HASIL KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Analisis Jawaban Siswa 4 Tabel 2.1. Rubrik Kemampuan Komunikasi Matematika 14 Tabel 2.2. Sintaks Pembelajaran Kooperatif 22 Tabel 2.3. Nilai Perkembangan Individu 30 Tabel 3.1. Tingkat Penguasaan 50 Tabel 3.2. Kriteria Hasil Observasi Pembelajaran 52 Tabel 3.3. Interpretasi Komunikasi Siswa 53 Tabel 3.4. Kriteria Keberhasilan Pembelajaran 53 Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 56 Tabel 4.2 Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes Awal 57 Tabel 4.3 Kemampuan Penjelasan Matematika pada TKKM I 60 Tabel 4.4 Kemampuan Menggambar Matematika pada TKKM I 61 Tabel 4.5 Kemampuan Ekspresi Matematika pada TKKM I 62 Tabel 4.6 Kemampuan Penjelasan Matematika pada LAS Siklus I 64 Tabel 4.7 Kemampuan Menggambar Matematika pada LAS Siklus I 65 Tabel 4.8 Kemampuan Ekspresi Matematika pada LAS Siklus I 65 Tabel 4.9 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran pada Siklus I 68 Tabel 4.10 Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus I 69 Tabel 4.11 Hasil Refleksi pada siklus I 72 Tabel 4.12 Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan TKKM I 73 Tabel 4.13 Kemampuan Penjelasan Matematika pada TKKM II 77 Tabel 4.14 Kemampuan Menggambar Matematika pada TKKM II 78 Tabel 4.15 Kemampuan Ekspresi Matematika pada TKKM II 78 Tabel 4.16 Kemampuan Penjelasan Matematika pada LAS Siklus II 81 Tabel 4.17 Kemampuan Menggambar Matematika pada LAS Siklus II 82 Tabel 4.18 Kemampuan Ekspresi Matematika pada LAS Siklus II 82 Tabel 4.19 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran pada Siklus II 84 Tabel 4.20 Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus II 85 Tabel 4.21 Perbedaan Tindakan Pada Siklus I dan Siklus II 87 Tabel 4.22 Perbandingan Hasil Penelitian 89 Tabel 4.23 Hasil Refleksi pada Siklus II 93 DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 4.1 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 56 Grafik 4.2 Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa I 62 Grafik 4.3 Jumlah Siswa Tuntas pada Tiap Aspek Komunikasi I 63 Grafik 4.4 Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat TKKM I 63 Grafik 4.5 Tingkat Kemampuan Komunikasi Siswa pada LAS siklus I 66 Grafik 4.6 Jumlah Kelompok Tuntas pada Tiap Aspek Komunikasi LAS siklus I 66 Grafik 4.7 Jumlah Kelompok Berdasarkan Tingkat Komunikasi pada LAS siklus I 67 Grafik 4.8 Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 68 Grafik 4.9 Rata-rata nilai kegiatan Komunikasi siswa siklus I 70 Grafik 4.10 Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa II 79 Grafik 4.11 Jumlah Siswa Tuntas pada Tiap Aspek Komunikasi II 79 Grafik 4.12 Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat TKKM II 80 Grafik 4.13 Tingkat Kemampuan Komunikasi Siswa Pada LAS siklus II 82 Grafik 4.14 Jumlah Kelompok Tuntas pada Tiap Aspek Komunikasi LAS siklus II 83 Grafik 4.15 Jumlah Kelompok Berdasarkan Tingkat Komunikasi pada LAS siklus II 81 Grafik 4.16 Pengelolaan Pembelajaran Siklus II 85 Grafik 4.17 Rata-rata nilai kegiatan Komunikasi siswa siklus II 86 Grafik 4.18 Tingkat kemampuan Komunikasi siswa siklus I dan II 88 Grafik 4.19 Tingkat kemampuan Komunikasi Matematika siswa pada LAS siklus I dan II 89 Grafik 4.20 Tingkat kemampuan guru mengelola pembelajaran pada siklus I dan II 89 Grafik 4.21 Kegiatan siswa dalam pembelajaran pada siklus I dan II 90 Grafik 4.22 Peningkatan jumlah siswa tuntas belajar pada siklus I dan II 90 Grafik 4.23 Peningkatan jumlah siswa tuntas belajar pada LAS siklus I dan II 91 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. RPP I 102 Lampiran 2. RPP II 111 Lampiran 3. RPP III 120 Lampiran 4. RPP IV 130 Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I 138 Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II 142 Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa III 147 Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa IV 151 Lampiran 9. Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal 155 Lampiran 10. Tes Kemampuan Awal Siswa 156 Lampiran 11. Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Awal 158 Lampiran 12. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Awal 161 Lampiran 13. Lembar Validitas Soal Tes awal 165 Lampiran 14. Kisi-kisi TKKM I 170 Lampiran 15. Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa I 171 Lampiran 16. Alternatif Jawaban TKKM - I 173 Lampiran 17. Pedoman Penskoran TKKM - I 177 Lampiran 18. Lembar Validitas Soal TKKM –I 181 Lampiran 19. Kisi-kisi TKKM II 187 Lampiran 20. Tes Kemampuan Komunikasi Matematika-II 189 Lampiran 21. Alternatif Jawaban TKKM - II 192 Lampiran 22. Pedoman Penskoran TKKM - II 196 Lampiran 23. Lembar Validitas Soal TKKM- II 201 Lampiran 24. Validator Tes 207 Lampiran 25. Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran I 208 Lampiran 26. Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran II 211 Lampiran 27. Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran III 214 Lampiran 28. Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran IV 217 Lampiran 29. Lembar Observasi Kegiatan Siswa I 220 Lampiran 30. Lembar Observasi Kegiatan Siswa II 223 Lampiran 31. Lembar Observasi Kegiatan Siswa III 226 Lampiran 32. Lembar Observasi Kegiatan Siswa IV 229 Lampiran 33. Deskripsi Hasil Penelitian Tes Awal 232 Lampiran 34. Deskripsi Hasil Penelitian TKKM -I 234 Lampiran 35. Deskripsi Hasil Penelitian TKKM –II 236 Lampiran 36. Deskripsi Hasil Penelitian LAS Siklus I 238 Lampiran 37. Deskripsi Hasil Penelitian LAS Siklus II 239 Lampiran 38. Dokumentasi Penelitian 240

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Sebagaimana dikemukakan Buchori dalam Trianto, 2011:5 bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Dewasa ini, dunia pendidikan khususnya matematika telah menjadi perhatian utama dari berbagai kalangan. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai peranan penting dalam menunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuannya tidak saja menambah ilmu pengetahuan guna mempersiapkan diri memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tetapi juga berguna bagi kehidupan sehari-hari dan untuk ilmu pengetahuan lainnya. Cockroft dalam Abdurrahman, 2009:253 mengemukakan : “Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: 1 selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; 2 semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; 3 merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; 4 dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; 5 meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan 6 memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”. Namun saat ini mutu pendidikan matematika di negara kita masih sangat memprihatinkan. Berdasarkan data UNESCO dalam ugm, 2012 mutu pendidikan matematika Indonesia berada pada peringkat 34 dari 38 negara yang diamati. Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Nuh dalam kompas, 2012 menyatakan bahwa siswa yang mengikuti ujian nasional 2012 khususnya tingkat SMP dan sederajat yang tidak lulus terbanyak dalam mata pelajaran Matematika, kemudian diikuti Bahasa Inggris, IPA, dan Bahasa Indonesia. Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa pembelajaran matematika di Indonesia belum memuaskan dan masih cukup rendah. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika yaitu pembelajaran matematika bagi kebanyakan pelajar tidaklah mudah. Banyak kendala yang dihadapi seperti dalam hal ketelitian, visualisasi, kecepatan dan ketepatan dalam menghitung. Hambatan- hambatan ini menciptakan sugesti buruk terhadap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan juga menimbulkan rasa malas untuk mempelajarinya. Reaksi berantai ini terus berlanjut dan semakin memperkuat anggapan bahwa ‘Matematika adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan’. Meskipun demikian, semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari – hari. Seperti halnya bahasa, membaca, dan menulis, kesulitan belajar matematika harus diatasi sedini mungkin. Kalau tidak, siswa akan menghadapi banyak masalah karena hampir semua bidang studi memerlukan matematika yang sesuai. Selain itu faktor dari guru yaitu disebabkan oleh ketidaktepatan guru menciptakan situasi yang mampu membawa siswa tertarik terhadap matematika. Oleh karena itu guru harus mencari cara yang dapat membuat siswa tertarik dalam mempelajari matematika. Menurut Bambang dalam Rbaryans, 2007 bahwa : “Banyak faktor yang menyebabkan matematika dianggap pelajaran sulit, diantaranya adalah karakteristik matematika yang bersifat abstrak, logis, sistematis, dan penuh dengan lambang-lambang dan rumus yang membingungkan. Selain itu, beberapa pelajar tidak menyukai matematika karena matematika penuh dengan hitungan dan miskin komunikasi”. Dalam pendidikan matematika ada beberapa kompetensi yang harus dikembangkan, yaitu kompetensi penalaran, pemahaman, pemecahan masalah dan komunikasi matematika. Komunikasi merupakan kemampuan penting dalam pendidikan matematika, komunikasi sebagai proses tidak hanya digunakan dalam sains tapi dalam keseluruhan kegiatan manusia.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KEPALA BERNOMOR STRUKTUR BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BANDA ACEH

0 9 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII

0 0 6

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 RAMBAH

0 2 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN “7E” BERBANTUAN PERTANYAAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 4 SUKSA

0 1 18

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VII A SMP PLUS AL-AMANAH BOJONEGORO

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA

0 8 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 1 NGLIPAR TAHUN AJARAN 20132014

0 0 8

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A-MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA

0 7 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE CIRC UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 3 KUNINGAN

0 1 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI KELAS VII SMP NEGERI 25 PEKANBARU

0 0 9