Penggunaan diksi dalam media sosial facebook dan implikasinya dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA

PENGGUNAAN DIKSI DALAM MEDIA SOSIAL FACEBOOK
DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
DAN SASTRA INDONESIA DI SMA

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Penddikan (S.Pd.)

Oleh
Rifqi Faizah
NIM 1111013000110

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015

LEMBAR PENGE SAIIAN


PE

MBIMBII{G S KJ.IPSI

PENGGIJNAAN DIKSI DALAVI MEDIA SCSIAL FACEBOOK
DAN IMPLTKA.SINYA DALAM PEMBELAJARAN BA}IASA DAN
SASTRA INDONESL{ di SMA
Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tartriyah dan Keguruan (FITK)
untuk l\4emenuhi Persyaratan ltlemperoleh Gelar Sarjana Penddikan (s.pd.)

oleh:

Rifqi Faizah
1111013000110

Yang Mengesahkan

Ilosen Pembimbing


r#g
Dr. Etvi Susanti, M.Pd.
NIF. 19680801 200801 2 fi16

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBTYAH DAN IGGURUAIY
UNTYERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA
,nI

{

ON)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MTJNAQOSAH
Skripsi berjudul "Penggunaan Diksi dalam Media Sosial Facebook dan

Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia" disusun oleh

Rifqi Faizah, NIM 111013000110, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatulah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian

Munaqasah pada tanggal

8 Desember 2015 di

hadapan dewan penguji. Oleh

karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) dalam
bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Iakarta, 1 8 Desember 201

5


Panitian Uj ian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi)

Makvun Subuki. M.Hum.

NIP
S

19800305 200901

ekretaris Panitia

(S

I

lwlys

ekretaris Jurusan/Prodi)


JO-/2-*ors-

I

Dra. Mahmudah Fitrivah ZA.

NIP

N

M.Pd. zB/tt/eor

19640212 t99703 2 001

Penguji

Tanda Tangan

015


Dona Aii Karunia Putra. MA.
NIP. 19840409201101 1 015
Penguji

Tanggal

II

I)r. Nurvani. MA.
NIP. 19820628200912 2 003

Nf v-[tots

@rk
"""""'v"'""

(

SURAT PER]YYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama
NIM
Jurusan
Angkatan Tahun
Alamat

:

RIFQI FAIZAH

: 1111013000110
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

: 2011
: Jl.H.Muchtar Raya Gg.Delima No.18 Rt.001

Rw.0l2


Kel.Kreo, Kec. Larangan, Tangerang-Banten.

MEIYYATAKAN DENGAN SESUNGGUHI\TYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pengunaan Diksi Dalam Media Sosiat

Facebook dan rmplikasinya dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia di SMA adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

1.

Dr. Elvi Susanti M,Pd.

Nama

.

NIP

: 19680801 200801 2Arc


Dosen Jurusan

: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.

Jakarta, 10 Desember 2015
Yang Menyatakan,

Rifqi Faizah

NIM 1111013000110

ABSTRAK
Rifqi Faizah, NIM 1111013000110. Penggunaan Diksi dalam Media
Sosial Facebook dan Implikasinya dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Skripsi. Jakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Skripsi ini meneliti tentang penggunaan diksi dalam media sosial
Facebook yang digunakan oleh mahasiswa dan mahasiswi PBSI angkatan 2011
dengan mengambil 85 mahasiswa dan mahasiswi. Alasan penulis mengambil
media sosial Facebook karena media sosial Facebook saat ini merupakan alat
komunikasi, melalui media Facebook seseorang dapat saling menyapa satu sama
lain walaupun sedang berada di jarak yang jauh.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif yang berkaitan dengan penggunaan kata ganti media sosial Facebook,
kemudian menggunakan metode simak dan teknik catat untuk memperoleh data
dengan cara menyimak bahasa yang digunakan. Kemudian penulis melakukan
analisis untuk menjawab permasalahan penggunaan kata ganti dalam media sosial
Facebook.
Setelah dilakukan penelitian dan analisa data, diperoleh sebanyak 105 data
penggunaan diksi. Dari penggunaan diksi (1) Pemakaian Kata Bersinonim dan
Berhomofon sebanyak 86 penggunaan diksi, (2) Pemakaian Kata Bermakna
Denotasi dan Konotasi sebanyak 41 penggunaan diksi, (3) Pemakaian Kata
Umum dan Kata Khusus sebanyak 8 penggunaan diksi, (4) Pemakaian Kata
Populer dan Kata Kajian sebanyak 13 penggunaan diksi, (5) Pemakaian Jargon,
Kata Percakapan dan Slang sebanyak 52 penggunaan diksi yang digunakan.


Kata kunci : Media Sosial, Facebook, Diksi.

i

ABSTRACT
Rifqi Faizah, NIM 1111013000110. The Use of Diction in Facebook as
a Social Media and the Implication in the Instruction of Indonesian
Language and Literature. Skripsi. Jakarta: Indonesian Language and Literature
Major, Tarbiya and Teachers Training, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
This thesis examines the use of diction in the Facebook social media used
by students of PBSI class of 2011 by taking 85 male and female students. The
reason the authors take social media Facebook because Facebook social media is
now a tool of communication, through the medium of Facebook one can greet
each other despite being in a long distance.
This study used a qualitative approach with descriptive methods relating to
the use of the pronoun social media Facebook, then use the methods and
techniques refer to the notes to obtain the data by listening to the language used.
Then the authors conducted an analysis to answer the problem of the use of
pronouns in social media Facebook.
Having done the research and analysis of data, obtained 105 diction usage
data. From the use of diction (1) Use Word Synonymous and Berhomofon as
much as 86 use of diction, (2) use of words Meaningful Denotation and
connotation as much as 41 use of diction, (3) Use of Words General and Kata
Special as many as 8 use of diction, (4) Use of Words Popular and word study as
much as 13 use of diction, (5) Use of Jargon, Slang Words Conversation and as
much as 52 use of diction used.

Keywords: Social Media, Facebook, diction.

ii

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.Wr.Wb.
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT Tuhan semesta alam, yang
melimpahkan rahmat dan ridhonya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Shalwat serta salam senantiasa tercurahkan kepada suri tauladan
kita Nabi Muhammad saw, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, serta
pengikutnya yang diharapkan akan mendapatkan safaatnya di dunia maupun
akhirat.
Skripsi yang dibuat penulis tidak luput dari kesalahan, masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak kekurangan, namun berkat motivasi, dorongan
dan bantuan orang-orang terdekat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Selama penyusunan skripsi ini banyak yang membantu memberikan
ilmu, waktu dan tenaganya serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas dan Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Makyun Subuki, M.Hum., selaku ketua jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memberikan motivasi,
pengarahan agar penulis dapat segera menyelesaikan skripsi.
3. Dona Aji Kurnia, M.Hum., Sebagai Dosen Penasehat akademik yang selalu
sabar membimbing PBSI-C selama perkuliahan.
4. Dr. Elvi Susanti, M.Pd., dosen pembimbing yang sudah banyak meluangkan
waktunya, tidak henti-hentinya membimbing, memberi motivasi, arahan
kepada penulis dengan luas biasa.
5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu, membimbing
dengan penuh kesabaran tanpa kenal lelah selama mengikuti perkuliahan.
6. Bapak dan Ibu karyawan/i Perpustakan Utama, Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memberikan pelayanan dan pinjaman buku untuk penyusunan skripsi penulis.

iii

7. Teristimewa untuk Ayah tercinta Sutarso dan Bunda tercinta Animar
Cahyaningsih yang selalu membimbing, memberi motivasi dan mendoakan
tanpa kenal lelah. Serta kepada kakak tersayang Rofiqoh Yuliastuti dan
Mohammad Amir yang selalu memberikan kasih sayang sehingga penulis
selalu semangat (Love you my family).
8. Sahabat terbaik penulis yaitu: Patriot Dwi Cahyo yang selalu meluangkan
waktunya untuk membantu dan memotivasi penulis, Rizkie Nurul Yasmi dan
Lulu Hardianti yang senantiasa memberikan masukan dan saran-saran yang
bermanfaat kepada penulis.
9. Teman terbaik yaitu Silviani Marlinda, Amanah Ari Rachmanita, Aminah
Ratna Ningsih, Hardiyani Windari, dan Widyowati TRA yang selalu
memberikan canda tawa serta arahan-arahan yang bermanfaat kepada penulis.
Kemudian untuk teman seperjuangan skripsi Yayah Fauziah yang selalu
menemani dan memberikan masukan serta motifasi kepada penulis.
10. Kawan-kawan PBSI angkatan 2011 khususnya PBSI-C yang selalu kompak,
saling membantu, apapun keadaannya kita selalu bersama.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
skripsi ini, semoga amal baik semuanya dapat diterima di sisi Allah SWT, dan
penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya untuk penulis dan
umumnya bagi setiap pembaca.
Wassalamualaiku Wr. Wb...

Tangerang, 10 Desember 2015

Rifqi Faizah

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vii

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 5
D. Rumusan Masalah ................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian .................................................................. 6

BAB II

KAJIAN TEORETIS
A. Landasan Teori ........................................................................ 8
1. Diksi (Pilihan Kata) ........................................................... 8
a. Pengertian Diksi (Pilihan Kata) .................................. 8
b. Jenis Diksi ................................................................... 10
c. Persyaratan Ketepatan Diksi ....................................... 12
2. Media.................................................................................. 13
3. Media Sosial ...................................................................... 15

v

a. Pengertian Media Sosial .............................................. 15
b. Sejarah Media Sosial ................................................... 17
1) Blog ....................................................................... 18
2) Twitter .................................................................... 20
3) Facebook ............................................................... 21
B. Ruang Lingkup Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ....... 25
C. Penelitian Relevan ................................................................... 25
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 28
B. Metode Penelitian .................................................................... 28
C. Objek Penelitian ...................................................................... 29
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 30
E. Teknik Pengolaan Data ........................................................... 30
F. Teknik Analisis Data ............................................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ......................................................................... 33
B. Analisis Data ........................................................................... 35
BAB V

PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................. 84
B. Saran ........................................................................................ 85

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 86
LAMPIRAN

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Gambar Penggunaan Diksi dalam Media Sosial Facebook
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 3 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 4 : Uji Refrensi
Lampiran 5 : Biodata Penulis

vii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banyaknya jejaring sosial yang hadir di dunia maya membuat
semua orang dapat berinteraksi satu dengan lainnya. Jejaring sosial
merupakan suatu situs dunia yang digunakan untuk berkomunikasi dengan
orang lain dan yang terhubung dengan layanan internet, jejaring sosial itu
seperti Facebook, Twitter, Blogger, Yahoo! Massanger, Skype, dan
banyak lainnya. Pada zaman globalisasi seperti ini banyak yang dapat
menggunakan jejaring sosial tersebut karena mudahnya internet yang dapat
dijangkau dan menjadi media komunikasi yang paling sering ditemui oleh
semua kalangan serta situs sosial tersebut tidak dikenakan biaya. Namun
kehidupan di dunia maya sangatlah memperhatinkan karena terdapat
pilihan kata yang dipakai masyarakat kurang tepat. Memang tidak ada
larangan menggunakan pilihan kata tetapi alangkah baiknya menggunakan
diksi yang sesuai agar tidak merusak kaidah serta tataran bahasa Indonesia.
Dunia Facebook terdapat banyak pengguna yang menggunakan
kata-kata yang tidak sopan dan tidak pantas karena kurang menyedapkan
mata untuk dibaca. Penulisan dalam berkomunikasi di dunia maya
hendaklah sesuai dengan kesopanan dan kepantasan dalam mengunakan
pilihan kata yang tepat sehingga terdapat bentuk kesopanan dalam
berinteraksi. Penulisan bahasa Indonesia yang diubah-ubah ini seperti aku
menjadi gue, kamu menjadi loe, lu, lo, u, dan penggunaan kata-kata kasar
seperti anjing, babi, tai, bangsat dan banyak lainnya. Sebagai contoh
status Facabook yang dibuat oleh pemilik akun yang bernama Jazima
Fajrina, mahasiswi jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan,
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menulis status:

1

2

Ah KAJUR berak ga kelar2 AIS gue tai.1
Status

Facebook

tersebut

sangatlah

tidak

pantas

untuk

menyampaikan aspirasinya. Akibat status tersebut akhirnya pemilik akun
justru mendapatkan skorsing dari pihak jurusan. Penulisan tersebut
bukanlah suatu kreativitas yang positif melainkan menjadi sesuatu yang
negatif yang ditakutkan akan menjadi kebiasaan yang buruk dalam
penulisan bahasa Indonesia yang formal.
Kemampuan pemilihan kata yang tepat akan membantu seseorang
mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan
maupun tulisan. Di samping itu, pemilihan kata itu harus pula sesuai
dengan situasi dan tempat penggunaan kata itu. Kecilnya perhatian pada
kaidah bahasa Indonesia akan membuat masyarakat mengalami kesulitan
saat berada di lingkungan formal yang mengharuskan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, terutama untuk mahasiswa dan
mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dalam
pemilihan kata yang kurang tepat dalam media sosial Facebook.
Media sosial ini sangat efektif bagi para mahasiswa dan mahasiswi
PBSI untuk berinteraksi, namun tetap saja ada beberapa mahasiswa dan
mahasiswi yang tidak menggunakan kata ganti sosial yang sesuai
seharusnya mahasiswa dan mahasiswi PBSI sangat memperhatikan dalam
pemilihan kata karena mahasiswa dan mahasiswi PBSI mempelajari
penggunaan diksi yang tepat untuk berinteraksi. Penggunaan diksi yang
sesuai adalah untuk saling menghormati maka hal ini diperlukan karena
kesopanan dalam berinteraksi sangat diperlukan agar dapat mengerti
kaidah bahasa Indonesia yang tepat.
Dalam pendidikan hanya diajarkan kata ganti seperti aku, saya,
kamu, anda, mereka, kalian, kami, dia, nama orang dan lainnya. Hal ini
berdampak pada pengajaran bahasa Indonesia yang harus lebih aktif
memberikan penegasan penggunaan diksi, baik dalam media sosial
Andri Yanto, “Pengaruh Facebook Terhadap Keterbukaan Diri Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012, h.3, tidak
dipublikasikan.
1

3

maupun dalam kehidupan nyata tanpa adanya perbedaan status sosial dan
status umur baik teman sebaya, orang yang lebih muda maupun orang
yang lebih tua. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, sinonim menjadi
salah satu mata pelajaran yang membutuhkan kecermatan pengunaan
pilihan kata yang sesuai, dengan adanya pembelajaran sinonim maka
peserta didik dapat memilih kesesuaian kata yang tepat dalam berinteraksi.
Penegasan pilihan kata seharusnya lebih bisa direalisasikan bagi
masyarakat maupun peserta didik agar tidak lagi pemakaian diksi yang
melenceng dari kaidah bahasa Indonesia, jika penegasan ini diterapkan
pada masyarakat, maka masyarakat akan terfokus memakai pilihan kata
yang tepat. Penggunaan diksi yang tepat harus sudah dilakukan saat duduk
di bangku sekolah dengan adanya pelajaran sinonim maka akan lebih
terealisasikan bagi peserta didik karena peserta didik akan cepat
menangkap pembelajaran yang lebih sopan dalam berinteraksi. Dengan
demikian penggunaan diksi yang tepat akan menghasilkan suatu bentuk
kesopanan dalam berinteraksi pada maya maupun dunia nyata.
Kesopansantunan inilah yang harus diperhatikan oleh seluruh masyarakat.
Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam
dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam
memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud
tertentu. Pilihan kata dalam media sosial Facebook terjadi karena adanya
kata ganti yang sedang berkembang dalam media sosial maupun dalam
kegiatan sehari-hari, sehingga pilihan kata ini mudah diingat bagi
masyarakat. Hal ini yang membuat peserta didik mengikuti pilihan kata
yang sedang berkembang sehingga peserta didik seringkali tidak
menghiraukan tempat di mana dia berada dan kata ganti yang tidak sesuai
selalu hadir dalam berinteraksi, ini juga menyebabkan pudarnya kesopanan
dalam diri seseorang.
Pelajaran sinonim dalam bahasa Indonesia sangatlah membantu
peserta didik untuk berinteraksi dengan sopan dan penggunaan pilihan kata
yang tepat, dapat diserap dengan baik agar peserta didik dapat merubah

4

penggunaan diksi dari yang tidak sesuai menjadi sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia. Sinonim merupakan dua kata atau lebih yang memiliki
kesamaan arti, misalnya loe, u, lu, memiliki kesamaan arti yaitu dengan
kamu, duit sinonim dari uang dan lain sebagainya. Maka dengan
mengetahui kata sinonim yang sesuai juga melatih diri sendiri peserta
didik agar lebih sopan dalam berinteraksi dalam keadaan formal maupun
informal.
Bedasarkan penjabaran di atas, arti sebuah teknologi pada zaman
sekarang ini menjadi sangat penting untuk berkomunikasi dengan jarak
yang tak terjangkau. Oleh karena itu peneliti akan memabahas lebih jauh
mengenai penggunaan diksi oleh mahasiswa dan mahasiswi PBSI dalam
media sosial Facebook dalam skripsi yang berjudul “Penggunaan Diksi
dalam Media Sosial Facebook dan Implikasinya dalam Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA”

5

B. Identifikasi Masalah
Bedasarkan latar belakang

yang telah diuraikan, peneliti dapat

mengidentifikasi masalah ini sebagai berikut:
1. Kurang tepat penggunaan diksi yang dipakai oleh mahasiswa dan
mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dalam
media sosial Facebook.
2. Mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
(PBSI) memerlukan penggunaan diksi yang tepat untuk aspek
kesopanan dalam berinteraksi.
3. Terdapat ejaan dan penulisan yang kurang tepat.

C. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada:
1. Penggunaan diksi dalam media sosial Facebook yang dipakai oleh
mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
(PBSI).
2. Mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
(PBSI) memerlukan penggunaan diksi pada aspek kesopanan dalam
berinteraksi dalam media sosial Facebook.

D. Rumusan Masalah
Bedasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya
adalah:
1. Bagaimana penggunaan diksi dalam media sosial Facebook yang
dipakai oleh mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia (PBSI)?
2. Bagaimana

penggunaan

diksi

pada

berinteraksi dalam media sosial Facebook?

aspek

kesopanan

dalam

6

E. Tujuan Penelitian
Bedasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini:
1. Untuk mengetahui penggunaan diksi dalam media untuk mengetahui
sosial Facebook yang dipakai oleh mahasiswa dan mahasiswi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI).
2. Untuk mengetahui penggunaan diksi pada aspek kesopanan dalam
berinteraksi di media sosial Facebook.
3. Untuk mengetahui implikasi penggunaan diksi terhadap pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia di SMA.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat menambah
khasanah tata bahasa Indonesia mengenai kata ganti yang pantas dan
tidak pantas yang digunakan, terutama dalam bidang pendidikan.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Sebagai sumber balajar bagi siswa, khususnya dalam
pembelajaran sinonim, memberi motivasi, serta meningkatkan
kemampuan penggunaan diksi dengan baik.
b. Bagi Guru
Sebagai bahan acuan ajar bagi guru dalam penerapan
pembelajaran, khususnya sinonim.
c. Bagi Mahasiswa
Sebagai refrensi dalam penggunaan diksi pada aspek
kesopanan dalam berinteraksi dalam media sosial Facebook.

7

BAB II
LANDASAN TEORETIS
A. Landasan Teori
1. Diksi (Pilihan Kata)
a. Pengertian Diksi (Pilihan Kata)
Gagasan atau ide yang dituangkan, baik dalam bentuk tulisan
maupun dalam bentuk lisan memerlukan kosa kata yang luas namun
masih banyak yang mengalami kesulitan dalam menyampaikan
maksudnya karena kurangnya perbendaharaan kata, sehingga
kalimay yang tersirat itu tidak memiliki arti. Oleh karena itu,
masyarakat harus mengetahui dan memahami pemakaian kata dalam
berkomunikasi. Salah satu yang harus dikuasai adalah diksi atau
pilihan kata.
Diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh
efek tertentu dalam berbicara di depan umum atau dalam karangmengarang.1 Menurut Putrayasa mengatakan bahwa, kata diksi
berasal dari kata dictionary (bahasa inggris yang kata dasarnya
diction) berarti perihal pemilihan kata yang digunakan dalam sebuah
kalimat.2
Pemilihan diksi yang tepat akan memudahkan pembaca atau
pendengar

dalam

memahami

gagasan

yang

hendak

ingin

disampaikan. Pemilihan diksi dilakukan dengan memperhatikan
situasi yang sedang berlangsung. Misal dalam menulis buku cerita
yang memiliki tujuan anak-anak remaja sebagai sasaran pembaca,
maka gunakanlah kata-kata sederhana yang mudah dipahami dengan
demikian pesan moral yang ingin disampaikan akan sampai pada hati
1

Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik Edisi Keempat, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2008), h.50
2
Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2007), h.7.

8

9

pembaca. begitupula misalnya saat rapat yang mana suasana adalah
formal maka gunakan kata-kata yang baku, sesuai aturan EYD.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terdapat pengertian diksi
yaitu pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaanya untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti
yang diharapkan.3
Pilihan kata tidak hanya mempersoalkan ketepatan kata,
melainkan juga mempersoalkan apakah kata yang dipilih itu dapat
diterima dan tidak merusak suasana yang ada. Masyarakat yang
diikat oleh berbagai norma, menghendaki pula agar setiap kata yang
digunakan harus cocok dan serasi dengan norma dan sesuai dengan
situasi masyarakat yang dihadapi.4 Sebuah kata yang tepat sekalipun
dalam penyampaian pesan tertentu, belum tentu dapat diterima
maksudnya oleh para pendengar atau pembaca.
Keraf mengemukakan tiga kesimpulan utama mengenai diksi,
yaitu; 5
a. Pilihan kata atau diksi mencangkup pengertian kata-kata
mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan,
bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat
atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya
mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
b. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan
secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin
disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk
yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
c. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh
penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan
kata bahasa itu. sedangkan yang dimaksud perbendeaharaan
kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata
yang dimiliki oleh sebuah bahasa.

3

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.264.
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010), h.24.
5
Ibid,. h.24.

4

10

Jadi diksi merupakan pilihan kata dan penggunaan kata secara
tepat dengan ide atau gagasan untuk mewakili pikiran dan perasaan
yang ingin disampaikan kepada orang lain.

b. Jenis Diksi
Diksi merupakan salah satu cara yang digunakan oleh seseorang
dalam membuat tulisannya agar dapat dipahami oleh pembaca.
Ketepatan pemilihan kata akan berpengaruh dalam pikiran pembaca
tentang isi sebuah status Facebook. Jenis diksi menurut Putrayasa,
adalah sebagai berikut;6
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata bersinonim berarti kata yang sejenis, sepadan, sejajar,
dan memiliki arti yang sama. Dalam pemakaiannya bentuk kata
sinonim

akan

menghidupkan

bahasa

seseorang

dan

mengonkretkan bahasa seseorang sehingga kejelasan komunikasi
terwujud.
Jadi pemakaian bahasa dapat memilih bentuk kata yang
paling telat untuk dipergunakan sesuai dengan situasi dan
kebutuhannya. Maka, penulis atau pembicara harus dapat
memilih kata untuk menyampaikan apa yang diinginkan
sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang tidak diinginkan.
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Makna denotasi adalah makna kata yang tidak mendapat
tambahan makna atau perasaan tambahan sedikit pun, atau bisa
disebut pula makna denotasi ini adalah makna yang sebenarnya.
Menurut Subuki makna denotasi adalah bentuk linguistik tertentu
yang mengandung ciri: (1) merupakan arti sentral atau inti; (2)
menghubungkan bentuk linguistik dengan acuan objektinya; (3)

6

Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2007), h.8.

11

dapat dijadikan dasar untuk membuat pernyataan yang benar
tentang dunia.7
Makna konotasi adalah kata yang memiliki nilai rasa baik
positif maupun negatif. Makna konotasi mengacu pada makna
kias atau makna bukan sebenarnya. Konotasi memiliki beberapa
dimensi yaitu; (1) lebih luas dari arti sentral dan arti utamanya;
(2) merupakan arti tambahan; (3) bersiat tambahan, subjektif,
emotif,

dan

menggambarkan

sikap

penggunanya;

(4)

dilatarbelakangi oleh pengalaman.8
Jadi, makna denotasi mengacu pada makna yang sebenarnya,
sedangkan makna konotasi mengacu pada makna kiasan atau
bukan sebenarnya.
3. Pemakaian Kata Umum dan Kata Khusus
Perbedaan ruang lingkup makna suatu kata terhadap suatu
makna kala lain menyebabkan lahirnya istilah kata umum dan
kata khusus.9 Semakin luas ruang lingkup acuan makna sebuah
kata maka semakin umum sifatnya, sedangkan semakin sempit
ruang lingkup acan makna sebuah kata maka semakin khusu
sifatnya.
4. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian
Sebagian besar kosa kata sebuah bahasa terdiri dari kata-kata
umum yang dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik dari
kaum terpelajar maupun rakyat biasa. Kata-kata inilah yang
menjadi tulang punggung masyarakat dalam menggunakan
bahasa sehari-hari disebut dengan kata populer. Sedangkan katakata yang hanya dipahami oleh sebagian kaum terpelajar atau
kalangan atas terutama dalam tulisan ilmiah dan susah dipahami

7

Makyun Subuki, Semantik: Pengantar Memahami Makna Bahasa, (Jakarta:
Transpustaka, 2011), h.48.
8
Ibid., h.50.
9
Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2007), h.10.

12

oleh masyarakat biasa disebut dengan kata kajian atau kata
ilmiah.
5. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
Jargon adalah kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu
bidang ilmu tertantu, kumpulan rahasia atau kelompok-kelompok
khusus lainnya. Contoh: sikon (situasi dan kondusi), prokon (pro
dan kontra), kep (kapten), dok (dokter) dsb. Kata percakapan
adalah kata-kata yang biasa dipakai dalam percakapan atau
pergaulan orang-orang yang terdidik. Slang adalah kata-kata
tidak baku yang dibentuk secara khas sebagai cetusan keinginan
terhadap sesuatu yang baru. Kata slang juga merupakan kata-kata
yang tinggi atau murni. Contoh: mana tahan, eh ketemu lagi,
unyu-unyu, cabi, dsb.

c. Persyaratan Ketepatan Diksi
Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah
kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca
atau pendengar, seperti apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh
penulis dan pembicara.10 Oleh sebab itu, persoalan ketepatan pilihan
kata akan menyangkut pula masalah makna kata dan kosa kata
seseorang. Pemilihan kata juga harus memperhatikan dengan cermat
agar mendapat kefahaman di antara keduanya.
Berikut ini persyaratan ketepatan diksi yang dikemukanan oleh
Keraf untuk diperhatikan agar dapat mencapai ketepatan pilihan
kata, yaitu;
1. Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi.
2. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim.
3. Membedakan kata-kata yang tepat dengan ejaannya.
4. Hindari kata-kata ciptaan sendiri.
5. Waspada terhadap istilah asing.
10

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010), h.87.

13

6. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan
secara idiomatis.
7. Membedakan kata umum dan kata khusus.
8. Mempergunakan kata-kata indria yang menunjukkan persepsi
yang khusus.
9. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata
yang sudah dikenal
10. Memperhatikan kelangsungan pilihan kata.11

2. Media
Media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang secara
harfiahnya berarti tengah, pengantar atau perantara. Dalam bahasa
Arab, media disebut Wasail bentuk jamak dari Wasilah yakni sinonim
Al-Wasth yang artinya juga tengah. Kata tengah itu sendiri berarti
berada di dua sisi, maka disebut juga sebagai perantara (Wasilah) atau
yang mengentarai kedua sisi tersebut karena posisinya berada di
tengah ia juga bisa disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni
yang menghantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu
dari sisinya.12
Pendapat lain mengatakan bahwa media merupakan jamak dari
bahasa latin yaitu medium yang berarti alat perantara. Sedangkan
secara istilah media berarti segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan tertentunya.13 Maka media tersebut adalah alat untuk
berinteraksi antar sesama, dengan adanya interaksi, seluruh manusia
dapat berkenalan dan menjalin hubungan dengan baik.
Robert Heinich dan kawan-kawan mengemukakan definisi media
sebagai sesuatu yang membawa informasi antar sumber dan penerima

11

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010), h.88-

89.
12

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2006), h.6.
13
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.163.

14

informasi atau pesan.14 Sedangkan menurut Oemar Hamalik definisi
media adalah sebagai teknik yang digunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi.15
Adanya media, maka komunikasi semakin dapat dilakukan antar
sesama, karena media merupakan alat sebagai sumber informasi.
Adanya media yang semakin cepat, kita dapat mengetahui kabar
terbaru dari dunia luar, mengetahui apa yang belum kita ketahui maka
informasi yang kita dapatkan akan semakin banyak.
Media menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah alat (sarana)
komunikasi yang terletak diantara dua pihak, perantara atau
penghubung.16 Tujuan utama media teknologi komunikasi adalah
untuk mempermudah manusia melakukan interaksi dengan lainnya
dalam waktu yang cepat dan singkat, meski tak harus bertatap muka
satu dengan lainnya.
Komunikasi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu komunikasi satu
arah dan komunikasi dua arah.17 Komunikasi satu arah (one way trafic)
komunikasi ini disebarkan oleh komunikator namun tidak diketahui
apakah pesan tersebut diterima atau tidak, maka umpan balik
komunikasi ini menjadi tertunda. Kemudian komunikasi dua arah (two
way trafic) komunikasi ini terdapat dua orang atau lebih yang saling
memberikan umpan balik langsung (immediate feedback) maka
dengan komunikasi dua arah ini komunikator dan komunikan dapat
mengetahui tanggapan saat itu juga.
Media komunikasi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu pertama
terdiri dari media teks, grafik, suara, musik, animasi, video; kedua,
media penyimpanan, terdiri dari buku dan kertas, kamera, alat perekam

14

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2006), h.6.
15
Benny Agus Pribadi, dan Yuni Katrin, Media Teknologi Edisi Kedua, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2004), h.1.2-1.3.
16
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.726.
17
Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008),
h.50.

15

kaset, kamera film dan proyektor, alat perekam video, disk optikal;
serta ketiga, media transmisi, terdiri dari media komunikasi, media
penyiaran dan media jaringan.18
Dengan demikian media merupakan sesuatu yang dapat membantu
penyampaian pesan dan informasi dari sumber pesan (komunikator)
kepada penerima pesan (komunikan).

3. Media Sosial
a. Pengertian Media Sosial
Perkembangan

zaman

yang

kian

maju,

membuat

perkembangan media yang meningkat. Media seperti telivisi, radio,
dan surat kabar sudah tidak asing lagi bagi kita. Tetapi media baru
yang banyak digunakan saat ini adalah media sosial yang berbasis
web.
Saat ini media terpenting dan memiliki jaringan paling luas
adalah internet, yang menghubungkan komputer-komputer pribadi
yang paling sederhana hingga komputer-komputer super yang
paling canggih. Layanan yang diberikan oleh internet saat ini
sangat beragam, dan terus diinovasi sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.19
Media sosial merupakan sebuah media online yang
terhubung melalui internet, di mana para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi seperti Blogger,
Twitter, Wikipedia, Facebook

serta forum-forum sosial dalam

dunia maya. Di internet, kita bisa berkenalan dengan siapapun,
kapanpun, latar belakang suku bangsa yang berbeda bahkan antar
negara dengan bahasa yang berbeda pula. Tentu saja seperti halnya
di dunia nyata, etika ketika berkenalan harus tetap dijaga dalam
18

Burhan Bungin, Pornomedia: Sosiologi Media, Konstruksi Sosial Teknologi
Telematika, & Perayaan Seks di Media Masa, (Jakarta: Kencana, 2003), h.6.
19
Ibid., h.10.

16

dunia maya, menjalin hubungan juga dapat dilakukan di dunia
maya. Bedanya kita tidak bisa bertatap muka secara langsung untuk
berjabat tangan ketika menanyakan siapa namanya.
Jejaring sosial juga dapat disebut dengan dunia maya
karena kita dapat terhubung secara langsung kepada seluruh orang
tanpa harus bertatap muka. Pendapat lain mengatakan bahwa media
sosial adalah media online yang membawa sesuatu informasi yang
dimulai dari pengirim pesan (sender) yang memiliki keinginan
untuk mengomunikasikan pesan atau informasi kepada penerima
pesan (receiver)20 dengan menggunakan teknologi berbasis web
atau internet. Dengan demikian penerima pesan dengan mudah
untuk membaca informasi yang dikirim dari pengirim pesan.
Jejaring sosial merupakan situs di mana setiap orang dapat
membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan temanteman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi melalui jejaring
sosial tersebut. Jejaring sosial terbesar di antaranya yaitu Facebook,
Myspace, Twitter, Blogger dan lain sebagainya. Jika media
tradisional menggunakan media cetak, maka media sosial
menggunakan jaringan internet. Media sosial mengajak siapa saja
yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberikan kontribusi
secara terbuka, memberi komentar serta membagi berbagai macam
informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas. Media sosial
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.

Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang
saja namun bisa ke berbagai orang, contohnya pesam
melalui SMS ataupun internet.

2.

Pesan yang ingin disampaikan bebas, tanpa harus melalui
suatu Gatekeeper.

20

Benny Agus Pribadi, dan Yuni Katrin, Media Teknologi Edisi Kedua, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2004), h. 1.3.

17

3.

Pesan

yang

disampaikan

cendrung

lebih

cepat

dibandingkan dengan media lainnya.
4.

Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi.

b. Sejarah Media Sosial
Pada sejarah media paruh kedua abad ke-20, maka
komputer harus dianggap sebagai yang pertama setiap analisis
kesejarahan, karena komputer tidak lagi dianggap sebagai mesin
hitung saja. Dengan adanya komputer sebagai media audio visual,
kita dapat membuat maupun merancang dan mendengarkan musik
dari komputer tersebut.21
Pada tahun 1991 hadirlah sebuah jaringan yang disebut
dengan internet. Internet telah diramalkan bahwa di masa depan,
jaringan akan menjadi bentuk terpenting dari transmisi media.
Pengembangan jaringan telah dimulai sejak tahun 1960-an. Dengan
perkembangan

yang

berkesinambungan

dari

fungsi-fungsi

komputer dan peralatan yang terkait maka kini jaringan telah
berkembang pesat.22 Internet merupakan teknologi komunikasi
untuk mencari apa pun yang tidak diketahui menjadi mengetahui
sesuatu hal dari internet tersebut. Kini internet sudah makin
merajalela dengan tidak ada batasan usia untuk mencari apa pun
yang diinginkan.
Layanan yang diberikan oleh internet saat ini sangat
beragam, dan terus diinovasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
seperti e-mail, file transfer protocol (FTP), dan world wide web
(www), e-commerce, e-government, e-fax, e-office, e-cash, ebangking, SMS, MMS dan sebagainya.23 Saat ini hampir seluruh
21

A. Rahman Zainuddin, Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai Internet,
(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006), h.342.
22
Burhan Bungin, Pornomedia: Sosiologi Media, Konstruksi Sosial Teknologi
Telematika, & Perayaan Seks di Media Masa, (Jakarta: Kencana, 2003), h.10.
23
Ibid h.10.

18

media massa menggunakan jaringan internet untuk mengakses data
pemberitaan secara online.
Dari sejarah panjang di atas maka muncul sebuah jejaring
sosial dengan adanya internet. Jejaring sosial yang menjadi
interaksi komunikasi setiap manusia harus terhubung dengan
internet demi kelancaran untuk berinteraksi antar sesama. Berikut
ini merupakan jejaring sosial yang tumbuh cepat melalui internet.

1) Blog
Kini terdapat media untuk membuat Website di internet dan
setiap individu dapat mengelolanya sendiri tanpa bantuan orang
lain. Media tersebut adalah Weblog atau Blog ataupun Blogger
merupakan jawaban bagi masyarakat yang ingin memiliki website
sendiri namun tidak menguasai bahasa pemograman yang
digunakan. Blog sangat cocok untuk setiap orang, apalagi
masyarakat saat ini cenderung praktis dan menyukai berbagai hal
yang serba instan.
Blogger merupakan layanan Blog yang dimiliki oleh Google.
Dengan menawarkan berbagai kebebasan dan kemudahan dalam
menulis artikel. Layanan ini dianggap paling mengerti kesulitan
pengguna awam. Fasilitas drag and drop yang ada di dalamnya
sangat membantu dalam mengatur tampilan dan asesoris di
dalamnya.24
Secara umum (meski ada beberapa pengecualian), sebuah Blog
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:25
a. Bidang utama Blog berisi artikel yang tersusun secara
kronologis di mana artikel terbaru berada pada posisi paling

24

Ridwan Sanjaya, Pemanfaatan Blog Untuk Bisnis, Hobby dan Pendidikan, (Jakarta:
Elex Media Komputindo, 2008) h, 10.
25
Kurniawan Prasetyo, Membuat Blog Menggunakan Wordpress, (Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2007) h, 2.

19

atas. Umumnya artikel ini dikelompokkan dalam sebuah
kategori penulisan/pembahasan.
b. Artikel-artikel yang ditulis terdahulu disimpan dalam arsip
yang tersusun secara kronologis.
c. Tersedia fitur bagi pengunjung Blog untuk menuliskan
komentar mengenai artikel yang sedang dibacanya.

Banyaknya fasilitas yang disediakan yaitu keanggotaan gratis
dan tak perlu membuat desain sendiri, makin meningkatkan
jumlah pemilik Blog tanpa mengenal batas usia dan profesi.
Sebagian besar pengguna Blog adalah kalangan muda-mudi, Blog
sering kali berfungsi sebagai diary online atau buku harian yang
dapat dipublikasikan di internet. Bagi mereka yang terpenting
adalah bisa menjalin komunikasi seluas-luasnya dengan para
sahabatnya di dunia maya.
Selain kalangan muda-mudi yang menggunakan Blog, kini
guru dan dosen mulai memanfaatkan untuk berbagai kepentingan.
Blog ini digunakan untuk menjadi gudang arsip dan artikel yang
pernah ditulis oleh guru dan dosen.26 Selain dengan tujuan
dokumentasi akademik, hal ini juga membantu pengguna internet
dalam memperoleh informasi.
Kemampuan Blog dalam berkomunikasi antara pemilik dan
pengunjung yaitu, pengunjung dapat memberikan komentar,
sanggahan ataupun catatan tambahan di dalam suatu artikel yang
ditulis oleh pemilik Blog tersebut. Maka dengan Blog pun dapat
menghasilkan hubungan pertemanan di antara pemilik dan
pengunjung, meskipun belum pernah bertemu secara nyata.
Dengan demikian pengguna Blog dapat berasal dari berbagai
profesi, dengan berbagai kepentingan yang beragam dan dapat

26

Sanjaya op.cit., h.7.

20

dimanfaatkan secara positif, Blog juga merupakan media sosial
yang mudah untuk kepentingan-kepentingan tersebut.

2) Twitter
Twitter adalah jejaring sosial dan micro-blogging sehingga
memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca
pesan yang disebut kicauan (tweets). Kicauan adalah teks tulisan
hingga 140 karakter yang ditampilkan pada halaman profil
pengguna. Selain itu, jumlah pertemanan dalam Twitter dangat
luas dapat menjangkau hingga 3-4 juta lebih followers.
Twitter didirikan oleh 3 orang yaitu Jack Dorsey, Biz Stone,
dan Evan Williams pada bulan Maret tahun 2006 dan baru
diluncurkan bulan Juli di tahun yang sama. Sejak diluncurkan,
Twitter mendapatkan popularitas di seluruh dunia dan saat ini
memiliki lebih dari 100 juta pengguna.27 Setelah kemunculan
Twitter, bermunculan pula situs micro.
Twitter berawal dari sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh
anggota dewan dari Podcasting perusahaan Odeo. Popularitas
Twitter mulai meningkat pada tahun 2007 ketika terdapat festival
South by Southwess. Selama acara tersebut berlangsung
pengguna Twitter meningkat dari 20.000 menjadi 60.000.
Kemudian pada tanggal 14 September 2010, Twitter mengganti
logo dan meluncurkan desain baru untuk tampilan Twitter.
Dengan keberadaan Twitter ini seseorang dapat berkomunikasi
dengan orang lain melalui dunia maya. Twitter ini tidak hanya
populer di kalangan remaja dan orang dewasa, bahkan selebriti,
dan para pejabat tinggi negara pun memakai aplikasi berbasis web
tersebut.

27

Elcom, Twitter: Best Social Networking, (Jakarta: Andi Jogyakarta, 2009), h.1

21

3) Facebook
Facebook termasuk dalam kategori situs jejaring sosial yang
menyediakan media bagi para penggunanya untuk saling bertukar
informasi dan berinteraksi. Di dalam Facebook kita dapat
menambahkan teman, mengirim pesan, dan memperbaharui profil
pribadi kita agar orang lain dapat melihat tentang diri kita. Seperti
yang dikatakan oleh Jesse Feiler dalam buku How to Do
Everything: Facebook Applications “Facebook starts with real
people and their real relationships. Its helps people communicate
in a veriety of ways; as they do so, they often add new friends,
join groups, and share information”28 maksudnya yaitu Facebook
dimulai dari orang-orang yang nyata dan hubungan yang nyata.
Facebook membantu setiap orang untuk berkomunikasi dengan
yang lainnya, di aplikasi ini dapat menambahkan teman,
bergabung bersama grup dan memberikan informasi yang
dibutuhkan.
Facebook merupakan contoh dari social networking. Menurut
kamus Webster “Social networking is the use of a website to
connect with people who share personal and professional
interest, place of origin, education at a particular school, etc.”
Artinya yaitu jejaring sosial adalah penggunaan sebuah website
untuk menghubungkan orang-orang yang memiliki kesamaan
minat personal atau profesional, tempat tinggal, pendidikan di
sekolah tertentu, dan lainnya.29
Jejaring dunia maya yang serba instan telah membuka sebuah
ruang baru untuk mengekspresikan diri. Pengguna Facebook kini
dapat bebas bergabung ke banyak jaringan yang diatur bedasarkan
kota, lokasi kerja, sekolah, maupun negara. Lewat jaringan ini,

28

Jesse Feiler, How to Do Everything: Facebook Applications, (Amerika: McGraw-Hill
Companies, 2008), h. 4.
29
Sartika Kurniati, Step By Step Facebook, (Jakarta, Elex Media Komputindo, 2009), h.1.

22

mereka dapat berhubungan dengan temannya sekalipun dalam
jarak yang jauh.
Facebook didirikan pada tanggal 4 Febuari 2004. Pada awalnya
Facebook disebut dengan The Facebook dan dimulai sebagai
sebuah website hasil hobi salah seorang karya mahasiswa Harvad,
Mark Zuckerberg. Facebook hanya terbatas untuk kalangan
mahasiswa Harvad dan berkembang ke Stanford. Dengan
kepopuleran yang berkembang, kemudian banyak universitas
yang menggunakan fasilitas ini, hingga seluruh kampus di
Amerika.
Mark Zuckerberg mengatakan pada majalah Time bahwa
“What we are trying to do is just make it really effecient for
people to communicate, get information, and share information.
We always try to emphasize the utility component” yang artinya
apa yang kami lakukan adalah hanya untuk membuat orang
berkomunikasi, memperoleh informasi, dan berbagi informasi
secara

efesien.

Kami

selalu

lakukan

mencoba

untuk

memperbaharui komponen-komponen utilitas.30
Pada bulan September 2004, Peter Thiel dari paypal
menginvestasikan $ 500,000 sebagai permulaan. Kemudian Jim
Breyer dari Acce Partners menginvestasikan $ 12,7 juta untuk
mengembangkan The Facebook.31 Pada Agustus 2005, The
Facebook melepas kata “The” dan Facebook.com didaftarkan
dengan nilai pembelian domain sebesar $ 200,000. Beberapa
bulan kemudian pembatasan pengguna ditinggalkan dan siapa pun
dengan alamat email yang valid bisa mendaftar. Facebook
menjelma menjadi situs nomor enam yang paling banyak
dikunjungi.
30

Jesse Feiler, How to Do Everything: Facebook Applications, (Amerika: McGraw-Hill
Companies, 2008), h. 5.
31
Sartika Kurniati, Step By Step Facebook, (Jakarta, Elex Media Komputindo, 2009), h 56.

23

Pemberitaan tentang jejaring sosial Facebook yang ramai di
berbagai media, turut memiliki andil yang besar dalam
mendorong pertumbuhan pengguna Facebook di Indonesia.
Semua umur dan berbagai golongan di Indonesia sudah memiliki
akun Facebook.
Bedasarkan usia 18-24 tahun adalah rentang usia terbesar yakni
13,1 juta pengguna (41,3%). Disusul rentang usia remaja 14-17
tahun sebesar 8,2 juta pengguna (25,8%) dan usia 25-34 tahun
sebesar 6,8 juta pengguna (21,5%). Untuk rentang usia 35-44
tahun penggunanya sekitar 1,9 juta (6,2%). Sementara rentang
usia 45-54 tahun ada sekitar 529.000 (1,7%) terlampau tipis
dengan rentang 55-4 tahun sekitar 127.000 atau 0,4%. Besarkan
gender, pengguna Facebook dari kaum pria lebih banyak dari
perempuan. jumlahnya 18.920.600 juta (59,4%). Bandingkan
dengan perempuan sekitar 12.942.760 juta (40,6%). Sedangkan
pengguna Facebook di dunia yaitu pertama Amerika dengan 146
juta pengguna, kedua yaitu Indonesia dengan 32.131.200 orang
lalu ketiga yaitu Inggris 28,9 juta dan selanjutnya Turki 24,1 juta,
Prancis 20,4 juta, Filipina 18,9 juta, Meksiko 18,2 juta, Italia 17,8
juta, Kanada 17,5 juta dan India 16,9 juta.32
Facebook di dunia menjadi nama jejaring sosial yang besar,
pada beberapa sampel tahun 2007, Facebook menjadi lebih 58
milyar pengguna aktif, lebih dari 30 dari mereka menggunakan
Facebook setiap harinya, lebih dari 55,000 jaringan di seluruh
dunia dan 80% dari 58,000,000 pengguna Facebook sudah
memakai aplikasi Facebook di handphone mereka.33
Ciri-ciri dari sebuah akun Facebook yaitu memiliki pages dan
groups, dapat memperbaharui status lebih dari 140 karakter sesuai
32

Winda Julianita, Be a Smart & Good Facebookers, (Jakarta: Elex Media Komputindo,

2012), h.3

33

Jesse Feiler, How to Do Everything: Facebook Applications, (Amerika: McGraw-Hill
Companies, 2008), h. 7.

24

dengan kebutuhan. Dapat langsung memberikan komentar atau
memberikan apresiasi dari status orang-orang yang sudah menjadi
teman di Facebook. Memiliki fasilitas chatting atau obrolan yang
memungkinkan pemilik Facebook dapat melakukan obrolan
secara langsung untuk mempermudah komunikasi. Dapat berbagi
foto dengan cara tagging, dapat membuat album foto juga dapat
memberikan penjelasan singkat mengenai foto tersebut. Dapat
membuat album video yang berdurasi maksimal 2 menit dan
berukuran kurang dari 100 MB.34
Kebanyakan pengguna Facebook di Indonesia adalah dari
kalangan yang memiliki pengetahuan internet dan teknologi.
Mereka menggunakan layanan untuk ajang keterbukaan diri,
bertukar pikiran, menawarkan jasa, dan menjalin pertemanan.
Bahkan untuk kalangan yang sudah mulai kecanduan Facebook,
mereka

akan

merelakan

waktunya

untuk

memperbaharui

statusnya maupun menanggapi komentar yang masuk di
Facebook-nya.
Di Indonesia memiliki tingkat konsumsi yang luar biasa
terhadap berbagai produk budaya massa, akses Facebook tidak
dibatasi oleh tingkat sosial. Facebook bukan lagi menjadi aktan
penanda sosial, tetapi menjadi kultural karena te

Dokumen yang terkait

Kritik Sosial dalam Puisi Esai "Manusia Gerobak" karya Elza Peldi Taher dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

4 28 130

Nilai Sosial dalam Novel Kubah Karya Ahmad Tohari dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra di SMA

45 364 133

Penggunaan Diksi dalam Surat Pembaca Surat Kabar Harian Kompas dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas IX SMP

0 3 141

Kebudayaan Tionghoa dalam Novel Dimsum Terakhir karya Clara Ng dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

0 17 158

Penggunaan gaya bahasa pada kumpulan cerpen hujan kepagian karya Nugroho Notosusanto dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA

26 226 127

Kebudayaan Tionghoa dalam novel dimsum terakhir karya Clarang dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Di SMA

0 7 158

Analisis Gaya Bahasa Novel Laskar Pelangi Kary A Andrea Hirata Serta Implikasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Di Sma

1 7 135

Kritik Sosial dalam Kumpulan Cerpen Lukisan Kaligrafi karya A. Mustofa Bisri dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

4 25 93

Kritik Sosial dalam Naskah Drama Cannibalogy Karya Benny Yohanes dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

52 294 162

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL ENTROK KARYA OKKY MADASARI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLIKASINYA Aspek Sosial Dalam Novel Entrok Karya Okky Madasari: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran Di SMA.

0 2 12