HUBUNGAN KECEMASAN (ANXIETY) DENGAN HASIL BERTANDING PADA OLAHRAGA WOODBALL.

(1)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Permainan Woodball ... 9

B. Kecemasan ... 11

1. Pengertian Kecemasan... 11

2. Jenis – jenis Kecemasan ... 11

3. Sumber Kecemasan ... 13

4. Gejala Terjadinya Kecemasan ... 14

5. Proses Terjadinya Stress dan Kecemasan ... 15

6. Kecemasan Menjelang Pertandingan ... 19

7. Pendekatan Intervensi ... 19

a. Teknik Intervensi ... 20

C. Penelitian Yang Relevan ... 21

D. Kerangka Pemikiran ... 23


(2)

A. Lokasi,Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

1. Lokasi Penelitian ... 26

2. Populasi Penelitian ... 26

3. Sampel Penelitian ... 26

B. Desain Penelitian ... 28

C. Metode Penelitian ... 29

D. Definisi Operasional ... 30

E. Instrument Penelitian ... 31

F. Uji Coba Instrumen ... 35

1. Uji validitas ... 35

2. Uji Realibilitas ... 36

G. Pengolahan dan Analisis Data ... 37

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 42

B. Uji Persyaratan ... 51

a. Uji Normalitas ... 51

b. Uji Homogenitas ... 53

C. Analisis Korelasi Product Moment ... 54

D. Diskusi Penemuan ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(3)

3.1 Kisi – Kisi Uji Coba Angket Kecemasan... 32

3.2 Kategori Pemberian Skor ... 34

3.3 Kriteria Penafsiran Tingkat Kecemasan ... 35

3.4 Hasil Uji Realibilitas Instrument Kecemasan ... 37

3.5 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 41

4.1 Tabel Pengelompokan Tiap Butir Pernyataan Mengenai Tingkat Kecemasan Atlet Woodball ... 43

4.2 Data Hasil Penelitian Sub Komponen Anxiety ... 44

4.3 Rata –Rata Skor Anxiety Atlet Woodball ... 45

4.4 Data Hasil Penelitian Gejala Sebelum Pertandingan ... 47

4.5 Data Hasil Pertandingan Gejala Anxiety Saat Pertandingan ... 47

4.6 Data Hasil Gejala Anxiety Sebelum Dan Saat Pertandingan ... 48

4.7 Hasil Presentase Sub Variabel Anxiety Gejala Fisik Sebelum Pertandingan ... 48

4.8 Hasil Presentase Sub Variabel Anxiety Gejala Psikis Sebelum Pertandingan ... 49

4.9 Hasil Presentase Sub Variabel Anxiety Gejala Fisik Saat Pertandingan ... 50

4.10 Hasil Presentase Sub Variabel Anxiety Gejala Psikis Saat Pertandingan ... 50

4.11 Hasil Pengujian Normalitas Data ... 52

4.12 Hasil Uji Homogenitas ... 53


(4)

2.1 Model Proses Terjadinya Ketegangan Dan Kecemasan ... 16 2.2 Proses Terjadinya Kecemasan Dalam Situasi Olahraga ... 16 2.3 Perbedaan Teori Dorongan Dan U Terbalik ... 17 2.4 Hubungan Antara Ambisi Dan Tingkat Ketegangan Terhadap

Prestasi ... 18 3.1 Desain Penelitian ... 28 3.2 Langkah – Langkah Penelitian ... 29


(5)

Lampiran 1 Kisi-Kisi Uji Coba Angket Kecemasan ... 61

Lampiran 2 Uji Coba Angket Kecemasan ... 62

Lampiran 3 Data Hasil Uji Coba Angket ... 66

Lampiran 4 Hasil Uji Coba Validitas Dan Realibilitas ... 69

Lampiran 5 Angket Kecemasan ... 72

Lampiran 6 Hasil Penyebaran Angket ... 75

Lampiran 7 Hasil Pengujian Normalitas Data ... 81

Lampiran 8 Hasil Uji Homogenitas ... 82

Lampiran 9 Hasil Korelasi Product Moment ... 83

Lampiran 10 Poto Kejuaraan Jateng Open ... 84

Lampiran 11 Surat Keputusan Penunjukan Pembimbing Skripsi ... 87

Lampiran 12 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 89

Lampiran 13 Daftar Nilai Pengda Jateng Woodball Open II ... 90


(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga merupakan suatu kegiatan yang sudah dikenal dan biasa dilakukan oleh setiap individu. Berbagai jenis olahraga dari yang murah dan mudah dilakukan, seperti jogging dan senam massal, sampai dengan olahraga yang relatif tinggi tingkat kesulitannya dan memerlukan biaya yang mahal seperti Golf.

Istilah olahraga jika ditinjau dari asal kata, terdiri dari dua kata yaitu kata “Olah” dan kata “Raga”. Pengertian olahraga itu sendiri dijelaskan oleh Santosa (2010: 41)

bahwa “Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya”.

Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan kebugaran seseorang. Olahraga juga merupakan suatu perilaku aktif yang menggiatkan metabolisme dan mempengaruhi fungsi kelenjar di dalam tubuh untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam upaya mempertahankan tubuh dari gangguan penyakit serta stress. Oleh karena itu, sangat dianjurkan kepada setiap orang untuk melakukan kegiatan olahraga secara rutin dan terstruktur dengan baik.


(7)

Berdasarkan sifat dan tujuannya, secara umum olahraga dapat dibagi menjadi empat jenis, seperti yang diuraikan oleh Sajoto (1988: 12) sebagai berikut:

Suatu kenyataan menunjukan bahwa ada empat dasar tujuan manusia melakukan kegiatan olahraga sekarang ini. Pertama adalah mereka yang melakukan olahraga hanya untuk rekreasi, yaitu mereka yang melakukan kegembiraan. Kedua adalah mereka yang melakukan olahraga untuk mencapai tingkat kebugaran jasmani tertentu. Ketiga adalah mereka yang melakukan olahraga untuk tujuan pendidikan. Keempat mereka yang melakukan olahraga untuk sasaran prestasi tertentu.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui beberapa tujuan seseorang melakukan olahraga, Pertama ialah olahraga yang ditujukan untuk rekreasi. Olahraga ini dilakukan dengan kegembiraan dan biasanya dilakukan pada waktu senggang. Kedua olahraga untuk mencapai tingkat kebugaran jasmani tertentu. Pada kelompok ini, pencapaian kebugaran jasmani diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan dinamis dari pelakunya. Oleh karena itu olahraga ini disebut juga olahraga kesehatan. Ketiga ialah olahraga untuk tujuan pendidikan atau disebut juga olahraga pendidikan. Keempat ialah olahraga yang bertujuan untuk mencapai suatu prestasi tertentu. Olahraga ini untuk tujuan ini sering disebut olahraga prestasi atau olahraga kompetitif.

Pencapaian olahraga prestasi tidak bisa didapatkan begitu saja, melainkan harus melaui proses latihan. Latihan ini dilakukan secara teratur, sistematis dan terprogram. Begitu pula pada olahraga woodball perlu diperhatikan beberapa aspek latihan dalam upaya peningkatan keterampilan seperti yang telah diungkapkan oleh Harsono (1988 :


(8)

“ Tujuan serta sasaran utama dari latihan atau training adalah untuk membantu

atlet untuk meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. Untuk mencapai hal itu. Ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet yaitu (a) latihan Fisik (b) latihan teknik (c) latihan taktik (d)

latihan mental.”

Keempat aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak bisa dipisahkan dalam merencanakan dan melaksanakan program latihan yang berkesinambungan.

Olahraga prestasi merupakan olahraga yang populer diberbagai daerah. Hal ini berkaitan dengan skor dan waktu yang dijadikan patokan dalam pencapaian target lomba atau pertandingan. Untuk dapat berprestasi secara maksimal, dibutuhkan kualitas dari berbagai aspek latihan yang dimaksud meliputi aspek fisik, teknik, taktik, dan mental. Sedangkan mengenai faktor faktor penunjang dan mempengaruhi pencapaian prestasi adalah faktor endogen dan eksogen atlet. Hal ini dijelaskan oleh Rusli Lutan (1988: 13) sebagai berikut :

“Faktor faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi digolongkan menjadi 2 kategori yaitu : 1) faktor endogen dan 2) faktor eksogen. Yang dimaksud dengan faktor endogen adalah atribut atau ciri-ciri yang melekat pada aspek fisik dan psikis seseorang, sedangkan faktor eksogen diartikan semua faktor diluar diri individu baik yang terdapat di lingkungan tempat berlatih maupun dilingkungan yang lebih umum pengertiannya”.

Selain faktor fisik, teknik, taktik dan strategi, salah satu faktor yang penting pada semua pencapaian prestasi dalam olahraga adalah kesehatan mental atau kondisi


(9)

psikologis seseorang. Sehubungan dengan hal itu Harsono mengemukakan pendapat sebagai berikut.

Kesalahan umum dari para coach dan atlet adalah bahwa aspek kesehatan mental yang sangat penting artinya itu sering kali diabaikan atau kurang di perhatikan pada waktu melatih atau berlatih, oleh karena dalam mempersiapkan diri tersebut mereka selalu hanya menekankan penguasaan teknik, taktik serta pembentukan skills yang sempurna.

Tentang sejauh mana pengaruh kondisi psikologis terhadap prestasi seseorang, Rusli mengemukakan pendapatnya bahwa “ kecenderungan kesimpulan yang di peroleh adalah 90 – 95 % variasi dari prestasi seseorang dipengaruhi kondisi psikologis.

Harapan untuk sukses merupakan satu bentuk motivasi berprestasi yang harus dimiliki oleh setiap atlet, sedangkan ketakutan akan kegagalan merupakan salah satu bentuk masalah psikologis yang menyebabkan munculnya kecemasan (Anxiety). Kondisi seperti ini sering dihadapi atlet dalam pertandingan, baik sebelum maupun saat bertanding.

Dari penjelasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa peranan kesehatan mental atau kondisi psikologis seseorang adalah penting untuk pencapaian prestasi dalam olahraga, termasuk di dalamnya masalah Anxiety yang selalu timbul pada atlet, baik atlet yang sudah berpengalaman maupun yang belum berpengalaman.


(10)

Masalah kecemasan tersebut sering dialami atlet sebelum dan saat pertandingan, bahkan merupakan salah satu penyebab kegagalan atlet atau tim. Indikasi kecemasan yang sering muncul sebelum dan saat bertanding adalah ketidakmampuan melepaskan diri dari tekanan pertandingan, keragu-raguan dalam mengambil keputusan strategis, hilangnya rasa percaya diri dan sering melakukan kesalahan yang tidak semestinya (unforced eror). Kondisi demikian menyebabkan kontrol emosi menjadi menurun sehingga berpengaruh terhadap mental bertanding.

Woodball adalah olahraga permainan yang dimainkan perorangan seperti halnya dengan permainan Golf, olahraga ini modifikasi dari olahraga Golf oleh karena teknik teknik dalam olahraga woodball ini hampir sama dengan teknik Golf, pada woodball Mallet atau stik, gawang (gate) dan bolanya terbuat dari kayu. Olahraga woodball merupakan olahraga yang memerlukan koordinasi yang baik, selain harus memiliki taktik dan teknik yang baik juga harus mempunyai mental bertanding yang kuat. Pada olahraga woodball dibutuhkan kesabaran dan konsentrasi yang tinggi, misalnya pada saat akan memasukan bola ke dalam gawang (Gate), selain itu juga harus bisa mengendalikan tekanan dalam diri dan dari lawan. Pada olahraga woodball ini seseorang yang tidak bisa mengendalikan kecemasannya pada saat pertandingan bisa berakibat fatal, misalnya pada saat akan melakukan pukulan pertama, apabila tidak bisa mengendalikan emosi, bola yang dipukul bisa berakibat perkenaan bolanya tidak tepat, sehingga bola yang di pukul keluar dari lintasan. Dalam olahraga woodball ini ayunan atau swing adalah salah satu teknik yang sangat dominan, oleh karena itu


(11)

atlet yang akan melakukan swing atau ayunan pada saat melakukan pukulan dibutuhkan konsentrasi dan koordinasi yang baik. Apabila seorang atlet tidak bisa mengendalikan ketegangan ketika akan melakukan pukulan, maka otot- otot sekitar tubuhnya menjadi kaku, konsentrasi dan koordinasinya pun menjadi terganggu sehingga hasil pukulan tidak akan maksimal sehingga dapat memunculkan masalah kecemasan misalnya, takut tidak bisa menampilkan permainan yang terbaik, rasa percaya menurun, otot otot sekitar tubuh menegang, dan konsentrasi menjadi pudar sehingga hasil pertandingan atau prestasinya menurun. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan - pendekatan atau teknik untuk menanggulangi masalah kecemasan atlet, misalanya pemusatan perhatian pada tugas yang sedang dihadapinya, serta pengaturan pernapasan dengan cara menarik napas yang dalam dan pelan, sehingga irama pernapasan yang semula cepat atau meninggi secara berangsur- angsur melambat atau menurun.

Seorang atlet yang sudah mempersiapkan diri menghadapi suatu pertandingan, baik fisik, teknik, taktik tetapi tidak bisa mengendalikan perasaan takut dan cemas, maka atlet tersebut biasanya tidak bisa menunjukan prestasi yang tinggi. Akan tetapi seorang atlet yang bisa mengendalikan perasaan cemas ataupun rasa takut dan perasaan perasaan lainnya dan mempunyai tekad yang tinggi untuk memenangkan pertandingan, biasanya atlet tersebut dapat memperlihatkan prestasinya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang di kemukakan oleh Cratyy yang dikutip Harsono (2008:267) bahwa “ atlet yang relax dan mempunyai a low Anxiety ( tidak begitu


(12)

tegang ) serta high achievement needs (hasrat besar untuk sukses) biasanya akan memperlihatkan prestasi yang tinggi.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis mencoba melakukan sebuah penelitian dengan judul : “ Hubungan Kecemasan (Anxiety) Dengan Hasil Bertanding Pada

Olahraga Woodball”.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Sebagaimana telah diuraikan dalam latar belakang masalah, yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana tingkat kecemasan seorang atlet woodball pada waktu menjelang dan pada saat pertandingan.

2. Apakah terdapat hubungan antara kecemasan (Anxiety) dengaan hasil bertanding pada olahraga woodball.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan di atas, maka tujuan dari penelitian yaitu :

1. Untuk menggambarkan tingkat kecemasan atlet woodball, pada waktu menjelang dan pada saat pertandingan.


(13)

2. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan kecemasan (Anxiety) dengan hasil bertanding pada olahraga Woodball.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Bahan informasi dan referensi bagi para peneliti yang ingin atau hendak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan masalah masalah woodball terutama masalah kecemasan (Anxiety).

2. Bagi Pembina dan pelatih dapat menerapkan aspek aspek psikologis kepada atlet atletnya dalam meningkatkan prestasi.

3. Meminimalisir kecemasan yang terjadi pada atlet sebelum dan saat pertandingan.


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti harus menentukan metode yang hendak digunakan dalam proses penelitiannya. Hal tersebut dilakukan karena metode merupakan cara yang turut menemukan tujuan yang ingin dicapai. Penggunakan metode yang tepat dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting, karena dengan metode yang tepat diharapkan dapat mencapai hasil yang maksimal atau valid. Menurut Arikunto (2006: 219) bahwa metode penelitian adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Sudjana (1989: 64) menjelaskan bahwa “penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskriptifkan suatu gejala, peristiwa, gejala yang terjadi pada masa sekarang”. Berdasarkan kutipan tersebut dapat dipahami penelitian deskriptif mengambil masalah dan memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagai mana adanya yang terjadi dilapangan. Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif karena metode tersebut sesuai dengan permasalahan yang akan diungkap. Sedangkan untuk pengolahan data menggunakan teknik korelasi yaitu untuk mencari hubungan antar variabel yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk memudahkan menggali data dilapangan adalah dengan teknik angket untuk melihat gambaran tingkat kecemasan. Berkaitan dengan definisi angket Sugiyono (2009: 142) menjelaskan


(15)

bahwa, angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Selanjutnya Arikunto (2006: 152) mengemukakan bahwa keuntungan dari angket adalah :

1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

2. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.

3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing- masing, dan menurut waktu senggang.

4. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu – malu menjawab.

5. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar – benar sama.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa angket merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam metode deskriptif korelasional, yaitu cara untuk mendapatkan data yang konkrit.

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di Undip Woodball Venue, Semarang Jawa Tengah pada tanggal 22 Nopember 2012.

2. Populasi Penelitian

Arikunto (2010: 173) menjelaskan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Maka dari penjelasan para ahli tersebut, penulis menetapkan populasi dalam penelitian ini adalah atlet Woodball yang mengikuti kejuaraan JATENG OPEN 2012 sebanyak 97 orang.

3. Sampel Penelitian

Arikunto (2010: 174) mengatakan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.


(16)

Sugiyono (2010: 85) Random Sampling adalah “teknik penentuan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”. Adapun teknik pengumpulan sampel apabila populasi sudah diketahui menggunakan rumus dari Taro Yamane sebagai berikut :

�= �

�.�2+ 1 Keterangan :

n = Jumlah sampel N = Jumlah Populasi

�2 = Presisi yang ditetapkan 10 %

(Sumber : Riduan, 2010: 65)

=

�.�2+1

=

97

97.0,12+1

=

97

97 .(0,01)+1

=

97

1,97

=

49

Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui jumlah sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebanyak 49 orang dari jumlah populasi sebanyak 97 orang. Jumlah sampel ini sudah memenuhi syarat untuk penelitian, sesuai dengan pendapat dari surakhman dalam buku Riduan (2010: 65) “ apabila


(17)

ukuran populasi sebanyak kurang lebih dari 100, maka pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian.

Adapun langkah-langkah yang disusun adalah sebagai berikut: a. Menetapkan populasi dan sampel penelitian.

b. Pengambilan dan pengumpulan data menggunakan Angket. c. Analisis data.

d. Menetapkan kesimpulan.

Adapun desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

Ry

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sumber : Sugiyono, 2009: 74) Keterangan :

X : Tingkat Kecemasan.

Y : Hasil Bertanding Pada Olahraga Woodball. RY : Koefisien korelasi Xdan Y.

Langkah –langkah penelitian yang akan penulis lakukan adalah sebagai berikut:


(18)

Gambar 3.2

Langkah-Langkah Penelitian

C. Metode Penelitian

Dalam penelitian diperlukan suatu metode, penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini berarti metode penelitian memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan pengumpulan dan analisis data. Seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:203) metode penelitian adalah “cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.

Populasi

Angket

Pengolahan Data dan Analisis data

Kesimpulan Sampel


(19)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Tujuan metode deskriptif adalah untuk memecahkan masalah yang ada pada saat sekarang. Mengenai metode deskriptif dijelaskan oleh Surakhmad (2004: 139) bahwa “penelitian deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang”.

D. Definisi Operasional

Untuk memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian, maka penulis membuat batasan istilah agar terhindar dari kesimpangsiuran istilah-istilah dalam judul penelitian ini. Batasan istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kecemasan menurut buku Psikologi Olahraga yang di sunting oleh Yusup Hidayat (2010: 277) adalah keadaan emosi yang negatif yang disertai perasaan tegang, cemas, dan ketakutan yang dihubungkan dengan aktivasi pada tubuh. Penting sekali untuk mengingat bahwa kecemasan bisa muncul sendiri atau bergabung dengan gejala gejala lain dari berbagai ganguan emosi. Para ahli mengemukakan pengertian kecemasan berdasarkan sudut pandang yang berbeda. Gunarsa (1999: 96) mengemukakan kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati, perubahan dalam dirinya sendiri yang timbul dari dalam tanpa adanya perangsang dari luar. Sementara Ollendick (2001: 1) menyatakan kecemasan merupakan suatu keadaan emosi yang menentang atau tidak menyenangkan, meliputi interprestasi subyektif dan “arousal” atau rangsangan psikologis (misalnya : bernapas lebih cepat, jantung berdebar debar, berkeringat dingin dan lain lain). Hurlock (1991: 221) mendefinisikan kecemasan suatu keadaan mental yang tidak enak berkenaan dengan sakit yang


(20)

kecemasan adalah suasana yang tidak menyenangkan dialami seseorang dengan berbagai macam gejala yang menyertai tingkah laku dan perasaan orang yang mengalami kecemasan.

2. Woodball adalah suatu olahraga yang termasuk kedalam permainan bola kecil, woodball berasal dari kata Wood ( kayu ), sedangkan ball (bola), secara garis besar woodball ini dibuat secara khusus dari kayu yang bagus dan kuat, tidak mudah retak atau pecah dan permainannya ditempatkan pada bidang yang berumput atau tanah (Kriswantoro, 2009: 4).

3. Hasil bertanding adalah hasil yang diperoleh atlet Woodball dalam pertandingan. Dalam kontek penelitian ini yang dimaksud dengan hasil bertanding adalah perolehan skor yang didapat dalam pertandingan.

E. Instrumen Penelitian

Arikunto (2010: 203) instrumen penelitian adalah “alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.

Dalam penelitian ini Instrumen yang digunakan adalah Angket yang diadaptasi dari angket kecemasan yang dibuat oleh Arry Herdiyana dalam karya tulisnya dengan judul korelasi antara Kecemasan (anxiety) dengan prestasi bertanding Atlet Gulat yang disesuaikan dengan judul yang dibuat penulis dengan membuat pertanyaan atau pernyataan dengan harapan dapat mengungkap isi hati responden yang diukur berdasarkan kisi- kisi dan prosedur yang benar. Angket dalam penelitian ini terdiri atas komponen atau variabel yang dijabarkan melalui


(21)

pernyataan itu merupakan gambaran tentang hubungan kecemasan dengan Hasil Bertanding pada olahraga woodball.

Untuk memudahkan dalam penyusunan butir-butir pertanyaan atau pernyataan angket serta alternatif jawaban yang tersedia, responden hanya diperkenankan untuk menjawab salah satu alternatif jawaban. Jawaban yang dikemukakan oleh responden didasarkan pada pendapatnya sendiri atau suatu hal yang dialaminya.

Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:

1. Melakukan spesifikasi data. Maksudnya untuk menjabarkan ruang lingkup masalah yang akan diukur secara terperinci. Untuk lebih jelas dan memudahkan penyusunan spesifikasi data, maka penulis tuangkan dalam kisi-kisi yang tampak dalam tabel 3.1 di bawah ini:

Tabel 3.1

Kisi Kisi Uji Coba Angket Kecemasan

Variabel Subvariabel Indikator Nomor

Pernyataan + - Kecemasan (anxiety) Sebelum Bertanding 1. Gejala fisik

1. Kontraksi Otot setempat

2,30 1 , 10 2. Gangguan

Pencernaan

14,15 12,62 3. Gelisah 34,45 16,41 4. Sulit tidur 43,57 4,60 2. Gejala Psikis 1. Tegang 63,27 24,42

2. Was-was 51,13 61,37 3. Kurang Percaya diri 36,32 31,64 4. Takut gagal 35,29 19,33 Saat Bertanding

1. Gejala Fisik

1. Pucat 21,28 55,48 2. Keringat Dingin

Berlebihan

17,47 54,38 3. Lutut Gemetar 7,22 44,50 4. Perubahan Irama 25,52 6,53


(22)

Pernafasan 2. Gejala Psikis 1. Gangguan Pada

Konsentrasi

56,58 18,46 2. Motivasi menurun 9,20 8,59

3. Cemas 26,39 23,3

4. Frustasi 5,11 40,49

2. Indikator –indikator yang telah dirumuskan kedalam bentuk kisi – kisi tersebut diatas selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pernyataan dalam angket. Butir butir pernyataan tersebut dibuat dalam bentuk peryataan- peryataan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia. Mengenai alternatif jawaban dalam angket, penulis menggunakan skala likert. Untuk mengetahui besar kecilnya nilai alternatif jawaban Sugiyono dalam Bukunya (2009: 94) menjelaskan bahwa:

“ Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu di beri skor, Setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5, setuju/sering/positif diberi skor 4, ragu- ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3, tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor 2, sangat tidak setuju/tidak pernah diberi skor 1.”

Berdasarkan Penjelasan diatas, penulis menetapkan kategori penyekoran sebagai berikut:


(23)

Tabel 3.2

Kategori Pemberian Skor Alternative Jawaban (Sugiyono 2009: 94)

Alternatif jawaban Skor alternatif jawaban

Positif Negatif

Selalu 5 1

Sering 4 2

Kadang – kadang 3 3

Jarang 2 4

Tidak pernah 1 5

Perlu penulis jelaskan dalam penyusunan pernyataan – pernyataan agar responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban tersebut, maka pernyataan- pernyataan itu disusun dengan berpedoman pada penjelasan Surakhmad (1990: 184) sebagai berikut:

1. Rumuskan setiap pernyataan sejelas- jelasnya dan seringkas- ringkasnya 2. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh

responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif 3. Sifat pernyataan harus netral dan objektif

4. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.

5. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi.

Dari uraian tersebut, maka dalam penyusunan pernyataan dalam angket ini harus bersifat jelas,ringkas,dan tegas.

Skor dapat diolah berdasarkan aspek – aspek yang terkandung dalam angket kecemasan, kemudian dijumlahkan dan dibagi sebanyak itemnya. Skor akhir dapat ditafsirkan sebagai kecenderungan tingkat kecemasan orang yang bersangkutan.


(24)

Sedangkan untuk menafsirkan tinggi rendahnya kecemasan seseorang berdasarkan skor rata- rata akhir, dapat ditafsirkan berdasarkan kriteria penafsiran. Kriteria tingkat kecemasan sebagai berikut:

Tabel 3.3

KRITERIA PENAFSIRAN TINGKAT KECEMASAN (Nurhasan 2000: 311)

Skor Rata- rata Akhir Kriteria

Dibawah 0,05 0,05 – 1,50 1,50 – 2,50 2,50 – 3,50 3,50 – Keatas

Rendah Sekali Rendah

Sedang Tinggi Tinggi Sekali

F. . Uji Coba Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur. Instrumen yang valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini penulis mengadakan pengujian validitas soal dengan cara analisis butir soal. Untuk menguji validitas alat ukur, maka harus dihitung korelasinya.

Untuk memudahkan penelitian, maka digunakan alat bantu yaitu SPSS 16

for windows. Valid atau tidaknya sama adalah dengan fungsi yang dinyatakan oleh


(25)

valid dapat dilihat pada beberapa rujukan kriteria empirik berikut yang telah dirangkum oleh Prof. Dali S Naga”. Muhammad Nisfiannur (2009: 230).

Untuk menguji validitas dalam penelitian ini, peneliti telah melakukan uji coba angket pada tanggal 5 - 6 November 2012 kepada atlet Woodball UPI di luar sample penelitian yang sesungguhnya angket tersebut diujicobakan kepada 20 orang untuk diukur validitas serta relibilitasnya dengan 64 butir pertanyaan mengenai kecemasan.

Butir soal dinyatakan valid bila butir soal diatas 0,2. Menurut penghitungan yang menggunakan SPSS maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang valid sebanyak 37 pertanyaan karena pertanyaan 4, 7, 14, 15, 17, 23, 24, 26, 27, 30, 34, 35, 37, 38, 42, 43, 44, 45, 46, 47 ,50, 52, 54, 56, 60, 63 dan 64 tidak valid. Dengan demikian ke 37 butir pertanyaan tersebut memenuhi syarat untuk digunakan atau mampu mengukur apa yang hendak diukur.

2. Uji Realibilitas

Pengujian realibilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuisioner dapat memberikan ukuran yang konstan atau tidak. Instrumen (kuisioner) yang handal berarti mampu mengungkap data yang dapat dipercaya. Untuk menguji realibilitas dalam penelitian ini digunakan belah dua skor pertanyaan awal akhir. Dengan teknik korelasi Sperman Brown. Untuk mempermudah penelitian, peneliti menggunakan alat bantu SPSS 16 for windows, Realibilitas angket dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:


(26)

Tabel 3.4

Hasil Uji Reabilitas Instrument Kecemasan

Menurut Kaplan dan Saccuzo (1993:1-24) “Koefisien reliabilitas yang paling baik untuk digunakan dikisaran 0,7”. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki reliabilitas yang signifikan.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Menurut Hasan (2006: 24), pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu. Pengolahan data bertujuan mengubah data mentah dari hasil pengukuran menjadi data yang lebih halus sehingga memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut (Sudjana, 2001: 128).

Pengolahan data dilakukan setelah data hasil penelitian diperoleh. Teknik pengolahan data dilakukan berdasarkan metode statistika agar diperoleh suatu akhir atau kesimpulan yang benar. Adapun langkah- langkah yang dilakukan dalam pengolahan data hasil penelitian tersebut sebagai berikut:

1. Mengelompakan variabel dan sub variabel kecemasan.

2. Mencari skor aktual dan skor ideal dari masing – masing varibel dan subvariabel dengan rumus sebagai berikut :

Rumus cara mencari skor aktual adalah:

SA = (5 x �1) + (4 x �2) + (3 x �3)+ ( 2 x �4) + (1 x �5)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(27)

Keterangan: SA : Skor Aktual

�1 : Jumlah Jawaban Selalu �2 : Jumlah Jawaban Sering

�3 : Jumlah Jawaban kadang – kadang �4 : Jumlah Jawaban Jarang

�5 : Jumlah Jawaban Tidak Pernah Rumus cara mencari skor ideal adalah: SI = 5 x n

Keterangan : SI : Skor Ideal

n : Jumlah Butir Pernyataan

3. Menghitung koefisien Korelasi Hubungan Kecemasan (anxiety) dengan hasil bertanding pada olahraga Woodball. Perhitungan ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Product and

Service Solution) versi 16.0 for windows. Langkah – langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Sebelum dilakukan analisis korelasi product moment maka dilakukan uji asumsi normalitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak dan Uji Homogenitas untuk mengetahui data dari sampel yang diperoleh homogen atau tidak. Uji normalitas menggunakan uji kolmogrov-Smimov dengan langkah :


(28)

Pada halaman SPSS data editor klik variabel view. Kemudian ketik inisial kedua variabel pada kolom name dan nama variabel pada kolom label, serta scale pada kolom measure.

Klik data view, kemudian masukan data sesuai dengan variabelnya.

Klik analyze Descritive statisticsExplore. Kemudian

pindahkan kedua variabel ke kotak Dependent List. Klik plots dan pilih Normality plots with test. Klik continue dan kemudian klik OK.

Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

Jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi Normal Jika signifikansi < 0,05 maka data berdistribusi Tidak Normal b. Setelah data berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya adalah

melakukan uji Homogenitas dengan langkah sebagai berikut:

 input data variabel disusun dalam satu kolom, setelah variabel pertama diinput lalu variabel kedua dinput mulai dari baris kosong setelah variabel pertama. Buat pengkode-an kelas dengan cara membuat variabel baru yang diberi label 1 untuk variabel Laki-laki dan 2 untuk variabel Perempuan. Cara menghitung uji Homogenitas dengan SPSS adalah dengan memilih menu :

Analyze Compare Means One-Way Anova.

 Pada jendela yang terbuka masukan variabel yang akan dihitung homogenitasnya pada bagian variable item list, dan kode kelas


(29)

pada bagian faktor, pada menu options, aktifkan pilihan homogeinity of varians lalu tekan ikon OK dua kali.

Cara uji Homogenitas yaitu dengan melihat hasil levene statistic dengan kriteria:

Jika signifikansi > 0,05 maka data Homogen Jika signifikansi < 0,05 maka Tidak Homogen

c. Setelah data di uji normalitas dan homogenitas maka selanjutnya dilakukan Uji korelasi dengan teknik korelasi Product moment dengan langkah sebagai berikut : buka data varibel yang akan dikorelasikan, kemudian klik Analyze Correlate Bivareat, setelah terbuka kotak

dialog Bivareate Corelation pindahkan kedua variabel yang akan dikorelasikan kemudian klik OK.

Data dari hasil analisis korelasi akan didapatkan koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan dan arah hubungan, sedangkan signifikansi untuk mengetahui apakah hubungan yang terjadi berarti atau tidak. Untuk mengetahui keeratan hubungan maka dapat dilihat pada besarnya koefisien korelasi dengan pedoman sebagai berikut :


(30)

TABEL 3.5

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi (Sumber: Sugiyon, 2009: 184)

Persentase Dukungan Kriteria

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0, 599 0,60 – 0,799 0,80 – 1, 000

Sangat Rendah Rendah Sedang

Kuat Sangat Kuat


(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan menguraikan tentang rangkuman hasil penelitian yang ditarik dari analisis dan pembahasan, saran berisi tentang alternatif perbaikan atau masukan yang berkaitan dengan penelitian.

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tingkat kecemasan (Anxiety) atlet woodball pada kejuaraan Jateng Open

pada umumnya dalam kategori tinggi.

2. Anxiety yang dihadapi atlet dominan terjadi sebelum bertanding, dengan

indikator – indikator kecemasan fisik yang dihadapi atlet woodball sebelum bertanding adalah kontraksi otot setempat, gangguan pencernaan, gelisah, dan sulit tidur. Sedangkan secara psikis meliputi was- was, jurang percaya diri, dan takut gagal.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecemasan (Anxiety) dengan Hasil Bertanding pada Olahraga Woodball.

B. Saran

Setelah mengetahui hasil penelitian yang telah diperoleh, selanjutnya penulis mengajukan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai pemahaman


(32)

beberapa saran tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Penulis berharap kepada Pembina dan Pelatih dalam memberikan latihan kepada atlet harus seimbang antara latihan fisik, teknik, taktik, dan mental, agar perkembangan atlet stabil dan dapat menampilkan prestasi yang maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan.

2. Peneliti menyarankan kepada para pembaca khususnya pada atlet woodball dan umumnya pada seluruh atlet selain harus memiliki kualitas fisik, teknik dan taktik yang baik, juga harus memiliki kualitas mental yang baik pula.

3. Penulis berharap dalam pembinaan atlet, pelatih dan Pembina bisa menyediakan seorang psikolog dalam mendampingi proses latihan , agar perkembangan mental atlet lebih bisa diarahkan dengan jelas.

4. Kepada para peneliti selanjutnya penulis mengajurkan apabila akan melakukan penelitian sebaiknya mencari literatur-literatur yang beragam demi kelancaran penelitian serta menentukan permasalahan yang jelas.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktik Edisi Revisi

VI, Jakarta : PT. Rineke Cipta.

Aryani, Mela (2010). Hubungan Tingkat Kecemasan dan Percaya Diri Dengan

Hasil Pemanjatan Pada Olahraga Panjat Tebing Kategori Rintisan.

Skripsi Sarjana FPOK Bandung: Tidak diterbitkan.

Balai Pustaka. (2001) Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Cholil, Hasanudin dan Nurhasan, (2007) Tes dan Pengukuran Keolahragaan.

Bandung; Universitas Pendidikan Indonesia.

Harsono (1988). Coaching dan Aspek – Aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta: Cv Tambak Kusuma.

Hasibuan Setia Bangun (2010). Hubungan Antara Kecemasan dan Agresivitas

dengan Prestasi Olahraga Beladiri Tarung Derajat Pada Atlet Petarung Putra (Studi Korelasional Terhadap Atlet Petarung yang Bertanding di kelas 49 Kg Kebawah dalam Pekan Olahraga Provinsi XIÂ- Aceh, Tahun 2010 ). [Online]. Tersedia: http://pasca.uns.ac.id/en/?p=1141. Hidayat, Yusuf. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia.

Herdiyana, Arry (2007). Korelasi Antara Kecemasan (Anxiety) dengan Prestasi

Bertanding Atlet Gulat. Skripsi Sarjana FPOK Bandung: Tidak diterbitkan.

Imanudin, Iman. (2008). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nisfiannoor, Muhammad. (2009). Pendekatan Statistika Modern. Jakarta: Salemba Huamanika.

Sugiyono.(2008). Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.

________. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung: Alfabeta.

Soetrisno. (2011). Mari Bermain Woodball. Semarang

Tim penyusun UPI. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(1)

Pada halaman SPSS data editor klik variabel view. Kemudian ketik inisial kedua variabel pada kolom name dan nama variabel pada kolom label, serta scale pada kolom measure.

Klik data view, kemudian masukan data sesuai dengan

variabelnya.

Klik analyze Descritive statisticsExplore. Kemudian

pindahkan kedua variabel ke kotak Dependent List. Klik plots dan pilih Normality plots with test. Klik continue dan kemudian klik OK.

Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

Jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi Normal Jika signifikansi < 0,05 maka data berdistribusi Tidak Normal b. Setelah data berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya adalah

melakukan uji Homogenitas dengan langkah sebagai berikut:

 input data variabel disusun dalam satu kolom, setelah variabel pertama diinput lalu variabel kedua dinput mulai dari baris kosong setelah variabel pertama. Buat pengkode-an kelas dengan cara membuat variabel baru yang diberi label 1 untuk variabel Laki-laki dan 2 untuk variabel Perempuan. Cara menghitung uji Homogenitas dengan SPSS adalah dengan memilih menu : Analyze Compare Means One-Way Anova.

 Pada jendela yang terbuka masukan variabel yang akan dihitung homogenitasnya pada bagian variable item list, dan kode kelas


(2)

pada bagian faktor, pada menu options, aktifkan pilihan homogeinity of varians lalu tekan ikon OK dua kali.

Cara uji Homogenitas yaitu dengan melihat hasil levene statistic dengan kriteria:

Jika signifikansi > 0,05 maka data Homogen Jika signifikansi < 0,05 maka Tidak Homogen

c. Setelah data di uji normalitas dan homogenitas maka selanjutnya dilakukan Uji korelasi dengan teknik korelasi Product moment dengan langkah sebagai berikut : buka data varibel yang akan dikorelasikan, kemudian klik Analyze Correlate Bivareat, setelah terbuka kotak dialog Bivareate Corelation pindahkan kedua variabel yang akan dikorelasikan kemudian klik OK.

Data dari hasil analisis korelasi akan didapatkan koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan dan arah hubungan, sedangkan signifikansi untuk mengetahui apakah hubungan yang terjadi berarti atau tidak. Untuk mengetahui keeratan hubungan maka dapat dilihat pada besarnya koefisien korelasi dengan pedoman sebagai berikut :


(3)

TABEL 3.5

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

(Sumber: Sugiyon, 2009: 184)

Persentase Dukungan Kriteria

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0, 599 0,60 – 0,799 0,80 – 1, 000

Sangat Rendah Rendah Sedang

Kuat Sangat Kuat


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan menguraikan tentang rangkuman hasil penelitian yang ditarik

dari analisis dan pembahasan, saran berisi tentang alternatif perbaikan atau masukan yang berkaitan dengan penelitian.

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tingkat kecemasan (Anxiety) atlet woodball pada kejuaraan Jateng Open

pada umumnya dalam kategori tinggi.

2. Anxiety yang dihadapi atlet dominan terjadi sebelum bertanding, dengan indikator – indikator kecemasan fisik yang dihadapi atlet woodball sebelum bertanding adalah kontraksi otot setempat, gangguan pencernaan, gelisah, dan sulit tidur. Sedangkan secara psikis meliputi was- was, jurang percaya diri, dan takut gagal.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecemasan (Anxiety) dengan Hasil Bertanding pada Olahraga Woodball.

B. Saran

Setelah mengetahui hasil penelitian yang telah diperoleh, selanjutnya penulis mengajukan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai pemahaman


(5)

dan literatur pada proses latihan dan ketika menghadaapi pertandingan. Adapun beberapa saran tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Penulis berharap kepada Pembina dan Pelatih dalam memberikan latihan kepada atlet harus seimbang antara latihan fisik, teknik, taktik, dan mental, agar perkembangan atlet stabil dan dapat menampilkan prestasi yang maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan.

2. Peneliti menyarankan kepada para pembaca khususnya pada atlet

woodball dan umumnya pada seluruh atlet selain harus memiliki kualitas fisik, teknik dan taktik yang baik, juga harus memiliki kualitas mental yang baik pula.

3. Penulis berharap dalam pembinaan atlet, pelatih dan Pembina bisa menyediakan seorang psikolog dalam mendampingi proses latihan , agar perkembangan mental atlet lebih bisa diarahkan dengan jelas.

4. Kepada para peneliti selanjutnya penulis mengajurkan apabila akan melakukan penelitian sebaiknya mencari literatur-literatur yang beragam demi kelancaran penelitian serta menentukan permasalahan yang jelas.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktik Edisi Revisi VI, Jakarta : PT. Rineke Cipta.

Aryani, Mela (2010). Hubungan Tingkat Kecemasan dan Percaya Diri Dengan Hasil Pemanjatan Pada Olahraga Panjat Tebing Kategori Rintisan. Skripsi Sarjana FPOK Bandung: Tidak diterbitkan.

Balai Pustaka. (2001) Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Cholil, Hasanudin dan Nurhasan, (2007) Tes dan Pengukuran Keolahragaan.

Bandung; Universitas Pendidikan Indonesia.

Harsono (1988). Coaching dan Aspek Aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta: Cv Tambak Kusuma.

Hasibuan Setia Bangun (2010). Hubungan Antara Kecemasan dan Agresivitas dengan Prestasi Olahraga Beladiri Tarung Derajat Pada Atlet Petarung Putra (Studi Korelasional Terhadap Atlet Petarung yang Bertanding di kelas 49 Kg Kebawah dalam Pekan Olahraga Provinsi XIÂ- Aceh, Tahun 2010 ). [Online]. Tersedia: http://pasca.uns.ac.id/en/?p=1141. Hidayat, Yusuf. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia.

Herdiyana, Arry (2007). Korelasi Antara Kecemasan (Anxiety) dengan Prestasi Bertanding Atlet Gulat. Skripsi Sarjana FPOK Bandung: Tidak diterbitkan.

Imanudin, Iman. (2008). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nisfiannoor, Muhammad. (2009). Pendekatan Statistika Modern. Jakarta:

Salemba Huamanika.

Sugiyono.(2008). Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.

________. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung: Alfabeta.

Soetrisno. (2011). Mari Bermain Woodball. Semarang

Tim penyusun UPI. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.