Strategi LAZ Baitul Maal Hidayatullah dalam menjaga loyalitas donatur

STRATEGI LAZ BAITUL MAAL HIDAYATULLAH DALAM MENJAGA LOYALITAS
DONATUR
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E,Sy)

Oleh:

ABDUL MUID
NIM. 107 0461 02108
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1.

Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memenuhi strata satu di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan, telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Apabila di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau tuntunan dari pihak lain, bukan menjadi tanggung jawab dosen
pembimbing atau Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah,
tetapi menjadi tanggung jawab saya sendiri dan bersedia menerima sanksi
yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa paksaan


dari siapapun.

Jakarta, 2 4 M e i 2 0 1 1
20 Jumadil al-Tsaniyah 1432 H
Penulis

Abdul Muid

iv

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puja dan syukur tak terhingga dari hati dan pikiran
yang tulus kehadirat Allah SWT rabb al-izzati karena berkat nikmat kesempatan dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah ini.
Shalawat serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-Nya yang bersedia mengorbankan
jiwa dan raganya untuk menegakkan kalimat Ilahi, yang tetesan embun ajarannya
hingga kini masih terasa.
Penulis menyadari penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya

bantuan dari berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu dan memberikan semangat dan motivasi yang sangat dahsyat dalam
menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis memanjatkan syukur dan doa yang
tulus, semoga Allah SWT senantiasa memberikan kasih sayang-Nya, dan hidayahNya kepada mereka semua. Ucapan terima kasih khusus penulis persembahkan
kepada :
1.

Prof. Dr. Drs. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM. selaku Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Dr. Euis Amalia, M.Ag selaku Ketua Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.

Dr. H. Afifi Fauzi Abbas, MA. yang sabar dan rela untuk mebimbing dan
memberikan arahan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.
v


4.

LAZNAS Baitul Maal Hidayatullah (BMH) (Pak Rama Wijaya, Pak Wahyu,
Pak Ismail dan seluruh staf BMH) yang telah ikhlas memberikan kesempatan
dalam penelitian skripsi ini.

5.

Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya
dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah mengamalkan ilmu dan
pengalamannya kepada penulis selama di bangku kuliah.

6.

Kedua orang tuaku tercinta H. Abdul Muid dan Ibunda Hj. Siti Zahrah, Kakakkakaku tersayang, Kak Tuan Azkhan, Kak Tuan Manan, Kak Fatma dan Fatya
beserta keluarga tercinta yang tak kunjung reda dalam sejadah doa dan selalu
memberikan perhatian dan dorongan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

7.


Beserta semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dan
motivasi yang penulis tidak bisa menyebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT melindungi kita semua. Akhirnya penulis berharap

semoga skripsi ini bisa memberikan kontribusi yang luas bagi cakrawala ilmu
pengetahuan. Amin

Jakarta, 2 4 M e i 2 0 1 1
20 Jumadil al-Tsaniyah 1432 H

Penulis

vi

DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ v
DAFTAR ISI .................................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xii
ABSTRAK ...................................................................................................................... xiii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah..................................................... 10
C.

Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 11

D. Review Studi Terdahulu.......................................................................... 13
E. Metode Penelitian dan Teknis Penulisan ................................................ 15
F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 19
BAB II

MANAJEMEN ZAKAT, LEMBAGA AMIL ZAKAT DAN
LOYALITAS
A. Manajemen Zakat .................................................................................... 21
B.


Tinjauan Tentang Lembaga Amil Zakat ............................................... 34

C. Loyalitas ................................................................................................ 39

viii

BAB III

SEJARAH SINGKAT LEMBAGA AMIL ZAKAT BAITUL MAAL
HIDAYATULLAH
A. Latar Belakang Berdiri BMH .................................................................. 45
B. Visi dan Misi BMH ................................................................................. 49
C. Tujuan dibentuk BMH ............................................................................ 49
D.

Struktur Organisasi BMH ...................................................................... 50

E. Diskripsi Tugas Masing-masing Departemen ......................................... 50
F. Macam-macam Program yang didentuk BMH ....................................... 53

G. Produk Jasa dan Layanan BMH .............................................................. 57
H. Mitra Kerjasama BMH............................................................................ 59
I.
BAB IV

Cabang-cabang BMH .............................................................................. 61

STRATEGI LAZ BAITUL MAAL HIDAYATULLAH DALAM
MENJAGA LOYALITAS DONATUR
A. Urgensi Penerapan Strategi Loyalitas di BMH ....................................... 63
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Donatur di BMH ............ 64
C. Strategi BMH Dalam Upaya Menjaga Loyalitas Donatur ...................... 65
D. Faktor-faktor Pemilihan Strategi Loyalitas Donatur .............................. 78
E. Kemudahan dan Hambatan Dalam Menerapkan Strategi Loyalitas ....... 79
F. Analisis Tingkat Perkembangan BMH Setelah Menerapkan Strategi
Loyalitas Donatur .................................................................................... 80

ix

BAB V


PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 89
B. Saran ........................................................................................................ 91

Daftar Pustaka ................................................................................................................... 93
Lampiran-lampiran ............................................................................................................ 96

x

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Jumlah Penghimpunan Zakat Tahun 2001-2010 ............................................ 2
Table 1.2 : Jumlah Penghimpunan ZIS di LAZ Baitul Maal Hidayatullah ...................... 4
Tabel 3.1 : Cabang-cabang Baitul Maal Hidayatullah .................................................... 61
Table 4.1 : Pertumbuhan Donatur Baitul Maal Hidayatullah 2006-2010 ....................... 82
Table 4.2 : Penghimpunan Dana ZIS Baitul Maal Hidayatullah 2006-2010 .................. 84
Table 4.3 : Persentase Penerima Manfaat Dana ZIS Baitul Maal Hidayatullah ............. 87

xi


DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Konstruk Kepercayaan Donatur ................................................................ 44
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Baitul Maal Hidayatullah .......................................... 50
Gambar 4.1 : Mekanisme Implementasi Strategi Loyalitas Donatur Baitul Maal
Hidayatullah .............................................................................................. 70
Gambar 4.2 : Diagram Pertumbuhan Donatur Baitul Maal Hidayatullah 2006-2010 .... 82
Gambar 4.3 : Diagram Pertumbuhan Penghimpunan Dana ZIS Baitul Maal
Hidayatullah 2006-2010 ............................................................................ 84
Gambar 4.4 : Penerima Manfaat Baitul Maal Hidayatullah............................................ 87

xii

ABSTRAK
Pertumbuhan jumlah Lembaga Amil Zakat (LAZ) di Indonesia
membuktikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian umat karena dari
dana-dana yang terhimpun dari lembaga zakat akan bermanfaat untuk
pemberdayaan ekonomi kaum dhuafa. Namun demikian dengan jumlah LAZ yang
banyak tersebut akan memicu persaingan tiap LAZ dalam meraih simpati tiap
donatur. Dengan demikian tiap lembaga zakat dituntut untuk menciptakan
kepercayaan dan keloyalan kepada donatur agar tiap lembaga zakat bisa

menjalankan operasional kegiatannya. Atas dasar inilah peneliti tertarik
melakukan penelitian di sebuah lembaga zakat yaitu Baitul Maal Hidayatullah
(BMH), dengan tujuan untuk mengetahui strategi menjaga loyalitas terhadap
donatur di lembaga ini.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif
yaitu mengorganisir semua data malalui observasi, wawancara teknis dokumentasi

dengan memilah milahnya menjadi satu kesatuan yang dapat dikelola, menemukan
apa yang penting dan apa yang dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat
diceritakan mengenai strategi loyalitas donatur oleh Baitul Maal Hidayatullah
(BMH).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa loyalitas donatur Baitul Maal
Hidayatullah (BMH) selalu meningkat terlihat dari indikator jumlah donatur yang
banyak di Baitul Maal Hidayatullah (BMH) serta pertambahan jumlah donatur tiap
tahunnya. Selain itu penghimpunan jumlah dana Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS),
terus meningkat tiap tahunnya dan kenaikan tersebut dengan rata-rata 41% tiap
tahunnya. Lembaga ini memberikan pelayanan yang baik untuk para donatur yang
dimulai dari transparansi dalam penghimpunan dan pendistribusian untuk
meningkatkan keloyalitasan donatur.

xiii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sepanjang tahun 2001 sampai sekarang merupakan era kebangkitan baru
dalam perekonomian Indonesia yaitu dengan kehadiran Badan Amil Zakat (BAZ)
serta Lembaga-lembaga Amil Zakat (LAZ) Nasional yang secara hukum
disahkan oleh pemerintah melalui Undang-undang No. 38 tahun 1999. Peran
Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi kaum dhuafa sangat signifikan, terbukti dengan
tumbuhnya pengelolaan zakat dengan pola distribusi pada arah pengembangan
produktivitas mustahik.
Zakat merupakan solusi terbaik dalam membangun ekonomi kaum dhuafa,
hal itu dikarenakan zakat adalah sumber dana yang tidak akan pernah kering dan
habis. Artinya, selama umat Islam memiliki kesadaran untuk berzakat dan selama
dana zakat tersebut mampu dikelola dengan baik, maka dana zakat akan selalu
ada serta bermanfaat untuk kepentingan dan kemaslahatan masyarakat.
Zakat sebagai salah satu kewajiban seorang mukmin yang telah ditentukan
oleh Allah swt tentunya mempunyai tujuan, hikmah dan faedah seperti
kewajiban yang lain, diantara hikmah tersebut tercermin dari urgensinya yang

1

2

dapat memperbaiki kondisi masyarakat, baik dari aspek moril maupun materil.1
Sedangkan menurut Didin Hafidhuddin lima hikmah dan manfaat zakat yaitu.
Pertama, sebagai perwujudan keimanan kepada Allah swt. Kedua, berfungsi
untuk menolong mambantu dan membina terutama fakir miskin ke arah
kehidupan yang lebih baik. Ketiga, sebagai pilar amal bersama (jama’i) antara
orang kaya yang berkecukupan hidupnya

dan para mujahid yang seluruh

waktunya berjihad di jalan Allah swt. Keempat, sebagai salah satu sumber dana
bagi pembangunan sarana dan prasarana yang harus dimiliki umat Islam. Kelima,
untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar.2
Zakat sebagai salah satu instrument kebangkitan ekonomi bangsa memiliki
potensi yang besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dalam satu
dekade terakhir ini, tampak terdapat kecenderungan peningkatan jumlah
penghimpunan dana zakat. Dari data yang berhasil dihimpun oleh the Indonesia
Magnificence of Zakat (IMZ), terlihat peningkata dalam penghimpunan dana
zakat, terutama melalui organisasi pengelola zakat (OPZ) di Indonesia.
Tabel 1.1 :
Jumlah Penghimpunan Zakat Tahun 2001-2010

1

Tahun

Jumlah

2001

62.780.000.000,00

2002

80.370.000.000,00

Fakhruuddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, (Malang : UIN Malang Press, 2008),

h. 24
2

Didin Hafhiduddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta : Gema Insani Press,
2002), h. 10-11

3

2003

99.710.000.000,00

2004

167.590.000.000,00

2005

295.320.000.000,00

2006

413.920.000.000,00

2007

444.070.000.000,00

2008

570.670.000.000,00

2009

1.200.000.000.000,00

2010
1.500.000.000.000,00
Sumber : Analisa the Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ)
diakses di www.hanumisme.com/2009/12/28/potensi-zakat2010/ pada tanggal 16 Oktober 2010
Dari data tersebut, terlihat jelas bahwa terjadi peningkatan jumlah
pengumpulan zakat dalam Organisasi Penghimpun Zakat (OPZ). Persentase
kenaikan tertinggi terjadi antara kurun tahun 2004 ke 2005. Dalam rentang waktu
tersebut, penghimpunan zakat mengalami kenaikan sebesar hampir 71,75 persen,
dari total nilai penghimpunan sebelumnya sebesar Rp.167,59 miliar menjadi
Rp.287,84 miliar. Sementara itu, peningkatan jumlah persentase penghimpunan
terendah terjadi antara tahun 2006 ke 2007. Dalam selisih tahun tersebut, terjadi
persentase negatif total penghimpunan sebesar 7,28 persen, dari total
penghimpunan tahun 2006 sebesar Rp. 413,92 miliar menjadi 444,07 miliar
rupiah.3 Selama dekade terakhir ini juga ada kemajuan yang cukup pesat dalam
penggalangan dana umat yang dilakukan oleh beberapa lembaga sosial Islam.4

3

The Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ) diakses
www.hanumisme.com/2009/12/28/potensi-zakat-2010/ pada tanggal 16 Oktober 2010
4
Zaim Saidi dan Hamid Abidin, Menjadi Bangsa Pemurah, Wacana dan Praktek
Kedermawanan Sosial di Indonesia, (Jakarta : Piramedia, 2005), h. 3

4

Salah satunya yaitu Baitul Maal Hidayatullah Baitul Maal Hidayatullah (BMH).
Baitul Maal Hidayatullah (BMH) merupakan salah satu lembaga amil zakat
nasional yang berusaha mengimplementasikan visi pengelolaan zakat yang
amanah, transparan, profesional dan inovatif serta berusaha melaksanakan tujuan
besar sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) yaitu meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam penunaian, pelayanan dan meningkatkan hasil guna dari dana
Zakat Infaq, Shadaqah (ZIS). Eksistensi dari Baitul Maal Hidayatullah dapat
dilihat dari keberhasilan Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dalam menciptakan
program-program pengelolaan dana Zakat Infaq, Shadaqah (ZIS) yang
transparan seperti program pendidikan, sosial, ekonomi dan dakwah. Selain itu
bukti keeksistensiannya Baitul Maal Hidayatullah berhasil membuka cabang
dihampir seluruh propinsi yang ada di Indonesia sehingga dalam tiap tahun
penghimpunan dana Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) cukup besar
Tabel 1.2.
Jumlah Penghimpunan ZIS di LAZ BMH 2001-2010
Tahun

Jumlah

2001

13.500.000.000,00

2002

1.914.256.702,98

2003

1,761.006.729,00

2004

3.255.495.006,00

2005

6.422.111.121,00

2006

7.383.360.101,00

2007

10.793.648.307,00

5

2008

15.849.548.237,00

2009

16.759.780.000,00

2010
(sampai
8.354.934.356,00
Oktober)
Sumber: Dokumen Forum Zakat (FOZ) Grand Total
Penggalangan Dana Lembaga Amil Zakat, diakses di situs resmi
FOZ www.forumzakat.net pada tanggal 16 Oktober dan Majalah
bmhnews edisi November 2010 h. 21
Dari data di atas tahun 2001 yaitu tahun sejak disahka Lembaga Amil
Zakat (LAZ) Baitul Maal Hidayatullah (BMH) oleh pemerintah hingga tahun
2003 terjadi tren tahun penurunan yang sangat tajam dari jumlah penghimpunan
Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) yaitu sebesar 666,6 persen. Banyak lembaga
amil zakat yang berdiri pasca dikeluarkannya UU No. 38 tahun 1999 khususnya
pada tahun 2002-2006 salah satu faktor penurunan tingkat penghimpunan zakat
di BMH. Pada tahun 2002 misalnya, Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang telah
mendapatkan legalitas dari pemerintah seperti Bangun Sejahtera Mitra Umat,
LAZ Dewan Dakwah, LAZ Muhammadiyyah, LAZ Persis, Portal Infaq, Baitul
Maal BRI, Baitul Maal wa Tamwil Jakarta. Kalau pada tahun 2001 Lembaga
Amil Zakat (LAZ) baru berdiri sebanyak delapan Lembaga. Adapun tahun 2006
sudah berdiri Lembaga Amil Zakat (LAZ) sebanyak 16 LAZNAS (Lembaga
Amil Zakat Nasional) yang sudah dilegalkan oleh pemerintah yang berdiri di
berbagai propinsi.5 Adapun faktor internal yang mempengaruhi penghimpunan
turun adalah belum berpengalamannya Lembaga Amil Zakat (LAZ) dalam
5

2011, h. 5

Majalah INFOZ, Media Infomasi Organisasi Pengelola Zakat, edisi 12 TH IV Mei- Juni

6

penerapan manajemen internal pengelolaan dana Zakat, Infaq,Shadaqah (ZIS)
sehingga menyebabkan tingkat kepercayaan (trust) dari masyarakat rendah yang
pada akhirnya mudah bagi donatur untuk menyalurkan dana mereka ke tempat
lain yang dipercaya.6 Seiring tingkat pengalaman Baitul Maal Hidayatullah
(BMH) bertambah dalam menghimpun dana Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS) dan
berbagai cara dan strategi yang ditempuh untuk menghimpun dana Zakat, Infaq,
Shadaqah (ZIS) Dalam rentang waktu 2003 sampai 2008 penghimpunan dana
Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS) di Baitul Maal Hidayatullah (BMH) terus
meningkat, jumlah kenaikan tersebut tidak kurang dari 35,12 persen pertahun dan
2007-2008 merupakan kenaikan yang sangat signifikan dari tahun sebelumnya
yaitu sebesar Rp 5,054 miliar atau naik sebesar 46,81 persen. Sementara itu dari
keterangan forum zakat (FOZ) rasio produktivitas dari BMH sebesar 77,7 persen.
Ini berarti bahwa penyaluran dana Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS) oleh Baitul
Maal Hidayatullah (BMH) mengalami pertmbuhan yang signifikan dan
penyaluran Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS) yang tepat sasaran dengan
pengembangan fokus program pendidikan dakwah dan ekonomi.7
Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Hidayatullah (BMH) belum mampu
menghimpun potensi dana zakat yang ada, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dan
Lembaga Amil zakat lainnya mengalami problem yang sama yaitu semenjak
6

Ria Casmi Arrsa, Negara Dalam Merevitalisasi Pengelolaan Zakat Sebagai Upaya Strategis
MenanggulanganKemiskinan Di Indonesia, diakses dari http://www.legalitas.org. pada tanggal 15
Oktober 2010
7
Media Informasi Organisasi Pengelola Zakat (INFOZ), Edisi 3 tahun V Oktober –
November, h. 14

7

tahun 1999, Indonesia yang telah memiliki Undang-Undang zakat yang secara
substansi Undang-Undang tersebut memberikan aturan

dan pola hubungan

antara lembaga amil zakat baik yang dikelola oleh masyarakat maupun oleh
pemerintah dimana perkembangan pengelolaan zakat dan pemanfaatannya belum
optimal jika dilihat dari potensi yang dimiliki hal ini dikarenakan oleh bebarapa
faktor seperti :
1.

Lemahnya penerapan prinsip manajemen organisasi di dalam pengelolaan
dana zakat.

2.

Rendahnya penguasaan teknologi oleh institusi amil zakat

3.

Lembaga amil zakat masih dipandang sebagai lembaga grassroot dan tidak
professional. Akibatnya Muzakki, Munfiq, dan Mushadiq (dalam hal ini
disebut donatur) mempunyai motivasi yang cukup
menjalankan

kewajibannya,

artinya

masih

banyak

rendah dalam
keraguan

yang

menghampiri para donatur untuk menyalurkan dananya pada satu lembaga.
Sehingga menjadi godaan tersendiri bagi para donatur untuk berpindah
antara satu lembaga pengelola Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS) ke lembaga
sejenis lainnya, atau bahkan menyampaikan Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS)
secara langsung ke mustahik8. Dalam survey yang dilakukan oleh Ford
Foundation bekerja sama dengan UIN Syarif Hidayatullah yakni 61 persen
zakat fitrah dan 93 persen zakat maal diberikan langsung kepada penerima.
8

Erni Yanti Siregar, Kinerja Lembaga Amil Zakat (LAZ) Nasional Dompet Dhuafa
Republika dalam Pengelolaan Dana ZIS, diakses dari, http://www.mb-ipb.org. tanggal 15 Oktober
2010

8

Penerima zakat fitrah dan zakat maal terbesar (70 persen) adalah masjidmasjid, BAZ pemerintah hanya mendapatkan 5 persen zakat fitrah dan 3
persen zakat maal, serta LAZ swasta hanya 4 persen zakat maal.9
Persaingan Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dengan lembaga amil zakat
yang lainnya dalam menghimpun dan merangkul donatur begitu ketat terlihat
dari banyak lembaga amil zakat yang dikelola oleh masyarakat seperti Yayasan
Dompet Dhuafa (DD) di Jakarta, Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) di
Surabaya, Yayasan Darut Tauhid (DT) di Bandung, Pos Keadilan Peduli Umat
(PKPU) di Jakarta, Dompet Sosial Umul Quro (DSUQ) di Bandung, Lagzis di
Jakarta yang telah melakukan penggalangan dana umat secara profesional dan
inovatif.10 Banyaknya lembaga amil zakat yang muncul menyebabkan donatur
dihadapkan pada berbagai pilihan lembaga amil zakat yang pada akhirnya bisa
memungkinkan donatur untuk beralih lembaga pada amil zakat lain, terlebih lagi
jika lembaga amil zakat tersebut membuat suatu perubahan dan menawarkan
karakteristik pengelolaan dana Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS) yang lebih unggul
untuk memberikan kepuasan terhadap donatur atas dana Zakat, Infaq, Shadaqah
(ZIS) yang mereka salurkan.
Berbagai program yang berpariasi ditawarkan oleh lembaga-lembaga zakat
kepada donatur membuat Baitul Maal Hidayatullah (BMH) lebih berhati-hati

9

Achmad Setiyaji, Potensi ZIS dan Problem Pengelolaan, diakses dari
http://www.rumahzakat.org/detail.php?id=1628&kd=B. diakses pada tanggal 07 Oktober 2010
10
Zaim Saidi dan Hamid Abidin, Menjadi Bangsa Pemurah, Wacana dan Praktek
Kedermawanan Sosial di Indonesia, (Jakarta : Piramedia, 2005), h. 3

9

dalam merancang strategi penghimpunan (fundraising) Zakat, Infaq, Shadaqah
(ZIS). Salah satu cara agar dapat menghimpun dana Zakat, Infaq, Shadaqah
(ZIS) dari para donatur

adalah dengan memperoleh donatur sebanyak-

banyaknya. Lembaga amil zakat akan berhasil memperoleh donatur dalam
jumlah yang banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi para
donatur. Kepuasan donatur yang tercipta dapat memberikan beberapa manfaat,
antaranya hubungan antara Lembaga Amil Zakat (LAZ) dan donatur menjadi
harmonis, memberikan dasar yang baik bagi penyaluran ulang, membentuk suatu
rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan Lembaga Amil Zakat
(LAZ) dan tercipta loyalitas Donatur. Donatur yang puas dan loyal (setia)
merupakan peluang bagi Baitul Maal Hidayatullah (BMH) untuk mendapatkan
donatur baru.
Dana Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS) yang besar yang dihimpun oleh Baitul
Maal Hidayatullah (BMH) dapat terjadi karena cabang Baitul Maal Hidayatullah
(BMH) yang begitu luas dan adanya donatur baru, maupun penyaluran ulang
oleh donatur lama. Terjadi penyaluran ulang ini disebabkan oleh kepuasan
donatur sehingga hal tersebut akan menciptakan loyalitas donatur. Adanya
donatur yang loyal terhadap Baitul Maal Hidayatullah (BMH) akan dapat
meningkatkan penghipunan dana Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS) dan mampu
mempertahankan posisi yang baik sebagai lembaga filantrofi.
Mengetahui akan penting suatu loyalitas donatur, maka menarik bagi
peneliti untuk melakukan penelitian tentang strategi Lembaga Amil Zakat Baitul

10

Maal Hidayatullah dalam menjaga dan mempertahankan loyalitas para donatur
(muzakki, munfiq, mushadiq) yang dituangkan dalam bentuk skripsi berjudul
“Strategi LAZ Baitul Maal Hidayatullah dalam Menjaga Loyalitas
Donatur”
B.

Pembatasan dan Perumusan Masalah
Baitul Maal Hidayatullah (BMH) selama ini mengalami peningkatan
jumlah penghimpunan dana Zakat, Infak, dan Shadaqah (ZIS) dari tahun ke
tahun,

Oleh sebab itu muncul pertanyaan apakah peningkatan jumlah dana

Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS) disebabkan oleh

jumlah cabang Baitul Maal

Hidayatullah (BMH) yang banyak yang berdiri di berbagai daerah sehingga
penghimpunan dana ZIS di setiap daerah bisa tergali, atau pengaruh dari mutu
kinerja strategi yang dilakukan oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH) pusat
dalam dan meningkatkan loyalitas donatur sehinggga meningkatkan jumlah dana
Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS) .
Berdasarkan masalah-masalah yang diidentifikasi di atas agar mendapatkan
suatu batasan penelitian yang jelas sekaligus mencegah pembahasan yang meluas
yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang akan dibahas, selain itu karena
keterbatasan ilmu dan pengetahuan serta waktu dan tenaga yang dimiliki oleh
penulis, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada, bagaimana
strategi Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dalam menjaga loyalitas donatur. Hal
ini bertujuan untuk mengetahui lebih banyak strategi yang dilakukan oleh Baitul
Maal Hidayatullah (BMH) dalam menjaga kepercayaan para donatur agar

11

terbentuk image yang baik tentang Baitul Maal Hidayatullah serta bertujuan
untuk meningkatkan penghimpunan dana Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS)
Dari pembatasan masalah tersebut, untuk lebih memudahkan penulis dalam
pembahasan skripsi ini, maka penulis membuat rumusan masalah yang muncul
dalam penelitian ini yang berbentuk pertanyaan sebagai berikut:
1.

Apa strategi yang diaplikasikan oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dalam
menjaga loyalitas donatur?

2.

Mengapa Baitul Maal Hidayatullah (BMH) memilih menggunakan strategi
tersebut?

3.

Langkah-langkah apa yang dilakukan oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH)
untuk mengaplikasikan strategi yang dipilih?

4.

Bagaimana tingkat perkembangan Baitul Maal Hidayatullah (BMH) setelah
menerapkan strategi menjaga loyalitas donatur tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari penelitian skripsi ini adalah
1. Untuk mengetahui strategi yang diaplikasikan oleh Baitul Maal Hidayatullah
(BMH) dalam menjaga loyalitas donatur
2. Untuk mengetahui mengapa Baitul Maal Hidayatullah (BMH) memilih
menggunakan strategi tersebut
3. Untuk mengetahui langkah-langkah apa yang dilakukan oleh Baitul Maal
Hidayatullah (BMH) untuk mengaplikasikan strategi tersebut.

12

4. Untuk mengetahui tingkat Perkembangan Baitul Maal Hidayatullah (BMH)
setelah menerapkan strategi menjaga loyalitas Donatur.
Adapun manfaat praksis dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi
syarat kelulusan strata satu serta persyaratan memperoleh gelar sarjana ekonomi
syariah (S.E,Sy) di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian skripsi ini adalah :
a. Teoritis
1) Bagi penulis khususnya mampu menambah cakrawala keilmuan dan
mengembangkan pikiran yang berupa konsep atau gagasan yang bisa
dianalisa lewat penelitian ini.
2) Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan teori baru dan atau
sebagai pengembangan teori mengenai strategi atau manajemen menjaga
loyalitas donatur

khususnya donatur dari Baitul Maal Hidayatullah

(BMH)
b.

Praktis
1) Secara praktis penelitian ini diharapkan berguna bagi para praktisi
khususnya Baitul Maal Hidayatullah (BMH) sebagai acuan dan
perbandingan dengan lembaga zakat yang lainnya.
2) Penelitian dapat dijadikan sebagai pedoman atau referensi yang bisa
memberikan sumbangsih dalam bentuk karya ilmiah untuk kemudian
dijadikan bahan kajian dalam mengembangkan konsep manajemen atau

13

strategi menjaga loyalitas khususnya loyalitas dari donatur Zakat, Infaq,
Shadaqah (ZIS)
D. Review Studi Terdahulu
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan penulis belum menemukan
penelitian ini sebelumnya. Namun sebagai acuan penulis mengambil beberapa
skripsi yang menjadi bahan acuan adalam membuat skripsi ini yaitu :
1.

Fachri

Firdaus

dengan

judul

skripsi

Strategi

Pengembangan

Organisasi Pengelolaan Zakat (OPZ) mahasiswa program Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan
Nomor Induk Mahasiswa (NIM) 203046101698. Isi Masalah dari skripsi
yang diangkat yaitu
a)

Apa saja yang harus dilakukan dalam mengembagkan organisasi
terutama pada Organisasi Pengelola Zakat (OPZ)

b) Bagaimanakah strategi pengembangan OPZ yang dilakukan oleh LAZ
PKPU
c)

Apa yang menjadi kekuatan adan kelemahan serta peluang dan
tantangan dari kegiatan pengembangan organisasi yang dilakukan PKPU

d) Bagaimana analisa strategi pengembangan organisasi LAZ PKPU
Adapun perbedaan dari skripsi yang penulis akan teliti yaitu, bahwa skripsi
ini hanya membahas bagaimana strategi mengembangkan suatu organisasai
zakat. Akan tetapi dalam penelitian penulis akan memaparkan strategi
bagaimana organisasi itu berkembang dengan strategi menjaga donatur tetap

14

loyal dalam menyalurkan dana mereka pada Baitul Maal Hidayatullah
(BMH) sehingga Baitul Maal Hidayatullah (BMH) itu sendiri dapat
berkembang dengan pesat.
2.

Abdul Alim dengan judul skripsi Pemberdayaan Ekonomi Mustahik Zakat
Perusahaan pada Baitul Maal Muamalat mahasiswa Program Studi
Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Syarif Hidayatullah
dengan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) 205046100589. Isi Masalah yang
ada dalam skripsi ini adalah :
a)

Bagaimana konsep pemberdayaan ekonomi mustahik dengan zakat
perusahaan

b) Bagaimana pola pengumpulan dan pendayagunaan ZISWAF yang
dilakukan Baitul Maal Muamalat
c)

Bagaimana hasil pencapaian BMM dalam memperdayakan ekonomi
mustahik

Adapun Perbedaan dengan skripsi iini adalah dalam kajian skripsi ini penulis
tidak hanya memaparkan bagaimana strategi penggalangan dana akan tetapi
bagaimana juga cara mempertahankan donatur agar tetap menyalurkan dana
mereka pada Baitul Maal Hidayatullah (BMH)
Didasari kajian review ini penulis tertarik untuk meneliti strategi yang
dikembangkan LAZ Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dalam menjaga loyalitas
para donatur dalam memertahankan kontinyuitas penghimpunan dana di Baitul
Maal Hidayatullah (BMH). penulis beranggapan penulisan karya tulis ini sangat

15

penting karena melihat perkembangan Lembaga-lembaga amil zakat saat ini.
Selain membahas penghimpunan dana, masalah Lembaga Amil Zakat (LAZ) ini
belum secara khusus membicarakan masalah loyalitas Donatur Zakat, Infaq,
Shadaqah (ZIS).
E. Metode Penelitian dan Teknis Penulisan
Salah satu tahapan urgen dalam penulisan karya ilmiah adalah penerapan
metodologi yang tepat yang digunakan sebagai pedoman penelitian dalam
mengungkap fenomena dan

untuk menjawab rumusan masalah yang telah

diuraikan maka perlu bagi penulis untuk menguraikan metodologi penelitian
yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu :
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian yang datanya bersifat kualitatif
dengan menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu penelitian yang
menggambarkan suatu gejala data-data dan informasi yang berdasarkan pada
fakta yang diperoleh di lapangan11. Kemudian penulis menggambarkan atau
memaparkan analisis data tentang strategi menjaga loyalitas donatur yang
kemudian diambil kesimpulan. Dengan metode deskriptif analisis ini, penulis
mengumpulkan dan memaparkan data yang diperoleh dengan melakukan
penelitian lapangan (Field Research).

11

h. 35

Irawan Soehartono, Penelitian Sosial, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1995) cet. 1

16

2. Pendekatan
Adapun penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen (approach
managemen) yang bertujuan untuk mempelajari strategi-strategi yang
diterapkan oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Dalam penelitian ini focus
penelitian adalah pada bagaimana strategi yang digunakan oleh Baitul Maal
Hidayatullah (BMH) dalam menjaga loyalitas.
3. Sumber Data
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis sumber
data, yaitu:
a.

Data Primer, dalam hal ini penulis mengambil data melalui penelitian
langsung melalui pihak yang terkait dengan pembahasan skripsi ini guna
memperoleh data-data mengenai strategi menjaga loyalitas donatur. Data
primer merupakan data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu
organisasi atau perorangan langsung dari objeknya12.

b.

Data Sekunder. Dimana dalam hal ini penulis memperolah data atau
informasi melalui buku, jurnal, surat kabar, artikel, media internet atau
data-data yang dikeluarkan oleh LAZ Baitul Maal Hidayatullah (BMH).
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi,
sudah dikumpulkan13.

12

Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta : Rajawali Press, 2008), h.

13

Ibid., h. 103

101

17

4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini proses pengambilan data akan diperoleh melalui
metode-metode sebagai berikut
a. Observasi,
Dalam observasi ini penulis langsung mendatangi tempat penelitian
yaitu Baitul Maal Hidayatullah (BMH) yang dalam hal ini penulis
mendatangi kantor Baitul Maal Hidayatullah (BMH), pihak-pihak yang
punya jabatan di Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dengan mengamati
sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan
sebenarnya
b. Wawancara
Dalam hal ini Penulis melakukan tanya jawab secara lisan dan bertatap
muka secara langsung dengan mengajukan pertanyaan kepada pihak Baitul
Maal Hidayatullah (BMH) seperti direktur utama, Fund manajer, manajer
Fund Distribution mengenai Staregi menjaga loyalitas Donatur. Adapun
yang ditanyakan seperti terkait dengan laporan keuangan, laporan jumlah
donatur tiap tahun, jumlah donasi yang dikeluarkan oleh setiap donatur,
faktor internal dan eksternal perusahaan dan seluruh masalah yang terkait
dengan strategi menjaga loyalitas yang diterapkan oleh LAZ Baitul Maal
Hidayatullah (BMH)

18

c. Dokumentasi
Dalam hal ini penulis mengumpulkan data berupa data-data tertulis
yang ada pada diliteratur-literaur buku, jurnal, surat kabar, atikel, dan
referansi lainnya yang mengandung keterangan dan penjelasan serta
pemikiran tentang penomena yang masih aktual mengenai strategi menjaga
loyalitas donatur serta dianalisa dengan data yang diperolah oleh penulis di
LAZ Baitul Maal Hidayatullah (BMH)
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik
analisis induktif yaitu teknik menganalisa temuan-temuan penelitian muncul
dari keadaan umum, tema-tema dominan dan signifikan yang ada dalam data
tanpa mengabaikan hal-hal yang muncul oleh struktur metodologisnya.14
Pendekatan analisis induktif ini untuk membantu pemahaman yang jelas dalam
mengolah data dan memberikan penjelasan yang baik untuk mengetahui
temuan-temuan strategi Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dalam menjaga
loyalitas donatur.
6. Teknik Penulisan
Sebagai pedoman skripsi ini, penulis merujuk kepada buku “pedoman
penulisan skripsi” Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2007

14

297

Lexy J Moleong , Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005), h.

19

F. Sistematika Penulisan
Hasil akhir dari penulisan ini akan dituangkan dalam laporan tertulis
dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Bab ini membahas latar belakang masalah,

pembatasan masalah dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu,
metode penelitian dan teknik penulisan, sistematika penulisan.
BAB II Strategi, Loyalitas dan Lemabaga Amil Zakat
Bab ini membahas tentang manajemen startegi yang meliputi pengertian
strategi, elemen-elemen strategi, proses perancanaan strategi bagi organisasi
nirlaba, nilai -nilai perencanaan strategi organisasi nirlaba. Loyalitas membahas
pengerrtian loyalitas, faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas, dan cara
mempertahankan loyalitas. Lemabaga Amil Zakat (LAZ) membahas tentang
pengertian LAZ, urgensi lembaga amil zakat, urgensi loyalitas donatur bagi amil
zakat dan hikmah adanya lembaga amil zakat (LAZ)
BAB III Sejarah Singkat Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Hidayatullah
(BMH)
Bab ini menguraikan tentang objek penelitian secara komprehensif
antaranya, latar belakang berdiri Baitul Maal Hidayatullah (BMH), visi dan misi
Baitul Maal Hidayatullah (BMH), tujuan didirikan Baitul Maal Hidayatullah
(BMH), struktur organisasi Baitul Maal Hidayatullah (BMH), diskripsi tugas
masing-masing departemen, macam – macam program Baitul Maal Hidayatullah

20

(BMH), produk – produk Baitul Maal Hidayatullah (BMH), mitra kerjasama,
cabang – cabang Baitul Maal Hidayatullah (BMH)
BAB IV Strategi LAZ Baitul Maal Hidayatullah dalam Menjaga Loyalitas
Donatur
Bab ini memuat uraian secara rinci mengenai semua temuan-temuan yang
dihasilkan yaitu, Urgensi penerapan strategi loyalitas donatur di Baitul Maal
Hidayatullah (BMH), faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas donatur di
Baitul Maal Hidayatullah (BMH), strategi Baitul Maal Hidayatullah (BMH)
dalam upaya menjaga loyalitas donatur, langkah-langkah Baitul Maal
Hidayatullah (BMH) dalam merumuskann strategi menjaga loyalitas, Mekanisme
penerapan strategi loyalitas di Baitul Maal Hidayatullah (BMH) implementasi
strategi, faktor-faktor pemilihan strategi, kemudahan dan hambatan dalam
menerapkan strategi loyalitas, analisis tingkat perkembangan BMH.
BAB V Penutup
Bab ini memuat kesimpulan dan saran. Kesimpulan dihasilkan dari
pembahasan yang telah dilakukan serta saran berisi tentang saran-saran untuk
penelitian yang lebih lanjut mengenai Baitul Maal Hidayatullah (BMH)

BAB II
MANAJEMEN ZAKAT, LEMBAGA AMIL ZAKAT DAN LOYALITAS

A. Manajemen Zakat
1. Pengertian Manajemen
Manajemen

merupakan

kata

serapan

dari

bahasa

Inggris,

”management” yang berakar kata ”manage,” yang berarti ”control” kontrol
dan ”succed” sukses. Dari kata ini dapat disimpulkan bahwa inti dari
manajemen adalah pengendalian hingga mencapai sukses yang diinginkan.1
Adapaun manajemen secara terminologi yang diartikan oleh James Stones
seperti yang dikutip oleh Eri Sudewo, bahwa manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha para
anggota organisasi dengan menggunakan sumber daya yang ada agar
mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.2
Menurut

Follet

seperti

yang

dikutip

Fakhruddin

manajemen

merupakan seni untuk melakukan sesuatu melalui orang lain. Dalam tataran
ilmu,

manajemen

dipandang

sebagai

kumpulan

pengetahuan

yag

dikumpulkan, disistematisasi dan diterima berkenaan dengan kebenarankebenaran universal.3

1

Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas, (Malang : UIN Malang Press, 2007), h.

2

Eri Sudewo,Manajemen Zakat, (Ciputat : Institut Manajemen Zakat, 2004), h. 63
Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia (Malang : UIN Malang Press, 2008),

71
3

h. 266

21

22

Menurut Hani Handoko manajemen adalah bekerja dengan orangorang untuk menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan
organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan personalia atau kepegawaian, pengarahan dan kepemimpinan
serta pengawasan.4
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara
rapi, benar, tertib dan teratur. Proses-proses harus diikuti dengan baik sesuatu
tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Hal ini merupakan prinsif utama
dalam ajaran Islam. Rasulullah saw. Bersabda dalam sebuah hadist yang
diriwayatkan Imam Thabrani

‫אن‬

‫وא‬

‫ن‬

‫א‬

‫ذא‬

‫نא‬

Artinya
Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan
sesuatu pekerjaan, dilakukan secara Itqan (tepat, terarah, jelas dan tuntas)
(HR. Thabrani)
Arah pekerjaan yang jelas, landasan yang mantap dan cara-cara
mendapatkannya yang transparan merupakan amal perbuatan yang dicintai
Allah swt. Sebenarnya manajemen dalam arti mengatur segala sesuatu agar
dilakukan dengan baik, tepat dan tuntas merupakan hal yang disyariatkan
dalam ajaran Islam.5

4

Ibid,. h. 64
Didin Hafidhuddin, Manajemen Syariah dalam Praktik, (Jakarta : Gema Insani Press,
2003), h. 1
5

23

Pada dasarnya menajemen merupakan rangkaian cara beraktifitas.
Bagi seorang muslim manajemen bisa menjadi wahana amal kebajikan. Di
situ ada kesadaran untuk mengaplikasikan cara-cara bekerja dengan landasan
ajaran Islam. Manajemen islami idak bebas nilai.kaidah halal dan thayyib
menjadi nilai utama organisasi. Ini berlaku dari awal pengembilan keputusan,
perencanaan hingga aplikasi dan evaluasinya yang tetap melandaskan pada
nlai-nilai halal dan thayyib.6
Halal dan thayyib tidak hanya berlaku untuk menilai sebuah benda
seperti makanan atau barang. Dengan prinsip itu Islam mengenalkan karakter
manajemen halal dan thayyib. Melalui karakter tersebut lahir dua hal ciri
penting dalam manajemen halal dan thayyib, yakni (1) menekankan pada
proses, dan (2) berorientasi pada penyuburan kebijakan.
Penekanan pada proses merupakan inti dari Management By Process
(MBP). Pendekatan manajemen ini tidak mengutamakan hasil akhir. Dalam
melaksanakan aktivitas yang harus diperhatikan adalah upaya-upaya
penghindaran kerugian pada pihak lain. Perkembangan yang sehat didorong.
Antara satu dengan yang lain jadi saling mengisi, memperkuat berbagai sisisisi

yang

lemah.

Tidak

menimbulkan

kerugian

secara

otomatis

mengembangkan kemaslahatan. Bahwa suatu proses butuh waktu tentu saja.
Bahwa proses pun butuh satu kesepakatan bahasa juga merupakan tahapan
yang harus dilalui
6

Eri Sudewo, op.cit. h. 77

24

2.

Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu aktivitas untuk membuat rancanganrancanagan agenda kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi.
Perencanaan itu bisa terkait dngan waktu dan strategi.
Langkah-langkah

yang

dilakukan

oleh

lembaga

zakat

agar

perencanaan lembaga tersebut tercapai secara optimal adalah :
a. Filtrasi
Islam memang indah. Agama samawi ini menghargai apapun
kebaikan

yang

telah

berkembang

sebelum

Islam

masuk.

Islam

menganjurkan jangan tembak nyamuk dengan meriam atau ambil madunya
jangan

hancurkan

sarangnya.

Artinya

Islam

tidak

mengijinkan

penghancuran peradaban manusia yang telah dibangun beratus tahun
sebelumnya. Itulah salah satu makna rahmatan lil’alamin. Maka yang perlu
dilakukan adalah filterisasi. Tujuannya untuk menyeleksi mana hal yang
harus disisihkan dan mana yang harus dipertahankan dan dikembangkan.
b. 5 W + 1 H
Perhatikan urutan penerima zakat yang dipadankan dengan sifat
Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Kaitan itu harus cermat
dipahami olem pengurus zakat. Bahwa alokasi zakat sungguh-sungguh
diprioritaskan untuk fakir dan miskin, sebagai kalangan yang diposisikan
dalam urutan pertama danm kedua. Ketentuan ini sangatlah adil. Sebab
kondisi fakir miskin, selalu menjerat hingga sukar untuk bisa lepas dari

25

kesulitan hidup. Kemiskinan selalu melahirkan berbagai kemiskinan
lainnya. Dengan sifat yang Maha Bijaksana, Allah memahami kondisi
kritis itu. Maka para amil yang mengurus fakir miskin, juga harus
memahaminya. Dengan sifat Maha Bujaksana, Allah tempatkan fakir
miskin pada prioritas utama penerima zakat.
Banyak cara dalam merancang sebuah perencanaan. Satu kiat
menarik adalah menggunakan 5 W + 1 H : (what, when, who, where, why,
dan how ) pendekatan 5 W menjelaskan “apa yang hendak dilakukan,
kapan dilaksanakan, siapa pelakunya, dimana pelaksanaannya dan
mengapa itu dijalankan”. Dan 1 H menggambarkan “bagaimana cara
melakukannya”. Dengan mengeksplorasi pendekatan 5 W + 1 H ini, akan
diperoleh suatu perencanaan yang lebih matang, sistematis, jelas tujuannya,
arah dan sasarannya. Siapapun yang membaca suatu perencanaan
berdasarkan 5 W + 1 H akan mudah memahaminya. Pendekatan ini
memudahkan penyusunan plan of action.
c.

Perencanaan Berdasarkan Waktu
Perencanaan yang terkait waktu sering dibagi menjadi tiga bagian
yaitu perencanaan jangka pendek, perencanaan jangka menengah, dan
perencanaan jangka panjang. Sedangkan.perencanaan yang matang akan
memberikan arahan kemana jalan organisasi dalam waktu yang telah

26

ditentukan. Ini akan mempermudah dalam membuat langkah-langkah
konkret secara pasti.7
d.

Perencanaan Strategis
Prancanaan strategis yaitu perencanaan yang digunakan untuk
menjaga fleksibilitas rencana jangka panjang akibat berubahnya situasi.
Rencana strategis ini bertujuan untuk menjaga eksistensi organisasi
sehingga tetap bertahan.
Dalam pengelolaan zakat, rencana strategis merupakan suatu
unsur yang tidak bisa dipisahkan. Ada beberapa alasan tentang hal itu.
Pertama adalah masalah kepercayaan, kepercayaan akan muncul jika
orang lain yang menyampaikan oleh karena itu kepercayaan butuh waktu
yang lama untuk diraih. Kedua yaitu masyarakat memiliki logika sendiri
dalam menilai sebuah organisasi. Secara sosial, zaat merupakan bentuk
ibadah yang memiliki hubungan nyata dengan masyarakat.8

3.

Pengorganisasian
Ajaran Islam adalah ajaran yang mendorong umatnya untuk
melakukan segala sesuatu secara terorganisasi dengan rapi. Kesungguhan dan
keseriusan dalam mengorganisir sesuatu sangat dianjurkan oleh Islam.9

7

Sudirman, op.cit. h. 80-81
Ibid., h. 81-82
9
Didin Hafidhuddin, Manajemen Syariah dalam Praktik, (Jakarta : Gema Insani Press, 2003),

8

h. 100

27

Pengorganisasian tidak lepas dari koordinasi Koordinasi, yaitu upaya
penyatuan sikap dan langkah dalam pencapaian tujuan. Pada dasarnya
organisasi zakat menghimpun sejumlah orang yang masing-masing punya
kepentingan. Organisasi zakat juga memiliki kepentingan. Disinilah sering
terjadi tabrakan antara kepentingan organisasi dan anggota. Maka dibutuhkan
orang kuat dalam membenahi penyimpangan, konsisten dalam mempertahan
kan visi dan selalu mendorong anggota untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Eri Sudewo Koordinasi dapat terwujud karena beberapa faktor yaitu
1) Pimpinan
Organisai nirlaba sangat ditentukan dengan sikap pemimpin. Apa yang
dikatakan pemimpin meruapakan perintah sebagai inti koordinasi.
2) Sumber Daya Manusia (SDM)
Baik buruknya koordinasi juga ditentukan oleh kapasitas dan kapabilitas
SDM yang ada. SDM mencerminkan sosok organisasi. Anggota dengan
kesadaran tinggi berbenah, jadi potensi baik bagi berjalannya koordinasi
3) Sistem
Organisasi yang memiliki sistem, lebih mampu bertahan dalam waktu yang
lebih lama ketimbang yang tak bersistem.10
4.

Pelaksanaan dan Pengarahan
Pelaksanaan dalam sebuah manajemen ialah aktualisasi perencanaan
yang dicanagkan oleh organisasi, sedangkan pengarahan adalah proses
10

Eri Sudewo,Manajemen Zakat, (Ciputat : Institut Manajemen Zakat, 2004), h. 106-107

28

penjagaan agar pelaksanaan program kegiatan dapat berjalan sesuai dengan
rencana.11 Dalam pelaksanaan ada beberapa komponen yang sangat dierlukan
diantaranya adalah motivasi, komunikasi, dan kepemimpinan.
a.

Motivasi
Motivasi akan memunculkan semangat bekerja dan pantang menyerah
saat menghadapai berbagai tantangan dan hambatan. Untuk memotivasi
anggota organisasi perlu dibangun sikap kebersamaan dan keterbukaan
sehingga anggota yang baru masuk sekalipun akan merasa menjadi
bagian utuh yang diharapkan kiprahnya. Ada beberapa jurus untuk
memotivasi anggota organisasi yaitu pertama, pengelolaan zakat adalah
mitra muzakki. Zakat adalah kewajiban orang kaya yang harus
dikeluarkan guna mensucikan harta mereka. Amil zakat bertugas untuk
berdakwah kepada para muzakki untuk berzakat, ini adalah perbuatan
mulia yang tergolong dakwah apalagi kalo sukses tentu pahalanya
berlipat ganda. Kedua setelah mengumpulkan zakat tugas amil
mendayagunakan secara benar apabila tugas ini dilakukan dengan benar
maka menjadi ladang amal bagi amil untuk bekerja giat dan penuh
semangat. Ketiga transparan antar anggota unsur ini penting dalam rangka
meningkatkan loyalitas dan kepercayaan amil terhadap lembaga yang
digelutinya. Dengan demikian amil ekan bekerja optimal sedangkan

11

86

Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas, (Malang : UIN Malang Press, 2007), h.

29

muzakki akan percaya dan puas atas kinerja amil karena zakatnya telah
tersampaikan kepada yang berhak.
b.

Komunikasi
Komunikasi merupakan kegiatan untuk menyampaikan informasi secara
timbal balik sehingga tidak terjadi kesalahpahaman terhentinya informasi
akan menyebabkan kemacetan interaksi sehingga pada akhirnya akan
memunculkan masalah baru. Oleh sebab itu jalannya arus informasi harus
berlangsung secara lancar.

c.

Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah unsur esensial dalam sebuah organisasi seiring
sinyalemen umum bahwa warna organisasi sangat tergantung siapa yang
memimpinnya. Kepemimpinan tidak lepas dari karakter individu yang
sering ditentukan oleh lingkungan keluarga, lingkungan bergaul, belajar
atau tempat kerja. Bakat kepemimpinan membutuhkan stimulus dari luar
sehingga bakat itu dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal.12

5.

Pengawasan
Pengawasan merupakan proses untuk menganjurkan aktivitas positif
dan mencegah perbuatan yang menyalahi aturan atau dalam bahasa agama
bias di sebut amar ma’ruf nahi munkar. Tujuan pengawasan adalah untuk
menjamin tercapainya tujuan organisasi. Caranya adalah mengembalikan atau
12

86-89

Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas, (Malang : UIN Malang Press, 2007), h.

30

meluruskan berbagai penyimpangan yang terjadi. Atau memberikan masukan
secara integral mengapa perjalanan sebuah organisasi tersendat-sendat.
a.

Pengawasan Lembaga Zakat
Lembaga zakat merupakan lembaga yang lahir karena tuntutan Islam.
Dalam prekteknya lembaga zakat harus mematuhi koridor syari’ah. Oleh
karena itu, dalam lembaga zakat, pengawasan dibedakan menjadi dua
substansi, yakni
Pertama, secara fungsional, pengawasan telah built-in melekat inheren
dalam diri setiap amil. Dengan pengawasan melekat, sejak dini
pengimpangan telah dikikis oleh tiap amil.
Kedua, secara formal, lembaga zakat membuat Dewan Syari’ah.
Kedudukan Dewan Syari’ah dilembagakan secara structural. Bersifat
formal melalui surat keputusan Badan Pendiri. Karena mengawasi seluruh
kegiatan, secara organisasi posisi Dewan Syari’ah berada diatas pimpinan
lembaga zakat. Hak dan wewenang Dewan Syari’ah adalah melegalkan
dan mengesahkan setiap program lembaga zakat. Juga berhak
menghentikan program yang menyimpang dari ketentuan syari’ah.13

b.

Tipe Pengawasan
Pada praktekn