Pemikiran dakwah dan pola kaderisasi K.H.Imam Zarkasyi

PEMIKIRAN DAKWAH DAN POLA
KADERISASI K.H. IMAM ZARKASYI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah clan Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

Deden Maull Darajat
l\ITI\1: 104051001746

PROGRAM STUD! KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H./2008 M.

PEMIKIRAN DAKWAH DAN POLA KADERISASI
KH IMAM ZARKASYI

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

Deden Mauli Darajat
NIM: 104051001746

Di Bawah Bimbingan,

セ@

/
Dr. H.M. Idris Abd. Shomad, MA
NIP: 150311326

PROGRAM STUD! KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H./2008 M.

LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN SyarifHidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunkan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai ketentuan berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

Deden Mauli Darajat

ABSTRAK


DEDEN MAULi DARAJAT
Pemikiran Dakwah dan Pola Kaderisasi KH Imam Zarkasyi

Dakwah pada hakikatnya adalah mengajak manusia kepada kebaikan,
kepada kedamaian, juga kepada kesalehan baik secara individual maupun sosial.
Se!!lin berd1\kwah, KH Imam Zarkasyi melakukan kaderisasi melalui Pesantren
modern Gontor dan telah menciptakan insan-insan berkualitas, seperti Idham
Khalid, Nurcholish Madjid, Hidayat Nur Wahid (Ketua MPR RI), Dien
Syamsuddin (Kenia Umum PP Muhammadiyah), Hayim Muzadi (Ketua Umum
PBNU), H. Moh. Maftuh Basuni (Menteri Agama RI).
Dari uraian diatas, penulis ingin mengajukan pertayaan, bagaimana
pemikiran dakwah KH Imam Zarkasyi? bagaimam1 pola kaderisasi KH Imam
Zarkasyi? Serta bagaimana hubungan pemikiran dakwah dan pola kaderisasi KH
Imam Zarkasyi?
Menurut DR. KH. Idham Khalid dalam buku Biografi KH Imam Zark!lsyi
menyatakan bahwa kita tidak habis pikir bagaimana beliau mengatur waktu,
tenaga, pikiran dan perhatiannya terhadap keluarga. Beliau telah menjadikan
segala urusan dan kepentingan pondoknya di atas kepentingan pribadi dan
keluarganya.
Dakwah artinya seruan, ajakan atau panggilan. Mendakwahkan suatu

keyakinan artinya memrogandakan sesuatu keyakinan. Sedangkan dakwah
islamiyah artinya menyampaikan seruan Islam, mengajak dan memanggil umat
manusia agar menerima dan memercayai keyakinan dan pandangan hidup Islam.
Kader adalah orang yang dididik unn1k menjadi pelanjut tongkat estafet suatu
partai atau organisasi. Sedangkan pola adalah model; contoh; pedoman
(rancangan); dasar kerja, dan kaderisasi adalah pelatihan atau penggemblengan
untuk atau sebagai kader; pengkaderan.
Penelitian ini kualitatif deskriptif analisis berdasarkan data-data yang
dihasilkan dari sumber-sumber tertulis mengenai pokok-pokok permasalahan
yang akan dikaj i. Studi ini dilakukan berdasarkan pada: pertama, penelitian
kepustakaan (Library Research), Kedua, wawancara mendalam bersama orang
terdekat almathum KH Imam Zarkasyi.
Pemikiran Dakwah menurut KH Imam Zarkasyi adalah usaha mengajak
manusia ke jalan yang di ridhai oleh Allah SWT. Kaderisasi KH Imam Zarkasyi
dibagi menjadi empat: (!) Kader Pemula, (2) Kader Menengah, (3) Kader Atas,
dan (4) Kader Inti. Kederisasi yang dilakukan KH Imam Zarkasyi dengan
beberapa pendekatan: (!) Pendekatan Manusiawi atau Pribadi, (2) Pendekatan
Program, dan (3) Pendekatan Ideal. Hubungan antara pemikiran dakwah dan pola
kaderisasi KH Imam Zarkasyi adalah agar dakwah tidak berhenti saat da'i
meninggal dunia, maka KH Imam Zarkasyi melakukan kaderisasi.

KH Imam Zarkasyi bukan hanya berdakwah dan menyusun strategi
dakwah, namun KH Imam Zarkasyi lebih dari itu, ia menyiapkan sebanyakbanyaknya da'i untuk diterjunkan di mana saja dengan tujuan li'ilaii kalimati
Allah.

セェNIャ@

MOTTO:

,,

,.,

"

""""

セ@

J.


!/

-::,,

l_y_,I (f.;ulj セ@

J.

Q

セ@

,,,,

,,

• -::,.,. ....... ....

1_,.,....1; (f.;u14UI セェャN@


,, ,,

DEDIKASI

Skripsi ini penulis dedilrasikan kepada
Manusia-manusia yang kuat,
Para pahlawanku:
Kedua Orang tuaku,
Kyai-kyaiku,
Ustadz-ustadzku,
Dosen-dosenku,
Guru-guruku ..
Tanpa engkau semua, penulis bukan apa-apa ..

SEBUAH TUUSAN UNWK PARA PAHI.AWAN:

Pagi ittt emb1111 menyapa bttmi, dan
E11gka11 ke/11arka11 aktt ke d1111ia ini
E11gka11 ajarkan ak11 berjalan
Engkatt ajarkan aku berbicara

Engkat1 ajarkan aku tentang 11ama-11ama
Berik11tnya,
E11gka11 ajarka11 ak11 membaca
Engka11 ajarka11 aku menu/is
Selatijt1t11ya,
Engka11 ajarkan ak11 u11t11k menghapal
E11gak11 ajarkan aku tmtuk memahami
Engkau ajarkan aku u11t11k mere11u11g
Dan ...
E11gka11 ajarka11 ak11
Te11tang dunia ...
Bagik11,
Engkau adalah segalanya
Jasan111 abadi
Dalam lt1b11k hati...

(Gontor, 16 Februari 2008, Pukul: 00.00 WIB)

KATA PEN GANTAR
(':!='-)\


0=-)\ iii 1 セ@

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah swt, yang telah memberikan

nikmat dan hidayahNya kepada manusia. Shalawat serta salam kepada junjungan
Nabi Besar Muhammad saw, yang membuka lebar pintu peradaban Islam, dan
kepada orang-orang yang setia mengikuti jejaknya.
Dengan ralunat Allah swt, penelitian dan penulisan skripsi ini dapat
terwujud dengan lancar. Semoga karya yang kecil ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan khususnya bagi penulis. Penelitian dan penulisan ini, tidak akan
berjalan lancar tanpa dukungan, motivasi dan bantuan semua pihak. Penulis
berterimakasih yang tak terhingga, kepada:
I. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan

Para Pembantu Rektor: Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Dr. Jamhari, MA,
Prof. Dr. Amsal Bahtiar, MA, Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, dan Dr.
Sudamoto, MA.

2. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan Para Pembantu Dekan: Dr.
Murodi, MA, Dr. Arief Subhan, MA, Ors. Malunud Jalal, MA, dan Drs
Studi Rizal, LK, MA.
3. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Sekretaris Jurusan:
Drs. Wahidin Saputra, M.Ag, dan Umi Musyarofah, M.Ag
4. Pembimbing skripsi, Dr. H. M. Idris Abd. Shomad, M.A., yang telah
banyak membantu menyelesaikan skripsi ini.
5. Pimpinan Pondok Modem Darussalam Gontor: Dr. KH Abdullah Syukri
Zarkasyi, MA, KH Hasan Abdullah Saha! dan KH Syamsul Hadi Abdan,
S.Ag.
6. Dosen-dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan Pusat Pengkajian
Komuniasi dan Media (P2KM) FDK UIN Jakarta, Prof. Dr. Andi Faisal
Bakti, MA, Dr. Umaimah Wahid, MA, Gun Gun Heryanto, M.Si dan Mas
Dedi Fahrudin, S.Sos.i, dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satupersatu. Juga para karyawan FDK yang mewarnai kehidupan Fakultas
Dakwah dan Komunikasi.

7. Para Penguji skripsi ini, Drs. H. Tarmi, MM., Gun Gun Heryanto, M.Si.,
Ketua sidang Dr. Murodi, MA., sekretaris siding Umi Musyarofah, M.Ag.
atas masukannya yang sangat berharga.
8. Ayahanda dan Ibunda H. Ahmad Mahfudin dan Hj. Neneng Hasanah,

yang biasa dipanggil Apa dan Mamah, yang mendidik penulis yang tak
kenal lelah serta tanpa pamrih, dan memberi motivasi yang tak ternilai
harganya. Kakak-kakakku: Teh In Rini Anita Riyanti, S.E, Aa KH Zaenal
Arifin, Aa Tata Septayuda Purnama, S.S, my twin Dadan Maula
Darmawan, S.Pd serta keponakan Muhammad Fawwaz Ibn Zein dan
Nawwal Hilwa Syauqina.
9. Majlis Zikir Nurus-Solihin, Mama Maulana Akbar, Pak Abdullah, Pak
Lukman, Pak Agus dan yang lainnya.
10. Staf Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Jakarta, Perpustakaan Ushuluddin dan Filsafat UIN Jakarta,' serta
Perpustakaan Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Pondok Modern
Darussalam Gontor, Ponorogo.
11. Sekretaris Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor: Ustadz Royyan
Romdhoni, S.E.I, Ustadz Agus Santoso, S.E.I dan yang lainnya.
12. Para Penghuni Gedung ISID Al-Azhar (yang dipindah ke gedung Sudan):
Ustadz. Shobri M. Rizal, S.Pd.I, Ustadz Munawir, S.E.I, Ustadz Abu Jihad
Lillah, Ustadz Abdullah Syukron dan Ustadz Irsyadul Husni, terimakasih
atas bantuan baik moril maupun materil selama penulis melakukan
'
penelitian dan penulisan skripsi ini. Wa bi/ al-khusus Ustadz H. Syarif
Abadi (Ustadz senior PMDG) yang membimbing penulis selama di
Gontor. Serta, rekan-rekan Asatidz alumni 2002 PMDG.
13. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Dakwah dan komunikasi dan rekanrekan mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan
2004, Maheso Djenar, M. Zaki Mubarok, Ahmad Fathul Wahab, SofWan
Tamami, Pipit Permata Sari, Ahmad Parhan, Syujai Shobah, Yudha,
Hasanuddin, Fauzia Ningtyas, Jamilah Mathar, Sella Nurmaya Sari, dll,
dan

khususnya jurusan KPI kelas A 2004: Andi Harsayudi, Muin

Maulana, Ade Sadikin, Marsaidi, Miftah, Budi, Ruli, Sadad, Aci, Anna,

Widi (sighar), Sofi, AB Three, Bunga, Ratri, Pitriah, Eka, Farah, Lia, dan
lain sebagainya.
14. Mamang-mamang dan Teteh-teteh HMB Jakarta: Mang Embay, Mang
Sonhaji, Mang Didih, Teh Ita dan lain-lain, Orok-orok HMB Jakarta: Aldo
Rintik, Nana Buluk, Pipin, Asep Buuk, Kamal Kuru, Sohib Bodak, Atu,

Fifi, Ulfa, lyam, dan lain-lainnya.
15. Rekan-rekan Himpunan Mahasiswa Islam cabang Ciputat dan Komisariat
Fakultas Dakwah: Elban, Erik, Pipit, Imen Kichex, Fahru, Arab, Iwenk,
Syafaat, dan lain sebagainya.
16. Awak Redaksi Majalah Jeda: Muin, Anna, Tyas, Pia, Ade, Firman Syah,
Desi, dan lain sebagainya, serta penerus yang masih semangat untuk tetap
eksis.
17. Rekan-rekan Badan Eksekutif Mahasiswa FOK VIN Jakarta 2006-2007,
Moko, Andi, Muin, Yudi Jenggot, Roni, Mumu, Dondon, Wahab, Muin,
Indri, Sella, Alfi, Abel, dan lain sebagainya.
18. Rekan-rekan Badan EksekutifMahasiswa Jurusan KPI 2005-2006: Moko,
Yudi Panjul, Dondon, Andi, Muin, Maheso, Tyas, Mila, Sela, dan lain
sebagainya.
19. Rekan-rekan penyiar Radio Dakwah dan Komnikasi (RDK, 108 FM):
Ihsan Mujahid, Anna, Sofi, Mila, Indri, dan lain sebagainya.
20. Adik-adik seperjuangan, di mana pun berada (Tetap semangat! Dan
yakinlah bahwa kalian bisa ... Suatu saat nanti, kalian pasti akan mengerti
akan semua im)

21. Serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satupersatu, namun tidak mengurangi rasa hormat dan takzim penulis.
Akhirnya penulis berdoa kepada Allah SWT untuk orang-orang yang
begitu ikhlas membantu dalam penulisan skripsi ini agar diberikan kasih
sayangNya yang sempurna. Jazakumullah Ahsana al-Jaza ' ...

Ciputat-Gontor, Januari-Maret 2008
Penulis,

Deden Manti Darajat

DAFTARISI

KATA PENGANTAR ..................................................................... .i
DAFTAR !81. ............................................................................. .iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... !
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...........................................7
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 8
E. Metodologi Penelitian ............................................................. 9
F. Tinjauan Pustaka .................................................................. 13
G. Sistematika Penulisan ............................................................ 14
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN ..................................................... 15
A. Pengertian dan Tujuan Dakwah ................................................. 15
B. Subjek, Objek dan Materi Dakwah ............................................. 19
C. Metode Dakwah ................................................................... 20
1. Al-Hikmah ..................................................................... 21
2. Al-Mau'idzah al-Hasanah .................................................... 21
3. Al-Mujadalah bi al-Laty Hiya Ahsan .......................................21
D. Media Dakwah ..................................................................... 22
E. Pola Kaderisasi/Sumber Daya Manusia ........................................ 22
I. Pengertian Kader dan Pola Kaderisasi .................................... .22

2. Orientasi Sumber Daya Manusia ...........................................24
3. Daya dan Potensi Sumber Daya Manusia ................................. 26
4. Tujuan Sumber Daya Manusia ............................................. 26
BAB III PROFIL KH IMAM ZARKASYI.. .......................................... 29
A. Latar Belakang Keluarga ........................................................ 29
B. Riwayat Pendidikan ............................................................. .30
C. Karir KH Imam Zarkasyi.. ......................................................34
D. Karya Tulis KH Imam Zarkasyi.. .............................................. 37
E. Mendirikan Pondok Modem Darussalam Gontor..: ........................ .38
I. Visi Pondok Modem Darussalam Gontor ................................ .39

2. Misi Pondok Modern Darussalam Gontor ............................... .39
3. Panca Jiwa Pondok Modern Darussalam Gontor ......................... 40

4. Motto Pondok Modern Darussalam Gontor ............................. .40

5. Panca Jangka Pondok Modern Darussalam Gontor ..................... 40
6. Orientasi Pondok Modern Darussalam Gontor .......................... .41
7. Sintesa Pondok Modern Darussalam Gontor ............................ .41

8. Falsafah Pondok Modern Darussalam Gontor .......................... .41
9. Transformasi Ajaran Pondok Modern Darussalam Gontor kepada Guru

dan Santri ..................................................................... 42
10. Transformasi Ajaran Pondok Modern Darussalam Gontor kepada
Keluarga ...................................................................... .43
11. Transformasi Ajaran Pondok Modern Darussalam Gontor kepada Wali

Santri. ......................................................................... .43
12. Transformasi Ajaran Pondok Modern Darussalam Gontor kepada

Masyarakat................................................................... .44
13. Transformasi Ajaran Pondok Modern Darussalam Gontor kepada

tokoh Masyarakat ........................................................... .44
14. Transformasi Ajaran Pondok Modern Darussalam Gontor kepada
Pemerintah .................................................................... .44
15. Spesifikasi Pondok Modern Darussalam Gontor ........................ 45

16. Kualifikasi Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor ........... .45
F. Pengalaman Dakwah KH Imam Zarkasyi.. ...................................46
1. Dakwah KH Imam Zarkasyi di Daerah Ponorogo dan Sekitarnya ....46

2. Dakwah KH Imam Zarkasyi pada Warok atau Jawara Ponorogo ......47
3. Pembentukan dan Pengiriman Da'i-da'i. .................................. .48

BAB IV HAS IL PENELITIAN .......................................................... 50
A. Pemikiran Dakwah KH Imam Zarkasyi.. ......................................50
I. Aspek Pilosofis Pemikiran Dakwah KH Imam Zarkasyi ................ 50

2. Kontekstualisasi Pemikiran Dakwah KH Imam Zarkasyi.. .............52
3. Metode Dakwah Menurut Perspektif KH Imam Zarkasyi. .............. 55
B. Pola Kaderisasi KH Imam Zarkasyi.. .......................................... 61

1. Pola Kaderisasi KH Imam Zarkasyi di Pondok Modern Darussalam
Gontor. ........................................................................64

2. Pendekatan Sistem dan Pola Kaderisasi KH Imam Zarkasyi.. ........66
3. Pelaksanaan Sistem dan Nilai Pondok Modem Darussalam Gontor.. 69

C. Hubungan Pemikiran Dakwah dan Pola Kaderisasi KH Imam Zarkasyi..69
BAB VPENUTUP ........................................................................ 71
A. Kesimpulan ........................................................................ 71
B. Saran-saran .........................................................................72
DAFTARPUSTAKA

LAMPIRAN

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah pada hakikatnya adalah mengajak manusia kepada kebaikan,
kepada kedamaian, juga kepada kesalehan baik secara individual maupun sosial.
Dakwah bukan hanya merumuskan untuk kebahagiaan di akhirat saja, namunjuga
demi kebahagiaan di dunia. Banyak ayat al-Qur'an yang memerintahkan manusia
untuk menjadi lebih baik, berlaku adil dan penuh keseimbangan khususnya dalam
berdakwah. Diantaranya firrnan Allah SWT:

"Artinya: siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang
yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal saleh dan berkata:
"sesungguhnya aku terrnasuk orang-orang yang berserah diri?"
(Fushshilat:33)
Dakwah sangat penting dan sangat diperlukan oleh manusia. Oleh karena
tanpa adanya dakwah manusia akan sesat. Berarti hidupnya menjadi tidak teratur
dan kualitas kemanusiaanya merosot. Tanpa adanya dakwah manusia akan
kehilangan akhlak, nuraninya tertutup, menjadi egois, rakus, liar, binal,
kehilangan moral, akan saling menindas, saling 'memakan' atau saling 'memeras'.
Tanpa adanya dakwah manusia akan kehilangan cinta kasih, rasa keadilan,
hati nurani, kepedulian sosial dan lingkungan, karena manusia akan semakin
egois, konsumeritis dan hedonis. Dalam ha! yang demikian itu, korupsi,
penumpukan kekayaan, pemuasan kehidupan seksual, penggunaan narkoba
menjadi ha! biasa. Firman Allah SWT:

2

"Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat di jalanNya
dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (AnNahl: 125) 1
Perubahan zaman adalah tantangan yang harus dihadapi. Perubahan zaman
merupakan aspek yang dominan dalam metode dakwah. Setiap zaman nmemiliki
karakteristik

tersendiri

dalam

menyikapi

zamannya.

Kita

tidak

bisa

menyampingkan globalisasi ataupun zaman modern saat ini dalam menerapkan
konsep dakwah sehingga kita dapat menggunakannya demi kemajuan dakwah.
Islam selalu berusaha untuk membuka bagi segenap manusia pintu
pengetahuan selebar-lebarnya sebelum Islam mengajak mereka menjadi kaum
yang beriman. Sehingga, mereka akan menjadi mukmin dengan penuh kesadaran.2
Tujuan hidup ini adalah hanya untuk beribadah kepada Allah swt,
sebagaimana firman-Nya:

1

Al-Qur'an dan Terjemahnya, hadiah dari Khadim al Haramain asy Syarifain Raja Fahd
ibn 'Abd al 'Aziz al Sa'ud.
2
Muhammad Husain Fadhlullah, Melodologi Dakwah al-Qur'an; Pegangan bagi Para
Aktivis, Penerbit Lentera, Jakarta, Cet.ke-1, 1997, hal.143.

3

"Artinya: Dan Alm tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka menyembahKu. Aku tidak menghendaki dari mereka
rezeki dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan.
Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai
Kekuatan lagi Sangat Kokoh" (Adz-Dzaariyaat: 56-58)3
Dari ayat di atas, kita diperintahkan dalam hidup ini hanya untuk
menyembah Allah SWT. Itulah tujuan hidup manusia. Bukanlah Allah swt
'menerima' sesuatu apa dari penyembahan seorang makhluk kepadaNya; dan Dia
tidak menghendaki pemberian sesuatu apapun juga, Dialah Maha Pemberi; dan
segala makhluk menghajatkan pemberian segala sesuatu dari pada-Nya.
Menyembah Allah SWT, berarti memusatkan penyembahan kepada Allah
swt semata-mata, dengan menjalani dan mengatur segala segi dan aspek
kehidupan di dunia ini, lahir dan batin, sesuai dengan kehendak Ilahi, baik sebagai
orang perorangan dalam hubungan dengan Khaliq, ataupun sebagai anggota
masyarakat dalam hubungannya dengan sesama manusia.4
Para da'i adalah ahli waris para Nabi apabila mereka telah menunaikan
kewajiban akan memperoleh pahala serta balasan yang baik dari Allah sesuai
keikhlasan mereka dalam berdakwah, seperti dalam surat al-Maidah ayat 67:

"Artinya: Hai Rasul, sampaikalah apa yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu,
berarti) kamu tidak menyampaikan amanatNya. Allah memelihara kamu

3

Al-Qur'an dan Terjemahnya, hadiah dari Khadim al Haramain asy Syarifain Raja Fahd
ibn 'Abd al 'Aziz al Sa'ud.
4
M. Natsir, Fiqhud Da'wah; Jejak Risa/ah dan Dasar-dasar Dakwah, Yayasan
kesejahteraan Pemuda Islam, Surakarta, Cet.ke-7, 1987, hal.24.

4

dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk
5
kepada orang-orang kafir." (al-Maidah: 67)
Banyak yang beranggapan bahwa dakwah hanya dilakukan dari mimbar ke
mimbar6 juga dengan tema masalah fiqhiyah atau bagaimana seseorang beribadah
yang baik kepada Allah SWT, tanpa menghiraukan bagaimana seseorang dalam
mencari natkahnya yang halal, atau dengan kata lain bagaimana seseorang akan
dapat beribadah dengan baik di saat ia kelaparan.
Lebih banyak lagi ada yang beranggapan bahwa dakwah hanya dilihat dari
permukaannya saja dan tidak dilihat secara mendasar. Padahal dakwah yang
mendasar itulah yang seharusnya benar-benar diperhatikan secara mendalam,
apakah dakwah yang kita lakukan selama ini sudah tepat sesuai tantangan zaman?
Masalah etos kerja selalu menjadi bahan pembahasan dalam setiap
kesempatan pembicaraan tentang pembangunan. 7 Secara umum, sumber daya da'i
ideal adalah mereka yang memiliki keterampilan tertentu, memilik:i motivasi yang
tinggi untuk mendayagunakan keterampilannya tersebut, dan mampu membangun
dirinya baik secara jasmani maupun rohani, serta mampu mengaplikasikan dalam
kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan suatu program pendidikan dan
pengembangan manajemen bagi para da'i yang berdasarkan nilai-nilai Islam. 8
KH Imam Zarkasyi dikenal sebagai tokoh pendidikan. Pemikirannya
tentang dunia pendidikan diakui dengan keberhasilannya mendirikan sebuah
podok pesantren Gontor. Eksistensi sebuah lembaga pendidikan tidak dapat
5

Al-Qur'an clan Terjemahnya, hadiah dari Khadim al Haramain asy Syarifain Raja Fahd
ibn 'Abd al 'Aziz al Sa'ud.
6
Ditegaskan oleh KH A. Syukri Zarkasyi, bahwa dakwah bukan sekadar dari mimbar ke
mimbar, tapi dakwah itu harus komphrenship (wawancara pribadi 7 Februari 2008)
7
Nurcholish Madjid, Islam Doktrin don Peradaban; Sebuah Telaah Kritis tentang
Masa/ah Keimanan, Kemanusiaan dan Kemodernan, Yayasan Wakaf Paramadina, Jakarta, 2000,
cet.ke-4, hal.597.
8
M. Munir dan Wahyu llahi, Manajemen Dakwah, rahmat Semesta dan Prenada Media
Kencana, Jakarta, 2006, cet.ke-1, hal.196.

5

dilepaskan dari tokoh-tokoh yang berhasil memperjuangkan eksistensi tersebut.
Kebanyakan lembaga pendidikan pondok pesantren modern di Indonesia mengacu
pada lembaga pendidikan pesantren modern Gontor yang didirikan KH Imam
Zarkasyi. Ekistensi sebuah lembaga dapat dilihat dari para alumni yang telah
mengabdikan dirinya pada masyarakat.
Banyak buku yang ditulis langsung maupun tidak langsung oleh KH Imam
Zarkasyi, baik secara individu maupun kolektif. Secara langsung dapat kita
temukan melalui buku-bukunya, sedangkan tidak langsung dapat kita temukan
dalam tulisannya di berbagai media cetak baik buku, majalah, koran, yang ditulis
dari kuliah, khutbah atau perkataan KH Imam Zarkasyi. Tulisan-tulisan tersebut
merupakan buah basil pemikirannya, khususnya dalam dunia pendidikan.
Pemikiran pendidikannya mengacu pada pengalamannya dalam mendidik dan
mengasuh para santri dalam lembaga pendidikan pondok pesanten modem Gontor
tersebut.
Pemikiran KH Imam Zarkasyi tentang pendidikan sangat diakui. Sebab
lembaga pendidikan yang didirikannya telah menghasilkan produk-produk insan
berkulitas. Dalam pendidikan berkualitas ala pesantren inilah terdapat nilai-nilai
keislaman yang ditanamkan pada santrinya. Nilai-nilai keislaman tersebut
merupakan asas dalam dakwah. Dakwah merupakan mengajak manusia kepada
jalan kebaikan yang diridhai oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Ada hal yang menarik untuk dikaji lebih dalam, bahwa dalam lembaga
pendidikan pondok pesantren pada hakikatnya adalah termasuk dakwah. Dakwah
melalui pondok pesantren. Pemik:iran dakwah KH Imam Zarkasyi belum banyak
dikenal masyarakat. Masyarakat lebih mengenal KH Imam Zarkasyi sebagai

6

seorang pendidik, padahal KH Imam Zarkasyi dapat digolongkan sebagai da'i.
Aktivitas dakwah KH hnam Zarkasyi memang diawali dengan mendirikan
pesantren, yang kemudian dilajutkan lebih dalam dengan berdakwah yang Jebih
Juas, namun pemikirannya justru Jebih penting untuk diteliti Jebih dalam.
Seorang kiai atau pengasuh pondok pesantren mentransfer keilmuan
kepada para santrinya berasaskan pada al-Qur'an dan al-Hadith. Asas tersebut
merupakan asas yang harus dimiliki seluruh umat muslim. Asas atau dasar inilah
pula yang digunakan dalam berdakwah. Maka, ada kesamaan antara mendidik
dalam dunia pesantren yang berlandaskan al-Qur'an dan al-Hadith juga dalam
berdakwah yang berlandaskan al-Qur'an dan al-Hadith.
Pendidikan dan dakwah dipadukan dalam satu Jembaga yaitu lembaga
pendidikan pondok pesantren. Podok pesantren Gontor merupakan cikal bakal
dakwah KH Imam Zarkasyi. KH Imam Zarkasyi dengan Gontomya telah
menghasilkan banyak alumni yang tersebar di seluruh pelosok nusantara. Para
alumni tersebut tidak sedikit yang mengikuti jejak sang kyai dalam mendirikan
pesantren, juga sebagai alat dalam berdakwah di masyarakat yang lebih luas.
Konsep dakwah yang ditawarkan KH Imam Zarkasyi adalah konsep yang
menyentuh hati, perasaan dan pikiran untuk menjadikan manusia lebih baik serta
mampu berdakwah dan berjuang di mana pun ia terjun, walaupun harus ke
pelosok nusantara. KH Imam Zarkasyi tidak menawarkan metode dakwah yang
hanya memakai media mimbar tetapi menawarkan metode yang konkret dengan
mengkader santri agar menjadi pemimpin-pemimpin umat agar muncul generasi
khairu ummah.

7

Banyak para da'i dalam dakwahnya hanya memikirkan dirinya sendiri,
namun setengah hati dalam merumuskan dan memikirkan umat serta berjuang
dengan segala daya upayanya. Disinilah KH Imam Zarkasyi berperan, menurut
DR. KH. Idham Khalid dalam buku Biografi KH Imam Zarkasyi menyatakan
bahwa kita tidak habis pikir bagaimana beliau mengatur waktu, tenaga, pikiran
dan perhatiannya terhadap keluarga. Beliau telah menjadikan segala urusan dan
kepentingan pondoknya di atas kepentingan pribadi dan keluarganya.9
Dalam bermasyarakat dan berdakwah KH Imam Zarkasyi tidak pernah
melihat latar belakang organisasi kemasyarakatan seperti NU, Muhammadiyah
dan lain sebagainya. Beliau lebih mengedepankan kedamaian di atas segalagalanya. Masalah khilafiyah atau perbedaan pandangan memang kerap terjadi
kapan dan di mana pun, tetapi ha! tersebut bukan berarti sebuah hambatan dalam
berdakwah melainkan dijadikannya sebagai motivasi untuk saling mengerti akan
perbedaan yang akhirnya akan tercipta persatuan atau ukhuwah islamiyah.
Berpijak dari uraian diatas peneliti ingin mengadakan penelitian yang
belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Penelitian ini berjudul

"Pemikiran Dakwah dan Pola Kaderisasi KH Imam Zarkasyi". Peneliti
tertarik dengan judul ini, karena pemikiran dakwah dan pola kaderisasi KH Imam
Zarkasyi yang belum terungkap sebelumnya, padahal pemikiran dakwah dan pola
kaderisasi merupakan konsep nyata yang sudah terealisasi dengan apik.

B. Pembatasan dan Pernmnsan Masalah
Banyak masalah yang dapat dibahas mengenai dakwah KH Imam Zarkasyi
antara lain tentang materi dakwah, metode dakwah, media dakwah dan lain-laian.
9

KH Idham Cholid "Beliau Kyai limy dan Adaby" dalam Biografi KH Imam Zarkasyi di
Mata Umat, Gontor Press, Ponorogo, 1996, cetke-1, hal. 722

8

Dalam skripsi ini, penulis membatasi permasalahan pada Pemikiran Dakwah dan
Pola Kaderisasi KH Imam Zarkasyi. Dari pembatasan masalah di atas, maka
penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut:
I. Bagaimana Pemikiran Dakwah KH Imam Zarkasyi?
2. Bagaimana Pola Kaderisasi KH Imam Zarkasyi?
3. Bagamana Hubungan Pemikiran Dakwah dan Pola Kaderisasi menurut KH
Imam Zarkasyi?
C. Tujuan Penelitian

I. Untuk mengetahui Pemikiran Dakwah KH Imam Zarkasyi.
2. Untuk mengetahui Pola Kaderisasi KH Imam Zarkasyi.
3. Untuk mengetahui Hubungan Pemikiran Dakwah dan Pola Kaderisasi
menurut KH Imam Zarkasyi.
D. Manfaat Penelitian:

I. Manfaat Akademis
Penelitian ini dimaksudkan untuk menambah wawasan kajian tentang
pemikiran. Khususnya mengenai pemikiran dakwah dan pola kaderisasi.
Penelitian ini juga menambah variasi penelitian di bidang ilmu dakwah. Pemikiran
dakwah adalah konsep dakwah yang bertujuan untuk menjadikan dakawah yng
lebih baik.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi hasil penelitian yang memadai
untuk diperhatikan oleh masyarakat dan individu-individu yang bergelut dalam
bidang ilmu dakwah serta memiliki perhatian pada pola kaderisasi. Penelitian ini
juga mengajak kepada masyarakat untuk mencermati pemikiran dakwah yang ada

9

di Indonesia khususnya pemikiran dakwah KH Imam Zarkasyi, sehingga banyak
referensi yang dapat dijadikan rujukan dalam berdakwah.
3. Manfaat Penulis
Penelitian ini diharapkan menambah khazanah ihnu pengetahuan penulis
yang tidak pernah didapatkan dalam bangku kuliah.
E. Metodologi Penelitian

I. Paradigma Penelitian
Paradigma dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis,
yaitu memperhitungkan posisi dan hubungan antara yang mengetahui (subjek)
dengan yang diketahui (objek). Juga harus dipertimbangkan konteks sosial-budaya
dan historisnya. Pengalaman mengenai fakta sosial-budaya merupakan suatu fakta
(realitas) akan tetapi realitas yang tidak dapat dilepaskan dari konteksnya.
Sehingga masalah k:laim kebenaranya juga tetap memerlukan dasar empiris,
namun tetap harus dinegosiasikan dengan 'fakta-fakta' khas/ uniknya. 10
2. Jenis dan Tipe Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah Kualitatif, penelitian kualitatif bertujuan untuk
menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data
sedalam-dalamnya. Disini yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman
(kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data.
Peneliti adalah integral dari data, artinya peneliti ikut aktif dalam
menentukan jenis data yang diinginkan. Dengan demikian, peneliti menjadi
instrument penelitian yang harus terjun langsung di lapangan. Karena itu
penelitian ini bersifat subjektif dan hasilnya lebih kasuistik bukan untuk
10

Akhyar YusufLubis, Dekonstruksi Epistemologi Modern, dari Posmodernisme, Toeri
Kritis. Poskolomalisme hingga Cultural Studies. Pustaka Indonesia Satu, Jakarta, 2006, eel. Ke-I,
hal.102-103

10

digeneralisasikan. Desain penelitian dapat dibuat bersamaan atau sesudah riset.
Desain dapat berubah atau disesuaikan dengan perkembangan penelitian.

11

Sedangkan tipe penelitiannya adalah deskriptif. Deskriptif hanyalah
memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan
hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Ciri lain dari metode
deskriptif adalah titik berat pada observasi dan ulasan alamiah (naturalistis
setting). Peneliti bertindak sebagai pengamat. 12
Tipe penelitian deskriptif tidak jarang melahirkan apa yang disebut Seltiz,
Wrightsman, dan Cook sebagi penelitian yang insighstimulating. Peneliti terjun ke
lapangan tanpa dibebani atau diarahkan oleh teori. Peneliti tidak bermaksud
menguji teori sehingga perspektifuya tidak tersaring. Peneliti bebas mengamati
objeknya, menjelajah, dan menemukan wawasan-wawasan baru sepanjang jalan.
Penelitian deskriptif terus menerus mengalami reformulasi dan redireksi ketika
informasi-informasi baru ditemukan. Hipotesis tidak datang sebelum penelitian.
Hipotesis-hipotesis baru muncul dalam penelitian. 13
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek Penelitian ini adalah KH Imam Zarkasyi, sedangkan Objek
penelitian adalah Pemikiran Dakwah dan Pola Kaderisasi KH Imam Zarkasyi.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi.
Penelitian dengan metode observasi biasanya dilakukan untuk melacak
secara sistematis dan langsung gejala-gejala yang terkait dengan persoalan11

Rachrnat Kriyanto, Teknik Prakiis Rise/ Komunikasi, Kencana Prenada Group, Jakarta,
2007, cet. Ke-2 hal.59
12
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitan Komunikasi, Penerbit Rosdakarya, Bandung,
2002, cet. Ke-11, hal.24-25
13
Ibid, ha/. 26

11

persoalan sosial, politis, dan cultural masyarakat. Di sini, kata 'langsung'
memiliki pengertian bahwa peneliti hadir dan mengamati kejadian-kejadian di
lokasi.

14

Dalam penelitian ini peneliti terns menerus melakukan pengamatan secara
seksama sambil berimprovisasi, mengatasi persoalan demi persoalan yang
ditemui, mungkin dengan menggunakan taktik-taktik tertentu, namun tetap
berpegang pada strategi-strategi yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan
penelitian. 15
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara peneliti-seorang yang berharap
mendapatkan informasi-dan informan-seorang yang diasumsikan mempunyai
informasi penting tentang suatu objek. Wawancara merupakan salah satu metode
pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari
sumbernya. 16 Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada Dr. KH Abdullah
Syukri Zarkasyi, MA.-putera pertama KH Imam Zarkasyi.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah instrumen pengumpulan data yang sering digunakan
dalam berbagai metode pengumpulan data. Metode observasi dan wawancara
sering dilengkapi dengan kegiatan penelusuran dokumentasi. Tujuannya untuk
mendapatkan informasi yang mendukung analisis dan interpretasi data. Dokumen
bisa berbentuk dokumen publik atau dokumen privat, 17 melalui buku-buku,

14

Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, LKiS, Yogyakarta, 2007, cet.ke-1, hal. ll l.
Ibid, hal. 112.
16
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Rise/ Komunikasi, Kencana Prenada Group, Jakarta,
2007, cet. Ke-2 hal.96
17
Ibid, hal. ll6.
15

12

makalah-makalah dan rekaman yang berhubungan dengan judul yang penulis
angkat.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah deskriptif interpretatif.
Pada tahap analisis data peneliti 'membaca' data melalui proses pengkodingan
data sehingga mempunyai makna. Proses pengkodian ini mencakup proses
mengatur data, mengorganisasikan data ke dalam suatu pola kategori. Maleong
mendefinisikan analisis data sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Sedangkan interpretasi data adalah memberikan arti yang signifikan terhadap
analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan di antara dimensidimensi uraian. 18
6. Keterbatasan Penelitian
Dalam penenelitian ini peneliti tidak dapat terhindar dari adanya
subjektivitas peneliti. Sebab penelitian ini deskriptif interpretatis, dimana peneliti
menjadi penentu alur penelitian ini. Walaupun demikian, peneliti berusaha
seobjektif mungkin untuk menghasilkan penelitian yang optimal.
7. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini bertempat di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Pondok Modem Darussalam Gontor, Ponorogo.
Sedangkan waktu penelitian bulan Januari hinga Maret 2008.
8. Teknik Penulisan

18

Ibid, hal. 163

13

Penulisan skripsi ini berdasarkan pada buku Pedoman Penulisan Karya
Jlmiah (skripsi, tesis, desertasi) Hamid dkk., Ceqda, Universitas Islam Negeri
SyarifHidayatullah Jakarta 2007 eel. Ke-2.
F. Tinjauan Pustaka

Setelah saya mengadakan penelitian di perpustakaan utama Universitas
Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta dan perpustakaan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, dan

perpustakaan lainnya, saya menemukan:
I. Pemikiran KH Imam Zarkasyi: Praksisnya pada Pondok Modern Gontor.
Karya

Hery Noer Aly bin Sanusa, disertasi Sekolah Pasca Sarjana

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. Disertasi ini
lebih menerangkan pemikiran KH Imam Zarkasyi tentang pendidikannya
juga praksisnya di dunia pendidikan. Disertasi ini ditulis diajukan untuk
meraih gelar doktor di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Pemikiran Keagamaan KH Imam Zarkasyi dan Relevansinya dengan
Praksis Pendidikan. Karya Supriyadi Ahmad, disertasi Sekolah Pasca
Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.
Disertasi ini lebih menerangkan pemikiran keagamaan KH Imam Zarkasyi
khususnya dalam bidang akidah atau teologi Islam juga relevansinyadalam
dunia pendidikan. Disertasi ini ditulis diajukan untuk meraih gelar doktor
di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Biografi KH Imam Zarkasyi dari Gontor Merintis Pesantren Modern.
Karya Panitia Penulisan Riwayat Hidup dan Perjuangan KH Imam

14

Zarkasyi Pondok Modern Gontor Ponorogo, 1996. Buku ini menerangkan
tentang biografi KH Imam Zarkasyi, yang bisadisebut perjalanan hidup
KH Imam Zarkasyi dari lahir hingga wafatnya.
Dari ketiga karya pustaka di atas dan karya-karya lainnya belum ada yang
lebih konsentrasi pada pemikiran dakwah dan pola kaderisasi. Sedangkan skripsi
yang penulis tulis, berbeda dengan judul-judul di atas karena isi skripsi ini lebih
menekankan pada pemikiran dakwah dan pola kaderisasi KH Imam Zarkasyi.
G. Sistematika Pennlisan

Skripsi ini ditulis dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian,
Tinjauan Pustaka dan Sitematika Penulisan.
BAB II Kerangka Pemikiran menjelaskan tentang Pengertian dan Tujuan
Dakwah, Subjek, Objek dan Materi Dakwah, Metode Dakwah, Media Dakwah
dan Pola Kaderisasi.
BAB III Profil KH Imam Zarkasyi, menjelsakan tentang Latar Belakang
Keluarga, Riwayat Pendidikan, Karir KH Imam Zarkasyi, Karya-karya Tulis
KH Imam Zarkasyi, Mendirikan Pondok Modern Darussalam Gontor dan
Pengalaman Dakwah KH Imam Zarkasyi
BAB IV Menjelaskan tentang Hasil Penelitian yang berisi Pemikiran Dakwah
KH Imam Zarkasyi, Pola Kaderisasi KH Imam Zarkasyi, Hubungan Pemikiran
Dakwah dan Pola Kaderisasi KH Imam Zarkasyi.
BAB V Merupakan Penutup yang terdiri dari Kesirnpulan dan Saran-saran.

BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN

A. Pengertian dan Tujuan Dakwah

Secara etimologi kata dakwah sebagai bentuk masdar dari kata da'a (fi'il
madhi) yad'u (fiil mudhari') da'watan (masdar) yang artinya adalah memanggil,
mengundang, membujuk, menyeru, mendorong, dan memohon. 1 Dakwah artinya
seruan, ajakan atau panggilan. Mendakwahkan suatu keyakinan artinya
memrogandakan sesuatu keyakinan. Sedangkan dakwah Islamiyah artinya
menyampaikan seruan Islam, mengajak dan memanggil umat manusia agar
menerima dan memercayai keyakinan dan pandangan hidup Islam. 2
Sedangkan definisi ilmu dakwah secara umum adalah suatu ilmu
pengetahuan yang berisi cara-cara dan tuntunan bagaimana menarik perhatian
manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan suatu ideologi, pendapat,
pekerjaan tertentu. Adapun definisi ilmu dakwah menurut Islam adalah ilmu yang
berisi cara-cara mengajak manusia dengan secara bijaksana kepada jalan yang
benar sesuai dengan perintah Allah SWT untuk kemaslahatan dan kebahagiaan
mereka di dunia dan di akhirat. 3
Ada juga yang berpendapat bahawa dakwah adalah suatu proses upaya
mengubah suatu situasi kepada situasi lain yang lebih baik sesuai ajaran Islam,
atau proses mengajak manusia ke jalan Allah yaitu al-Islam. Sedangkan ilmu
dakwah adalah pengetahuan tentang proses upaya mengajak manusia ke jalan
Pustaka Progresif, Pustaka Progresif,
Narson Munawir, Kamus 。ャセmオョキゥイL@
Yogyakarta, 1994, hal.439
2
KH M. Isa Anshfil')', Miifahid Dakwah, CV Dipendogoro, Bandung, cet.ke-JV, 1991,
hal.J7
3
Toha Yahya Omar, llmu Da'wah, Peaerbit Widjaya, Jakarta, Cet. Ke-5, 1992, hal.l
1

16

Allah SWT atau Islam yang tersusun secara sistematis, logis, hasil pemikiran
manusia dan objektif.4
Definisi dakwah menurut pandangan beberapa pakar ilmuwan lainnya
adalah sebagai berikut: 5
1. Pendapat Bahi al Khauli, dakwah adalah satu proses menghidupkan

peraturan-peraturan Islam dengan maksud memindahkan umat dari satu
keadaan kepada keadaan lain.
2. Pendapat Syekh Ali Mahfudz, bahwa dakwah adalah mengajak manusia
untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka
berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan jelek agar mereka
mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Pendapat ini juga selaras
dengan pendapat al-Ghazali bahwa amar ma'ruf nahi munkar adalah inti
gerakan dakwah dan penggerak dalam dinamika masyarakat Islam.
Pemikiran adalah pengetahuan manusia yang bermula dari pengalamanpengalaman konkret, pengalaman sensitive-rasional: fakta, objek-objek, kejadiankejadian atau peristiwa-peristiwa yang dilihat atau dialami. Tetapi akal tidak puas
hanya mengetahu fakta saja. Akal ingin mengerti mengapa sesuatu itu demikian
adanya. Maka manusia bertanya terns dan mencari bagaimana hal-hal yang
diketahui itu saling berhubungan satu dan lainnya, hubungan apa yang terdapat
antara gejala-gejala yang dialami. 6

4

Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian I/mu Dakwah, Logos, Ciputat, Cet.ke-1, 1997,

hal.31
'H Munzier Suparta, H Harjani Hefui, (editor), 2006, Metode Dakwah, Rahmat Semesta,
Prenada Media, Jakarta, Cet.ke-2, hal.7
6
W. Poespoprodjo, EK.T.Gilarso, Logika I/mu Mena/ar, Dasal'-dasar berpikir tertib,
/ogis, kritis, analitis, dia/ektis, Pustaka Grafika, Bandung, 1999,cet. Ke-I, hal.15-16

17

Jadi,

pemikiran

dak:wah

adalah

pengetahuan

manusia

tentang

konseptualisasi dan rancangan untuk melaksanakan dakwah yang bermula dari
pengalaman-pengalaman atau kejadian-kejadian yang diamati. Pengalamanpengalaman dari kejadian-kejadian dak:wah tersebut direnungkan daitarik 'benang
merahnya' untuk dijadikan acuan dalam berdak:wah.
Pada tataran praktis dakwah harus mengandung dan melibatkan tiga unsur,
yaitu: penyampaian pesan, informasi yang disampaikan dan penerima pesan.7
Sedangkan tujuan dakwah Islam dapat disimpulkan sebagai berikut:
I. Pembebasan dari pelbagai perbudakan:
a. Pembebasan dari perbudakan.
b. Pembebasan dari kemiskinan
c. Pembebasan dari kebekuan
2. Mencapai keseimbangan antara materil dan spritual.
3. Jihadft sabilillah.
4. Pembentukan umat yang bersatu padu.
Tujuan-tujuan tersebut dapat dipahami secara implicit dari Q.S al-Baqarah
ayat 177:

」Nsセ@

-:

.J.

セ@

,,.t

,,. ,..

,,

:fa,,. ,.,,

;.1J1·J ___,1J·11
.. '-!

7

,,. "'"'

,,

-;; ,.,,

JWI Jl;j NZLセᄋ@
セ@

ᄋセ@

,..

-

"'""

,,.

,,.セBG@

,,. ,.. ,,.,.,,

.

,.,.

.. .1 .L!J1·J
セ@

,,.

,,,,,,

lij p l j セ@ C /1. llj _}; '91 ""'°_j;Jlj

セ@

,,,

1

-;>....

"I\ (i.J
セ@ 1·
セj@

セ@

"'""

w
·
,
•I\
- J .___):]""'
,,.,,,,

,,.

M. Munir, Dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, Rahama! Semesta, Prenada Media,
Kencana, Jakarta, 2006, cet.ke-1, hal.17.

18

セエZNwt@

0

J セtェ@

;.,

iJ¥ ャセェ@ セ⦅Lァ[j@

,--:-));JTj ajbjll jャ[ェ。セt@

"Artinya: Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan
barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah
beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,
nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan)
hamba sahaya, mendirikan sholat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang
yang menepati janjinya apabilaia berjanji, dan orang-orang yang sabar
dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah
orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang
bertakwa". (al-Baqarah: 177)8
Menurut Prof. M. Mustafa Atha tujuan dakwah Rasulullah adalah untuk
mengembalikan harga diri bangsa Arab (saat itu Rasulullah SAW memang
mengembalikan harga diri bangsa Arab tetapi hakikatnya dakwah beliau bertujuan
untuk mengembalikan harga diri manusia) dan mengingatkan mereka terhadap
kedudukan mereka di tengah umat manusia ini adalah menjadi bangsa yang
terbaik yang mempunyai akhlak yang mulia.9 Hal ini senada dengan firman Allah
dalam surat Ali Imron ayat I 0:

"Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar,
dan beriman kepada Allah" (Ali Imran: 110)

8

Al-Qur'an dan Terjemahnya, hadiah dari Khadim al Haramain asy Syarifain Raja Fahd
ibn 'Abd al 'Aziz al Sa'ud.
9
Muhammad Mustafa Atha, Sejarah Dakwah Islam, Alih bahasa: Asywadie Syukur, PT
Bina Ilmu, Surabaya, cet.ke-1, 1982, hal.70 (saat itu Rasulullah Saw memang mengembalikan
harga diri bangsa Arab tetapi hakikatnya dakwah beliau bertujuan untuk mengembalikan harga diri
manusia)

21

Dari ayat tersebut di atas dapat diam bi! pemahaman bahwa uslub (metode)
dakwah itu meliputi tiga cakupan, yaitu:

13

1. Al-Hikmah

Kata hikmah sering kali diterjemahkan dalam pengertian bijaksana, yaitu
suatu pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak objek dakwah mampu
melaksanakan apa yang didakwahkan, atau kemauannya sendiri, tanpa konflik
maupun rasa tertekan.
Dengan kata lain bi al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan
komunikasi yang dilakukan atas dasar persuasif. Karena dakwah tertumpu pada
human oriented, maka konsekuensi logisnya adalah pengakuan dan penghargaan
pada pihak-pihak yang bersifat demokratis, agar fungsi dakwah yang utama
adalah bersifat informatif.
2. Al-Mau'izhah Al-Hasanah

Nasehat yang baik, maksudnya adalah memberikan nasehat kepada orang
lain dengan cara yang baik, berupa petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan
bahasa yang baik yang dapat mengubah hati, enak didengar, menyentuh perasaan,
lurus pikiran, menghindari sikap kasar dan tidak boleh mencaci/menyebut
kesalahan audience schingga pihak objek dakwah dengan rela hati dan atas
kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan oleh pihak subjek
dakwah.
3. Al-Mujadalah Bi Al-Lati Hiya Ahsan

Al-Mujadalah merupakan tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak
secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan
13

Munzier Suparta, H Harjani Hefui, (editor), 2006, Metode Dakwah, Rahmat Semesta,

Prenada Media, Jakarta, Cet.ke-2, hal.8

22

menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti
yang kuat. Antara satu dengan yang lainnya saling menghargai dan menghormati
pendapat keduanya berpegang kepada kebenaran, mengakui kebenaran pihak lain
dan ikhlas menerima hukuman kebenaran tersebut.
D. Media Dakwah

Media dakwah adalah peralatan atau sarana yang dipergunakan untuk
menyampaikan materi dakwah. Media atau sarana dakwah disebut dalam bahasa
Arab Wasilah ad-Da'wah. Pada zaman modem umpamanya: televisi, video, kaset
rekaman, majalah, surat kabar, mimbar, dan lain sebagainya.

E. Pola Kaderisasi I Sumber Daya Mauusia
1. Pengertian Kader dan Pola Kaderisasi

Kader dalam Kamus Ilmiah Populel 4 adalah orang yang dididik untuk
menjadi pelanjut tongkat estafet suatu partai atau organisasi; tunas muda dan
dalam Kamus Jnduk Jstilah Ilmiah Seri Intelektua/ 15 disebut bahwa kader adalah
generasi penerus atau pewaris di masa depan (dalam organisasi, pemerintahan
atau partai politik).
Sedangkan pola dalam Kamus Ilmiah Populer adalah model; contoh;
pedoman (rancangan); dasar kerja16• Sedangkan Kaderisasi dalam Kamus Induk
Istilah Ilmiah Seri Intelektual adalah pelatihan atau penggemblengan untuk atau

sebagai kader; pengkaderan 17 •

14

Pius A. Partanto, M. Dahlan A-Barry, Kamus Jlmiah Populer, Aikola, Surabaya, 1994,
hal.293-294.
15
M. Dahlan Al-Barry, L. Lya Sofyan Yacub, Kamus Induk Istilah Ilmiah; Seri
Inte/ektual, Target Press, Surabaya, 2003, ha!. 349.
16
Pius A. Partanto, M. Dahlan A-Barry, Kamus Jlmiah Populer, Aikola, Surabaya, 1994,
hal.605.
17
M. Dahlan Al-Barry, L. Lya Sofyan Yacub, Kamus Induklstilah I/miah; Seri
Inte/ektua/, Target Press, Surabaya, 2003, ha!. 349

23

Dari penjelasa di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian pola kaderisasi
adalah model atau pedoman yang disusun dalam rangka menghasilkan kaderkader yang berkualitas atau generasi penerus atau pewaris di masa depan dalam
melanjutkan eksistensi sebua organisasi, lembaga atau politik..
Her Kelleher, CEO Southwest Airlines Company (pemimpin no.I Fortune
dalam Bisnis Amerika) dalam buku manajemen sumber daya manusia
menyatakan bahwa orang-orang yang bekerja disini tidak menganggap Southwest
sebagai bisnis, mereka menganggapnya sebagai perjuangan suci. 18
Dalam buku yang sama, Robert J. Gaton, CEO, Chrylor Corp.,
menyatakan bahwa kami bukanlah pemimpin dalam hal-hal ini. Satu-satunya cara
kami untuk dapat berkompetisi adalah dengan menggunakan manusia. Budaya
anda dan bagaimana anda memotivasi serta memberdayakan dan mendidik
karyawan

anda

merupakan

ha!

yang

dapat

membuahkan

basil

yang

mengagumkan.
Faktor pertama yang harus diperhatikan dalam organisasi adalah manusia.
la merupakan aset termahal dan terpenting. Manusia ibarat urat nadi kehidupan

dari sebuah organisasi, karena eksistensi sebuah organisasi ditentukan oleh faktor
manusia yang mendukungnya. 19
Sumber daya manusia (human resources) dapat diklasifikasi menjadi dua
aspek, yaitu kuantitas dan kualitas. Kuantitas menyangkut jumlah sumber daya
manusia (populasi penduduk) yang sangat penting kontribusinya. Sedangkan
aspek kualitas menyangkut mutu dari sumber daya manusia yang berkaitan

18

Schuler, Randell S., Jackson, Susan E., 1997, Manajemen Sumber Daya Ma=ia
Menghad'!f.i Abad ke-21 Edisi Enam Ji/id 1, Penerbit Erlangga, Jakarta, jal.J
1
M. Munir, dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, Rahamat Semesla, Prenada Media,
Kencana, Jakarta, 2006, cet.ke-1, hal.J87

24

dengan kemampuan fisik maupun kemampuan nonfisik (kecerdasan non mental)
yang menyangkut kemampuan bekerja, berpikir, dan keterampilan-keterampilan
lainnya.
Pola kaderisasi sangat erat kaitannya dengan sumber daya manusia.
Karena dalam pola kaderisasi sumber utamanya adalah manusia. Maka sumber
daya manusia mutlak diperlukan ketika berbicara tentang kaderisasi.
Dalam perspektif Isl