BAB III GERAKAN ANTI NARKOBA
Drug Free Australia mendukung suatu kebijakan mengenai narkoba yang seimbang dan manusiawi yang mengarah pada pencegahan yang utama dan
perawatan berdasarkan penyembuhan dan rehabilitasi. Hal ini tidak akan dapat dicapai bila obat-obatan terlarang narkoba didukung melalui legalisasi. Konsumsi
narkoba meningkat secara konstan karena tersedia, terjangkau dan utamanya diijinkan.
A. Latar belakang
Saat ini didunia terutama di Australia sedang ada suatu pergerakan yang berkembang, terkoordinasi dan memiliki dukungan dana yang besar, yang
berkomitmen untuk me-liberal-kan kebijakan mengenai narkoba, dalam samaran kesehatan masyarakat dan HAM bagi masyarakat yang memilih untuk
menggunakan obat-obatan ini. Sejarah dan filosofi gerakan ini terdokumentasi dengan baik. Dikenal
sebagai gerakan “Harm Reduction” Pengurangan Rasa Sakit, yang kemudian berubah menjadi kebijakan “Harm Minimisation” Meminimkan Rasa Sakit di
Australia dalam kurun 1980-an dan telah menjadi patokan bagi kebijakan mengenai narkoba selama lebih dari 27 tahun. Hal ini membuat Australia
menjadi salah satu pengguna narkoba tertinggi per kapita didunia United Nations World Drug Report 2012
Yang paling mutakhir, Harm Reduction mengemuka kembali dengan bentuk “Global Commission on Drug Policy” Komite Internasional mengenai
Kebijakan Narkoba, yang menggunakan tokoh, yang kebanyakan orng kaya, yang umumnya tidak memiliki keahlian dalam kompleks nya masalah yang
berkaitan dengan narkoba dan kerusakan yang dihasilkannya bagi keluarga dan masyarakat. Dari mulai dipublikasikannya pernyataan secara membahana
dimedia-media terkemuka oleh orang-orang yang menganggap dirinya kelompok tingkat tinggi high level group, kelompok-kelompok yang lebih
kecil bermunculan dibawah bendera “Reformasi Undang-Undang Narkoba”. Semua yang menasihati mereka adalah para anggota Gerakan Harm Reduction
yang terkenal.
15
Pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh para kelompok ini yaitu :
Pendekatan dengan cara penegakan hukum atau pelarangan terhadap obat-obatana terlarang – mengalami kegagalan
Legalisasi peraturan akan mengeluarkan elemen kejahatan dari pasar
narkoba
Legalisasi tidak akan meningkatkan konsumsi
Reformasi Undang-undang mengenai Narkoba berarti legalisasidekriminalisasiperaturan harus bertahap dan berdasarkan bukti
Kebijakan mengenai narkoba di Portugal adalah contoh yang terbaik
untuk dijalankan
Di Australia, ganja dan ecstasy dapat dijadikan titik awal dalam mereformasi undang-undang narkoba legalisasi, dekriminalisasi atau
peraturan DFA memiliki bukti-bukti yang memadai untuk menanggapi pernyataan-
pernyataan itu dan menentang aksi ini. Kerajaan Inggris pernah mengikuti contoh kebijakan harm Reduction
hingga belakangan ini. Pada tahun 2012, Inggris membalikkan kebijakannya yang “lembut terhadap narkoba” “soft on drugs” dengan menerapkan
kebijakan yang mengutamakan pencegahan dan rehabilitasi demi kesembuhan. Swedia yang mencampakkan Harm Reduction daan legalisasi narkoba
pada masa 1960-an, atas nama bi-partisan, kebijakan narkoba yang ketat, kini menikmati hasil sebagai negara pengguna narkoba terendah per kapita
diantara negara-negara mayarakat ekonomi Eropa OECD – United Nations Office of Drug Control Policy; Sweden’s Successful Drug Policy 2007
Ketika Swedia membebaskan kebijakan dan secara otomatis men- dekriminalisasi narkoba di masa tahun ’60-an, mereka mengalami lonjakan
penggunaan narkoba. Hal yang sama terjadi lagi pada tahun ’90-an ketika kebijakan sumber daya narkoba dikurangi. Melihat lonjakan-lonjakan tersebut
mereka segera mengambil langkah-langkah yang perlu untuk membalik arah – kebijakan yang yang dibuat berdasarkan “Drug Free Sweeden” Swedia yang
bebas narkoba Portugal tidak benar-benar men-dekriminalisasi; pengguna perorangan
masih dikenai denda, wajib dirawat dan pengucilan. Pada tahun 2004 evaluasi resmi menemukan bahwa sementara angka kematian akibat overdosis heroin
16
dan HIV turun, terdapat peningkatan jumlah pemakai dikalangan remaja dan angka kematian akibat narkoba selain opiates
Contoh diatas, dan masih banyak lagi contoh lainnya, merupakan indikasi jelas bahwa kontrol terhadap narkoba atau larangan sudah berhasil dalam
menghadang perdagangan narkoba internasional. Maka, dalam menanggapi ajakan Drug Free Australia, GRANAT
menyatakan dukungan penuh terhadap kampanye anti narkoba yang dilakukan seluruh gerakan serupa diseluruh dunia, yang tetap berpegang teguh pada
Konvensi PBB mengenai Narkoba, sebagai berikut: Sejak didirikan lebih dari 12 tahun lalu, GRANAT selalu konsisten
dengan prinsip memerangi perdagangan narkoba dan mencegah penyalahgunaannya di Indonesia dan karena itu mengutuk setiap upaya untuk
legalisasi penggunaan narkoba dan perdagangannya. GRANAT sepenuhnya menyadari fakta bahwa narkoba terus menjadi
ancaman nyata terhadap stabilitas, keamanan dan kesehatan di banyak bagian dunia saat ini. Banyak orang di seluruh dunia menderita dan sekarat akibat
menggunakan narkoba. GRANAT mendesak kerjasama yang lebih kuat dengan organisasi nasional dan internasional seperti BNN, UNODC, WFAD dan DFA,
untuk terus mendidik baik pembuat kebijakan dan masyarakat umum tentang bagaimana permintaan akan obat-obatan terlarang merusak pembangunan,
merusak aturan hukum, mendestabilkan masyarakat dan mengancam keamanan individu , keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.
GRANAT berusaha memastikan pelaksanaan UU No 352009 tentang Anti Narkoba yang memberikan hukuman mati sebagai hukuman maksimal
bagi pelaku perdagangan narkoba dan membantu untuk memulihkan para pengguna narkoba korban.
B. Say No To Drugs