Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku Susu Olahan pada PT Australia Indonesia Milk Industries
RINGKASAN
LENNY JUNITA. Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku Susu Olahan
pada PT Australia Indonesian Milk Industries (Di bawah birnbingan
HARIANTO)
Susu sebagai suatu sumber protein hewani mempunpai arti yang sangat
penting karena susu mengandung nilai gizi yang lengkap dan tinggi, sehingga usaha
peningkatan produksi menjadi sangat penting, guna memperbaiki nilai gizi dan
tingkat kesejahteraan masyarakat. Sehingga usaha peningkatan produksinya rnenjadi
sangat penting.
Semakin berkembangnya perindustrian susu olahan akan meningkatnya
persaingan antar perusahaan dalam industri saat ini, sehingga setiap perusahaan hams
berproduksi secara efisien dala~narti dapat menghasilkan produk yang bermutu tinggi
dan mampu bersaing dengan biaya yang minimal serta dengan keuntungan yang
optimal.
Dalam upaya peningkatan produksi susu olahan, masalah pengadaan dan
efisiensi persediaan bahan baku banyalc mendapat perhatian, kekurangan persediaan
bahan baku dapat menghambat proses produksi dan mengakibatkan kerugian
perusahaan. Apabila terjadi kelebihan persediaan akan menimbulkan biaya ekstra
disamping resiko kerusakan bahan baku yang menjadi tinggi karena lama disimpan.
Dengan memperhatikan ha1 tersebut, perlu mempelajari sistem pengadaan dan
efisiensi persediaan bahan baku serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, sehingga
keputusan masalah persediaan bahan baku menjadi optimal.
PT Indomilk sebagai perusahaan susu olahan dituntut untuk meningkatkan
efisiensi usahanya dalam rangka rnernpertahankan eksistensinya, khusus dalam
persediaan.
Dalam ha1 ini perusahaan dihadapkan pada dua ha1 yang bertentangan.
Jika terlalu banyak investasi yang ditanamkan dalam persediaan dengan tujuan untuk
menjamin kelancaran produksi dan ketersediaan produk untuk memenuhi kepuasan
konsumen, maka akan timbul biaya yang besar. Jika perusahaan berupaya menekan
persediaan denyan tujuan meminirnumkan biaya produksi, maka timbul resiko tidak
tersedia produk untuk menjamin kelancaran produksi dan ketersediaan produk dalam
lnernenuhi kepuasan konsumen serta hilangnya kesempatan bagi perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan.
Tujuan dari penelitian ini adalah ~nempelajarikebijakan, pelaksanaan dan
permasalahan dalam menejemen persediaan bahan baku pada PT Indomilk,
merurnuskan suatu model pengendalian persediaan bagi perusahaan sebagai alternatif
yang dapat dipilh perusahaan dalam rangka mencapai efisiensi biaya.
Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi dalarn menejemen
pengendalian persediaan bahan baku, yaitu menganalisis kondisi dan kebijakankebijakan yang ditetapkan perusahaan berhubungan dengan pengadaan bahan baku
serta cara menentukan besar pesanan, penentuan bahan baku pokok perusahaan,
penentuan dan pendugaan biaya persediaan, penentuan volume pemakaian bahan
baku yang didasarkan atas cacatan historis perusahaan yang rnenunjukkan besar
permintaan bahan baku, penentuan waktu tunggu perusahaan dan analisa kuantitatif
pengendalian persediaan bahan baku, model yang digunakan adalah model
pengendalian persediaan untuk bahan baku yang termasuk ke dalam rencana
kebutuhan bahan atau metode Material Requirement Planning dengan beberapa
t Lot dan teknik EOQ. Dan tahap
alternatif penentuan ukuran lot, yaitu t e k n i k ~ ofir
terakhir analisis perbandingan metode, akan dibandingkan banyak pemesanan,
kuantitas pemesanan dan biaya pemesanan yang terjadi.
Jumlah bahan baku yang digunakan oleh PT indomilk dalam proses
produksinya ada 95 jenis. Analisis dilakukan terhadaptiga jenis bahan baku pokok
utama berdasarkan pemakaian masing-masing bahan baku terhadap total pemakaian
produksi selama tahun 1999, yaitu bahan baku gula, skini niikpowder dan butter niilk
pow~der.
Secara umum biaya persediaan yang terjadi pada PT indomilk adalah biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya pemesanan ditentukan oleh banyaknya
pemesanan dan biaya pemesanan per pesanan.
Kompoenen biaya pemesanan pada
PT Indomilk terdiri dari biaya bongkar muat dan biaya penenpatan order, dimana
biaya penempatan order mempunyai kontribusi terbesar terhadap total biaya
pemesanan, yaitu untuk masing bahan baku gula 98,61 %, skin? nlilkpolvder 99,73 %
dan butter n~ilkpowder 99,26 %.
Biaya penyimpanan ditentukan oleh tingkat
persediaan rata-rata bahan baku yang disimpan dan biaya penyimpan per unit..
Komponen biaya penyilnpanan pada PT Indomilk terdiri dari biaya penerangan, biaya
asuransi, biaya peralatan gudang dan oppor/rrnity cost, dimana biaya asuransi
mempunyai kontribusi terbesar terhadap total biaya penyimpanan, untuk gula 84,58
%, skin1 niilkpo~i~der
84,61 % dan hrifferniilkpoivder 82,82 %.
Pemakaian bahan baku pada PT Indomilk memakai sistem Firs/ It1 First 011r,
diniana barang yang terdahulu masuk akan digunakan terlebih dahulu. Pe~nakaian
bahan baku bulanan yang diperoleh pelusaliaan merupakan turunan dari ralnalan
permintaan terhadap produk akhir dan disesuaikan dengan kapasitas produksi
perusahaan. Sedangkan pemakaian bahan baku harian adalah pemakaian bahan baku
bulanan dibagi dengan hari kerja efektif perusahaan.
Waktu ancang-ancang bahan baku untuk masing-masing bahan baku, yaitu
gula rata-rata 7 hari efektif dan untuk bahan baku skin? milk powder dan brrtter milk
poi.ijder rata-rata 30 hari efektif, yang merupakan jangka waktu saat pesanan
dilalcsanakan dan pesanan digunakan dalam proses produksi.
Banyak pemesanan dan kuantitas pemesanan yang dilakukan oleh PT
Indomilk dengan melihat rata-rata pemakaian tiga bulan sebelum bulan pemesanan.
Banyak pemesanan selama tahun 1999, untuk bahan baku gula 956 kali kuantitas
bervariasi antara 6 sampai 860 bags, skin1 milk powder 442 kali kuantitas pesanan
bervariasi antara 1 sampai 1200 bags dan bntter milk powder 154 kali kuantitas
pesanan bervariasi antara 400 sampai 721 bags. Biaya persediaan yang tertinggi
adalah untuk balian baku skin1 nlilkpoivder.
Banyak pemesanan dan kuantitas pemesanan dengan metode MRP teknik Lor
for Lor, untuk gula 257 kali kuantitas pesanan bervariasi antara 301 sampai 2443
bags, skin1 niilk poivder 245 kali kuantitas pesanan bervariasi antara 175 sampai 464
bags. Biaya persediaan yang tertinggi adalah untuk gula dan terendah bllfler n~ilk
poi.11der.
LENNY JUNITA. Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku Susu Olahan
pada PT Australia Indonesian Milk Industries (Di bawah birnbingan
HARIANTO)
Susu sebagai suatu sumber protein hewani mempunpai arti yang sangat
penting karena susu mengandung nilai gizi yang lengkap dan tinggi, sehingga usaha
peningkatan produksi menjadi sangat penting, guna memperbaiki nilai gizi dan
tingkat kesejahteraan masyarakat. Sehingga usaha peningkatan produksinya rnenjadi
sangat penting.
Semakin berkembangnya perindustrian susu olahan akan meningkatnya
persaingan antar perusahaan dalam industri saat ini, sehingga setiap perusahaan hams
berproduksi secara efisien dala~narti dapat menghasilkan produk yang bermutu tinggi
dan mampu bersaing dengan biaya yang minimal serta dengan keuntungan yang
optimal.
Dalam upaya peningkatan produksi susu olahan, masalah pengadaan dan
efisiensi persediaan bahan baku banyalc mendapat perhatian, kekurangan persediaan
bahan baku dapat menghambat proses produksi dan mengakibatkan kerugian
perusahaan. Apabila terjadi kelebihan persediaan akan menimbulkan biaya ekstra
disamping resiko kerusakan bahan baku yang menjadi tinggi karena lama disimpan.
Dengan memperhatikan ha1 tersebut, perlu mempelajari sistem pengadaan dan
efisiensi persediaan bahan baku serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, sehingga
keputusan masalah persediaan bahan baku menjadi optimal.
PT Indomilk sebagai perusahaan susu olahan dituntut untuk meningkatkan
efisiensi usahanya dalam rangka rnernpertahankan eksistensinya, khusus dalam
persediaan.
Dalam ha1 ini perusahaan dihadapkan pada dua ha1 yang bertentangan.
Jika terlalu banyak investasi yang ditanamkan dalam persediaan dengan tujuan untuk
menjamin kelancaran produksi dan ketersediaan produk untuk memenuhi kepuasan
konsumen, maka akan timbul biaya yang besar. Jika perusahaan berupaya menekan
persediaan denyan tujuan meminirnumkan biaya produksi, maka timbul resiko tidak
tersedia produk untuk menjamin kelancaran produksi dan ketersediaan produk dalam
lnernenuhi kepuasan konsumen serta hilangnya kesempatan bagi perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan.
Tujuan dari penelitian ini adalah ~nempelajarikebijakan, pelaksanaan dan
permasalahan dalam menejemen persediaan bahan baku pada PT Indomilk,
merurnuskan suatu model pengendalian persediaan bagi perusahaan sebagai alternatif
yang dapat dipilh perusahaan dalam rangka mencapai efisiensi biaya.
Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi dalarn menejemen
pengendalian persediaan bahan baku, yaitu menganalisis kondisi dan kebijakankebijakan yang ditetapkan perusahaan berhubungan dengan pengadaan bahan baku
serta cara menentukan besar pesanan, penentuan bahan baku pokok perusahaan,
penentuan dan pendugaan biaya persediaan, penentuan volume pemakaian bahan
baku yang didasarkan atas cacatan historis perusahaan yang rnenunjukkan besar
permintaan bahan baku, penentuan waktu tunggu perusahaan dan analisa kuantitatif
pengendalian persediaan bahan baku, model yang digunakan adalah model
pengendalian persediaan untuk bahan baku yang termasuk ke dalam rencana
kebutuhan bahan atau metode Material Requirement Planning dengan beberapa
t Lot dan teknik EOQ. Dan tahap
alternatif penentuan ukuran lot, yaitu t e k n i k ~ ofir
terakhir analisis perbandingan metode, akan dibandingkan banyak pemesanan,
kuantitas pemesanan dan biaya pemesanan yang terjadi.
Jumlah bahan baku yang digunakan oleh PT indomilk dalam proses
produksinya ada 95 jenis. Analisis dilakukan terhadaptiga jenis bahan baku pokok
utama berdasarkan pemakaian masing-masing bahan baku terhadap total pemakaian
produksi selama tahun 1999, yaitu bahan baku gula, skini niikpowder dan butter niilk
pow~der.
Secara umum biaya persediaan yang terjadi pada PT indomilk adalah biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya pemesanan ditentukan oleh banyaknya
pemesanan dan biaya pemesanan per pesanan.
Kompoenen biaya pemesanan pada
PT Indomilk terdiri dari biaya bongkar muat dan biaya penenpatan order, dimana
biaya penempatan order mempunyai kontribusi terbesar terhadap total biaya
pemesanan, yaitu untuk masing bahan baku gula 98,61 %, skin? nlilkpolvder 99,73 %
dan butter n~ilkpowder 99,26 %.
Biaya penyimpanan ditentukan oleh tingkat
persediaan rata-rata bahan baku yang disimpan dan biaya penyimpan per unit..
Komponen biaya penyilnpanan pada PT Indomilk terdiri dari biaya penerangan, biaya
asuransi, biaya peralatan gudang dan oppor/rrnity cost, dimana biaya asuransi
mempunyai kontribusi terbesar terhadap total biaya penyimpanan, untuk gula 84,58
%, skin1 niilkpo~i~der
84,61 % dan hrifferniilkpoivder 82,82 %.
Pemakaian bahan baku pada PT Indomilk memakai sistem Firs/ It1 First 011r,
diniana barang yang terdahulu masuk akan digunakan terlebih dahulu. Pe~nakaian
bahan baku bulanan yang diperoleh pelusaliaan merupakan turunan dari ralnalan
permintaan terhadap produk akhir dan disesuaikan dengan kapasitas produksi
perusahaan. Sedangkan pemakaian bahan baku harian adalah pemakaian bahan baku
bulanan dibagi dengan hari kerja efektif perusahaan.
Waktu ancang-ancang bahan baku untuk masing-masing bahan baku, yaitu
gula rata-rata 7 hari efektif dan untuk bahan baku skin? milk powder dan brrtter milk
poi.ijder rata-rata 30 hari efektif, yang merupakan jangka waktu saat pesanan
dilalcsanakan dan pesanan digunakan dalam proses produksi.
Banyak pemesanan dan kuantitas pemesanan yang dilakukan oleh PT
Indomilk dengan melihat rata-rata pemakaian tiga bulan sebelum bulan pemesanan.
Banyak pemesanan selama tahun 1999, untuk bahan baku gula 956 kali kuantitas
bervariasi antara 6 sampai 860 bags, skin1 milk powder 442 kali kuantitas pesanan
bervariasi antara 1 sampai 1200 bags dan bntter milk powder 154 kali kuantitas
pesanan bervariasi antara 400 sampai 721 bags. Biaya persediaan yang tertinggi
adalah untuk balian baku skin1 nlilkpoivder.
Banyak pemesanan dan kuantitas pemesanan dengan metode MRP teknik Lor
for Lor, untuk gula 257 kali kuantitas pesanan bervariasi antara 301 sampai 2443
bags, skin1 niilk poivder 245 kali kuantitas pesanan bervariasi antara 175 sampai 464
bags. Biaya persediaan yang tertinggi adalah untuk gula dan terendah bllfler n~ilk
poi.11der.