- Metode kekerasan Rockwell
- Metode kekerasan Vickers
- Metode kekerasan Vickers mikro
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kekerasan Brinell Metode ini sangat cocok untuk mengukur bahan-bahan yang tidak homogen seperti
baja cor karbon rendah. Brinnell menggunakan indentor bola baja sebagai alat untuk mengukur kekerasan logam. Besarnya nilai uji kekerasan Brinnell dinyatakan dengan
persamaan berikut Gordonengland, 2009e
BHN =
2.3 Dimana:
BHN = Nilai Kekerasan Brinnell F = Beban Penekan
D = Diameter Indentor Pemukul mm
Di = Diameter Indentasi Jejak mm
2.5.3 Uji Impact
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ketangguhan suatu spesimen terhadap beban patah. Hal yang sangat penting pada uji impact ini adalah pembuatan takik
yang memerlukan ketelitian khusus dan kepresisan yang tinggi. Sampel uji disesuaikan dengan standar ASTM E 23-56 T.
Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan benda uji yaitu baja karbon rendah dengan kandungan unsur pospor P yang berbeda. Jadi spesimen uji dibuat
sedemikian rupa sehingga kedua benda uji benar-benar memiliki dimensi yang sama. Pengujian ini menggunakan mesin Charphy Impact Machine. Uji impact dirancang
untuk mengukur ketahanan bahan terhadap pembebanan tiba-tiba atau gaya kejut dan yang diukur adalah energi impact atau energi yang diserap sebelum bahan patah.
Metode yang paling umum untuk mengukur energi impact adalah: Material yang kuat membutuhkan energi yang lebih besar untuk mematahkannya dan material yang getas
Universitas Sumatera Utara
membutuhkan energi yang lebih kecil untuk mematahkannya, dengan kata lain bahwa makin kecil nilai impact menandakan bahan material semakin getas.
- Test Impact Charpy
- Test Impact Izod
Dalam penelitian ini test yang digunakan adalah Metode Charpy.
2.5.4 Struktur Mikro
Struktur mikro merupakan butiran-butiran suatu benda logam yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sehingga perlu menggunakan metalurgical
microscope untuk pemeriksaan butiran-butiran logam tersebut. Struktur material berkaitan dengan komposisi, sifat, sejarah dan kinerja pengolahan, sehingga dengan
mempelajari struktur mikro akan memberikan informasi yang menghubungkan komposisi dan pengolahan sifat dan kinerjanya.
Analisis struktur mikro digunakan untuk menentukan apakah parameter struktur berada dalam spesifikasi tertentu dan didalam penelitian digunakan untuk
menentukan perubahan-perubahan struktur mikro yang yang terjadi sebagai akibat variasi komposisi Tri Harya Wijaya, 2010.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Pelaksanaan penelitian direncanakan di lokasi Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan, Jl. Sisingamangaraja No. 24 Medan.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan Adapun bahan yang digunakan adalah:
- Baja
lunak -
Carburizer -
Ferro Silicon FeSi -
Ferro Mangan FeMn -
Pospor -
Pasir cetak
- CO
2
gas -
Water glass
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan adalah: -
Tanur listrik induksi melebur -
Termocoply mengukur suhu -
Spectrometer menguji komposisi kimia -
Ladel transportasi logam cair
Universitas Sumatera Utara
- Pattern pola
- Mesin uji tarik universal testing maehine
- Mesin uji impact
- Hardness tester rockmell hardness tester
Peralatan yang digunakan pada pengujian umumnya terdiri dari: 1. Mesin potong
Pemotongan sampel uji dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam alat potong, yang paling penting di sini adalah pencegahan pengaruh panas pada sampel
uji ketika proses pemotongan berlangsung. Panas yang terjadi pada saat pemotongan dapat merubah struktur mikro dari sampel yang akan diuji.
Gambar 3.1 Presision Catting Machine
2. Mounting press Mounting press digunakan untuk membuat pegangan sampel uji yang terlalu kecil
dan tipis. Sampel uji yang kecil ditanamkan dalam bahan termoset dengan cara memanaskan termoset pada suhu sekitar 70
C , dipress lalu didinginkan dengan cara ini maka sampel uji yang kecil dapat dipegang pada saat memolesnya.
3. Mesin gerinda Mesin gerinda digunakan untuk meratakan dan menghaluskan permukaan dari sampel
uji, permukaan sampel uji hasil penggerindaan tergolong masih sangat kasar, untuk memperoleh hasil yang lebih halus, selanjutnya diproles pada mesin poles.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2 Mesin Gerinda
4. Mesin poles Mesin poles digunakan untuk memoles permukaan sampel uji, kehalusan permukaan
sampel ditentukan dari penggunaan kertas pasir, semakin besar nomor kertas pasir maka permukaan sampel semakin halus. Pada mesin ini dapat dipakai pemolesan
dengan memakai bubu alumina dengan besar butir satu mikron. Setelah selesai pemolesan dengan bubuk alumina maka sampel sudah dapat difoto dengan memekai
metalurgical microscope.
Gambar 3.3 Mesin Poles
5. Stand press Untuk memperoleh gambar yang jelas saat pengamatan stuktur mikro pada
metallurgical microscope, maka permukaan sampel uji tegak lurus terhadap cahaya yang berasal dari mikroskop, sehingga pencahayaan mikroskop dapat difokuskan
dengan baik pada permukaan yang diamati.
Universitas Sumatera Utara
6. Meta
amera digital sehingga gambar struktur mikro dari sampel dapat difoto dengan jelas.
llurgical microscope Mikroskop ini dilengkapi dengan beberapa lensa dengan pembesaran 50X,
100 X, 200 X, dan 1000 X, oleh karena itu dapar dipilih pembesaran yang sesuai dengan kebutuhan. Mikroskop ini juga dilengkapi dengan k
Gambar 3.4 Metallurgical microscope
.3 Variabel Penelitian
variasi yaitu: v
1
= 0,02 , v
2
= 0,03 , v
3
= ,04 , v
4
= 0,05 , dan v
5
= 0,06 .
ifat mekanik, Kuat Tarik, Kekerasan, Kuat Impact.
3
3.3.1 Variabel Tetap Pospor P divariasikan sebanyak lima
3.3.2 Variabel Berubah