416
Jurnal RechtsVinding, Vol. 4 No. 3, Desember 2015, hlm. 413-430 Volume 4, Nomor 3, Desember 2015
Berdasarkan latar belakang di atas maka menarik untuk ditelii masalah eksistensi
pembentukan hukum oleh hakim dalam dinamika poliik legislasi baik yang bersifat
posiif legislasi sebagaimana diwenangi oleh DPR bersama Presiden maupun negaif
legislator yang diperankan oleh putusan Mahkamah Konsitusi. Dalam tulisan ini dapat
diuraikan dalam beberapa pokok permasalahan i bagaimana eksistensi pembentukan hukum
oleh hakim dalam sistem hukum Indonesia? ii bagaimana eksistensi pembentukan hukum
oleh hakim dalam dinamika poliik legislasi?
B. Metode Peneliian
Metode peneliian untuk mengkaji masalah eksistensi pembentukan hukum oleh hakim
dalam dinamika poliik legislasi di Indonesia ini menggunakan metode peneliian hukum
normaif. Pada peneliian hukum normaif ini, digunakan beberapa pendekatan masalah
diantaranya yaitu pendekatan perundang-
undangan Statute Approach dan pendekatan
kasus Case Approach. Pendekatan perundang-
undangan digunakan untuk mengkaji masalah secara normaif baik dari perspekif ius
consitutum maupun ius consituendum. Sedangkan pendekatan kasus digunakan
untuk mengkaji masalah dari segi praktek peradilan yang berkembang dalam merespon
dan mengaktualisasikan isu hukum secara in
concreto. Sumber data yang digunakan dalam
peneliian ini berasal dari data sekunder yang terdiri atas bahan hukum primer berupa
peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan serta bahan hukum sekunder
6
Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum: Sebuah Pengantar Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka, 2014, hlm. 49
berupa literatur dan hasil peneliian. Data sekunder diperoleh dan dikumpulkan melalui
metode sistemais guna memudahkan analisis terhadap pokok-pokok permasalahan. Bahan-
bahan tersebut dikumpulkan dan diklasiikasi sesuai dengan permasalahannya, asas-asas,
argumentasi, implementasi yang ditempuh, alternaif pemecahannya dan lain sebagainya.
Selanjutnya untuk mendapatkan kesimpulan atas permasalahan yang dibahas digunakan
sebuah analisis yang bersifat yuridis kualitaif.
Adapun kepustakaan yang dominan dipergunakan adalah kepustakaan dalam bidang
hukum khususnya mengenai pembentukan hukum oleh hakim dalam dinamika poliik
legislasi di Indonesia. Lokasi peneliian kepustakaan dilakukan di beberapa tempat
antara lain di Perpustakaan Balitbangdiklat Kumdil Mahkamah Agung RI, Perpustakaan
Mahkamah Agung RI, Perpustakan Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan Universitas
Indonesia serta perpustakaan lain yang menyediakan data sekunder yang sesuai dan
diperlukan dalam peneliian ini.
C. Pembahasan