Formulasi Strategi Pemasaran Kawasan Agrowisata Aldepos di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN KAWASAN
AGROWISATA ALDEPOS DI KECAMATAN TENJOLAYA,
KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

MAHARDIKA MAYANK PUSPITA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Formulasi Strategi
Pemasaran Kawasan Agrowisata di Aldepos Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dan tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2013
Mahardika Mayank Puspita
NIM H34090100

ABSTRAK
MAHARDIKA MAYANK PUSPITA. Formulasi strategi pemasaran kawasan
Agrowisata Aldepos di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Dibimbing oleh TINTIN SARIANTI.
Aldepos merupakan perusahaan penghasil produk pertanian jambu jamaica
yang berkembang menjadi agrowisata dengan konsep kebudayaan pedesaan.
Namun Aldepos memiliki kesulitan dalam mempertahankan dan meningkatkan
jumlah pengunjung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi
lingkungan internal dan eksternal perusahaan, mengetahui posisi perusahaan,
menentukan alternatif strategi pemasaran, dan menentukan prioritas strategi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks IE (internaleksternal), SWOT (strengths-weaknesses-opportunities-treaths), serta matriks
QSPM. Hasil analisis matriks IE menunjukkan bahwa perusahaan Aldepos berada
pada kuadran V yaitu pada tahapan menjaga dan mempertahankan (hold and
maintain) dengan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil

analisis matriks SWOT mengidentifikasi terdapat tujuh alternatif strategi
pemasaran yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Sementara hasil analisis
matriks QSPM menunjukkan strategi dengan prioritas tertinggi adalah strategi
“Mengupayakan penawaran kerjasama dengan stasiun televisi dan media cetak
secara kontinu mempromosikan wisata Aldepos sehingga jumlah pengunjung
dapat ditingkatkan”.
Kata kunci: Strategi pemasaran, agrowisata, matriks IE, matriks SWOT, matriks
QSPM.
ABSTRACT
MAHARDIKA MAYANK PUSPITA. Formulation marketing strategy Aldepos
Agrotourism at Tenjolaya Subdistrict, Bogor Regency, West Java. Supervised by
TINTIN SARIANTI.
Aldepos is a company producing agricultural products guava jamaica
which evolved into the agrotourism, with the concept of rural culture. However
Aldepos have difficulties in maintaining and increasing the number of visitors.
The purpose of this study is to identify the internal and external environmental
conditions the company, knowing the position of the company, determine the
alternative marketing strategies, and determine the priorities of the strategy. The
methods used in this study is IE (internal-external), SWOT (strengthsweaknesses-opportunities-treaths), and QSPM matrix. Results of IE matrix
showed that the Aldepos located on quadrant V, in stages to keep and retain (hold

and maintain) with market penetration strategies and product development.
Results of SWOT matrix analysis identified there are seven alternative marketing
strategies that can be applied by the company. While the results of QSPM matrix
analysis showed strategy with the highest priority is the strategy “Seeking
cooperation deals with television stations and print media and continuously
promoting tourism Aldepos so the number of visitors can be increased”.
Keywords: Marketing strategy, Agrotourism, IE matrix, SWOT matrix, QSPM
matrix.

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN KAWASAN
AGROWISATA ALDEPOS DI KECAMATAN TENJOLAYA,
KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

MAHARDIKA MAYANK PUSPITA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis


DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Formulasi Strategi Pemasaran Kawasan Agrowisata Aldepos di
Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Nama
: Mahardika Mayank Puspita
NIM
: H34090100

Disetujui oleh

Tintin Sarianti, SP. MM
Dosen Pembimbing

Diketahui oleh


Dr Ir Nunung Kusnadi, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Formulasi
Strategi Pemasaran Kawasan Agrowisata Aldepos Di Kecamatan Tenjolaya,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat” dapat diselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Maret 2013 sampai Mei 2013.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Tintin Sarianti, SP. MM. selaku Pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Yanti Nuraeni M, SP. M Agribuss selaku dosen penguji utama yang telah
memberikan saran dan kritik yang membangun kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
3. Anita Primaswari Widhiani, SP. Msi selaku dosen penguji Komisi

Akademik yang telah memberikan beberapa koreksi dalam aturan penulisan
yang baik dan benar dalam penulisan skripsi ini.
4. Ayahanda Indra Kusuma Pratama Noor dan Ibunda Sri Yuliati, serta Kakak
Mahardika Fitria Pratama dan Adik Brahmahardika Bayu Kusuma atas doa,
kasih sayang, dan dukungannya.
5. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik langsung maupun
tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2013
Mahardika Mayank Puspita

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi


DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Pengembangan Agrowisata
Permasalahan dalam Pemasaran Agrowisata
Langkah dalam Penyusunan Strategi pemasaran yang Efektif
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka Pemikiran Operasional
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Desain Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Metode Penentuan Responden
Metode pengumpulan Data
Metode Pengolahan dan Analisis
Tahap Pencocokan
Tahap Keputusan
GAMBARAN UMUM
Sejarah Pendirian PT Aldepos
Divisi yang Terdapat di Aldepos
Letak Geografis Perusahaan Aldepos
Fasilitas yang Terdapat di Agrowisata Aldepos
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lingkungan Eksternal Mikro Pemasaran Agrowisata Aldepos
Lingkungan Eksternal Makro Pemasaran Agrowisata Aldepos
Lingkungan Internal Pemasaran Agrowisata Aldepos
Identifikasi Faktor Strategi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman

Pemasaran Agrowisata Aldepos
Formulasi Strategi
Analisis Lingkungan Pemasaran
Tahap Masukan (Input Stage)
Tahap Pencocokan

1
4
6
6
6
7
7
8
9
11
11
20
24
24

24
25
25
26
26
31
33
34
34
34
35
35
40
40
44
46
51
60
60
63

67

Tahap Keputusan
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

73
75
75
76

DAFTAR PUSTAKA

77

LAMPIRAN

78

DAFTAR TABEL
1 Jumlah Wisatawan Kota Bogor pada Tahun 2007 Sampai 2011
2 Data Perkembangan Wisatawan Berkunjung ke Aldepos 2011-2012
3 Data Perkembangan Wisatawan yang Berkunjung ke Aldepos Periode
2011-2012
4 Pemberian Bobot faktor Strategis Internal Perusahaan
5 Pemberian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan
6 Matriks IFE
7 Matriks EFE
8 Matriks EFE Lingkungan Pemasaran Agrowisata Aldepos
9 Matriks IFE Lingkungan Pemasaran Agrowisata Aldepos
10 Hasil Penggambaran Matriks IE Perusahaan Aldepos

2
3
4
29
29
36
37
64
66
60

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Bagan Kekuatan Bersaing Porter
Kerangka pemikiran Operasional
Pemetaan Matriks IE untuk Melihat Posisi Perusahaan
Gambar Gerbang Pintu Masuk Agrowisata Aldepos
Gambar Pos Keamanan Agrowisata Aldepos
Gambar Lahan Parkir Agrowisata Aldepos
Gambar Pusat Informasi Agrowisata Aldepos
Gambar Papan Informasi Agrowisata Aldepos
Gambar Kondisi Jalan Agrowisata Aldepos
Gambar Tempat dan Sarana Penelitian
Gambar Keadaan Toilet Agrowisata Aldepos
Gambar Kondisi Tempat Sampah Agrowisata Aldepos
Grafik Perkembangan Tingkat Inflasi Indonesia Tahun 2008-2012
Matriks IE Agrowisata Aldepos

13
23
32
36
36
37
37
37
38
38
39
39
43
68

DAFTAR LAMPIRAN
1 Daftar Data-data yang dibutuhkan dalam Penelitian
78
2 Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal Pemasaran Agrowisata
Aldepos
82
3 Matriks SWOT Pemasaran Agrowisata Aldepos
84
4 Hasil Pengisian Kuisioner Penelitian
86
5 Hasil Analisis Matriks QSPM pada Agrowisata Aldepos
98
6 Riwayat Hidup
101

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu pusat keaneka-ragaman hayati terpenting di
dunia. Terdapat 25.000 spesies tumbuhan berbunga, Indonesia memiliki 10 persen
dari seluruh spesies tumbuhan berbunga dunia. Selain itu, Indonesia juga memiliki
12 persen spesies mamalia, 16 persen spesies reptilia, dan 16 persen spesies
burung. Sementara itu di perairan, kurang lebih 25 persen spesies ikan dunia ada
di Indonesia. Semua kekayaan alam dan hayati tersebut merupakan aset yang tak
ternilai. Kekayaan daratan dan perairan baik perairan darat maupun perairan laut
ini sudah selayaknya dilestarikan. Pelestarian alam dan sumber daya hayati ini
secara berkelanjutan dalam jangka panjang sangat penting, karena kelestarian
hidup di masa depan bergantung pada kelestarian alam dan lingkungan (Joecky
2010).
Kaya akan Sumber Daya Alam dan Budaya membuat Indonesia memiliki
prospek yang besar dalam pengembangan wilayah baik disektor pariwisata
ataupun non pariwisata. Pengembangan sektor pariwisata sangat penting dalam
pembangunan negara baik dilihat dari segi sosial, segi ekonomi dan segi budaya.
Selain itu, pengembangan wisata juga didukung dengan adanya potensi pasar
dilihat dari perkembangan jumlah wisatawan yang meningkat. Perkembangan
wisatawan menurut Badan Pusat Statistik (BPS 2012) jumlah wisatawan
mancanegara yang berkunjung ke Indonesia pada April 2012 mencapai 626.100
orang, mengalami kenaikan sebesar 2,96 persen dibanding jumlah wisatawan
mancanegara (Wisman) pada tahun 2011.
Pariwisata yang terdapat di Indonesia memiliki keragaman baik dari wisata
alam ataupun wisata non alam. Wisata alam yang saat ini sedang berkembang
adalah konsep wisata dengan penambahan edukasi pertanian yang disebut dengan
konsep wisata agro. Pengembangan konsep agrowisata atau wisata agro sesuai
dengan keadaan iklim dan cuaca serta kekayaan SDA yang terdapat diindonesia.
Agrowisata merupakan tempat wisata yang memanfaatkan keindahan alam
dengan menambahkan konsep edukasi yang akan memberikan wawasan baru
kepada setiap pengunjung. Objek terpenting dari konsep agrowisata adalah alam,
pertanian, teknologi dan ilmu pengolahan sistem pertanian. Banyak potensi alam
yang belum tergarap secara optimal. Obyek agrowisata harus mencerminkan pola
pertanian Indonesia baik tradisional ataupun modern guna memberikan daya tarik
tersendiri bagi pengunjung. Di lokasi atau di sekitar lokasi dapat diadakan
berbagai jenis kegiatan pariwisata sesuai dengan potensi sumber daya pertanian
dan kebudayaan setempat.
Menurut Joecky (2010), konsep kawasan agrowisata yang sudah
berkembang memiliki kriteria-kriteria, karakter dan ciri-ciri yang dapat dikenali.
Kawasan agrowisata merupakan suatu kawasan yang memiliki kriteria sebagai
berikut:
1)
Memiliki potensi atau basis kawasan di sektor agro baik pertanian,
hortikultura, perikanan maupun peternakan, misalnya: (a) Sub sistem usaha
pertanian primer (on farm) yang antara lain terdiri dari pertanian tanaman
pangan dan holtikultura, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan.

2
(b) Sub sistem industri pertanian yang antara lain terdiri industri pengolahan,
kerajinan, pengemasan, dan pemasaran baik lokal maupun ekspor. (c) Sub
sistem pelayanan yang menunjang kesinambungan dan daya dukung
kawasan baik terhadap industri & layanan wisata maupun sektor agro,
misalnya transportasi dan akomodasi, penelitian dan pengembangan,
perbankan dan asuransi, fasilitas telekomunikasi dan infrastruktur.
2)
Adanya kegiatan masyarakat yang didominasi oleh kegiatan pertanian dan
wisata dengan keterkaitan dan ketergantungan yang cukup tinggi. Kegiatan
pertanian yang mendorong tumbuhnya industri pariwisata, dan sebaliknya
kegiatan pariwisata yang memacu berkembangnya sektor agro.
3)
Adanya interaksi yang intensif dan saling mendukung bagi kegiatan agro
dengan kegiatan pariwisata dalam kesatuan kawasan. Berbagai kegiatan dan
produk wisata dapat dikembangkan secara berkelanjutan.
Aldepos merupakan salah satu Agrowisata yang terdapat dikabupaten Bogor.
Perkembangan Aldepos saat ini telah sesuai dengan kriteria pengembangan
menurut (Joecky 2010). Aldepos memiliki potensi atau basis kawasan disektor
agro yang bergerak dibidng pertanian hortikultura, peternakan, dan perikanan.
Komoditi agro yang menjadi produk unggulan Aldepos adalah Jambu Jamaika.
Hanya saja produksi jambu Jamaika masih tergantung oleh iklim dan musim
sehingga menjadi permasalahan dalam penurunan daya tarik agrowisata Aldepos.
Pertanian jambu Jamaika yang berada pada kawasan berbukit dan ditata dengan
indah menambah daya tarik wisata dengan penambahan berbagai macam wahana
wisata seperti outbond dan kegiatan lainnya seperti membatik, membuat keramik
dan melukis layang-layang. Kegiatan wisata dan agro dapat dikembangkan secara
berkelanjutan walaupun tidak saling mempengaruhi secara langsung antar kedua
jenis usaha.
Pemenuhan kriteria diatas tidak diimbangi dengan adanya penguasaan
pangsa pasar yang cukup baik jika dilihat adanya kesenjangan yang cukup tinggi
dari penyerapan jumlah wisatawan yang datang ke Bogor dengan wisatawan yang
mengunjungi Aldepos. Berikut adalah tabel wisatawan Kota Bogor pada tahun
2007-2011.
Tabel 1. Jumlah wisatawan Kota Bogor pada tahun 2007 sampai 2011
Perkembangan per tahun
Jenis
Wisatawan
2007
2008
2009
2010
2011
Nusantara
1,370,119
1,163,110
1,524,044 45,618 1,802,539
Mancanegara
18,174
41,377
42,812
1,489
45,618
Jumlah
1,388,293
1,204,487
1,566,856 47,107 1,848,157
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor 2012 (diolah)

Tabel diatas mengindikasikan bahwa secara umum jumlah wisatawan yang
berkunjung ke Bogor dari periode 2007 hingga 2011 mengalami peningkatan yang
cukup tinggi. Pada tahun 2007 jumlah wisatawan domestik dan mancanegara
mengalami peningkatan sekitar 33,1 persen pada tahun 2011.
Tingginya jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota Bogor pada tahun
2011 sebesar 1.848.157 orang, hanya sebesar 723 orang (Tabel 2) yang datang ke

3
agrowisata Aldepos atau sekitar 0,039 persen saja penguasaan pangsa pasar yang
dapat diambil oleh Aldepos.
Selain itu, dalam proses perkembangannya saat ini Agrowisata Aldepos
memiliki permasalahan lain yaitu berkurangnya jumlah pengunjung pada periode
2011-2012. Jika dilihat dari berbagai potensi yang dimiliki Aldepos, seharusnya
Aldepos mampu meningkatkan jumlah pengunjung dengan memiliki peluang
yang cukup baik. Jika dilihat dari data perkembangan jumlah pengunjung Aldepos
untuk periode 2011 ke 2012 terdapat penurunan jumlah pengunjung sebesar 241
pengunjung atau sekitar 33,3 %. Seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Data perkembangan wisatawan yang berkunjung ke Aldepos periode
2011-2012
Tahun
Usia
Dewasa
Anak-anak
Total

2011
604
119
723

Total
2012
381
101
482

985
220
1205

Sumber : Data Skunder Perusahaan Aldepos : Diolah

Melihat potensi dari penerapan kriteria pengembangan agrowisata yang baik
dan permasalahan yang terdapat di Aldepos terkait minimnya penguasaan pangsa
pasar dan penurunan jumlah pengunjung, maka perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut terkait pemasaran agrowisata yang efektif. Pihak pengelola menyebutkan
bahwa saat ini Aldepos belum melakukan strategi pemasaran yang efektif dan
optimal. Sehingga tidak banyak konsumen yang mengetahui keberadaan
agrowisata Aldepos ini. sebagian konsumen atau pengunjung menyebutkan bahwa
pengunjung mendapatkan informasi berdasarkan keluarga dan media sosial
sehingga penyebaran informasi membutuhkan waktu lama.
Penelitian yang dilakukan akan membantu agrowisata yang sudah terbentuk
dapat dengan optimal memanfaatkan potensi yang dimiliki dengan kemampuan
yang sesuai dan mampu merumuskan strategi efektif yang dapat memberikan
keuntungan finansial dan nonfinansial bagi perusahaan, masyarakat dan
pemerintah.
Perumusan Masalah
Kawasan agrowisata Aldepos merupakan agrowisata yang telah menerapkan
kriteria agrowisata. Berikut adalah kriteria pengembangan agrowisata Aldepos:
1.
Memiliki potensi atau basis kawasan di sektor agro baik pertanian,
hortikultura, perikanan maupun peternakan. (a) Sub sistem usaha pertanian
primer (on farm) yang antara lain terdiri dari pertanian hortikultura yang
dibudidayakan oleh Aldepos adalah jambu jamaika, jambu citra, jambu
kristal, dan sayuran. Peternakan yang dikelola oleh Aldepos adalah
peternakan domba doli dan kerbau. Sedangkan untuk bidang perikanan
Aldepos mengelola ikan hias dan ikan konsumsi. (b) Sub sistem industri
pertanian yang antara lain terdiri atas pembuatan keramik, pembuatan batik,
pelukisan layang-layang, dan aneka macam souvenir lainnya. (c) Sub sistem
pelayanan yang menunjang kesinambungan dan daya dukung kawasan baik

4
terhadap industri & layanan wisata maupun sektor agro, Aldepos memiliki
transportasi dan akomodasi, penelitian dan pengembangan, dan asuransi.
2.
Adanya kegiatan masyarakat yang didominasi oleh kegiatan pertanian dan
wisata. Sebagian besar masyarakat sekita Aldepos merupakan petani dan
sebagian besar karyawan berasal dari masyarakat sekitar. Selain itu,
kegiatan wisata yang terdapat di Aldepos juga turut mendukung
berkembangnya sektor agro.
3.
Adanya interaksi berbagai kegiatan pertanian dan produk wisata dapat
dikembangkan secara berkelanjutan. Kegiatan pertanian yang terdapat di
Aldepos akan menambah daya tarik wisata Aldepos bagi pengunjung
sehingga menunjang kegiatan wisata. Lahan penelitian dan pengembangan
dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata sekaligus media edukasi pertanian
bagi para pengunjung.
Permasalahan dalam pengembangan agrowisata Aldepos adalah sulitnya
mempertahankan dan meningkatkan jumlah pengunjung. Penerapan agrowisata
dengan kriteria tersebut belum mampu menangkap pangsa pasar yang cukup besar.
Dari total wisatawan yang berkunjung ke Bogor pada tahun 2011 sebesar
1.848.157 orang, pangsa pasar yang diperoleh Aldepos hanya sebesar 0,039
persen. Berikut adalah data pengunjung agrowisata Aldepos untuk periode 2011
sampai dengan 2012:
Tabel 3 Data perkembangan wisatawan yang berkunjung ke Aldepos periode
2011-2012
Tahun
2011
2012
Total

Jenis Kunjungan
Menginap Resto
Lainnya

Survei
91
91

385
132

192
136

55
123

182

517

328

178

Total
723
482
1205

Sumber : Data Skunder Perusahaan Aldepos : Diolah

Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa pengunjung agrowisata Aldepos
sebagian besar melakukan kegiatan menginap yaitu sebesar 517 orang atau sekitar
42, 9 persen dari total pengunjung periode 2011-2012. Pengunjung yang
menginap yang dikategorikan sebagai pelanggan Aldepos adalah keluarga.
Sedangkan tingkatan tertinggi setelah menginap adalah kunjungan restoran
sebesar 328 orang atau sebesar 27.2 persen. Pengunjung yang melakukan kegiatan
resto atau mengadakan kegiatan makan bersama didominasi oleh kelompok
instansi seperti kelompok karyawan perusahaan, kelompok tenaga pengajar
(dosen) dan kelompok sosial lainnya.
Penentuan segmentasi dan target pasar yang dilakukan oleh Aldepos telah
sesuai dengan jenis pelanggan yang berkunjung ke Aldepos. Segmentasi yang
dipilih oleh Aldepos dikelompokkan berdasarkan demografi dan sosial ekonomi.
Kelompok demografi yang dipilih adalah masyarakat yang tinggal didaerah
perkotaan dengan target pasar keluarga dan kelompok baik formal ataupun
internal. Pemosisian perusahaan dibenak konsumen juga disesuaikan dengan
keadaan agrowisata yaitu sebagai tempat wisata berbasis edukasi pertanian yang
menyediakan berbagai fasilitas dan wahana pendukung lainnya. Selain itu

5
Aldepos memosisikan konsep agrowisata Aldepos dibenak konsumen sebagai
agrowisata yang menanamkan budaya dengan unsur kebudayaan pedesaan.
Permasalahannya adalah sampai saat ini Aldepos belum melakukan strategi
pemasaran yang disesuaikan dengan penentuan segmentasi, target dan pemosisian
perusahaan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan internal dan eksternal
perusahaan. Strategi pemasaran yang dilakukan saat ini hanya memanfaatkan
kemajuan teknologi informatika yang digunakan sebagai media promosi melalui
media sosial dan website. Selain itu, perusahaan juga telah melakukan pendekatan
ke beberapa kelompok seperti kelompok informal dewasa dan anak-anak.
Hal ini yang menyebabkan perlunya dikakukan identifikasi lebih lanjut
terkait sistem pemasaran yang sudah diterapkan saat ini dan merumuskan berbagai
alternatif strategi lainnya terkait pemasaran sehingga jumlah pengunjung dapat
ditingkatkan. Perusahaan Aldepos yang bergerak dibidang agrowisata memiliki
banyak pesaing sejenis yang berperan sebagai pesaing sejenis secara langsung
ataupun tidak langsung. Banyaknya pesaing juga merupakan suatu permasalahan
bagi Aldepos. Hal ini dikarenakan, jika Aldepos tidak menerapkan strategi
pemasaran yang efektif maka akan mengganggu kekuatan kompetitif dari Aldepos.
Kekayaan SDA dan budaya yang ada dikabupaten Bogor akan membuka peluang
bagi para pesaing baru untuk memasuki pasar. Oleh karena itu, perumusan strategi
pemasaran alternatif yang efektif sangat diperlukan bagi agrowisata Aldepos
untuk terus meningkatkan kompetitif perusahaan.
Strategi efektif dapat dibentuk dengan melihat berbagai analisis lingkungan
internal perusahaan seperti kekuatan dan kelemahan untuk melihat tingkat
kemampuan perusahaan. Kemudian perlu juga dilakukan analisis lingkungan
eksternal guna melihat peluang dan ancaman yang ada diluar kendali perusahaan.
Peluang yang ada dapat mendorong proses pengembangan dan ancaman yang ada
tentunya akan menjadi hambatan pengembangan dan harus diantisipasi agar tidak
menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan.
Sebagai perusahaan yang memiliki kompetitor, penentuan strategi sangat
penting sebagai alat untuk mencapai tujuan jangka panjang sehingga perusahaan
memiliki kompetitif yang tinggi. Dengan demikian perlunya perumusan berbagai
alternatif strategi yang mungkin dilakukan oleh perusahaan Aldepos yang
disesuaikan dengan potensi dan kemampuan perusahaan dengan
memperhitungkan juga kondisi eksternal perusahaan. Kemudian langkah terakhir
penyusunan strategi adalah dengan pemeringkatan alternatif strategi.
Pemeringkatan alternatif strategi penting guna melihat prioritas strategi yang
harus dilaksanakan mengingat perusahaan memiliki keterbatasan sumberdaya dan
keterbatasan kemampuan yang memungkinkan hanya menjalankan satu strategi
saja dari semua alternatif strategi yang ada.
Melihat kerangka permasalahan diatas, berikut adalah poin-poin kerangka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian kali ini yaitu:
1)
Faktor-faktor apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari analisis
lingkungan internal serta peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal
pemasaran Agrowisata Aldepos yang mempengaruhi perumusan strategi?
2)
Bagaimana posisi perusahaan Agrowisata Aldepos saat ini yang akan
menentukan arah perumusan strategi yang akan disusun?

6
3)

4)

Bagaimana perumusan berbagai alternatif strategi yang efektif yang sesuai
dengan kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan Agrowisata
Aldepos?
Bagaimana pemeringkatan/prioritas strategi dari berbagai alternatif strategi
yang telah disusun sehingga pemilihan strategi yang dijalankan oleh
Perusahaan Agrowisata Aldepos menjadi efektif?
Tujuan Penelitian

Kerangka permasalahan yang terdapat pada penelitian ini akan memberikan
beberapa tujuan dilakukannya penelitian pada Agrowisata Aldepos yaitu:
1.
Mengidentifikasi faktor-faktor kekuatan dan kelemahan dari analisis
lingkungan internal serta peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal
pemasaran Agrowisata Aldepos yang akan mempengaruhi formulasi strategi.
2.
Mengidentifikasi posisi perusahaan Agrowisata Aldepos saat ini yang akan
menentukan arah strategi yang akan disusun.
3.
Memformulasikan berbagai alternatif strategi yang efektif sesuai dengan
kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan Agrowisata Aldepos.
4.
Mengidentifikasi pemeringkatan/pemrioritasan strategi dari berbagai
alternatif strategi yang telah disusun sehingga pemilihan strategi yang
dijalankan oleh Perusahaan Agrowisata Aldepos menjadi efektif.
Manfaat Penelitian
1.

2.
3.

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada :
Peneliti, sebagai sarana untuk mempelajari, mengaplikasikan, serta
meningkatkan kompetensi ilmu pengetahuan yang dipelajari saat
perkuliahan
Perusahaan Aldepos, sebagai bahan referensi atau acuan dalam menerapkan
strategi pemasaran agrowisata Aldepos selanjutnya
Akademisi dan pembaca, sebagai referensi bagi proses formulasi strategi
fungsional pemasaran jasa pada umumnya dan agrowisata pada khususnya
serta sebagai bahan acuan untuk penelitian terkait selanjutnya
Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian studi kasus dengan
pengambilan obyek penelitian perusahaan Aldepos. Penelitian ini dilakukan hanya
untuk memformulasikan alternatif strategi pemasaran kawasan agrowisata
Aldepos. Tahapan implementasi dan evaluasi strategi alternatif pemasaran
agrowisata Aldepos sepenuhnya adalah kewenangan perusahaan. Penelitian ini
merupakan penelitian studi kasus dan alternatif strategi yang diberikan hanya
untuk pemasaran agrowisata Aldepos dan tidak dapat digeneralisasikan untuk
perusahaan sejenis yang ada.

7

TINJAUAN PUSTAKA
Manfaat Pengembangan Agrowisata
Manfaat pengembangan agrowisata sesuai dengan kapabilitas, tipologi,
dan fungsi ekologis lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber
daya lahan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. kegiatan ini secara
tidak langsung akan meningkatkan pendapat positif petani serta masyarakat
sekitarnya akan arti pentingnya pelestarian sumber daya lahan pertanian.
Pengembangan agrowisata pada gilirannya akan menciptakan lapangan pekerjaan,
karena usaha ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat pedesaan, sehingga
dapat menahan atau mengurangi arus urbanisasi yang semakin meningkat saat ini.
Manfaat yang dapat diperoleh dari agrowisata adalah melestarikan sumber daya
alam dan meningkatkan pendapatan petani/masyarakat sekitar lokasi wisata.
1.
Melestarikan Sumberdaya Alam
Agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan industri yang
mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung ditempat wisata yang
diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah
keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor
kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama pada
wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan. Menyadari
pentingnya nilai kualitas lingkungan tersebut, masyarakat/petani setempat perlu
diajak untuk selalu menjaga keaslian, kenyamanan, dan kelestarian lingkungannya.
2.
Meningkatkan Pendapatan Petani dan Masyarakat Sekitar
Selain memberikan nilai kenyamanan, keindahan ataupun pengetahuan,
atraksi wisata juga dapat mendatangkan pendapatan bagi petani serta masyarakat
di sekitarnya. Wisatawan yang berkunjung akan menjadi konsumen produk
pertanian yang dihasilkan, sehingga pemasaran hasil menjadi lebih efisien. Selain
itu, dengan adanya kesadaran petani akan arti petingnya kelestarian sumberdaya,
maka kelanggengan produksi menjadi lebih terjaga yang pada gilirannya akan
meningkatkan pendapatan petani. Bagi masyarakat sekitar, dengan banyaknya
kunjungan wisatawan, mereka dapat memperoleh kesempatan berusaha dengan
menyediakan jasa dan menjual produk yang dihasilkan untuk memenuhi
kebutuhan wisatawan.
Pengembangan Agrowisata
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pelestarian lingkungan
hidup dan sumber daya hayati adalah dengan cara pengembangan konsep wisata.
Pariwisata merupakan konsep pemanfaatan alam yang dikelola secara optimal
dengan menghindari sikap eksploitatif sehingga mampu memberikan manfaat
sosial dan ekonomi dalam jangka panjang. Salah satu konsep wisata yang mampu
memanfaatkan alam secara optimal dan tidak eksploitatif dan sangat berpotensi
saat ini adalah pengembangan agrowisata atau wisata agro.
Pengertian Agrowisata oleh Sudiasa (2011) dalam munavizt (2012),
Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah Bahasa Inggris, agrotourism. Agro
berarti pertanian dan tourism berarti pariwisata/kepariwisataan. Agrowisata adalah

8
berwisata ke daerah pertanian. Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian
rakyat, perkebunan, peternakan dan perikanan (Munavizt 2012)
Agrowisata adalah usaha dimana suatu areal pertanian dijadikan obyek
wisata dengan tujuan untuk memperluas wawasan konsumen akan produk
pertanian di lokasi agrowisata, sebagai tempat rekreasi, dan sebagai tempat
memuaskan batin konsumen karena dapat memetik langsung ataupun
berkontribusi langsung dalam melakukan pertanian. Pengembangan kawasan
wisata alam dan agro mampu memberikan kontribusi pada pendapatan asli daerah,
membuka peluang usaha dan kesempatan kerja serta sekaligus berfungsi menjaga
dan melestarikan kekayaaan alam dan hayati.
Konsep agrowisata sangat potensial dikembangkan di Indonesia karena
didukung dengan potensi SDA, iklim, dan SDM yang potensial. Faktor lain yang
menjadi peluang dalam pengembangan agrowisata adalah adanya peningkatan
jumlah wisatawan nasional dan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia.
Alasan lain potensi pengembangan agrowisata juga didukung oleh perilaku
konsumen dalam hal ini wisatawan dalam memilih paket wisata yang dapat
memberikan manfaat tambahan selain berwisata. Hal ini lah yang menyebabkan
pengembangan agrowisata di Indonesia sangat didukung oleh pemerintah daerah
setempat termasuk Kabupaten Bogor Jawa Barat yang akan mengembangkan
Bogor menjadi daerah dengan daya tarik wisata agro, wisata alam, dan wisata
budaya. Selain itu, pengembangan agrowisata atau desa wisata akan membangun
komunikasi yang intensif antara petani dengan wisatawan. Harapannya petani bisa
lebih kreatif mengelola usaha taninya sehingga mampu menghasilkan produk
yang menyentuh hati wisatawan. Bila hasil pertanian (buah, sayur, bunga, daging,
ikan) bisa diserap oleh hotel dan restoran dengan harga yang memadai tentu akan
sangat membantu peningkatan pendapatan petani.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pengunjung atau
wisatawan dipengaruhi oleh faktor sosial dan faktor ekonomi. Seperti yang diteliti
oleh Fitriani (2008) yang melakukan penelitian tentang pengembangan agrowisata
dengan lebih memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pengunjung taman
wisata Mekarsari dengan menggunakan metode kontingensi. Adapun hasil yang
diperoleh adalah faktor-faktor sosial ekonomi dan lingkungan yang
mempengaruhi frekuensi kunjungan ke lokasi agrowisata Taman Wisata
Mekarsari adalah tingkat pendapatan, biaya perjalanan, tingkat pendidikan, jenis
kelamin, rentan waktu mengetahui keberadaan Taman Wisata Mekarsari, jumlah
tanggungan keluarga, hari kunjungan, waktu yang dihabiskan dilokasi, kesediaan
membayar, dan waktu tempuh.
Permasalahan dalam Pemasaran Agrowisata
Agrowisata dapat berupa obyek dengan skala besar yang dimiliki oleh areal
perkebunan ataupun skala kecil berbasis pertanian. Potensi Agrowisata yang
sangat tinggi ini belum sepenuhnya dikembangkan dan dimanfaatkan secara
optimal. Hal ini yang mendorong perlunya dilakukan perumusan langkah-langkah
kebijakan yang kongkrit dan operasional guna tercapainya kemantapan
pengelolaan dalam pengembangan Agrowisata. Pengembangan agrowisata tidak
terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi baik secara internal ataupun
eksternal perusahaan.

9
Hanya saja permasalahan pengembangan agrowisata tidak hanya terpusat
pada strategi pengembangannya, tetapi juga terdapat permasalahan pada aspek
pemasarannya. Pemasaran yang tidak optimal akan menyebabkan jumlah
wisatawan yang berkunjung akan semakin sedikit dan tentunya keuntungan yang
diperoleh perusahaan juga tidak optimal. Menurut penelitian Pratiwi (2011),
Agrowisata Ecitainment PT Godongijo Asri, Desa Seruja, Kota Depok, Jawa
Barat dan Anugrah (2011), strategi pemasaran wisata agro PT. Perkebunan
nusantara VIII Gunung Mas masih mengalami permasalahan dalam pemasarannya.
Kedua peneliti didalam dua agrowisata dan dua kondisi yang berbeda menemukan
adanya permasalahan sistem pemasaran yang yang sama yaitu adanya promosi
yang belum optimal, penurunan pelanggan secara signifikan pada bulan tertentu
terutama saat ujian sekolah, dan persaingan usaha wisata yang semakin tinggi.
Permasalahan tersebut menjadikan sebuah faktor penting perlunya
dilakukan penelitian terkait dengan penentuan strategi yang baik terutama strategi
pemasaran yang dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung. Sebuah
perusahaan akan lebih berhasil jika produk baik barang ataupun jasa yang
dihasilkan mampu menghasilkan kepuasan dan bahkan sikap loyal konsumen
terhadap produk tersebut. Ketika kepuasan dan sikap loyalitas sudah terbentuk,
maka akan menjadi kekuatan bagi perusahaan dalam melakukan pengembangan
dan juga memiliki kekuatan kompetitif diantara para pesaing. Sehingga
penyusunan sebuah strategi pemasaran yang efektif akan menjadi sebuah alternatif
strategi dalam mengatasi permasalahan tersebut.
Langkah dalam Penyusunan Strategi Pemasaran yang Efektif
Menurut Sunarya (2012), strategi pemasaran agrowisata stroberi taman
strawberry Cibodas, Kampung Dauwan, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur,
langkah awal dalam penyusunan sebuah strategi pemasaran yang efektif adalah
dengan mengidentifikasi faktor analisis lingkungan internal dan eksternal
perusahaan. Langkah ini merupakan tahap masukan (Input Stage) yang akan
menentukan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan sebuah
perusahaan. Karna faktor kunci yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman sebuah perusahaan tidak dapat digeneralisasikan, maka identifikasi
lingkungan perusahaan menjadi langkah awal yang harus dilakukan dalam
penyusunan sebuah strategi.
Identifikasi lingkungan internal perusahaan dalam penentuan strategi
pemasaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis konsumen,
penjualan produk/jasa, perencanaan produk/jasa, penetapan harga, distribusi, riset
pemasaran dan analisis peluang. Sedangkan identifikasi lingkungan eksternal
dilakukan dengan pendekatan lingkungan eksternal makro dan lingkungan
eksternal mikro. Lingkungan eksternal makro digunakan untuk mengidentifikasi
faktor politik, pemerintah, hukum, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, dan
teknologi. Lingkungan eksternal mikro dilakukan dengan pendekatan analisis
faktor perantara pemasaran, pelanggan, dan persaingan. (Sunarya 2012)
Setelah faktor-faktor kunci diperoleh, maka dilakukan pengelompokkan
kedalam faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan, serta faktor
eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi keberhasilan perusahaan
tersebut. Tidak menjadi sebuah keharusan seluruh aspek yang terdapat kedalam

10
analisis lingkungan turut berperan dalam menentukan faktor-faktor kunci karena
kondisi ini harus disesuaikan dengan kondisi nyata yang terjadi didalam
perusahaan. Penentuan faktor kunci merupakan tahapan permulaan dalam
melakukan penyusunan sebuah strategi.
Setelah mendapatkan beberapa faktor kunci, tahapan selanjutnya adalah
tahap masukan (input stage). Pratiwi (2011), Agrowisata Ecitainment PT
Godongijo Asri, Desa Seruja, Kota Depok, Jawa Barat dalam penelitiannya
menyebutkan bahwa penyusunan matriks EFE dilakukan dengan mengidentifikasi
faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang
dilakukan dengan memberikan bobot dan rating untuk setiap faktor. Skor bobot
total faktor-faktor kunci eksternal agrowisata Ecotainment yaitu 2,594 yang
berarti berada diatas rata-rata. Nilai tersebut menunjukkan bahwa PT. Godongijo
Asri secara rata-rata mampu menarik keuntungan dari peluang eksternal dan
menghindari ancaman pada pemasaran agrowisata Ecotainment. Selain itu,
perhitungan matriks EFE juga menunjukkan bahwa skor bobot untuk peluang dan
ancaman berturut-turut adalah 1,333 dan 1,261. Nilai ini berarti skor bobot
peluang yang lebih besar daripada skor bobot ancaman yang menunjukkan bahwa
perusahaan memberikan respon yang lebih tinggi terhadap faktor peluang
dibandingkan faktor ancaman.
Penyusunan matriks IFE dilakukan setelah faktor kunci internal lingkungan
pemasaran agrowisata Ecotainment yang berupa kekuatan dan kelemahan telah
diperoleh. Skor bobot total faktoe internal Ecotainment mencapai 2,732 yang
berarti bahwa fungsional pemasaran agrowisata Ecotainment memiliki posisi
internal yang kuat. Kuatnya posisi internal perusahaan mengindikasikan bahwa
fungsional pemasaran agrowisata Ecotainment mampu memanfaatkan kekuatan
dan mengatasi kelemahan yang dimiliki. Penentuan faktor terpenting yang
menentukan keberhasilan sebuah perusahaan baik itu yang menjadi kekuatan
perusahaan ataupun kelemahan perusahaan adalah merupakan faktor kunci yang
memiliki skor bobot terbesar. (Pratiwi 2011)
Tahapan selanjutnya adalah tahap pencocokan (matching stage). Tahap
pencocokan menurut Sunarya (2012) dan Pratiwi (2011) dilakukan dengan
pendekatan matriks IE dan Matriks SWOT. Matriks IE merupakan matriks yang
menggambarkan posisi suatu perusahaan yang akan membrikan pedoman strategi
efektif secara umum. Penelitian Sunarya (2012), posisi taman Strawberry Cibodas
dengan skor total IFE pada garis horizontal dan EFE pada garis vertikal didapat
bahwa posisi taman Strawberry Cibodas berada pada posisi kuadran II. Kuadran II
mengindikasikan bahwa perusahaan taman Strawberry Cibodas berada pada
tahapan tumbuh dan membangun (grow and build),dan strategi yang tepat pada
tahapan ini adalah strategi intensif yaitu (penetrasi pasar, Pengembangan pasar,
dan pengembangan produk). Sedangkan pada Pratiwi (2011), agrowisata
Ecotainment dengan total skor IFE dan EFE memberikan kesimpulan bahwa
posisi Ecotainment berada pada kuadran V. Kuadran V mengindikasikan bahwa
Ecotainment berada pada tahapan menjaga dan mempertahankan (hold and
maintain), dan strategi yang tepat pada tahapan ini adalah penetrasi pasar dan
pengembangan produk.
Sedangkan matriks SWOT digunakan untuk memformulasikan berbagai
alternatif strategi yang mungkin dapat dilakukan sebuah perusahaan dengan
melihat kombinasi antara strengths and opportunities (strategi SO), weaknesses

11
and opportunities (strategi WO), strengths and threaths (strategi ST), dan
weaknesses and Threaths (strategi WT). Penelitian sunarya (2012), menghasilkan
tujuh alternatif strategi yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan
pemrioritasan strategi menggunakan matriks QSPM.
Matriks QSPM merupakan tahap keputusan (decision stage) yang akan
memberikan susunan strategi berdasarkan prioritas yang dapat dijalankan terlebih
dahulu. Adapun hasil strategi yang diperoleh dalam penelitian yang dilakukan
oleh sunarya (2012) berdasarkan prioritasnya adalah (1) mengikuti event promosi
yang diadakan oleh dinas Pariwisata Kabupaten Cianjur, (2) mengupayakan
penawaran kerjasama dengan stasiun televisi untuk memasarkan agrowisata taman
Strawberry Cibodas, (3) melakukan perbaikan kebun stroberi dan inovasi terhadap
konsep agrowisata agar lebih menarik, (4) penambahan fasilitas permainan yaitu
bekerjasama dengan perusahaan jasa permainan, (5) mengoptimalkan aktivitas
promosi dengan pembuatan brosur-brosur ke vila tau penginapan sekitar dan
sekolah-sekolah terutama saat menjelang liburan sekolah, (6) pembuatan website
resmi dan papan naman yang cukup besar dan menarik dalam mempromosikan
agrowisata Taman Strawberry Cibodas, (7) perluasan areal perkebunan stroberi
agar pengunjung dapat lebih leluasa dalam berwisata dan mengoptimalkan
agrowisata berkonsep edukasi sehingga agrowisata Taman Strawberry Cibodas
lebih menarik.

KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Konsep Strategi
Menurut Jauch dan Glueck (1999) dalam bukunya yang berjudul
“Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan”, strategi adalah rencana yang
disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi
perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan
bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat
oleh perusahaan. Perencanaan strategi yang tepat akan membantu sebuah
organisasi dan perusahaan untuk mencapai tujuan secara efektif. Penentuan
strategi yang tepat guna dan efektif harus dilakukan dengan menerapkan konsep
manajemen strategi.
Manajemen Strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan
dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusankeputusan lintas-fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai
tujuannya. ( David 2009)
Tahapan Manajemen Strategis
Menurut David (2009), manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni
dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi
keputusan-keputusan lintas-fungsional yang memampukan sebuah organisasi
mencapai tujuannya. Tujuan menajemen strategis adalah untuk mengeksploitasi
serta menciptakan berbagai peluang baru dan berbeda untuk esok, perencanaan

12
jangka panjang dan berusaha untuk mengoptimalkan tren-tren saat ini untuk
jangka panjang.
Langkah awal dalam melakukan manajemen strategis adalah perumusan
strategi yang mencakup pengembangan visi dan misi, identifikasi faktor internal
dan eksternal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-strategi
alternatif, serta pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan. Tahap kedua
adalah penerapan strategi yang mengharuskan perusahaan untuk menetapkan
tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan
sumber daya sehingga strategi yang telah dirumuskan dapat dijalankan. Tahap
terakhir atau tahapan ketiga adalah penilaian strategi (evaluasi strategi) yang
dilakukan dengan cara peninjauan ulang faktor-faktor eksternal dan internalyang
menjadi landasan bagi strategi saat ini, pengukuran kinerja, dan pengambilan
langkah korektif.
Pemasaran
Menurut Keller dan Kotler (2009), pemasaran adalah mengidentifikasi dan
memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Namun, tujuan pemasaran adalah
membuat penjualan berlimpah. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan
memahami pelanggan dengan baik sehingga prosuk atau jasa yang dihasilkan bisa
sesuai dengan konsumen sehingga akan menciptakan pasar dan terjual. Idealnya
pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang siap untuk membeli dan
mengkonsumsi produk yang dihasilkan.
Pariwisata
Salah satu sektor penyumbang devisa negara yang cukup diperhitungkan
adalah dari sektor pariwisata, baik ekowisata, wisata budaya, dan wisata alam.
Ketika pengembangan obyek wisata turut dipertimbangkan dalam memajukan
perekonomian suatu negara, maka pengembangan wisata harus dilakukan dengan
efektif dan efisien yang disesuaikan dengan potensi dan kemampuan daerah
tersebut. Salah satu konsep pengembangan wisata saat ini adalah pengembangan
wisata yang berbasis pertanian dengan menanamkan edukasi didalamnya yang
sering disebut dengan konsep agrowisata atau wisata agro.
Menurut Undang-Undang No 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan, wisata
adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan
secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik
wisata. Sedangkan pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang
terkait dibidang tersebut. Setiap daerah di Indonesia memiliki berbagai
keunggulan daerah masing-masing yang menjadi daya tarik wisata tertentu.
Pengembangan daya tarik wisata disetiap daerah disesuaikan dengan potensi
sumberdaya dan kemampuan daerah masing-masing sesuai dengan otonomi
daerahnya.
Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi
Jawa Barat yang memiliki berbagai macam potensi obyek wisata. Dilihat dari
jenis wisata yang berkembang di Kabupaten Bogor, terdapat beberapa jenis wisata
seperti wisata alam (puncak dan air terjun), wisata budaya (kampung budaya) dan
wisata agro. Melihat banyaknya potensi wisata yang terdapat di Bogor maka perlu

13
diperhatikan proses pengembangan obyek wisata yang disesuaikan dengan potensi
dan kemampuan Kabupaten Bogor. Selain itu, perlu diperhatikan juga berbagai
kebijakan pemerintahan dan swasta yang mengelola daerah wisata dengan lebih
memperhitungkan kenyamanan dan kepuasan konsumen (wisatawan). Sehingga,
jumlah kunjungan wisatawan baik domestik ataupun mancanegara dapat
meningkat dan berkembang.
Pengertian Agrowisata
Menurut Departemen Pertanian (Deptan 2002), Agrowisata merupakan
Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha
pertanian (agro) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas
pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian.
Secara sederhana pengertian agrowisata atau wisata agro adalah kegiatan
wisata yang berlokasi atau berada di kawasan pertanian secara umum, lebih
dikhususkan pada areal hortikultura. Pengembangan agrowisata pada konsep
universal dapat ditempuh melalui diversifikasi dan peningkatan kualitas sesuai
dengan persyaratan yang diminta konsumen dan pasar global. Sedangkan pada
konsep uniqueness, konsumen ditawarkan kepada produk spesifik yang bersifat
unik. Keinginan masyarakat untuk menikmati objek-objek spesifik seperti udara
yang segar, pemandangan yang indah, pengolahan produk secara tradisional,
maupun produk-produk pertanian/perkebunan modern dan spesifik, akhir-akhir ini
menunjukkan peningkatan yang pesat.
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Agrowisata
Menurut Departemen Pertanian (Deptan 2002), Agrowisata dapat
dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-toursm), yaitu kegiatan perjalanan
wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk
mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di
lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan. Oleh karena itu,
pengelolaannya harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1.
Pengaturan dasar alaminya, yang meliputi kultur atau sejarah yang menarik,
keunikan sumber daya biofisik alaminya, konservasi sumber daya alam
ataupun kultur budaya masyarakat.
2.
Nilai pendidikan, yaitu interpretasi yang baik untuk program pendidikan
dari areal, termasuk lingkungan alaminya dan upaya konservasinya.
3.
Partisipasi masyarakat dan pemanfaatannya. Masyarakat hendaknya
melindungi/menjaga fasilitas atraksi yang digemari wisatawan, serta dapat
berpartisipasi sebagai pemandu serta penyedia akomodasi dan makanan.
4.
Dorongan meningkatkan upaya konservasi. Wisata ekologi biasanya
tanggap dan berperan aktif dalam upaya melindungi area, seperti
mengidentifikasi burung dan satwa liar, memperbaiki lingkungan, serta
memberikan penghargaan/falitas kepada pihak yang membantu melingdungi
lingkungan.

14
Analisis Lingkungan Pemasaran
1.

Analisis Lingkungan Eksternal Makro
Melakukan identifikasi dan mengevaluasi lingkungan eksternal yang
mencakup peluang dan ancaman akan memberi kemampuan perusahaan dalam
atau organisasi dalam mengembangkan suatu misi yang jelas, merancang strategi
guna mencapai tujuan jangka panjang, serta mengembangkan berbagai kebijakan
untuk meraih tujuan tahunan. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
analisis lingkungan eksternal menurut David (2009) adalah :
1.
Kekuatan Ekonomi
Faktor ekonomi akan memberikan dampak langsung terhadap daya tarik
potensial dari beragam strategi. Kekuatan ekonomi sebagai salah satu faktor
penentu strategi yang tepat yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Hal ini dengan
memperhitungkan sejauh mana perusahaan mampu dalam hal penyediaan
finansial secara mandiri ataukah seberapa jauh perusahaan membutuhkan investor
dalam pemenuhan kebutuhan finansial. Indikator dalam penentuan faktor strategis
ekonomi adalah: tingkat inflasi, tingkat suku bunga, pola konsumsi, tingkat
pendapatan, pengangguran, fluktuasi harga dan sebagainya.
2.
Kekuatan Demografi
Kekuatan demografi mencakup studi tentang kependudukan manusia yang
terkait dengan ukuran, kepadatan, lokasi, usia, jenis kelamin, suku, ras, dan data
statistik lainnya. Secara umum kekuatan demografi menggambarkan peluang dan
ancaman yang menjadi salah satu faktor terjadinya pemasaran agrowisata Aldepos
adalah kepadatan penduduk atau jumlah penduduk yang akan menjadi potensi
pasar dikaitkan dengan jumlah wisatawan.
3.
Kekuatan Sosial dan Budaya, dan Lingkungan
Perubahan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan memiliki dampak
yang besar terhadap hampir sebagian besar produk, jasa, pasar dan konsumen.
Tren-tren sosial, budaya, demografis dan lingkungan membentuk cara orang hidup,
bekerja, memproduksi, dan mengonsumsi. Tren-tren baru tersebut akan
menciptakan jenis konsumen yang berbeda dan konsekuensinya dalam
menciptakan kebutuhan akan produk, jasa dan strategi yang berbeda.
4.
Kekuatan Politik, Pemerintah dan Hukum
Faktor-faktor politik, pemerintah dan hukum dapat merepresentasikan
peluang atau ancaman utama baik bagi organisasi kecil maupun besar. Faktor
politik akan menjadi penting untuk dilakukan ramalan politik dari audit eksternal
jika perusahaan sangat bergantung pada kontrak dan subsidi pemerintah.
Pemerintah menjadi faktor eksternal penting lainnya karena pemerintah sebagai
pembuat regulasi, deregulasi, penyubsidi, pemberi kerja dan konsumen utama
organisasi. Sedangkan hukum berperan saat perubahan-perubahan dalam hukum
paten, undang-undang antitrust, tarif pajak, dan aktivitas lobi yang dapat memberi
pengaruh nyata pada perusahaan.
5.
Kekuatan Teknologi
Perubahan dan penemuan teknologi yang revolusioner memiliki dampak
yang dramatis terhadap organisasi. Kekuatan teknologi mempresentasikan
peluang dan ancaman besar yang harus dipertimbangkan dalam perumusan
strategi. Kemajuan strategi secara langsung akan mempengaruhi produk, jasa,
pasar, pemasok, distributor, pesaing, konsumen, proses produksi,