emenuhan Tugas Perkembangan Keluarga pada Keluarga dengan Suami Istri Bekerja Menurut Jenis dan Alokasi Waktu Kerja Istri

PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA
PADA KELUARGA DENGAN SUAMI ISTRI BEKERJA
MENURUT JENIS DAN ALOKASI WAKTU KERJA ISTRI

RAHMI DAMAYANTI

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemenuhan Tugas
Perkembangan Keluarga pada Keluarga dengan Suami Istri Bekerja Menurut Jenis
dan Alokasi Waktu Kerja Istri adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen
pembimbing skripsi dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2013
Rahmi Damayanti
NIM I24090034

1

ABSTRAK
RAHMI DAMAYANTI. Pemenuhan Tugas Perkembangan Keluarga pada
Keluarga dengan Suami Istri Bekerja Menurut Jenis dan Alokasi Waktu Kerja
Istri. Dibimbing oleh EUIS SUNARTI.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pemenuhan
tugas perkembangan keluarga pada keluarga dengan suami istri bekerja
menurut jenis pekerjaan (formal dan informal) serta alokasi waktu kerja istri
(maksimal 8 jam/hari dan lebih dari 8 jam/hari). Contoh dalam penelitian ini
adalah keluarga dengan suami istri bekerja serta mempunyai anak yang masih
membutuhkan kehadiran ibu secara fisik dengan intensitas yang tinggi yang
diambil secara stratified non proportional random sampling sebanyak 160

orang. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara menggunakan
kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan keluarga dengan suami istri bekerja
belum mampu mencapai pemenuhan tugas perkembangan keluarga secara
ideal. Aspek tugas perkembangan keluarga yang perlu diperbaiki adalah aspek
keuangan, kesehatan, ibadah, minat, dan pengembangan diri. Hasil uji beda
menunjukkan pemenuhan tugas perkembangan keluarga istri yang bekerja di
sektor formal lebih tinggi dibandingkan keluarga dengan istri yang bekerja di
sektor informal. Berdasarkan alokasi waktu kerja istri, tidak terdapat
perbedaan nyata antara pemenuhan tugas perkembangan keluarga istri yang
bekerja maksimal 8 jam/hari dan keluarga dengan istri yang bekerja lebih dari
8 jam/hari.
Kata kunci: perkembangan keluarga, suami istri bekerja

ABSTRACT
RAHMI DAMAYANTI. Family Developmental Tasks on Dual Earner
Families by Wives’ Type of Employment and Allocation of Working Time.
Supervised by EUIS SUNARTI.
This study aimed to identify differences fulfillment of family
developmental tasks in dual earner families according to the type of work
(formal and informal) and allocation of working time (up to 8 hours/day and

more than 8 hours /day). The sample in this study are dual earner families that
have children who still need a mother's physical presence with high intensity.
Samples which were taken by stratified non proportional random sampling of
160 people. Datas are collected through interviews using questionnaires. The
result of research shows that dual earner families have not been able to
achieve the fulfillment of the ideal family developmental tasks. Aspects of
family developmental tasks that need to be improved is the financial aspect,
health, religious, interests, and self-development. Meanwhile the result of
sample t-test shows that fulfillment of family developmental tasks with wives
who work in the formal sector are higher than families with wives who work
in the informal sector. Based on wives’ allocation of working time, there is no
real difference between fulfillment of family developmental tasks on families
with wives who work up to 8 hours/day and families with wives who work
more than 8 hours/day.
Keywords: dual earner families, family developmental task

PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA
PADA KELUARGA DENGAN SUAMI ISTRI BEKERJA
MENURUT JENIS DAN ALOKASI WAKTU KERJA ISTRI


RAHMI DAMAYANTI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi: Pemenuhan Tugas Perkembangan Keluarga pada Keluarga dengan
Suami Istri Bekerja Menurut Jenis dan Alokasi Waktu Kerja Istri
Nama
: Rahmi Damayanti
: 124090034
NIM


Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.S.
Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc.
Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

mggal Lulus:

1 6 AUG 2013

Judul Skripsi : Pemenuhan Tugas Perkembangan Keluarga pada Keluarga
dengan Suami Istri Bekerja Menurut Jenis dan Alokasi
Waktu Kerja Istri
Nama
: Rahmi Damayanti

NIM
: I24090034

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.S.
Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc.
Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Rasa syukur
juga penulis haturkan pada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah
menjadi teladan mulia dalam kehidupan bagi penulis. Pembuatan skripsi ini

tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu terima kasih penulis
sampaikan kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam
menyusun usulan penelitian ini. Atas bantuannya, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.S. selaku dosen pembimbing atas
bimbingan, doa, dan arahan yang diberikan kepada penulis untuk
menyelesaikan penelitian ini.
2. Dr. Tin Herawati, SP, M.Si dan Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati,
M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan
masukan yang membangun untuk perbaikkan skripsi ini.
3. Dr.Ir.Dwi Hastuti, M.Sc. selaku dosen pembimbing akademik
yang selalu memberikan kemudahan dalam proses bimbingan
akademik selama ini serta seluruh dosen IKK yang telah
memberikan ilmu serta pengetahuan berharga bagi penulis.
4. Kedua orangtua, ayahanda Tete Jaenudin, S.Pd. dan Ibunda Euis
Mardiah Hayati, S.Pd. yang selalu memberikan doa, semangat,
dan kasih sayangnya yang tak terhingga. Saudara penulis
Muhammad Rafli Rizqia serta keluarga besar yang selalu
memberikan dukungan serta motivasi kepada penulis.
5. Aparat kelurahan, ketua RT/RW, dan kader kelurahan Pasir Jaya,

Menteng, Panaragan, dan Paledang atas bantuan, kemudahan, dan
kerjasama yang diberikan dalam proses pengambilan data.
6. Teman satu penelitian payung penulis, Fitri Aprliana Hakim, Novy
Tri Muktiyah, Nova Zakiya, dan Risda Rizkillah, atas
kebersamaan, kerja sama, dan masukan yang diberikan selama
penelitian.
7. Keluarga Wisma Ayu: Meyta, Sri, Tis’ah, Saraswati, Sarah, Mbak
Eka, Mbak Khusnul, Nisak, Teh Dini, Mbak Puspa, Mbak Didi,
Mbak Endang, Arbi, dan Desi yang membuat kehidupan penulis
semakin berwarna. Mbak Tri Sundari dan Mbak Anis Nur Laili
selaku orang tua kedua penulis yang tak pernah bosan memberikan
arahan dan bimbingan. Saudari-saudari Lingkar Cahaya: Yani,
Sonia, Estriana, Novi, dan Zona yang senantiasa menjadi jiwa-jiwa
bermanfaat. Seluruh keluarga besar IKK angkatan 48-46 dan
sahabat-sahabat terbaik FEMA yang selalu menginspirasi dan
memberikan pembelajaran hidup tak terhingga kepada penulis,
serta keluarga ikhwah tarbiyyah IPB yang memberikan inspirasi
dengan semangat juang yang tak kenal lelah.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak
yang membutuhkan segala informasi yang terdapat didalamnya.

Bogor, Juli 2013
Rahmi Damayanti

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1


Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian

4

Kerangka Pemikiran

4

METODE PENELITIAN

6


Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

6

Contoh dan Teknik Penarikan Contoh

6

Jenis, Cara Pengumpulan Data, dan Cara Pengukuran Variabel

7

Pengolahan dan Analisis Data

8

Definisi Operasional
HASIL DAN PEMBAHASAN

10
11

Hasil

11

Pembahasan

16

SIMPULAN DAN SARAN

19

DAFTAR PUSTAKA

20

RIWAYAT HIDUP

22

DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3

Tabel 4

Variabel, skala data, dan kategori pengelompokkan
Sebaran rataan dan hasil uji beda karakteristik
keluarga
Sebaran skor, persentase, dan hasil uji beda
pemenuhan tugas perkembangan keluarga menurut
jenis pekerjaan istri
Sebaran skor, persentase, dan hasil uji beda
pemenuhan
tugas
perkembangan
keluarga
berdasarkan alokasi waktu kerja istri

9
12

14

16

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangaka pemikiran karakteristik istri, karakteristik
keluarga, pemenuhan tugas perkembangan keluarga
pada keluarga dengan suami istri bekerja menurut
jenis pekerjaan dan alokasi waktu kerja istri
Gambar 2
Teknik penarikan contoh

7
8

PENDAHULUAN
Kehidupan dalam pekerjaan dan keluarga merupakan domain yang
paling sentral dari kehidupan orang dewasa (Frone at al. 1992). Suami dan
istri dalam kehidupan keluarga pada umumnya memiliki peranan dalam
pembinaan kesejahteraan bersama, secara fisik, materi, maupun spiritual
(Ihromi 1987). Selain peran suami dan istri, semua anggota keluarga
memiliki tanggung jawab untuk menjalankan keberfungsian keluarga,
seperti yang diacu dalam Sunarti (2001) yang membagi tiga area fungsi
keluarga. Ketiga area tersebut adalah area tugas dasar, area tugas
perkembangan, dan area tugas penuh resiko atau dapat juga disebut sebagai
tugas krisis. Dari ketiga area tersebut tugas perkembangan keluarga perlu
untuk dipenuhi, karena tugas perkembangan keluarga merupakan tugas yang
muncul pada setiap siklus kehidupan keluarga. Apabila keluarga berhasil
dalam tugas tersebut, maka akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa
keberhasilan untuk menyelesaikan tugas perkembangan pada tahapan
selanjutnya (Duvall 1971).
Seorang wanita yang telah menikah mempunyai peran dalam
keluarga inti sebagai istri, ibu, dan pengurus rumah tangga. Namun dalam
kehidupan modern, wanita dituntut serta termotivasi untuk memberikan
sumbangan lebih yang tidak terbatas pada pelayanan suami, perawatan anak,
dan urusan rumah tangga. Banyak wanita yang tidak merasa puas hanya
menjalankan ketiga peran tersebut, keadaan ekonomi keluarga menuntut
wanita bekerja di luar atau mencari kegiatan yang dapat menambah
penghasilan keluarganya. Tetapi sering pula keinginan atau ambisi wanita
menimbulkan rasa bersalah dalam dirinya karena belum puas melaksanakan
fungsinya sebagai istri, ibu, dan pengelola rumah tangga (Munandar 1985).
Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian (2012) menyebutkan bahwa
tingkat partisipasi kerja Indonesia pada tahun 2008, 2009, dan 2010
cenderung meningkat. Meningkatnya tingkat partisipasi angkatan kerja
tersebut salah satunya disebabkan oleh kesempatan kerja yang semakin
meluas dan kebutuhan hidup yang semakin meningkat. Selain itu,
peningkatan tingkat partisipasi angkatan kerja ini juga dipengaruhi oleh
peningkatan tingkat pasrtisipasi angkatan kerja perempuan. Hal ini
mengindikasikan bahwa kesempatan bekerja untuk perempuan terus
meningkat, sehingga laki-laki dan perempuan semakin memiliki kesempatan
yang sama untuk mengakses pekerjaan.
Kesempatan bekerja bagi perempuan memberikan kebebasan bagi
perempuan untuk dapat memilih jenis pekerjaan, baik di sektor formal
maupun sektor informal. Seperti data BPS (2008) yang menunjukkan
jumlah pekerja perempuan di sektor formal pada tahun 2007 sebanyak 25.80
persen dan terjadi peningkatan di tahun 2008 menjadi 26.46 persen.
Sedangkan di sektor informal terjadi perubahan jumlah pekerja perempuan,
pada tahun 2006 sebanyak 74.20 persen dan turun pada tahun 2008 menjadi
73.54 persen. Di samping itu, jenis pekerjaan memiliki jam kerja yang
beragam, sehingga hal ini menjadi tantangan bagi istri bekerja untuk dapat
menyeimbangkan waktu bekerja dan waktu keluarga. Undang-Undang
Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pasal 77 sampai dengan

pasal 85 mengatur jelas mengenai ketentuan jam kerja. Begitupula standar
ketenagakerjaan internasional pertama yang diadopsi oleh Organisasi
Perburuhan Internasional (ILO 2012) menetapkan 48 jam sebagai batas
yang dapat diterima untuk satu minggu kerja normal. Meningkatnya peran
wanita sebagai pencari nafkah keluarga dan kenyataan bahwa wanita juga
berperan untuk meningkatkan kedudukan keluarga, maka bertambah pula
masalah-masalah yang timbul dalam keluarga (Ihromi 1987). Jam yang
tidak teratur, kerja malam hari, dan tidak adanya waktu istirahat mingguan
menimbulkan masalah bagi individu yang memiliki tanggung jawab
perawatan anak dan keluarga. Jam kerja terduga dan hari libur mingguan
adalah penting bagi seseorang agar dapat mengatur dan mengurus urusan
pribadi dan keluarganya (ILO 2012).
Menurut Purohit dan Simmers (2010), keluarga dengan suami istri
bekerja yang memiliki prioritas karir lebih besar akan meningkatkan konflik
pernikahan sehingga suami istri harus memiliki dukungan emosional yang
baik. Penelitian Chesley dan Moen (2006) membuktikan bahwa
kesejahteraan keluarga dengan suami istri bekerja menurun dalam hal
pengasuhan anak. Selaras dengan Ihromi (1987) yang menyatakan bahwa
masalah akan timbul lebih banyak pada ibu rumah tangga yang mempunyai
anak-anak yang masih membutuhkan pengasuhan fisik maupun rohaniah.
Sementara itu penelitian Sunarti et al. (2013) menunjukkan bahwa
kerentanan tinggi pada kehidupan keluarga terjadi ketika tingginya
permasalahan ekonomi, pertengkaran dengan pasangan, dan kurangnya
dukungan untuk perkembangan anak. Begitupula dengan Milkie (1999)
yang menyatakan bahwa bagi perempuan hal-hal yang mempengaruhi
ketidakseimbangan antara pekerjaan dan keluarga antara lain jam kerja,
ketidakadilan dalam pembagian pekerjaan rumah tangga, ketidakbahagiaan
perkawinan, dan adanya anak yang berumur masih kecil. Tantangan dalam
menyeimbangkan kepentingan pekerjaan dan keluarga pada keluarga
dengan suami istri bekerja, baik di sektor formal maupun informal serta
alokasi waktu kerja maksimal 8 jam/hari maupun lebih dari 8 jam/hari,
diduga akan berdampak pada pemenuhan tugas perkembangan keluarga.

Perumusan Masalah
Standar penetapan jam kerja maksimal yang diadopsi Organisasi
Perburuhan Internasional yaitu selama 48 jam/minggu (ILO 2012) serta
beragamnya jenis pekerjaan (sektor formal dan informal), seharusnya
menjadi acuan istri bekerja untuk menentukan pilihan pekerjaan. Mengingat
keterlibatan wanita bekerja pada keluarga dengan suami istri bekerja,
memberi dampak adanya peran ganda wanita sebagai istri, ibu, dan pekerja
(Ihromi 1987). Fenomena yang sering terjadi pada keluarga dengan suami
istri bekerja adalah istri/ibu sebagai wanita bekerja yang menjalankan peran
ganda akan menemui kesulitan memilih pada saat berada di persimpangan
antara tuntutan pekerjaan dengan keluarga. Data Bank Dunia (2010)
menunjukkan antara tahun 2000 sampai dengan 2007 pekerja perempuan di
sektor formal beralih ke sektor informal dengan alasan keluarga. Sementara

dalam hal gaji, pekerja perempuan di sektor informal tersebut mengalami
penurunan gaji sebesar 32 persen. Selain permasalahan tersebut, wanita
bekerja dihadapkan pada jam kerja yang akan mengurangi alokasi waktu
untuk kehidupan keluarga. Menurut penelitian Fursman (2009) jam kerja
orang tua yang panjang adalah salah satu faktor yang dapat mengancam
fungsi keluarga dalam kehidupan keluarga.
Penelitian Thanancoody dan Timothy (2006) menunjukkan bahwa
wanita bekerja menemukan kesulitan dalam menyelesaikan tanggung
jawabnya sebagai ibu dan istri di dalam keluarga. Sementara itu, sistem
keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi
perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga di sepanjang
waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan dalam kurun waktu
tertentu, termasuk tugas perkembangan keluarga yang muncul pada suatu
periode tertentu dalam kehidupan setiap individu (Duvall 1971). Tugas
perkembangan keluarga tidak bisa terlepas dari peran seluruh anggota
keluarga termasuk ibu/istri.
Penelitian lain menunjukkan keluarga dengan suami istri bekerja
yang memiliki prioritas karir lebih besar akan meningkatkan konflik
pernikahan sehingga suami istri harus memiliki dukungan emosional yang
baik (Purohit dan Simmers 2010). Sedangkan penelitian Chesley dan Moen
(2006) membuktikan bahwa kesejahteraan keluarga dengan suami istri
bekerja menurun dalam hal pengasuhan anak. Sementara itu penelitian
Sunarti et al. (2013) menunjukkan permasalahan kesimbangan kerjakeluarga mulai dialami oleh keluarga yang memiliki anak pertama dan
meningkat ketika anak usia pra sekolah. Oleh karena itu, penelitian ini
menduga bahwa pada keluarga dengan suami istri bekerja baik di sektor
formal maupun informal, serta alokasi waktu kerja maskimal 8 jam/hari atau
lebih dari 8 jam/hari akan mengalami kesulitan dalam pemenuhan tugas
perkembangan keluarga. Berdasarkan hal tersebut, permasalahan yang akan
menjadi pokok bahasan dalam penelitian adalah:
1. Seberapa besar tingkat pemenuhan tugas perkembangan keluarga
pada keluarga dengan suami istri bekerja?
2. Adakah perbedaan tingkat pemenuhan tugas perkembangan keluarga
pada keluarga dengan suami istri bekerja berdasarkan jenis pekerjaan
istri (sektor formal dan sektor informal)?
3. Adakah perbedaan tingkat pemenuhan tugas perkembangan keluarga
pada keluarga dengan suami istri bekerja berdasarkan alokasi waktu
kerja istri (maksimal 8 jam/hari dan lebih dari 8 jam/hari)?

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini secara umum adalah menganalisis pemenuhan
tugas perkembangan keluarga pada keluarga dengan suami istri bekerja
berdasarkan jenis dan alokasi waktu kerja istri.
Tujuan Khusus:
Tujuan penelitian ini secara khusus adalah untuk:

1.
2.

3.

Mengidentifikasi tingkat pemenuhan tugas perkembangan keluarga
pada keluarga dengan suami istri bekerja.
Menganalisis perbedaan tingkat pemenuhan tugas perkembangan
keluarga pada keluarga dengan suami istri bekerja berdasarkan jenis
pekerjaan istri baik yang bekerja di sektor formal maupun sektor
informal.
Menganalisis perbedaan tingkat pemenuhan tugas perkembangan
keluarga pada keluarga dengan suami istri bekerja berdasarkan
alokasi waktu kerja istri (maksimal 8 jam/hari dan lebih dari 8
jam/hari).

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang
bermanfaat bagi berbagai pihak, khususnya pihak yang tertarik untuk
mengkaji masalah keluarga, seperti:
1. Peneliti yang ingin mengkaji lebih jauh mengenai pemenuhan tugas
perkembangan keluarga pada keluarga dengan suami istri bekerja.
2. Kalangan akademisi, yang ingin menambah literatur dalam mengkaji
pemenuhan tugas perkembangan keluarga pada keluarga dengan
suami istri bekerja.
3. Masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
dan gambaran mengenai pemenuhan tugas perkembangan keluarga
pada keluarga dengan suami istri bekerja.
4. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan
tambahan dalam membuat kebijakan terkait keluarga.

KERANGKA PEMIKIRAN
Keluarga sebagai suatu sistem sosial dalam kehidupan
bermasyarakat tentunya memiliki tugas dan fungsi yang dapat menciptakan
keseimbangan yang stabil dalam keluarga. Penelitian ini dilandasi oleh teori
struktur fungsional yang berlandaskan empat konsep (sistem, struktur,
sosial, fungsi, dan keseimbangan). Teori ini memandang tidak ada individu
dan sistem yang berfungsi secara independen, melainkan dipengaruhi dan
pada gilirannya mempengaruhi orang lain atau sistem lain (Winton 1995),
serta mengakui adanya keragaman dalam kehidupan sosial, yang merupakan
sumber utama struktur masyarakat (Megawangi 1999). Sementara itu, teori
perkembangan memandang sistem keluarga akan menghadapi proses
perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola interaksi dan
hubungan antar anggota keluarga di sepanjang waktu (Duvall 1971).
Peran individu dalam keluarga sangat berkaitan dengan
keberfungsian keluarga, dimana setiap individu memiliki peran berbedabeda di dalam keluarga dan diharapkan dapat menjalankan peranannya

tersebut dengan baik sehingga fungsi-fungsi keluarga dapat terpenuhi.
Fungsi keluarga McMaster (MMFF=McMaster Family Functioning) yang
diacu dalam Sunarti (2001) membagi tiga area fungsi keluarga. Ketiga area
tersebut adalah: (1) area tugas dasar; (2) area tugas perkembangan; dan (3)
area tugas penuh resiko atau dapat juga disebut sebagai tugas krisis.
Berdasarkan ketiga area tersebut tugas perkembangan keluarga perlu untuk
dipenuhi, karena tugas perkembangan keluarga merupakan tugas yang
muncul pada setiap siklus kehidupan keluarga.
Masing-masing keluarga memiliki tugas perkembangan yang khas
dalam setiap fase sesuai dengan tahap perkembangan keluarga. Pemenuhan
tugas perkembangan keluarga ini dapat berbeda-beda untuk setiap keluarga.
Apabila keluarga berhasil dalam tugas tersebut, maka akan menimbulkan
rasa bahagia dan membawa keberhasilan untuk menyelesaikan tugas
perkembangan pada tahapan selanjutnya (Megawangi 1999). Pada keluarga
dengan suami istri bekerja pun memiliki tugas perkembangan yang harus
dipenuhi. Suami dan istri bertanggung jawab terhadap permasalahan
keluarga. Suami istri sebagai orang tua pun bertanggung jawab
memfasilitasi anak agar mampu tumbuh dan berkembang secara optimal.
Seluruh anggota keluarga bertanggung jawab dalam mengelola sumber daya
keluarga. Keluarga yang dapat memenuhi tugas perkembangan dengan baik,
maka dapat menjalankan fungsi dan perannya dalam keluarga, sehingga
mempermudah keluarga melalui tantangan yang dihadapi di setiap fase
kehidupannya.
Pemenuhan tugas perkembangan keluarga tidak terlepas dari
karakteristik keluarga itu sendiri. Karakteristik keluarga dibedakan
berdasarkan besar keluarga, usia suami, usia istri, usia anak terakhir,
pendidikan suami, pendidikan istri, lama bekerja istri, lama pernikahan,
pendapatan istri, pendapatan per kapita, dan nilai aset. Pada karakteristik
keluarga, penelitian dibatasi pada keluarga dengan anak terakhir berusia
maksimal 9 tahun. Pembatasan usia anak terakhir karena pada usia di bawah
9 tahun anak masih belum memiliki kemandirian yang baik sehingga masih
memerlukan bantuan ibu secara fisik dengan intensitas yang tinggi. Adapun
berdasarkan jenis pekerjaan, dibedakan menjadi dua yaitu formal dan
informal serta berdasarkan alokasi waktu kerja yaitu maksimal 8 jam/hari
dan lebih dari 8 jam/hari. Pada akhirnya, akan didapatkan gambaran
mengenai perbedaan pemenuhan tugas perkembangan keluarga pada
keluarga dengan suami istri bekerja berdasarkan jenis pekerjaan istri (formal
dan informal) serta alokasi waktu kerja istri (maksimal 8 jam/hari dan lebih
dari 8 jam/hari). Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, kerangka
pemikiran penelitian disajikan secara lebih jelas pada Gambar 1.

METODE PENELITIAN
Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Pemilihan
tempat penelitian dipilih secara purposive, yaitu di Kota Bogor pada
Kecamatan Bogor Barat (Kelurahan Pasir Jaya dan Menteng) dan
Kecamatan Bogor Tengah (Kelurahan Paledang dan Panaragan). Waktu
penelitian terdiri dari persiapan, pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data, dan penulisan laporan dilakukan dalam jangka waktu sepuluh
bulan terhitung mulai bulan Oktober 2012 hingga Juli 2013.

Contoh dan Teknik Penarikan Contoh
Populasi penelitian ini adalah seluruh keluarga dengan suami istri
bekerja di Kota Bogor. Contoh dalam penelitian ini adalah keluarga dengan
suami istri bekerja yang memiliki anak di bawah usia 9 tahun dengan
alokasi waktu kerja maksimal 8 jam/hari atau lebih dari 8 jam/hari, baik
yang bekerja di sektor formal maupun informal di Kecamatan Bogor Barat
dan Kecamatan Bogor Tengah. Teknik penarikan contoh dilakukan secara
stratified non proportional random sampling berdasarkan alokasi waktu
kerja dengan contoh sebanyak 160 orang. Teknik penarikan contoh dapat
dilihat pada Gambar 2.

Jenis, Cara Pengumpulan Data, dan
Cara Pengukuran Variabel
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data
primer dikumpulkan melalui pengisian kuesioner yang kemudian diuji
validitas dan reliabilitasnya. Data primer diperoleh langsung dengan
melakukan wawancara kepada istri bekerja. Data primer yang diperoleh
dengan bantuan kuesioner meliputi karakteristik contoh dan pemenuhan
tugas perkembangan keluarga.
Data sekunder yang diperoleh adalah data monografi dari Kelurahan
Pasir Jaya serta Kelurahan Menteng di Kecamatan Bogor Barat dan
Kelurahan Panaragan serta Kelurahan Paledang di Kecamatan Bogor
Tengah. Data yang diambil dari kelurahan tersebut adalah data jumlah
keluarga dengan suami istri bekerja serta mempunyai anak yang
membutuhkan bantuan/dukungan fisik ibu dengan intensitas yang tinggi
(anak usia 0-9 tahun) yang diperoleh dari masing-masing kelurahan
berdasarkan Data Dasar Keluarga (DDK).
Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner yang dimodifikasi
menggunakan pendekatan teori Tugas Perkembangan Keluarga (Duvall
1971) yang terdiri dari 23 item pertanyaan dan dikelompokkan ke dalam
sepuluh dimensi pertanyaan yaitu hubungan suami dan isteri, hubungan
anggota keluarga, aspek pengetahuan perkembangan anak, stimulus orang

tua terhadap perkembangan anak, aspek keuangan, aspek kesehatan, aspek
ibadah, aspek sosial, aspek minat, dan aspek pengembangan diri (Lampiran
2). Setiap item pertanyaan ini menggunakan skala semantik 1-5 (selalu
kesulitan-tidak pernah kesulitan). Nilai cronbach’s alpha untuk instrumen
Pemenuhan Tugas Perkembangan Keluarga sebesar 0.86. Adapun variabel,
skala, dan kategori data dapat dilihat pada Tabel 1.
Karakteristik istri:
1.
2.
3.
4.

Usia (tahun)
Pendidikan (tahun)
Lama bekerja (tahun)
Pendapatan (rupiah)

Tugas Dasar

Karakteristik keluarga:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Besar Keluarga (orang)
Usia suami (tahun)
Usia anak terakhir (tahun)
Pendidikan suami (tahun)
Lama pernikahan (tahun)
Pendapatan per kapita
(rupiah)
7. Nilai aset (rupiah)

Pemenuhan Tugas
Perkembangan Keluarga:

Tugas Krisis

1. Hubungan suami istri
2. Hubungan anggota keluarga
3. Aspek pengetahuan
perkembangan anak
4. Stimulus orang tua terhadap
anak
5. Aspek keuangan
6. Aspek ibadah
7. Aspek sosial
8. Aspek kesehatan
9. Aspek minat
10. Aspek pengembangan diri

Keterangan:
Variabel

yang diteli

Variabel

yang tidak diteliti

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Karakteristik Istri, Karakteristik Keluarga,
dan Pemenuhan Tugas Perkembangan Keluarga pada Keluarga
dengan Suami Istri Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan (Formal
dan Informal) dan Alokasi Kerja Istri (Maksimal 8 jam/hari dan
Lebih dari 8 jam/hari)

Isteri Bekerja di Kota Bogor
Kecamatan Bogor Barat
Kelurahan
Pasir Jaya

Kelurahan
Menteng

Formal= 108
Informal= 77

Formal=170
Informal=49

Formal= 278; Informal= 126

Kecamatan Bogor Tengah
Kelurahan
Panaragan
Formal= 76
Informal=20

n=38

Purposive

Formal=67
Informal=48

Formal= 143; Informal= 68

Formal
≤ 8 jam
n= 86

Kelurahan
Paledang

Purposive

Informal

> 8 jam
n= 149

≤ 8 jam
n= 57

>8 jam
n= 60

n=42

n=50

n=30

Stratified non
proportional
random sampling

Gambar 2 Teknik penarikan contoh

Pengolahan dan Analisis Data
Data yang terkumpul dari hasil wawancara, selanjutnya diproses ke
tahap pengolahan data. Skala data yang digunakan dalam kuesioner meliputi
skala nominal, ordinal, dan rasio. Sedangkan pengkategorian disesuaikan
dengan jenis variabel yang diteliti. Analisis statistik yang digunakan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Analisis deskriptif (rata-rata, nilai minimum dan maksimum, dan
persentase) digunakan untuk untuk mengidentifikasi karakteristik
keluarga serta pemenuhan tugas perkembangan keluarga.
2. Uji beda digunakan untuk melihat perbedaan pemenuhan tugas
perkembangan keluarga menurut jenis pekerjaan istri (formal dan
informal) serta alokasi waktu kerja istri (maksimal 8 jam/hari dan
lebih dari 8 jam/hari). Uji beda dilakukan menggunakan Independent
sample t-test.

Skor yang didapatkan per pernyataan dikompositkan berdasarkan jumlah
pernyataan subvariabel dan variabel sehingga didapatkan skor responden
berdasarkan subvariabel dan variabel, kemudian skor tersebut di bagi dengan skor
maksimum dari subvariabel atau variabel dan dikalikan 100 persen sehingga
didapatkan persentase skor responden.
Skor capaian subvariabel:
Y = skor yang didapatkan (subvariabel) x 100%
skor maksimum subvariabel
Skor capaian total variabel:
Y = skor yang didapatkan (variabel) x 100%
skor maksimum variabel

Tabel 1 Variabel, skala data, dan kategori pengelompokan
Variabel

Skala data

Kategori data

Karakteristik istri
Usia
(Hurlock 1980)

Rasio

(1) Dewasa awal (18-40 tahun)
(2) Dewasa madya (40-60 tahun)
(3) Dewasa akhir (> 60 tahun)

Pendidikan

Rasio

(1) ≤ 6 tahun, (2) 7-9 tahun, (3) 10-12 tahun,
dan (4) > 12 tahun

Lama bekerja

Rasio

(1) ≤ 1 tahun, (2) 2-5 tahun, (3) 6-10 tahun, (4)
11-20 tahun, dan (5) > 20 tahun

Pendapatan (rupiah)

Rasio

(1) < 500 000, (2) 500 000-999.999, (3)1 000
000-2 999 999, (4) 3000 000-4 999 999, dan (5)
≥ 5 000 000

Besar keluarga
(BKKBN 1996)

Rasio

(1) Keluarga kecil/ ≤4 orang, (2) Keluarga
sedang/ 5-7 orang, (3) Keluarga besar/≥ 8 orang

Usia suami
(Hurlock 1980)

Rasio

(4) Dewasa awal (18-40 tahun)
(5) Dewasa madya (40-60 tahun)
(6) Dewasa akhir (> 60 tahun)

Usia anak terakhir

Rasio

(1) Bayi/0-2 tahun, (2) Anak pra sekolah/3-5
tahun, (3) Anak usia sekolah/6-9 tahun

Pendidikan suami

Rasio

(1) ≤ 6 tahun, (2) 7-9 tahun, (3) 10-12 tahun,
dan (4) > 12 tahun

Lama pernikahan

Rasio

(1) 2-8 tahun, (2) 9-15 tahun, (3) 16-22 tahun,
(4) 23-29 tahun, (5) 30-35 tahun

Pendapatan per kapita
(rupiah)

Rasio

(1) Miskin/ < 242 104, (2) Hampir miskin/ 242
104-290 524.8, (3) Hampir tidak miskin 290
524.9-363 156, (4) Tidak miskin/ > 363 156)

Nilai aset (rupiah)

Rasio

(1) ≤ 1 000 000, (2) 1 000 000-4 999 999, (3) 5
000 000-9 999 999, (4) 10 000 000-29 999 999,
dan (5) > 30 000 000

Karakteristik keluarga

Tabel 1 Variabel, skala data, dan kategori pengelompokan (lanjutan)
(lanjutan)
Variabel

Skala data

Kategori data

Tugas Perkembangan Keluarga (skor minimal 23 dan skor maksimal 115)
Hubungan dengan Suami
Ordinal
Berdasarkan skor jawaban (2 item pertanyaan)
Hubungan dengan
keluarga

anggota

Ordinal

Berdasarkan skor jawaban (3 item pertanyaan)

Aspek pengetahuan
perkembangan anak

Ordinal

Berdasarkan skor jawaban (1 item pertanyaan)

Stimulus orang tua terhadap
perkembangan anak

Ordinal

Berdasarkan skor jawaban (7 item pertanyaan)

Aspek keuangan

Ordinal

Berdasarkan skor jawaban (3 item pertanyaan)

Aspek ibadah

Ordinal

Berdasarkan skor jawaban (1 item pertanyaan)

Aspek kesehatan

Ordinal

Berdasarkan skor jawaban (1 item pertanyaan)

Aspek sosial

Ordinal

Berdasarkan skor jawaban (2 item pertanyaan)

Aspek minat

Ordinal

Berdasarkan skor jawaban (1 item pertanyaan)

Aspek pengembangan diri

Ordinal

Berdasarkan skor jawaban (2 item pertanyaan)

Definisi Operasional
Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama keluarga
yang diklasifikasikan menjadi tiga yaitu keluarga kecil (anggota keluarga ≤4
orang), keluarga sedang (anggota keluarga 5-6 orang) dan keluarga besar
(anggota keluarga ≥ 7 orang).
Contoh adalah keluarga dengan suami istri bekerja yang memiliki anak yang
masih membutuhkan kehadiran ibu secara fisik dengan intensitas yang tinggi
(usia 0-9 tahun).
Alokasi waktu kerja adalah jumlah waktu dalam jam yang digunakan istri
bekerja, termasuk waktu tempuh yang dilalui ketika berangkat dan pulang
dari tempat kerja setiap harinya yaitu maksimal 8 jam/hari dan lebih dari 8
jam/hari.
Jenis pekerjaan adalah jenis pekerjaan yang dibedakan berdasarkan pekerjaan
yang berada di sektor formal dan sektor informal.
Karakteristik keluarga adalah ciri khas yang dimiliki oleh masing-masing
keluarga sehingga berbeda dengan keluarga lainnya seperti besar keluarga,
usia suami dan istri, usia anak terakhir, pendidikan suami dan istri, lama
bekerja istri, lama pernikahan, pendapatan istri, pendapatan per kapita, serta
nilai aset.
Lama bekerja adalah lama istri bekerja yang dinyatakan dalam tahun.
Nilai aset adalah jumlah dalam rupiah aset bergerak yang dimiliki oleh keluarga
terdiri dari barang elektronik dan kendaraan.
Pendapatan istri adalah jumlah uang diperoleh istri setiap bulannya yang
dihitung dalam rupiah.
Pendidikan istri adalah pendidikan formal yang ditempuh istri yang kemudian
dikelompokkan menjadi ≤ 6 tahun, 7-9 tahun, 10-12 tahun, dan > 12 tahun.

Pendidikan suami adalah pendidikan formal yang ditempuh suami yang
kemudian dikelompokkan menjadi ≤ 6 tahun, 7-9 tahun, 10-12 tahun, dan >
12 tahun.
Pekerjaan formal adalah pekerjaan yang terikat dengan suatu instansi, jam kerja
tetap, gaji tetap, dan di luar rumah.
Pekerjaan informal adalah pekerjaan yang tidak terikat dengan suatu instansi,
jam kerja tidak tetap, gaji tidak tetap, di luar maupun di dalam rumah.
Usia anak adalah jumlah tahun lengkap sejak anak dilahirkan sampai
dilakukannya penelitian yang diukur berdasarkan bulan dan dibatasi dengan
usia anak terakhir kurang dari sembilan tahun.
Usia suami dan istri adalah jumlah tahun lengkap sejak lahir sampai usia ulang
tahun terakhir suami dan istri.
Tugas perkembangan keluarga adalah serangkaian tuntutan spesifik yang
muncul dan harus dipenuhi oleh keluarga dengan suami istri bekerja yang
memiliki anak yang masih membutuhkan kehadiran ibu secara fisik dengan
intensitas yang tinggi.

HASIL
Karakteristik Keluarga
Berdasarkan karakteristik keluarga responden (Tabel 2), lebih dari dua
pertiga (81.3%) keluarga responden yang bekerja di sektor formal termasuk ke
dalam keluarga kecil (0-4 orang), separuh (51.3%) keluarga responden yang
bekerja di sektor informal memiliki besar keluarga lima sampai dengan tujuh
orang. Usia suami pada responden yang bekerja di sektor formal maupun informal
termasuk ke dalam usia dewasa awal (18-40 tahun). Begitupula dengan usia
responden, lebih dari dua pertiga responden yang bekerja di sektor formal (87.5%)
dan responden yang bekerja di sektor informal (75%) termasuk ke dalam usia
dewasa awal. Hampir separuh (47.5%) responden yang bekerja di sektor formal
dan responden yang bekerja di sektor informal (48.8%) memiliki anak terakhir
dengan kategori usia anak pra sekolah (3-5 tahun). Hampir separuh (47.5%) suami
responden yang bekerja di sektor formal menempuh pendidikan lebih dari dua
belas tahun, sementara lebih dari sepertiga (35%) suami responden yang bekerja
di sektor informal menempuh pendidikan tujuh sampai dengan sembilan tahun.
Lebih dari separuh (61.3%) responden yang bekerja di sektor formal
menempuh pendidikan lebih dari dua belas tahun, hampir separuh (47.5%)
responden yang bekerja di sektor informal menempuh pendidikan kurang dari
enam tahun. Responden yang bekerja di sektor formal yang memasuki lama
bekerja sebelas sampai dengan dua puluh tahun sebanyak 36.3 persen dan lebih
dari sepertiga (36.3%) responden yang bekerja di sektor informal memasuki lama
bekerja dua sampai dengan lima tahun. Lebih dari separuh (53.8%) responden
yang bekerja di sektor formal sudah memasuki lama pernikahan dua sampai
dengan delapan tahun dan lebih dari sepertiga (37.5%) responden yang bekerja di
sektor informal sudah memasuki lama pernikahan enam belas sampai dengan dua
puluh dua tahun. Pendapatan responden yang bekerja di sektor formal berkisar
antara Rp1 000 000 sampai dengan Rp2 999 999 sebanyak 53.8 persen, hampir
sepertiga (32.5%) responden yang bekerja di sektor informal memiliki pendapatan

Rp500 000 sampai dengan Rp999 999. Begitupula dengan pendapatan per kapita
responden yang bekerja di sektor formal sebesar 95 persen termasuk ke dalam
kategori tidak miskin, sementara hampir sepertiga (28.8%) responden yang
bekerja di sektor informal termasuk ke dalam kategori miskin. Nilai aset
responden yang bekerja di sektor formal memiliki persentase 26.25 persen dengan
nilai aset sebesar Rp20 000 000 sampai dengan Rp29 999 999 dan hampir separuh
responden yang bekerja di sektor informal memiliki nilai aset yang berkisar antara
Rp1 000 000 sampai dengan Rp4 999 999.
Karakteristik keluarga berdasarkan alokasi waktu kerja responden (Tabel 2)
menunjukkan lebih dari separuh (63.6%) responden yang bekerja maksimal 8
jam/hari serta lebih dari separuh (65.3%) responden yang bekerja lebih dari 8
jam/hari termasuk ke dalam keluarga kecil (0-4 orang). Hampir dua pertiga
responden yang bekerja maksimal 8 jam/hari (62.5%) maupun responden yang
bekerja lebih dari 8 jam/hari (62.5%) termasuk ke dalam usia dewasa awal (18-40
tahun). Sementara lebih dari dua pertiga responden yang bekerja maksimal 8
jam/hari (81.8%) maupun responden yang bekerja lebih dari 8 jam/hari (80.6%),
termasuk ke dalam usia dewasa awal. Separuh responden (53.4%) yang bekerja
maksimal 8 jam/hari serta hampir separuh (41.7%) responden yang bekerja lebih
dari 8 jam/hari memiliki anak terakhir dengan kategori usia anak pra sekolah (3-5
tahun). Lama pendidikan yang ditempuh suami responden yang bekerja maksimal
8 jam/hari berkisar antara sepuluh sampai dengan dua belas tahun, sementara lama
pendidikan yang ditempuh suami responden yang bekerja lebih dari 8 jam/hari
berkisar antara sepuluh sampai dengan dua belas tahun.
Tabel 2 Sebaran rataan dan hasil uji beda karakteristik keluarga
Karakteristik Keluarga

Besar keluarga
Usia suami (tahun)
Usia istri (tahun)
Usia anak terakhir (tahun)
Pendidikan suami (tahun)
Pendidikan istri (tahun)
Lama bekerja istri (tahun)
Lama pernikahan (tahun)
Pendapatan istri
(ribu rupiah)
Pendapatan per kapita
(ribu rupiah)
Nilai aset (ribu rupiah)

Jenis Pekerjaan
Formal Informal
3.8
4.7
36.4
40.6
33.7
36.0
3.9
5.0
13.5
9.1
14.0
8.7
9.8
6.9
9.2
14.5
2 611
1 559
1 529
30 882

P-value

0.00**
0.00**
0.02
0.00**
0.00**
0.00**
0.00**
0.00**
0.00**

791 0.00**
9 854

0.00**

Alokasi Waktu
Kerja
≤ 8 jam > 8 jam
4.3
4.2
38.3
38.7
34.6
35.3
4.7
4.2
10.8
11.9
10.7
12.1
8.3
8.4
11.9
11.8
1 592
2 731
910

1 465

16 253

24 055

P-value

0.73
0.74
0.47
0.24
0.05
0.02
0.10
0.88
0.00**
0.00**
0.22

Keterangan: *signifikan pada p-value