Firmansyah, 2013 Hubungan Kecemasan Anxiety Dengan Hasil Bertanding Pada Olahraga Woodball
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
kecemasan adalah suasana yang tidak menyenangkan dialami seseorang dengan berbagai macam gejala yang menyertai tingkah laku dan perasaan orang yang
mengalami kecemasan. 2.
Woodball adalah suatu olahraga yang termasuk kedalam permainan bola kecil, woodball berasal dari kata Wood kayu , sedangkan ball bola, secara garis
besar woodball ini dibuat secara khusus dari kayu yang bagus dan kuat, tidak mudah retak atau pecah dan permainannya ditempatkan pada bidang yang
berumput atau tanah Kriswantoro, 2009: 4. 3.
Hasil bertanding adalah hasil yang diperoleh atlet Woodball dalam pertandingan. Dalam kontek penelitian ini yang dimaksud dengan hasil
bertanding adalah perolehan skor yang didapat dalam pertandingan.
E. Instrumen Penelitian
Arikunto 2010 : 203 instrumen penelitian adalah “alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah”. Dalam penelitian ini Instrumen yang digunakan adalah Angket yang
diadaptasi dari angket kecemasan yang dibuat oleh Arry Herdiyana dalam karya tulisnya dengan judul korelasi antara Kecemasan anxiety dengan prestasi
bertanding Atlet Gulat yang disesuaikan dengan judul yang dibuat penulis dengan membuat pertanyaan atau pernyataan dengan harapan dapat mengungkap isi hati
responden yang diukur berdasarkan kisi- kisi dan prosedur yang benar. Angket dalam penelitian ini terdiri atas komponen atau variabel yang dijabarkan melalui
sub variabel, indikator-indikator dan pertanyaan. Butir-butir pertanyaan atau
Firmansyah, 2013 Hubungan Kecemasan Anxiety Dengan Hasil Bertanding Pada Olahraga Woodball
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
pernyataan itu merupakan gambaran tentang hubungan kecemasan dengan Hasil Bertanding pada olahraga woodball.
Untuk memudahkan dalam penyusunan butir-butir pertanyaan atau pernyataan angket serta alternatif jawaban yang tersedia, responden hanya
diperkenankan untuk menjawab salah satu alternatif jawaban. Jawaban yang dikemukakan oleh responden didasarkan pada pendapatnya sendiri atau suatu hal
yang dialaminya. Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:
1. Melakukan spesifikasi data. Maksudnya untuk menjabarkan ruang lingkup
masalah yang akan diukur secara terperinci. Untuk lebih jelas dan memudahkan penyusunan spesifikasi data, maka penulis tuangkan dalam kisi-kisi yang
tampak dalam tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1 Kisi Kisi Uji Coba Angket Kecemasan
Variabel Subvariabel
Indikator Nomor
Pernyataan +
- Kecemasan
anxiety Sebelum
Bertanding 1.
Gejala fisik 1.
Kontraksi Otot setempat
2,30 1 , 10
2. Gangguan
Pencernaan 14,15 12,62
3. Gelisah
34,45 16,41 4.
Sulit tidur 43,57 4,60
2. Gejala Psikis 1. Tegang
63,27 24,42 2. Was-was
51,13 61,37 3. Kurang Percaya diri 36,32 31,64
4. Takut gagal 35,29 19,33
Saat Bertanding 1.
Gejala Fisik 1.
Pucat 21,28 55,48
2. Keringat Dingin
Berlebihan 17,47 54,38
3. Lutut Gemetar
7,22 44,50
4. Perubahan Irama
25,52 6,53
Firmansyah, 2013 Hubungan Kecemasan Anxiety Dengan Hasil Bertanding Pada Olahraga Woodball
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Pernafasan 2. Gejala Psikis
1. Gangguan Pada
Konsentrasi 56,58 18,46
2. Motivasi menurun
9,20 8,59
3. Cemas
26,39 23,3 4. Frustasi
5,11 40,49
2. Indikator –indikator yang telah dirumuskan kedalam bentuk kisi – kisi tersebut
diatas selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pernyataan dalam angket. Butir butir pernyataan tersebut dibuat dalam bentuk peryataan- peryataan
dengan kemungkinan jawaban yang tersedia. Mengenai alternatif jawaban dalam angket, penulis menggunakan skala likert. Untuk mengetahui besar kecilnya nilai
alternatif jawaban Sugiyono dalam Bukunya 2009: 94 menjelaskan bahwa: “ Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu di beri skor, Setujuselalusangat positif diberi skor 5,
setujuseringpositif diberi skor 4, ragu- ragukadang-kadangnetral diberi skor 3, tidak setujuhampir tidak pernahnegatif diberi skor 2, sangat tidak setujutidak
pernah diberi skor 1.” Berdasarkan Penjelasan diatas, penulis menetapkan kategori penyekoran
sebagai berikut:
Firmansyah, 2013 Hubungan Kecemasan Anxiety Dengan Hasil Bertanding Pada Olahraga Woodball
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Tabel 3.2 Kategori Pemberian Skor Alternative Jawaban
Sugiyono 2009: 94
Alternatif jawaban Skor alternatif jawaban
Positif Negatif
Selalu 5
1 Sering
4 2
Kadang – kadang
3 3
Jarang 2
4 Tidak pernah
1 5
Perlu penulis jelaskan dalam penyusunan pernyataan – pernyataan agar responden
dapat menjawab salah satu alternatif jawaban tersebut, maka pernyataan- pernyataan itu disusun dengan berpedoman pada penjelasan Surakhmad 1990:
184 sebagai berikut: 1.
Rumuskan setiap pernyataan sejelas- jelasnya dan seringkas- ringkasnya 2.
Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif
3. Sifat pernyataan harus netral dan objektif
4. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari
sumber lain. 5.
Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi.
Dari uraian tersebut, maka dalam penyusunan pernyataan dalam angket ini harus bersifat jelas,ringkas,dan tegas.
Skor dapat diolah berdasarkan aspek – aspek yang terkandung dalam angket
kecemasan, kemudian dijumlahkan dan dibagi sebanyak itemnya. Skor akhir dapat ditafsirkan sebagai kecenderungan tingkat kecemasan orang yang bersangkutan.
Firmansyah, 2013 Hubungan Kecemasan Anxiety Dengan Hasil Bertanding Pada Olahraga Woodball
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Sedangkan untuk menafsirkan tinggi rendahnya kecemasan seseorang berdasarkan skor rata- rata akhir, dapat ditafsirkan berdasarkan kriteria penafsiran. Kriteria
tingkat kecemasan sebagai berikut:
Tabel 3.3 KRITERIA PENAFSIRAN TINGKAT KECEMASAN
Nurhasan 2000: 311
Skor Rata- rata Akhir Kriteria
Dibawah 0,05 0,05
– 1,50 1,50
– 2,50 2,50
– 3,50 3,50
– Keatas Rendah Sekali
Rendah Sedang
Tinggi Tinggi Sekali
F. . Uji Coba Instrumen