Analisis ekonomi lada putih muntok dan perdagangan lada putih dunia sebagai usaha peningkatan daya saing lada putih Indonesia di Pasar Internasional
E D I Z A L.
Analisis Ekcmoai Lada Putih Huntok dan Perdsgmgan Lcda
Putih Dmia sebagai Usaha Pemhgkatan Daya Sainl;t M a Putih Indmesia d i
Pamu Internasimal ( D i bawah bimbingan Kuntjoro, Prebagai ketua komisi
pembbbjng,
A c M Suryana, Tahlim Sudaryanto dan S r i U t a m i Kuntjoro
sebagai anggota konisi pembimbing).
Penelitian bertujuan untuk mempelajari
eholni
lada putih nuntok
(ew~qtak white pemer) dan perbajganSan l d a putih dunia.
Data wig
digunakan dalam penelitian hi terdiri dari data primer dan data sekunder .
Data primer dikumpulkan d a r i h a s i l pengamatan kondisi usahatani
dan pemasaran yang d i s e r t a i wawanoara dengan menggunakatl daft-
perta-
nyaan mulai d a r i petani, pedagang pengmpul, pedagang besar dan eksportir yang kesemuanya berada d i Kabupaten Bangka Propinsi Sumatera
Selatan.
Dismping i t u jugadilakukan pengambilan contoh lada putih
untuk pmgujian mutu. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi
yang berkaitan dengan penelitian.
Metode a n a l i s i s yang digunakan a d a l a h a n a l i s i s ekonmi lada putih
m t o k dan ~ a l i s r i t spdrdagangan lada prtih dunia.
Analisis ekollani lada
putih muntok terdiri dari a n a l i s i e keuntun$an usahatani dan e f i s i e n s i
pemggunaan faktor-faktor produksi, a n a l i s i s e f i s i e n s i pemasaran,
anali-
sis mutu lada putih dan a n a l i s i s damp& kebijaksanaan. Analisis perda-
.
gangan lada putih dunia terdiri d a r i a n a l i s i s penawaran ekspor n e g m
pengekspor utama lada putih dunia, a n a l i s i s permintaan impor negara
pengixpor utama lada putih dmia, a n a l i s i s daya saing dan a n a l i s i s pola
perciagangan lada putih dunia.
pada M a a n harga-harga yang berlaku Wmn 1997 amgmtwgkan aecara
f inrrnsial clan ehomi.
Selanjutrrya deri hasll analisis efisiensi aloka-
si munjukkan bahwa alokasi penggunaan faktor-faktor p r a i u k s i ueahatani
-
tlarjin
lada putih daerah perrelitian t e r k o n m t r a e i pada
t i n g k a t eksportir.
Eksportir mmgeluarkan biaya pamanm dan -ro-
l e h marjin b e r s i h atau marjin keuntungm r e l a t i f l e b i h besar daripada
T
Pasar produsen lada putih Daerah Payung dan Daerah Merawang dalam
jangka pendek dan jangka panjang t e l a h t e r i n t e g r a s i dengan pasar acuan-
nya y a i t u
f o b Pelabuhan Pangkal Balan.
Bagian harga yang diterima
o l e h petani lada Daerah Payung dew Daerah Merawang rata-rata d a r i tahun
1988-1996 adalah masing-nasing 78 persen d m 80 persen d a r i harga f o b
Pelabuhan
Pangkal Balm.
Pada tahun 1997 bagian harga ysng diterima
petani d a r i harga f o b Pelatxlhan Pangkal B a l m adalah 82 persen untuk
p e t a n i Daerah Payung dan 83 persen untuk petani Daerah Merawang .
Sssudah sepuluh tahun penerapan- s t a n d a r m i - _-+a&
lada p u t i h
SNI .01-0004-1B87 ternyata belum dapat mningkatkan m t u lada gutih
petani.
Mar benda using, kadar biji enteng, kadar b i j i berkapang,
I*rArrr b i j i
kehitam-hitman dan kadar air lada p u t i h yang dihasilkan
petani atau disebut lada p u t i h asalan, masih jauh dari kadar yang dipersyaratkan untuk lada p u t i h j e n i s mutu ekspor . Pen$hargaan a t a u insentif
untuk melakukan usaha gerbaikan mtu masih t e r b a t a s pada tingkat ekspor-
tir dan pada tingkat p e t a n i belum ada i n s a n t i f apabila petani meldmkan
usaha perbaikan mtu melalui per~stikans e l e k t i f dan penjentran szmpai
kadar air persyaratan mutu.
Riqka5m-3
Iiebijaksmaun harga input clan output s c ~ 3 a r almseluruhan
~erl?unyzti
darpak yang w a t i p terhadap w a h t a n i dan gmmmarm k i a p u t i h daerah
peneliticur . TranPer input ysn6 d i t e r h p e t a n i dari aubeidi rupuk Urea
dan TSP lebih k e o i l d a r i transfer w t p u t dm transfer f a k t o r yaw hams
d i k e l w k a n oleh petani.
Eksportir r e l a t i f
lebih banyak dirugikan
dangan adanya pungutan-pungutan mi aaupun t i d a k memi dibandingkan
dengan ~edagan~f
~ e n g u q p u ldan ~edagangw.
Penawaran ekspor
lada putih j angka pendek
Malaysia,
Indonesia,
Brasilia c'an Singayura b e r s i f a t i n e l a s t i s terhadap perubahan
harga
f
ekspornya.
Untuk jangka panjang penawaran ekspor lada putih
Indonesia,
Malaysia dan B r a s i l i a b e r s i f a t e l a s t i s terhadap perubahan harga ekspornya,
-
sedangkan untuk Singapura b e r s i f a t i n e l a s t i s terhadap perubahan
harga ekspornya.
Permintaan impor lada putih Amerika Serikat, MEE, Jepang, Singapura
dan sisa dunia b e r s i f a t inelastis terhadap perubahan
harm W r n y a ,
sedangkan Singepura mempunyai permintam impor yang b e r s i f a t
elastis
terhadap perubahan harga inpornya.
Bedasarkan k r i t e r i a elastisitas pang88 pasar jangka pandek, elas-
tisitas pangsa pass.. jangka panjang dan -tan
penyesuaian pangsa
pasar maka dapat dikstahui bahwa, daya saing negam pengekspor
utama
lada p u t i h dunia sebagai berikut : (1) lada p u t i h M o n e s i a maptmyai
daya saing yang l e b i h redah d a r i lada p u t i h Brasilia,
Singapura d i pasar impor utama lada plltih dunia, dan
Malaysia d m
(2) daya sai.n$
tertinggi untuk pasar irpor Amerika Serikat dan MEE adalah lada putih
Brasilia,
dan untuk pasar impor Jepang d m si
t i n g g i diduduki olah lada putih Shga,pura.
ter-
Hasil a n a l i s i s aimulasi penscahan jangka pendek dan jan6fka panjang
model Armington diketahui bahua: (1) lada putih Indonesia kurang reterhadap fektor eksq%anaus gmn6IK-r
par#rr iapor
pornintaxi dan pemggwr harprr d i
utama lada putih c!unia, (2) adanya kenaikan biaya transpor-
t a s i menyebabkan negara sisa dunia r e l a t i f
lebih banyak berkurang
volume permintaan impor lada p u t i h y a dibandingkan den6fan negara penginpor
lainnya,
dan (3) peningkatan volume permintaan
Sineapura r e l a t i f
iqmr
lada putih
lebih besar dibandingkan dengan negara pengimpor
lainnya dengan adanya peningkatan penawaran lada putih Indonesia.
f
Usaha untuk meningkatkan daya saing lada putih Indonesia d i pasar
internasional adalah dengan cara lnenperbaiki kondisi
eksternal.
internal dan
Kondisi internal yang dimaksud adalah kondisi mng n ~ ~ e n 8 a -
ruhi penawaran ekspor lada putih Indonesia dan kandisi eksternal adalah
kondisi yang mempengaruhi permintaan
impor
lada putih
Indonesia.
Perbaikan kondisi internal dalam usaha peningkatan daya saing adalah :
1) m i n g k a t k a n e f i s i e n s i dalam penmmaan frrktor-faktor produksi usahatani, 2) usaha penyebaran marjin agar tidak hanya t e r k m s e n t r a s i p d a
tingkat eksportir, 3) wngurangi kadar benda asing, kadar b i j i enteng,
War b i j i berkapang, kadar b i j i kehitam-hitaaran dan War air
lada
p u t i h yam dihasilkan mPai d a r i t h g k a t petani, dan 4 j penyederhanaan
pemgurusatl perizinan dan mmgur8ngi ewgutan-pungutan, tertutama pungutan
tidak resmi. Perbaikan kondisi eksternal adalah: 1) dalaan jangka pmdek,
s&ttbil
meningkatkan kerjasama yang sal-
mmgmtungkan dengan Singapura
mmperbaiki f a s i l i t a s ekspor, dan dalam jangka panjang lebih
banyak roslakukan ekspor langsung ke negara konsumen, dan 2) meningkatkan
kualitas lada putih untuk tujuan ekspor Anerika Serikat dan HEE, dan
mningkatkan prolnosi untuk pasar impor Jepang dan sisa dunia.
ANALTSIICS XZEKlH-I
LADA F U T I M HUNTR33R
DAN E?EPr,-M
LADA P U T I H DUWIAL
USAHA P33HZM-TAPJ
DAYA =NLG
LADA PUX*IPI.
IlPJDQNgSlA-T
)
I FlUSUX I
~ ~ A S I ~ A
oleh
,
E D I Z A L
Disertasi sebagai salah satu syarat untuk nenperoleh gelar
Doktor
pada
Program Pascasarjana, I n s t i t u t Pertanian Bogor
L
Judu1I)bertasi:
i U A L I S I S ~ L B D B W ~ M N ~
Lmfi m
J
H fnJNIA sliwwl' USBHB limaGwrBN DAYA SUNG
LBDBEWIHINIXRESIAD~PBSBR~ONPLL
Napahhas*
EDIZAL
:
RIWAYAT HIDUP
Penulis bilahirken
d i Pagaralan Lahat Sumatera ,%latan,
pada
tanggal 3 Agustus 1864, anak kedua d a r i Janawidan Ibu Eraa.
'
Lulus dari Sekolah Dasar tahun 1976, Sekolah Manengah P e r t a m tdm
1980, dan Sekolah Menengah Atas tahun 1983, semuanya beds d i Lubuk-.
l i r u a u Sumatera Selatan.
Pada tahun 1983 mmasuki Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
I
Lulus Sarjzlna Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertani-
Palembang.
Pada tahun 1985 sampai dengan tahur1 1988 diangkat nrenjadi Asisten
Tetap pada Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
Sejak tahun
1988
t e r d a f t a r sebagai Dosen Tetap pada Fakultas Pertanian Universitas Tridin a n t i Palembang Kopertis Wilayah 11.
P d a tahun 1989, mendapat kesempatan melalui beasiswa TMPD, untuk
m n g i k u t i program pendidikan S2 d i Program Pascasarjana I n s t i t u t Pertanian Bogor dengan bidang keahlian Ekonomi Pertanian.
-
-
Lulus pada program
S2 tersebut t a h m 1S92.
Selanjutnya pada tahun 1994, d a p a t keseapatan
kembali melalui
beasiswa TMPD, untuk mengikuti p r o m pendidikan Sg d i
Program
Pascasarjana I n s t i t u t Pertanian Bogor dengan bidang keahlian
Ekonomi
Pertanian.
.
a
Penulis menikah d ~ a Ir
n . Endang Haryani pada tahun 1994, dan pada
seorang p u t r i , yaitu Hani
'a
P u j i dan syukur penulis panjatkan ke Mirat Ailah SWT, atas segala
mimat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksmakm penelitian
d m - meyelesiiikan d i s e r t a s i i n i .
Disertasi
ini d i t u l i s d a l m rangka memenuhi persyaratan
m e n y e l e s a i h Program S3 (Doktor) pada Program Pas-jana
Pertanian Bogor.
untuk
Institut
Dalam penyusunan d i s e r t a s i i n i penulis mendapat banyak
I
bimbingan dan arahan d a r i komisi pembimbing, dimana ha1 tersebut bukan
s a j a bermanfaat bagi penyelesaian proses penulisan d i s e r t a s i juga
akan
m e n d a h wawasan penulis d a l m melaksanakan penelitian-penelitian dimasa
yang
akan datang.
Kepada Bapak-bapak dan Ibu Komisi Pembimbing, yaitu:
1. Bapak Prof.Dr.Ir. Kuntjoro, selaku Ketua;
2. Bapak L)r.Ir. A c W Suryana, MS selaku Anggota;
3. Bapak Dr.Ir. Tahlim S u d w a n t o , MS selaku h g g o t a ; d m
4. Ibu Prof.Dr.Ir. S r i Utmi Kuntjoro, selaku h g g o t a .
Penu 1is mengucapkan ter ima kasih yang sebesar-besamya, dengan harapan
dan do'a semoga amal baik tersebut akrrn d a p a t k a n ialbslan yang setimp a l d a r i Allah SWT.
Selanjutnya penulis
ingin myampaikan ucapan terima kasih yang
sama kepada :
1. Bapak Dr.Ir. P a s r i l Wahid, MS,
*
Kepala Pusat Penelitian dan Pengenba-
ngan Tanaman I n d u s t r i dan Ebpak Dr.Ir. Erwidodo, HS,
Pusat Penelitian Sosial Ekonmi Deptan,
Staf
Peneliti
yang dalam wing-masing
kesibukmya masih bersedia mluanghn waktu untuk h
a disertasi
hi dan sekaligus menjadi Tin Peneyji Luar Kanisi.
2. Birpak Prof .Dr. Sr . Edi Guharja, Hantan Direktur Program Pascasar.jar~a
IPB, Ibu Prof .Dr.Ir. S j a f r i d a Manuwoto selaku Direktur Program Pascasarjana IPJ3 dan Bapak Prof.Dr.Ir. Kanaruddin Ahdullah sebagai Asisten
Direktur Program Doktor Pascasarjana IPB yam t e l a h m r i k a n h e m patan
bagi penulis untuk mmgikuti d m mmyelesaikan program pendi-
dikan d i Program Pascasarjana IPB.
Denikian juga kepada seluruh s t a f
administrasi 3rogram Pascasarjar~aIPB yang t e l a h banyak momberikan
bantuan dalam memperlancar s t u d i .
3. Seluruh Staf
Pengajar pada Program Pascasarjana IPB yang t e l a h mem-
bantu penulis dalam membuka wawasan tentang berbagai ilmu dan pengetahuan dalam bidan8 keahlian ekonomi pertanian.
4. Pengelola
beasiswa W D yang t e l a h memberikan
kesempatar~ kepada
penulis untuk mengikuti Program Doktor d i Program Pascasarjana IPB
melalui beasiswa tersebut.
5. Bapak H.M. Hatta Ismail, SH, Rektor Universitas Tridinanti Palembang
dan Prof .Mr .H. Halanoen - S o e l e r n , Ifctca-Y a y a s a n Nasional Pendidikan
Tridinanti yang t e l a h - r i b
ke-tan
kepada penulis untuk me-
ngikuti pendidikan Program Pascasarjana IPB.
6. Ldmga-lembaga
yang t e i a h memberikan
izin untuk mengadakan peneli-
t i a n dan pengunpulan d a t a untuk keperluan penyusunan d i s e r t a s i .
7. Ketua Bagpeda Tingkat I1 Kahpaten B
&,
Camat Kec-tan
Pa-
dan
Merawang, Kepala Desa Bedengung dan Balunijuk dan moasyarakat Kabupaten Bangka yang t e l a h banyak membantu penulis dalam penguaq?ulan d a t a
d i lapangan.
8.
Bspak -la
k l a i Penguj iar. d m S e r t i f ikmi h t u Baran$ Deperirtdag
Cabang Pangkalpinang dan Cendra Purnama, SH yang telah banyak membar.tu penulis aa!.an! mlahksr, pengujian mtu l d a putih d i h b o r a t o -
r i u n Penguj iian Mutu Lada.
9.
-
Bapak Ir. Ujang Suparman, MSC,
kajian M a Petal-
Kepala I n s t a l a s i Penelitian dan Per@-
Pangkalpinang dm Ir. hang, Ketua
AELI
Cabang
Pangkalpinang yang t e l a h banyak ntembrtrikan informasi dan kemudahan
selruna d i lapangan.
10. Rekan-rekan mahasiswa yang t e l a h banyak memberikm informasi,
teru-
f
tama yang berkaitan dergan penelitian penulis baik berupa
literatur
rnaupun program komputer untuk pengolahan data.
Secara khusus penulis menympaikan
sebesar-besarnya
ucapan
t e r h kasih
a t a s dorongan, pengertian dan pengorbanan
yang
YW
telah
diberikan oleh I s t e r i dan Anak tercinta, serta do'a restu omrig tua d a r i
kedua belah pihak dan rasa simpati d a r i sanak-famili sekalian .
Selanjutnya penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kelemahan
yang mungkin b i s a ditemukan dalam d i s e r t a s i i n i .
Hal tersebut tentu
disebabkan karena keterbatasan yang d i n i l i k i penulis.
karma
.Oleh
-.
-
itu
d i s e r t a s i ini sepenuhnya W a d i tanggung jaw& penulis.
Akhirnya,
semoga d i s e r t a s i i n i akan h r i k a n manfaat yang sebe-
sar-besarnya, terutama dalam usaha-usaha peningkatan peran
dalam perekonornian Indonesia.
lada putih
Amin.
(I
Bogor, September 1998
.......................,,....................
m A R TAREL ..............................................
QbPTAR GMBAEt .........................................
MFl'bR LlUJPIRlYi ........................................
W MIS
.
vii
ix
xii
xiii
.......................
v
A
13
...........................
Pedagm@m I d a h t i h Dunia ............................
H a s i l - h a s i l P e n e l i t i a n Terddmlu ........................
14
Muan Penelitian d m
~
~
y
Ekanaai I d a Putih Indmesia
.
Bkabapi Lab Putih Mmtok ................
Analisis Keuntmga u h t a n i dan Efisiensi
Faktor-faktor Racfuksi ............
Analisis Bfisiensi Pmasmm .................
Analisis h t u L d a PIltih .....................
dnalisis ih4mk KeJbijaksanam- ............. .
dnalisis
I
.............
...
Analisis P d t a a n Ilpnr Lada Putih h i a ..,
................................
s
i.s
i
Ebla &dagm@m M a Putih h i a ...
anal is is^.h t i h h i a
ChalisisPenajlg.raPI.~LgdLIRltihRmia
24
36
72
72
74
78
80
83
83
84
86
88
Halaman
V . W I L D B N PJWEWWM
....................................
Beragam Lada Putih Huntok ..............................
Efisiensi Peaasaran Lada Putih h t o k di Pasar
L)ooestik
...........................................
tiutu Lada Putih Huntok .............................
lkmpdc Wijaksanaan terhdap U s a h a t a n i dan Pemesaran
Lada h t i h Muntok
..................................
f
Pe-
............................
a Putih M i a ..................
Lada Putih M i a
Permwaran Ekspor M
Permintam Impor Lada htih M i a
I)aya Saing
..................
M a Putih lndonesia d i Pasar Irpor
.............................
Pola Perdagangm M a Putih Dunia ..................
UtaDa Lada h t i h Dunia
Strategi Peningkatan Days SainIJ L d a h t i h Indonesia
viii
....
95
9fi
1. P e r k c & a m @ m e k m o r l a d a p u t i h ~ t e n B a n g k a d a n
Indanesia, tahm 1990 1995
-
2.
...............................
4
Periwsbmgm luas areal l d a Edwmten Bardm dan Irdonesia,
tahm 1990 - 19B6
5
.............
22
..........................................
3. Stadarisasi mutu lada putih SNI.Ol-M04-lQS7
5. PolicyAnalysisffatriy(L>BH)...............................
81
1
luas areal (hektar) dm praiuksi (ton) lada
Kabupaten B2mgka krdasarkan kemmtan ..................,..
96
7. Perkedmngm volume ekspor lads putih Bangka berdasmkan
lutu (dalam ton) ...........................................
100
6.
8.
9.
Perkembar-
Perkdmngan ckspor M a putih ibbpaten Bmgka berdamrkan
negara tujuan (volume dalam txm dan n i l a i dalam U S ' 0 0 0 ) ....
101
Deskripsi respanden petani lada Desa Bedenjgmg Keca~~tan
Payung dan Desa Balunijuk &camatan Herauang ................
104
10. Hasil perhitamgm NPY (Net Preslent Vdue) &tani
lada dasrah penelitian secara finansial dm ekanmi
.........
111
11. Alokasi biaga faktor produksi usahatmi M a per hektar 2500
pohon (hektar) daerah penelitian secara finansial d m ekanami.
114
12. P e r h i t m g m harga m i n h lada putih Desa Beddengan
diperhibmgkan tahm 1....,................... 116
biaya
3.3. Perhitungm harga minimum lada putih Desa Balunijuk dengan
biyang diperhiimgbn tabm 19Q7 ................ .......
116
15. Rata-rata pem@@ma tenaga kerja usahatani lada per 2500
pahon (hektar) d i dar?rah penelitian .........................
122
16. Kasil pedugam h fisien mi,detembasi (EP), Nilai
F-hi-,
dm t-him teFfaktor-faktar Yang
proSlkei lada putih daerah penelitian .. ... ...
lZ!j
.
. .
19, Distribusi ~ vin jpepenelitian (&/kg)
lada plt;ih dearah
138
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
/
I
r
g
/
I
r
g
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
-
20. Hasil pemhgam koefisien m i , determinasi (RZ ), Nilai
#-hitung, t-hitung dan D-W statistik dari maiel integrasi
......................................................
141
dan ke-uan
pasar
21. Nilai p-hitax@
uji Ireterpisahen
untuk masing-masing dnerah penelitian ......................
142
pasar
I
hlbungan pasar antara
produsem der@n
pasar awan f o b Pelabuhan Pangkal Balam
.................
144
23. Hasil analisis bagian harga ymg diterba petani untuk
masing-smsing dasrah penelitian ...........................
145
25. Rata-rata k d a r air hda put* Dasrah Payung berdasarb
tingkat pelaku p~masamn( X ) ...........................
154
26. Rata-rata knrlsrr air lada putih Daerah krawang bedasarkan
tingkat pelalru pertasaran ( X ) ..............................
157
27. Hasil analisis I= penerapan standarisasi mtu M a putih
oleh petani dan eksportir lada putih
daerah penelitian .....
-
159
28. Hasil perhitmgm matrik Pdn pada tingkat usahtani dm
p
m
clada putih dasrah penelitian .....................
162
29. Hasil pmdqgam d e l penaaaran ekspor lada putih Indonesia,
Malaysia, Brasilia dan Singapua ............................
173
30. Struktur biaya usahatani lada negara pmdwtm utama M a
putih dunia ................................................
181
....
l83
32. Elastisitas aubstitusi beor lada putih Indonesia dmgm
pengekspor lainnya di pasar w r uhmm lada putih
dunia ......................................................
191
33. E l a t s t i s i t a s jmgb pendek, jangka painjang dan keceptan
~jenywamimpapasar M a putih Idmesia dan negara
pmgekiepor bxk put* lainrrylz di pasar irpor utama dunia
197
22. M e k s
*
31. Hasil pedugam model permintaan bmor lada putih dunia
...
fhihmm
1. Pmees pengobhen buah lada d a d 1 krbgd meam j e n i s
lrda
........................................................
4.
6.
Peningkatan daya saing aelalui efisiemsi pmsmmm lnnrr
putih ......................................................
49
Peningkatan daya s a h g I d a putih melalui peningkatan
elastisitas permintaan lada putih d i pasar h t e r n a s i d
56
....
7. S t r a b g i peninghtan daya saing l d a putih Indonesia d i
pasar intemasional .........................................
8.
20
Model pening'katan dam saing M a putih nnrtok
..............
58
61
10. Rats-rata k d a r bendtr asing, kadar biji en-,
kdar b i j i
berkapmg dan k#lllr b i j i kehitaBWhibman lada putih Daerah
Ekymg bexka.rkan tingkat peldm peaasmm
.................
152
11. hta-rata k d a r bends asing, kadar b i j i en-,
kzxh b i j i
berkapang dan k#lllr b i j i kehitam-hila& putih Daemhkrauang brdasarkan tinglatt pel&
pe~asaran...............
155
2.
ParlPsabangaPl bas d,
produksi, clan LarsuBei lada
Indonesia, Halamia diran. Brasilia
5. Per-
7.
Per-
ekspor
r
lada putih dunia -kan
8.
9.
...............,.......,..
235
I d a Brasilia, tahm 1975 - I995 ......
238
lada putih negara wmgekspor utama
negai-a tujuan ................
a
l
l
Perkdmngm haxga ekspnr I d a (JKB) negara peneekspor
utama M a dunia ..............................-.-.........
P e r k d m g m irpor M a dunia, tahm 1977' - 1995
10. Periqpor lada putih
b e m k a r k a n negara asal iapor
242
..........
peneiqpor utana dunia
.......,.....................
11. Perhdxmgm harga lada dunia dari tatam 1890
ta!m-i l&37
dmgsn
.......................-.,.....-.............*......
14. k i l analisis usahatani Lada Desa Ekhmgmg ihamitan
f?wmgKn)rlrwBgJllQka ....
. .. ,
.
.
.
. ..
.
..... .... ..
... .....
15. Hasil rrnalisis usahatmi irrda Desa Balunijuk Kmmalxn
lkmmmg Rn)rrrrat#1 Bgneka
16. D i s t r i h u s i aarjin
.................................
lada putih m s i m Daerah Ekymg
(&m).......,...................*....................*...
17. D i s t r i b u s i -in
(&/kg)
peoesaraat 1#1A putih
m s i m Daerah
~~
....................................................
18. D i s t r i h u s i marjin peaeseran l#lrr putih alshir m u s h
E'aymg
l)asrah
(&m)............................................
20. P ~ h r g a ~ p l t i h p r t d a ~ t p s t a onb i ~ f
daemh penelitian (@/kg)
269
..................................
21. Wta-mta m i l m i a n ~~pmmtu rrmtu lada
putih Daerah Pagunef berdrrsarkrrr tingkat pelaku pcmrmams ...
272
23. Wil petrhitungan 1< h a m m t a I cost l3md"t rzrtiu)
staardarissrrsi mtu hda put& OMpslaku pemtrsarr~~
daerah penelitian ........................................
274
24. Hasil perhitungan Policy lhaIpsis k t r i x (PAM) mda usahatani
...........
lada
Mh ~ t ~ ~ a b n (&.JU-)
275
25. Hasil perhitmgan Policy Bnalysie &,trix (PAM) p d a usahatani
lada i)esa Ehhmijuk -tan
kwmang (rPp/kg) ..............
27'6
26. Hasil perhitangan Policy Analysis Hatrix (PAM) pada
lads put* Daerah Pagune (*/kg)
............................
277
27. Hasil perhitungan Policy dnalgsis htrix (PAM) pgda pemsmm
lada putih I)aarah Heranang tahm (Rp/kg) ....................
278
persaraaan pmgsa pmsar lada putih Indonesia
28. Hasil
dan negara pengekspor lada putih h k m ~ r dr i pasar iapor utama
dunia
.......................................................
xiv
279
Latar Be-
-
Tujuan pembmgman nasional Indonesia adalah terwujudnya keadilan
s o s i a l bagi seluruh ralryat Indonesia.
Pembmgunan n a s i m a l dilaksanakan
d a l m rangka pembmgunan manusia Indonesia seutuhnya serta pembangunan
seluruh masyarakat Indonesia.
Untuk mencapai tujuan tersebut t i t i k
berat diletakkan pada pembarigunark ekonomi d a m memanfaatIran
seluruh
potensi sumberdaya yang ada.
S w a r m mum pembangman jangka panjang
tahap
kedua da'lam WHh' 1993
adalah terciptanya kualitas sumberdaya manusia Indonesia yang maju dan
mandiri, tentram d m sejahtera, s e i s l b a . , selaras d m serasi dengan alam
dan lingkungan.
Pembangman ekcmomi diardlkan agar terwujudnya pereko-
nomian nasimal yam W i r i untuk meningkatkan kemkmrlran r&xt secara
a d i l d m merata.
Selanjutnya pertumbuhan ekonomi diarahkm untuk
dengan didukung produktivj.tas yang t h g g i ,
ef i s i e n s i dan sumberdaya
manusia yang bermutu.
Perekonoonian Indonesia seperti uammnya negara-negara
berkembang
lainnya dalam usaha pertumbuhan ekonominya lebih berorientasi kepada
.
produksi bahan mentah dm eksploitasi sumoberdaya alam.
Salab satu
kelemahan d a r i pengelolaan sumberdaya alam tersebut adalah usaha m e jar
pertmbuhan ekonomi dengan cara eksploitasi besar-besaran d a r i
sumberdaya alamya tanpa memperhatikan akibat smtpingan dan keterse-
d i m y a dimasa yang akan datang (Reksohadiprodjo dan Pradono, 1994).
2
Dangan sspakin
psrolehan davirra dari .inpak drrn gau kmi
wrr~rurrrrya
labbutuhen dana
karma pexmdiaarrnya pano smakh rsnipbs,
n a ~migas ini paling tidak drrpat dilihat dari tiga hal
-
8em€&in bmyt&wa
yaitu : (1)
ketnltuban akrrn devisa untuk b l i blmng-hrmg
dan kesinadxm$an pdmngmm pada tahsp berikutnya, (2) aemakin pentMya upa~raa m c a d dan neapert8hankpn debt service? ratio (DSR) yaitu
rasio antara angsuran utang luar negeri dan bunganya deagm n i l a i ekspor
pada batas yang War yaitu antara 20 persen sampai 25 perserr, dan (3)
-dalam mmgurangi tekanan terhadap def isit t r m d m i berjalan, yang kalau
berlarut-larut dapat berakibat buruk terhadap perekmopian nasi-1.
Peranan komaiitas pertanian dalam arti luas eamgmi
gagt
i n i mrupa-
han pengt;hasil devisa utama sektor nun migas. N a u m dalam perkdmngannya ekspor p d u k pertanian seringkali mnghbpi bdmgai kendala yang
datang d a r i luar (eksternal) mupun dari dalam ( internal) negeri
gbndala
.
dari sisi per mint^^^^ (eksternal) paling tidak d a l i m ~
negam m j u haspir d e k a t i no1 p e m , (3) elastisitas pendspatan atas
.
permintaan yang r e l a t i f rendah, (4) berbmbmgma protluk-prcduk subetii
(sintesis), d m (5) danya p r o t e h i dari nqgam-negara muju.
Ksndala dari sisi penawamn (internal) yang paling pmtinq sdalah
kekakuan struktural sistem produksi d i negara produesn bnsil pertanicm,
terbatmmm smberdaya modal, dan sistsm nansjeaen yang relatif terbelak m g (Tadsro, I=).
3
M a nerupakan saledl saw W i t a s perksbu.an yang m y a i
peranan penting dalam perekonomian dimming W i t a s p e r k h a n
lain-
baik sckmgai sual3er devisa aaupun sebagai saber mta psnoaharian
nya,
rakyat
Produksi lada sebagian besar dihasilkan
dari perkebman rakyat dan
diperkirakan
l e b i h d a r i 500 000
tenaga
k e r j a t e r l i b a t didalamya
(Hasyim, 1994). Lada h i tam (LmpmgBlack Pegper) sebagian besar dihas i l k a n d i P m p i n s i Lampmg dan lada putih (Nuntok Mhite Pepper) sebagian
besar dihasilkan d a r i Propinsi Sumatera Selatan y a i t u d i Kabupaten
Bangka.
Perkembangan l u a s areal dan produksi lada Indonesia berdasarkan
propinsi dapat d i l i h a t pada Lampiran 1.
Volume dan n i l a i ekspor lada mengalami f luktuasi s e t i a p tahunnya,
baik untuk eh'por lada hitam maupun lada putih.
Khusus untuk ekspor
lada p u t i h dalam perkfimbangannya akhir-akhir ini ada tendensi
penurunan volume ekspor.
terjadi
Pada tahun 1990 volume ekspor lada p u t i h
Indonesia m c a p a i 34 660 tan dengan n i l a i US$ 57 313 000, tetapi pada
tahun 1995 volume ekspor lada poltih hanya sebesar 20 035 tm dengan
nilai
US$ 68 835 000.
Volume ekspor lada p u t i h selama l i m a tahm ter-
akhir (1990-1995) t e l a h t e r j a d i penurunan rata-rata eebesar 8.43 persen
per tdm, sedangkm n i l a i ekspornya tetap ada kmaikan y a i t u rata-rata
Kabupaten Bangka merupakan pengasil dan peneekspor utama lada p u t i h
Inclmesia.
Sebagai gEI.lobsuan perk-
j e n i s ekspor lada p u t i h Kabu-
paten I3angk.a dan I n d m e s i a dapat d i l i h a t pada tabel berikut.
-
-
--
---
Keterangan r V o l w dalam ton dan nilai d a l u US4'000.
lhgka d a l u kurung adalah pcrsentaw dari v o l w dan nilai ekrpr Ida p t i b IRdOR#iia.
Surkr
r hntor Perindustrian clan Perdaqangan Yabupaten Baqka dan Statistit P e r t h a
Indonesia.
kan wmghasil utam lada putih Indonesia ymg ditujuim mtuk
Wtu sobeear 82 persen dari volume ekspor lada putih Indonesia.
hat dari autu ekepor lada p l t i h Indonesia,
putih h d a ~ & . aWW
ekapor,
Dili-
ternyata mtu dcepur iada
bssar dari bbumtar hugka t9mamk d a h
klasifikasi autu I1 atau mtu FdB (Pair A ~ ~ E ~ ~6Ibwl Bi t y ) , dm tidak ada
PrcrcEuksi lada putih Katmpaterr Bangka dihwsilkan dari perkekrnan
i n i berdasarkan data Dirjen Perkebman merupakan katugmten yang memiliki
d lada terluas d i Indonesia.
Sebaeai gmbamn perkdxmga luas
areal dan produksi lada Kabwaten Bangka dm Indm-ia dari tahm 1980
saqpai
tatrrn 1996 dapat dilihat @a Tabel 2 berikut.
Tabel 2.
Perkeabangarl l ~ a areal
s
lada Kak~patenBmgk dan
Indonesia, tahm 1990-1998
------------.--------._--------.-------------------------------------------.-.-.-------.-------b h m t e n Banaka
------.----L.------.--..----.--------
-----.--------u-
Indonesia
----
bas areal
(ilektar)
-
h a s areal
Produksi
(ton)
(nektar)
Pioduksi
(ton)
..........................................................................
.........................................................................
Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta.
Bedasarkan Tabel 2 dapat d i k e t a h i bahwa luas areal lada Kabupaten
Bangka pada tahun 1990 adalah seluas 47 439 hektar dengan produksi seba-
nyak 29 943 ton dan luas areal lada Indonesia seluas 127 582 hektar
dengan pnxhrksi sebanyak 69 899 ton. Pada t
h 1996 luas areal lada
21 Ski
Kakrpaten Bangka adalah 37 932 hektar dengan produksi dxmyak
ton dan luas areal lada Indonesia adalah 128 671 hektar dengm praiuksi
sebesar 39 200 ton.
m k a
berarti,
maupun
Melihat perkabmgm luas areal lada Kabupaten
yang
Indonesia ternyata tidak oengalami perk-
.
bahkan untuk Kabupaten Bangka ada tesldensi t e r j a d i penurunan
l u a s areal, ha1 i n i munjukkan ada persoalan bagi p m g a h n g a n
Mi-
tas tersebut, walaupun nasih tersedia lahan untuk penembmgamya.
Lada putih Indonesia d i pasar i n t e r n a s i m a l mmghadapi pesaing d a r i
Malaysia dan B r a s i l i a ,
sedmgkan untuk lada
hi+-
pesaingnya
banyak yaitu disamping Malaysia dan Brasilia juga India,
lebih
Madagaskar ,
Sri1angl.a dan Thailand.
Perkmhmgm has areal, produksi dan konsum-
si d a r i produsen utama lada putih dunia dan per-
ekspor lada
putih d a r i negara pengeksmr utana lada putih dunia dalprt d i l i h a t pada
Lampiran 2 mi dengan Laxpiran 7.
-
Selama periode t a h n 1988 s a m ~ a dengan
i
tdm 1998 rata-rata produksi lada putih Indonesia adalah sebesar 28 667 ton per tatun atau
sebesar 03.51 persen d a r i t o t a l p r d u k s i lada putih dunia,
Malaysia
dengan periode yang sama rata-rata sebesar 3 322 ton per tatxln dengan
pangsa. produksi sebesar 1C.40 persen den Brasilia d-an
p e r i d e yang
sama pula rata-rata produksinya sebesar 1 944 ton dengan pangsa produksi
sebesar 6.09 persen.
Indonesia walaupun mempunyai pangsa produksi lada putih sebesar
83.51 persen d a r i t o t a l produksi lada putih dunia, tetapi kenyataannya
hanya menguasai pangs& ekspor lada putih dunia sebesar 48.15 persen.
Hal ini disebabkan karma ekspor lada putih Indonesia sebagian besar
ditujukan ke Singapura yaitu b s a r 45.52 persen d a r i t o t a l ekspor lada
putih Indmesia.
Lada gutih d a r i Indonesia oleh Sineapura diekspor
kembali ke n-a
lain.
Indonesia pakfa k e n y a t k h j&
memghadapi
fluktuasi harm walmpm panesa produksi dan pangsa ekarpor lada ~ u t i b m
terbesar d i dunia (Lampiran 8).
Pengimpor lada putih utama dunia adalah Anrerika Serikat, MEE,
Jepang dm Singapura (Lampiran 9).
dengan tatxln 1995 rata-rata *or
tr;hlm,
MEE sebesar 14 857 ton
tahn dan
S-ra
.
Selaa~aperiode tahm 19'77. sanpai
Amerika Serikat sebesar 4 251 ton per
per t a i n ~ ~
Jepand
~,
sebesar 3 136 tor! per
sebesar 7 088 ton per t&m.
Dari jumlah
iapor
tersebut yang b e r a s a l d a r i Indonesia untuk b r i k a Serikat sebanyak
64.51 persa,, KEE sebanyak 41.80 persen, Jepang sebanrak 51.86 persen
clan Singapura sebanyak 78.71 persen (Lampiran 10).
Denem demikian
dapat diketahui bahwa sebagian besar ia3por lada putih dunia berarsal d a r i
Indmesia.
Nmm demikibn Indonesia m s i h zmghdapi f luktuasi harga.
Negara Sineapura mengimpor lada putih Indonesia bukan ditujukan
untuk kanswnsi tetapi untuk tujuan i n d u s t r i rang selanjutnya diekspor
Mli.
Oleh karma i t u kehadiran Shgapura sebagai pengimpor utana
lada putih Indonesia perlu mendapatkan perhatian dalam kebijaksanaan
.
perdagangan lada putih Indonesia.
Lada putih merupakan salah s a t u komoditas ncn migas yang mempunyai
prospek un tuk dikembangkan sebagai penghasil devisa . Hal i n i mengingat
produksi maupun volume ekspor lada putih Indonesia mempunyai peranan
yang
c u b txsar d i pasar internmianal.
Disamping i t u juga
merupakan
sumber mata wncaharian sebagian masyarzlkat baik yang t e r l i b a t dalam
kegiatan produksi , pengolahan
~naupunpemasarannya.
Lada p l t i h yang sebagian b e a r dihasilkan d a r i Kabupaten Bangka
-
Sunatera Selatan mempunyai potensi dan perlu mendapat perhatian pengembangannya.
Hal
i n i pent-
~ e n e i n g a tlada putih merupakan k d i t a s
andalan Bangka yaru diharapkan dapat menjadi slllnber utama devisa dan
pertumbuhan ekonmi Bmgka pada era pasea timah. Lada putih merupakan
W i t a s andalan Bangka, karena lada putih merupakan tanaman tradisional yang dapat tumbuh baik d i B a k a dan t e l a h lnerqpvnyai nama d i pasar
internasionel.
Di-ing
i t u tanman i n i t e l a h lama dibudidayakan d i
Bangka, sehingga petaninya &ab
t e r b i a s a m s a h a k a n n y a d m didukung
pula oleh t e l a b lama tersedianya pas= input dan output.
Pengalaman
8
asnunjukksrl keterlambatan mmgmtisipasi habisnya ketersediacul timah d i
seaentara sektor lain kurang aendapat perhatian, myebab-
Pulau Sing-
h @a skhirnya puJ.au tersebut ditjngsalkan ky$it;u saja terspung-apmg
ditengah lautan dan diharapkm hsndaknya Pulau Bangka tidak brnasip
dengm Pulau Singkep.
- Volune dan n i l a i ekspor lada p u t i h
Indonesia sangat tergantung
dengan kondisi perdagangan lada p u t i h dunia.
Volume ekspor lada p u t i h
Indonesia akhir-akhir ini t e r u s mengalami penurnan.
ekspor
Penurunan volume
t e rj ad inya
lada put i h Indonesia i n i nampaknya sej alan dengan
I
penurunan
luas areal dan p r d u k s i lada p u t i h Bangka (muntok white
pepper).
Hal
ini menunjukkan bahwa perkembangan ekspor
lada putih
Indonesia sangat ditentukan oleh perkembangan produksi
lada putih
mtok.
K d i t a s lada p u t i h nuntok dihasilkan oleh perkebunan rakyat dan
umumnya
lada putih yang dihasilkan b e r m t u rendah.
dihasilkan
petani disebut
diproses menjadi nutu ekspor.
lada putih asalan,
sehingga masih perlu
Sampai saat ini m t u lada putih
h a s i l pmgolahan e k s p o r t i r sebagian besar termasuk
mutu XI
-hingga masih perlu dit-tkan
mtunya.
yang
Lada putih
ekspor
(FAQ),
Rendahnya lnutu lada p u t i h
seini
s e r i n g lnenjadi alasan bagi irrportir untuk laeapennainkan harga.
Ekspor
lada p u t i h
Ihdonesia d i pasar internasional menghadapi
pesaing d a r i negara Brasilia, Malaysia dan Singapura.
Indonesia walau-
pun mempunyai pangsa produksi lada p u t i h s e b e s a r 83.51 persen dari t o t a l
produksi
lada p u t i h dunia, tetapi kenyataamya hanya menguasai pangsa
ekspor lada p u t i h dunia sebesar 48.15 persen.
H a l ini disebabkan karma
ekspor lada p u t i h Indonesia sebagian besar ditujukan ks Singapura y a i t u
sehesar 45.52 persen d a r i t o t a l eksgor lada p u t i h Indonesia dan selan-
D i s a m p i n g i t u &a k e n y a t m y a
jutnya oleh Singapura diekspor keanbali.
Indonesia juea z m g h a d ~ if l u k t u a s i harga walmpun p a w praduksi dan
pangm ekspornya terbesar d i dunia.
Secara keseluruhan persoalan yang dihadapi lada putih Indonesia
s&t
ini yaitu per-an
volume ekspor lada p u t i h Indonesia yang
akhir-akhir
ini t e r u s menurun, perkenbangan l u a s areal dan produksinya
nenunjukkan
tendensi t e r j a d i penurunan, pengtrnsrarvl pangsa ekspor yang
r e l a t i f lebih rendah d a r i pangsa produksinya, masih rendahnya m t u
lada
I
p u t i h yang dihasilkan dan adanya f luktuasi harga d i pasar internasional .
Semua persoalan tersebut merupakan suatu indikasi t e l a h t e r j a d i penurunan Jcemmpuan bersaing untuk merebut pasar atau dengan kata
l a i n daya
s a i n g lada putih Indonesia t e l a h mengalami penurunan d i pasar
interna-
simal .
Sehubungan dengan banyaknya persoalan yang dihadapi oleh lada putih
Indonesia,
maka
tjrmbul
pertanyam bagahma s&emmm kaxhm ekonoai
l a d a p u t i h ~ i a y a n g ~ h e s a r ~ d a r Zada
i ~ ~ t u
putih mntak
Cpyltgk
white -)
dan kedaan
lada putih
b i a dan smhmjutru?atqmkahdapat dibkukm u s a h pembgkatan daya
sahg I#tn putih Indnnesia d i pasar internasimal?.
Kekuatan daya saing lada p u t i h Indonesia d i p-
internasional
pada prinsipnya ditentukan o l e h kondisi i n t e r n a l dan eksternal.
Kondisi
i n t e r n a l berkaitan dengan kmampuan untlik dapat menghasilkan lada putih
siap ekspor dengan biara serendah mungkin dan nrutu yang semai dengm
hsumen.
Kandisi i n t e r n a l ini erat kaitannya dengan Wisi ekonomi
y a i t u kondisi usahatani, pemasaran, m t u lada p u t i h yang dihasilkan d m
10
peranan peoerintah. Knndisri eksternal berkaitan dmgm bondisi perdagangan lada putih dunia.
Lada putill muntok berasal h i psrkebunan r d g m t y m g d
i
!
!
secara tradifsional yaitu mngikuti trsdisi petani-petani sebelumya dan
mnmnya m y a i produktivitas yang &ah,
Rendaimya produktivitas
dan d i i k u t i adanya ksnaikan biaya produksi yam bnm-mnerz1s wnyebab-
kan -an
produsen lada putih m t o k untuk maperoleh laba rrsnurun.
Dengan demikian timbul pertanyaan apdmh tunrrrga dapa sajiIle lada putih
mtok d&mt&bm
OMtinlDBinya biaya pmxhhi dan rarllrrh damt dilakuf-faktor
kan pemingkatar efisieflsi alolnrrPi
pmdukei peda
usahatmi lsda daerahBmgka?.
Komoditas lada putih lslklntok sebelwn sampai ke tangan
eksportir
untuk dipasarkan ke luar negeri, terlebih dahulu nelalui pedagang penewq?ul
dan pedagang besar
.
Masing-masing pedagmg tersebut mengeluar-
kan biaya dan rrendfharapkan keuntungan d a r i keaiatamya.
Adanya biaya-
biaya ymg dikeluarkan dan keuntungan yang diharapkan membaua kansekuen-
si adanya perbedaan harga d i
eksportir dan petani atau d
kata lain tirPbrrlnyamarjin mmpar-an.
peoruwrran,
Distribusidan besarr~ya marjin
keterpaduan pasar dm bmian harrga yang diterina petani
menentukan e f i s i e n s i penasaran.
dilalui
m
Panjangnya rantai pemsmm yang hams
lada putih muntok sebelum sampai ke tangan eksportir maakrka
peluang tingeinya biaya gemgsaran dan rendahnya keterpaduan pasar d i
tingkat ekeportir dan petani.
nyaan r#lah bmmmm darpa
~ehubngbdmgm ha1 hi timbul perta-
lrrla putih mmtok dikrarsnslcan oleh
tu&!mmbiwa perrsaran-rendahrrmbs-rvrrarr
mtuL mmb#katlrm efisiansi?-
dan
11
Mutu lada putih m t o k yn8 d i h a s i l h t u r u t ~l~enantukan
daya saw-
nya d i pasar internasional.
diekspor,
tertentu.
'maka k o w d i t a s
Salah s a t u upaya agar lada putih dapat
tersebut hams -hi
starrdarisasi lrutu
M a putih sebelum Ciekspor dikeloq>okhn ke dalam b r a p a
keloapok m t u agar dapat diekspor berdasarkan jenis m t u
t e r t e n t u dan
pengelorpokkan ini dilakukan o l e h eksportir .
Semakin ketatnya p e r s a i i perdagangan lada p u t i h dunia dan adanya
pergeseran pola permintaan ken- ke m t u yang baik, nemaksa produsen
untuk meningkatkan m t u lada p u t i h yang dihasilkan.
satu
f a k t o r penentu d a r i daya saing tersebut.
Mutu dalah s a l a h
Dengan perbaikan
lmtu
diharapkan dapat meningkatkan daya saing lada p u t i h secara e f e k t i f .
Salah s a t u upaya peningkatan m t u adalah penerapan
lrmtu
lada putih.
standarisasi
Standarisai m t u lada p u t i h yang berlaku
adalah s t a n d a r i s a s i m t u lada putih SNI.O1-0004-1987. Melalui
saat
standa-
r i s a s i m t u i n i dapat diketahui k a r a k t e r i s t i k penentu jenis mutu
putih.
ini
lada
l)engan mengetahui k a r a k t e r i s t i k penentu jenis mutu akan memudah-
kan usaha peningkatan nwtu lada putih.
N a w - ~pada kenyataannya
lada
putih y m g dihasilkan petani nasih-bermutu renaah;- Refidahnya m t u
lada
p u t i h yang dihssilkan petani meniobulkan pertanyaan
apalceh inforaesi
mmgemai gtandarisasi rub 1#111 putih blah semeai ke petmi dan bagaimaria
penerap~r~lya.I)itsang?i.ng
i t u apakah ada pe&mgmm
atau inseatif
putih asalan yang dihsilkaar oleh petani?.
Kebijaksanaan pemerintah d i pasar input dan output pada prinsipnya
adalah untuk merangsang proses p d u k s i d m
perrxlsaran.
Narun adakalanya
kebijaksanaan tersebut j u s t r u mnghmbt proses produksi dan pemasaran.
12
Kebijsksanaan
Yang
jsksanaan eubsidi
m e r m prosem pmduhi antara 1-
plpuk
adalah Mi-
Kebijdmman ytmg mtmghmht
dan gestisida.
proses pMdUkSi dm wmmran antara lain cdalah pmgutsll-puneutnn baik
ereoara
resmi mupun rrecaratidakrssmi.
S
c
r
h
-
tiabul pertanyaan galrah & w a W-
tururrsa daya
adsah -In
d
m ha1 i n i
txmmht yaw rsqpeba3an
6abU lrrk pltih lidanseia d i pmmr jntenmdmd da!
djlalmbrn ckmqgnldsi terhadg Mijabmaan tersebut?.
Perdagangan
lada putih dunia diwarnai oleh adanya f luktuasi harga
dan Indonesia, walaupun negara produaen dan pengekspor lada putih terbet
sar dunia jugn menghadapi persoalm tersebut.
Ekspor lacia putih Indone-
sia d i pasar internasional menghadapi pesaing d a r i negara Brasilia,
Malaysia d m Singapura.
perdagmgm
produsen
Singapura menduduki peranan penting dalam
lada putih dunia walaupun negara Singapura bukan negwa
lada putih dunia.
Saropai saat i n i Singapura menguasai pasar
impor lada p - t i h dunia terutama untuk pasar iugar Eropa.
1-r
lada
p u t i h Singapura set,agian besar berasal dari Indonesia.
Negm pengiqpor u t a m lada putih Indonesia adalah negara-negara
Amerika Serikat,
--
Mg6,
Jepang d m Singapura.
Perkembangan permintaan
impor lacia putih negara-negara tersebut berfluktuasi dan tidak m u d u k -
kan perksabangan yang berarti. Negara Singapura mmgirPp>or lada putih
bukan untuk kcmmmi,
brh1i.
tetarpi untuk diolah dan selsnjutnya diakspor
SehbYngan dengm ha1 ini perlu d i p e l a j a r i bagahma d m m ~
npapemmmm-
danpemintaanirm
lnhrputihchmia,
dmelnrkpltihIndonesiameebaeian-dtlliBQnekadipasar
indmia?.
danbgahma sebenarnola pola anrs pmhgm@mI#lrr putih
tujuan p e n e l i t i a n i n i adalah mempelajari ekonomi lada
Secara
a
p u t i n ~ w n t c k(m7tok white ~
e
r dan
) perdagangan lada w t i h dunia, d m
secara lebih s p e s i f i k tujuan p e n s l i t i a n ini adalatr sebagai berikut:
1. Menganalisis keuntungm usahatani lada Kabupaten Bangka secara
f i n a n s i a l d m ekoncnni serta e f i s i e n s i penggunaan faktor-faktor
produksi
2. Menganalisis e f i s i e n s i pemasaran lada p u t i h muntok
3. Menentukan sejauhmana pengstahuan d m penerapan s t a n d a r i s a s i mutu
a
putih oleh petani, pdagang pengumpul, pedagang besar dan
eksportir dalam usaha peningkatan mutu lada putih narntok
4. Mengkaji dampak kebijaksanaan harga input dan output terhadap
usahatani dan pemasaran lada putih muntok
5. Menganalisis penawaran lada p u t i h oleh prcdusen dan pengekspor lada
p u t i h utama dunia
6. Menganalisis permintaan lada p u t i h oleh negara-negara pengimpor
utama lada putih dunia
7. Menentukan daya s a i n g dan pola. -a-r u
-.
s -perdagangan lada putih Indonesia
d i pasar internasional.
Kegunaan d a r i p e n e l i t i a n
gambarm daya
ini diharapkan:
(1) dapat memberikan
saing lada p u t i h Indonesia yang sebagian
besar
berasal
.
d a r i Bangka d i pasar internasional, (2) dapat mengevaluasi usaha-usaha
dan
kebijaksanaan
selam ini yang berhubungan dengan pengembangan
kolnoditas ladda putih Indonesia, (3) sebagai dasar ~~enyusun
kebijaksanaan
barn pengembangan tanaman lada d m kebijaksanaan a l t e r n a t i f dalam rangka
meningkatkan ekspor lada p u t i h Indonesia, (4) sebaga-i dasar untuk menyu-
sun perepcanaan penbangunaii ekonomi Kabupaten Bangka era pasca timah,
dan (5) bahan infornasi terdokumentasi bagi p e n e l i t i selanjutnya.
BAB I1
TIIJAUAN PUSTBgd
Pada
bab ini
a h d i t i n j a u tentang keadaan ekrnami lada putih
Indonesia dan perdagangan lada putih dunia.
-Selanjutnya juga akm
ditinjau habiil-hasil penelitian terdahulu nmgenai kolnoditas lada
pada
tingkat
baik
usahatani milpun peinasarannya d i tingkat pasar domestik
mupun d i pasar internasional .
i l n t u ~memudahkan tinjwan, maka
utama.
blab
i n i dibagi menjadi t i g a bagian
Pertama, mendiskusikan keadaan ekonomi lada putih Indonesia yang
t e r d i r i d a r i keadaan usahatani, permaran, persoalan mutu lada putih cian
kebijaksanaan pemerin tah.
putih dunia.
terdahulu
Bagian
Bagian kedua, mendiskusikan perdagangan lada
terakhir
mendiskusikan
hasil-hasil
penelitian
baik pada tingkat usahatani, pemasaran d i pasar domestik daii
d i pasar i n t e r n a s i m a l , dan studi-studi l a i n yang relevan.
Menurut sejarahnya, tanman lada berasal d a r i Ghat sebelah barat,
yakni d i Pantai Malabar India, di hutan-hutan yang tanahnya agak mirirg.
herah i n i termasuk daerah t r o p i s yang beriklim panas dan lembab.
daya
Budi-
tanaman lada d i Indonesia dab berlangsung lebih dari 700 tahun
.
yang l a l u , dimana Hamapolo dslam perantauannya ke negara-negara
pernah menyatakan,
Asia
bahwa tahun 1280 tanaman e l d a sudah ada d i Pulau
Jaw, s m t a r a Conti orang Vinetia d a l m abad XV t e l a h lnelihat s e n d i r i
tcu~amanlada d i Stmatera (Risaunandar, 1995).
Lada ditanam pada dataran rendah, dergan earah .Wan cukup merata
sepanjang t a h n .
Ket W i a n tenpat aslinya d i bawah 600 m d i a t a s
na d a l m setahun.
tirai d h m
Lada juga dapat tYmbuh untuk daerahdaerah yang
perleuapar~ Citurang wahwun
curah Wannya harm 1800 nm.
Karena iklim d i Indonesia bagian barat mxmmhi pemyamlm p e r m -
buhan lacia, rnaka tanaman M a dapat berkeabang baik m i s a l n y a d i daerah
Labng,
Ban;fka, Kalimantan T i m r d m lain-lab.
Dmgan iklim yang
memmkinkan bagi pertumbuhan lada dan tersedianya lahan yang mkup
serta tenaga yang murah menjadikan Indmesia mempunyai keunggulan m a r a t i f (Comarative advantwe) dalam usaha perkebuqan lada.
Menurut Wahid (1989), lada tidak saja merupakan kolnoditas
tradisional, t e t a p i juga merupakan produk Indonesia pertdagangkan sampai ke Eropa.
yang
ekspor
diper-
P d a tahun 1595 Cornelis de Houtman dan 1598
C a Van Necle, mengungkapkan perdagmgan lada dimonopoli Belanda.
Pada
tahun 1720 keuntungan d a r i lada merupakan sepertiga bagian d a r i seluruh
keuntungan yang diperoleh V
W d i Indonesia.
s e n d i r i sebelun per-
Dalm dunia perladaan
dunia I1 Indonesia pernah mmpu llenasok 80 persen
d a r i ketxltuhan lada dunia.
Pemdudukan Jepang tahun 1842 d
m malapetaka bagi seluruh pengu-
lada d i Lmpung dan Bangka.
saha tan-
Tanaman lada sebagian besar
t e r l a n t a r , karena Jepang lebih menyukai bahan pangan untuk menjalankan
roda peperatIgannya daripada b i j i lada y m g pedas.
dilaporkan
Setelah pemng u s a i
bahwa tanman lada d i Bangka ymg s m l a sebanyak 20 j u t a
batang pada t
h 1941, dalam tahun 1946 tinagal 100 000 bat-.
Rehabilitasi tanaman lada d i Lmpmg dan W k a terus dilakukan
m a i saat i n i .
Namun demikian walaupun perkePbangan areal d m produk-
si lada Indonesia cukup baik, tagihan pemmokan Indonesia ke pasaran
lada dunia
hmm berkisar antara 25-35 perm. lkxhclukm penghasil
lada
_
-
16
kembali pada tehm 1983-1Q85, sejak tahun
uhma yang di-i
pegitan8
oleh India.
Berb-i
1986 d i
pernasalahan yang melatarbelakangi hl i t u
antartn l a i n adalah : 1) produktivitas tanman yang relatif masih &ah,
2) tingginya tingkat seraragan hama dan penyakit kh~swnyapenyakit busuk
pangkal
batanB, penyakit laming- dan h a m pensrterek batang
- .
(bghk&
-1,
3) t e r l a l u terpusatnya penanaman d i daerah t r a d i s i m a l puaat
pmghasil
1-&a (Bmgka dan Lawung), 4) l-ya
kemmpuan modal dm
daya serap petani terhadap masukan teknologi b m , 5) aoahal dan terbatasnya j e n i s tiang panjat
yang
d m t digt;makm, dan 6) mculnya negara-
negara penghasil baru yam mengakibatkan semakin ketatnya persaingan d i
pasaran internasional.
Henurut direktorat Bina Program D i t j e n b u n (1990),
lebih d a r i 90
persen lada diusahakan oleh rakyat. Perkebunan rakyat umumnya dicirikan
dengan produktivitas
yang
rendah.
Dengan demikian,
sebagian besar
upaya pembinaan sistem kumoditas lada berada d i pundak pemerintah dengan
Berbagai upaya b l a h dilakukan untuk mmgtabmgkm tanaman lada
antara l a i n pola UPP, pola swadaya dan program KWKP massal.
Kegiatan
tidak tersedia l a g i d a l m DIPP. Kegiatan intensif ikasi melalui kredit
mis
.
*
Strategi dan pengembangan tanaman lada diarahkan pada wilayah
tradisimal.
Hal i n i menpunyai a r t i yam sangat penting karena:
1) animo -wakat
lihara d-an
setenpat,
untuk menanam lada pada daerah tersebut tela! terpebaik dan teknologinya telah d i h a s a i oleh a3asyarakat
2) pada wilwah tersebut lada merupakan sumber pendapatan
17
utmm bagi atasvarakat setempat, dan 3) berbagai kele-aan
p
e
~
~
seperti
penyalur
m ,
input dan lain-lain t e l a h tumtn~hd i daerah itu,
walaupxn aasih m r l u d'iparbaiki dan dirvahkan untuk mmperoleh manfaat
ek#lami secara m k s h l .
-
-
Hemgaitkan p e n e m a n lada dewfan keleanbagaan ekau#i petani d i
pedesaan (IOUD).
Hal hi mempmyai arti yang sangat pent-
karma KUD
daprzt berperanm : 1) sif a t prodchi lada y m g hanya berprodukai pada
bulan-bulan
tertentu, sedangkan d i luar bulan tersebut biaya produksi
selalu ada, sehingga menimbulkan pola keuangan usahatru~isecara m a m a 1
s u r p l u s dan seasonal defisit. Kondisi demikian menghendaki bantuan
kredit modal kerja.
Peranan KUD dalam ha1 i n i adalah penting,
petani tidak t e r j e r a t
sehingga
ijon, 2) peranan KUD dalam penge&mgan lada
adalah sangat penting untuk penyediaan -input dan xm~tmgungserta memsarkan h a s
Analisis Ekcmoai Lada Putih Huntok dan Perdsgmgan Lcda
Putih Dmia sebagai Usaha Pemhgkatan Daya Sainl;t M a Putih Indmesia d i
Pamu Internasimal ( D i bawah bimbingan Kuntjoro, Prebagai ketua komisi
pembbbjng,
A c M Suryana, Tahlim Sudaryanto dan S r i U t a m i Kuntjoro
sebagai anggota konisi pembimbing).
Penelitian bertujuan untuk mempelajari
eholni
lada putih nuntok
(ew~qtak white pemer) dan perbajganSan l d a putih dunia.
Data wig
digunakan dalam penelitian hi terdiri dari data primer dan data sekunder .
Data primer dikumpulkan d a r i h a s i l pengamatan kondisi usahatani
dan pemasaran yang d i s e r t a i wawanoara dengan menggunakatl daft-
perta-
nyaan mulai d a r i petani, pedagang pengmpul, pedagang besar dan eksportir yang kesemuanya berada d i Kabupaten Bangka Propinsi Sumatera
Selatan.
Dismping i t u jugadilakukan pengambilan contoh lada putih
untuk pmgujian mutu. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi
yang berkaitan dengan penelitian.
Metode a n a l i s i s yang digunakan a d a l a h a n a l i s i s ekonmi lada putih
m t o k dan ~ a l i s r i t spdrdagangan lada prtih dunia.
Analisis ekollani lada
putih muntok terdiri dari a n a l i s i e keuntun$an usahatani dan e f i s i e n s i
pemggunaan faktor-faktor produksi, a n a l i s i s e f i s i e n s i pemasaran,
anali-
sis mutu lada putih dan a n a l i s i s damp& kebijaksanaan. Analisis perda-
.
gangan lada putih dunia terdiri d a r i a n a l i s i s penawaran ekspor n e g m
pengekspor utama lada putih dunia, a n a l i s i s permintaan impor negara
pengixpor utama lada putih dmia, a n a l i s i s daya saing dan a n a l i s i s pola
perciagangan lada putih dunia.
pada M a a n harga-harga yang berlaku Wmn 1997 amgmtwgkan aecara
f inrrnsial clan ehomi.
Selanjutrrya deri hasll analisis efisiensi aloka-
si munjukkan bahwa alokasi penggunaan faktor-faktor p r a i u k s i ueahatani
-
tlarjin
lada putih daerah perrelitian t e r k o n m t r a e i pada
t i n g k a t eksportir.
Eksportir mmgeluarkan biaya pamanm dan -ro-
l e h marjin b e r s i h atau marjin keuntungm r e l a t i f l e b i h besar daripada
T
Pasar produsen lada putih Daerah Payung dan Daerah Merawang dalam
jangka pendek dan jangka panjang t e l a h t e r i n t e g r a s i dengan pasar acuan-
nya y a i t u
f o b Pelabuhan Pangkal Balan.
Bagian harga yang diterima
o l e h petani lada Daerah Payung dew Daerah Merawang rata-rata d a r i tahun
1988-1996 adalah masing-nasing 78 persen d m 80 persen d a r i harga f o b
Pelabuhan
Pangkal Balm.
Pada tahun 1997 bagian harga ysng diterima
petani d a r i harga f o b Pelatxlhan Pangkal B a l m adalah 82 persen untuk
p e t a n i Daerah Payung dan 83 persen untuk petani Daerah Merawang .
Sssudah sepuluh tahun penerapan- s t a n d a r m i - _-+a&
lada p u t i h
SNI .01-0004-1B87 ternyata belum dapat mningkatkan m t u lada gutih
petani.
Mar benda using, kadar biji enteng, kadar b i j i berkapang,
I*rArrr b i j i
kehitam-hitman dan kadar air lada p u t i h yang dihasilkan
petani atau disebut lada p u t i h asalan, masih jauh dari kadar yang dipersyaratkan untuk lada p u t i h j e n i s mutu ekspor . Pen$hargaan a t a u insentif
untuk melakukan usaha gerbaikan mtu masih t e r b a t a s pada tingkat ekspor-
tir dan pada tingkat p e t a n i belum ada i n s a n t i f apabila petani meldmkan
usaha perbaikan mtu melalui per~stikans e l e k t i f dan penjentran szmpai
kadar air persyaratan mutu.
Riqka5m-3
Iiebijaksmaun harga input clan output s c ~ 3 a r almseluruhan
~erl?unyzti
darpak yang w a t i p terhadap w a h t a n i dan gmmmarm k i a p u t i h daerah
peneliticur . TranPer input ysn6 d i t e r h p e t a n i dari aubeidi rupuk Urea
dan TSP lebih k e o i l d a r i transfer w t p u t dm transfer f a k t o r yaw hams
d i k e l w k a n oleh petani.
Eksportir r e l a t i f
lebih banyak dirugikan
dangan adanya pungutan-pungutan mi aaupun t i d a k memi dibandingkan
dengan ~edagan~f
~ e n g u q p u ldan ~edagangw.
Penawaran ekspor
lada putih j angka pendek
Malaysia,
Indonesia,
Brasilia c'an Singayura b e r s i f a t i n e l a s t i s terhadap perubahan
harga
f
ekspornya.
Untuk jangka panjang penawaran ekspor lada putih
Indonesia,
Malaysia dan B r a s i l i a b e r s i f a t e l a s t i s terhadap perubahan harga ekspornya,
-
sedangkan untuk Singapura b e r s i f a t i n e l a s t i s terhadap perubahan
harga ekspornya.
Permintaan impor lada putih Amerika Serikat, MEE, Jepang, Singapura
dan sisa dunia b e r s i f a t inelastis terhadap perubahan
harm W r n y a ,
sedangkan Singepura mempunyai permintam impor yang b e r s i f a t
elastis
terhadap perubahan harga inpornya.
Bedasarkan k r i t e r i a elastisitas pang88 pasar jangka pandek, elas-
tisitas pangsa pass.. jangka panjang dan -tan
penyesuaian pangsa
pasar maka dapat dikstahui bahwa, daya saing negam pengekspor
utama
lada p u t i h dunia sebagai berikut : (1) lada p u t i h M o n e s i a maptmyai
daya saing yang l e b i h redah d a r i lada p u t i h Brasilia,
Singapura d i pasar impor utama lada plltih dunia, dan
Malaysia d m
(2) daya sai.n$
tertinggi untuk pasar irpor Amerika Serikat dan MEE adalah lada putih
Brasilia,
dan untuk pasar impor Jepang d m si
t i n g g i diduduki olah lada putih Shga,pura.
ter-
Hasil a n a l i s i s aimulasi penscahan jangka pendek dan jan6fka panjang
model Armington diketahui bahua: (1) lada putih Indonesia kurang reterhadap fektor eksq%anaus gmn6IK-r
par#rr iapor
pornintaxi dan pemggwr harprr d i
utama lada putih c!unia, (2) adanya kenaikan biaya transpor-
t a s i menyebabkan negara sisa dunia r e l a t i f
lebih banyak berkurang
volume permintaan impor lada p u t i h y a dibandingkan den6fan negara penginpor
lainnya,
dan (3) peningkatan volume permintaan
Sineapura r e l a t i f
iqmr
lada putih
lebih besar dibandingkan dengan negara pengimpor
lainnya dengan adanya peningkatan penawaran lada putih Indonesia.
f
Usaha untuk meningkatkan daya saing lada putih Indonesia d i pasar
internasional adalah dengan cara lnenperbaiki kondisi
eksternal.
internal dan
Kondisi internal yang dimaksud adalah kondisi mng n ~ ~ e n 8 a -
ruhi penawaran ekspor lada putih Indonesia dan kandisi eksternal adalah
kondisi yang mempengaruhi permintaan
impor
lada putih
Indonesia.
Perbaikan kondisi internal dalam usaha peningkatan daya saing adalah :
1) m i n g k a t k a n e f i s i e n s i dalam penmmaan frrktor-faktor produksi usahatani, 2) usaha penyebaran marjin agar tidak hanya t e r k m s e n t r a s i p d a
tingkat eksportir, 3) wngurangi kadar benda asing, kadar b i j i enteng,
War b i j i berkapang, kadar b i j i kehitam-hitaaran dan War air
lada
p u t i h yam dihasilkan mPai d a r i t h g k a t petani, dan 4 j penyederhanaan
pemgurusatl perizinan dan mmgur8ngi ewgutan-pungutan, tertutama pungutan
tidak resmi. Perbaikan kondisi eksternal adalah: 1) dalaan jangka pmdek,
s&ttbil
meningkatkan kerjasama yang sal-
mmgmtungkan dengan Singapura
mmperbaiki f a s i l i t a s ekspor, dan dalam jangka panjang lebih
banyak roslakukan ekspor langsung ke negara konsumen, dan 2) meningkatkan
kualitas lada putih untuk tujuan ekspor Anerika Serikat dan HEE, dan
mningkatkan prolnosi untuk pasar impor Jepang dan sisa dunia.
ANALTSIICS XZEKlH-I
LADA F U T I M HUNTR33R
DAN E?EPr,-M
LADA P U T I H DUWIAL
USAHA P33HZM-TAPJ
DAYA =NLG
LADA PUX*IPI.
IlPJDQNgSlA-T
)
I FlUSUX I
~ ~ A S I ~ A
oleh
,
E D I Z A L
Disertasi sebagai salah satu syarat untuk nenperoleh gelar
Doktor
pada
Program Pascasarjana, I n s t i t u t Pertanian Bogor
L
Judu1I)bertasi:
i U A L I S I S ~ L B D B W ~ M N ~
Lmfi m
J
H fnJNIA sliwwl' USBHB limaGwrBN DAYA SUNG
LBDBEWIHINIXRESIAD~PBSBR~ONPLL
Napahhas*
EDIZAL
:
RIWAYAT HIDUP
Penulis bilahirken
d i Pagaralan Lahat Sumatera ,%latan,
pada
tanggal 3 Agustus 1864, anak kedua d a r i Janawidan Ibu Eraa.
'
Lulus dari Sekolah Dasar tahun 1976, Sekolah Manengah P e r t a m tdm
1980, dan Sekolah Menengah Atas tahun 1983, semuanya beds d i Lubuk-.
l i r u a u Sumatera Selatan.
Pada tahun 1983 mmasuki Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
I
Lulus Sarjzlna Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertani-
Palembang.
Pada tahun 1985 sampai dengan tahur1 1988 diangkat nrenjadi Asisten
Tetap pada Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
Sejak tahun
1988
t e r d a f t a r sebagai Dosen Tetap pada Fakultas Pertanian Universitas Tridin a n t i Palembang Kopertis Wilayah 11.
P d a tahun 1989, mendapat kesempatan melalui beasiswa TMPD, untuk
m n g i k u t i program pendidikan S2 d i Program Pascasarjana I n s t i t u t Pertanian Bogor dengan bidang keahlian Ekonomi Pertanian.
-
-
Lulus pada program
S2 tersebut t a h m 1S92.
Selanjutnya pada tahun 1994, d a p a t keseapatan
kembali melalui
beasiswa TMPD, untuk mengikuti p r o m pendidikan Sg d i
Program
Pascasarjana I n s t i t u t Pertanian Bogor dengan bidang keahlian
Ekonomi
Pertanian.
.
a
Penulis menikah d ~ a Ir
n . Endang Haryani pada tahun 1994, dan pada
seorang p u t r i , yaitu Hani
'a
P u j i dan syukur penulis panjatkan ke Mirat Ailah SWT, atas segala
mimat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksmakm penelitian
d m - meyelesiiikan d i s e r t a s i i n i .
Disertasi
ini d i t u l i s d a l m rangka memenuhi persyaratan
m e n y e l e s a i h Program S3 (Doktor) pada Program Pas-jana
Pertanian Bogor.
untuk
Institut
Dalam penyusunan d i s e r t a s i i n i penulis mendapat banyak
I
bimbingan dan arahan d a r i komisi pembimbing, dimana ha1 tersebut bukan
s a j a bermanfaat bagi penyelesaian proses penulisan d i s e r t a s i juga
akan
m e n d a h wawasan penulis d a l m melaksanakan penelitian-penelitian dimasa
yang
akan datang.
Kepada Bapak-bapak dan Ibu Komisi Pembimbing, yaitu:
1. Bapak Prof.Dr.Ir. Kuntjoro, selaku Ketua;
2. Bapak L)r.Ir. A c W Suryana, MS selaku Anggota;
3. Bapak Dr.Ir. Tahlim S u d w a n t o , MS selaku h g g o t a ; d m
4. Ibu Prof.Dr.Ir. S r i Utmi Kuntjoro, selaku h g g o t a .
Penu 1is mengucapkan ter ima kasih yang sebesar-besamya, dengan harapan
dan do'a semoga amal baik tersebut akrrn d a p a t k a n ialbslan yang setimp a l d a r i Allah SWT.
Selanjutnya penulis
ingin myampaikan ucapan terima kasih yang
sama kepada :
1. Bapak Dr.Ir. P a s r i l Wahid, MS,
*
Kepala Pusat Penelitian dan Pengenba-
ngan Tanaman I n d u s t r i dan Ebpak Dr.Ir. Erwidodo, HS,
Pusat Penelitian Sosial Ekonmi Deptan,
Staf
Peneliti
yang dalam wing-masing
kesibukmya masih bersedia mluanghn waktu untuk h
a disertasi
hi dan sekaligus menjadi Tin Peneyji Luar Kanisi.
2. Birpak Prof .Dr. Sr . Edi Guharja, Hantan Direktur Program Pascasar.jar~a
IPB, Ibu Prof .Dr.Ir. S j a f r i d a Manuwoto selaku Direktur Program Pascasarjana IPJ3 dan Bapak Prof.Dr.Ir. Kanaruddin Ahdullah sebagai Asisten
Direktur Program Doktor Pascasarjana IPB yam t e l a h m r i k a n h e m patan
bagi penulis untuk mmgikuti d m mmyelesaikan program pendi-
dikan d i Program Pascasarjana IPB.
Denikian juga kepada seluruh s t a f
administrasi 3rogram Pascasarjar~aIPB yang t e l a h banyak momberikan
bantuan dalam memperlancar s t u d i .
3. Seluruh Staf
Pengajar pada Program Pascasarjana IPB yang t e l a h mem-
bantu penulis dalam membuka wawasan tentang berbagai ilmu dan pengetahuan dalam bidan8 keahlian ekonomi pertanian.
4. Pengelola
beasiswa W D yang t e l a h memberikan
kesempatar~ kepada
penulis untuk mengikuti Program Doktor d i Program Pascasarjana IPB
melalui beasiswa tersebut.
5. Bapak H.M. Hatta Ismail, SH, Rektor Universitas Tridinanti Palembang
dan Prof .Mr .H. Halanoen - S o e l e r n , Ifctca-Y a y a s a n Nasional Pendidikan
Tridinanti yang t e l a h - r i b
ke-tan
kepada penulis untuk me-
ngikuti pendidikan Program Pascasarjana IPB.
6. Ldmga-lembaga
yang t e i a h memberikan
izin untuk mengadakan peneli-
t i a n dan pengunpulan d a t a untuk keperluan penyusunan d i s e r t a s i .
7. Ketua Bagpeda Tingkat I1 Kahpaten B
&,
Camat Kec-tan
Pa-
dan
Merawang, Kepala Desa Bedengung dan Balunijuk dan moasyarakat Kabupaten Bangka yang t e l a h banyak membantu penulis dalam penguaq?ulan d a t a
d i lapangan.
8.
Bspak -la
k l a i Penguj iar. d m S e r t i f ikmi h t u Baran$ Deperirtdag
Cabang Pangkalpinang dan Cendra Purnama, SH yang telah banyak membar.tu penulis aa!.an! mlahksr, pengujian mtu l d a putih d i h b o r a t o -
r i u n Penguj iian Mutu Lada.
9.
-
Bapak Ir. Ujang Suparman, MSC,
kajian M a Petal-
Kepala I n s t a l a s i Penelitian dan Per@-
Pangkalpinang dm Ir. hang, Ketua
AELI
Cabang
Pangkalpinang yang t e l a h banyak ntembrtrikan informasi dan kemudahan
selruna d i lapangan.
10. Rekan-rekan mahasiswa yang t e l a h banyak memberikm informasi,
teru-
f
tama yang berkaitan dergan penelitian penulis baik berupa
literatur
rnaupun program komputer untuk pengolahan data.
Secara khusus penulis menympaikan
sebesar-besarnya
ucapan
t e r h kasih
a t a s dorongan, pengertian dan pengorbanan
yang
YW
telah
diberikan oleh I s t e r i dan Anak tercinta, serta do'a restu omrig tua d a r i
kedua belah pihak dan rasa simpati d a r i sanak-famili sekalian .
Selanjutnya penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kelemahan
yang mungkin b i s a ditemukan dalam d i s e r t a s i i n i .
Hal tersebut tentu
disebabkan karena keterbatasan yang d i n i l i k i penulis.
karma
.Oleh
-.
-
itu
d i s e r t a s i ini sepenuhnya W a d i tanggung jaw& penulis.
Akhirnya,
semoga d i s e r t a s i i n i akan h r i k a n manfaat yang sebe-
sar-besarnya, terutama dalam usaha-usaha peningkatan peran
dalam perekonornian Indonesia.
lada putih
Amin.
(I
Bogor, September 1998
.......................,,....................
m A R TAREL ..............................................
QbPTAR GMBAEt .........................................
MFl'bR LlUJPIRlYi ........................................
W MIS
.
vii
ix
xii
xiii
.......................
v
A
13
...........................
Pedagm@m I d a h t i h Dunia ............................
H a s i l - h a s i l P e n e l i t i a n Terddmlu ........................
14
Muan Penelitian d m
~
~
y
Ekanaai I d a Putih Indmesia
.
Bkabapi Lab Putih Mmtok ................
Analisis Keuntmga u h t a n i dan Efisiensi
Faktor-faktor Racfuksi ............
Analisis Bfisiensi Pmasmm .................
Analisis h t u L d a PIltih .....................
dnalisis ih4mk KeJbijaksanam- ............. .
dnalisis
I
.............
...
Analisis P d t a a n Ilpnr Lada Putih h i a ..,
................................
s
i.s
i
Ebla &dagm@m M a Putih h i a ...
anal is is^.h t i h h i a
ChalisisPenajlg.raPI.~LgdLIRltihRmia
24
36
72
72
74
78
80
83
83
84
86
88
Halaman
V . W I L D B N PJWEWWM
....................................
Beragam Lada Putih Huntok ..............................
Efisiensi Peaasaran Lada Putih h t o k di Pasar
L)ooestik
...........................................
tiutu Lada Putih Huntok .............................
lkmpdc Wijaksanaan terhdap U s a h a t a n i dan Pemesaran
Lada h t i h Muntok
..................................
f
Pe-
............................
a Putih M i a ..................
Lada Putih M i a
Permwaran Ekspor M
Permintam Impor Lada htih M i a
I)aya Saing
..................
M a Putih lndonesia d i Pasar Irpor
.............................
Pola Perdagangm M a Putih Dunia ..................
UtaDa Lada h t i h Dunia
Strategi Peningkatan Days SainIJ L d a h t i h Indonesia
viii
....
95
9fi
1. P e r k c & a m @ m e k m o r l a d a p u t i h ~ t e n B a n g k a d a n
Indanesia, tahm 1990 1995
-
2.
...............................
4
Periwsbmgm luas areal l d a Edwmten Bardm dan Irdonesia,
tahm 1990 - 19B6
5
.............
22
..........................................
3. Stadarisasi mutu lada putih SNI.Ol-M04-lQS7
5. PolicyAnalysisffatriy(L>BH)...............................
81
1
luas areal (hektar) dm praiuksi (ton) lada
Kabupaten B2mgka krdasarkan kemmtan ..................,..
96
7. Perkedmngm volume ekspor lads putih Bangka berdasmkan
lutu (dalam ton) ...........................................
100
6.
8.
9.
Perkembar-
Perkdmngan ckspor M a putih ibbpaten Bmgka berdamrkan
negara tujuan (volume dalam txm dan n i l a i dalam U S ' 0 0 0 ) ....
101
Deskripsi respanden petani lada Desa Bedenjgmg Keca~~tan
Payung dan Desa Balunijuk &camatan Herauang ................
104
10. Hasil perhitamgm NPY (Net Preslent Vdue) &tani
lada dasrah penelitian secara finansial dm ekanmi
.........
111
11. Alokasi biaga faktor produksi usahatmi M a per hektar 2500
pohon (hektar) daerah penelitian secara finansial d m ekanami.
114
12. P e r h i t m g m harga m i n h lada putih Desa Beddengan
diperhibmgkan tahm 1....,................... 116
biaya
3.3. Perhitungm harga minimum lada putih Desa Balunijuk dengan
biyang diperhiimgbn tabm 19Q7 ................ .......
116
15. Rata-rata pem@@ma tenaga kerja usahatani lada per 2500
pahon (hektar) d i dar?rah penelitian .........................
122
16. Kasil pedugam h fisien mi,detembasi (EP), Nilai
F-hi-,
dm t-him teFfaktor-faktar Yang
proSlkei lada putih daerah penelitian .. ... ...
lZ!j
.
. .
19, Distribusi ~ vin jpepenelitian (&/kg)
lada plt;ih dearah
138
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
/
I
r
g
/
I
r
g
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
-
20. Hasil pemhgam koefisien m i , determinasi (RZ ), Nilai
#-hitung, t-hitung dan D-W statistik dari maiel integrasi
......................................................
141
dan ke-uan
pasar
21. Nilai p-hitax@
uji Ireterpisahen
untuk masing-masing dnerah penelitian ......................
142
pasar
I
hlbungan pasar antara
produsem der@n
pasar awan f o b Pelabuhan Pangkal Balam
.................
144
23. Hasil analisis bagian harga ymg diterba petani untuk
masing-smsing dasrah penelitian ...........................
145
25. Rata-rata k d a r air hda put* Dasrah Payung berdasarb
tingkat pelaku p~masamn( X ) ...........................
154
26. Rata-rata knrlsrr air lada putih Daerah krawang bedasarkan
tingkat pelalru pertasaran ( X ) ..............................
157
27. Hasil analisis I= penerapan standarisasi mtu M a putih
oleh petani dan eksportir lada putih
daerah penelitian .....
-
159
28. Hasil perhitmgm matrik Pdn pada tingkat usahtani dm
p
m
clada putih dasrah penelitian .....................
162
29. Hasil pmdqgam d e l penaaaran ekspor lada putih Indonesia,
Malaysia, Brasilia dan Singapua ............................
173
30. Struktur biaya usahatani lada negara pmdwtm utama M a
putih dunia ................................................
181
....
l83
32. Elastisitas aubstitusi beor lada putih Indonesia dmgm
pengekspor lainnya di pasar w r uhmm lada putih
dunia ......................................................
191
33. E l a t s t i s i t a s jmgb pendek, jangka painjang dan keceptan
~jenywamimpapasar M a putih Idmesia dan negara
pmgekiepor bxk put* lainrrylz di pasar irpor utama dunia
197
22. M e k s
*
31. Hasil pedugam model permintaan bmor lada putih dunia
...
fhihmm
1. Pmees pengobhen buah lada d a d 1 krbgd meam j e n i s
lrda
........................................................
4.
6.
Peningkatan daya saing aelalui efisiemsi pmsmmm lnnrr
putih ......................................................
49
Peningkatan daya s a h g I d a putih melalui peningkatan
elastisitas permintaan lada putih d i pasar h t e r n a s i d
56
....
7. S t r a b g i peninghtan daya saing l d a putih Indonesia d i
pasar intemasional .........................................
8.
20
Model pening'katan dam saing M a putih nnrtok
..............
58
61
10. Rats-rata k d a r bendtr asing, kadar biji en-,
kdar b i j i
berkapmg dan k#lllr b i j i kehitaBWhibman lada putih Daerah
Ekymg bexka.rkan tingkat peldm peaasmm
.................
152
11. hta-rata k d a r bends asing, kadar b i j i en-,
kzxh b i j i
berkapang dan k#lllr b i j i kehitam-hila& putih Daemhkrauang brdasarkan tinglatt pel&
pe~asaran...............
155
2.
ParlPsabangaPl bas d,
produksi, clan LarsuBei lada
Indonesia, Halamia diran. Brasilia
5. Per-
7.
Per-
ekspor
r
lada putih dunia -kan
8.
9.
...............,.......,..
235
I d a Brasilia, tahm 1975 - I995 ......
238
lada putih negara wmgekspor utama
negai-a tujuan ................
a
l
l
Perkdmngm haxga ekspnr I d a (JKB) negara peneekspor
utama M a dunia ..............................-.-.........
P e r k d m g m irpor M a dunia, tahm 1977' - 1995
10. Periqpor lada putih
b e m k a r k a n negara asal iapor
242
..........
peneiqpor utana dunia
.......,.....................
11. Perhdxmgm harga lada dunia dari tatam 1890
ta!m-i l&37
dmgsn
.......................-.,.....-.............*......
14. k i l analisis usahatani Lada Desa Ekhmgmg ihamitan
f?wmgKn)rlrwBgJllQka ....
. .. ,
.
.
.
. ..
.
..... .... ..
... .....
15. Hasil rrnalisis usahatmi irrda Desa Balunijuk Kmmalxn
lkmmmg Rn)rrrrat#1 Bgneka
16. D i s t r i h u s i aarjin
.................................
lada putih m s i m Daerah Ekymg
(&m).......,...................*....................*...
17. D i s t r i b u s i -in
(&/kg)
peoesaraat 1#1A putih
m s i m Daerah
~~
....................................................
18. D i s t r i h u s i marjin peaeseran l#lrr putih alshir m u s h
E'aymg
l)asrah
(&m)............................................
20. P ~ h r g a ~ p l t i h p r t d a ~ t p s t a onb i ~ f
daemh penelitian (@/kg)
269
..................................
21. Wta-mta m i l m i a n ~~pmmtu rrmtu lada
putih Daerah Pagunef berdrrsarkrrr tingkat pelaku pcmrmams ...
272
23. Wil petrhitungan 1< h a m m t a I cost l3md"t rzrtiu)
staardarissrrsi mtu hda put& OMpslaku pemtrsarr~~
daerah penelitian ........................................
274
24. Hasil perhitungan Policy lhaIpsis k t r i x (PAM) mda usahatani
...........
lada
Mh ~ t ~ ~ a b n (&.JU-)
275
25. Hasil perhitmgan Policy Bnalysie &,trix (PAM) p d a usahatani
lada i)esa Ehhmijuk -tan
kwmang (rPp/kg) ..............
27'6
26. Hasil perhitangan Policy Analysis Hatrix (PAM) pada
lads put* Daerah Pagune (*/kg)
............................
277
27. Hasil perhitungan Policy dnalgsis htrix (PAM) pgda pemsmm
lada putih I)aarah Heranang tahm (Rp/kg) ....................
278
persaraaan pmgsa pmsar lada putih Indonesia
28. Hasil
dan negara pengekspor lada putih h k m ~ r dr i pasar iapor utama
dunia
.......................................................
xiv
279
Latar Be-
-
Tujuan pembmgman nasional Indonesia adalah terwujudnya keadilan
s o s i a l bagi seluruh ralryat Indonesia.
Pembmgunan n a s i m a l dilaksanakan
d a l m rangka pembmgunan manusia Indonesia seutuhnya serta pembangunan
seluruh masyarakat Indonesia.
Untuk mencapai tujuan tersebut t i t i k
berat diletakkan pada pembarigunark ekonomi d a m memanfaatIran
seluruh
potensi sumberdaya yang ada.
S w a r m mum pembangman jangka panjang
tahap
kedua da'lam WHh' 1993
adalah terciptanya kualitas sumberdaya manusia Indonesia yang maju dan
mandiri, tentram d m sejahtera, s e i s l b a . , selaras d m serasi dengan alam
dan lingkungan.
Pembangman ekcmomi diardlkan agar terwujudnya pereko-
nomian nasimal yam W i r i untuk meningkatkan kemkmrlran r&xt secara
a d i l d m merata.
Selanjutnya pertumbuhan ekonomi diarahkm untuk
dengan didukung produktivj.tas yang t h g g i ,
ef i s i e n s i dan sumberdaya
manusia yang bermutu.
Perekonoonian Indonesia seperti uammnya negara-negara
berkembang
lainnya dalam usaha pertumbuhan ekonominya lebih berorientasi kepada
.
produksi bahan mentah dm eksploitasi sumoberdaya alam.
Salab satu
kelemahan d a r i pengelolaan sumberdaya alam tersebut adalah usaha m e jar
pertmbuhan ekonomi dengan cara eksploitasi besar-besaran d a r i
sumberdaya alamya tanpa memperhatikan akibat smtpingan dan keterse-
d i m y a dimasa yang akan datang (Reksohadiprodjo dan Pradono, 1994).
2
Dangan sspakin
psrolehan davirra dari .inpak drrn gau kmi
wrr~rurrrrya
labbutuhen dana
karma pexmdiaarrnya pano smakh rsnipbs,
n a ~migas ini paling tidak drrpat dilihat dari tiga hal
-
8em€&in bmyt&wa
yaitu : (1)
ketnltuban akrrn devisa untuk b l i blmng-hrmg
dan kesinadxm$an pdmngmm pada tahsp berikutnya, (2) aemakin pentMya upa~raa m c a d dan neapert8hankpn debt service? ratio (DSR) yaitu
rasio antara angsuran utang luar negeri dan bunganya deagm n i l a i ekspor
pada batas yang War yaitu antara 20 persen sampai 25 perserr, dan (3)
-dalam mmgurangi tekanan terhadap def isit t r m d m i berjalan, yang kalau
berlarut-larut dapat berakibat buruk terhadap perekmopian nasi-1.
Peranan komaiitas pertanian dalam arti luas eamgmi
gagt
i n i mrupa-
han pengt;hasil devisa utama sektor nun migas. N a u m dalam perkdmngannya ekspor p d u k pertanian seringkali mnghbpi bdmgai kendala yang
datang d a r i luar (eksternal) mupun dari dalam ( internal) negeri
gbndala
.
dari sisi per mint^^^^ (eksternal) paling tidak d a l i m ~
negam m j u haspir d e k a t i no1 p e m , (3) elastisitas pendspatan atas
.
permintaan yang r e l a t i f rendah, (4) berbmbmgma protluk-prcduk subetii
(sintesis), d m (5) danya p r o t e h i dari nqgam-negara muju.
Ksndala dari sisi penawamn (internal) yang paling pmtinq sdalah
kekakuan struktural sistem produksi d i negara produesn bnsil pertanicm,
terbatmmm smberdaya modal, dan sistsm nansjeaen yang relatif terbelak m g (Tadsro, I=).
3
M a nerupakan saledl saw W i t a s perksbu.an yang m y a i
peranan penting dalam perekonomian dimming W i t a s p e r k h a n
lain-
baik sckmgai sual3er devisa aaupun sebagai saber mta psnoaharian
nya,
rakyat
Produksi lada sebagian besar dihasilkan
dari perkebman rakyat dan
diperkirakan
l e b i h d a r i 500 000
tenaga
k e r j a t e r l i b a t didalamya
(Hasyim, 1994). Lada h i tam (LmpmgBlack Pegper) sebagian besar dihas i l k a n d i P m p i n s i Lampmg dan lada putih (Nuntok Mhite Pepper) sebagian
besar dihasilkan d a r i Propinsi Sumatera Selatan y a i t u d i Kabupaten
Bangka.
Perkembangan l u a s areal dan produksi lada Indonesia berdasarkan
propinsi dapat d i l i h a t pada Lampiran 1.
Volume dan n i l a i ekspor lada mengalami f luktuasi s e t i a p tahunnya,
baik untuk eh'por lada hitam maupun lada putih.
Khusus untuk ekspor
lada p u t i h dalam perkfimbangannya akhir-akhir ini ada tendensi
penurunan volume ekspor.
terjadi
Pada tahun 1990 volume ekspor lada p u t i h
Indonesia m c a p a i 34 660 tan dengan n i l a i US$ 57 313 000, tetapi pada
tahun 1995 volume ekspor lada poltih hanya sebesar 20 035 tm dengan
nilai
US$ 68 835 000.
Volume ekspor lada p u t i h selama l i m a tahm ter-
akhir (1990-1995) t e l a h t e r j a d i penurunan rata-rata eebesar 8.43 persen
per tdm, sedangkm n i l a i ekspornya tetap ada kmaikan y a i t u rata-rata
Kabupaten Bangka merupakan pengasil dan peneekspor utama lada p u t i h
Inclmesia.
Sebagai gEI.lobsuan perk-
j e n i s ekspor lada p u t i h Kabu-
paten I3angk.a dan I n d m e s i a dapat d i l i h a t pada tabel berikut.
-
-
--
---
Keterangan r V o l w dalam ton dan nilai d a l u US4'000.
lhgka d a l u kurung adalah pcrsentaw dari v o l w dan nilai ekrpr Ida p t i b IRdOR#iia.
Surkr
r hntor Perindustrian clan Perdaqangan Yabupaten Baqka dan Statistit P e r t h a
Indonesia.
kan wmghasil utam lada putih Indonesia ymg ditujuim mtuk
Wtu sobeear 82 persen dari volume ekspor lada putih Indonesia.
hat dari autu ekepor lada p l t i h Indonesia,
putih h d a ~ & . aWW
ekapor,
Dili-
ternyata mtu dcepur iada
bssar dari bbumtar hugka t9mamk d a h
klasifikasi autu I1 atau mtu FdB (Pair A ~ ~ E ~ ~6Ibwl Bi t y ) , dm tidak ada
PrcrcEuksi lada putih Katmpaterr Bangka dihwsilkan dari perkekrnan
i n i berdasarkan data Dirjen Perkebman merupakan katugmten yang memiliki
d lada terluas d i Indonesia.
Sebaeai gmbamn perkdxmga luas
areal dan produksi lada Kabwaten Bangka dm Indm-ia dari tahm 1980
saqpai
tatrrn 1996 dapat dilihat @a Tabel 2 berikut.
Tabel 2.
Perkeabangarl l ~ a areal
s
lada Kak~patenBmgk dan
Indonesia, tahm 1990-1998
------------.--------._--------.-------------------------------------------.-.-.-------.-------b h m t e n Banaka
------.----L.------.--..----.--------
-----.--------u-
Indonesia
----
bas areal
(ilektar)
-
h a s areal
Produksi
(ton)
(nektar)
Pioduksi
(ton)
..........................................................................
.........................................................................
Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta.
Bedasarkan Tabel 2 dapat d i k e t a h i bahwa luas areal lada Kabupaten
Bangka pada tahun 1990 adalah seluas 47 439 hektar dengan produksi seba-
nyak 29 943 ton dan luas areal lada Indonesia seluas 127 582 hektar
dengan pnxhrksi sebanyak 69 899 ton. Pada t
h 1996 luas areal lada
21 Ski
Kakrpaten Bangka adalah 37 932 hektar dengan produksi dxmyak
ton dan luas areal lada Indonesia adalah 128 671 hektar dengm praiuksi
sebesar 39 200 ton.
m k a
berarti,
maupun
Melihat perkabmgm luas areal lada Kabupaten
yang
Indonesia ternyata tidak oengalami perk-
.
bahkan untuk Kabupaten Bangka ada tesldensi t e r j a d i penurunan
l u a s areal, ha1 i n i munjukkan ada persoalan bagi p m g a h n g a n
Mi-
tas tersebut, walaupun nasih tersedia lahan untuk penembmgamya.
Lada putih Indonesia d i pasar i n t e r n a s i m a l mmghadapi pesaing d a r i
Malaysia dan B r a s i l i a ,
sedmgkan untuk lada
hi+-
pesaingnya
banyak yaitu disamping Malaysia dan Brasilia juga India,
lebih
Madagaskar ,
Sri1angl.a dan Thailand.
Perkmhmgm has areal, produksi dan konsum-
si d a r i produsen utama lada putih dunia dan per-
ekspor lada
putih d a r i negara pengeksmr utana lada putih dunia dalprt d i l i h a t pada
Lampiran 2 mi dengan Laxpiran 7.
-
Selama periode t a h n 1988 s a m ~ a dengan
i
tdm 1998 rata-rata produksi lada putih Indonesia adalah sebesar 28 667 ton per tatun atau
sebesar 03.51 persen d a r i t o t a l p r d u k s i lada putih dunia,
Malaysia
dengan periode yang sama rata-rata sebesar 3 322 ton per tatxln dengan
pangsa. produksi sebesar 1C.40 persen den Brasilia d-an
p e r i d e yang
sama pula rata-rata produksinya sebesar 1 944 ton dengan pangsa produksi
sebesar 6.09 persen.
Indonesia walaupun mempunyai pangsa produksi lada putih sebesar
83.51 persen d a r i t o t a l produksi lada putih dunia, tetapi kenyataannya
hanya menguasai pangs& ekspor lada putih dunia sebesar 48.15 persen.
Hal ini disebabkan karma ekspor lada putih Indonesia sebagian besar
ditujukan ke Singapura yaitu b s a r 45.52 persen d a r i t o t a l ekspor lada
putih Indmesia.
Lada gutih d a r i Indonesia oleh Sineapura diekspor
kembali ke n-a
lain.
Indonesia pakfa k e n y a t k h j&
memghadapi
fluktuasi harm walmpm panesa produksi dan pangsa ekarpor lada ~ u t i b m
terbesar d i dunia (Lampiran 8).
Pengimpor lada putih utama dunia adalah Anrerika Serikat, MEE,
Jepang dm Singapura (Lampiran 9).
dengan tatxln 1995 rata-rata *or
tr;hlm,
MEE sebesar 14 857 ton
tahn dan
S-ra
.
Selaa~aperiode tahm 19'77. sanpai
Amerika Serikat sebesar 4 251 ton per
per t a i n ~ ~
Jepand
~,
sebesar 3 136 tor! per
sebesar 7 088 ton per t&m.
Dari jumlah
iapor
tersebut yang b e r a s a l d a r i Indonesia untuk b r i k a Serikat sebanyak
64.51 persa,, KEE sebanyak 41.80 persen, Jepang sebanrak 51.86 persen
clan Singapura sebanyak 78.71 persen (Lampiran 10).
Denem demikian
dapat diketahui bahwa sebagian besar ia3por lada putih dunia berarsal d a r i
Indmesia.
Nmm demikibn Indonesia m s i h zmghdapi f luktuasi harga.
Negara Sineapura mengimpor lada putih Indonesia bukan ditujukan
untuk kanswnsi tetapi untuk tujuan i n d u s t r i rang selanjutnya diekspor
Mli.
Oleh karma i t u kehadiran Shgapura sebagai pengimpor utana
lada putih Indonesia perlu mendapatkan perhatian dalam kebijaksanaan
.
perdagangan lada putih Indonesia.
Lada putih merupakan salah s a t u komoditas ncn migas yang mempunyai
prospek un tuk dikembangkan sebagai penghasil devisa . Hal i n i mengingat
produksi maupun volume ekspor lada putih Indonesia mempunyai peranan
yang
c u b txsar d i pasar internmianal.
Disamping i t u juga
merupakan
sumber mata wncaharian sebagian masyarzlkat baik yang t e r l i b a t dalam
kegiatan produksi , pengolahan
~naupunpemasarannya.
Lada p l t i h yang sebagian b e a r dihasilkan d a r i Kabupaten Bangka
-
Sunatera Selatan mempunyai potensi dan perlu mendapat perhatian pengembangannya.
Hal
i n i pent-
~ e n e i n g a tlada putih merupakan k d i t a s
andalan Bangka yaru diharapkan dapat menjadi slllnber utama devisa dan
pertumbuhan ekonmi Bmgka pada era pasea timah. Lada putih merupakan
W i t a s andalan Bangka, karena lada putih merupakan tanaman tradisional yang dapat tumbuh baik d i B a k a dan t e l a h lnerqpvnyai nama d i pasar
internasionel.
Di-ing
i t u tanman i n i t e l a h lama dibudidayakan d i
Bangka, sehingga petaninya &ab
t e r b i a s a m s a h a k a n n y a d m didukung
pula oleh t e l a b lama tersedianya pas= input dan output.
Pengalaman
8
asnunjukksrl keterlambatan mmgmtisipasi habisnya ketersediacul timah d i
seaentara sektor lain kurang aendapat perhatian, myebab-
Pulau Sing-
h @a skhirnya puJ.au tersebut ditjngsalkan ky$it;u saja terspung-apmg
ditengah lautan dan diharapkm hsndaknya Pulau Bangka tidak brnasip
dengm Pulau Singkep.
- Volune dan n i l a i ekspor lada p u t i h
Indonesia sangat tergantung
dengan kondisi perdagangan lada p u t i h dunia.
Volume ekspor lada p u t i h
Indonesia akhir-akhir ini t e r u s mengalami penurnan.
ekspor
Penurunan volume
t e rj ad inya
lada put i h Indonesia i n i nampaknya sej alan dengan
I
penurunan
luas areal dan p r d u k s i lada p u t i h Bangka (muntok white
pepper).
Hal
ini menunjukkan bahwa perkembangan ekspor
lada putih
Indonesia sangat ditentukan oleh perkembangan produksi
lada putih
mtok.
K d i t a s lada p u t i h nuntok dihasilkan oleh perkebunan rakyat dan
umumnya
lada putih yang dihasilkan b e r m t u rendah.
dihasilkan
petani disebut
diproses menjadi nutu ekspor.
lada putih asalan,
sehingga masih perlu
Sampai saat ini m t u lada putih
h a s i l pmgolahan e k s p o r t i r sebagian besar termasuk
mutu XI
-hingga masih perlu dit-tkan
mtunya.
yang
Lada putih
ekspor
(FAQ),
Rendahnya lnutu lada p u t i h
seini
s e r i n g lnenjadi alasan bagi irrportir untuk laeapennainkan harga.
Ekspor
lada p u t i h
Ihdonesia d i pasar internasional menghadapi
pesaing d a r i negara Brasilia, Malaysia dan Singapura.
Indonesia walau-
pun mempunyai pangsa produksi lada p u t i h s e b e s a r 83.51 persen dari t o t a l
produksi
lada p u t i h dunia, tetapi kenyataamya hanya menguasai pangsa
ekspor lada p u t i h dunia sebesar 48.15 persen.
H a l ini disebabkan karma
ekspor lada p u t i h Indonesia sebagian besar ditujukan ks Singapura y a i t u
sehesar 45.52 persen d a r i t o t a l eksgor lada p u t i h Indonesia dan selan-
D i s a m p i n g i t u &a k e n y a t m y a
jutnya oleh Singapura diekspor keanbali.
Indonesia juea z m g h a d ~ if l u k t u a s i harga walmpun p a w praduksi dan
pangm ekspornya terbesar d i dunia.
Secara keseluruhan persoalan yang dihadapi lada putih Indonesia
s&t
ini yaitu per-an
volume ekspor lada p u t i h Indonesia yang
akhir-akhir
ini t e r u s menurun, perkenbangan l u a s areal dan produksinya
nenunjukkan
tendensi t e r j a d i penurunan, pengtrnsrarvl pangsa ekspor yang
r e l a t i f lebih rendah d a r i pangsa produksinya, masih rendahnya m t u
lada
I
p u t i h yang dihasilkan dan adanya f luktuasi harga d i pasar internasional .
Semua persoalan tersebut merupakan suatu indikasi t e l a h t e r j a d i penurunan Jcemmpuan bersaing untuk merebut pasar atau dengan kata
l a i n daya
s a i n g lada putih Indonesia t e l a h mengalami penurunan d i pasar
interna-
simal .
Sehubungan dengan banyaknya persoalan yang dihadapi oleh lada putih
Indonesia,
maka
tjrmbul
pertanyam bagahma s&emmm kaxhm ekonoai
l a d a p u t i h ~ i a y a n g ~ h e s a r ~ d a r Zada
i ~ ~ t u
putih mntak
Cpyltgk
white -)
dan kedaan
lada putih
b i a dan smhmjutru?atqmkahdapat dibkukm u s a h pembgkatan daya
sahg I#tn putih Indnnesia d i pasar internasimal?.
Kekuatan daya saing lada p u t i h Indonesia d i p-
internasional
pada prinsipnya ditentukan o l e h kondisi i n t e r n a l dan eksternal.
Kondisi
i n t e r n a l berkaitan dengan kmampuan untlik dapat menghasilkan lada putih
siap ekspor dengan biara serendah mungkin dan nrutu yang semai dengm
hsumen.
Kandisi i n t e r n a l ini erat kaitannya dengan Wisi ekonomi
y a i t u kondisi usahatani, pemasaran, m t u lada p u t i h yang dihasilkan d m
10
peranan peoerintah. Knndisri eksternal berkaitan dmgm bondisi perdagangan lada putih dunia.
Lada putill muntok berasal h i psrkebunan r d g m t y m g d
i
!
!
secara tradifsional yaitu mngikuti trsdisi petani-petani sebelumya dan
mnmnya m y a i produktivitas yang &ah,
Rendaimya produktivitas
dan d i i k u t i adanya ksnaikan biaya produksi yam bnm-mnerz1s wnyebab-
kan -an
produsen lada putih m t o k untuk maperoleh laba rrsnurun.
Dengan demikian timbul pertanyaan apdmh tunrrrga dapa sajiIle lada putih
mtok d&mt&bm
OMtinlDBinya biaya pmxhhi dan rarllrrh damt dilakuf-faktor
kan pemingkatar efisieflsi alolnrrPi
pmdukei peda
usahatmi lsda daerahBmgka?.
Komoditas lada putih lslklntok sebelwn sampai ke tangan
eksportir
untuk dipasarkan ke luar negeri, terlebih dahulu nelalui pedagang penewq?ul
dan pedagang besar
.
Masing-masing pedagmg tersebut mengeluar-
kan biaya dan rrendfharapkan keuntungan d a r i keaiatamya.
Adanya biaya-
biaya ymg dikeluarkan dan keuntungan yang diharapkan membaua kansekuen-
si adanya perbedaan harga d i
eksportir dan petani atau d
kata lain tirPbrrlnyamarjin mmpar-an.
peoruwrran,
Distribusidan besarr~ya marjin
keterpaduan pasar dm bmian harrga yang diterina petani
menentukan e f i s i e n s i penasaran.
dilalui
m
Panjangnya rantai pemsmm yang hams
lada putih muntok sebelum sampai ke tangan eksportir maakrka
peluang tingeinya biaya gemgsaran dan rendahnya keterpaduan pasar d i
tingkat ekeportir dan petani.
nyaan r#lah bmmmm darpa
~ehubngbdmgm ha1 hi timbul perta-
lrrla putih mmtok dikrarsnslcan oleh
tu&!mmbiwa perrsaran-rendahrrmbs-rvrrarr
mtuL mmb#katlrm efisiansi?-
dan
11
Mutu lada putih m t o k yn8 d i h a s i l h t u r u t ~l~enantukan
daya saw-
nya d i pasar internasional.
diekspor,
tertentu.
'maka k o w d i t a s
Salah s a t u upaya agar lada putih dapat
tersebut hams -hi
starrdarisasi lrutu
M a putih sebelum Ciekspor dikeloq>okhn ke dalam b r a p a
keloapok m t u agar dapat diekspor berdasarkan jenis m t u
t e r t e n t u dan
pengelorpokkan ini dilakukan o l e h eksportir .
Semakin ketatnya p e r s a i i perdagangan lada p u t i h dunia dan adanya
pergeseran pola permintaan ken- ke m t u yang baik, nemaksa produsen
untuk meningkatkan m t u lada p u t i h yang dihasilkan.
satu
f a k t o r penentu d a r i daya saing tersebut.
Mutu dalah s a l a h
Dengan perbaikan
lmtu
diharapkan dapat meningkatkan daya saing lada p u t i h secara e f e k t i f .
Salah s a t u upaya peningkatan m t u adalah penerapan
lrmtu
lada putih.
standarisasi
Standarisai m t u lada p u t i h yang berlaku
adalah s t a n d a r i s a s i m t u lada putih SNI.O1-0004-1987. Melalui
saat
standa-
r i s a s i m t u i n i dapat diketahui k a r a k t e r i s t i k penentu jenis mutu
putih.
ini
lada
l)engan mengetahui k a r a k t e r i s t i k penentu jenis mutu akan memudah-
kan usaha peningkatan nwtu lada putih.
N a w - ~pada kenyataannya
lada
putih y m g dihasilkan petani nasih-bermutu renaah;- Refidahnya m t u
lada
p u t i h yang dihssilkan petani meniobulkan pertanyaan
apalceh inforaesi
mmgemai gtandarisasi rub 1#111 putih blah semeai ke petmi dan bagaimaria
penerap~r~lya.I)itsang?i.ng
i t u apakah ada pe&mgmm
atau inseatif
putih asalan yang dihsilkaar oleh petani?.
Kebijaksanaan pemerintah d i pasar input dan output pada prinsipnya
adalah untuk merangsang proses p d u k s i d m
perrxlsaran.
Narun adakalanya
kebijaksanaan tersebut j u s t r u mnghmbt proses produksi dan pemasaran.
12
Kebijsksanaan
Yang
jsksanaan eubsidi
m e r m prosem pmduhi antara 1-
plpuk
adalah Mi-
Kebijdmman ytmg mtmghmht
dan gestisida.
proses pMdUkSi dm wmmran antara lain cdalah pmgutsll-puneutnn baik
ereoara
resmi mupun rrecaratidakrssmi.
S
c
r
h
-
tiabul pertanyaan galrah & w a W-
tururrsa daya
adsah -In
d
m ha1 i n i
txmmht yaw rsqpeba3an
6abU lrrk pltih lidanseia d i pmmr jntenmdmd da!
djlalmbrn ckmqgnldsi terhadg Mijabmaan tersebut?.
Perdagangan
lada putih dunia diwarnai oleh adanya f luktuasi harga
dan Indonesia, walaupun negara produaen dan pengekspor lada putih terbet
sar dunia jugn menghadapi persoalm tersebut.
Ekspor lacia putih Indone-
sia d i pasar internasional menghadapi pesaing d a r i negara Brasilia,
Malaysia d m Singapura.
perdagmgm
produsen
Singapura menduduki peranan penting dalam
lada putih dunia walaupun negara Singapura bukan negwa
lada putih dunia.
Saropai saat i n i Singapura menguasai pasar
impor lada p - t i h dunia terutama untuk pasar iugar Eropa.
1-r
lada
p u t i h Singapura set,agian besar berasal dari Indonesia.
Negm pengiqpor u t a m lada putih Indonesia adalah negara-negara
Amerika Serikat,
--
Mg6,
Jepang d m Singapura.
Perkembangan permintaan
impor lacia putih negara-negara tersebut berfluktuasi dan tidak m u d u k -
kan perksabangan yang berarti. Negara Singapura mmgirPp>or lada putih
bukan untuk kcmmmi,
brh1i.
tetarpi untuk diolah dan selsnjutnya diakspor
SehbYngan dengm ha1 ini perlu d i p e l a j a r i bagahma d m m ~
npapemmmm-
danpemintaanirm
lnhrputihchmia,
dmelnrkpltihIndonesiameebaeian-dtlliBQnekadipasar
indmia?.
danbgahma sebenarnola pola anrs pmhgm@mI#lrr putih
tujuan p e n e l i t i a n i n i adalah mempelajari ekonomi lada
Secara
a
p u t i n ~ w n t c k(m7tok white ~
e
r dan
) perdagangan lada w t i h dunia, d m
secara lebih s p e s i f i k tujuan p e n s l i t i a n ini adalatr sebagai berikut:
1. Menganalisis keuntungm usahatani lada Kabupaten Bangka secara
f i n a n s i a l d m ekoncnni serta e f i s i e n s i penggunaan faktor-faktor
produksi
2. Menganalisis e f i s i e n s i pemasaran lada p u t i h muntok
3. Menentukan sejauhmana pengstahuan d m penerapan s t a n d a r i s a s i mutu
a
putih oleh petani, pdagang pengumpul, pedagang besar dan
eksportir dalam usaha peningkatan mutu lada putih narntok
4. Mengkaji dampak kebijaksanaan harga input dan output terhadap
usahatani dan pemasaran lada putih muntok
5. Menganalisis penawaran lada p u t i h oleh prcdusen dan pengekspor lada
p u t i h utama dunia
6. Menganalisis permintaan lada p u t i h oleh negara-negara pengimpor
utama lada putih dunia
7. Menentukan daya s a i n g dan pola. -a-r u
-.
s -perdagangan lada putih Indonesia
d i pasar internasional.
Kegunaan d a r i p e n e l i t i a n
gambarm daya
ini diharapkan:
(1) dapat memberikan
saing lada p u t i h Indonesia yang sebagian
besar
berasal
.
d a r i Bangka d i pasar internasional, (2) dapat mengevaluasi usaha-usaha
dan
kebijaksanaan
selam ini yang berhubungan dengan pengembangan
kolnoditas ladda putih Indonesia, (3) sebagai dasar ~~enyusun
kebijaksanaan
barn pengembangan tanaman lada d m kebijaksanaan a l t e r n a t i f dalam rangka
meningkatkan ekspor lada p u t i h Indonesia, (4) sebaga-i dasar untuk menyu-
sun perepcanaan penbangunaii ekonomi Kabupaten Bangka era pasca timah,
dan (5) bahan infornasi terdokumentasi bagi p e n e l i t i selanjutnya.
BAB I1
TIIJAUAN PUSTBgd
Pada
bab ini
a h d i t i n j a u tentang keadaan ekrnami lada putih
Indonesia dan perdagangan lada putih dunia.
-Selanjutnya juga akm
ditinjau habiil-hasil penelitian terdahulu nmgenai kolnoditas lada
pada
tingkat
baik
usahatani milpun peinasarannya d i tingkat pasar domestik
mupun d i pasar internasional .
i l n t u ~memudahkan tinjwan, maka
utama.
blab
i n i dibagi menjadi t i g a bagian
Pertama, mendiskusikan keadaan ekonomi lada putih Indonesia yang
t e r d i r i d a r i keadaan usahatani, permaran, persoalan mutu lada putih cian
kebijaksanaan pemerin tah.
putih dunia.
terdahulu
Bagian
Bagian kedua, mendiskusikan perdagangan lada
terakhir
mendiskusikan
hasil-hasil
penelitian
baik pada tingkat usahatani, pemasaran d i pasar domestik daii
d i pasar i n t e r n a s i m a l , dan studi-studi l a i n yang relevan.
Menurut sejarahnya, tanman lada berasal d a r i Ghat sebelah barat,
yakni d i Pantai Malabar India, di hutan-hutan yang tanahnya agak mirirg.
herah i n i termasuk daerah t r o p i s yang beriklim panas dan lembab.
daya
Budi-
tanaman lada d i Indonesia dab berlangsung lebih dari 700 tahun
.
yang l a l u , dimana Hamapolo dslam perantauannya ke negara-negara
pernah menyatakan,
Asia
bahwa tahun 1280 tanaman e l d a sudah ada d i Pulau
Jaw, s m t a r a Conti orang Vinetia d a l m abad XV t e l a h lnelihat s e n d i r i
tcu~amanlada d i Stmatera (Risaunandar, 1995).
Lada ditanam pada dataran rendah, dergan earah .Wan cukup merata
sepanjang t a h n .
Ket W i a n tenpat aslinya d i bawah 600 m d i a t a s
na d a l m setahun.
tirai d h m
Lada juga dapat tYmbuh untuk daerahdaerah yang
perleuapar~ Citurang wahwun
curah Wannya harm 1800 nm.
Karena iklim d i Indonesia bagian barat mxmmhi pemyamlm p e r m -
buhan lacia, rnaka tanaman M a dapat berkeabang baik m i s a l n y a d i daerah
Labng,
Ban;fka, Kalimantan T i m r d m lain-lab.
Dmgan iklim yang
memmkinkan bagi pertumbuhan lada dan tersedianya lahan yang mkup
serta tenaga yang murah menjadikan Indmesia mempunyai keunggulan m a r a t i f (Comarative advantwe) dalam usaha perkebuqan lada.
Menurut Wahid (1989), lada tidak saja merupakan kolnoditas
tradisional, t e t a p i juga merupakan produk Indonesia pertdagangkan sampai ke Eropa.
yang
ekspor
diper-
P d a tahun 1595 Cornelis de Houtman dan 1598
C a Van Necle, mengungkapkan perdagmgan lada dimonopoli Belanda.
Pada
tahun 1720 keuntungan d a r i lada merupakan sepertiga bagian d a r i seluruh
keuntungan yang diperoleh V
W d i Indonesia.
s e n d i r i sebelun per-
Dalm dunia perladaan
dunia I1 Indonesia pernah mmpu llenasok 80 persen
d a r i ketxltuhan lada dunia.
Pemdudukan Jepang tahun 1842 d
m malapetaka bagi seluruh pengu-
lada d i Lmpung dan Bangka.
saha tan-
Tanaman lada sebagian besar
t e r l a n t a r , karena Jepang lebih menyukai bahan pangan untuk menjalankan
roda peperatIgannya daripada b i j i lada y m g pedas.
dilaporkan
Setelah pemng u s a i
bahwa tanman lada d i Bangka ymg s m l a sebanyak 20 j u t a
batang pada t
h 1941, dalam tahun 1946 tinagal 100 000 bat-.
Rehabilitasi tanaman lada d i Lmpmg dan W k a terus dilakukan
m a i saat i n i .
Namun demikian walaupun perkePbangan areal d m produk-
si lada Indonesia cukup baik, tagihan pemmokan Indonesia ke pasaran
lada dunia
hmm berkisar antara 25-35 perm. lkxhclukm penghasil
lada
_
-
16
kembali pada tehm 1983-1Q85, sejak tahun
uhma yang di-i
pegitan8
oleh India.
Berb-i
1986 d i
pernasalahan yang melatarbelakangi hl i t u
antartn l a i n adalah : 1) produktivitas tanman yang relatif masih &ah,
2) tingginya tingkat seraragan hama dan penyakit kh~swnyapenyakit busuk
pangkal
batanB, penyakit laming- dan h a m pensrterek batang
- .
(bghk&
-1,
3) t e r l a l u terpusatnya penanaman d i daerah t r a d i s i m a l puaat
pmghasil
1-&a (Bmgka dan Lawung), 4) l-ya
kemmpuan modal dm
daya serap petani terhadap masukan teknologi b m , 5) aoahal dan terbatasnya j e n i s tiang panjat
yang
d m t digt;makm, dan 6) mculnya negara-
negara penghasil baru yam mengakibatkan semakin ketatnya persaingan d i
pasaran internasional.
Henurut direktorat Bina Program D i t j e n b u n (1990),
lebih d a r i 90
persen lada diusahakan oleh rakyat. Perkebunan rakyat umumnya dicirikan
dengan produktivitas
yang
rendah.
Dengan demikian,
sebagian besar
upaya pembinaan sistem kumoditas lada berada d i pundak pemerintah dengan
Berbagai upaya b l a h dilakukan untuk mmgtabmgkm tanaman lada
antara l a i n pola UPP, pola swadaya dan program KWKP massal.
Kegiatan
tidak tersedia l a g i d a l m DIPP. Kegiatan intensif ikasi melalui kredit
mis
.
*
Strategi dan pengembangan tanaman lada diarahkan pada wilayah
tradisimal.
Hal i n i menpunyai a r t i yam sangat penting karena:
1) animo -wakat
lihara d-an
setenpat,
untuk menanam lada pada daerah tersebut tela! terpebaik dan teknologinya telah d i h a s a i oleh a3asyarakat
2) pada wilwah tersebut lada merupakan sumber pendapatan
17
utmm bagi atasvarakat setempat, dan 3) berbagai kele-aan
p
e
~
~
seperti
penyalur
m ,
input dan lain-lain t e l a h tumtn~hd i daerah itu,
walaupxn aasih m r l u d'iparbaiki dan dirvahkan untuk mmperoleh manfaat
ek#lami secara m k s h l .
-
-
Hemgaitkan p e n e m a n lada dewfan keleanbagaan ekau#i petani d i
pedesaan (IOUD).
Hal hi mempmyai arti yang sangat pent-
karma KUD
daprzt berperanm : 1) sif a t prodchi lada y m g hanya berprodukai pada
bulan-bulan
tertentu, sedangkan d i luar bulan tersebut biaya produksi
selalu ada, sehingga menimbulkan pola keuangan usahatru~isecara m a m a 1
s u r p l u s dan seasonal defisit. Kondisi demikian menghendaki bantuan
kredit modal kerja.
Peranan KUD dalam ha1 i n i adalah penting,
petani tidak t e r j e r a t
sehingga
ijon, 2) peranan KUD dalam penge&mgan lada
adalah sangat penting untuk penyediaan -input dan xm~tmgungserta memsarkan h a s