Analisis strategi pemasaran kampoeng wisata Cinangneng Kabupaten Bogor Jawa Barat

(1)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

KAMPOENG WISATA CINANGNENG

KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

SKRIPSI

ANITA WISDAWATI SARAGIH H34086010

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011


(2)

RINGKASAN

ANITA WISDAWATI SARAGIH. Analisis Strategi Pemasaran Kampoeng Wisata Cinangneng Kabupaten Bogor Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan WAHYU BUDI PRIATNA).

Kekayaan alam dan budaya yang melimpah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai objek wisata yang dapat menarik kunjungan wisatawan. Wisatawan yang datang berkunjung merupakan sumber devisa negara yang dapat meningkatkan pendapatan negara dan masyarakat di lokasi objek wisata. Agrowisata sebagai salah satu bentuk pengusahaan dalam sektor pariwisata menjadi solusi bagi pemenuhan konsumen akan jasa hiburan. Agrowisata menjadi usaha agribisnis yang prospektif untuk dikembangkan dalam perannya sebagai salah satu sendi pembangunan ekonomi nasional dan dalam menghadapi persaingan global.

Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan kondisi lingkungan alam yang indah serta keunikan budaya dan kulinernya yang tidak ditemukan di provinsi lain. Keunikan tersebut menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke Jawa Barat. Salah satu kabupaten di Jawa Barat yang memiliki potensi sumber daya dan keindahan panorama alam yang dikelola sebagai kawasan-kawasan agrowisata adalah kabupaten Bogor. Salah satu tempat wisata di kabupaten Bogor yang diperhitungkan adalah Kampoeng Wisata Cinangneng.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah merumuskan alternatif strategi pemasaran bagi Kampoeng Wisata Cinangneng yang sesuai dengan kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan saat ini yaitu dengan menggunakan analisis SWOT dan analisis QSPM untuk menentukan prioritas strategi pemasaran. Sebelum merumuskan strategi yang sesuai maka dilakukan identifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal Kampoeng Wisata Cinangneng terlebih dahulu.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Data primer berdasarkan pengamatan langsung dan wawancara dengan pihak manajemen perusahaan dan dengan konsumen melalui bantuan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen perusahaan berupa data dan informasi dari perusahaan pada periode terkait dengan penelitian serta gambaran umum usaha. Metode perumusan strategi dilakukan berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal, matriks IE, matriks SWOT, matriks QSP serta action plan.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis strategi pemasaran Kampoeng Wisata Cinangneng dapat diperoleh enam alternatif strategi berdasarkan pengolahan matriks SWOT. Strategi yang dihasilkan ini diperoleh dari pencocokan faktor-faktor sinergis dari lingkungan internal dan eksternal. Enam kekuatan dan delapan kelemahan yang dihasilkan dari analisis lingkungan internal sedangkan hasil dari analisis lingkungan eksternal terdiri dari enam peluang dan enam ancaman. Strategi yang dihasilkan yaitu: (1) Meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga hubungan baik dengan pihak-pihak terkait; (2) Perbaikan profesionalitas manajemen untuk meningkatkan kualitas manajerial


(3)

melalui penetapan job description yang jelas dan terarah; (3) Melakukan pemasaran dan promosi secara inovatif, efektif dan efisien; (4) Meningkatkan kreatifitas karyawan dan pemandu melalui pelatihan SDM agar tercipta produk yang inovatif dan kreatif; (5) Menguatkan citra baik yang telah ada untuk meminimalisasi persaingan; dan (6) Pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di KWC serta penetapan batas kawasan wisata yang jelas.

Keenam strategi tersebut diurutkan berdasarkan prioritas strategi dengan menggunakan analisis QSPM maka diperoleh bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah salah satu strategi W-O, yaitu melakukan pemasaran dan promosi secara inovatif, efektif dan efisien. Strategi ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah pengunjung dan diharapkan KWC akan lebih dikenal oleh masyarakat luas.

Urutan strategi yang diperoleh ini diimplementasikan secara nyata dalam bentuk rencana kegiatan. Keenam strategi yang dilampirkan pada rencana kegiatan dihasilkan dari matriks SWOT dan kemudian diurutkan sesuai dengan urutan prioritas pada matriks QSP. Keenam strategi tersebut menghasilkan 21 kegiatan yang akan dilaksanakan pada KWC sesuai dengan jadwal/waktu pelaksaanan dan anggaran yang sudah ditetapkan.


(4)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

KAMPOENG WISATA CINANGNENG

KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

ANITA WISDAWATI SARAGIH H34086010

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011


(5)

Judul Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran Kampoeng Wisata Cinangneng Kabupaten Bogor Jawa Barat Nama : Anita Wisdawati Saragih

NIM : H34086010

Disetujui, Pembimbing

Ir. Wahyu Budi Priatna, M.Si NIP. 19670410 199103 1 001

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002


(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ Analisis Strategi Pemasaran Kampoeng Wisata Cinangneng Kabupaten Bogor Jawa Barat” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian skripsi ini.

Bogor, Januari 2011

Anita Wisdawati Saragih H34086010


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanah Jawa pada tanggal 5 September 1988. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan L. Saragih dan P. Sinaga.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD 091444 Dolok Maraja pada tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama di selesaikan pada tahun 2002 di SLTP Swasta RK Bintang Timur Pematang Siantar. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMAN 1 Dolok Panribuan pada tahun 2005.

Penulis diterima pada Program Diploma Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor pada tahun 2005 melalui jalur USMI. Tahun 2008, penulis melanjutkan pada Program Penyelenggaran Khusus Ekstensi Agribisnis, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Kampoeng Wisata Cinangneng Kabupaten Bogor Jawa Barat”.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lingkungan eksternal dan internal serta menentukan prioritas strategi pemasaran yang tepat pada Kampoeng Wisata Cinangneng. Sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Penulis menyadari skripsi ini belum sempurna, namun demikian semoga bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Januari 2011


(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, penulis inginmenyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Ir. Wahyu Budi Priatna, M.Si selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyempurnaan skripsi ini.

2. Rahmat Yanuar SP, M.Si selaku dosen evaluator kolokium dan penguji pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

3. Ir. Burhanudin, MM selaku dosen penguji pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

4. Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si yang telah menjadi pembimbing akademik dan seluruh dosen dan staf Departemen Agribisnis.

5. Orang tua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa yang diberikan. Semoga ini menjadi persembahan yang terbaik.

6. Pihak Kampoeng Wisata Cinangneng atas waktu, kesempatan, informasi dan dukungan yang diberikan.

7. Teman-teman seperjuangan dan teman-teman Agribisnis angkatan 42 atas semangat dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak terkait yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, terimakasih atas bantuannya.

Bogor, Januari 2011


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 9

II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 ... Pariwisata ... 10

2.2 ... Wisata Agro ... 10

2.3 ... Kampung Wisata ... 11

2.4 ... Kajian Penelitian Terdahulu ... 12

2.4.1 Penelitian Mengenai Pemasaran ... 12

... 2.4.2 Penelitian Mengenai Agrowisata ... 13

III KERANGKA PEMIKIRAN ... 16

3.1 ... Kerangka Pemikiran Teoritis ... 16

... 3.1.1 Konsep Pemasaran ... 16

... 3.1.2 Tujuan Pemasaran ... 17


(11)

... 3.1.3

Strategi Pemasaran ... 17

3.1.4 Pemasaran Jasa ... 18

3.1.5 Bauran Pemasaran Jasa ... 19

3.1.6 Analisis lingkungan Perusahaan ... 22

3.1.7 Matriks IFE dan EFE ... 28

3.1.8 Matriks IE ... 28

3.1.9 Matriks SWOT ... 29

3.1.10 Matriks QSP ... 29

3.1.11 Action Plan ... 29

3.2 ... Kerangka Pemikiran Operasional ... 30

IV METODE PENELITIAN ... 33

4.1 ... Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

4.2 ... Jenis dan Sumber Data ... 33

4.3 ... Metode Pengumpulan Data ... 33

4.4 ... Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 34

... 4.4.1 Tahap Input (Input Stage) ... 34

... 4.4.2 Tahap Pencocokan (Matching Stage) ... 40

... 4.4.3 Tahap Keputusan (Decision Stage) ... 43

... 4.4.4 Tahap Action Plan (Rencana Aksi/Kegiatan) ... 45

4.5 ... Definisi Operasional ... 46


(12)

5.1

... Sejar ah Perusahaan ... 49 5.2 ... Visi dan Misi Perusahaan ... .... 52

5.3 ... Jumlah Pengunjung ... 53 5.4 ... Lokasi dan Letak Geografis ... 53 5.5 ... Struktur Organisasi Perusahaan ... 54 5.6 ... Sumber Daya Manusia ... 56 5.7 ... Fasilitas ... 57

5.8 ... Paket Wisata yang Ditawarkan ... 58 VI ANALISIS LINGKUNGAN PEMASARAN ... 62

6.1

... Lingkunga n Eksternal ... 62 ... 6.1.1 Lingkungan Makro ... 62 6.1.2 Lingkungan Mikro 67 6.1.3 Lingkungan Industri 74

6.2

... Lingkunga n Internal ... 76 6.2.1 Manajemen 76 6.2.2 Pemasaran 78 6.2.3 Produksi dan Operasi 87

6.2.4 Keuangan 87

6. 3

Id entifikasi Faktor Eksternal 88


(13)

6. 4

Id

entifikasi Faktor Internal 92

VII ... PER UMUSAN STRATEGI PEMASARAN KWC ... .... 97

7.1 ... Taha p Input ... .... 97

... 7.1.1 Analisis Matriks IFE ... .... 97

... 7.1.2 Analisis Matriks EFE ... 98

7.2 ... Tahap Pencocokan ... 100

... 7.2.1 Matriks IE ... 100

... 7.2.2 Matriks SWOT ... 102

7.3 ... Tahap Keputusan ... 107

7.4 ... Tahap Action Plan (Rencana Aksi/Kegiatan) ... 107

VIII PENUTUP ... 109

8.1 Kesimpulan ... 109

8.2 Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA ... 111


(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Jumlah Wisatawan Mancanegara maupun Domestik

yang Berkunjung ke Indonesia Tahun 2005 – 2009 ... 2

2. Jumlah Wisatawan Mancanegara maupun Domestik yang Berkunjung ke Jabar pada Tahun 2004 – 2008 ... 3

3. Data Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Bogor 2005-2009 ... 4

4. Nama-Nama Agrowisata di Kabupaten Bogor pada Tahun 2009 ... 6

5. Jumlah pengunjung KWC tahun 2005-2009 ... 7

6. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian yang akan Dilakukan ... 15

7. Analisis Lingkungan Eksternal ... 35

8. Analisis Lingkungan Internal ... 36

9. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan ... 37

10. Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan ... 37

11. Matriks EFE ... 39

12. Matriks IFE ... 39

13. Matriks SWOT ... 42

14. Matriks QSP ... 44

15. Rencana Program Kegiatan (Action Plan) Prioritas Strategi pada Kampoeng Wisata Cinangneng ... 46

16. Penjabaran Atribut Penelitian ... 48

17. Penduduk Indonesia Tahun 2005-2009 ... 64

18. Nilai dan Laju Pertumbuhan PDB Indonesia Tahun 2004-2009 ... 65

19. Persentase Jenis Kelamin Responden pada Kampoeng Wisata Cinangneng ... 68

20. Sebaran Daerah Asal Responden pada Kampoeng Wisata Cinangneng ... 69

21. Sebaran Usia Responden pada Kampoeng Wisata Cinangneng ... 70

22. Sebaran Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir pada Kampoeng Wisata Cinangneng ... 70


(15)

23. Sebaran Jenis Pekerjaan Responden pada Kampoeng

Wisata Cinangneng ... 71

24. Sebaran Tingkat Pendapatan Rata-rata Responden pada Kampoeng Wisata Cinangneng ... 72

25. Sebaran Status Pernikahan Responden pada Kampoeng Wisata Cinangneng ... 72

26. Identifikasi Faktor Eksternal pada KWC ... 88

27. Identifikasi Faktor Internal pada KWC ... 92

28. Hasil Analisis Matriks IFE ... 98

29. Hasil Analisis Matriks EFE ... 99


(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kekuatan Persaingan dalam Industri ... 25

2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 32

3. Matriks IE ... 41

4. Struktur Organisasi HB Garden Guest House ... 54

5. Matriks IE untuk Kampoeng Wisata Cinangneng Tahun 2010 ... 101


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuesioner Penelitian Terhadap Faktor 7P ... 113 2. Kuisioner Penelitian Terhadap faktor Internal dan

Eksternal ... 117 3. Kuisioner Penelitian Penilaian Daya Tarik Strategi

Matriks QSP ... 125 4. Hasil Matriks QSP ... 127 5. Paket Wisata yang Ditawarkan oleh Kampoeng Wisata

Cinangeng ... 128 6. Struktur Organisasi HB Garden Guest House per 24

Agustus 2010 ... 129 7. Rencana Aksi/ Kegiatan pada Kampoeng Wisata

Cinangneng 2010 ... 130 8. Dokumentasi Kampoeng Wisata Cinangneng 2010 ... 133


(18)

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan budaya yang beranekaragam yang masing-masing memilki ciri khas dan karakteristiknya sendiri. Kekayaan alam yang melimpah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai areal wisata. Demikian halnya dengan kondisi tanah yang subur dan iklim yang beragam, potensi untuk mengembangkan berbagai komoditas pertanian pun sangat besar dengan menerapkan sistem pengelolaan lahan yang sesuai dengan kondisi tanah dan iklim pada setiap daerah. Kekayaan alam dan budaya yang melimpah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai objek wisata yang dapat menarik kunjungan wisatawan. Wisatawan yang datang berkunjung merupakan sumber devisa negara yang dapat meningkatkan pendapatan negara dan masyarakat di lokasi objek wisata.

Pengembangan potensi pariwisata mampu memberi dampak positif dengan adanya perubahan yang besar dalam kehidupan masyarakat. Secara ekonomi pariwisata memberi dampak dalam perluasan lapangan usaha dan kesempatan kerja, peningkatan income per kapita dan peningkatan devisa negara. Selain itu, bidang kehidupan sosial juga terjadi interaksi sosial budaya antara pendatang dan penduduk setempat, sehingga dapat menyebabkan perubahan dalam way of life

masyarakat serta terjadinya integrasi sosial.

Banyak jenis pariwisata yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia, antara lain wisata bahari/tirta, wisata sejarah, wisata arkheologi, wisata budaya, wisata agama, wisata ziarah, wisata kesehatan, wisata wredha (orang tua), wisata remaja, wisata perkebunan/wisata agro, wisata nostalgia, wisata pendidikan/ilmiah, wisata petualangan, wisata alam, wisata dirgantara, wisata berburu, wisata belanja dan wisata industri. Sub sektor wisata agro atau agrowisata merupakan salah satu jenis pariwisata yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Agrowisata sebagai salah satu bentuk pengusahaan dalam sektor pariwisata menjadi solusi bagi pemenuhan konsumen akan jasa hiburan. Agrowisata menjadi usaha agribisnis yang prospektif untuk dikembangkan dalam perannya sebagai salah satu sendi pembangunan ekonomi nasional dan dalam menghadapi persaingan global. Agrowisata di Indonesia atau


(19)

agrotourism didefinisikan sebagai salah satu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian. Pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dan memanfaatkan lahan, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani dalam melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous technology) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik yang berkunjung ke Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Wisatawan Mancanegara maupun Domestik yang Berkunjung ke Indonesia pada Tahun 2005 – 2009

Tahun Wisatawan Mancanegara

(orang)

Wisatawan Domestik

(orang)

Jumlah (orang)

Pertumbuhan Total Wisatawan

(persen)

2005 5.002.101 112.701.000 117.703.101 -

2006 4.871.351 114.270.000 119.141.351 1,22 2007 5.505.759 115.335.000 120.840.759 1,43 2008 6.429.027 117.213.000 123.642.027 2,32 2009 6.452.259 119.150.000 125.602.259 1,59 Sumber: Departemen Budaya dan Pariwisata Nasional (diolah)

Berdasarkan Tabel 1 total wisatawan baik mancanegara maupun domestik yang berkunjung ke Indonesia selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Persentase peningkatan pertumbuhannya masih berkisar antara satu sampai dua persen. Peningkatan pertumbuhan jumlah wisatawan terbesar terjadi pada tahun 2008 terhadap tahun 2007 yaitu sebesar 2,32 persen, tapi sayangnya tahun 2009 pertumbuhannya mengalami penurunan dengan persentase 1,59 persen.

Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan kondisi lingkungan alam yang indah serta keunikan budaya dan kulinernya yang tidak ditemukan di provinsi lain. Keunikan tersebut menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke Jawa Barat. Potensi sektor agrowisata di Jawa Barat sangat banyak dan beragam serta tersebar di berbagai wilayah di Jawa Barat. Agrowisata di Jawa Barat memiliki ciri khas tersendiri yang dipengaruhi oleh budaya masyarakat pertanian di Jawa Barat, seperti budaya bercocok tanam,


(20)

yaitu adanya upacara adat sebelum dan pada saat panen. Selain itu, ada budaya masyarakat pesisir seperti upacara meminta keselamatan sebelum berangkat melaut. Potensi serta keanekaragaman objek wisata yang ada di Jawa Barat ternyata dapat menarik minat banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berkunjung. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Wisatawan Mancanegara maupun Domestik yang Berkunjung ke Jawa Barat pada Tahun 2004 – 2008

Tahun Wisatawan Mancanegara

(orang)

Wisatawan Domestik

(orang)

Jumlah (orang)

Pertumbuha Total Wisatawan

(persen)

2004 209.255 5.983.592 6.192.847 -

2005 207.935 16.890.316 17.098.251 176,10

2006 227.075 23.561.420 23.788.495 39,13

2007 338.959 23.782.302 24.121.261 1,40

2008 286.290 25.944.228 26.230.518 8,74

Sumber: Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Daerah Provinsi Jawa Barat dalam Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor (diolah)

Berdasarkan Tabel 2 diperoleh informasi bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jawa Barat selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya, dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. Peningkatan pertumbuhan jumlah wisatawan terbesar terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 176,10 persen dibandingkan dengan tahun 2004. Namun demikian, pada tahun-tahun berikutnya pertumbuhan jumlah wisatawan meningkat dengan proporsi yang lebih kecil.

Provinsi Jawa Barat terbagi atas sembilan kota dan 17 kabupaten yang masing-masing mempunyai keunikan panorama alam dan budaya yang menjadi dasar pengusahaan sektor agrowisata. Salah satu kabupaten di Jawa Barat yang memiliki potensi sumber daya dan keindahan panorama alam yang dikelola sebagai kawasan-kawasan agrowisata adalah kabupaten Bogor. Hal ini dikarenakan Bogor memiliki objek wisata alam dengan kesejukan dan keindahan alam pegunungan, potensi seni dan budaya, objek wisata buatan sampai cenderamata yang menarik. Selain itu, letak geografis kabupaten Bogor yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta dan kota-kota lainnya seperti Bekasi,


(21)

Depok dan Tangerang. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Data Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Bogor dari Tahun 2005-2009

No Tahun Wisatawan Mancanegara

(orang)

Wisatawan Nusantara

(orang)

Jumlah (orang)

Pertumbuhan Total Wisatawan (persen)

1 2005 23.397 1.747.584 1.770.981 -

2 2006 18.150 1.833.530 1.851.680 4,56

3 2007 24.055 2.009.371 2.033.426 9,82

4 2008 20.296 2.209.764 2.230.010 9,67

5 2009 22.007 2.339.184 2.361.155 5,88

Sumber : Disbudpar Kabupaten Bogor (2010)

Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa kenaikan jumlah kunjungan didominasi oleh kunjungan wisatawan nusantara yang setiap tahunnya mengalami kenaikan. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mengalami fluktuasi kenaikan dan penurunan setiap tahunnya. Pertambahan jumlah wisata agro di Bogor akan menyebabkan semakin tingginya tingkat persaingan di dalam industri pariwisata di Bogor. Hal ini memberi dampak bagi berbagai jenis wisata umumnya dan agrowisata khususnya yang ada di kabupaten Bogor, memiliki kesempatan yang sama untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke tempat wisatanya.

Pemerintah Kabupaten Bogor saat ini tengah mempromosikan ”Visit Bogor 2011” yaitu tahun kunjungan wisata ke Kabupaten Bogor. ”Visit Bogor 2011” merupakan suatu program besar yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor untuk mempromosikan objek wisata di kabupaten Bogor. Adanya program tersebut tentu saja menjadi peluang sekaligus tantangan bagi para pelaku usaha di sektor pariwisata untuk dapat mengembangkan sektor wisata dengan segala potensi yang terdapat di kabupaten Bogor. Salah satu tempat wisata di kabupaten Bogor yang diperhitungkan adalah Kampoeng Wisata Cinangneng.


(22)

Kampoeng Wisata Cinangneng terletak di desa Cihideung Udik, kecamatan Ciampea. Kampoeng Wisata Cinangneng menawarkan konsep agrowisata yang dipadukan dengan wisata budaya ke dalam paket wisata yang menarik. Paket wisata yang ditawarkan terdiri atas paket menginap, paket menginap dan ronda kampung, paket tour poelang kampoeng, paket tour

kampoeng, paket renang dan makan siang. Paket-paket wisata tersebut bertujuan untuk memperkenalkan kehidupan pedesaan, pertanian dan untuk tetap melestarikan kebudayaan Jawa Barat.

1.2 Perumusan Masalah

Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC) merupakan wisata alam unik yang menawarkan perpaduan antara wisata alam dan wisata budaya yang berbasiskan masyarakat dan wisata ini sudah berdiri sejak tahun 1993. Kampoeng Wisata Cinangneng menawarkan keunikan budaya lokal dan suasana desa yang masih asri dan alami yang jauh dari hingar-bingar kehidupan kota. Terdapat perkampungan penduduk yang bernuansa tradisional pemandangan alam seperti sawah-sawah, bukit-bukit dan sungai-sungai pada KWC. Kampoeng Wisata Cinangneng menawarkan paket-paket wisata yang menarik yang akan membawa para pengunjung untuk menikmati suasana pedesaan dengan berbagai kegiatan yang sarat dengan pendidikan seperti kegiatan bercocok tanam, pengenalan hasil dan pengolahan produk pertanian, serta pengenalan seni budaya dan kuliner khas provinsi Jawa Barat.

Kampoeng Wisata Cinangneng harus bersaing dengan objek wisata sejenis yang berada di Kabupaten Bogor dalam menarik minat wisatawan. Berbagai objek wisata terus berlomba untuk meningkatkan kualitas pelayanan, menambah wahana dan program wisata, serta menggali keunikan dan menciptakan inovasi untuk menarik minat wisatawan. Tidak sedikit objek wisata yang hadir dengan program pulang kampung seperti halnya pada KWC. Namun dengan keasrian alam dan keunikan yang ada pada KWC ternyata dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Wisatawan yang berkunjung pun tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga berasal dari luar negeri. Saat ini di kabupaten Bogor sudah terdapat 19 objek agrowisata dan atau objek wisata yang memasukkan kegiatan


(23)

pertanian di dalam paket wisatanya. Rincian nama-nama agrowisata dan kecamatannya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Nama-Nama Agrowisata di Kabupaten Bogor pada Tahun 2009

No. Nama Objek Agrowisata Kecamatan

1 Wisata Agro Gunung Mas Cisarua

2 Taman Rekreasi Lido Cigombong

3 Taman Melrimba Cisarua

4 Wisata Agro Kapol Cijeruk

5 Kampung Wisata Pancawati Caringin

6 Curug Panjang Megamendung

7 Saung Wira Ciawi

8 Warso Farm Cijeruk

9 Taman Wisata Matahari Cisarua

10 Wisata Desa Kampung Bambu Cijeruk 11 Kampoeng Wisata Cinangneng Ciampea 12 Kampung Budaya Sindang Barang Tamansari 13 Kebun Wisata Pasir Mukti Citeureup 14 Taman Wisata Mekarsari Cileungsi

15 Padang Buah Inagro Ciseeng

16 Perkebunan The Cianten Leuwiliang

17 Agrowisata Ciliwung Cisarua

18 Kabayan Village Babakan Madang

19 Kampung Pending Caringin

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor (diolah) (2010)

Dari sisi produk dan jasa konsep wisata kampoeng merupakan usaha yang mudah diikuti oleh perusahaan lain, sehingga banyak konsep wisata kampoeng lain yang bermunculan semisal Wisata Kampoeng Cendrawasih, Kampoeng Wisata Sindangbarang dan Kampung Wisata Pancawati. Objek wisata lain juga seperti Kebun raya Bogor, Kawasan Puncak dan objek wisata lainnya di kota Bogor merupakan pesaing bagi Kampoeng Wisata Cinangneng dalam hal menarik minat pengunjung. Oleh karena itu, perlu upaya pengembangan dan pemasaran


(24)

yang lebih intensif diiringi dengan peningkatan kualitas pelayanan agar dapat bersaing dan mampu mencapai target perusahaan dalam jumlah kedatangan pengunjung dan keuntungan yang diperoleh. Keadaan jumlah pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng periode tahun 2004 - 2009 dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Pengunjung yang Datang ke Kampoeng Wisata Cinangneng pada Tahun 2005–2009

Tahun Jumlah Pengunjung (orang)

Pertumbuhan Jumlah Pengunjung (persen)

2005 6.855 -

2006 8.159 19,02

2007 14.226 74,36

2008 15.594 9,62

2009 19.021 21,98

Sumber: Laporan Tahunan Kampoeng Wisata Cinangneng Tahun 2005-2009 (diolah)

Berdasarkan Tabel 5 di atas, dapat diketahui bahwa dalam rentang tahun 2005 sampai tahun 2009 selalu terjadi peningkatan jumlah pengunjung dengan jumlah kunjungan tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar 19.021 orang pengunjung. Pertumbuhan jumlah pengunjung menunjukkan perkembangan yang tidak selalu meningkat. Pertumbuhan jumlah pengunjung tertinggi terjadi pada tahun 2007 dengan pertumbuhan 74,36 persen dari tahun 2006, sedangkan pada tahun 2008 terjadi penurunan pertumbuhan menjadi 9,62 persen, dan tahun 2009 terjadi lagi peningkatan pertumbuhan menjadi 21,98 persen. Hal ini sangat membuka peluang untuk KWC untuk menciptakan strategi pemasaran yang bersaing untuk meningkatkan jumlah pengunjung di tahun-tahun berikutnya.

Saat ini fungsi pemasaran masih dilakukan oleh pemilik KWC yang tidak mempunyai latar belakang di bidang pemasaran. Hal ini menyebabkan peran tenaga pemasar yang terkait dalam merancang dan melakukan strategi pemasaran bagi perusahaan tidak dapat dilakukan secara fokus dan optimal. Pihak perusahaan juga dihadapkan dengan tantangan untuk tetap mempertahankan konsep, yaitu wisata edukasi yang berupa wisata kampoeng di tengah-tengah banyaknya wisata edukasi lain yang menawarkan paket wisata yang lebih bervariasi dan dengan


(25)

harga yang lebih rendah daripada harga paket yang diterapkan di KWC. Pihak perusahaan tetap berkomitmen untuk menjalankan konsep wisata yang sudah dijalankan sejak KWC didirikan.

Dengan demikian, untuk mengatasi kendala-kendala perusahaan yang terkait dengan pemasaran tersebut diperlukan kesinergisan antar komponen-komponen lingkungan pemasaran perusahaan yang mencakup aspek internal dan eksternal perusahaan. Setiap komponen dari aspek internal dan eksternal perusahaan akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memasarkan produknya baik secara langsung maupun tidak langsung. Suatu strategi pemasaran akan berdampak jangka panjang bagi kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan strategi pemasaran yang tepat yang mencakup aspek produk, harga, tempat, promosi, orang, proses, dan bukti fisik, sehingga dapat berimplikasi pada terciptanya keunggulan bersaing yang mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi secara berkelanjutan (sustainable).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1) Apa saja faktor-faktor yang menentukan strategi pemasaran KWC baik dari kondisi lingkungan eksternal maupun internal?

2) Bagaimana perumusan alternatif strategi pemasaran bagi KWC yang sesuai dengan kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan saat ini?

3) Bagaimana prioritas strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan pada KWC?

4) Bagaimana rancangan rencana aksi (action plan) yang tepat untuk diterapkam pada KWC?


(26)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1) Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal di KWC.

2) Merumuskan alternatif strategi pemasaran bagi KWC yang sesuai dengan kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan saat ini.

3) Menentukan prioritas strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan pada KWC.

4) Menentukan rancangan rencana aksi (action plan) yang tepat untuk diterapkam pada KWC.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan yang bermanfaat bagi KWC untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menjalankan usahanya pada saat menghadapi perubahan-perubahan lingkungan perusahaan yang terjadi. Bagi peneliti, untuk melatih kemampuan penulis dalam menganalisa masalah berdasarkan fakta dan data yang tersedia yang disesuaikan dengan pengetahuan yang diperoleh selama kuliah dan sebagai sarana penambahan pengetahuan dan pengalaman di lapangan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini meliputi jasa KWC, gambaran umum perusahaan, analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, analisis alternatif strategi, pemilihan strategi bagi perusahaan dan rencana aksi/kegiatan.


(27)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pariwisata

Pengertian Pariwisata terkait dengan objek wisata dan semua usaha yang berhubungan dengan objek wisata. Definisi pariwisata terdapat pada Undang-Undang No. 9/1990 tentang Kepariwisataan pada Bab 1 pasal 1 mengenai ketentuan umum. Diantara isi pasal tersebut adalah sebagai berikut :

1) Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.

2) Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

3) Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.

4) Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan dan mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.

5) Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.

2.2 Wisata Agro

Wisata agro merupakan bagian dari objek wisata yang berkaitan dengan dunia pertanian. Di Indonesia bentuk wisata ini baru dikenal sejak akhir tahun 1980-an. Secara sederhana wisata ini berbentuk rekreasi di lahan pertanian, baik pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan.

Pengembangan agrowisata merupakan upaya terhadap pemanfaatan potensi atraksi wisata pertanian. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. Km.47/PW.004/MPPT-89 dan No. 204/Kpts/HK.050/4/1989, agrowisata sebagai bagian dari objek wisata diartikan sebagai suatu bentuk kegiatan yang


(28)

memanfaatkan usaha agro sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian. 2.3 Kampung Wisata

Kampung Wisata merupakan suatu konsep kegiatan wisata yang memiliki konsep pengembangan pariwisata berupa ekowisata dengan mengedepankan konsep pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Selain itu, kampung wisata adalah kegiatan wisata yang memperlihatkan kepada pengunjung berbagai kegiatan masyarakat sehari-hari dengan budaya dan seni tradisional yang dikemas menjadi paket ekowisata yang unik dan menarik. Sasaran lain, kegiatan ini merupakan salah satu upaya bersama (pengelola, pengunjung dan masyarakat) pelestarian kekayaan nilai budaya dan tradisi masyarakat lokal. 1

Tipe desa dan kampung wisata menurut pola, proses dan tipe pengelolanya di Indonesia sendiri, terbagi dalam dua bentuk yaitu tipe terstruktur dan tipe terbuka.

1) Tipe terstruktur (enclave)

Tipe terstruktur ditandai dengan karakter-karakter yaitu lahan terbatas yang dilengkapi dengan infrastruktur yang spesifik untuk kawasan tersebut. Tipe ini mempunyai kelebihan dalam citra yang ditumbuhkannya, sehingga mampu menembus pasar internasional. Lokasi pada umumnya terpisah dari masyarakat atau penduduk lokal, sehingga dampak negatif yang ditimbulkannya diharapkan terkontrol. Selain itu, pencemaran sosial budaya yang ditimbulkan akan terdeteksi sejak dini. Lahan tidak terlalu besar masih dalam tingkat kemampuan perencanaan yang integratif dan terkoordinir, sehingga diharapkan akan tampil menjadi semacam agen untuk mendapatkan dana-dana internasional sebagai unsur utama “menangkap” servis-servis dari hotel-hotel berbintang lima.

2) Tipe terbuka (Spontaneus)

Tipe ini ditandai dengan karakter-karakter yaitu tumbuh dan menyatunya kawasan dengan struktur kehidupan, baik ruang maupun pola dengan masyarakat lokal. Distribusi pendapatan yang didapat dari wisatawan dapat

1


(29)

langsung dinikmati oleh penduduk lokal akan tetapi dampak negatifnya cepat menjalar menjadi satu ke dalam penduduk lokal, sehingga sulit dikendalikan. 2.4 Kajian Penelitian Terdahulu

2.4.1 Penelitian Mengenai Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan sekumpulan tindakan pemasaran yang terintegrasi dalam memberikan nilai kepada konsumen dan menciptakan keunggulan bersaing bagi perusahaan. Strategi pemasaran harus bersifat

distinctive (artinya bersifat unik, tidak mudah ditiru oleh pesaing dan spesifik) dan didukung oleh semua potensi yang dimiliki oleh perusahaan secara optimal (Rangkuti 2002). Didalam merumuskan strategi pemasaran ada beberapa metode yang digunakan diantaranya adalah metode pengolahan data menggunakan Metode Proses Hierarki Analitik (PHA) dan merode analisis penentuan prioritas strategi.

Metode PHA yang digunakan oleh Iswidirman (2009) melakukan penelitian mengenai analisis strategi pemasaran agrowisata kampoeng wisata Cendrawasih kabupaten Bogor, Jawa Barat. Hasil pengolahan menunjukkan bahwa terdapat delapan faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran. Pada strategi bauran pemasaran, strategi yang mendapat prioritas utama adalah SDM (0,255) kemudian faktor layanan konsumen (0,189), produk (0,140), lokasi (0,1500, proses (0,105), promosi (0,078), bukti fisik (0,072 dan harga (0,057). Selanjutnya alternatif yang memiliki prioritas untuk dilakukan terlebih dahulu adalah menawarkan paket kampung wisata bagi anak-anak sekolah.

Purnama (2009) dalam penelitiannya menganalisis mengenai strategi pemasaran agrowisata Kebun Buah Plantera Fruit Paradise, Kabupaten Kendal Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bauran pemasaran yang telah diterapkan oleh Plantera dalam memasarkan agrowisata kebun buah

Plantera Fruit Paradise, menganalisis persepsi konsumen terhadap atribut bauran pemasaran Plantera Fruit Paradise dan memformulasikan rekomendasi prioritas agrowisata kebun buah Plantera Fruit Paradise. Metode yang digunakan adalah


(30)

studi kasus dengan menggunakan data primer dan data sekunder dengan metode Proses Hierarki Analitik.

Erlianingsih (2008) dalam penelitiannya menganalisis mengenai strategi pemasaran restoran Pondok Makan Mirah, Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan metode pengolahan dan analisis data berupa analisis deskriptif, kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatfif berusaha mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan serta melakukan analisis SWOT. Analisis kuantitatis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan metode QSPM. Matriks SWOT menghasilkan empat stategi. Prioritas utama berdasarkan matriks QSPM adalah melakukan perluasan usaha, prioritas kedua adalah pengembangan produk-produk dengan memberikan harga jual yang sesuai dengan keinginan konsumen, prioritas ketiga adalah pemanfaatan teknologi dan terakhir adalah melakukan promosi.

Lestari (2009) dalam “Analisis Strategi Pemasaran pada Wisata Mancing

fishing Valley Kabupaten Bogor, Jawa Barat”, menggunakan metode analisis

deskriptif, kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif dilakukan berdasarkan hasil observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner. Analisis kuantitatif yang dihasilkan adalah hasil berupa bobot, rating dan skor, Analisis kualitatif berupa penjelasan dari analisis kuantitatif. Alat analisis yang digunakan adalah matriks EFE, IFE, IE, SWOT dan QSPM. Hasil analisis eksternal menghasilkan Sembilan peluang dan enam ancaman, sedangkan analisis faktor internal menghasilkan enam kekuatan dan delapan kelemahan. Matriks SWOT menghasilkan delapan alternatif strategi yang dikembangkan dalam empat tipe strategi yaitu SO, WO, ST dan WT. Analisis QSPM memperingkatkan delapan strategi yang dapat diimplementasikan dengan prioritas sebagai berikut : meningkatkan kebersihan kolam, meningkatkan aktivitas promosi, merealisasikan pengembangan fasilitas, mengkaji ulang kesesuaian harga dan produk, merekrut karyawan untuk bagian pemasaran dan keuangan, membuat sistem keanggotaan bagi konsumen, mengoptimalkan pengelolaan pengunjung dan memperluas relasi.

2.4.2 Penelitian mengenai Agrowisata

Megawati (2009) melakukan penelitian mengenai analisis efektivitas promosi terhadap jumlah pengunjung Taman Safari Indonesia Cisarua, Bogor.


(31)

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kegiatan kegiatan promosi yang dilakukan oleh Taman Safari Indonesia dan menganalisis efektivitas promosi yang sudah dilakukan. Alat analisis yang digunakan adalah EPIC Model. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kut antara biaya promosi ATL maupun BTL dengan tingkat penjualan tanaman hias dengan nilai sebesar 0,423 dan 0,476.

Penelitian yang disesuaikan dengan judul penelitian si peneliti yaitu yang memiliki kesamaan tempat adalah Penelitian yang dilakukan oleh Baskara (2008) berjudul Analisis Kepuasan Pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng dan Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 100 orang. Teknik pengolahan dan analisis data menggunakan tabulasi deskriptif, Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Tabulasi deskriptif digunakan untuk menjelaskan mengenai karakteristik umum responden dan proses keputusan kunjungan ke Kampoeng Wisata. Untuk menganalisis tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut kampoeng wisata Cinangneng digunakan IPA. Selanjutnya CSI untuk mengetahui tingkat kepuasan secara keseluruhan dari seluruh atribut. Berdasarkan analisis dengan metode CSI, ternyata pengunjung agrowisata kampung wisata puas terhadap kinerja pelayanan selama ini. Hal ini dapat dilihat dari nilai CSI sebesar 72,56 persen.

Penelitian yang dilakukan oleh Suasani (2008) yang berjudul “Persepsi Multipihak dan Dampak Sosial Ekonomi Pengelolaan Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC) Terhadap Masyarakat Sekitar”. Hasil yang diperoleh adalah persepsi masyarakat dan pengunjung terhadap pengelolaan, keadaan sarana dan prasarana KWC, keadaan lingkungan KWC, manfaat KWC berada pada penilaian baik sebesar 60,8 persen, 56,1 persen, 63,3 persen dan 67,9 persen. Perbedaan dan persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan disajikan dalam Tabel 6 sebagai berikut.


(32)

Tabel 6. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian yang Akan Dilakukan

No Nama Pengarang dan Judul Skripsi

Persamaan Perbedaan

1. Iswidirman : analisis strategi pemasaran agrowisata kampoeng wisata Cendrawasih kabupaten Bogor, Jawa Barat

Objek penelitian adalah Kampoeng Wisata Menganalisis strategi pemasaran Tempat penelitian Alat analisis yang digunakan AHP

2. Hary Purnama : strategi pemasaran agrowisata Kebun Buah Plantera Fruit Paradise, Kabupaten Kendal Jawa Tengah.

Obejek penelitian agrowisata Menganalisis strategi pemasaran

Tempat penelitian Alat analisis yang digunakan AHP

3. Sari Erlianingsih : strategi pemasaran restoran Pondok Makan Mirah,Jakarta Selatan

Alat analisis yang digunakan Menganalisis strategi pemasaran

Tempat penelitian Objek penelitian

4. Ayu Indah Lestari : Analisis Strategi Pemasaran pada Wisata Mancing fishing Valley

Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Alat analisis yang digunakan Menganalisis strategi pemasaran

Tempat penelitian Objek penelitian

5. Gerry Gusta Baskara: Analisis Kepuasan Pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng dan

Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran

Tempat penelitian Alat analisis yang digunakan Metode yang digunakan Judul skripsi 6. Prawinarah Sarintening Suasani :

Persepsi multipihak dan dampak sosial ekonomi pengelolaan kampoeng wisata Cinangneng (KWC) terhadap masyarakat sekitar

Tempat penelitian Alat analisis yang digunakan Metode yang digunakan Judul skripsi

7 Dewi megawati : analisis efektivitas promosi terhadap jumlah pengunjung Taman Safari Indonesia Cisarua, Bogor

Tempat penelitian Judul skripsi Alat analisis yang digunakan

Objek Penelitian

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan yang mencakup objek penelitian, alat analisis, tempat penelitian dan judul skripsi. Tabel tersebut dapat memudahkan penulis untuk melakukan penelitian dan menyusun skripsi sesuai dengan alat analisis yang digunakan. Penelitian terdahulu tersebut juga sebagai pustaka dalam penyusunan skripsi ini.


(33)

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Penelitian ini didasarkan pada teori-teori tentang pemasaran yaitu konsep pemasaran, tujuan pemasaran, straegi pemasaran, pemasaran jasa, bauran pemasaran jasa, analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, Matriks

External Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE), Matriks

Internal-External (IE), Matriks Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats

(SWOT), Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM), action plan, dan kerangka pemikiran operasional.

3.1.1 Konsep Pemasaran

Menurut Kotler dan Keller (2007) pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan masyarakat secara menguntungkan. Definisi pemasaran dibedakan secara sosial dan manajerial. Definisi secara sosial, pemasaran merupakan suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut definisi manajerial pemasaran digambarkan sebagai seni menjual produk akan tetapi penjualan bukanlah bagian yang paling penting dari pemasaran.

Asosiasi Pemasaran Amerika menyatakan bahwa pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Manajemen pemasaran dipandang sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran, mendapatkan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.

Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih. Konsep pemasaran berdiri diatas empat pilar yaitu pasar sasaran, kebutuhan pelanggan,


(34)

pemasaran terintegrasi, dan kemampuan menghasilkan laba. Konsep pemasaran mempunyai perspektif dari luar ke dalam dimana konsep ini dimulai dari pasar yang didefinisikan dengan baik, berfokus pada kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan semua aktivitas yang akan mempengaruhi pelanggan dan menghasilkan laba dengan memuaskan pelanggan. Proses pemasaran terkait dengan tujuan pemasaran yang ingin dicapai melalui strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.

3.1.2 Tujuan Pemasaran

Menurut Rangkuti (2002) tujuan kegiatan pemasaran adalah :

1) Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.

2) Perusahaan dapat menjelaskan secara detail mengenai semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.

3.1.3 Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah strategi yang disatukan, luas, terintegrasi dan komprehensif yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan pemasaran yang tepat oleh organisasi. Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan, sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu pada masing-masing tingkatan dan acuan, serta alokasinya sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.

Strategi pemasaran merupakan sekumpulan tindakan pemasaran yang terintegrasi dalam memberikan nilai kepada konsumen dan menciptakan


(35)

keunggulan bersaing bagi perusahaan. Strategi pemasaran harus bersifat

distinctive (artinya bersifat unik, tidak mudah ditiru oleh pesaing dan spesifik) dan didukung oleh semua potensi yang dimiliki oleh perusahaan secara optimal (Rangkuti 2002).

Strategi pemasaran adalah instrument sentral untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan usaha pemasaran. Strategi pemasaran beroperasi pada dua level yaitu strategik dan statis. Pemasaran strategik membentangkan pasar sasaran dan proporsi nilai yang akan ditawarkan, berdasarkan pada suatu analisis peluang pasar terbaik. Pemasaran taktis menspesifikasikan taktik pasar, termasuk fitur produk, promosi, perdagangan, penetapan harga, saluran penjulan dan layanan. Hakikat dari pemasaran strategik adalah segmentasi, target dan penentuan posisi (Segmentation. Targetting, Positioning- STP) yaitu melakukan segmentasi pasar, menyeleksi sasaran pasar yang tepat dan mengembangkan penentuan posisi nilai dari tawaran (Kotler dan Keller 2007).

1) Segmentation

Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki keinginan yang sama. Pembagian segmen pasar dapat diidentifikasi berdasarkan segmentasi georafis, demografis, psikografis dan perilaku di kalangan pembeli.

2) Targetting

Setelah melakukan segmentasi pasar, perusahaan melakukan identifikasi dan seleksi sasaran. Perusahaan memutuskan segmen mana yang menyajikan peluang paling besar yang merupakan pasar sasaran.

3) Positioning

Selanjutnya untuk pasar yang terpilih, perusahaan mengembangkan suatu tawaran pasar dengan penetapan posisi perusahaan. Penetapan posisi (positioning) adalah tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan, sehingga menempati posisi yang khas di benak pelanggan sasarannya.

3.1.4 Pemasaran Jasa

Menurut Kotler (2005), jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud (intangible) dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Produk jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Jasa memiliki empat


(36)

karakteristik utama yang sangat mempengaruhi desain program pemasaran (Kotler dan Kellen 2005) yaitu :

1) Tidak berwujud (intangible)

Berbeda dengan produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium sebelum membeli. Oleh karena itu tugas penyedia jasa adalah untuk mengelola bukti tersebut dan mewujudkan sesuatu yang tidak berwujud. Pemasar jasa harus mampu mengubah jasa yang tidak berwujud menjadi manfaat yang konkrit.

2) Tidak terpisahkan (inseparability)

Biasanya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Jika seseorang memberikan jasa maka penyedianya adalah bagian dari jasa tersebut. Konsumen juga hadir pada saat jasa dihasilkan, interaksi penyedia konsumen merupakan ciri khusus pemasaran jasa.

3) Bervariasi (variability)

Jasa bervariasi bergantung pada siapa yang memberikannya, kapan dan dimana diberikan.

4) Tidak tahan lama (perishability)

Jasa tidak dapat disimpan atau mudah musnah, sehingga tidak dapat dijual pada masa yang akan datang.

3.1.5 Bauran Pemasaran Jasa

Salah satu unsur kunci dalam strategi pemasaran adalah bauran pemasaran. Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Mc Carthy (1985) dalam Kotler (2005) mengklasifikasikan alat-alat bauran pemasaran menjadi empat kelompok yang disebut 4P pemasaran yaitu produk, harga, tempat/ saluran distribusi dan promosi. Pendekatan 4P berhasil dengan baik untuk pemasaran produk tetapi elemen-elemen tambahan perlu diperhatikan dalam bisnis jasa. Booms dan Bitner mengusulkan 3P tambahan untuk pemasaran jasa, yaitu orang, bukti fisik dan proses.


(37)

1) Produk (Product)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang, tempat, properti, organisasi dan gagasan.

2) Harga (Price)

Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa atau jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa. Harga merupakan salah satu unsur penting yang menetukan pangsa pasar dan profitabilitas perusahaan karena harga merupakan satu satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan sementara elemen-elemen lainnya menimbulkan biaya.

3) Tempat/Saluran distribusi (Place)

Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi. Dilihat dari jauh pendeknya rantai distribusi, saluran distribusi dapat dikelompokkan menjadi dua (Kotler, 2005):

a) Saluran distribusi langsung yaitu saluran distribusi dimana produk dari produsen langsung ke tangan konsumen tanpa melalui perantara atau penyalur.

b) Saluran distribusi tidak langsung, yaitu perusahaan dalam mendistribusikan produknya menggunakan penyalur atau agen perantara dan juga pengecer sebelum sampai ke tangan konsumen

4) Promosi (Promotion)

Promosi menunjukkan pada berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan kebaikan produknya, membujuk dan mengingatkan para pelanggan dan konsumen untuk membeli produk tersebut. Promosi ini merupakan suatu kegiatan yang sangat menentukan dalam meningkatkan nilai penjualan, menciptakan pasaran hasil produksi, dan pertumbuhan produk. Strategi promosi adalah tindakan perncanaan, implementasi dan pengendalian komunikasi dari organisasi kepada pelanggan


(38)

dan audiens sasaran lainnya. Bauran komunikasi pemasaran terdiri dari lima cara komunikasi, yaitu :

a) Periklanan : dapat untuk membangun citra jangka panjang bagi suatu produk. Dalam periklanan terdapat sifat-sifat yang dapat diperhatikan yaitu presentasi umum, tersebar luas, ekspresi yang lebih kuat dan tidak bersifat pribadi.

b) Promosi Penjualan : berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong orang untuk mencoba atu membeli produk atau jasa. Alat promosi penjualan dapat berupa kupon, potongan harga, contoh produk dan pameran. Promosi penjualan digunakan untuk memperoleh tanggapan pembeli yang lebih kuat dan cepat dengan menawarkan tiga manfaat yang berbeda yang mencakup komunikasi, insentif dan ajakan.

c) Hubungan masyarakat dan publisitas : daya tarik hubungan masyarakat dan publisitas didasarkan pada tiga sifat khusus yaitu kredibilitas yang tinggi, kemampuan menangkap pembeli yang tidak dibidik sebelumnya dan dramatisasi. Humas dan publisitas dapat berupa seminar, sumbangan amal dan peran sebagai sponsor.

d) Penjualan Pribadi : adalah interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan maksud untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan dan memperoleh pemesanan. Penjualan personal memiliki tiga ciri khusus yaitu pertemuan pribadi, perkembangan hubungan dan tanggapan.

e) Pemasaran Langsung : yaitu penggunaan surat, telepon, faksimili, email dan alat penghubung non personal lainnya untuk berkomunikasi secara langsung dengan mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.

5) Orang (People)

Orang (karyawan) merupakan unsur bauran pemasaran jasa yang memiliki peran penting, karena terlibat langsung dalam kegiatan penyampaian produk ke konsumen. Kesuksesan pemasaran sangat tergantung pada seleksi, pelatihan, motivasi dan manajemen sumber daya manusia. Pentingnya strategi orang dalam pemasaran yaitu mengarahkan minat yang lebih besar dan


(39)

menarik, memotivasi, melatih dan mempertahankan kualitas karyawan dengan mengembangkan pekerjaan-pekerjaan untuk memuaskan kebutuhan konsumen.

6) Bukti fisik (Physical Evidance)

Bukti fisik merupakan lingkungan fisik perusahaan dimana layanan diciptakan, penyediaan dan pelanggan berinteraksi. Bukti fisik berhubungan sengan fasilitas apa yang diharapkan pelanggan, sehingga dapat meningkatkan kenyamanan. Bukti fisik mewakili keputusan kunci mengenai desain dan lay-out bangunan, misalnya tempat duduk, toilet, tempat ibadah, parkir, dan sebagainya yang dibutuhlan pengunjung.

7) Proses (Process)

Proses merupakan seluruh kegiatan kerja yang berhubungan dengan pelayanan yang akan diberikan kepada konsumen, perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya. Dimensi proses ini merupakan gabungan dari beberapa dimensi, yaitu :

a) Akses, meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan perusahaan

b) Komunikasi, merupakan kemampuan melakukan komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada pelanggan atu memperoleh masukan dari pelanggan

c) Pemahaman pada pelanggan, meliputi usaha perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan.

3.1.6 Analisis Lingkungan Perusahaan

Menurut David (2006), lingkungan perusahaan adalah situasi dan kondisi perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Keberhasilan pemasaran ditentukan oleh banyak aspek, baik di luar maupun di dalam perusahaan. Aspek yang diluar perusahaan atau disebut dengan lingkungan eksternal, sedangkan yang berada di dalam lingkungan perusahaan disebut dengan lingkungan internal.


(40)

3.1.6.1 Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal menekankan pada identifikasi dan evaluasi tren serta kejadian yang berada di luar kendali perusahaan. Selain itu, ditujukan untuk mengidentifikasi variabel kunci yang menawarkan respon yang dapat dijalankan. Analisis lingkungan eksternal mengungkapkan peluang dan ancaman utama yang dihadapi perusahaan, sehingga perusahaan dapat memformulasikan strategi untuk mengambil keuntungan dari peluang dan menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman potensial. Lingkungan eksternal adalah kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi perusahaan secara tidak langsung, akan tetapi perubahan-perubahan yang terjadi didalamnya sangat menentukan keputusan pemasaran dalam jangka panjang (Kotler 2005). Lingkungan eksternal dibedakan menjadi dua, yaitu :

1) Lingkungan Makro

Lingkungan makro merupakan kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi perusahaan secara tidak langsung dan pada umumnya memiliki cakupan yang luas. Perubahan-perubahan yang terjadi didalamnya sangat menentukan keputusan pemasaran. Lingkungan makro terdiri dari :

a) Demografis

Aspek demografi merupakan kekuatan ekonomi makro pertama yang dipantau oleh pemasar. Segala hal yang terjadi dalam aspek demografi dimanfaatkan pemasar untuk dijadikan dasar dalm membuat strategi dan program pemasarannya.

b) Perekonomian

Aspek perekonomian memiliki pengaruh penting pada aktivitas pemasaran. Lingkungan ekonomi selain orang, pasar mensyaratkan adanya daya beli. Daya beli yang ada di suatu perekonomian bergantung pada pendapatan, harga, tabungan, hutang dan ketersediaan kredit saat ini. Sebagai contoh jika seorang pelanggan memiliki pendapatan yang rendah maka sudah dapat dipastikan hanya akan membeli produk sesuai dengan pendapatannya. Oleh karena itu, pemasar perlu menyiasati berbagai peluang pemasaran bahkan pada saat perekonomian sedang mengalami penurunan.


(41)

c) Lingkungan Alam

Lingkungan alam merupakan bagian yang penting. Citra perusahaan dan produk bisa terpengaruh oleh sikap dan perhatian pada lingkungan alam. Selain itu, pemasar harus mewaspadai ancaman dan peluang yang sehubungan dengan keempat kecenderungan dalam lingkungan alam, kekurangan bahan baku, peningkatan biaya energi, peningkatan tingkat polusi dan perubahan-perubahan peran pemerintah.

d) Teknologi

Salah satu kekuatan yang paling dramatis dalam membentuk kehidupan manusia adalah teknologi. Pemasar harus mengamati kecenderungan teknologi berikut ini: langkah perubahan, peluang inovasi, anggaran litbang yang beragam dan peraturan yang meningkat.

e) Hukum-Politik

Keputusan pemasar sangat dipengaruhi oleh perkembangan politik dan hokum. Lingkungan ini dibentuk oleh hukum, badan pemerintah dan kelompok penekan yang mempengaruhi dan membatasi beragam organisasi dan individu.

f) Sosial Budaya

Manusia membentuk keyakinan, nilai dan norma. Manusia menyerap pandangan dunia yang merumuskan hubungan lingkungan dengan dirinya sendiri, dengan sesamanya, dengan organisasi, dengan masyarakat, dengan alam sekitar dan dengan alam semesta.

2) Lingkungan Mikro

Komponen-komponen yang relatif lebih memberikan pengaruh secara langsung pada perusahaan, terdiri dari :

a) Konsumen

Menunjukkan karakteristik dan perilaku dari mereka yang membeli barang atau jasa atau dapat didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini (Engel et al. 1995). Ada lima tahapan dalam pengambilan keputusan pembelian konsumen, antara lain: adanya pengenalan


(42)

kebutuhan, melakukan pencarian informasi mengenai produk yang dibutuhkan atau diinginkan, mencari evaluasi alternatif, melakukan pembelian dan yang terakhir adalah mengetahui hasilnya atau mendapatkan kepuasan dari produk yang dibeli.

b) Tenaga kerja

Merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi tenaga kerja untuk melakukan aktivitas-aktivitas perusahaan.

c) Pemasok

Pemasok mempunyai peranan tersendiri dan memegang peranan yang sangat penting dalam kesuksesan pemasaran. Pada dasarnya kelangsungan hidup bagian pemasaran tergantung dari pemasok. Sebagai contoh, jika terjadi keterlambatan pasokan barang (misalnya bahan baku) akan memberi dampak atas pemenuhan pesanan perusahaan.

d) Pesaing

Pesaing adalah perusahaan-perusahaan yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan yang sama. Perusahaan harus dapat mengembangkan produknya, mencari terus apa yang dapat ditawarkan, membuat cara-cara baru dalam melayani pelanggan, menemukan pasar-pasar baru. Perusahaan kreatif seperti inilah yang dapat bertahan dalam jangka panjang. Porter (2000) dalam Rangkuti (2006) mengemukakan tentang analisis kompetitif dalam Model Lima kekuatan Porter.

Industri adalah sekelompok perusahaan yang menawarkan suatu produk yang mempunyai sifat substitusi. Perusahaan harus mampu memposisikan diri berhadapan dengan pesaing maka perlu mengetahui terlebih dahulu keunggulan bersaing yang dimiliki atau yang akan diciptakan. Porter (2000) dalam Rangkuti (2006) mengidentifikasikan lima kekuatan yang menentukan daya tarik laba jangka panjang dari suatu pasar, yaitu pesaing industri, calon pendatang, substitusi, pembeli dan pemasok. Lima kekuatan tersebut menimbulkan lima ancaman yang harus diperhatikan.

1) Ancaman pesaing industri; suatu segmen menjadi tidak menarik jika ia telah memiliki pesaing yang banyak, kuat, agresif. Kondisi ini akan menyebabkan


(43)

terjadinya perang harga, perang iklan dan pengenalan produk baru, sehingga akan menjadi mahal bagi perusahaan untuk bersaing.

2) Ancaman pendatang baru (ancaman mobilitas); daya tarik suatu segmen berbeda beda menurut tingginya penghalang untuk masuk dan keluarnya . 3) Ancaman produk substitusi (ancaman substitusi); suatu segmen menjadi tidak

tertarik jika terdapat substitusi actual atau potensial dari suatu produk. Substitusi membatasi harga dan laba yang dapat dihasilkan oleh suatu segmen.

4) Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar menawar pembeli (kekuatan pembeli); suatu segmen menjadi tidak menarik jika pembeli memiliki kekuatan posisi tawar (bargaining power ) yang kuat.

5) Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pemasok (kekuatan pemasok); suatu segmen menjadi tidak menarik jika para pemasok perusahaan mampu menaikkan harga atau mengurangi kuantitas yang mereka pasok.

Gambar 1. Kekuatan Persaingan dalam Industri Sumber : Porter dalam Rangkuti (2006) 3.1.6.2 Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan internal merupakan suatu kondisi yang ada dalam perusahaan. Faktor internal perusahaan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi arah dan tindakan perusahaan yang berasal dari internal perusahaan. Tujuan analisis lingkungan internal adalah untuk dapat menilai dan mengidentifikasi kekuatan dan

Pendatang Baru Potensial

Pendatang Baru Potensial Pesaing-Pesaing

Industri (Rival Segmen)

Pendatang Baru Potensial Pemasok


(44)

kelemahan yang menjadi landasan bagi strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut David (2006), lingkungan internal adalah kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi perusahaan secara langsung melalui aktivitas pemasarannya dan lebih mudah dikendalikan karena berada di dalam jangkauan perusahaan. Ada beberapa komponen dalam lingkungan internal, antara lain:

1) Aspek Organisasi, artinya perusahaan atau organiasasi harus dapat memberikan citra yang dapat menarik minat pelanggan.

a) Jaringan Komunikasi b) Strukur Organisasi c) Hierarki Tujuan

d) Kemampuan Tim Manajemen

2) Aspek Pemasaran, artinya dengan adanya pemasaran yang baik dapat mengetahui serta menciptakan kebutuhan dan keinginan para pelanggan. a) Segmentasi Pasar

b) Bauran Pemasaran

3) Aspek Keuangan, artinya para pemilik perusahaan dapat melihat kondisi perusahaannya apakah mengalami keuntungan atau kerugian dan dapat melihat peluang adanya pengembangan perusahaan.

a) Aktivitas

b) Peluang Investasi

4) Aspek Produksi, merupakan segala hal yang berkaitan dengan semua aktivitas perusahan.

a) Layout Fasilitas Perusahaan b) Penelitian dan Pengembangan c) Penggunaan Teknologi d) Pembelian Bahan Baku

3.1.7 Matriks External Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE)

Setelah melakukan analisis lingkungan eksternal dan internal, maka hasilnya dimasukkan ke dalam matriks EFE dan IFE. Matriks EFE untuk hasil analisis faktor lingkungan eksternal dan matriks IFE untuk hasil analisis faktor lingkungan internal.


(45)

Matriks EFE ditujukan untuk merangkum dan mengevaluasi informasi mengenai aspek ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi dan persaingan. Informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Matriks IFE ditujukan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis (David 2006).

3.1.8 Matriks Internal-External (IE)

Matriks IE merupakan pemetaan skor matriks EFE dan IFE yang telah dihasilkan dari tahap input (input stage) dan memposisikan peusahaan dalam tampilan Sembilan seliks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi yang berbeda-beda (David 2006), yaitu:

1) Daerah tumbuh dan berkembeng (grow and build)

Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal) dapat menjadi strategi yang paling sesuai untuk divisi dalam sel ini.

2) Daerah jaga dan pertahanan (hold and maintain)

Strategi yang tepat untuk tipe ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.

3) Daerah panen atau divestasi (harvest or divestiture)

Strategi yang sesuai untuk kondisi dalam sel ini adalah strategi divestasi, diversifikasi konglomerat dan likuidasi.

3.1.9 Matriks Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT)

David (2009) menyatakan bahwa matriks SWOT merupakan identifikasi sistematis atas kekuatan dan kelemahan internal perusahaan serta peluang dan ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi perusahaan. Diharapkan melalui analisis ini, perusahaan diharapkan dapat menyusun strategi pemasaran yang efektif dengan memaksimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada serta meminimalkan kelemahan perusahaan dan ancaman yang dihadapi. Matriks SWOT merupakan alat pada tahap pencocokan yang penting yang membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi: SO (kekuatan peluang;


(46)

strengths-opportunities), WO (kelemahan-peluang; weaknesses-opportunities), ST (kekuatan-ancaman; strengths-threats) dan WT (kelemahan-ancaman;

weaknesses-threats).

3.1.10 Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

Menurut David (2006), Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) atau matriks perncanaan strategi kuantitatif didesain untuk menentukan daya tarik relatif dari alternatif tindakan yang layak. QSPM menggunakan input dari analisis tahap input yaitu IFE dan EFE serta hasil dari tahap pencocokan untuk mementukan secara objektif di antara alternatif strategi berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. Daya tarik relatif dari setiap alternatif strategi dihitung dengan menetapkan dampak komulatif dari setiap faktor kritis eksternal dan internal.

3.1.11 Action Plan (Rencana Aksi/Kegiatan)

Setiap kegiatan tentu lebih baik bila didahului dengan penyusunan suatu rencana, sehingga apa yang diinginkan dapat terlaksana dengan baik serta hasil yang diperoleh akan baik pula. Membuat perencanaan untuk mengoperasionalkan strategi yang sudah dimiliki dan diterjemahkan ke dalam realisasi kegiatan dalam proses implementasi adalah bagian dari penyusunan rencana kegiatan operasional. Rencana kegiatan adalah cara spesifik yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran kegiatan. Secara umum rencana kegiatan mengandung unsur –unsur sebagai berikut:

1) Tahapan atau rencana kegiatan spesifik yang harus dilakukan.

2) Adanya orang yang bertanggung jawab agar setiap tahap atau tindakan dapat diselesaikan dengan baik.

3) Jadwal untuk menjalankan setiap tahapan atau tindakan

4) Sumber daya yang perlu dialokasikan agar tahapan atau tindakan tersebut dapat diselesaikan dengan baik


(47)

5) Adanya mekanisme umpan balik untuk memantau setiap tahapan atau tindakan.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Kerangka pemikiran operasional digunakan sebagai landasan yang berkaitan dengan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian dan harus berdasarkan pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan. Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC) merupakan salah satu wisata kampung yang menawarkan wisata tradisional. Saat ini persaingan dalam usaha wisata kampung karena banyak bermunculan wisata kampung lain baik dalam skala besar maupun menengah. Usaha tersebut membidik pasar yang sama yaitu kalangan pelajar maupun anak-anak dan orang dewasa yang ingin menikmati wisata tradisional.

Seiring perkembangannya KWC menghadapi berbagai permasalahan diantaranya tingkat persaingan yang tinggi dalam bidang wisata agro. Selain itu, keberadaan pesaing sejenis yang juga menyajikan produk wisata mirip dengan yang ada KWC. Kampoeng Wisata Cinangneng mengalami permasalahan dalam hal internal yaitu pemasaran yang sudah dilakukan belum optimal dan juga komitmen dari pihak KWC sendiri untuk tetap mempertahankan konsep kampung wisata yang sudah ada sejak KWC berdiri. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, perusahaan harus mampu menjangkau pasar sasarannya dengan mengembangkan strategi pemasaran yang efektif agar dapat mencapai tujuan perusahaan.

Arah dan tujuan perusahaan dianalisis melalui identifikasi visi dan misi perusahaan yang juga dijadikan bahan pertimbangan dalam perumusan alternatif strategi. Perumusan strategi pemasaran didasarkan pada analisis menyeluruh terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi lingkugan pemasaran KWC dengan menganalisis lingkungan eksternal, industri dan internal perusahaan. Analisis lingkungan eksternal dilakukan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Analisis lingkungan internal dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan.

Hasil identifikasi peluang dan ancaman diplotkan dalam matriks EFE dan hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan diplotkan dalam matriks IFE. Hasil matriks EFE dan IFE kemudian dimasukkan dalam matriks IE, sehingga dapat


(48)

diketahui posisi perusahaan berdasarkan analisis lingkungan usahanya. Setelah penentuan posisi perusahaan dilakukan tahap formulasi strategi pemasaran dengan menggunakan Matriks SWOT. Perumusan strategi pemasaran ini menggunakan input dari hasil identifikasi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan perusahaan dengan mempertimbangkan visi dan misi perusahaan serta posisi perusahaan. Alternatif strategi pemasaran yang dihasilkan dari matriks SWOT selanjutnya diurut berdasarkan prioritas strategi yang tepat untuk dilaksanakan perusahaan dengan menggunakan matriks QSPM yang secara objektif dapat mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik.

Tahap selanjutnya setelah dihasilkannya prioritas strategi adalah rancangan rencana aksi/kegiatan (action plan). Tahap action plan ini merupakan keberlanjutan dari matriks QSPM. Rencana kegiatan ini disusun berdasarkan hasil keluaran matriks QSPM yang berupa beberapa prioritas strategi yang nantinya akan dibentuk menjadi satu rencana kegiatan yang mempertimbangkan kondisi perusahaan melalui diskusi dengan pihak manajemen KWC sebagai pelaksana kebijakan perusahaan. Secara ringkas keseluruhan tahap ini diringkas dalam kerangka pemikiran operasional yang dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.


(49)

Keterangan :

= Urutan konsep pemikiran operasional = Implementasi

= Rancangan

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional Identifikasi Permasalahan:

Tingkat Persaingan yang tinggi Pemasaran belum optimal Keberadaan pesaing sejenis

Tantangan untuk tetap mempertahankan konsep Kampoeng Wisata Cinangneng

Merumuskan Matriks IE

Merumuskan Matriks EFE Lingkungan Internal

1. Aspek Organisasi 2. Aspek Pemasaran 3. Aspek Keuangan 4. Aspek Produksi

Lingkungan Eksternal 1. Lingkungan Makro 2. Lingkungan Mikro 3. Lingkungan Industri

Formulasi Strategi Perusahaan (Matriks SWOT)

Prioritas Strategi Pemasaran (QSPM)

Alternatif Strategi Pemasaran Merumuskan Matriks IFE

Strategi Pemasaran

Analisis Lingkungan Perusahaan

Action Plan (Rencana Aksi/Kegiatan)


(50)

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kampoeng Wisata Cinangneng yang beralamat di Jalan Babakan Kemang, RT 01 / RW 02, Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Bogor. Waktu pengambilan data dilakukan pada bulan Juli – Agustus 2010. 4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Data primer berdasarkan pengamatan langsung dan wawancara dengan tiga orang pihak manajemen perusahaan yang terdiri dari pemilik, sekretaris umum, staf food and beverage dan dengan 30 orang pengunjung melalui bantuan kuesioner. Data primer dalam penelitian ini diperlukan untuk mengetahui kegiatan pemasaran yang telah dan sedang dilakukan oleh pihak manajemen KWC.

Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen perusahaan berupa data dan informasi dari perusahaan pada periode terkait dengan penelitian serta gambaran umum usaha. Selain itu, data sekunder diperoleh melalui penelusuran kepustakaan melalui buku, literatur, internet dan tulisan-tulisan ilmiah yang berkaitan dengan topik yang dibahas dalam penelitian. Data sekunder merupakan data yang digunakan untuk melengkapi dan mendukung data-data primer yaitu data yang didapat dari literatur dan instansi terkait.

4.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu :

1) Observasi: melakukan pengamatan langsung terhadap aktivitas perusahaan terutama yang terkait dengan kegiatan perusahaan.

2) Wawancara: melakukan wawancara dengan pemilik, manajer dan karyawan perusahaan serta konsumen untuk mendapatkan informasi yang lengkap. 3) Kepustakaan: membaca buku-buku yang terkait, mempelajari hasil penelitian

terdahulu, data-data dari lembaga terkait dan perusahaan yang tersedia serta literatur-literatur relevan yang menunjang.


(51)

4) Studi Pendahuluan: mendatangi perusahaan melakukan pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak perusahaan sebelum memulai penyusunan skripsi.

5) Pengisian kuesioner: untuk pengisian matriks pendapat gabungan pada matriks EFE dan IFE serta nilai daya tarik pada matriks QSPM yang dilakukan oleh pihak yang berperan dalam pengambilan keputusan prioritas strategi pemasaran perusahaan yaitu pemilik, sekretaris umum dan kepala bagian produksi jasa.

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan konsep manajemen strategis. Analisis data dilakukan melalui analisis deskriptif, analisis kualitatif dan analisis kuantitatif yang disajikan dalam bentuk tabel, bagan dan uraian. Pada tahap awal dilakukan analisis deskriptif melalui observasi di lokasi penelitian, wawancara dengan pihak internal dan eksternal perusahaan, studi literatur dan penyebaran kuesioner.

Setelah faktor internal dan eksternal diidentifikasi selanjutnya dilakukan konfirmasi ulang kepada pihak manajemen perusahaan untuk menentukan keakuratan data yang diperoleh. Analisis kuantitatif yang dihasilkan pada penelitian ini adalah hasil berupa bobot, rating dan skor sedangkan analisis kualitatif berupa penjelasan dari analisis kuantitatif. Data-data yang berhasil dikumpulkan akan diolah dan dianalisis dalam tiga tahap yaitu tahap input (input stage), tahap pencocokan (matching stage), tahap keputusan (decision stage) dengan menggunakan alat analisis yang terdiri dari matriks IFE, EFE, SWOT dan QSPM (David 2006). Rancangan implementasinya dalam bentuk tabel action plan

yang diperoleh dari urutan prioritas strategi hasil matriks QSPM dan diskusi dengan pihak manajemen perusahaan.

4.4.1 Tahap Input (Input Stage)

Tahap input dalam kerangka kerja pada penelitian ini terdiri dari matriks EFE dan matriks IFE. Matriks input berhubungan dengan tingkat kepentingan relatif dari faktor-faktor peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan dari hasil analisis lingkungan internal dan eksternal. Informasi yang berasal dari tahap input


(1)

seputar wisata secara umum

dalam pelayanan/ karyawan dan pemandu 3 Menguatkan citra

baik yang telah ada untuk meminimalisasi persaingan

1. Menguatkan citra melalui atribut produk yang dijelaskan pada setiap kegiatan promosi

2. Pengoptimalan pembuatan sertifikat bagi pengunjung 3. Membuat hak paten pada

paket wisata “Tour Poelang Kampoeng”

1. Kabag Produksi Jasa (Yudha Catur Saputra)

2. Kabag Produksi Jasa (Yudha Catur Saputra) 3. Pemilik (Hester

Basoeki) 1.Mempertahankan keloyalan pengunjung/pengunjung 2.Mempertahankan keloyalan pengunjung/pengunjung 3.Mempertahankan keloyalan pengunjung/pengunjung

1.November 2010

2.Desember 2010

3.Tahun 2011

1. –

2. –

3. (belum dapat diketahui)

4 Pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di KWC serta penetapan batas kawasan wisata yang jelas

1. Perbaikan sarana dan prasarana

2. Pembuatan peta (denah) lokasi

3. Pembuatan buku petunjuk wisata

1. Kabag Maintanance, Transportasi dan Loistik (Yayat Hidayat)

2. Kabag Produksi Jasa (Yudha Catur Saputra)

3. Kabag Produksi Jasa (Yudha Catur Saputra)

1.Peningkatan kualitas fasilitas dan jasa/ pihak KWC

2.Peningkatan kualitas fasilitas dan jasa/ pihak KWC

3.Peningkatan kualitas fasilitas dan jasa/ pihak KWC

1.Januari 2011

2.Desember 2010

3.Desember 2010

1. Rp. 100.000 /bulan 2. Rp. 50.000

3. @Rp. 3000x100 =300.000 (sekali cetak) 5 Meningkatkan

mutu pelayanan dan menjaga hubungan baik dengan pihak-pihak terkait 1. Mempertahankan kedisiplinan dan keramahan karyawan. 2. Membuat kotak saran bagi

pengunjung

1. Kabag Personalia (Herri)

2. Kabag Produksi Jasa (Yudha Catur Saputra)

1.Perbaikan kinerja pelayanan/karyawan dan pemandu

2.Perbaikan kinerja pelayanan/karyawan dan pemandu

1.November 2010

2.Desember 2010 1. –

2. Rp. 250.000

6 Perbaikan profesionalitas manajemen untuk

1. Mengikuti setiap pelatihan dan seminar yang

diadakan pemerintah

1. Kabag Personalia (Herri)

1.Meningkatkan kualitas pihak manajemen/ seluruh bagian dalam struktur

1.(tergantung pihak pemerintah)


(2)

meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan

job description

yang jelas dan terarah

2. Membentuk manajemen yang kokoh

3. Memberikan reward and punishment pada karyawan.

4. Memberikan bonus pada karyawan ketika pengunjung melebihi target

2. Pemilik (Hester Basoeki)

3. Kabag Personalia (Herri)

4. Kabag Personalia (Herri)

organisasi KWC 2.Meningkatkan kualitas

pihak manajemen/ seluruh bagian dalam struktur organisasi KWC 3.Meningkatkan kualitas

pihak manajemen/ seluruh bagian dalam struktur organisasi KWC 4.Meningkatkan kualitas

pihak manajemen/ seluruh bagian dalam struktur organisasi KWC

2.November 2010

3.November 2010

4.–

2. –

3. –

4. –


(3)

Lampiran 8

. Dokumentasi Kampoeng Wisata Cinangneng 2010

(Gambaran umum Kampoeng Wisata Cinangneng)

1

2

3

4


(4)

(Berbagai kegiatan dalam paket wisata pada Kampoeng Wisata Cinangneng

9

10

11

12

13

14

15


(5)

(Berbagai fasilitas yang dimiliki Kampoeng Wisata Cinangneng)

17

18

19

20

21

22

23

24


(6)

136

Keterangan :

1 = Papan nama KWC

2 = Sawah yang ditanami padi

3 = Kebun

4 = Taman di KWC

5 = Sawah yang belum ditanami padi

6 = Sungai Cinangneng

7 = Lingkungan di dalam KWC 1

8 = Lingkungan di dalam KWC 2

9 = Kegiatan tour kampoeng 1

10 = Melukis di atas caping

11 = Memandikan kerbau

12 = Menanam padi 1

13 = Menanam padi 2

14 = Bermain gamelan

15 = Kegiatan tour kampoeng 2

16 = Kegiatan tour kampoeng 3

17 = Tempang bermain congklak

18 = Kolam renang

19 = Kamar 1

20 = Jembatan pulang kampung

21 = Toilet

22 = Kamar 2

23 = Balai desa

24 = Tempat menari

25 = Masuk ke areal kampoeng

26 = Balai Kampoeng

27 = Cenderamata

28 = Kursi plastik digunakan saat

bermain angklung