2.2. Konsep Dasar Simulasi
Simulasi adalah proses yang diperlukan untuk operasional model atau penanganan model untuk meniru tingkah laku sistem yang sesungguhnya. Dengan
demikian, simulasi dapat diartikan sebagai suatu sistem yang digunakan untuk memecahkan atau menguraikan masalah dalam kehidupan nyata yang penuh
dengan ketidakpastian, yang lebih ditekankan pada pemakaian model untuk mendapatkan solusi Djunaidi, et, al, 2006. Adapun langkah-langkah dalam
simulasi dilakukan seperti pada alur Gambar 2.1. Formulasi Masalah
Spesifikasi Model
Membangun Model Mengembangkan
Mengumpulkan Menetapkan
Gambar 2.1. Tahapan Studi Simulasi Djunaidi, et, al, 2006 Model
Simulasi Data
Kontrol
Simulasi Model Menjalankan
Verifikasi Validasi Model
Simulasi Model Model Simulasi
Simulasi
Menggunakan Model
Pendukung Pengambilan Keputusan
Universitas Sumatera Utara
2.3. Bahasa Pemograman
Program komputer adalah sekumpulan instuksi yang dikenal oleh komputer dan disusun menurut urutan yang logis untuk menyelesaikan suatu
masalah ____,2009b. Pemograman programming adalah kegiatan yang berkaitan dengan penulisan program komputer.
Bahasa yang digunakan untuk penulisan program tersebut disebut dengan pemrograman programming language. Bahasa pemrograman komputer
senantiasa berkembang secara evolusi sejalan juga dengan perkembangan perangkat keras komputer. Hingga saat ini telah dikenal lima generasi bahasa
pemrograman komputer, yaitu : Zarlis, et, al, 2005 1.
Generasi 1, yaitu bahasa mesin 2.
Generasi 2, yaitu bahasa rakitan 3.
Generasi 3, yaitu bahasa prosedural 4.
Generasi 4, yaitu bahasa non prosedural 5.
Generasi 5, yaitu bahasa kecerdasan buatan
2.4. Pengukuran Unsur Cuaca
Penemuan suatu ilmu umumnya didahului oleh pengukuran-pengukuran. Data yang diperoleh dari pengukuran dikumpulkan kemudian diteliti. Hasil
penelitian setelah dianalisis timbulah suatu ilmu. Demikian juga dari pengukuran- pengukuran untuk cuaca timbulah ilmu cuaca dan kemudian ilmu iklim.
Data yang benar diperoleh dengan suatu cara tertentu. WMO Word Meteorology Organitation atau badan meteorologi sedunia telah membuat suatu
cara yang baku, sehingga data hasil pengukuran dapat dibandingkan dengan beberapa tempat. Perbedaan data yang diperoleh menggambarkan pola cuaca dan
iklim. Sehingga perlu adanya beberapa keseragaman yang meliputi : 1.
Keseragaman peralatan. 2.
Keseragaman pemasangan alat. 3.
Keseragaman waktu pengamatan.
Universitas Sumatera Utara
4. Keseragaman pengumpulan data.
Di Indonesia pengamatan dan pengukuran cuaca ini masih sangat kurang. Hal tersebut disebabkan minimnya sumber daya manusia yang memahami studi
ini, selain itu pengamatan-pengamatan yang dilakukan selama ini umumnya masih bersifat manual dan sangat tergantug oleh para pengamat cuaca, dimana
membutuhkan ketepatan dan ketelitian yang tajam serta waktu yang relatif lama. Manan,
1986 Dengan semakin majunya perkembangan teknologi saat ini, tuntunan
hidup yang serba praktis dan instan memaksa kita untuk merubah tatanan kehidupan dari yang bersifat manual menuju ke suatu hal yang bersifat otomatis.
Begitu juga dengan proses pengamatan cuaca, peralatan konvensional yang membutuhkan ketajaman dalam pengukuran serta waktu yang lama dapat
digantikan oleh peralatan yang lebih cepat dan akurat tanpa membutuhkan sumber daya manusia yang banyak. Di sisi lain pengukuran cuaca secara otomatis dan
portable dapat memberikan data secara kontinyu karena proses perekaman data dilakukan setiap saat, dan pengumpulan dari data-data yang ada dapat digunakan
sebagai pemodelan iklim pada suatu wilayah di masa yang akan datang. Pengembangan instrumentasi atau alat ukur cuaca portable saat ini masih terus
dilakukan baik itu pada sensor maupun, alat perekam serta transmisi data untuk penyampaian informasi. Ketiga komponen utama tersebut akan terintegrasi
menjadi suatu sistem rangkaian pengukuran cuaca secara otomatis dan portable. Stasiun cuaca otomatis atau yang biasa disebut AWS Automatic Weather
Station harus memiliki keunggulan dalam hal kemudahan pengoprasiaannya. Seperangkat AWS harus dapat dioperasikan oleh berbagai orang dari tingkat
pendidikan yang berbeda sehingga diharapkan tidak ada lagi kesalahan dalam pengukuran yang disebabkan oleh rendahnya kualitas sumber daya manusia
sebagai pengamat dan pencatat data cuaca.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Alat Pengukur Unsur Cuaca