Kepuasan Kerja Istri Pada Keluarga dengan Suami Istri Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan dan Alokasi Waktu Kerja

KEPUASAN KERJA ISTRI PADA KELUARGA DENGAN
SUAMI ISTRI BEKERJA MENURUT JENIS PEKERJAAN
DAN ALOKASI WAKTU KERJA

NOVY TRI MUKTIYAH

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul kepuasan kerja istri
pada keluarga dengan suami istri bekerja menurut jenis pekerjaan dan alokasi
waktu kerja adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2013
Novy Tri Muktiyah
NIM 124090074

ABSTRAK
NOVY TRI MUKTIYAH. Kepuasan kerja istri pada keluarga dengan suami istri
bekerja menurut jenis pekerjaan dan alokasi waktu kerja. Dibimbing oleh EUIS
SUNARTI.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kepuasan kerja istri pada
keluarga dengan suami istri bekerja menurut jenis pekerjaan dan alokasi waktu.
Contoh dalam penelitian ini adalah keluarga dengan suami istri bekerja yang
memiliki anak berusia maksimal 9 tahun. Contoh dipilih secara stratified non
proportional random sampling sebanyak 160 orang berdasarkan katagori
pekerjaan formal dan informal dengan alokasi waktu kerja maksimal 8 jam/hari
dan lebih dari 8 jam/hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja
pada istri telah mencapai sekitar 70 persen dari indikator kepuasan kerja dimana
pencapaian kepuasan tertinggi pada dukungan suami dan terendah pada kepuasan
di tempat kerja terutama pada kemajuan pekerjaan atau usaha. Kepuasan kerja

pada istri di sektor informal berbeda signifikan lebih tinggi dibandingkan istri
yang bekerja informal. Namun demikian, tidak terdapat perbedaan kepuasan kerja
yang signifikan berdasarkan alokasi waktu kerja istri.
Kata kunci : alokasi waktu kerja, jenis pekerjaan, kepuasan kerja

ABSTRACT
NOVY TRI MUKTIYAH. Job satisfaction of wives in dual earner families based
on types of work and work times alocation. Supervised by EUIS SUNARTI.
This study aims to analyze the differences of job satisfaction of wives in
dual earner families. The sample in this study are dual earner families that had
children with maximal aged 9 years old. The sample was selected by stratified non
proportional random sampling of 160 people in catagory of formal and informal
jobs with working hours maximal 8 hours/day and more than 8 hours/day. The
result of research showed that satisfaction of wives has reached approximately 70
percent of job satisfaction indicators which husband’s support were the highest
satisfaction and the lowest were satisfaction in work place particularly on progress
of jobs or buisness. Job satisfaction of wives in the formal sector higher than
wives who work informally. However, there were no significantly differences in
job satisfaction based on work times alocation of wives.
Keywords: job satisfaction, types of work, work times alocation


KEPUASAN KERJA ISTRI PADA KELUARGA DENGAN
SUAMI ISTRI BEKERJA MENURUT JENIS PEKERJAAN
DAN ALOKASI WAKTU KERJA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi: Kepuasan Kerja Istri Pada Keluarga dengan Suami Istri Bekerja
Menurut Jenis Pekerjaan dan Alokasi Waktu
: Novy Tri Muktiyah

Nama
: 124090074
NIM

Disetujui oleh

Prof.

Tanggal Lulus:

.1 0 AUG 2Q\j

r. Jr. Euis Sunarti, MS.
Dosen Pembimbing

Judul Skripsi : Kepuasan Kerja Istri Pada Keluarga dengan Suami Istri Bekerja
Menurut Jenis Pekerjaan dan Alokasi Waktu Kerja
Nama
: Novy Tri Muktiyah
NIM

: I24090074

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, MS.
Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc.
Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian ini adalah keluarga dengan suami istri bekerja dengan
judul “Kepuasan Kerja Istri pada Keluarga dengan Suami Istri Bekerja Menurut
Jenis Pekerjaan dan Alokasi Waktu Kerja”.
Melalui kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Terima
kasih penulis ucapkan kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.S selaku dosen pembimbing yang telah sabar
memberikan bimbingan, dukungan, perhatian, dan saran selama proses
penulisan skripsi ini.
2. Dr. Tin Herawati, SP, M.Si dan Neti Hernawati SP, M.Si selaku dosen
penguji atas saran dan perbaikan yang diberikan dalam skripsi ini.
3. Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc selaku dosen pembimbing akademik
yang telah mendampingi penulis dari awal masuk kuliah hingga sekarang.
4. Bapak, Ibu, Kakak dan keluarga penulis atas dorongan dan bantuan secara
fisik dan non fisik kepada penulis yang tidak pernah berhenti.
5. Aparat kelurahan, ketua RT dan RW, dan kader kelurahan Pasir Jaya,
Menteng, Panaragan, dan Paledang atas bantuan, kemudahan, dan kerjasama
yang diberikan dalam proses pengambilan data.
6. Risda, Fitri, Zha, dan Rahmi sebagai tim peneliti, teman-teman IKK 46
khususnya Lastri, Ayulia, Ani, Fulan, Dini, Amel, Indri dan Reza atas
kerjasama, dukungan dan motivasi, dan sarannya selama ini kepada penulis.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan
segala informasi dari skripsi ini. Selain itu, penulis juga mengharapkan kritik dan
saran yang berguna bagi kesempurnaan skripsi ini.

Bogor, Agustus 2013
Novy Tri Muktiyah

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

9


Latar Belakang

9

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

4

Manfaat Penelitian

4

KERANGKA PEMIKIRAN

4


METODE

8

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

8

Contoh dan Teknik Penarikan Contoh

8

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

9

Pengolahan dan Analisis Data

10


Definisi Operasional

11

HASIL DAN PEMBAHASAN

13

Keadaan Umum Lokasi Penelitian

13

Karakteristik Contoh dan Keluarga

14

Pencapaian Kepuasan Kerja Istri

16


Perbedaan Pencapaian Kepuasan Kerja Menurut Jenis Pekerjaan

20

Perbedaan Pencapaian Kepuasan Kerja Menurut Alokasi Waktu Kerja

21

Pembahasan Umum

21

SIMPULAN DAN SARAN

24

Simpulan

24

Saran

24

DAFTAR PUSTAKA

25

RIWAYAT HIDUP

28

DAFTAR TABEL
1 Variabel data, skala data, dan katagori data
2 Uji beda rata-rata skor karakteristik contoh dan keluarga menurut jenis
pekerjaan
3 Uji beda rata-rata skor karakteristik contoh dan keluarga menurut
alokasi waktu kerja
4 Sebaran skor pencapaian kepuasan kerja (%) menurut jenis pekerjaan
dan alokasi waktu kerja
5 Sebaran skor pencapaian kepuasan (%) terhadap motivasi pekerjaan
6 Sebaran skor pencapaian kepuasan (%) terhadap dukungan suami
7 Sebaran skor pencapaian kepuasan (%) terhadap pekerjaan yang
dilakukan
8 Sebaran skor pencapaian kepuasan (%) terhadap kemajuan karir atau
usaha
9 Sebaran skor pencapaian kepuasan (%) terhadap dorongan atasan atau
orang yang lebih maju di bidang pekerjaan
10 Sebaran skor pencapaian kepuasan (%) terhadap gaji atau upah
11 Sebaran skor pencapaian kepuasan (%) terhadap rekan kerja
12 Sebaran skor pencapaian kepuasan (%) terhadap kesempatan
pengembangan pengetahuan dan keterampilan
13 Sebaran skor pencapaian kepuasan (%) terhadap kejelasan informasi di
tempat kerja
14 Uji beda rata-rata skor dimensi kepuasan kerja menurut jenis pekerjaan
15 Uji beda rata-rata skor dimensi kepuasan kerja menurut alokasi waktu
kerja

9
14
15
16
17
17
17
18
18
19
19
19
20
20
21

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran karakteristik istri, karakteristik keluarga dan
kepuasan kerja istri pada keluarga dengan suami istri bekerja menurut
jenis pekerjaan (formal dan informal) dan alokasi waktu kerja
(maksimal 8 jam/hari dan lebih dari 8 jam/hari)
2 Teknik penarikan contoh

7
8

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada masa moderenisasi saat ini, telah terjadi perubahan nilai-nilai yang
sangat pesat terutama dalam sistem keluarga. Salah satu perubahan yang sangat
mencolok adalah perubahan peran wanita di dalam keluarga. Zaman dahulu
wanita hanya sebagai istri yang mengurus suami dan anak serta mengerjakan
berbagai pekerjaan rumah tangga, tetapi kini banyak para wanita bekerja di luar
rumah yang dulunya merupakan sektor pekerjaan laki-laki.
Kecenderungan istri untuk bekerja di luar rumah menyebabkan keluargakeluarga terutama di daerah perkotaan berubah menjadi keluarga dengan suami
istri bekerja. Perubahan tersebut disebabkan tidak hanya tuntutan kebutuhan
ekonomi, namun juga karena suami dan istri memiliki keinginan untuk aktualisasi
diri di masyarakat sejalan dengan ilmu pengetahuan yang diperolehnya (Christine
et al 2010).
Meningkatnya partisipasi wanita dalam pasar kerja bukanlah terjadi secara
kebetulan. Hal ini dikarenakan seringkali kebutuhan rumah tangga yang begitu
besar dan mendesak sehingga membuat suami dan istri harus bekerja untuk bisa
mencukupi kebutuhan sehari-hari. Namun demikian, ada pula para istri yang tetap
memilih untuk bekerja karena mempunyai kebutuhan sosial yang tinggi dan
dengan bekerja mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Meningkatnya peran istri sebagai pencari nafkah dan adanya kenyataan
jika istri bekerja juga berperan untuk meningkatkan kedudukan rumah tangga
akan menambah timbulnya berbagai permasalahan. Hal tersebut terjadi karena
kedua peran tersebut sama-sama membutuhkan waktu, tenaga dan perhatian,
sehingga diperlukan berbagai strategi agar istri dapat menjalankan kedua perannya
dengan baik. Masalah pun akan semakin sulit apabila yang istri yang bekerja
mempunyai anak-anak dan masih membutuhkan pengasuhan fisik maupun
rohaniah.
Istri yang memutuskan untuk bekerja di luar rumah akan memberikan
kesulitan tersendiri dalam pembagian tugas di rumah tangga maupun pengasuhan
anak. Hal tersebut disebabkan istri yang bekerja di luar rumah tidak dapat
meninggalkan perannya sebagai ibu rumah tangga dan dalam hal pengasuhan anak
(Ollenburg & Moore 1996 dalam Tambingon 1999). Sejalan dengan hal tersebut,
menurut Stoner dan Wankel (1986) masuknya istri di dalam sektor publik
memberikan permasalahan sendiri karena adanya dual peran yang harus
dihadapinya. Terdapat tiga sumber masalah yang mungkin dihadapi oleh istri yang
bekerja, seperti : (1) sikap istri terhadap dirinya sendiri dan terhadap pekerjaannya,
(2) sikap istri terhadap rekan kerja, serta (3) kebijaksanaan dan prosedur
organisasi yang luas.
Banyaknya tuntutan yang diterima istri dari sektor publik dan domestik
serta kemampuan keluarga dalam memenuhi tugas keluarganya serta prestasi yang
diterima di lingkungannya berdampak pada kepuasan yang dirasakan oleh istri
bekerja. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja berhubungan
dengan kepuasan di berbagai aspek kehidupan. Levy (2003) serta Arofani dan

2
Seniati (2007) menyebutkan bahwa ada beberapa aspek yang dapat mempengaruhi
kepuasan kerja seperti karakteristik pekerjaan, karakteristik individu, karakteristik
peran (ambiguitas peran) serta konflik peran dan beban peran yang berlebih antara
keluarga dan pekerjaan.
Kepuasan yang dirasakan oleh istri yang bekerja berbeda-beda karena
adanya perbedaan jenis pekerjaan dan alokasi waktu kerja. Jenis pekerjaan
dibedakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menjadi dua yaitu pekerjaan formal
dan pekerjaan informal. Pekerjaan formal merupakan pekerjaan dengan jam kerja
tetap, terikat oleh organisasi yang berstatus badan hukum serta memiliki gaji tetap.
Pekerjaan formal biasanya dicerminkan oleh pekerjaan manajerial (white collar)
yang terdiri dari pekerja manajerial, teknisi dan sejenisnya, tenaga kepemimpinan
dan ketatalaksanaan, tenaga tata usaha dan sejenisnya, tenaga usaha penjualan,
tenaga usaha di bidang jasa. Adapun pekerjaan informal memiliki ciri-ciri sebagai
berikut: a) pekerjaan yang tidak ada perlindungan negara atas usaha atau
pekerjaannya; b) tidak menghasilkan pekerjaan yang tetap; c) tidak terdapat
keamanan kerja (job security); serta d) tidak terdapat status permanen atas
pekerjaan tersebut dan unit usaha atau lembaga yang tidak berbadan hukum.
Sedangkan untuk usaha di pekerjaan informal, umumnya merupakan usaha
keluarga dalam skala kecil, padat karya, keterampilan diperoleh dari luar sekolah
dan tidak diatur, serta pasar yang kompetitif seperti pedagang di pasar, pedagang
asongan, tukang becak dan sebagainya.
Waktu yang dikeluarkan oleh istri di dalam pekerjaannya termasuk waktu
perjalanan dari tempat kerja ke rumah juga berdampak pada kemampuan istri
dalam melakukan pekerjaan di tempat kerja dan di rumah sehingga akan
membedakan kepuasan kerja yang dirasakan antara istri bekerja. Waktu kerja pada
pekerja telah diatur oleh pemerintah khususnya dalam Undang-Undang No.13
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya pasal 77 sampai pasal 85 yang
menyebutkan bahwa setiap pengusaha wajib untuk melaksanakan ketentuan jam
kerja. Ketentuan jam kerja ini telah diatur dalam 2 sistem. Kedua sistem tersebut
yaitu untuk karyawan yang bekerja 6 hari dalam seminggu, jam kerjanya adalah 7
jam dalam 1 hari sedangkan yang bekerja 5 hari kerja dalam 1 minggu, kewajiban
bekerja adalah 8 jam dalam 1 hari.
Berdasarkan jenis pekerjaan dan alokasi waktu kerja tersebut,
menyebabkan adanya perbedaan baik dari segi beban kerja, pekerjaan, jarak,
waktu kerja, posisi pekerjaan serta pendapatan yang diperoleh yang pada akhirnya
akan berdampak pada kepuasan kerja. Dengan demikian, berdasarkan hal tersebut,
penulis tertarik untuk membuat skripsi dengan judul Kepuasan Kerja Istri pada
Keluarga dengan Suami Istri Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan dan Alokasi Waktu
Kerja.

Perumusan Masalah
Terbatasnya sumberdaya yang dimiliki oleh keluarga dan semakin
meningkatnya kebutuhan keluarga menuntut keluarga untuk bekerja keras agar
kebutuhannya terpenuhi, salah satunya yaitu dengan masuknya istri bekerja untuk
membantu sistem ekonomi keluarga. Sejalan dengan hal tersebut, Sayogyo (1981)
menyatakan bahwa kebanyakan alasan istri bekerja karena minimnya sumberdaya

3
yang dimiliki keluarga sehingga membutuhkan tambahan sumberdaya lain untuk
memenuhi kebutuhan keluarga. Selain karena meningkatnya tuntutan keluarga,
Herawati (2000) menambahkan bahwa meningkatnya jumlah wanita atau istri
yang bekerja di luar rumah juga disebabkan oleh meningkatnya pendidikan,
terbukanya kesempatan kerja, serta teknologi yang semakin canggih.
Berdasarkan data dari BPS tahun 2012, Provinsi Jawa Barat merupakan
Provinsi dengan angkatan kerja tertinggi di Indonesia (20.16 juta jiwa), angka ini
selalu bertambah tiap tahunnya, dimana pada tahun sebelumnya jumlah angkatan
kerja Jawa Barat sebanyak 18.43 juta orang pada tahun 2008 lalu meningkat
menjadi 19.05 juta orang pada tahun 2009 dan 19.21 juta orang pada tahun 2010.
Selanjutnya, peningkatan jumlah angkatan kerja tersebut berdampak pada
peningkatan kesempatan wanita di sektor publik (Sakernas 2010 dalam
Depnakertrans 2012). Data tersebut sejalan dengan data Sakernas (2008)
berdasarkan jumlah tenaga kerja Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) yang
merujuk pada mobilitas pekerja antar wilayah administrasi dengan syarat pekerja
melakukan pulang pergi seminggu sekali atau sebulan sekali yang terbesar adalah
di Provinsi Jawa Barat. Jumlah tenaga AKAD wanita di Provinsi Jawa Barat
merupakan terbesar ketiga di Indonesia yaitu sebanyak 25 687 orang.
Berdasarkan penelitian dari Maintier et al (2011) menyebutkan bahwa
beban kerja yang berat hanya mempengaruhi pihak istri di dalam kehidupannya.
Beban kerja yang berat ini kemudian menimbulkan kelelahan yang pada akhirnya
akan menghasilkan kepuasan hidup yang rendah pada wanita dalam hal ini pihak
istri yang bekerja.
Secara umum, pekerjaan dan kepuasan merupakan hal yang saling terkait
satu sama lain. Kepuasan kerja yang tinggi akan memberikan dampak terhadap
kualitas kehidupan keluarga yang akhirnya berpengaruh terhadap kesejahteraan di
dalam keluarga. Duxbury, Higgins, dan Johnson (2001) dalam Maintier et al
(2011) menyebutkan bahwa masalah pekerjaan dan keluarga dapat dikurangi
dengan memberikan kontrol pada pekerjaan dan kehidupan keluarga seperti jam
kerja yang fleksibel untuk mengurangi konflik dan meningkatkan kepuasan kerja.
Adanya fleksibilitas waktu kerja didukung oleh fleksibilitas pekerjaan yang
dilakukan oleh istri tersebut dimana lebih memungkinkan dilakukan oleh istri
yang bekerja informal. Hal tersebut dikarenakan istri yang bekerja informal
diduga lebih dapat mengatur waktunya untuk kerja dan keluarga terutama yang
memiliki alokasi waktu kerja kerja maksimal 8 jam/hari sehingga kepuasan kerja
pun dapat tercapai.
Pada kenyataannya, data Sakernas (2008) menunjukkan jumlah pekerja
wanita di sektor formal pada tahun 2007 sebanyak 25.08 persen meningkat
menjadi 26.46 persen pada tahun 2008. Sedangkan di sektor informal terjadi
penurunan jumlah pekerja wanita dimana pada tahun 2006 sebanyak 27.20 persen
menjadi 73.45 persen pada tahun 2008. Selain itu, fleksibilitas waktu pun masih
sulit dilakukan di Indonesia terutama pada pekerjaan formal. Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (2012) sebesar 77.2 juta orang (68.48 persen) masih bekerja
di atas 35 jam per minggu, sedangkan pekerja dengan jumlah jam kerja kurang
dari 15 jam per minggu hanya 6.9 juta orang (6.08 persen) dimana jam kerja
tersebut belum termasuk dengan alokasi waktu yang dikeluarkan untuk perjalanan
dari rumah ke tempat kerja. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini diharapkan
dapat menjawab pertanyaan sebagai berikut :

4
1.

2.

3.

Bagaimana pencapaian kepuasan kerja yang yang dirasakan oleh istri pada
keluarga dengan suami istri bekerja menurut jenis pekerjaan dan alokasi
waktu kerja?
Bagaimana perbedaan kepuasan kerja yang dirasakan oleh istri pada
keluarga dengan suami istri bekerja berdasarkan jenis pekerjaan istri yaitu
formal dan informal?
Bagaimana perbedaan kepuasan kerja yang dirasakan oleh istri pada
keluarga dengan suami istri bekerja berdasarkan alokasi waktu kerja istri
yaitu maksimal 8 jam/hari dengan lebih dari 8 jam/hari?

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis kepuasan kerja yang
dirasakan oleh istri pada keluarga dengan suami istri bekerja menurut jenis
pekerjaan dan alokasi waktu kerja istri.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1.
Mengidentifikasi pencapaian kepuasan kerja yang dirasakan oleh istri pada
keluarga dengan suami istri bekerja
2.
Menganalisis perbedaan kepuasan kerja yang dirasakan oleh istri pada
keluarga dengan suami istri bekerja berdasarkan jenis pekerjaan istri
3.
Menganalisis perbedaan kepuasan kerja yang dirasakan oleh istri pada
keluarga dengan suami istri bekerja berdasarkan alokasi waktu kerja istri.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai
pihak. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya dengan lebih
memaparkan pentingnya memperhatikan kepuasan kerja terutama pada istri atau
ibu yang bekerja. Bagi istri yang bekerja, diharapkan penelitian ini dapat berguna
untuk memberikan informasi akan pentingnya pemenuhan aspek di dalam
keluarga dan pekerjaan sehingga kepuasan kerja dapat tercapai. Bagi pemerintah,
sebagai pembuat kebijakan dihaarapkan dapat membuat sebuah kebijakan yang
mendukung peran istri yang bekerja sehingga kepuasan kerja istri dapat tercapai.

KERANGKA PEMIKIRAN
Pembahasan dalam penelitian ini dapat dijelaskan dengan menggunakan
beberapa pendekatan teori, seperti teori struktural fungsional dan teori pertukaran
sosial. Dalam pendekatan teori struktural fungsional, Winton (1995) menyatakan
keluarga merupakan sistem berupa unit-unit yang memiliki hubungan dan struktur
dimana didalamnya memiliki tujuan dan peraturan-peraturan untuk mencapai

5
tujuan yaitu kehidupan yang lebih baik. Teori struktural fungsional dalam
keluarga menjelaskan mengenai struktur dan fungsi serta peran anggota keluarga
sehingga tercipta keseimbangan dalam keluarga.
Seiring berkembangnya zaman, terdapat perubahan pandangan dan budaya
yang berhubungan dengan individu, kemandirian dan peran anggota keluarga
yang dapat merubah susunan dan dinamika struktur dalam keluarga. Salah satu
perubahanyang terjadi yaitu masuknya istri di dalam pekerjaan publik.
Keikutsertaan istri untuk bekerja di luar rumah merupakan salah satu wujud
kontribusi istri untuk meningkatkan pendapatan keluarga ataupun sebagai sarana
pengaktualisasian diri. Herawati (2000) menyatakan bahwa semakin tinggi jumlah
wanita yang bekerja di luar rumah dapat disebabkan oleh semakin meningkatnya
tekanan ekonomi, peningkatan pendidikan, semakin terbukanya kesempatan
wanita untuk bekerja serta teknologi yang semakin maju. Hal ini pun membuat
perubahan peran pada istri dimana pada masyarakat tradisional istri hanya
berperan sebagai ibu rumah tangga dan suami sebagai pencari nafkah utama mulai
bergeser menjadi keluarga dengan suami istri bekerja (dual earner families).
Adanya perubahan peran istri pada alokasi waktu produktifnya di luar
rumah mempunyai konsekuensi (cost) dan keuntungan tersendiri. Dalam
pandangan teori pertukaran sosial, individu merupakan mahluk yang rasional
dimana dalam penerapannya individu akan memaksimumkan keuntungan dan
meminimumkan biaya yang dikeluarkan. Penerapan teori pertukaran sosial
berfokus pada motivasi (hal yang mendorong seseorang melakukan kegiatan)
yang berasal dari keinginan diri sendiri. Dalam konsep teori ini, Sunarti (2001)
menyatakan bahwa biaya minimal dalam interaksi sosial setidaknya adalah waktu
dan tenaga sedangkan biaya lainnya seperti uang, perasaan marah, frustasi dan
depresi. Dengan demikian, masuknya istri bekerja di luar rumah tidak terlepas dari
adanya manfaat yang di hasilkan dari pekerjaannya seperti gaji atau kepuasan
kerja dan konsekuensi yang harus dibayar istri seperti biaya untuk mengurus
rumah dan anak serta konflik kerja keluarga yang mungkin timbul bila istri tidak
dapat menciptakan keseimbangan. Deacon dan Firebaugh (1988) menyebutkan
bahwa pada istri yang bekerja akan terjadi konflik peran karena mereka memiliki
tanggung jawab baik pada pekerjaan rumah maupun di luar rumah.
Kepuasan kerja merupakan hal penting yang harus dirasakan oleh pekerja
untuk menggambarkan perasaan senang atau kecewa pekerja terhadap
pekerjaannya. Prasetyo (2008) menyatakan kepuasan kerja merupakan sesuatu
yang bersifa individual. Hal ini berarti setiap individu memiliki tingkat kepuasan
yang berbeda-beda sesuai dengan nilai yang berlaku dalam dirnya, semakin tinggi
penilaian maka semakin tinggi kepuasan kerja yang dirasakan.
Salah satu cara untuk menilai kepuasan kerja yaitu dengan melihat
seberapa besar motivasi kerja. Motivasi kerja merupakan faktor pendorong dari
dalam internal pekerja dalam kesediannya mengeluarkan upaya untuk mencapai
tujuan kerja di tempat kerja. Arep dan Tanjung (2002) menyatakan bahwa
manfaat motivasi kerja yang utama adalah untuk menciptakan gairah kerja
sehingga meningkatkan produktivitas kerja. Faktor-faktor yang dapat menjadi
motivasi kerja yang dijelaskan oleh Yulinda dan Harlyanti (2009) adalah
keberhasilan melakukan tugas, pengakuan kerja, pekerjaan itu sendiri, tanggung
jawab yang diberikan, serta kemungkinan dalam pengembangan kemajuan kerja.
Huang (2011) dalam penelitiannya menjelaskan motivasi kerja merupakan

6
indikator pendorong dari kepuasan kerja yang meliputi otonomi, signifikansi, dan
pembelajaran. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Djastuti (2011) menyatakan
orang-orang yang dalam pekerjaannya melibatkan variasi keterampilan,
identifikasi tugas, dan signifikansi tugas akan menganggap pekerjaan lebih berarti
yang berdampak pada motivasi dan kepuasan kerja.
Penilaian kepuasan kerja tidak terlepas dari penilaian kepuasan terhadap
pekerjaan di tempat kerja. Hussin (2011) menyatakan kepuasan terhadap
pekerjaan di tempat kerja merupakan tanggung jawab pekerjaan yang harus
dilakukan oleh pekerja dimana pekerjaan itu dapat diterima oleh pekerja sebagai
sesuatu yang menyenangkan, membuat nyaman, serta menantang untuk pekerja
sehingga akan meningkatkan prestasi kerja. Huang (2011) dalam penelitiannya
menjelaskan penilaian di tempat kerja tidak hanya dilihat dari lima dimensi
kepuasan tradisional (pekerjaan yang dilakukan, promosi, sikap atasan, rekan
kerja, dan gaji) namun juga berdasarkan pelatihan dan informasi pekerjaan yang
diberikan oleh perusahaan atau tempat kerja.
Untuk menyeimbangkan perannya sebagai seorang ibu rumah tangga dan
pekerja, istri yang bekerja cenderung membutuhkan bantuan untuk meringankan
pekerjaanya yang berlebih yang membuat istri merasa tertekan untuk melakukan
peran gandanya tersebut. Dukungan yang diberikan oleh suami pada istri sangat
diperlukan untuk meringankan beban kerja istri dan membantu istri mencapai
kepuasan kerjanya. Sari (2005) menjelaskan dukungan emosional yang diberikan
suami sangat dibutuhkan oleh istri bekerja untuk menunjang dirinya berkarir
(bekerja). Prasetya (2007) menyatakan dukungan yang diberikan suami akan
membuat istri menjadi dapat melihat diri mereka sendiri dan diri suami dalam
pandangan yang lebih positif. Hal ini pun membantu istri dalam melihat pekerjaan
mereka dengan cara yang lebih positif. Sikap positif pada istri tersebut sangat
membantu istri dalam mensyukuri pekerjaan sehingga kepuasan kerja akan
semakin cepat tercapai.
Perbedaan karakteristik istri dan keluarga, jenis pekerjaan dan alokasi
waktu kerja istri akan berdampak pada perbedaan posisi istri di dalam pekerjaan
di luar rumah. Perbedaan ini kemudian memimbulkan perbedaan motivasi
pekerjaan internal yang dirasakan sehingga pencapaian kepuasan kerja pun
menjadi berbeda. Levy (2003) menyebutkan bahwa terdapat beberapa hal yang
memiliki dampak pada kepuasan kerja seperti jenis dan jam kerja, karakteristik
individu, serta faktor sosial. Sejalan dengan hal tersebut Booth dan Ours (2007)
menjelaskan bahwa istri merasa lebih puas pada pekerjaan paruh waktu dan
pekerjaan yang memiliki fleksibilitas tinggi karena peran-peran yang menjadi
tanggung jawabnya.
Pada akhirnya, penelitian ini difokuskan untuk mendapatkan gambaran
mengenai perbedaan kepuasan kerja istri pada keluarga dengan suami istri bekerja
berdasarkan jenis pekerjaan (formal dan informal) dan alokasi waktu untuk
bekerja (maksimal 8 jam/hari dan lebih dari 8 jam/hari). Penjelasan selengkapnya
disajikan secara lebih jelas pada Gambar 1.

7
Karakteristik Istri
1. Usia
2. Lama Pendidikan
3. Lama Bekerja
4. Pendapatan

Karakteristik
Keluarga
1. Besar Keluarga
2. Usia Anak Terakhir
3. Usia Suami
4. Lama Pendidikan
Suami
5. Lama Menikah
6. Pendapatan Perkapita

Kepuasan Kerja
1. Kepuasan Motivasi Pekerjaan
2. Kepuasan Dukungan Suami
3. Kepuasan di Tempat Kerja

Gambar 1

Kerangka pemikiran karakteristik istri, karakteristik keluarga dan
kepuasan kerja istri pada keluarga dengan suami istri bekerja
menurut jenis pekerjaan (formal dan informal) dan alokasi waktu
kerja (maksimal 8 jam/hari dan lebih dari 8 jam/hari)

8

METODE
Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian keseimbangan kerja dan
keluarga pada keluarga dengan suami istri bekerja. Disain dalam penelitian ini
adalah cross sectional. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive.
yaitu di Kecamatan Bogor Barat dan Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
Masing-masing kecamatan kemudian diambil dua kelurahan yaitu Kelurahan Pasir
Jaya dan Kelurahan Menteng dari Kecamatan Bogor Barat, sedangkan pada
Kecamatan Bogor Tengah dipilih Kelurahan Paledang dan Kelurahan Panaragan.
Waktu penelitian yang terdiri dari persiapan, pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data, dan penulisan laporan dilakukan dalam jangka waktu sembilan bulan
terhitung mulai bulan Oktober 2012 hingga Juli 2013.
Contoh dan Teknik Penarikan Contoh
Populasi dari penelitian ini adalah istri bekerja pada keluarga dengan suami
istri bekerja yang memiliki anak di bawah usia 9 tahun. Penelitian ini dibatasi
pada contoh yang dibedakan menjadi dua kategori yaitu berdasarkan jenis
pekerjaan (formal dan informal) dan alokasi waktu kerja istri (maksimal 8
jam/hari dan lebih dari 8 jam/hari). Teknik penarikan contoh dilakukan secara
stratified non proportional random sampling dengan contoh sebanyak 160 orang.
Teknik penarikan contoh disajikan secara lebih jelas pada Gambar 2.
Isteri Bekerja di Kota Bogor
Kecamatan Bogor Barat
Kelurahan
Pasir Jaya

Kelurahan
Menteng

Formal= 108
Informal= 77

Formal=170
Informal=49

Formal= 278; Informal= 126

Kecamatan Bogor Tengah
Kelurahan
Panaragan
Formal= 76
Informal=20

n=38

Purposive

Formal=67
Informal=48

Formal= 143; Informal= 68

Formal
≤ 8 jam
n= 86

Kelurahan
Paledang

Purposive

Informal

> 8 jam
n= 149

≤ 8 jam
n= 57

>8 jam
n= 60

n=42

n=50

n=30

Gambar 2 Teknik penarikan contoh

Stratified non
proportional
random sampling

9
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data primer
dikumpulkan melalui pengisian kuesioner yang kemudian diuji validitas dimana
semua pertanyaan valid (Pearson corellation=0.241 sampai 0.708) dengan nilai
reliabilitas tinggi (cronbach’s alpha=0.900). Data primer diperoleh dengan
bantuan kuesioner meliputi karakteristik keluarga, karakteristik contoh, jenis
pekerjaan, alokasi waktu yang dikeluarkan istri, serta kepuasan istri yang bekerja.
Data sekunder yang diperoleh adalah data monografi dari Kelurahan Pasir
Jaya dan Kelurahan Menteng di Kecamatan Bogor Barat, serta Kelurahan
Panaragan dan Kelurahan Paledang di Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
Data yang diambil dari kelurahan tersebut adalah data keluarga dengan suami istri
bekerja dan memiliki anak di bawah usia 9 tahun yang diperoleh dari masingmasing kelurahan berdasarkan Data Dasar Keluarga (DDK).
Tabel 1 Variabel data, skala data, dan katagori data
Variabel
Karakteristik Istri
1. Usia
(Hurlock 1980)

Skala data
Rasio

2.Lama Pendidikan

Rasio

3. Pendapatan

Rasio

4. Lama bekerja

Rasio

Karakteristik keluarga
1. Usia anak terakhir

Rasio

2. Usia suami
(Hurlock 1980)

Rasio

3. Lama pendidikan suami

Rasio

4. Pendapatan per kapita
(Garis kemiskinan Jawa
Barat, berdasarkan BPS
2012)
5. Besar keluarga
(BKKBN 1998)

Rasio

Rasio

Kategori data
1. Dewasa Awal (18-40 tahun)
2. Dewasa Madya (40-60 tahun)
3. Dewasa Akhir (>60 tahun)
1. ≤ 6 tahun
2. 7-9 tahun
3. 10-12 tahun
4. > 12 tahun
1. < 500 000
2. 500 000 – 999 999
3. 1 000 000 – 2 999 999
4. 3 000 000 – 4 999 999
5. ≥ 5 000 000
1. ≤ 1 tahun
2. 2-5 tahun
3. 6-10 tahun
4. 11-20 tahun
5. > 20 tahun
1. Bayi (0-2 tahun)
2. Anak pra sekolah (5-7 tahun)
3. Anak sekolah (> 8 tahun)
1. Dewasa Awal (18-40 tahun)
2. Dewasa Madya (40-60 tahun)
3. Dewasa Akhir (>60 tahun)
1. ≤ 6 tahun
2. 7-9 tahun
3. 10-12 tahun
4. > 12 tahun
1. Sangat miskin : Rp417 795
0. Keluarga kecil (≤4 orang)
1. Keluarga sedang (5-7 orang)
2. Keluarga besar (≥ 8 orang)
(BKKBN 1998)

10
Variabel
6. Lama menikah

Skala data
Rasio

Jenis pekerjaan dan alokasi waktu
1. Jenis pekerjaan

Nominal

2. Alokasi waktu

Nominal

Kepuasan kerja
1. Motivasi kerja

Ordinal

2. Dukungan suami

Ordinal

3. Kepuasan di Tempat Kerja

Ordinal

3.1 Kepuasan terhadap
pekerjaan yang dilakukan
3.2 Kepuasan terhadap
kemajuan kerja atau usaha
3.3 Kepuasan terhadap sikap
atasan
3.4 Kepuasan terhadap gaji/
upah
3.5 Kepuasan terhadap rekan
kerja
3.6 Kepuasan terhadap
kesempatan
pengembangan
kemampuan dan
keterampilan
3.7 Kepuasan terhadap
kejelasan informasi

Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal

Ordinal

Kategori data
1. 2-8 tahun
2. 9-15 tahun
3. 16-22 tahun
4. 23-29 tahun
5. 30-35 tahun
1. Formal
2. Informal
1. Maksimal 8 jam/hari
2. Lebih dari 8 jam/hari
Berdasarkan skor jawaban motivasi kerja
(rentan skor 7-35)
Berdasarkan skor jawaban dukungan suami
(rentan skor 3-15)
Berdasarkan skor jawaban kumulatif pada tiap
subdimensi dari kepuasan di tempat kerja
(rentan skor 15-75)
Berdasarkan skor jawaban kepuasan kerja yang
dilakukan ( rentan skor 4-20)
Berdasarkan skor jawaban (rentan skor 3-15)
Berdasarkan skor jawaban sikap atasan (rentan
skor 3-15)
Berdasarkan skor jawaban gaji/upah (rentan
skor 5-25)
Berdasarkan skor jawaban rekan kerja ( rentan
skor 4-20)
Berdasarkan skor jawaban kesempatan
pengembangan kemampuan dan keterampilan
(rentan skor 2-10)

Berdasarkan skor jawaban kejelasan informasi
(rentan skor 4-20)

Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan program
komputer yang sesuai. Pengolahan data meliputi beberapa tahapan yaitu editing,
scoring, entering, cleaning, dan analisis data dengan bantuan Microsoft Excel
dan SPSS Statistics for Windows. Sedangkan pengkategorian disesuaikan dengan
jenis variabel yang diteliti.
Analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Analisis deskriptif digunakan untuk untuk mengidentifikasi karakteristik
contoh, karakteristik keluarga, karakteristik pekerjaan, dan kepuasan kerja
yang dirasakan oleh istri.
2. Uji beda digunakan untuk melihat perbedaan karakteristik contoh dan
keluarga serta kepuasan kerja dirasakan oleh istri pada keluarga dengan suami
istri bekerja berdasarkan jenis pekerjaan istri dan alokasi waktu istri untuk
bekerja. Uji beda dilakukan menggunakan independent sample T-test.

11
Pada saat melakukan pengolahan data, jenis data dari variabel kepuasan
kerja yang dirasakan oleh istri diubah ke dalam jenis rasio dengan menjumlahkan
setiap jawaban hingga mendapatkan skor komposit. Berikut adalah cara
menghitung skor pencapaian kepuasan kerja, motivasi kerja, dukungan yang
diberikan suami, serta kepuasan di tempat kerja:
Skor capaian per sub dimensi
Y = skor yang didapatkan (variabel ) x 100%
skor maksimum variabel
Skor capaian per dimensi
Y = skor yang didapatkan (per sub dimensi) x 100%
skor maksimum per sub dimensi
Skor capaian total variabel
Y = skor yang didapatkan (per dimensi) x 100%
skor maksimum per dimensi

Definisi Operasional
Karakteristik pekerjaan adalah pekerjaan yang dibedakan berdasarkan jenis
pekerjaan (formal dan informal) dan alokasi waktu kerja (maksimal 8
jam/hari dan lebih dari 8 jam/hari).
Pekerjaan Formal adalah pekerjaan di suatu instansi, jam kerja tetap, gaji tetap,
dan di luar rumah.
Pekerjaan Informal adalah pekerjaan tidak di suatu instansi, jam kerja tidak
tetap, gaji tidak tetap, diluar maupun didalam rumah.
Alokasi Waktu adalah waktu yang digunakan oleh istri untuk bekerja di luar
rumah termasuk alokasi waktu istri yang digunakan di dalam perjalanan dari
rumah ke tempat kerja.
Karakteristik istri adalah ciri khas yang dimiliki oleh istri yang bekerja yang
terdiri dari usia, pendidikan, dan pendapatan yang diperoleh.
Pendapatan adalah gaji atau upah yang diterima istri dari perkerjaannya selama
satu bulan.
Lama bekerja adalah lama istri bekerja yang dinyatakan dalam tahun.
Karakteristik keluarga adalah ciri khas yang dimiliki oleh masing-masing
keluarga sehingga berbeda dengan keluarga lainnya seperti usia anak, usia
suami, pendidikan suami, besar keluarga, lama menikah dan pendapatan per
kapita keluarga.
Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama keluarga
yang diklasifikasikan menjadi tiga yaitu keluarga kecil (anggota keluarga ≤4
orang), keluarga sedang (anggota keluarga 5-6 orang) dan keluarga besar
(anggota keluarga ≥ 7 orang).

12
Usia suami, isteri, dan anak terakhir adalah jumlah tahun lengkap sejak lahir
sampai usia ulang tahun terakhir suami, isteri, dan anak terakhir.
Lama Pendidikan suami dan isteri adalah lama pendidikan formal yang
diperoleh suami dan isteri dalam tahun.
Lama menikah adalah jumlah lama istri menikah dengan suaminya yang di
nyatakan dalam tahun.
Pendapatan per kapita adalah jumlah uang diperoleh dari pekerjaan pokok dan
pekerjaan sampingan yang dinyatakan dalam rupiah yang diperoleh dari
hasil gabungan pendapatan suami, istri dan anggota keluarga lain yang
bekerja yang dibagi dengan jumlah anggota dalam keluarga.
Kepuasan kerja adalah kepuasan yang dirasakan oleh istri bekerja karena
perannya di luar rumah dalam mencari nafkah.
Motivasi kerja adalah faktor dari dalam diri istri yang mendorong istri bekerja
sehingga mencapai kepuasan di dalam pekerjaan.
Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan oleh suami kepada istri
bekerja baik dalam pekerjaan diluar rumah maupun pekerjaan rumah tangga.
Kepuasan di tempat kerja adalah kepuasan yang dirasakan oleh istri bekerja
terhadap pekerjaan di tempat kerja yang meliputi pekerjaan yang dilakukan,
kemajuan karir atau usaha, sikapatasan, gaji atau upah, rekan kerja,
kesempatan pengembangan kemampuan dan keterampilan, serta kejelasan
informasi di tempat kerja.
Kepuasan terhadap pekerjaan yang dilakukan adalah kepuasan yang dirasakan
oleh istri bekerja terhadap pekerjaan yang dilakukannya meliputi
kemampuan mengaktialisasikan diri, manfaat diri dalam bekerja, standar
pekerjaan dan variasi yang dilakukannya di tempat kerja.
Kepuasan terhadap kemajuan kerja atau usaha adalah kepuasan yang dirasan
oleh istri bekerja terhadap kesempatannya untuk lebih maju di dalam
pekerjaan atau usahanya.
Kepuasan terhadap sikap atasan adalah kepuasan yang dirasan oleh istri
bekerja terhadap sikap atasan atau orang yang lebih maju dalam
pekerjaannya yang meliputi dorongan, kemampuan dalam memecahkan
masalah dan kepedulian terhadap istri yang bekerja.
Kepuasan terhadap gaji atau upah adalah kepuasan terhadap gaji atau upah
yang diperoleh serta pemotongannya karena istri tidak bekerja.
Kepuasan terhadap rekan kerja adalah kepuasan yang dirasakan oleh istri
bekerja karena manfaat kepemilikan rekan kerja di pekerjannya.
Kepuasan terhadap kesempatan pengembangan kemampuan dan
keterampilan adalah kepuasan yang dirasakan oleh istri bekerja karena
esempatan yang diberikan dalam menambah ilmu pengetahuan dan
keterampilannya.
Kepuasan terhadap kejelasan informasi adalah kepuasan terhadap kejelasan
informasi yang diberikan oleh tempat istri bekerja maupun oleh lingkungan
tempat istri bekerja.

13

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Lokasi Penelitian
Kecamatan Bogor Barat merupakan kecamatan dengan penduduk
terbanyak di Kota Bogor dengan jumlah penduduk sebesar 214 826 jiwa. (BPS
Kota Bogor 2011) dengan luas wilayah sekitar 3 165 Ha. Adapun batas-batas
Kecamatan Bogor Barat adalah : 1) sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan
Kemang; 2) sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bogor Tengah dan
Kecamatan Tanah Sareal; 3) sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bogor
Selatan dan Kecamatan Ciomas; dan 4) sebelah Barat berbatasan dengan
Kecamatan Dramaga. Kecamatan Bogor Barat terbagi dalam 16 kelurahan,
diantaranya adalah Kelurahan Pasir Jaya dan Kelurahan Menteng. Kondisi fisik
Kecamatan Bogor Barat merupakan lahan yang baik untuk mendukung kegiatan
perkotaan seperti pemukiman, perkantoran, perdagangan, industri, pariwisata,
pertanian dan lain-lain.
Kelurahan Pasir Jaya memiliki jumlah penduduk sebanyak 20 730 jiwa.
Luas wilayah Kelurahan Pasir Jaya sekitar 138.2 Ha. Kelurahan Pasir Jaya terdiri
dari 15 RW dengan 63 RT didalamnya. Adapun batas-batas Kelurahan Pasir Jaya
yaitu : 1) sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Gunung Batu; 2) sebelah
Selatan berbatasan dengan Kelurahan Cikaret; 3) sebelah Barat berbatasan dengan
Kelurahan Pasir Kuda dan Kelurahan Pasir Mulya; 4) sebelah Timur berbatasan
dengan Kelurahan Empang dan Kelurahan Mulya Harja.
Kelurahan Menteng memiliki jumlah penduduk sebesar 15 785 jiwa
dengan luas wilayah sekitar 209 Ha. Kelurahan Menteng terdiri atas 20 RW dan
78 RT. Batas-batas wilayah dari Kelurahan Menteng yaitu : 1) sebelah Utara
berbatasan dengan Kelurahan Cilendek Timur; 2) sebelah Barat berbatasan
dengan Sungai Cisadane; 3) sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurah Kebon
Kelapa; dan 4) sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Ciwaringin.
Berbeda dengan Kecamatan Bogor Barat, Kecamatan Bogor Tengah
merupakan kecamatan dengan penduduk terpadat di Kota Bogor dengan jumlah
penduduk sebesar 12 564 jiwa/km2 (BPS Kota Bogor 2011) dengan luas wilayah
sekitar 851 Ha. Adapun batas-batas Kecamatan Bogor Tengah adalah : 1) sebelah
Utara berbatasan dengan Kelurahan Kedung Jaya dan Kelurahan Kebon Pedes,
Kecamatan Tanah Sareal; 2) sebelah Timur berbatasan dengan Jalan TOL
Jagorawi, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur dan Kelurahan
Sukasari; 3) sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Bondongan dan
Kelurahan Empang Kecamatan Bogor Selatan; dan 4) sebelah Barat berbatasan
dengan Sungai Cisadane dan Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat.
Kecamatan Bogor Tengah terbagi dalam 10 kelurahan, diantaranya adalah
Kelurahan Panaragan dan Kelurahan Paledang.
Kelurahan Panaragan memiliki penduduk berjumlah 7 181 jiwa dengan
luas wilayah 27 Ha. Kelurahan Panaragan terdiri atas 7 RW dan 34 RT. Batasbatas wilayah dari Kelurahan Panaragan yaitu : 1) sebelah Utara berbatasan
dengan Jalan Veteran ; 2) sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Cisadane; 3)
sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Cisadane; dan 4) sebelah Timur
berbatasan Sungai Cisadane.

14
Kelurahan Paledang memiliki jumlah penduduk sebesar 11 539 jiwa. Luas
wilayah Kelurahan Paledang yaitu sekitar 178 Ha. Kelurahan Paledang terdiri dari
13 RW dengan 58 RT didalamnya. Adapun batas-batas Kelurahan Paledang
yaitu : 1) sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Pabaton; 2) sebelah Timur
berbatasan dengan Kelurahan Babakan; 3) sebelah Selatan berbatasan dengan
Kelurahan Gudang; dan 4) sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Panaragan.

Karakteristik Contoh dan Keluarga
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan pada karakteristik contoh dan keluarga menurut jenis pekerjaan dimana
istri yang bekerja formal memiliki pendidikan, lama kerja, dan pendapatan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan istri yang bekerja informal. Selain itu, pada
karakteristik besar keluarga, usia istri, suami dan usia anak terakhir, serta lama
pernikahan lebih rendah dimiliki oleh istri yang bekerja formal dibandingkan
dengan istri yang bekerja informal.
Tabel 2 Uji beda rata-rata skor karakteristik contoh dan keluarga menurut jenis
pekerjaan
Karakteristik Keluarga
Besar keluarga
Usia suami (tahun)
Usia istri (tahun)
Pendidikan suami (tahun)
Pendidikan istri (tahun)
Lama bekerja istri (tahun)
Lama pernikahan (tahun)
Usia anak terakhir (tahun)
Pendapatan Istri (rupiah)
Pendapatan per kapita (rupiah)

Formal
3.79
36.36
33.69
13.45
13.95
9.763
9.156
3.869
2 611 337.50
1 529 171

Informal
4.72
40.63
36.01
9.10
8.65
6.8844
14.538
5.044
1 559 125
791 891

P-Value
0.000**
0.000**
0.015*
0.000**
0.000**
0.003**
0.000**
0.001**
0.003**
0.000**

Keterangan *signifikan pada p-value 8 Jam/hari
4.22
38.71
35.29
11.88
12.08
8.35
11.76
4.22
2 731 250
1 465 553

P-Value
0.725
0.737
0.474
0.045*
0.017*
0.995
0.880
0.242
0.002**
0.006**

Keterangan *signifikan pada p-value