Pemilihan Jenis Sebaran Pengujian Keselarasan Sebaran

137

2. Koefisien Skewness C

S Perhitungan koefisien skewness digunakan rumus sebagai berikut : 4.2 3 245,027 - 110 - 10 1 904026,31 10 × = S C = 1,375

3. Pengukuran Kurtosis C

K Perhitungan kurtosis digunakan rumus sebagai berikut : 4 1 4 _ 1 S X X n C n i i K ∑ = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = 4.3 4 027 , 45 464 90363927, 10 1 × = K C = 2,198

4. Koefisien Variasi C

V Perhitungan koefisien variasi digunakan rumus sebagai berikut : X S C V = 4.4 121,392 45,027 = V C = 0,371

d. Pemilihan Jenis Sebaran

Ketentuan dalam pemilihan distribusi tercantum dalam Tabel 4.9. 3 1 3 2 1 S n n X X n C S n i i − − − = ∑ = 138 Tabel 4.9. Parameter Pemilihan Distribusi Curah Hujan Jenis sebaran Kriteria Hasil Keterangan Log Normal Cs= 3 Cv+Cv 3 = 1.164 C S = 1.375 Ck=Cv 8 +6Cv 6 +1 5Cv 4 +16Cv 2 +3 = 5.501 C K = 2.198 Log pearson Tipe III Cs ≠ C S = 1.375 Dipilih Gumbel Cs ≈ 1,14 C S = 1.375 Ck ≈ 5,4 C K = 2.198 Dari perbandingan beberapa parameter pengukuran dispersi dengan kriteria pada masing – masing jenis sebaran, dapat disimpulkan jenis sebaran yang lebih mendekati adalah Metode Log Pearson Tipe III, sehingga jenis sebaran ini yang akan dipakai dalam perhitungan curah hujan rencana.

e. Pengujian Keselarasan Sebaran

Pengujian keselarasan sebaran digunakan untuk menentukan apakah data sebaran tersebut sesuai dengan salah satu jenis sebaran. Pengujian kecocokan sebaran dilakukan dengan metode chi kuadrat dan uji sebaran Smirnov – Kolmogorov. Metode Chi Kuadrat Pengujian kecocokan sebaran dengan metode Chi-kuadrat dengan rumus sebagai berikut : ∑ = − = G i Ef Of Ef X 1 2 2 4.5 139 di mana : X 2 = harga Chi-kuadrat G = jumlah sub-kelompok Of = frekuensi yang terbaca pada kelas yang sama Ef = frekuensi yang diharapkan sesuai pembagian kelasnya. Perhitungan : G = 1 + 1,33 In N, di mana N adalah jumlah data G = 1 + 1,33 In 10 G = 4,06 diambil 10 dk = G – R + 1 R = untuk distribusi normal dan binominal R = 2 = untuk distribusi poisson R = 1 dk = 10 – 2 + 1 = 7 G N Ef = Æ 1 10 10 = = Ef ∆X = Xmaks – X min G – 1 ∆X = 203,444 – 80,398 10 – 1 ∆X = 13,671 X awal = Xmin – ½ ∆X = 80,398 – ½13,671 = 73,5625 Tabel 4.10. Perhitungan Uji Chi-kuadrat No Probabilitas of ef ef-of ef- of2ef 1 73.563 x 87.234 3.00 1.000 -2.00 4.00 2 87.234 x 100.905 2.00 1.000 -1.00 1.00 3 100.905 x 114.576 0.00 1.000 1.00 1.00 4 114.576 x 128.247 1.00 1.000 0.00 0.00 5 128.247 x 141.918 2.00 1.000 -1.00 1.00 6 141.918 x 155.589 0.00 1.000 1.00 1.00 7 155.589 x 169.260 0.00 1.000 1.00 1.00 8 169.260 x 182.931 0.00 1.000 1.00 1.00 9 182.931 x 196.602 1.00 1.000 0.00 0.00 10 196.602 x 210.273 1.00 1.000 0.00 0.00 Jumlah 10 f2 7.00 Dari perhitungan diatas diperoleh nilai Chi-kuadrat λh 2 = 7. 140 Batas kritis nilai Chi-kuadrat untuk dk = 7dengan α = 5 dari tabel Chi-kuadrat didapatkan nilai λh 2 cr = 14,067. Nilai λh 2 = 7 λh 2 cr = 14,067 maka pemilihan distribusi Log Pearson Tipe III memenuhi syarat. Uji Sebaran Smirnov – Kolmogorov Uji kecocokan smirnov – kolmogorov, sering juga uji kecocokan non parametrik non parametric test, karena pengujian tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu. Perhitungan uji kecocokan sebaran dengan Smirnov – Kolmogorov untuk Metode Log Pearson III dapat dilihat pada Tabel 4.11. Tabel 4.11. Uji Sebaran Smirnov – Kolmogorov x m Px = mn+1 Px ft=Xi- Xrt : Sx Px= mn- 1 Px D 1 2 3 4 = nilai1- 3 5 6 7 = nilai1-6 8 80.398 1 0.0909 0.9091 -0.9104 0.1111 0.8889 0.0202 84.694 2 0.1818 0.8182 -0.8150 0.2222 0.7778 0.0404 87.155 3 0.2727 0.7273 -0.7604 0.3333 0.6667 0.0606 88.326 4 0.3636 0.6364 -0.7344 0.4444 0.5556 0.0808 92.687 5 0.4545 0.5455 -0.6375 0.5556 0.4444 0.1010 118.398 6 0.5455 0.4545 -0.0665 0.6667 0.3333 0.1212 132.466 7 0.6364 0.3636 0.2459 0.7778 0.2222 0.1414 134.803 8 0.7273 0.2727 0.2978 0.8889 0.1111 0.1616 191.546 9 0.8182 0.1818 1.5580 1.0000 0.0000 0.1818 203.444 10 0.9091 0.0909 1.8223 1.1111 -0.1111 0.2020 141 Tabel. 4.12. Nilai kritis Do untuk Uji Smirnov-Kolmogorov n α Derajat Kepercayaan

0.2 0.1

0.05 0.01

5 0.45 0.51 0.56 0.67 10 0.32 0.37 0.41 0.49 15 0.27 0.3 0.34 0.4 20 0.23 0.26 0.29 0.36 25 0.21 0.24 0.27 0.32 30 0.19 0.22 0.24 0.29 35 0.18 0.2 0.23 0.27 40 0.17 0.19 0.21 0.25 45 0.16 0.18 0.2 0.24 50 0.15 0.17 0.19 0.23 50 1.07N0.5 1.22N0.5 1.36N0.5 1.63N0.5 Dari perhitungan nilai D pada Tabel 4.11, diperoleh nilai D max = 0,202, data pada peringkat m = 10. Dengan menggunakan data pada Tabel 4.12, untuk derajat kepercayaan 5 maka diperoleh Do = 0,41. Karena nilai D max lebih kecil dari nilai Do kritis 0,2020,41 maka persamaan distribusi yang diperoleh dapat diterima. f . Perhitungan Curah Hujan Rencana Perhitungan curah hujan rencana untuk periode ulang tertentu dilakukan berdasarkan jenis sebaran terpilih, yaitu metode Log Pearson Tipe III. Untuk menghitung curah hujan rencana dengan metode ini digunakan persamaan berikut : Log Y = S k LogX . _ + 4.6 X = 10 logY di mana : Log Y = besarnya variabel log dengan jangka waktu ulang T tahun Log _ X = Log curah hujan rata-rata tengah mean k = faktor frekuensi untuk sebaran Log Pearson Tipe III S = standar deviasi 142 X = besarnya curah hujan dengan jangka waktu ulang T tahun Tabel 4.13. Perhitungan Curah Hujan Rencana No. Periode Ulang Log XRt K S.Deviasi Log XT XT Tahun 1 2 2.060 -0.08 0.159 2.047 111.501 2 5 2.060 0.807 0.159 2.188 154.270 3 10 2.060 1.323 0.159 2.270 186.362 4 25 2.060 1.914 0.159 2.364 231.380 5 50 2.060 2.317 0.159 2.428 268.166 6 100 2.060 2.695 0.159 2.489 307.968

4.2.2. Debit Banjir Rencana

Debit banjir rencana adalah debit yang direncanakan mengalir melewati penampang sungai dengan periode ulang tertentu yang dijadikan acuan dalam perhitungan dimensi penampang sungai. Sedangkan pengertian dari periode ulang tertentu adalah waktu dimana diperkirakan terjadinya debit banjir rata - rata satu kali dalam periode ulang tersebut. Untuk mencari debit banjir rencana dapat digunakan beberapa metode, antara lain sebagai berikut : a. Dengan menggunakan data debit banjir pada lokasi setempat dalam kurun waktu minimal 20 tahun. b. Apabila data debit banjir yang dibutuhkan tidak tersedia, maka kita dapat menggunakan data curah hujan yang diolah menjadi debit banjir melalui metode berikut ini : 1. Rumus empiris, seperti : Metode Rasional, Weduwen, Haspers