T
M
= 2.48 x R x C T
M
= 2.48 x 220000 x 0.0000001 T
M
= 0.05456 detik
Dengan menentukan panjang pulsa pada rangkaian monostable tersebut maka dapat pula ditentukan kecepatan jungkitan tipping bucket dalam satu detiknya. Jika
meggunakan kombinasi nilai hambatan dan kapasitor seperti diatas didapatkan nilai T
M
sebesar 0.05456 detik, artinya dalam 1 detik rangkian tersebut dapat menerima pulsa jumlah jungkitan tipping bucket sebanyak 18 kali. Berikut persamaannya:
f =
f =
f = 18,328 Hz f = 18 Hz
4.2 Uji Sensor Tipping Bucket
Proses pengujian sensor dilakukan dengan cara meneteskan sejumlah air kedalam jungkitan tiping bucket menggunakan suntikan. Pengujian ini dilakukan sebanyak 25
kali dengan tujuan mendapatkan nilai yang lebih akurat. Berikut tabel pengujian sensor tipping bucket:
1 T
M
1 0,0545 s
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Pengujian sensor tipping bucket Ulangan
Volume Air ml Tinggi Hujan mm
1 20
0,50 2
20,1 0,51
3 20,2
0,51 4
20 0,50
5 19,8
0,50 6
20 0,50
7 19,9
0,50 8
20 0,50
9 20
0,50 10
19,8 0,50
11 20
0,50 12
20 0,50
13 20,2
0,51 14
20 0,50
15 20
0,50 16
20,1 0,51
17 20,1
0,51 18
20,1 0,51
19 20
0,50 20
20 0,50
21 20
0,50 22
20,2 0,51
23 20,1
0,51 24
20 0,50
25 20,1
0,51
Rata-Rata 20,0
0,5
Dari beberapa kali pengujian diatas nilai volume air yang dapat dijungkitkan oleh tipping bucket memiliki nilai yang tidak begitu jauh yaitu sebesar 20 ml atau 0,5
mm.
4.3 Pembuatan Perangkat Lunak Software
Universitas Sumatera Utara
Bahasa pemograman yang digunakan pada pembuatan aplikasi perakam data hujan otomatis ini adalah Microsoft Visual Basic 6.0. Bahasa pemograman ini mudah
digunakan karena perintah – perintah yang dipakai hampir sama dengan bahasa
percakapan sehari-hari. Berikut adalah contoh tampilan yang mucul ketika program pertama kali dieksekusi.
Gambar 4.2 Tampilan awal program perekam data hujan
Program perekam data hujan otomatis ini memiliki beberapa bagian khusus, diantaranya adalah nilai total curah hujan dalam satu hari, nilai intensitas curah hujan
tiap jam yang dilengkapi dengan jam kejadian, kategori dari kejadian hujan, nilai hujan maksimum dan jam kejadiannya, grafik intensitas curah hujan per jam, dan tabel
pengamatan yang akan merekam hujan setiap menitnya. Kelemahan dari aplikasi ini adalah aplikasi dan data dijalankan menggunakan komputer laptop, sehingga
perangkat tersebut harus hidup selama 24 jam. Jika terjadi masalah pada listrik maka pengamatan dan pencatatan data akan terhenti hingga komputer aktif kembali.
Bagian pertama adalah total curah hujan, pada bagian ini akan ditampilkan nilai curah hujan secara akumulatif dalam 1 hari 24 Jam, tampilan ini akan kembali ke
nilai 0 pada pukul 23:59:59.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Tampilan total curah hujan
Intensitas curah hujan merupakan jumlah curah hujan per satuan waktu, pada aplikasi ini waktu ditentukan selama 1 jam, sehingga nilai intensitas curah hujanya
adalah besaran hujan tiap 1 jam. Waktu pencatatan intensitas curah hujan 1 jam terakhir juga akan ditampilkan.
Gambar 4.4 Tampilan intensitas curah hujan
Universitas Sumatera Utara
Kategori hujan merupakan pernyataan kuantitatif dari nilai intensitas curah hujan. Nilai tersebut telah ditentukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika dengan tujuan untuk mempermudah memahami dari nilai kuantitatif tersebut. Kategori ini juga disesuaikan per satuan waktu, misalnya 5 menitan, 10
menitan, 1 jam, harian hingga bulanan. Pada penelitian ini kategori hujan yang digunakan disesuaikan dengan waktu pada nilai intensitas curah hujan yaitu 1 jam.
Berikut klasifikasi dari kategori hujan disesuaikan dengan jumlah curah hujannya:
Tabel 4.2 Kategori hujan berdasarkan intensitas curah hujan tiap 1 jam
Tingkatan Intensitas mmjam
Sangat lemah 1.2
Lemah 1,2
– 3,0 Sedang
3,1 – 15,0
Deras 15,1
– 60 Sangat deras
60 Sumber : Mori et. Al 1997
Berikut contoh tampilan kategori hujan:
Gambar 4.5 Tampilan kategori curah hujan
Nilai hujan maksimum adalah nilai hujan terbesar selama pengamatan perekaman. Nilai maksimum ini juga merupakan nilai hujan akumulasi dalam 1 jam
Universitas Sumatera Utara
sehingga intensitas curah hujan yang paling besar lah yang ditampilkan pada aplikasi ini, selain itu jam kejadian hujan terbesar juga akan ditampilkan.
Gambar 4.6 Tampilan intensitas curah hujan maksimum
Grafik yang ditampilkan pada aplikasi perekam data curah hujan ini berupa grafik batang, yang akan ditampilkan tiap 1 jam sekali. Grafik akan bergerak dari
kanan ke kiri dan jam kejadian hujan juga akan tercatat. Berikut tampilan grafik intensitas curah hujan:
Gambar 4.7 Tampilan grafik intensitas curah hujan
Universitas Sumatera Utara
Grafik diatas hanya menampilkan data hujan 12 jam ke belakang sehingga untuk melihat data-data sebelumnya hanya bisa diambil dari file yang tersimpan dikomputer.
Bagian terakhir pada aplikasi ini adalah tabel pengamatan curah hujan, tabel ini akan mencatat nilai curah hujan tiap menit. Tabel ini terdiri dari 3 kolom dan 25 baris,
kolom berisi tanggal, jam dan curah hujan. Sedangkan baris akan mencatat kejadian hujan 25 menit terakhir, data yang tidak dapat dilihat pada tabel ini juga dapat dilihat
di file yang tersimpan. Berikut tampilan tabel pada aplikasi perekam data hujan otomatis.
Gambar 4.8 Tampilan tabel curah hujan
4.4 Penyimpanan Data