Hipotesis Penelitian Metode dan Desain Penelitian

d. Keaslian adalah kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan cara sendiri atau tidak baku e. Elaborasi adalah kemampuan menambah suatu situasi atau masalah sehingga menjadi lengkap, dan merincinya secara detil. 4. Pembelajaran konvensional pada penelitian ini adalah model pembelajaran yang digunakan guru yang masih kurang melibatkan peranan siswa. Pembelajaran masih berpusat pada guru, proses pembelajaran sangat mengutamakan pada metode ekspositori. Urutan pembelajaran konvensional adalah: 1 mengajarkan teori, 2 memberikan contoh, 3 latihan soal.

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, hipotesis penelitian ini adalah: 1. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah secara signifikan lebih baik daripada kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. 2. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah secara signifikan lebih baik daripada kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional ditinjau dari level sekolah. 3. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah secara signifikan lebih baik daripada kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. 4. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah secara signifikan lebih baik daripada kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional ditinjau dari level sekolah. BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen. Karena dalam penelitian ini, subjek yang akan diteliti merupakan siswa-siswa yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak dimungkinkan untuk membuat kelompok baru secara acak. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ruseffendi 2005: 47 bahwa “pada kuasi eksperimen subjek tidak dikelompokan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek apa adanya”. Pada penelitian ini peneliti tidak mengelompokan secara acak tetapi memilih dua kelompok secara acak sebagai subjek penelitian, yaitu kelompok eksperimen yang melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan kelompok kontrol dengan melakukan pembelajaran konvensional. Kedua kelompok diberikan pretes dan postes dengan menggunakan instrumen yang sama. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui secara lebih mendalam pengaruh dari model pembelajaran dan level sekolah terhadap kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran berbasis masalah PBM dan Variabel terikatnya adalah kemampuan berpikir kritis matematis dan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Dalam penelitian ini juga melibatkan level sekolah. Relevansi penggunaan level sekolah pada penelitian ini adalah bahwa level sekolah akan memberikan dampak yang berbeda terhadap kemampuan matematika siswa setelah mereka mendapat perlakuan berupa penggunaan pembelajaran berbasis masalah PBM. Level sekolah yang dipilih dalam penelitian ini adalah berdasarkan pada data peringkat sekolah dari hasil ujian nasional UASBN tiga tahun terakhir. Level sekolah yang akan diteliti adalah level sekolah tinggi, sedang, dan rendah. Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design Sugiono, 2009 : 116. Disain penelitian tersebut berbentuk: O X O ---------------- O O Pada desain ini, peneliti tidak mengelompokan secara acak namun sekolah dipilih secara acak dilanjutkan pemilihan kelas secara acak, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya masing-masing kelas penelitian diberi pretes dan postes O dengan instrumen yang sama. Kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran berbasis masalah X dan kelas kontrol mendapat pembelajaran konvensional tanpa perlakuan khusus. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah: 1. Secara acak dipilih dua kelas dari subjek penelitian yang tersedia, yaitu dari masing-masing level sekolah 2 kelas, selanjutnya subjek yang terpilih masing-masing sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 2. Memberikan pelatihan kepada guru tentang pendekatan pembelajaran berbasis masalah, dan membuat kesepakatan bahwa pembelajaran dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan, peneliti bertugas sebagai observer dan partner guru, dan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. 3. Setiap kelompok diberikan pretes kemudian menentukan nilai rerata dan simpangan baku dari tiap-tiap kelompok untuk mengetahui kesamaan tingkat penguasaan kedua kelompok terhadap kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis. 4. Memberikan perlakuan kepada tiap-tiap kelompok, perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen yaitu pendekatan pembelajaran berbasis masalah sedangkan kepada kelompok kontrol diberikan perlakuan dengan pembelajaran konvensional. 5. Kemudian kepada setiap kelompok diberikan postestes akhir untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis. 6. Menggunakan uji anova dua jalur untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa antara yang menggunakan pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah dengan yang menggunakan pembelajaran matematika dengan pendekatan konvensional ditinjau dari level sekolah.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Pbm) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Di Smk Dharma Karya Jakarta

1 16 221

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BRAIN BASED LEARNING (BBL) : Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas V dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Kecamatan Haurwangi Kabupaten Cianjur

1 5 52

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN AUTOGRAPH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP :Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 16 Bandung:.

3 14 52

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN TEKNIK PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR : Studi Eksperimen Kuasi di Kelas V Sekolah Dasar Kecamatan Klari Kabupaten Karawang.

0 2 58

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

0 4 44

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KEMAMPUAN OTAK (BRAIN BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA : Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Sekolah Dasar di Kota Bandung.

1 2 91

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA: Studi Kualitatif Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas V Sekolah Dasar Dalam Pembelajaran Matematika.

1 8 49

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 0 41

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR.

0 2 60