2008 Produk Samping Kapasitas (Ton/Tahun)

CO2 Cair 10.000

CO2 Padat (dry ice) 4.000

Nitrogen (gas) 500.000

Nitrogen (cair) 250.000

Oksigen (gas) 600.000


(27)

xxvii

Selain menghasilkan dan memasarkan produk pupuk dan non pupuk, PT Petrokimia Gresik juga menawarkan berbagai bentuk jasa dan pelayanan, antara lain : jasa pelabuhan, jasa keahlian, jasa fabrikasi, jasa laboratorium penelitian, jasa persewaan, jasa diklat, jasa telepon dan teleks dan jasa lainnya. Untuk dapat menunjang kelancaran produksi, PT. Petrokimia Gresik memiliki sarana dan prasarana yang terpadu antara lain:

1. Dermaga bongkar muat berbentuk huruf “T” yang memiliki panjang 625 m dan lebar 36 m. Dermaga ini mampu disandari kapal berbobot maksimal 60.000 ton. Selain itu juga memiliki fasilitas bongkar muat seperti Continuous

Ship Unloader (CSU), Multiple Loading Crane, Cangaroo Crane, ban

berjalan, fasilitas pompa dan pipa untuk pengangkutan bahan cair, dan

Multiple Loading Crane.

2. Unit pembangkit tenaga listrik terdiri dari gas turbin generator dengan kapasitas 33 MW, steam turbin generator dengan kapasitas 20 MW. Kebutuhan listrik untuk unit industri pupuk fosfat, anak perusahaan, perumahan dinas, sarana olah raga, masjid dan rumah sakit disuplai dari PLN. 3. Unit penjernihan air terdiri dari Gunung Sari Surabaya (dengan kapasitas 720

m3/jam dan panjang pipa  22 km) dan Babat (dengan kapasitas 2.500 m3/jam dan panjang pipa  60 km).

4. Unit pengolahan limbah terdiri dari unit pengolahan limbah cair berkapasitas 240 m3/jam dan unit pengolahan/pengendali limbah gas.


(28)

xxviii

5. Sarana distribusi terdiri dari gudang Gresik dengan kapasitas total 85.000 ton dan mampu melayani pemuatan sebanyak 14-18 truk dengan kapasitas masing-masing 30 ton. Serta gudang penyangga distributor dan kios binaan. 6. Sarana jalan kereta api yang dihubungkan dengan jalan utama Perumka,

digunakan untuk pengangkutan pupuk dari gudang PT. Petrokimia Gresik ke stasiun terdekat dengan konsumen.

B. Proses Produksi 1. Pabrik I (Pabrik Nitrogen) a. Unit Pabrik Amoniak

Proses pembuatan amoniak yang dilakukan saat ini seluruhnya menggunakan sistem otomatis yang dikontrol melalui DCS (Distributed

Control System) dengan pemantauan di lapangan oleh operator pada setiap

unit.

Secara garis besar, proses produksinya adalah sebagai berikut : amoniak dihasilkan melalui proses reaksi antara gas H2 dan N2. Gas H2 diperoleh dari reaksi gas bumi dan steam, sedangkan N2 diperoleh dari udara luar yang dimasukkan ke dalam sistem secondary reformer. Gas alam masuk ke sistem

desulfurisasi untuk menghilangkan kotoran dan senyawa kimia yang dapat

mengganggu proses seperti shulfur organik dengan katalis Co-Mo dan ZnO. Kemudian dialirkan ke primary reformer dan secondary reformer yang direaksikan dengan steam dan udara yang berfungsi untuk memecah gas alam sehingga terbentuk gas sintesa. Gas sintesa ini lalu dialirkan ke shift conventer untuk diubah dari gas karbon monoksida (CO) menjadi karbon dioksida (CO2).


(29)

xxix

Lalu diolah lebih lanjut di gas purification dengan sistem High Tempertur Shift

Converter (HTS) dan dilanjutkan ke Low Temperatur Shift Converter (LTS)

untuk didinginkan. CO2 yang terbentuk dimasukkan ke CO2 removal dengan

sistem absorber, benfield dan stripper. CO2 yang dihasilkan lalu dikirim ke urea untuk digunakan sebagai bahan baku yang dipasarkan sebagai CO2 dan sebagai gas inert dari gas sintesa (synth gas) . Lalu sisa-sisa gas CO2 yang tidak terserap dialirkan ke methanator untuk dijadikan metana (CH4). Lalu di dinaikkan tekanannya di NH3 converter untuk mengkonversikan gas nitrogen (N2) dan hidrogen (H2) menjadi amoniak (NH3). NH3 yang terbentuk dialirkan ke dalam ammoniak refrigerant untuk menjadi amoniak cair lalu disimpan di

ammoniak storage tank.

b. Unit Pabrik Urea

Pupuk urea merupakan hasil reaksi antar NH3 dan CO2 yang menghasilkan pupuk urea prill sebanyak 1300 ton per hari dengan proses aces

proses. Reaksi antara NH3 dan CO2 akan membentuk larutan karbamat dan dimasukkan ke stripper untuk melepaskan gas-gas yang tidak bereaksi, lalu dipanaskan dan diturunkan tekanannya di decomposer. Pada akhirnya gas-gas tersebut akan diserap oleh absorber. Selanjutnya larutan karbamat akan dipekatkan di consentration dan larutan urea yang terjadi ditransfer dengan pompa ke prilling tower setinggi 100 m dan dispraykan untuk membentuk butiran-butiran urea. Pada proses jatuh ke bawah sudah dalam bentuk butiran dan mengalami pendinginan setelah proses tersebut butiran urea dialirkan ke


(30)

xxx

bagian pengantongan untuk dikantongi. Proses ini berlangsung secara otomatis dengan pemantauan melalui Distributed Control System.

c. Unit Pabrik ZAI/III

Pupuk ZA terjadi dari proses netralisasi antara NH3, H2SO4 dan air di dalam saturator dan selanjutnya diaduk dengan plant air. Keluar dari saturator campuran tersebut berbentuk slurry ZA (ammonium sulfat), kemudian masuk ke pemisah (sentrifugal). Proses yang terjadi pada sentrifugal adalah pemisahan antara ZA kristal dan larutan induknya. ZA yang berbentuk kristal menuju ke dryer, cooler kemudian menuju ke unit bagging room. Sebelum masuk ke dryer ZA diinjeksi dengan cairan urea soft untuk mencegah terjadinya penggumpalan. Sedangkan larutan induknya dialirkan ke liquator

tank sebagai recycle ke saturator kembali. ZA yang diproduksi sebanyak 650

ton per hari.

2. Pabrik II (Pabrik Fosfat) a. Unit NPK

Proses pembuatan pupuk Nitrogen Phospat Kalium (NPK) dimulai dari material yang berasal dari gudang yang meliputi kalium klorida (KCL), DAP, ZA, UREA dan CLAY dimasukkan satu persatu kedalam tempat bahan-bahan yang berjalan dengan tempo yang sudah diatur (conveyor) dan dimasukkan kedalam tempat pengolahan bahan-bahan (hopper) masing-masing, dari


(31)

xxxi

(mixer) untuk selanjutnya masuk ke penggilingan (granul). Setelah itu bahan-bahan dibawa conveyor ke dryer untuk proses pengeringan dan dilanjutkan ke

cooler untuk proses pendinginan. Dari proses pendinginan berlanjut ke screening atau pemisah yang bertujuan untuk memisahkan ukuran yang terlalu

besar (oversize), ukuran yang terlalu kecil (undersize), dan ukuran yang sesuai (onsize). Bahan dengan ukuran yang oversize dan undersize dimasukkan kembali ke granulasi untuk dihancurkan kembali (recovery). Sedangkan bahan dengan ukuran normal (onsize) dimasukkan ke cooter dan pewarnaan (melapisi dengan minyak/bubuk silika) lalu dimasukkan ke backet untuk proses pengantongan.

b. Phonska

Phonska terbuat dari ZA atau urea, filler, KCl, asam sulfat, asam phospat, dan amoniak cair dengan proses pipe reaktor technology. Prosesnya

yaitu pertama mencampurkan bahan padat (ZA, KCl dan filler) dan bahan

recycle di dalam pug mill untuk mendapatkan campuran yang homogen dan

membantu proses granulasi. Lalu terjadi reaksi netralisasi antara H3PO4 dan NH3 di pipe reaktor. Setelah itu masuk ke granulator dan dryer untuk pengeringan. Produk itu masuk ke screening untuk pemisahan antara granul yang halus dan kasar, granul yang halus lalu didinginkan di fuid bed cooller. Lalu dilapisi agar tidak terjadi caking dengan menggunakan coating oil dan

coating powder didalam coater. Setelah selesai langsung di kantongi.

Kapasitasnya adalah 2.200 ton per hari. c. Unit ZK


(32)

xxxii

Pupuk ini diperoleh dari proses mannheim antara KCl dan H2SO4 menjadi K2SO4 dan gas HCl di reaktor furnace yang dioperasikan pada suhu 540oC-560oC. Hasil dari reaksi tersebut berbentuk padat (K2SO4) dan gas dengan suhu 400oC. Untuk yang padat dimasukkan ke ejector cooler 13.J103

A/B untuk didinginkan dengan media coolling tower lalu diayak dengan vibrating screen dan cruser. Untuk menetralisasi asam bebas ditambah kapur

atau sodium karbamat. Setelah dimasukkan ke silo lalu dikantongi. Untuk produk gas dialirkan ke grafite cooler untuk didinginkan sampai 60-70oC dengan media cooling water. Lalu dialirkan ke D201 (Sulfuric Trace Removing

Scruber) untuk discrub dengan HCl encer sehingga dihasilkan Acid B dan

disimpan di tangki TK203. Untuk uap HCl yang masih tersisa discrub B203ABC (second absorber) dan yang berhubungan dengan mother liquor (larutan asam) yang hasil akhirnya adalah acid A dan disimpan di dalam TK203.

3. Pabrik III (Pabrik Penunjang) a. Unit AlF3 (Alumunium Florida)

Bahan baku Al(OH)3 dan H2SiF6 dengan kapasitas 41 ton per hari (AlF3 96) yang diolah dengan proses basah chemie link . Prosesnya adalah Al(OH)3 dan asam fluosilikat didalam reaktor menjadi sehingga menjadi slurry. Slurry dimasukkan ke centrifuge untuk memisahkan SiO2 dari filtratnya. Kemudian

slurry dimasukkan ke crystalizer untuk membentuk kristal dan centrifuge


(33)

xxxiii

Lalu didinginkan dengan cooler dan dikantongi setelah itu disimpan dalam gudang.

b. Unit CR (Cement Retarder)

Bahan bakunya adalah phosphor gypsum yang diolah dengan proses

purifikasi dan granulasi. Proses pembuatannya terdiri dari :

1) Proses pengeringan purified gypsum dengan temperatur sekitar 900°C. 2) Proses kalsinasi yaitu proses melepas H2O dari gypsum kering menjadi

hydrate.

3) Proses granulasi yaitu proses pembutiran gypsum. 4) Penyimpanan.

c. Unit ZA II

Proses yang digunakan adalah ICI (CHEMICO) untuk reaksinya dan SSIC untuk

evaporatornya. Kapasitas produksi pada unit ini sebesar 250 ton/th dalam bentuk kristal ZA.

Bahan bakunya adalah amoniak cair, asam sulfat, CO2 gas, dan Fosfo Gypsum. Proses

produksinya hampir sama dengan Unit Pabrik ZA I/III.

4. Unit Utility

Departemen produksi I PT. Petrokimia Gresik memiliki bagian utilitas yang bertanggung jawab terhadap :

a. Unit Penyediaan Air

Unit penyediaan air berasal dari 2 daerah yaitu Gunung Sari Surabaya dari sungai Brantas (dengan kapasitas 720 m3/jam dan panjang pipa  22 km) dan Babat dari sungai Bengawan Solo (dengan kapasitas 2.500 m3/jam dan panjang pipa  60 km). Unit ini mengolah hard water (dari Gunung Sari dan Babat) menjadi soft water dengan menggunakan kapur, tawas dan polielektrolit


(34)

xxxiv

dalam circulator clarifier. Keluar dari circulator, air dilewatkan sand filter untuk menyaring partikel-partikel sisa kapur dan impurities lainnya. Air unit pengolahan ini sebagian dialirkan ke demind plant untuk proses produksi dan sebagian untuk drinking water.

b. Unit Penyediaan Steam

Sebagian besar steam digunakan untuk proses pabrik amoniak, urea dan ZA. Steam ini diperoleh dari:

1) Boiler B-1101 A/B/C/D

Unit ini menghasilkan steam 4 x 40 ton/jam dengan tekanan 65 kg/cm2 dan temperatur 465 0C.

2) Waste Heat Boiler B-2220

Unit ini menghasilkan steam 60 ton/jam dengan tekanan 65 kg/cm2 dan temperatur 465 0C.

c. Unit Penyediaan MFO dan Solar

Unit ini menyediakan MFO (Marine Fuel Oil) untuk bahan bakar boiler pada utilitas I. Sedangkan solar digunakan untuk bahan bakar diesel generator, pembakaran awal boiler, diesel pump (fire hidrant), dan keperluan lain di seluruh pabrik.

d. Unit Penyediaan Power Listrik

Listrik yang diperoleh berasal dari Gas Turbin Generator (GTG) dari

service unit dengan kapasitas 33 MW, steam turbin generator dengan kapasitas

20 MW. Pada operasi normal GTG menggunakan bahan bakar gas alam yang dipasok dari Kangean, Madura. Apabila terjadi penurunan laju alir gas alam


(35)

xxxv

maka secara otomatis ditambah dengan bahan bakar solar. Service unit dilengkapi dengan satu buah back up diesel berkapasitas 1 MW. Gas buang yang dihasilkan GTG memiliki temperatur yang cukup tinggi (sekitar 540oC), dan dimanfaatkan untuk menghasilkan steam pada Waste Heat Boiler (WHT).

Utilitas I juga dilengkapi dengan 4 buah pembangkit listrik pembantu (diesel), yang digunakan pada keadaan darurat terutama saat start up pabrik I. Setiap diesel mempunyai kapasitas desain 725 kVA, 380 V, 750 rpm.

Unit utilitas II bertanggungjawab terhadap unit power, phosporic acid

storage, sulphuric acid storage, unit mixed acid, ammonia storage dan steem generation and feed water system.

C. Potensi Bahaya

Potensi bahaya merupakan segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. PT. Petrokimia Gresik merupakan industri Petrokimia yang memproduksi pupuk nitrogen, pupuk phospat, dan bahan-bahan kimia yang dalam proses produksinya memiliki potensi-potensi bahaya yang tinggi. Potensi-potensi bahaya tersebut antara lain :

1. Kebakaran

Di lingkungan pabrik rawan terjadi kebakaran karena disana banyak mengandung bahan-bahan yang mudah terbakar dalam proses produksi, seperti gas alam, dan amoniak. Kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi eksotemis yang berlangsung cepat dari bahan-bahan yang mudah terbakar seperti pelarut organik


(36)

xxxvi

atau gas-gas yang kontak dengan sumber panas. Tempat yang berpotensi terjadi kebakaran adalah area pabrik I (pabrik urea, amoniak, ZA dan utility). Tempat tersebut rawan terhadap api karena terdapat bahan-bahan kimia berbahaya seperti amoniak, urea dan alat-alat listrik yang terdapat di bagian utility. Derajat penyalaan (flammability) dari amoniak (16%-25% vol) di udara adalah lebih tinggi dari pada hydro karbon, tetapi semprotan amoniak cair akan mendatangkan suatu bahaya kebakaran. Kebakaran amoniak sangat sukar dipadamkan. Dengan adanya konsentrasi oksigen yang tinggi, uap amoniak membakar. Derajat konsentrasi flammability dalam oksigen adalah 15%-79% sedangkan di udara adalah 16%-25%.

2. Peledakan

Di lingkungan pabrik juga sangat rawan terjadi peledakan karena dalam proses produksinya mengandung bahan-bahan kimia dan gas mudah meledak. Hal ini mudah terjadi terutama di area pabrik I karena terdapat bahan-bahan kimia yang mudah meledak. Amoniak cair atau uap amoniak pada konsentrasi yang tinggi jika bercampur dengan oksidan dapat meledak oleh guncangan, panas atau letupan listrik. Amoniak dengan air raksa membentuk senyawa yang dapat meledak. Pada daerah utility di bagian unit penyediaan steam juga berpotensi besar untuk terjadi peledakan karena didalamnya terdapat boiler yang dapat menghasilkan steam 4 x 40 ton/jam dengan tekanan 65 kg/cm2 dan temperatur 465 0

C. Ledakan adalah suatu reaksi yang terjadi sangat cepat dan menghasilkan gas-gas dalam jumlah besar, terjadinya ledakan disebabkan misalnya oleh reaksi


(37)

xxxvii

bahan-bahan kimia yang mudah meledak, penggunaan bahan bakar solar dan penggunaan boiler.

3. Bahan Kimia Berbahaya

Dalam proses produksi di pabrik banyak menggunakan bahan-bahan kimia yang berbahaya, seperti amoniak, asam sulfat (H2SO4), asam phosfat (H3PO4), belerang, HCl dan lain sebagainya. Apabila terpapar atau terkena bahan kimia di lingkungan sekitar pabrik dengan cara kontak fisik, memegang bahan-bahan produksi yang semestinya tidak boleh dipegang, juga bisa dikarenakan tidak memakai alat pelindung diri yang sesuai. Hal ini menyebabkan iritasi pada kulit atau mata, gangguan pernafasan dan keracunan.

D. Faktor Bahaya 1. Faktor Fisik a. Kebisingan

Kebisingan di PT. Petrokimia Gresik dapat digolongkan ke dalam jenis kebisingan kontinyu yaitu bising yang berulang-ulang, dimana kebisingan tersebut bersumber pada mesin-mesin produksi. Seperti halnya pada unit Phonska dan Nitrogen Phospat Kalium yang mempunyai alat produksi berupa

knocker (alat pemukul) yang berada di dryer dan berfungsi untuk mencegah

penggumpalan bahan produksi. Begitu pula pada daerah utility karena terdapat boiler dan bersuara keras sehingga menimbulkan suara bising yang melebihi nilai ambang batas (menurut data perusahaan yaitu hasil pengukuran yang


(38)

xxxviii

dilakukan biro lingkungan dan K3). Kebisingan yang ditimbulkan dari aliran fluida gas dalam pipa 102 J, 103 J, 105 J yang apabila terpapar di area lokasi kerja amoniak maka dapat mengakibatkan gangguan pendengaran karena tingkat kebisingan yang juga melebihi nilai ambang batas.

b. Penerangan

Dalam pelaksanaan produksi tenaga kerja membutuhkan penerangan yang cukup yaitu 300 lux untuk standar penerangan di PT Petrokimia Gresik, dengan adanya pembagian luminensi dalam lpangan penglihatan, pencegahan kesilauan, arah sinar, warna, dan panas penerangan terhadap keadaan lingkungan. Hal ini juga untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, terutama pada pekerjaan yang dilakukan pada malam hari. Dari informasi yang saya dapat di perusahaan, pengukuran intensitas cahaya telah dilakukan secara rutin oleh personil safety bagian kesehatan kerja di PT. Petrokimia Gresik. Data hasil pengukuran disimpan perusahaan dan tidak dapat diketahui oleh masyarakat luar.

c. Iklim Kerja

Pengukuran iklim kerja telah dilakukan secara rutin oleh personil safety bagian kesehatan kerja setiap satu tahun sekali.

2. Faktor Kimia

PT. Petrokimia Gresik menghasilkan pupuk organik dan pupuk non organik yang hasil produknya berupa :

a. Amoniak dengan bahan baku gas alam dan udara yang diambil N2nya. Gas alam memiliki sifat tidak barwarna dan berbau, sedangkan nitrogen tidak


(39)

xxxix

berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Faktor bahaya dari gas alam dapat menyebabkan gangguan pernapasan, mudah terbakar dan mudah meledak, sedangkan N2 dapat menyebabkan sesak napas apabila konsentrasinya tinggi di udara.

b. Urea dengan bahan baku amoniak cair dan CO2. Amoniak cair bersifat berwarna dan berbau tajam, sedangkan CO2 tidak berwarna dan tidak berbau. Faktor bahaya yang ditimbulkan oleh amoniak cair dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, mata dan kulit, mudah terbakar dan mudah meledak sedangkan CO2 bukan merupakan gas yang berbahaya tetapi bila konsentrasinya sangat tinggi maka dapat menyebabkan gangguan pernapasan. c. ZA dengan bahan baku amoniak gas dan asam sulfat. Kedua gas tersebut dapat

menyebabkan luka atau iritasi pada kulit, mata dan saluran pernapasan, mudah meledak dan mudah terbakar.

E. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

PT Petrokimia Gresik menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan produknya paling diminati konsumen. Penyediaan produk pupuk, produk kimia dan jasa yang berkualitas sesuai permintaan pelanggan dilakukan melalui proses produksi dengan menerapkan sistem manajemen mutu yang ramah lingkungan dan berbudaya K3 serta penyempurnaan secara bertahap dan berkesinambungan.

Untuk mendukung tekad tersebut, manajemen berupaya melakukan kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi standar mutu yang diterapkan dengan


(40)

xl

menjaga kualitas produksi pupuk, peraturan pimpinan untuk dapat ditaati seluruh karyawan seperti bekerja tidak menggunakan safety permit atau tidak menggunakan alat pelindung diri yang semestinya, ketentuan dan norma-norma K3 seperti bekerja dengan budaya K3, 5R dan aturan-aturan perusahaan yang berlaku, serta peraturan atau perundangan terkait lainnya yang telah diberlakukan di PT Petrokimia Gresik. Seluruh karyawan bertanggung jawab dan mengambil peran dalam upaya meningkatkan keterampilan, kedisiplinan untuk mengembangkan produk dan jasa yang berkualitas. Pentaatan terhadap peraturan lingkungan dan ketentuan K3 serta menjunjung tinggi integritas.

1. Tujuan dan Sasaran a. Tujuan

Menciptakan sistem K3 ditempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman, efisien dan produktif.

b. Sasaran

1) Mencapai nihil kecelakaan.

2) Mempunyai kualitas produksi yang tinggi.

3) Bekerja dengan menerapkan 5R sebagai budaya K3 di perusahaan agar tercipta lingkungan kerja yang sehat dan tenaga kerja yang produktif.


(41)

xli

Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Petrokimia Gresik :

Gambar 2. Struktur Organisasi K3 PT. Petrokimia Gresik

a. Organisasi Non Struktural

Organisasi non struktural dalam K3 di PT. Petrokimia Gresik adalah sebagai berikut :

1) Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Gambar 2. Struktur organisasi K3 PT Petrokimia Gresik

Gambar 2. Struktur organisasi K3 PT Petrokimia Gresik a. Organisasi Non Struktural

Organisasi non struktural dalam K3 di PT. Petrokimia Gresik adalah sebagai berikut :

1) Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3).

Dibentuk sebagai pemenuhan Bab IV Pasal 10 Undang-undang No. 1/1970 sebagai wadah kerjasama antara pemimpin perusahan dan tenaga kerja dengan tugas menangani aspek K3 secara strategis di perusahaan.

KABAG DAL LING

KABAG TEK. LING

KABAG K3

KABAG PMK

Staf perlengkapan & bina sidik K3

Staf KK Pabrik I/Instalasi air dan fasilitas non pabrik Staf KK Pabrik II pelabuhan

Staf KK Pabrik III

Staf Kesehatan Kerja

KAKOMP TEKNOLOGI

KARO LINGKUNGAN DAN K3


(42)

xlii 2) Safety Representative

Dibentuk sebagai perwakilan K3 di unit-unit kerja yang bersangkutan sebagai usaha mempercepat pembudayaan K3, melakukan peningkatan K3 dan menjadi model K3 di unit kerjanya.

Struktur Organisasi Safety Representative :

Anggota Tetap : Pejabat Eselon V sampai dengan Eselon I Pembina : Kadep/Karo/Kabid dimasing-masing Unit Kerja

Pengawas : Kabag/Eselon III Di masing-masing Unit Kerja

Anggota : Karyawan Eselon IV/V/Pelaksana yang ditunjuk masing- masing unit kerja

3) Sub P2K3

Adalah organisasi yang dibentuk di unit kerja untuk menangani aspek K3 secara teknis di unit kerja kompartemen.

Strukutur Sub P2K3 sesuai Surat Keputusan Direksi No. 206/09/TU.04.02/18/SK/2000 sebagai berikut :

a) Ketua : Kakomp/Kasat/Sesper masing-masing unit kerja setempat. b) Sekretaris : Kabag masing-masing unit yang ditunjuk.

c) Anggota :

(1) Semua Kadep/Karo/ Kabid unit kerja setempat. (2) Semua Kabag unit kerja setempat.


(43)

xliii (4) Staf unit kerja setempat.

2. Program K3 dalam Mencapai Kecelakaan Nihil

Untuk mencapai angka kecelakaan yang nihil, pihak K3 di PT. Petrokimia Gresik telah membuat dan melaksanakan beberapa program sebagai berikut : a. Pemasangan pesan K3 dengan spanduk, bendera dan penyebaran brosur K3. b. Pelatihan atau penyegaran K3 kepada anggota safety representative,

karyawan dan tenaga kontrak.

c. Pengawasan K3 oleh safety patrol yang bergabung dengan sub P2K3. d. Pengawasan K3 melalui patrol temuan K3 oleh inspektor KK.

e. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko di masing-masing unit kerja. f. Melakukan sidang P2K3.

g. Melakukan audit internal dan eksternal.

h. Mendistribusikan APD kepada karyawan unit operasional. i. Melakukan pengukuran area eksplosif

j. Melakukan penilaian kebersihan

k. Pemberian penghargaan K3 kepada setiap karyawan yang berprestasi di bidang K3.

l. Pemberian sanksi kepada karyawan dan tenagn kontrak yang melakukan pelanggaran K3.

m. Penerapan JSA dan safety permit system. n. Peningkatan sarana proteksi kebakaran.


(44)

xliv

Program Manajemen K3 yaitu mencapai nihil kecelakaan. Kegiatan yang akan dilakukan adalah penerapan SMK3. Kegiatan yang akan dilakukan :

a. Pelatihan dan penyegaran K3 seluruh karyawan sesuai dengan jenjang jabatannya, dengan kegiatan senam kebugaran jasmani setiap jumat pagi di stadion olahraga PT Petrokimia Gresik.

b. Pengawasan peraturan K3, dilakukan pada semua bagian produksi oleh biro lingkungan dan K3.

c. Pemeriksaan P2K3, menangani aspek K3 secara teknis di unit kompartemen. d. Promosi K3 dengan promosi Pagging System.

e. Pemantapan Safety Permit sesuai dengan PR-14-0119 tentang Surat Ijin Keselamatan Kerja, diberikan kepada setiap pekerja yang akan melakukan pekerjaan.

f. Pembagian APD setiap karyawan sesuai dengan bahaya kerjanya mengacu PR-28-0083 tentang prosedur peminjaman dan distribusi APD dan atau alat keselamatan kerja. Sudah disediakan kantor bagian APD untuk pekerja yang akan meminjam APD sesuai yang dibutuhkan.

g. Pemasangan Safety Sign dan Poster K3. Diletakkan ditempat kerja yang berpotensi bahaya seperti tempat yang terdapat bahan kimia beracun dan berbahaya

h. Kampanye bulan K3. Dilakukan setiap tahun dengan melakukan lomba-lomba K3 pada bulan januari.


(45)

xlv

i. Investigasi kecelakaan sesuai dengan PR-28-0118 tentang pelaporan dan penyelidikan kecelakaan kerja. Dilakukan rutin setiap bulan oleh biro lingkungan dan K3.

j. Mengefektifkan peran anggota Safety Representative sesuai dengan PR-28-0121 tentang pemantauan dan pelaporan K3, dengan menciptakan kultur dan menjadi tauladan/model pelaksanaan K3 di unit kerjanya.

k. Audit SMK3 internal dan eksternal. Dilakukan rutin setiap 6 bulan sekali untuk internal dan 3 tahun sekali untuk eksternal.

l. Pemeriksaan gas-gas berbahaya. dilakukan setiap 6 bulan sekali oleh biro lingkungan dan K3.

m. Pelatihan Penanggulangan Keadaan Darurat Pabrik atau STDL. Dilakukan oleh masing-masing unit produksi sesuai jadwal yang ditentukan oleh biro lingkungan dan K3.

n. Pembinaan K3 tenaga bantuan. Hal ini biasa dilakukan pada bulan Juni dan November kepada seluruh tenaga kontrak di setiap depertemen/Biro baik dengan training maupun dengan safety talk sebelum kerja.

o. Pembinaan K3 bagi pengemudi dan pembantu pengemudi B3. Dilakukan setiap hari sesuai dengan kebutuhan dan dilakukan oleh Biro pemeriksaan dan KK dan Dep. Sarprod.

p. Pembinaan K3 untuk mahasiswa PKL. Pembinaan ini dilakukan setiap bulan sekali kepada seluruh mahasiswa yang melaksakan PKL di PT Petrokimia oleh Biro Diklat dan Biro Pemeriksaan dan KK.


(46)

xlvi

q. Membuat rencana dan program kesehatan kerja karyawan. Merupakan program kerja biro lingkungan dan K3 tahunan.

r. Meningkatkan gizi kerja karyawan, dengan penyediaan gizi tambahan yang telah bekerja sama dengan katering yang sudah lulus uji.

s. Memeriksa lingkungan kerja. Kegiatan rutin setiap bulan yang dilakukan oleh biro lingkungan dan K3.

t. Pemeriksaan kebersihan tempat kerja. Dilakukan setiap bulan oleh biro lingkungan dan K3.

4. Tinjauan Ulang SMK3 Tinjauan ulang ini bertujuan untuk :

a. Memastikan bahwa penerapan sistem manajemen PT. Petrokimia Gresik (SMM-ISO 9000, SML-ISO 14000, SMK3-Per Menaker No. 05/1996, SM Halal-LP POM MUI dan sertifikasi produk-produk wajib SNI), termasuk ISPS Code dan SMM Laboratorium - ISO 17025 berlangsung secara efektif.

b. Meninjau hal-hal yang berkaitan dengan pencapaian tujuan atau sasaran dan program kerja yang telah ditetapkan perusahaan, perubahan peraturan atau standar, perkembangan teknologi, perubahan sasaran dan strategi pasar atau perubahan kondisi sosial terhadap penerapan sistem manajemen PT. Petrokimia Gresik dan penerapan tindak lanjut rapat unit kerja atau sidang P2K3.


(47)

xlvii

Peran aktif dari pimpinan di setiap unit kerja sangat diperlukan sebagai panutan bagi karyawan yang berada di bawah pimpinannya, hal-hal yang dilakukan para pimpinan di tempat kerjanya adalah sebagai berikut :

a. Menjadi Safety Man di unit kerjanya. b. Membudayakan K3 di unit kerjanya.

c. Mengevaluasi bahaya kerja di unitnya dan mencari solusi terbaik. d. Membuat Job Safety Analysis (JSA) dan Job Safety Observation (JSO).

e. Melakukan kontrol proaktif dan reaktif terhadap kondisi dan sikap yang membahayakan serta kebersihan lingkungan kerja.

f. Mengevaluasi kebutuhan alat pelindung diri yang sesuai dengan bahaya kerja di unit kerjanya serta melakukan pengawasan pemakaiannya.

g. Mengawasi dan melaksanakan peraturan, prosedur dan ketentuan K3 di unit kerjanya.

6. Rekomendasi Sanksi K3

Rekomendasi atau saran sanksi K3 akan diberikan kepada Pimpinan Unit Kerja terhadap anak buahnya yang melakukan pelanggaran peraturan seperti bekerja tidak menggunakan safety permit atau tidak menggunakan alat pelindung diri yang semestinya, prosedur dan ketentuan-ketentuan K3 yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan menjadi tanggung jawabnya. Bobot rekomendasi yang akan diberikan adalah bobot sanksi terberat diberikan sesuai dengan tanggung jawabnya dan pelaksana yang melakukan pelanggaran.

7. Evaluasi Kinerja K3

Dalam usaha mengukur keberhasilan penerapan K3 di perusahaan agar sesuai dengan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan, digunakan beberapa parameter sebagai berikut :


(48)

xlviii

a) Frequency Rate

Adalah Ukuran yang digunakan menghitung atau mengukur kekerapan kecelakaan kerja untuk setiap juta jam kerja orang.

Rumus :

b) Saverity Rate

Ukuran yang digunakan untuk menghitung atau mengukur tingkat keparahan total hilangnya hari kerja pada setiap juta jam kerja orang

Rumus :

c) Audit SMK3

Merupakan sistem penilaian program dan kinerja K3 diperusahaan. Pokok sasarannya yaitu Manajemen Audit (menilai pelaksanaan program K3 di perusahaan) dan physichal audit (penilaian perangkat keras di unit kerja). Sedangkan tujuan Audit K3 adalah untuk menilai dan mengidentifikasikan secara kritis dan sistematis semua sumber bahaya potensial, mengukur dan memastikan secara obyektif pekerjaan apakah yang berjalan sesuai dengan perencanaan dan standar, dan menyusun suatu rencana koreksi untuk menentukan langkah dan cara untuk mengatasi sumber bahaya potensial. Pelaksanaan Audit K3 adalah audit

intern yang dilakukan setiap 6 bulan sekali yang dilakukan oleh Biro K3 dan audit

Jumlah karyawan yang kecelakaan x 1 juta Jumlah seluruh jam kerja karyawan

Jumlah hilangnya hari kerja karena kecelakaan kerja x 1 juta Jumlah seluruh jam kerja karyawan


(49)

xlix

ekstern yang dilakukan 3 tahun sekali atau sesuai dengan kebutuhan yang

dilakukan oleh SUCOFINDO.

F. Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) Wadah kerja sama antara unsur pimpinan perusahaan dan tenaga kerja dalam menangani masalah K3 di perusahaan. Latar belakang dididikannya P2K3 adalah untuk meningkatkan komitmen pimpinan perusahaan, mempercepat birokrasi, mempercepat pengambilan keputusan K3, dan pengawasan tidak langsung.

Sesuai Surat Keputusan Direksi No. 206/09/TU.04.02/18/SK/2000. Organisasi P2K3 terdiri atas :

1. Ketua : Direktur Produksi. 2. Wakil Ketua I : Kakomp Pabrik I.

3. Wakil Ketua II : Kakomp Sumber Daya Manusia. 4. Sekretaris : Karo Inspeksi & K3.

5. Anggota : Semua Pejabat Eselon I & II.

Manfaat dari pembentukan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) adalah mengembangkan kerjasama bidang K3, meningkatkan kesadaran dan partisipasi tenaga kerja terhadap K3, forum komunikasi dalam bidang K3 dan menciptakan tempat kerja yang nihil kecelakaan dan penyakit akibat kerja.


(50)

l

Tugas Pokok P2K3 adalah memberikan saran dan pertimbangan di bidang K-3 kepada pengusaha/pengurus tempat kerja (diminta maupun tidak). Fungsi P2K3 adalah :

1. Menghimpun dan mengolah data K3.

2. Membantu, menunjukkan dan menjelaskan tentang faktor bahaya, faktor yang mempengaruhi efisiensi dan produksi, alat pelindung diri, cara dan sikap kerja yang benar dan aman.

3. Membantu pengusaha atau pengurus dalam mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja, tindakan korektif dan alternatif, mengembangkan sistem pengendalian bahaya, mengevaluasi penyebab kecelakaan, mengembangkan penyuluhan dan penelitian, pemantauan gizi kerja dan makanan, memeriksa kelengkapan peralatan K3, pelayanan kesehatan tenaga kerja, mengembangkan laboratorium dan interpretasi hasil pemeriksaan dan menyelenggarakan administrasi K3.

4. Membantu menyusun kebijakan manajemen K3 dan pedoman kerja.

Objek Pengawasan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) di PT. Petrokimia Gresik adalah sikap kerja yang dapat membahayakan, keadaan yang dapat membahayakan dan kebersihan lingkungan kerja.

Program Kerja Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) di PT. Petokimia Gresik adalah safety meeting, inventarisasi permasalahan K3, identifikasi dan inventerisasi sumber bahaya, penerapan norma K3, inspeksi atau safety patrol, penyelidikan dan analisa kecelakaan, pendidikan dan latihan,


(51)

li

prosedur dan tata cara evakuasi, catatan dan data K3, laporan pertanggungjawaban dan penelitian.

G. Sosialisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sosialisai K3 dilakukan di lingkungan kawasan perusahaan yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat lingkungan perusahaan sesuai dengan norma K3. Usaha sosialisasi yang dilakukan adalah :

1. Unit Pembinaan Pengemudi dan Pembantu Pengemudi B3

Pembinaan ini dilakukan agar seluruh pengemudi pengangkut B3 mengetahui potensi bahaya berupa bahan kimia berbahaya seperti amoniak, urea dan asam sulfat yang dapat menyebabkan gangguan pernafasan dan pencernaan serta keracunan sehingga mengetahui bagaimana caranya mengendalikan apabila terjadi kejadian yang tidak diinginkan.

2. Pembinaan Mahasiswa PKL

Pembinaan ini dilakukan setiap bulan sekali kepada seluruh mahasiswa yang melaksakan PKL di PT. Petrokimia oleh Biro Diklat dan Biro Pemeriksaan dan KK.

3. Pembinaan K3 Tenaga Kontrak

Kegiatan pembinaa K3 tenaga kontrak dilakukan guna memberikan gambaran tentang perusahaan, proses produksi, dan aturan-aturan serta kebijakan K3 di perusahaan agar tidak terjadi kecelakaan pada saat bekerja. Hal ini dilakukan oleh Biro Diklat dan Biro Pemeriksaan dan KK.


(52)

lii

4. Penyuluhan K3 Dharma Wanita PT Perokimia Gresik

Penyuluhan K3 Dharma Wanita dilakukan karena terbentuknya PIKPG (Persatuan Istri Karyawan Petrokimia Gresik).

5. Training Kepada Karyawan yang ada di Seluruh Unit Departemen Training yang diberikan pada seluruh karyawan PT Petrokimia Gresik guna mencapai perusahaan yang sehat dan produktif dengan menjaga kebersihan, keindahan dan keamanan pada setiap tempat kerja atau unit produksi.

6. Lomba K3

Lomba-lomba K3 yang diadakan pada saat memperingati bulan K3 Nasional yaitu pada bulan januari.

7. Penerbitan Majalah Petrokimia Gresik

Penerbitan majalah Petrokimia Gresik setiap 1 bulan sekali. Di dalam majalah itu selain membahas tentang kegiatan tentang sosialisasi K3 juga membahas kegiatan Petrokimia, konsultasi masalah agama dan lain sebagainya.

H. Sistem Keselamatan Kerja a. Sistem Ijin Kerja

PT. Petrokimia Gresik mempunyai sistem ijin kerja yang dinamakan surat ijin keselamatan kerja. Surat ini menyatakan bahwa obyek kerja untuk pekerjaan perbaikan dan atau pemeriksaan di area kerja berbahaya telah diperiksa dan pekerjaan dinyatakan aman untuk dikerjakan serta dilengkapi dengan peralatan dan pengamanan keselamatan kerja yang direkomendasikan. Ketentuannya adalah :


(53)

liii

a. Surat ijin keselamatan kerja (safety permit) digunakan untuk pekerjaan perbaikan, pemeriksaan di daerah kerja berbahaya atau pekerjaan berbahaya di dalam komplek industri PT Petrokimia Gresik.

b. Surat ijin keselamatan kerja (safety permit) yang digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan di bengkel; untuk pekerjaan-pekerjaan memotong, mengelas bagian-bagian yang tertutup atau bertutup, misalnya : bejana, drum, tangki dan lain sebagainya.

c. Sebagai penaggungjawab pelaksanaan surat ijin keselamatan kerja (Safety

permit) sebagai berikut :

1) Pimpinan unit kerja peminta jasa bertanggungjawab terhadap pengamanan keselamatan operasional dan kebersihan area kerja.

2) Pimpinan unit kerja pelaksana pekerjaan; bertanggungjawab terhadap pengamanan keselamatan pelaksanaan dan kebersihan area kerja.

d. Surat ijin keselamatan kerja (safety permit), meliputi : Pekerjaan-pekerjaan berbahaya antara lain :

1) Ijin pekerjaan menggunakan panas : mengelas, memotong logam dengan brander/las,menyalakan api.

2) Ijin masuk tangki : masuk tangki, drum, reaktor, masuk boiler, pit, bejana dan tempat-tempat tertutup lainnya.

3) Ijin pekerjaan memutus pipa/bejana : membuka pipa, bejana yang berisi zat-zat kimia beracun, bertekanan dan bersuhu tinggi.

4) Ijin pekerjaan menggali tanah untuk perbaikan/pemasangan pipa-pipa di bawah tanah, pipa kabel dan lain sebagainya.


(54)

liv

5) Ijin pekerjaan di ketinggian dengan menggunakan alat bantu. 6) Ijin pekerjaan di ketinggian yang berpotensi bahaya jatuh.

Bekerja didaerah yang berbahaya seperti ijin bekerja didaerah mudah meledak, mudah terbakar, didaerah asam atau alkali dan didaerah bertegangan tinggi.

b. Inspeksi Keselamatan Kerja

PT. Petrokimia Gresik telah melakukan investigasi keselamatan kerja sebagai upaya untuk mendeteksi secara dini adanya potensi dan faktor bahaya di tempat kerja dan segera memperbaikinya sebelum potensi tersebut menyebabkan suatu kecelakaan. Potensi disini yang dimaksud adalah kondisi tidak aman (unsafe

condition) yaitu kondisi yang dapat menyebabkan keadaan berbahaya bagi

keselamatan pekerja contohnya membiarkan lantai yang berlumpur banyak karena sisa proses produksi, hal ini dapat membuat pekerja yang melewatinya terpeleset atau tergelincir. Tindakan tidak aman (unsafe action) seperti memasuki daerah bising tinggi dengan tidak menggunakan alat pelindung diri yang seharusnya digunakan dan akibatnya dapat menimbulkan gangguan pendengaran pada pekerja, dan juga selalu menjaga kebersihan lingkungan.

Inspeksi keselamatan kerja yang dilakukan di PT. Petrokimia Gresik yaitu inspeksi lingkungan kerja (unsafe condition dan house keeping) dan inspeksi personal (unsafe act).

c. Prosedur Tanggap Darurat

Keadaan darurat merupakan suatu kejadian kebakaran, peledakan atau kebocoran bahan berbahaya dalam skala besar yang dapat menimbulkan


(55)

lv

kerusakan dahsyat di daerah sekitar tempat kejadian dan dapat mengancam jiwa dan penanggulangannya memerlukan seluruh karyawan dan fasilitas perusahaan serta bantuan dan kerjasama dengan instansi lain.

PT. Petrokimia telah memiliki prosedur penanggulangan keadaan gawat darurat yang memiliki tujuan sebagai berikut :

a. Tujuan Umum

Mencegah atau membatasi jatuhnya korban manusia dan atau timbulnya bahaya terhadap kesehatan manusia, berikut tatanan sosialnya serta kerusakan fisik dalam menciptakan lingkungan yang aman dalam masyarakat.

b. Tujuan Khusus

1) Memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya industri dan langkah-langkah penananggulangannya dalam upaya mengurangi resiko bencana.

2) Mengadakan pengkajian, menyusun dan memperbaharui sistem penanggulangan bencana, serta meningkatkan kesadaran masyarakat dalam persiapan penanggulangan bencana.

3) Melibatkan anggota masyarakat dalam pengembangan, uji coba latihan dan pelaksanaan penanggulangan.

Untuk mendukung prosedur tanggap darurat maka PT. Petrokimia Gresik memberikan fasilitas tanggap darurat yang berupa :

a. Pos Komando (control center)

Adalah suatu tempat bangunan tertentu yang dipilih dan dianggap aman yang tidak akan terpengaruh oleh kedaan darurat dan di tempat ini


(56)

lvi

Penanggung Jawab dan Pimpinan Penanggulangan memberikan komando-komandonya.

b. Pos Darurat (emergency post)

Adalah suatu tempat bangunan tertentu yang dipilih dan dianggap aman yang tidak akan terpengaruh oleh kedaan darurat dan di tempat ini Penanggung Jawab dan Pimpinan Penanggulangan memberikan komando-komandonya.

c. PPoolilikklliinniikk DDaarruurraatt

Adalah tempat yang berdekatan dengan pos emergency dan digunakan oleh tim medis untuk melakukan tindakan pertolongan pertama pada gawat daruat. d

d.. TTeemmppaatt BBeerrkkuummppuul l SSeemmeennttaarara ((aasssseemmbbllyyppooiinntt))

Adalah tempat berkumpul sementara karyawan yang tidak terlibat langsung dalam penanggulangan keadaan darurat pabrik dan tempat berkumpul tersebut dipandang aman dari bencana di beri bendera dengan tanda AP. e

e.. TTeemmppaatt EEvvaakukuasasii AAmmaann MMuutltlaakk

Adalah tempat yang mutlak bebas dari pengaruh bencana dan tempat berkumpul bagi orang-orang yang dievakuasi

f

f.. SSiirreenene DDaarruuraratt

Adalah bunyi atau tanda terjadinya keadaan darurat terhadap kondisi penanggulangan bencana, evakuasi maupun aman mutlak

g. Eye Wash Fountain


(57)

lvii

h. Safety Shower

Digunakan untuk membasuh tubuh atau bagian tubuh yang terkena bahan kimia berbahaya.

d. Sarana Pemadam Kebakaran

PT. Petrokimia Gresik memiliki beberapa macam alat pemadam kebakaran yaitu sebagai berikut :

a. Pompa Pemadam Kebakaran.

1) Pompa Pemadam Kebakaran Pabrik I

Pompa Pemadam kebakaran Pabrik I (utility I) ada 3 buah, yaitu :

1) Electric fire water Motor Pump (MP- 1204 - A) dengan kapasitas :

220 m3/jam.

2) Diesel fire water pump (DP – 1204 – B) dengan kapasitas : 220

m3/jam.

3) Diesel fire water pump (DP – 1204 – C) dengan kapasitas : 220

m3/jam.

2) Pompa Pemadam Kebakaran Pabrik II

Pompa pemadam kebakaran Pabrik II jumlahnya ada 6 buah, sebagai berikut :

a) Electric fire water Jockey pump (JP-973) dengan kapasitas : 30

m3/jam.

b) Electric fire water Jockey pump (JP-976) dengan kapasitas : 30


(58)

lviii

c) Electric fire water Motor pump (MP-971) dengan kapasitas : 250

m3/jam.

d) Electric fire water Motor pump (MP-974) dengan kapasitas : 250

m3/jam.

e) Diesel fire water pump (DP-972) dengan kapasitas : 250 m3/jam. f) Diesel fire water pump (DP-975) dengan kapasitas : 250 m3/jam. 3) Pompa Pemadam Kebakaran Pabrik III

Jumlah pompa pemadam kebakaran Pabrik III ada 4 buah, dengan perincian sebagai berikut :

a) Electric fire water Jockey pump (JP-9302 A-B) dengan kapasitas :12

m3/jam.

b) Diesel fire water pump (DP-9301 A-B) dengan kapasitas :150-225

m3/jam.

4) Pompa pemadam kebakaran Pabrik Amoniak dan Urea

Jumlah pompa pemadam kebakaran Pabrik Amoniak dan Urea ada 4 buah dengan perincian sebagai berikut :

a) Electric fire water Jockey pump (JP - 2252 A - B) dengan kapasitas : 28,3 m3/jam.

b) Electric fire water Motor pump (MP-2251 A) dengan kapasitas : 672

m3/jam.

c) Diesel fire water pump (JP-2251) dengan kapasitas : 672 m3/jam. 5) Pompa pemadam kebakaran di Kantor Petrokimia Gresik Perwakilan


(59)

lix

a) Electric fire water Jockey pump dengan kapasitas : 30 US Gallon

Permenit (GPM).

b) Electric fire water Motor pump dengan kapasitas : 300 US Gallon

Permenit (GPM).

c) Diesel fire water pump dengan kapasitas : 300 US Gallon Permenit

(GPM).

6) Pompa Pemadam Kebakaran di pabrik pemurnian asam phosphat (PAF) a) Elektric fire water jockey pump (JP-927) kapasitas 5,68-6,4 M3/jam. b) Elektric fire water pump (DP-928) kapasitas 340 M3/jam.

c) Diesel fire water pump (DP-928) kapisitas 340 M3/jam. b. Fire Extinguisher dan Water Hydrant

Fire extinguisher and water hydrant terbagi menjadi 3 macam :

1) APAR (portable extinguishers) : I, II, III = 2448 buah. 2) APAR beroda (wheeled type extinguiser) = 153 buah.

3) Hydrant pabrik I antara lain ; hydrant pilar 252 buah, hydrant box 214 buah dan hydrant monitor 26 buah.

c. Fire Protection Fixed System

Dipasang di pelabuhan, belt conveyor dan dikantor berupa automatic

protection, manual water sprayer dan fire alarm system.

d. Kendaraan Pemadam Kebakaran (Fire Truck)

1) Water dan foam fire truck dengan nomor polisi W 8064 A kapasitas 4000


(60)

lx

2) Water dan fire truck denagn nomor polisi W 8093 A kapasitas 3000 liter

air dan 300 liter foam.

3) Water tender fire truck dengan nomor polisi W 7223 D kapasitas 6000 L

air.

4) Foam tenger fire truck dengan nomor polisi W 7790 E kapasitas 4000 L foam.

5) Water tender fire truck dengan nomor polisi W 7791 E kapasitas 2000 L

air.

6) Water tender fire truck dengan nomor plisi W 8003 A kapasitas 9500 L

air.

7) Water dan foam dengan nomor ploisi W 8253 B kapasitas 4500 L air dan

1000 liter foam.

e. Regu Pemadam Kebakaran.

Personilnya berjumlah 5 orang di setiap shift sedangkan di PMK Petrokimia Gresik terdapat 3 shift.

f. Dua Buah Ambulance

e. Investigasi Kecelakaan

Kegiatan investigasi dilakukan setiap terjadi kecelakaan (accident) dan kejadian (incident) dengan tujuan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya accident dan

incident yang dlakukan paling lama 2 x 24 jam dan pelaporannya setelah terjadi accident dan incident.

f. Alat Pengaman a. Alat Pengaman Pada Mesin


(61)

lxi

Mesin yang terbuka atau berputar, sistem pengamannya yaitu dengan memberikan penutup, pagar pengaman pada mesin agar tenaga kerja tidak terjepit atau terluka karena bekerja dengan mesin tersebut. Untuk mesin-mesin yang ada di pabrik telah dikendalikan dengan sistem control yang dijalankan oleh operator di dalam control room.

b. Alat Pengaman Pada Instalasi Listrik

Alat pengaman listrik untuk mencegah terjadinya arus pendek pada instalasi listrik yang dapat menyebabkan ledakan dan kebakaran. Untuk itu dipasang sekring dan saklar yang akan memutuskan arus secara otomatis. Sedangkan untuk instalasi petir digunakan sistem grounding, circuit breaker

system dan dipasang penangkal petir pada bangunan-bangunan tinggi dan

tangki-tangki penyimpanan bahan berbahaya. c. Sistem Interlock

Sistem in dipasang pada peralatan proses-proses produksi, dimana mesin akan berhenti jika ada penyimpangan kondisi yang jika terus berlanjut bisa

mengakibatkan kecelakaan yang berakibat pada manusia, peralatan atau lingkungan.

g. APD (Alat Pelindung Diri)

Alat pelindung diri bukan merupakan alat untuk melenyapkan bahaya di tempat kerja, namun hanya merupakan usaha untuk mencegah dan mengurangi kontak antara bahaya dan tenaga kerja sesuai dengan standar kerja yang diijinkan. Pengertian dari Alat Pelindung Diri adalah:


(62)

lxii

a. Alat yang mempunyai kemamapuan untuk melindungi seseorang dalam melakukan pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja.

b. Cara terakhir perlindungan bagi tenaga kerja setelah upaya menghilangkan sumber bahaya tidak dapat dilakukan.

Penyediaan alat pelindung diri ini merupakan kewajiban dan tanggung- jawab bagi setiap pengusaha atau pimpinan perusahaan sesuai dengan UU no 1 tahun 1970.

Syarat alat pelindung diri adalah :

a. Memiliki daya pencegah dan memberikan perlindungan yang efektif terhadap jenis bahaya yang dihadapi oleh karyawan.

b. Konstruksi dan kemampuannya harus memenuhi standar yang berlaku. c. Efisien, ringan dan nyaman dipakai.

d. Tidak mengganggu gerakan-gerakan yang diperlukan. e. Tahan lama dan pemeliharaannya mudah

Kelemahan-kelemahan Penggunaan Alat Pelindung Diri : a. Tidak enak dipakai atau kurang nyaman.

b. Sangat sensitif terhadap perubahan waktu. c. Mempunyai masa kerja tertentu.

d. Dapat menularkan penyakit apabila digunakan secara bergantian.

Alat pelindung diri yang diberikan oleh PT. Petrokimia Gresik adalah sebagai berikut :


(63)

lxiii

Untuk melindungi kepala terhadap benturan kemungkinan tertimpa benda-benda yang jatuh, melindungi bagian kepala dari kejutan listrik ataupun terhadap kemungkinan terkena bahan kimia yang berbahaya. Digunakan selama jam kerja di daerah instalasi pabrik. Jenis-jenis alat pelindung kepala :

1) Kerudung Kepala (Hood)

Digunakan untuk melindungi seluruh kepala dan bagian muka terhadap kotoran bahan lainnya yang dapat membahayakan maupun yang dapat mengganggu kesehatan karyawan.

2) Kerudung kepala dengan alat perlidungan nafas

Digunakan di daerah kerja yang berdebu, terdapat gas/uap/fumes yang tidak lebih dari 1% volume atau 10 kali dari konsentrasi maksimum yang diijinkan.

3) Kerudung kepala anti asam atau alkali

Digunakan untuk melindungi seluruh kepala dan bagian muka dari percikan bahan kimia yang bersifat asam atau alkali.

Warna pelindung kepala (safety helmet) yang dibagikan sesuai dengan jenis pekerjaannya. Untuk inspertur keselamatan helmetnya berwarna

orange, untuk PMK berwarna merah, untuk karyawan berwarna putih, untuk

operator dan mahasiswa PKL berwarna kuning sedangkan untuk tamu perusahaan berwarna biru.


(64)

lxiv b. Pelindung Mata

Untuk melindungi mata terhadap benda yang melayang, geram, percikan, bahan kimia dan cahaya yang menyilaukan. Pelindung mata yang diberikan pada pekerja berupa safety goggles yaitu goggles, fullface dan face

sheild yang digunakan untuk pekerjan mengelas, menyemprot cat, daerah

berdebu, menggerinda, memahat, mengebor, membubut, dan mem-frais maupun untuk perbaikan pada alat lain yang mengandung bahan kimia yang berbahaya termasuk asam atau alkali.

c. Pelindung Muka

Untuk melindungi muka dari dahi sampai batas leher. Macam- macamnya antara lain :

1) Pelindung muka yang tahan terhadap bahan kimia yang berbahaya (warna kuning). Digunakan dimana terhadap atau handle bahan asam atau alkali. 2) Pelindung muka terhadap pancaran panas (warna abu-abu). Digunakan

ditempat kerja dimana pancaran panas dapat membahayakan karyawan. 3) Pelindung muka terhadap pancaran sinar ultra violet dan infra merah. d. Pelindung Telinga

Untuk melindungi telinga terhadap kebisingan dimana bila alat tersebut tidak dipergunakan dapat menurunkan daya pendengaran dan ketulian yang bersifat tetap. Pelindung telinga yang diberikan adalah ear plug dan ear muff yang dipakai di daerah yang memiliki intensitas kebisingan yang tinggi seperti di boiler, compressor dan colling water.


(1)

Pengolahan ini dipercayakan kepada bagian Biro LK3 bagian pengendalian lingkungan, disamping itu, bagian itu bertugas memonitoring kualitas air olahan dari pengoperasian unit pengolahan limbah (effluent treatment). Hal ini dilakukan untuk mendeteksi apakah bagian pencegahan dan pengendalian telah mencapai baku mutu yang telah ditentukan atau belum. Pelaksanaan pengolahan limbah di PT Petrokimia Gresik telah memenuhi baku mutu emisi berdasarkan Kep. Gub. 129 tahun 1996 tentang baku mutu udara ambient dan emisi sumber tidak bergerak di propinsi daerah TK 1 dan Kep. Men-LH 133/2004 tentang baku mutu air limbah untuk komplek industri pupuk.

BAB V PENUTUP

A.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan di PT. Petrokimia Gresik dapat diambil kesimpulan mengenai pengelolaan K3nya sebagai berikut :

1. Potensi bahaya yang ada di perusahaan sebagian besar berasal dari kontaminasi bahan kimia yang dapat menyebabkan kebakaran, peledakan dan bahaya kesehatan. Selain itu juga ditimbulkan oleh potensi bahaya fisik.

2. Faktor bahaya yang ada di perusahaan antara lain:

a. Kebisingan, dibeberapa tempat NAB kebisingannya masih ada yang melebihi 85 dBA. Tetapi telah dilakukan pengendalian baik secara teknik, administratif dan menyediakan APD yang sesuai dengan SK. Menteri No. 01 /MEN/1999 tentang NAB faktor fisik di tempat kerja.

b. Penerangan, ada beberapa tempat penerangannya belum memenuhi NAB yang ditentukan dalam Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964, karena masih ada lampu yang rusak dan belum diganti.


(2)

c. Iklim kerja, tekanan panas yang ada di PT. Petrokimia Gresik rata-rata belum memenuhi NAB sedangkan kelembaban nisbinya ada yang di atas NAB. Sehingga belum sesuai dengan SK Menteri Tenaga Kerja No. KEP 51/MEN/1999 yang mengatur jumlah jam kerja dan jam istirahat berdasarkan ISBB.

d. Kadar debu di PT. Petrokimia Gresik ada sebagian yang melebihi NAB yaitu ruang NPK blanding dan bengkel non logam, sehingga belum sesuai dengan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja RI No. SE 01/MEN/1997 tentang NAB faktor kimia kadar debu di tempat kerja adalah 10 mg/m³.

e. Kadar amoniak di PT. Petrokimia Gresik masih ada diatas NAB, sehingga belum sesuai dengan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja RI No.SE 01/ MEN/1997 tentang NAB amoniak di udara adalah 25 ppm.

f. Faktor bahaya kimia pengendaliannya telah sesuai dengan Kepmenaker No. Kep 187/ MEN/ 1999 tentang pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja.

3. SMK3 yang ada di PT. Petrokimia Gresik sudah mengacu pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/ MEN/ 1996 yang telah melaksanakan program manajemen keselamatan dan kesehatan kerja untuk mencapai nihil kecelakaan.

4. P2K3 telah melaksanakan tugasnya dengan tujuan pembentukannya yang sesuai dengan Permenaker RI No. Per-04/MEN/1987 tentang P2K3 serta tata cara penunjukan Ahli K3. 5. Sosialisasi K3 telah dilakukan dengan cukup efektif melalui pembinaan pengemudi B3,

pembinaan mahasiswa PKL, lomba-lomba K3 dan lain sebagainya.

6. Penerapan sistem keselamatan kerja di PT. Petrokimia Gresik telah berjalan sesuai Permenaker No. Per-05/MEN/1996 tentang SMK3.

7. Upaya pelaksanaan pelayanan kesehatan di PT. Petrokimia Gresik sesuai dengan Permenakertrans No. Per. 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan K3.

8. Gizi kerja di PT. Petrokimia Gresik sesuai dengan Permenakertrans No. 03/MEN/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja.

116

100


(3)

9. Tidak terdapat kantin perusahaan sehingga belum sesuai dengan Surat Edaran Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi No. SE 01/MEN/1979 tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Tempat Makan yang menyebutkan bahwa semua perusahaan yang memperkerjakan buruh lebih dari 200 orang, supaya menyediakan kantin di perusahaan yang bersangkutan.

10. Tidak terdapat ahli gizi perusahaan yang bertugas memeriksa kebutuhan gizi karyawan sesuai dengan jenis pekerjaannya.

11. Peralatan yang ada di PT. Petrokimia Gresik telah dibuat sesuai dengan antropometri orang Indonesia dan telah diterapkan house keeping.

12. Pelaksanaan pengolahan limbah di PT. Petrokimia Gresik telah memenuhi baku mutu emisi berdasarkan Kep. Gub. 129 tahun 1996 dan Kep. Men-LH 133/2004.

B.

Saran

1. Agar dilakukan pengukuran t er hadap get aran dalam proses produksi karena dapat mengganggu kesehat an dan konsent rasi t enaga kerja dalam bekerja.

2. Perlu dit am bahkan vent ilasi dalam bent uk exhaust vent ilat ion yang dilet akkan pada dinding-dinding dan penyediaan air minum mineral unt uk r uangan yang m emiliki kelembaban nisbi di baw ah NAB.

3. Perlu adanya penggant ian lam pu yang cahayanya m ulai redup at au rusak. Tem pat yang sekiranya int ensit as penerangan kurang dari st andar sebaiknya diber i at au dit ambah cahaya buat an.

4. Lebih dit ingkat kan penget ahuan m engenai K3 t ent ang t raining M SDS (M at erial Safet y Dat a Sheet) bagi karyaw an.


(4)

5. Perlu kedisiplinan dan pengaw asan t erhadap pemakaian APD di per usahaan bukan hanya dilakukan oleh pet ugas Safet y Represent at if t et api j uga dilakukan oleh selur uh karyaw an yang ada.

6. Perlu diadakannya kant in per usahaan unt uk m em enuhi kebut uhan gizi t enaga kerja PT Pet rokimia Gresik.

7. M em punyai ahli gizi perusahaan yang bert ugas m em eriksa kebut uhan kalori t enaga kerja unt uk mem enuhi kebut uhan gizi t enaga kerja sesuai dengan jenis pekerjaannya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Biro M anajem en Risiko, 2009. Identifika si Risiko Keselamatan dan Keseha tan Kerja dan Penya kit Akibat Kerja. PT. Pet rokimia Gresik.

Depart em en Tenaga Kerja RI, 1997. Himpunan Pera turan Perundang-Undangan

Kesela ma tan dan Kesehatan Kerja. Jakart a : Iqra M edia

John Ridley,2006. Keseha tan dan Keselamatan Kerja, Erlangga, Jakart a.

Santoso Gem pur, 2004. M anajemen Keselamat an dan Kesehatan Kerja. Jakart a : Prest asi Pust aka.

Suma’mur, 1989. Keselamatan Kerja dan Kecelakaan Kerja. Jakart a : PT. Pet ja. Syukri Sahab, 1997. Teknik M a na jemen Keseha tan dan Keselamata n Kerja.

Jakart a : PT Bina Sum ber Daya M anusia.

Tarw aka, 2008. M anajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakart a : Harapan Press.

Team Penyusun, 1987. Keselamatan Kerja Bidang Kimia. Jakart a : Depart em en Tenga Kerja UNDP/ ILO-PIACT Project .


(6)