4
Bahan yang digunakan
a. Bekatul beras hitam sebagai bahan yang akan di ekstraksikan bekatul diperoleh dari
Kartasura, Solo. b.
Etanol 96 sebagai penyari bekatul beras hitam. c.
Aloksan sebagai penginduksi hiperglikemi Sigma Aldrich. d.
Larutan saline larutan NaCl 0,9 sebagai pelarut aloksan. e.
Aquades sebagai pelarut ekstrak etanol bekatul beras hitam. f.
Tikus putih galur Sprague Dawley SD dengan berat badan 200-300 gram, umur 2 sampai 3 bulan yang diperoleh dari peternakan tikus dokter hewan Sarwo di Salatiga
sebagai hewan uji. g.
Pereaksi pada penetapan kadar serum Blood Urea Nitrogen BUN dan serum kreatinin seperti reagen kit Urea FS dan Creatinine FS Diasys.
h. Jalannya Penelitian
a. Pembuatan Ekstrak
Bekatul beras hitam 2 kg dimaserasi dalam bejana stainless steel dan direndam dalam etanol 96 hingga semua bagian terendam. Rendaman diaduk hingga rata, ditutup
rapat dan sesekali diaduk selama 3 hari. Hasil rendaman yang sudah diperoleh lalu disaring menggunakan vaccum Buchner. Hasil filtrat yang terbentuk disimpan, dan ampasnya
diremaserasi menggunakan etanol 96 hingga semua bagian ampas terendam dan sesekali diaduk. Lalu rendaman disaring menggunakan vaccum Buchner. Remaserasi dilakukan
sebanyak 4 kali. Filtrat yang telah terkumpul diuapkan menggunakan vacuum rotary evaporator
suhu 60ºC. Kemudian cairan dari rotary evaporator dimasukkan ke cawan porselen dan letakkan di atas penangas air waterbath bersuhu 60ºC hingga terbentuk
ekstrak kental.
b. PembuatanTikus Diabetes
Menurut Chougale et al. 2007 dosis aloksan yang sesuai untuk digunakan adalah 160 mgkgBB intraperitonial. Menurut penelitian Dwinani 2014 pembuatan tikus
hiperglikemik dengan menginduksi aloksan dosis tunggal 160 mgkgBB intraperitonial.
c. Pengambilan Darah
Pengambilan darah dilakukan pada saat sebelum dan sesudah perlakuan induksi aloksan 160 mgkgBB. Pada pengambilan darah tikus melalui ekor di bagian vena lateralis.
Darah yang diperoleh dibuat serum beningan untuk dibaca di spektrofotometer visibel stardust
.
5
d. Uji Perlakuan
Tikus jantan yang digunakan sebanyak dua puluh ekor dengan berat 200-300 gram yang telah diaklimitasi selama tujuh hari. Kemudian tikus diambil secara acak dan dibagi
menjadi lima kelompok. Lalu dilakukan penetapan kadar BUN Blood Urea Nitrogen dan serum kreatinin sebelum diinduksi aloksan baseline di setiap kelompok. Kelompok II
hingga IV selanjutnya diinduksi aloksan 160 mgkgBB intraperitonial. Lalu dipantau kadar BUN dan serum kreatinin pada hari ke-14, 21 pre-test. Selanjutnya untuk penetapan
kadar BUN dan serum kreatinin hari ke-21 dan hari sebelumnya ditetapkan sebagai hari sebelum perlakuan. Pada hari ke-21, dilakukan peroral ekstrak etanol bekatul beras hitam
pada kelompok III-V dan ditetapkan sebagai hari ke-0 perlakuan ekstrak etanol bekatul
beras hitam dengan dosis bertingkat seperti dibawah ini:
Kelompok I : kontrol normal tanpa perlakuan
Kelompok II : kontrol negatif aquadest Kelompok III : diberi ekstrak bekatul beras hitam 50mgkgBB peroral
Kelompok IV : diberi ekstrak bekatul beras hitam 100mgkgBB peroral Kelompok V : diberi ekstrak bekatul beras hitam 200mgkgBB peroral
Pemberian ekstrak etanol bekatul beras hitam selama 14 hari, dan dipantau kadar BUN dan serum kreatinin pada hari ke-7, 10, dan hari ke-14 post-test. Penetapan kadar tersebut
menggunakan reagen kit Urea FS dan Creatinine FS dan dibaca di spektrofotometer visibel Stardust.
e. Pembuatan Sampel, Blangko dan Standart Kadar Blood Urea Nitrogen BUN dan