142 X
= besarnya curah hujan dengan jangka waktu ulang T tahun
Tabel 4.13. Perhitungan Curah Hujan Rencana
No. Periode Ulang
Log XRt K
S.Deviasi Log XT
XT Tahun
1 2 2.060 -0.08
0.159 2.047
111.501 2 5 2.060
0.807 0.159
2.188 154.270
3 10 2.060 1.323
0.159 2.270
186.362 4 25 2.060
1.914 0.159
2.364 231.380
5 50 2.060 2.317
0.159 2.428
268.166 6 100 2.060
2.695 0.159
2.489 307.968
4.2.2. Debit Banjir Rencana
Debit banjir rencana adalah debit yang direncanakan mengalir melewati penampang sungai dengan periode ulang tertentu yang
dijadikan acuan dalam perhitungan dimensi penampang sungai. Sedangkan pengertian dari periode ulang tertentu adalah waktu dimana
diperkirakan terjadinya debit banjir rata - rata satu kali dalam periode ulang tersebut. Untuk mencari debit banjir rencana dapat digunakan
beberapa metode, antara lain sebagai berikut : a. Dengan menggunakan data debit banjir pada lokasi setempat dalam
kurun waktu minimal 20 tahun. b. Apabila data debit banjir yang dibutuhkan tidak tersedia, maka kita
dapat menggunakan data curah hujan yang diolah menjadi debit banjir melalui metode berikut ini :
1. Rumus empiris, seperti : Metode Rasional, Weduwen, Haspers
2. Cara statistik atau kemungkinan FSR Jawa – Sumatera
3. Dengan unit hidrograf, misalnya : Metode Hidrograf Satuan
Sintetik Gama 1
a. Metode Rasional
Digunakan persamaan sebagai berikut : F
r Qt
6 ,
3 1
α =
m
3
dt 4.7
143
intensitas curah hujan r
waktu konsentrasi t
t =
6 .
72 i
L jam
w = 72 i
0,6
kmjam Data yang ada :
L = jarak dari ujung daerah hulu sampai titik yang ditinjau Km = 10,75 Km
A = luas DAS Km
2
= 10,6617 Km
2
H = beda tinggi ujung hulu dengan titik tinggi yang ditinjau Km = 1,428 Km
Perhitungan debit banjir rencana dengan metode Rasional disajikan pada Tabel 4.14. sebagai berikut:
Tabel 4.14. Perhitungan Debit Banjir Rencana Dengan Metode Rasional
No. Periode
Ulang F
R24 L
H C
t I
Qt tahun
Km2 mm
Km Km
jam mmjam
m3det
1 2
10.662 111.501 10.75 0.0452 0.5
0.898 41.529691 61.49682
2 5
10.662 154.270 10.75 0.0452 0.5
0.898 57.459242 85.08517
3 10
10.662 186.362 10.75 0.0452 0.5
0.898 69.412182 102.785
4 25
10.662 231.380 10.75 0.0452 0.5
0.898 86.179644 127.6141
5 50
10.662 268.166 10.75 0.0452 0.5
0.898 99.880727 147.9025
6 100
10.662 307.968 10.75 0.0452 0.5
0.898 114.70536 169.8547
b. Metode Weduwen
Rumus yang digunakan dalam metode Weduwen adalah sebagai berikut :
F q
Qt β
α =
4. 8
Koefisien Runoff
α 7
1 ,
4 1
+ −
=
n
q β
α 24
24
3 2
24
jam mm
t R
r ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ =
144
Waktu Konsentrasi t
4 1
8 1
8 3
476 ,
i q
F t
β α
=
Koefisien Reduksi
β
F F
t t
+ ⎥⎦
⎤ ⎢⎣
⎡ +
+ +
= 120
9 1
120 β
Hujan Maksimum q
45 ,
1 65
, 67
+ =
t q
di mana : Qt
= debit banjir rencana m
3
det. α
= koefisien runoff. β
= koefisien reduksi daerah untuk curah hujan DAS. q
= hujan maksimum m
3
km
2
det. t
= waktu konsentrasi jam. F
= luas daerah pengaliran km
2
. L
= panjang sungai km. i
= gradien sungai atau medan yaitu kemiringan rata-rata sungai 10 bagian hulu dari panjang sungai tidak
dihitung. Beda tinggi dan panjang diambil dari suatu titik 0,1 L dari batas hulu DAS.
Tabel 4.15. Perhitungan Debit Banjir Rencana Dengan Metode Weduwen
No. Periode
Ulang F
qn t
β α
q Qt
tahun Km2
mm jam
jam m3det
1 2
10.6617 111.501 1.75 0.9390 0.9632945 21.14 203.8713
2 5
10.6617 154.270 1.75 0.9390 0.9730013 21.14 205.92566
3 10
10.6617 186.362 1.75 0.9390 0.9774718 21.14 206.87178
4 25
10.6617 231.380 1.75 0.9390 0.9817181 21.14 207.77048
5 50
10.6617 268.166 1.75 0.9390 0.9841581 21.14 208.28688
6 100
10.6617 307.968 1.75 0.9390 0.9861571 21.14 208.70995
145
c. Metode Haspers