8 Berdasarkan
hasil penelitian tingkat pengetahuan
anak sekolah dasar mengenai pemilihan
makanan jajanan
mayoritas memiliki
tingkat pengetahuan yang baik yaitu
sebesar 70,7,
sedangkan responden yang memiliki tingkat
pengetahuan tidak baik yaitu sebesar
29,3. Perilaku
responden mengenai pemilihan makanan jajanan yang baik
sebanyak 41,5,
sedangkan perilaku responden yang tidak
baik yaitu sebanyak 58,5. Status gizi anak yang diukur
dengan indikator
IMTU mayoritas memiliki status gizi
yang normal yaitu sebanyak 78, sedangkan anak dengan
status gizi tidak normal yaitu sebanyak 22. Pada status gizi
tidak normal terpecah menjadi status
gizi obesitas
yaitu sebanyak 2 anak, status gizi
gemuk yaitu sebanyak 2 anak dan status gizi kurus yaitu
sebanyak 5 anak.
C. Hasil Analisis Data Statistik 1. Hubungan antara Pengetahuan
dan perilaku Anak Sekolah Dasar Mengenai Pemilihan Makanan
Jajanan dengan Status Gizi Berdasarkan hasil analisis
hubungan antara pengetahuan dan perilaku anak sekolah dasar
mengenai pemilihan makanan jajanan dengan status gizi dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan perilaku dengan Status Gizi IMTU
Variabel Status gizi
ρ Normal
Tidak Normal N
N Tingkat Pengetahuan
Baik 22 75,9
7 24,1
0,771 Tidak Baik
10 83,3 2
16,7
Perilaku
Baik 12 70,6
5 29,4
0,540 Tidak Baik
20 83,3 4
16,7 Tabel
diatas tingkat
pengetahuan baik dan tidak baik sebagian besar memiliki status gizi
normal yaitu 75,9 dan 83,3. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
kecenderungan
hubungan antara
pengetahuan mengenai pemilihan makanan jajanan dengan status gizi
anak.
Persentase yang
tidak berbeda jauh pada status gizi normal
yang memiliki perilaku yang baik 70,6 dengan status gizi normal
yang memliki perilaku tidak baik 83,3 menunjukkan bahwa tidak
ada kecenderungan
hubungan antara
pengetahuan mengenai
pemilihan makanan jajanan dengan status gizi anak. Hal ini dapat
dinyatakan bahwa
meskipun responden memiliki perilaku yang
tidak baik akan tetapi memiliki status gizi yang normal.
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden 1. Karakteristik
Responden menurut umur
Berdasarkan hasil
penelitian responden
dengan
9 umur 10 tahun yaitu sebanyak
43,9, sedangkan paling sedikit yaitu responden dengan umur 12
tahun sebanyak 9,8. Anak usia 9-12 tahun merupakan anak usia
sekolah dasar, dimana pada usia tersebut anak berada di kelas IV
sampai VI sekolah dasar. Usia 9- 12 anak dapat membaca, belajar
menggunakan
dan merepresentasikan objek dengan
gambaran dan kata ‐kata. Selain
itu anak
juga memiliki
kemampuan untuk
berpikir secara abstrak, menalar secara
logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia
Sumantri dan Johar ,2005. Golongan umur ini, anak sekolah
membutuhkan banyak perhatian baik dari keluarga, lingkungan
dan teman-teman di sekitarnya. Anak juga memiliki aktivitas di
luar rumah sehingga sering melupakan waktu dan sudah
lebih aktif memilih makanan yang disukai Ruslianti, 2013.
2. Karakteristik Responden
berdasarkan jenis kelamin Berdasarkan
hasil penelitian
responden yang
berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 56,1, dan responden
yang berjenis
kelamin perempuan yaitu sebesar 43,9.
Jenis kelamin merupakan salah satu
faktor yang
dapat mempengaruhi kebutuhan gizi
seseorang. Perempuan
lebih banyak
mengandung lemak
dalam tubuhnya yang mana lebih banyak jaringan tidak aktif di
dalam tubuhnya,
meskipun mempunyai berat badan yang
sama dengan anak laki-laki kartasapoetra dan Marsetyo,
2008. Selain
itu, anak
perempuan juga
memiliki pertumbuhan tinggi badan yang
lebih cepat 2 tahun dibandingkan dengan anak laki-laki sampai
umur 12,5
tahun Arisman,
2004. Sedangkan
dalam kebutuhan zat gizi, anak laki-laki
memiliki kebutuhan zat gizi lebih tinggi
dibandingkan anak
perempuan karena anak laki-laki memiliki aktivitas fisik yang lebih
tinggi Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007.
3. Karakteristik Responden
berdasarkan pekerjaan orang tua Berdasarkan
hasil penelitian pekerjaan orang tua
responden mayoritas buruh yaitu sebesar 73,2. Kebanyakan dari
orang tua yang bekerja adalah ayah responden, sedangkan ibu
dari responden tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga.
Pekerjaan orang
tua merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi masalah gizi karena pekerjaan orang tua
berkaitan dengan penghasilan keluarga yang digunakan untuk
kesejahteraan hidup seperti daya beli keluarga. Keluarga dengan
penghasilan terbatas dan tidak tetap
akan mempengaruhi
kebutuhan makanan
dalam kesehariannya,
baik kualitas
maupun kuantitas. Sedangkan status
pekerjaan ibu
dapat berpengaruh pada perilaku dan
kebiasaan pola makan anak Kunanto, 1991.
B. Hasil analisis data Univariat 1. Distribusi Responden Menurut