4
pendidikan nilai dengan judul “Aspek Pendidikan Nilai Pada Tradisi Ruwahan” Studi Kasus di Dukuh Jetak Lor, Desa Bareng Lor, Kecamatan
Klaten Utara, Kabupaten Klaten. Berdasarkan studi pendahuluan dalam bentuk interview sementara yang
penulis lakukan kepada sesepuh di Dukuh Jetak Lor, bahwa Ruwahan berasal dari kata “arwah”, yang mempunyai maksud bahwa dalam kegiatannya ada
unsur pengiriman pahala hidayah atau hadiah kepada leluhur yang mendahului kita.
Nama lain dari ruwah adalah nyadran. Nydran berasal dari bahsa arab “sodrun” berarti dada atau hari. Dalam kegiatannya masyarakat
bergotongroyong membersihkan makam. Selain itu nyadran mempunyai tujuan agar masyarakat menyadari bahwa dirinya besok juga akan menempati
makam tersebut sehingga agar hidup itu selalu berhati-hati. Berdasarkan pengamatan penulis, kegiatan Ruwahan dalam rangka
melestarikan budaya Jawa khususnya terdapat aspek-aspek pendidikan dan nilai. Dalam rangka itulah penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
terhadap kegiatan Ruwahan ditinjau dari aspek pendidikan dan nilai dengan judul “ASPEK PENDIDIKAN NILAI PADA TRADISI RUWAHAN” di
Dukuh Jetak Lor, Desa Bareng Lor, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten.
B. Identifikasi Masalah
Bagi orang Jawa pandangan hidup yang berisikan nilai tradisi, aturan dan norma itu akan digunakan sebagai pedoman untuk bertindak. Pedoman itu
5
terkadang secara imperative mendesak kepada masing-masing individu sebagai anggota masyarakat untuk menjalankannya. Berbagai macam nilai,
tradisi dan norma telah pula menimbulkan berbagai macam masalah. Berbagai masalah yang dapat dikemukakan dari pandangan hidup yang
berisikan nilai tradisi, aturan, dan norma antara lain: bagaimana warga masyarakat secara tradisional melaksanakan tradisi Ruwahan sebagai suatu
warisan tradisional, mengapa warga masyarakat menghormati tradisi Ruwahan sebagai salah satu warisan tradisional, larangan-larangan apa yang tidak boleh
dilanggar oleh warga masyarakat, nilai-nilai apa saja yang dijujung tinggi oleh masyarakat untuk melestarikan nilai-nilai tradisional, serta manfaat atau
pengaruh apa yang diperoleh dari kegiatan tersebut. Selanjutnya bagaimana mengenai latar belakang, rangkaian tata cara pelaksanaan dan bagaimana
manfaatnya bagi masyarakat sekitar. Dalam konteks ini tentu masih banyak yang dapat dikemukakan dari tradisi masyarakat yang bersangkutan.
C. Pembatasan Masalah
Permasalahan yang dikaitkan dengan judul diatas sangat luas sehingga tidak mungkin terjangkau, maka perlu dibatasi ruang lingkup dan fokus
pembahasannya sebagai berikut: 1. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah aspek-aspek dari subyek penelitian yang menjadi sasaran penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi objek
penelitiannya adalah Tradisi Ruwahan di Dukuh Jetak Lor, Desa Bareng Lor, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten.
6
2. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah masyarakat yang menjadi pelaku Tradisi
Ruwahan di Dukuh Jetak Lor, Desa Bareng Lor, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten.
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan bagian penting yang harus ada dalam penulisan suatu karya. Oleh karena itu peneliti sebelum melakukan penelitian
harus mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada, agar proses pemecahan masalah terarah dan terfokus pada masalah tesebut.
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dapat penulis rumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran secara jelas Tradisi Ruwahan di Dukuh Jetak Lor, Desa Bareng Lor, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten ?
2. Apakah ciri khas Tradisi Ruwahan pada Dukuh Jetak Lor, Desa Bareng Lor, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten.
3. Bagaimana Tradisi Ruwahan ditinjau dari aspek-aspek pendidikan nilai religius ?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian