Latar Belakang T ADP 1204786 Chapter1

Susilawati , 2014 Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia yang dikemukakan dalam berbagai pola dan teknik pengukuran merupakan tantangan tersendiri bagi semua yang berkecimpung di dunia pendidikan untuk selalu berbenah diri. Semua pihak harus bersinergi agar mutu pendidikan kita dapat diperbaiki ke arah yang lebih berkualitas. Tidak hanya pemerintah, tetapi semua pihak termasuk masyarakat, orang tua, dan yang terutama adalah para pendidik dan tenaga kependidikan. Agar mutu pendidikan dapat ditingkatkan sekolah merupakan salah satu komponen penentu yang harus mendapat perhatian dari semua pihak. Sekolah adalah tempat dimana seseorang memperoleh pendidikan secara lebih terstruktur, sistematis, terencana, serta berkelanjutan. Di sekolah seseorang belajar tentang bersikap dan bertingkah laku yang sesuai dengan norma-norma masyarakat global, diajari tentang bagaimana mempersiapkan hidup dan menghadapi tantangan kehidupan yang akan dihadapi nanti, dan hal-hal lain sesuai dengan tujuan sekolah masing-masing yang mengacu pada tujuan pendidikan secara nasional. Di sekolahlah sumber daya manusia SDM dibentuk dan dididik secara lebih terarah agar memiliki bekal yang cukup untuk bersaing dalam dinamika zaman yang semakin maju dan berkembang dengan pesat. Tanpa didikan dan pengalaman yang cukup, seseorang akan tergerus oleh pesatnya arus globalisasi yang tidak terbendung. Untuk dapat mempersiapkan SDM yang berkompeten dan memiliki daya saing, tentu saja sekolah juga harus memberikan bekal yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya. Mulai dari sekolah dasar sebagai lembaga pendidikan pertama yang ditempuh seseorang. Menurut Bafadal I. 2009,hlmn3 sekolah dasar adalah satuan pendidikan yang 2 Susilawati , 2014 Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menyelenggarakan pendidikan enam tahun dan merupakan bagian dari pendidikan dasar. Tanpa menempuh jenjang sekolah dasar, secara formal seseorang tidak dapat menempuh jenjang sekolah berikutnya yaitu sekolah menengah, baik sekolah menengah tingkat pertama maupun sekolah menengah tingkat atas. Oleh karena itu, sekolah dasar merupakan landasan pertama dalam membentuk sumber daya manusia agar dapat mempersiapkan diri dan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga agar dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi perkembangan zaman, tentu saja dengan melanjutkan ke jenjang sekolah berikutnya yang lebih tinggi. Sekolah memiliki peranan penting untuk membantu mematangkan ilmu dan pendidikan yang diperoleh seseorang dari lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar. Hal tersebut tentu saja tidak akan dapat diperoleh di sekolah yang tidak terkelola dengan baik. Sekolah-sekolah yang bermutu yang mampu menjawab semua tantangan kebutuhan zaman saat ini dan saat yang akan datang. Konsep sekolah bermutu menurut Hoy dan Miskel 2008,hlmn271 tidak bisa dilepaskan dari konsep sekolah sebagai sebuah sistem dalam arti sekolah sebagai suatu institusi tidaklah berdiri sendiri. Sekolah terkait dengan budaya dan kebiasaan yang hadir di masyarakat. Sekolah merupakan ujung tombak dari proses modernisasi agent of change yang diupayakan melalui kebijakan pemerintah. Produk dari sebuah sekolah harus berupa lulusan yang memiliki kompetensi unggul agar mampu menghadapi kompetisi di jenjang yang lebih tinggi atau di pasar tenaga kerja. Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat diartikan bahwa untuk dapat menjadi sekolah bermutu, ada suatu sistem yang menaunginya dan tidak bisa lepas satu sama lainnya. Semua komponen harus saling bersinergi dalam menjalankan peran dan fungsinya masing-masing demi lancarnya program-program sekolah. Masyarakat yang ada di sekitar lingkungan 3 Susilawati , 2014 Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sekolah ataupun di dalam lingkungan sekolah, dalam hal ini orang tua siswa maupun stakeholder lainnya harus memberikan perhatian penuh untuk kelancaran proses pembelajaran di sekolah yang ada di lingkungannya. Tanpa dukungan penuh dari masyarakat, bukan suatu hal yang mudah untuk menciptakan sekolah yang bermutu. Selain itu, budaya yang berkembang di masyarakat juga akan memberi pengaruh terhadap maju mundurnya suatu lembaga pendidikan. Budaya masyarakat yang terbuka terhadap pendidikan maupun perubahan zaman akan memberi andil yang cukup besar terhadap kemajuan ilmu pendidikan pada lembaga pendidikan yang ada di lingkungannya. Sebaliknya, pemikiran masyarakat yang kurang terbuka terhadap perubahan akan menghambat proses dan perkembangan pendidikan di sekolah yang ada di lingkungannya. Budaya masyarakat yang ada di sekitar lembaga pendidikan juga akan mempengaruhi tinggi atau rendahnya mutu sekolah tersebut. Begitu juga dengan pemerintah, sebagai pembuat kebijakan, pemerintah hendaklah membuat suatu kebijakan yang arahnya mendukung sepenuhnya terhadap kelancaran program-program sekolah. Selain itu pemerintah juga sangat diharapkan bantuannya dalam hal moril dan materil demi kelengkapan sarana dan prasarana penunjang terlaksananya proses belajar mengajar. Perhatian utama pemerintah harus tertuju pada kesiapannya dalam menyiapkan sumber daya yang profesional dalam menjalankan tugas sehari- hari sesuai dengan bidangnya masing-masing, terlebih-lebih dalam merekrut tenagapegawai yang akan ditempatkan di suatu instansi terutama instansi pendidikan, hendaknya benar-benar objektif tanpa ada unsur subyektifitas yang mungkin akan menimbulkan masalah ketidakprofesionalan nantinya yang sering diekspos di media-media elektronik sekarang ini. Ketidakprofesionalan pegawai dalam suatu instansi pemerintah akan berpengaruh besar terhadap kinerja mereka di instansi terkait. Dengan kata lain, antara sekolah, orang tua, masyarakat, dan pemerintah harus 4 Susilawati , 2014 Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menjalankan perannya masing-masing sesuai dengan kapasitasnya masing- masing pula. Dengan dukungan penuh dari semua elemen terkait, sekolah akan dapat menjalankan program yang telah disusun dengan maksimal. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bafadal I. 2009,hlmn 53 bahwa “sebagai sebuah institusi atau lembaga, sekolah mengemban misi tertentu yaitu melakukan proses edukasi, proses sosialisasi, dan proses transformasi anak didik dalam rangka mengantarkan mereka agar siap mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya.” Menyiapkan siswa menuju jenjang yang lebih tinggi perlu kesiapan dari berbagai pihak, baik sekolah, masyarakat, maupun pemerintah. Sekolah sebagai ujung tombak dalam memberi bekal kepada siswa harus memiliki konsep yang jelas tentang visi, misi, maupun tujuan yang akan dicapai. Tercapainya tujuan merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menentukan bermutu tidaknya suatu sekolah. Berkaitan dengan mutu, Sallis E. 1993,hlmn107 mengatakan bahwa mutu adalah “quality does not just happen. It must be planned for quality needs to be approached sistematically using a rigorous strategic planning process. Strategic planning is one of the major plants to TQM, without clear longterm direction the institution can not plan for quality improve ”. Jadi dalam hal ini mutu diartikan sebagai kualitas yang tidak akan dapat diperoleh begitu saja. Harus ada usaha dan pendekatan yang sistematis dengan menggunakan proses perencanaan strategis yang ketat. Perencanaan strategis merupakan salah satu tanaman utama Total Quality Management TQM, karena tanpa arah jangka panjang yang jelas, lembaga tidak akan dapat untuk merencanakan peningkatan kualitas. Selain itu, Sallis E. 2008,hlmn30-31 juga menyatakan bahwa: ada banyak sumber mutu dalam pendidikan, misalnya sarana gedung yang bagus, guru yang terkemuka, nilai moral yang tinggi, hasil ujian yang memuaskan, spesialisasi atau kejuruan, dorongan orang tua, bisnis dan komunitas lokal, sumber daya yang melimpah, aplikasi teknologi mutakhir, kepemimpinan yang baik dan efektif, perhatian terhadap 5 Susilawati , 2014 Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pelajaran anak didik, kurikulum yang memadai, atau juga kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Sejalan dengan pendapat di atas, Sallis E. 2008,hlmn3 mengidentifikasi beberapa karakteristik sekolah bermutu, yaitu: 1. Sekolah berfokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal 2. Sekolah berfokus pada upaya untuk mencegah masalah yang muncul dengan komitmen untuk bekerja secara benar dari awal 3. Sekolah memiliki investasi pada sumber daya manusianya, sehingga terhindar dari berbagai “kerusakan psikologis” yang sangat sulit memperbaikinya 4. Sekolah memiliki strategi untuk mencapai kualitas, baik di tingkat pimpinan, tenaga akademik, maupun tenaga administratif 5. Sekolah mengelola atau memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk mencapai kualitas dan memposisikan kesalahan sebagai instrumen untuk berbuat benar pada masa berikutnya 6. Sekolah memiliki kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai kualitas, baik untuk jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang 7. Sekolah mengupayakan proses perbaikan dengan melibatkan semua orang sesuai dengan tugas pokok, fungsi, dan tanggung jawabnya 8. Sekolah mendorong orang dipandang memiliki kreativitas, mampu menciptakan kualitas dan merangsang yang lainnya agar dapat bekerja secara berkualitas 9. Sekolah memperjelas peran dan tanggung jawab setiap orang, termasuk kejelasan arah kerja secara vertikal dan horizontal 10. Sekolah memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas 11. Sekolah memandang atau menempatkan kualitas yang telah dicapai sebagai jalan untuk memperbaiki kualitas layanan lebih lanjut 12. Sekolah memandang kualitas sebagai bagian integral dari budaya kerja 6 Susilawati , 2014 Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 13. Sekolah menempatkan peningkatan kualitas secara terus menerus sebagai suatu keharusan. Pernyataan di atas menunjukkan bahwa sumber mutu dalam bidang pendidikan yang dapat dipandang sebagai faktor pembentuk atau faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Dalam konsep Deming Sallis E., 2008,hlmn41 pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang menghasilkan keluaran, baik pelayanan dan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan atau harapan pelanggan pasarnya. Dalam pengertian ini, sekolah yang bermutu adalah sekolah yang dapat memuaskan pelanggannya baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal. Sedangkan menurut Goetch dan Davis Rusman, 2011,hlmn555 kualitasmutu adalah suatu kondisi dinamis yang berkaitan dengan layanan, orang, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan. Kualitas atau mutu pendidikan bukan hanya diukur dari pencapaian nilai siswa, tetapi juga dilihat dari berbagi aspek. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Minarti S. 2011,hlmn336 bahwa prestasi yang dicapai dapat berupa hasil tes kemampuan akademis misalnya ulangan umum, UN, dan lain-lain, dapat pula prestasi di bidang lain, misalnya dalam cabang olah raga atau seni. Dengan demikian walaupun perolehan nilai yang tinggi saja tidak menjamin bahwa sekolah tersebut adalah sekolah yang bermutu namun nilai adalah salah satu indikator yang dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu proses pendidikan. Namun begitu faktor lain yang bersifat non akademis juga harus menjadi perhatian guru maupun kepala sekolah. Adanya keterampilan- keterampilan lain yang dikuasai siswa juga berpengaruh terhadap penilaian terhadap mutu sekolah tersebut. Selain itu disiplin, moraltingkah laku, dan kerja sama yang ditunjukkan sebagi hasil belajar oleh siswa juga menjadi faktor yang harus diperhatikan oleh guru dan kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah tersebut. 7 Susilawati , 2014 Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Agar mutu sekolah dapat meningkat sehingga peserta didik dapat bersaing dalam arus globalisasi yang sarat dengan kompetisi, semua pihak harus terlibat. Bukan hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat dan orang tua juga harus saling mendukung lancarnya proses pendidikan di sekolah, sesuai dengan apa yang disarankan oleh Danim 2009,hlmn56 yang menyatakan bahwa untuk meningkatkan mutu sekolah ada lima faktor dominan yang terlibat, yaitu: 1 Kepemimpinan kepala sekolah, 2 Siswa, 3 Guru, 4 Kurikulum, 5 Jaringan kerja sama. Faktor dominan menentukan mutu sekolah seperti yang dikemukakan di atas saling terkait satu dan lainnya. Masing-masing memiliki peran untuk mencapai tujuan sekolah dengan maksimal. Kepemimpinan kepala sekolah berperan utama dalam menentukan arah dan tujuan sekolah. Faktor lainnya adalah siswa yang ada di sekolah dengan segala bakat dan keunikannya. Guru harus mengerti akan kekhasan setiap siswa, sehingga mampu memberikan layanan sesuai dengan kebutuhan siswa. Untuk dapat memberikan layanan yang sesuai, setiap guru harus memiliki komitmen terhadap tugas. Danim 2009,hlmn 56 mengatakan bahwa: “keterlibatan dan pelayanan optimal dari guru sangat diperlukan dalam proses pembelajaran sehingga tidak ada siswa yang tidak terlayani, yang nantinya akan mempengaruhi pada pencapaian tujuan dan visi yang ditetapkan.” Tujuan dan visi yang akan dicapai dikembangkan dengan berpedoman pada kurikulum. Sejalan dengan itu, Danim 2009,hlmn56 mengatakan bahwa: “adanya kurikulum yang ajeg tetapi dinamis dapat memungkinkan dan memudahkan standar mutu yang diharapkan sehingga tujuan dapat dicapai secara ma ksimal.” Faktor lainnya yang berpengaruh terhadap mutu sekolah adalah adanya kerja sama yang baik antara berbagai pihak yang berkepentingan. Sebagaimana dikemukakan oleh Danim2009,hlmn 56 bahwa: “jaringan kerjasama tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah dan masyarakat 8 Susilawati , 2014 Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu semata, tetapi juga dengan organisasi lain seperti perusahaaninstansi sehingga out put dari sekolah dapat terserap dalam dunia kerja. ” Dari kelima faktor yang mempengaruhi mutu sekolah sebagaimana yang telah diuraikan di atas, kepala sekolah menempati posisi puncak yang mempengaruhi mutu suatu sekolah. Hal ini sependapat dengan Nurkolis 2003,hlmn119 yang menyatakan bahwa: Pada tingkat sekolah, kepala sekolah sebagai figur kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah. Kepala sekolah tidak hanya meningkatkan tanggung jawab dan otoritasnya dalam program- program sekolah, kurikulum dan keputusan personil, tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan akuntabilitas keberhasilan siswa dan programnya. Kepala sekolah harus pandai dalam memimpin kelompok dan pendelegasian tugas dan wewenang. Memang kepala sekolah sebagai seorang top leader di sekolah tidak dapat memungkiri bahwa dibawah kepemimpinannyalah mutu sekolah dipertaruhkan. Sekolah sebagai unit pelaksana pendidikan formal dengan keragaman potensi pendidik dan peserta didik memerlukan pelayanan yang optimal dan beragam. Hal ini harus disadari sepenuhnya oleh kepala sekolah. Senada dengan itu Bahar M. 2011,hlmn147 mengatakan bahwa prilaku kepemimpinan kepala sekolah yang tidak dapat menciptakan suasana dan iklim kerja yang harmonis, tidak adil dalam mengambil keputusan, dan kurang bijaksana dalam menyelesaikan konflik serta menghadapi setiap paradigma, akan berpengaruh terhadap mutu kinerja guru SMK. Secara formal kepala sekolah memiliki wewenang dan bisa menjadi kharismatik sebagai pemimpin sekolah. Keberhasilan kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya tidak akan terlepas dari kemampuan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai kepala sekolah. Merujuk pada berbagai pendekatan teoritik dan empirik, salah satu tipe kepemimpinan kepala sekolah yang dapat digunakan adalah tipe kepemimpinan transformasional. Hal tersebut didukung dengan pendapat Bass dan Avolio 2007,hlmn96 yang mengemukakan bahwa: 9 Susilawati , 2014 Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang memberikan pertimbangan-pertimbangan dan rangsangan intelektual yang diindividualkan dan memiliki kharisma. Pemimpin seperti ini mencurahkan perhatian kepada kebutuhan pengikutnya, mereka mengubah kesadaran pengikut akan persoalan-persoalan dengan membantu mereka memandang masalah lama dengan cara-cara baru dan mereka mampu membangkitkan serta mengilhami para pengikut untuk mengeluarkan upaya ekstra dalam mencapai tujuan kelompok. Dapat disimpulkan bahwa, kepemimpinan kepala sekolah sangat mempengaruhi mutu kinerja guru yang tentu saja juga akan sangat berpengaruh pada mutu sekolah. Apabila kepala sekolah dapat membawa guru-gurunya untuk lebih disiplin dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya dengan cara yang persuasif, para guru tentu akan mengikuti dan menjalaninya dengan baik tanpa rasa terpaksa. Apalagi bila kepala sekolah dapat memberi contoh nyata dalam tindakannya, tentu saja semua guru akan ikut terpengaruh dan mengikuti pemimpinnya. Dari rata-rata gambaran mutu pendidikan di Indonesia seperti yang tertuang di atas, tetap ada saja sekolah yang dapat diacungkan jempol dalam pencapaian dan peningkatan mutu pendidikan di sekolahnya. Tidak semua sekolah mewakili kebobrokan dan kemerosotan mutu pendidikan di Indonesia. Ada beberapa sekolah atau daerah yang bisa dijadikan contoh untuk memperbaiki situasi dunia pendidikan saat ini. Salah satu contohnya adalah Kota Cilegon. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota Cilegon, diperoleh data bahwa pada tahun ajaran 20122013 Kota Cilegon menempati urutan kedua setelah Kota Tangerang untuk pencapaian hasil UN dan US di Provinsi Banten. Perolehan nilai tiap-tiap sekolah di kecamatan yang ada di kota Cilegon tersebut juga di atas KKM Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan. Situasi ini memungkinkan bagi kotakabupaten lain untuk menjadikannya sebagai contoh dalam peningkatan mutu sekolah di daerahnya masing-masing. Data tersebut juga diperkuat dengan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Provinsi Banten 2013 seperti pada tabel berikut ini: 10 Susilawati , 2014 Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1.1 Daftar Peringkat Perolehan Nilai Ujian Akhir Sekolah Dasar di Provinsi Banten Tahun Ajaran 20122013 No KabKota Jumlah Peserta UN SDMI Rata-Rata UN SDMI 1. Kota Tangerang 30.239 8,13 2. Kota Cilegon 7.830 8,03 3. Kota Tangerang Selatan 21.911 7,62 4. Kabupaten Tangerang 54.636 7,44 5. Kabupaten Pandeglang 12.612 7,18 6. Kabupaten Lebak 32.359 7,10 7. Kota Serang 28.249 7,05 8. Kabupaten Serang 29.143 6,55 Data pada tabel di atas menunjukkan pencapaian rata-rata tiap kotakabupaten yang ada di Provinsi Banten. Secara umum terlihat bahwa kabupatenkota yang ada di Provinsi Banten memperoleh nilai ujian nasional yang tidak terlalu jelek, hal ini ditunjukkan oleh pencapaian nilai terendah kabupaten kota yaitu Kabupaten Serang adalah 6,55. Bila dilihat angkanya, 6,55 bukanlah angka yang kecil bila dibandingkan dengan nilai minimal yang ditetapkan pemerintah. Sedangkan Kota Cilegon, sesuai dengan yang terlihat pada tabel tersebut merupakan salah satu kota di Provinsi Banten yang pencapaian nilai ujian nasionalnya masuk dalam kategori baik yaitu 8,03 dan menempati posisi kedua dari seluruh kabupatenkota yang ada di Provinsi Banten. Artinya Kota Cilegon adalah salah satu kotakabupaten terbaik di Provinsi Banten untuk pencapaian nilai ujian nasional. Beranjak dari data di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Mutu Layanan Guru dan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kota Cilegon”. 11 Susilawati , 2014 Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi Masalah