Respon Tanaman Caisim (Brassica chinensis) terhadap Pupuk NPK (16-20-29) di Dataran Tinggi.
RESPON TANAMAN CAISIM (Brassica chinensis)
TERHADAP PUPUK NPK (16–20–29) DI DATARAN TINGGI
Oleh
GANI CAHYO HANDOYO
A34102064
PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
RINGKASAN
GANI CAHYO HANDOYO. Respon Tanaman Caisim (Brassica chinensis)
terhadap Pupuk NPK (16-20-29) di Dataran Tinggi. (Dibimbing oleh
Herdhata Agusta)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas pupuk NPK (16-20-29) pada
tanaman caisim dan mengetahui dosis minimum dan optimum pupuk NPK (16-20-29).
Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai bulan Desember 2007 yang
berlokasi di kebun percobaan Pasir Sarongge, Kabupaten Cianjur dan laboratorium Ekofisiologi Faperta, IPB.
Penelitian ini menggunakan bahan tanaman caisim varietas Christina.
Model rancangan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT)
satu faktor. Perlakuan terdiri atas satu faktor yaitu dosis pupuk, dengan 10 taraf
perlakuan yaitu pupuk NPK (16-20-29) dosis 0, 5.625, 11.125, 16.875, 22.5,
33.75, 45, 67.5 kg/ha dan dua pupuk pembanding Hyponex Hijau dan Gandasil D
dosis 4.5 kg/ha. Percobaan diulang sebanyak 4 kali, sehingga terdapat 40 satuan
percobaan. Aplikasi pupuk pada 6, 15 dan 31 HST dengan volume semprot 500
l/ha.
Aplikasi pemupukan pupuk NPK (16-20-29) tidak berpengaruh nyata
terhadap peubah tinggi tanaman, jumlah daun, warna daun, indeks luas daun,
bobot basah tajuk dan akar sampel, serta bobot panen ubinan. Bobot kering tajuk
dan bobot kering akar berbeda nyata dimana bobot kering tajuk tertinggi pada
dosis pupuk NPK (16-20-29) 33.75 kg/ha sedangkan bobot kering akar tertinggi
pada dosis 5.625 kg/ha. Aplikasi pupuk daun dosis 22.5 kg/ha dan 33.75 kg/ha
(konsentrasi 15 g/l dan 20 g/l) memberikan hasil yang mendekati atau lebih tinggi
pada setiap peubah yang diamati daripada pupuk pembandingnya. Dosis pupuk
NPK (16-20-29) 22.5 kg/ha menghasilkan panen tertinggi yaitu 7.26 ton/ha. Dosis
optimum pupuk NPK (16-20-29) berdasarkan hasil panen adalah 46.75 kg/ha,
sedangkan dosis optimum yang dapat memberikan keuntungan secara ekonomi
yaitu berdasarkan B/C ratio adalah 28.125 kg/ha dan dosis minimum pada B/C
ratio 1 atau Break Event Point (BEP) adalah 3.559 kg/ha.
RESPON TANAMAN CAISIM (Brassica chinensis) TERHADAP
APLIKASI PUPUK NPK (16-20-29) DI DATARAN TINGGI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
GANI CAHYO HANDOYO
A34102064
PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
Judul
: RESPON PENGARUH TANAMAN CAISIN (Brassica
chinensis) TERHADAP PUPUK DAUN NPK (16-20-29)
DI DATARAN TINGGI
Nama Mahasiswa
: GANI CAHYO HANDOYO
NRP
: A34102064
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dr . Ir Herdhata Agusta
NIP : 1959 0813 198303 1 003
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr
NIP. 1957 1222 198203 1 002
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Cilacap, pada tanggal 3 Juni 1984 sebagai anak
ketiga dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Soeparno dan Ibu Sri Rejeki.
Pada umur 5 tahun, penulis memulai sekolah pada Taman Kanak-kanak
Barunawati Kabupaten Cilacap.
Pendidikan tingkat sekolah dasar dapat diselesaikan penulis pada tahun
1996 di Sekolah Dasar Negeri 02 Tambakreja Cilacap. Pendidikan lanjutan
tingkat pertama diselesaikan penulis pada tahun 1999 di SLTP Negeri 3 Cilacap.
Pendidikan tingkat menengah umum diselesaikan pada tahun 2002 di SMU
Negeri 1 Cilacap. Pada Tahun 2002 penulis diterima menjadi mahasiswa Program
Studi Agronomi, Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor, melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Respon Tanaman Caisim (Brassica chinensis) terhadap Aplikasi Pupuk
NPK (16-20-29) di Dataran Tinggi”. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh keinginan
untuk memperoleh dosis minimum dan optimum pupuk daun NPK (16-20-29)
yang mampu meningkatkan hasil dan kualitas hasil tanaman caisin. Penelitian ini
terlaksana atas kerjasama dengan CV. Semeru 23 Grup sebagai produsen pupuk
NPK (16-20-29).
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi
pada Program Studi Agronomi, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Herdhata Agusta
atas bimbingan dan pengarahan selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi
ini. Terimakasih juga penulis sampaikan atas kesediaan Bapak Dwi Guntoro, SP
MSi. dan Ibu Juang Gema Kartika, SP. yang bersedia menjadi penguji pada saat
ujian akhir penelitian.
Bogor, Januari 2010
Penulis
UCAPAN TERIMAKASIH
1.
Bapak, ibu, kakak, adik, keponakan tercinta beserta seluruh keluarga tercinta yang
telah mencurahkan kasih sayang, doa yang tulus serta dukungan moril dan materil
kepada penulis.
2.
Bapak Dwi Guntoro atas nasihat dan bimbingan.
3
Peni Lestari tercinta atas dukungan dan semangatnya selama penelitian dan
penyelesaian tulisan ini.
4.
Bapak Nana, beserta ibu, pak Asep, pak Dani, pak Misbah, kang Yana, pak Alex,
dan buruh harian di Kebun Percobaan Pasir Sarongge atas kerjasama dan semangat
yang diberikan kepada penulis selama melakukan penelitian.
5.
Pak Joko yang membantu kegiatan di laboratorium Ekofisiologi Tanaman.
6.
Ibu Puri, pak Wasta dan pak Kohar yang sudah membantu proses administrasi bisa
berjalan cepat selama skripsi.
7.
Ery Bagus dan keluarga atas dukungan dan semangatnya.
8.
Teman-teman Agronomi 39 atas kebersamaan selama kuliah di IPB.
9.
Abay, Adi, Dyan, Engkus, Iin yang terus memberi semangat hingga akhir.
10. Teman-teman kosan Basecamp Agronomi: Dadang, Opik, teman-teman Regenstadt
Computer atas semangat dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi.
11. Adik-adik Nabila Anggrek, adik-adikku tercinta di IPB atas semangatnya, Lola untuk
saran pengolahan statistik, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per
satu, terima kasih bantuannya.
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN ......................................................................................
Latar Belakang ..................................................................................
Tujuan ...............................................................................................
Hipotesis............................................................................................
1
1
2
2
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................
Botani Caisim....................................................................................
Ekologi Caisim..................................................................................
Uji Efektivitas ...................................................................................
Pupuk Daun.......................................................................................
Hukum Penambahan yang Makin Berkurang ...................................
3
3
3
4
4
8
BAHAN DAN METODE ...........................................................................
Tempat dan Waktu ............................................................................
Bahan dan Alat..................................................................................
Metode Penelitian .............................................................................
Pelaksanaan Percobaan .....................................................................
Pengamatan .......................................................................................
10
10
10
10
11
13
HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................
Kondisi Umum ..................................................................................
Tinggi Tanaman ................................................................................
Jumlah Daun .....................................................................................
Warna Daun ......................................................................................
Indeks Luas Daun..............................................................................
Bobot Panen ......................................................................................
15
15
18
20
21
22
23
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................
Kesimpulan .......................................................................................
Saran..................................................................................................
28
28
28
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
29
LAMPIRAN................................................................................................
33
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
Teks
1. Unsur Hara yang Digunakan dalam Pemupukan Melalui Daun .....
7
2. Persen Serangan Akar Gada dari 30 Tanaman pada 45 HST..........
17
3. Pengaruh Dosis Pupuk NPK (16-20-29), Gandasil D dan
Hyponex Hijau terhadap Tinggi Tanaman......................................
19
4. Pengaruh Dosis Pupuk NPK (16-20-29), Gandasil D dan
Hyponex Hijau terhadap Jumlah Daun ...........................................
20
5. Pengaruh Dosis Pupuk NPK (16-20-29), Gandasil D dan
Hyponex Hijau terhadap Skor Warna Daun....................................
21
6. Pengaruh Dosis Pupuk Daun NPK (16-20-29), Gandasil D
dan Hyponex Hijau terhadap Indeks Luas Daun.............................
23
7. Pengaruh Dosis pupuk NPK (16-20-29), Gandasil D dan
Hyponex Hijau terhadap Bobot Panen 30 Tanaman ......................
24
8. Pengaruh Dosis Pupuk NPK (16-20-29), Gandasil D dan
Hyponex Hijau terhadap Bobot Panen per Hektar dan
B/C Ratio.........................................................................................
25
Lampiran
1. Hasil Pengamatan Munsell Color Chart pada Daun Caisim...........
34
2. Skor SPAD ......................................................................................
40
3. Rekapitulasi Sidik Ragam Tiap Peubah..........................................
41
4. Sidik Ragam Tinggi Tanaman ........................................................
42
5. Sidik Ragam Jumlah Daun..............................................................
43
6. Sidik Ragam Warna Daun...............................................................
45
7. Sidik Ragam Indeks Luas Daun......................................................
46
8. Sidik Ragam Bobot Basah Tajuk ....................................................
46
9. Sidik Ragam Bobot Basah Akar .....................................................
46
10. Sidik Ragam Bobot Kering Tajuk...................................................
46
11. Sidik Ragam Bobot Kering Akar ....................................................
47
12. Sidik Ragam Bobot Panen Ubinan..................................................
47
13. Analisis Kimia Tanah Awal............................................................
49
14. Hasil Analisis Contoh Pupuk NPK (16-20-29)...............................
49
15. Data Iklim Penelitian ......................................................................
50
16. Data Curah Hujan Harian................................................................
50
17. Data Intensitas Cahaya....................................................................
51
18. Kriteria Penilaian Sifat-Sifat Kimia Tanah menurut
Pusat Penelitian Tanah (1983) ........................................................
51
19. Analisis Usahatani Caisim ..............................................................
53
RESPON TANAMAN CAISIM (Brassica chinensis)
TERHADAP PUPUK NPK (16–20–29) DI DATARAN TINGGI
Oleh
GANI CAHYO HANDOYO
A34102064
PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
RINGKASAN
GANI CAHYO HANDOYO. Respon Tanaman Caisim (Brassica chinensis)
terhadap Pupuk NPK (16-20-29) di Dataran Tinggi. (Dibimbing oleh
Herdhata Agusta)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas pupuk NPK (16-20-29) pada
tanaman caisim dan mengetahui dosis minimum dan optimum pupuk NPK (16-20-29).
Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai bulan Desember 2007 yang
berlokasi di kebun percobaan Pasir Sarongge, Kabupaten Cianjur dan laboratorium Ekofisiologi Faperta, IPB.
Penelitian ini menggunakan bahan tanaman caisim varietas Christina.
Model rancangan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT)
satu faktor. Perlakuan terdiri atas satu faktor yaitu dosis pupuk, dengan 10 taraf
perlakuan yaitu pupuk NPK (16-20-29) dosis 0, 5.625, 11.125, 16.875, 22.5,
33.75, 45, 67.5 kg/ha dan dua pupuk pembanding Hyponex Hijau dan Gandasil D
dosis 4.5 kg/ha. Percobaan diulang sebanyak 4 kali, sehingga terdapat 40 satuan
percobaan. Aplikasi pupuk pada 6, 15 dan 31 HST dengan volume semprot 500
l/ha.
Aplikasi pemupukan pupuk NPK (16-20-29) tidak berpengaruh nyata
terhadap peubah tinggi tanaman, jumlah daun, warna daun, indeks luas daun,
bobot basah tajuk dan akar sampel, serta bobot panen ubinan. Bobot kering tajuk
dan bobot kering akar berbeda nyata dimana bobot kering tajuk tertinggi pada
dosis pupuk NPK (16-20-29) 33.75 kg/ha sedangkan bobot kering akar tertinggi
pada dosis 5.625 kg/ha. Aplikasi pupuk daun dosis 22.5 kg/ha dan 33.75 kg/ha
(konsentrasi 15 g/l dan 20 g/l) memberikan hasil yang mendekati atau lebih tinggi
pada setiap peubah yang diamati daripada pupuk pembandingnya. Dosis pupuk
NPK (16-20-29) 22.5 kg/ha menghasilkan panen tertinggi yaitu 7.26 ton/ha. Dosis
optimum pupuk NPK (16-20-29) berdasarkan hasil panen adalah 46.75 kg/ha,
sedangkan dosis optimum yang dapat memberikan keuntungan secara ekonomi
yaitu berdasarkan B/C ratio adalah 28.125 kg/ha dan dosis minimum pada B/C
ratio 1 atau Break Event Point (BEP) adalah 3.559 kg/ha.
RESPON TANAMAN CAISIM (Brassica chinensis) TERHADAP
APLIKASI PUPUK NPK (16-20-29) DI DATARAN TINGGI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
GANI CAHYO HANDOYO
A34102064
PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
Judul
: RESPON PENGARUH TANAMAN CAISIN (Brassica
chinensis) TERHADAP PUPUK DAUN NPK (16-20-29)
DI DATARAN TINGGI
Nama Mahasiswa
: GANI CAHYO HANDOYO
NRP
: A34102064
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dr . Ir Herdhata Agusta
NIP : 1959 0813 198303 1 003
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr
NIP. 1957 1222 198203 1 002
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Cilacap, pada tanggal 3 Juni 1984 sebagai anak
ketiga dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Soeparno dan Ibu Sri Rejeki.
Pada umur 5 tahun, penulis memulai sekolah pada Taman Kanak-kanak
Barunawati Kabupaten Cilacap.
Pendidikan tingkat sekolah dasar dapat diselesaikan penulis pada tahun
1996 di Sekolah Dasar Negeri 02 Tambakreja Cilacap. Pendidikan lanjutan
tingkat pertama diselesaikan penulis pada tahun 1999 di SLTP Negeri 3 Cilacap.
Pendidikan tingkat menengah umum diselesaikan pada tahun 2002 di SMU
Negeri 1 Cilacap. Pada Tahun 2002 penulis diterima menjadi mahasiswa Program
Studi Agronomi, Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor, melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Respon Tanaman Caisim (Brassica chinensis) terhadap Aplikasi Pupuk
NPK (16-20-29) di Dataran Tinggi”. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh keinginan
untuk memperoleh dosis minimum dan optimum pupuk daun NPK (16-20-29)
yang mampu meningkatkan hasil dan kualitas hasil tanaman caisin. Penelitian ini
terlaksana atas kerjasama dengan CV. Semeru 23 Grup sebagai produsen pupuk
NPK (16-20-29).
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi
pada Program Studi Agronomi, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Herdhata Agusta
atas bimbingan dan pengarahan selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi
ini. Terimakasih juga penulis sampaikan atas kesediaan Bapak Dwi Guntoro, SP
MSi. dan Ibu Juang Gema Kartika, SP. yang bersedia menjadi penguji pada saat
ujian akhir penelitian.
Bogor, Januari 2010
Penulis
UCAPAN TERIMAKASIH
1.
Bapak, ibu, kakak, adik, keponakan tercinta beserta seluruh keluarga tercinta yang
telah mencurahkan kasih sayang, doa yang tulus serta dukungan moril dan materil
kepada penulis.
2.
Bapak Dwi Guntoro atas nasihat dan bimbingan.
3
Peni Lestari tercinta atas dukungan dan semangatnya selama penelitian dan
penyelesaian tulisan ini.
4.
Bapak Nana, beserta ibu, pak Asep, pak Dani, pak Misbah, kang Yana, pak Alex,
dan buruh harian di Kebun Percobaan Pasir Sarongge atas kerjasama dan semangat
yang diberikan kepada penulis selama melakukan penelitian.
5.
Pak Joko yang membantu kegiatan di laboratorium Ekofisiologi Tanaman.
6.
Ibu Puri, pak Wasta dan pak Kohar yang sudah membantu proses administrasi bisa
berjalan cepat selama skripsi.
7.
Ery Bagus dan keluarga atas dukungan dan semangatnya.
8.
Teman-teman Agronomi 39 atas kebersamaan selama kuliah di IPB.
9.
Abay, Adi, Dyan, Engkus, Iin yang terus memberi semangat hingga akhir.
10. Teman-teman kosan Basecamp Agronomi: Dadang, Opik, teman-teman Regenstadt
Computer atas semangat dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi.
11. Adik-adik Nabila Anggrek, adik-adikku tercinta di IPB atas semangatnya, Lola untuk
saran pengolahan statistik, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per
satu, terima kasih bantuannya.
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN ......................................................................................
Latar Belakang ..................................................................................
Tujuan ...............................................................................................
Hipotesis............................................................................................
1
1
2
2
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................
Botani Caisim....................................................................................
Ekologi Caisim..................................................................................
Uji Efektivitas ...................................................................................
Pupuk Daun.......................................................................................
Hukum Penambahan yang Makin Berkurang ...................................
3
3
3
4
4
8
BAHAN DAN METODE ...........................................................................
Tempat dan Waktu ............................................................................
Bahan dan Alat..................................................................................
Metode Penelitian .............................................................................
Pelaksanaan Percobaan .....................................................................
Pengamatan .......................................................................................
10
10
10
10
11
13
HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................
Kondisi Umum ..................................................................................
Tinggi Tanaman ................................................................................
Jumlah Daun .....................................................................................
Warna Daun ......................................................................................
Indeks Luas Daun..............................................................................
Bobot Panen ......................................................................................
15
15
18
20
21
22
23
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................
Kesimpulan .......................................................................................
Saran..................................................................................................
28
28
28
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
29
LAMPIRAN................................................................................................
33
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
Teks
1. Unsur Hara yang Digunakan dalam Pemupukan Melalui Daun .....
7
2. Persen Serangan Akar Gada dari 30 Tanaman pada 45 HST..........
17
3. Pengaruh Dosis Pupuk NPK (16-20-29), Gandasil D dan
Hyponex Hijau terhadap Tinggi Tanaman......................................
19
4. Pengaruh Dosis Pupuk NPK (16-20-29), Gandasil D dan
Hyponex Hijau terhadap Jumlah Daun ...........................................
20
5. Pengaruh Dosis Pupuk NPK (16-20-29), Gandasil D dan
Hyponex Hijau terhadap Skor Warna Daun....................................
21
6. Pengaruh Dosis Pupuk Daun NPK (16-20-29), Gandasil D
dan Hyponex Hijau terhadap Indeks Luas Daun.............................
23
7. Pengaruh Dosis pupuk NPK (16-20-29), Gandasil D dan
Hyponex Hijau terhadap Bobot Panen 30 Tanaman ......................
24
8. Pengaruh Dosis Pupuk NPK (16-20-29), Gandasil D dan
Hyponex Hijau terhadap Bobot Panen per Hektar dan
B/C Ratio.........................................................................................
25
Lampiran
1. Hasil Pengamatan Munsell Color Chart pada Daun Caisim...........
34
2. Skor SPAD ......................................................................................
40
3. Rekapitulasi Sidik Ragam Tiap Peubah..........................................
41
4. Sidik Ragam Tinggi Tanaman ........................................................
42
5. Sidik Ragam Jumlah Daun..............................................................
43
6. Sidik Ragam Warna Daun...............................................................
45
7. Sidik Ragam Indeks Luas Daun......................................................
46
8. Sidik Ragam Bobot Basah Tajuk ....................................................
46
9. Sidik Ragam Bobot Basah Akar .....................................................
46
10. Sidik Ragam Bobot Kering Tajuk...................................................
46
11. Sidik Ragam Bobot Kering Akar ....................................................
47
12. Sidik Ragam Bobot Panen Ubinan..................................................
47
13. Analisis Kimia Tanah Awal............................................................
49
14. Hasil Analisis Contoh Pupuk NPK (16-20-29)...............................
49
15. Data Iklim Penelitian ......................................................................
50
16. Data Curah Hujan Harian................................................................
50
17. Data Intensitas Cahaya....................................................................
51
18. Kriteria Penilaian Sifat-Sifat Kimia Tanah menurut
Pusat Penelitian Tanah (1983) ........................................................
51
19. Analisis Usahatani Caisim ..............................................................
53
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
Teks
1. Susunan Permukaan Daun...............................................................
6
2. Hubungan Umum antara Nutrisi atau Faktor Pertumbuhan
dengan Pertumbuhan Tanaman. ......................................................
9
3. Gejala Penyakit; a. Penyakit dumping off, b. Penyakit
Akar Gada ....................................................................................... 17
4. Hama; a. Crocidolomia binotalis, b. Plutella xylostella,
c. Aphid sp....................................................................................... 17
5. Gejala Serangan Alternaria sp, Bintik Hitam Konsentris............... 18
6. Grafik Hubungan antara Dosis Pupuk NPK (16-20-29) dengan
Hasil Panen per Hektar.................................................................... 26
7. Grafik Hubungan antara Dosis Pupuk NPK (16-20-29) dengan
B/C Ratio......................................................................................... 26
Lampiran
1. Layout Percobaan............................................................................ 48
2. Pemupukan dan Penebaran Benih pada Lahan Persemaian............ 54
3. a. Bibit Umur 5 Hari, b. Pengurugan Benih.................................... 54
4. Pengolahan Lahan Tanam ............................................................... 54
5. Tanaman Umur 5 HST .................................................................... 55
6. Tanaman Umur 22 HST .................................................................. 55
7. Tanaman Umur 30 HST .................................................................. 55
8. Pengendalian Hama dengan Pestisida............................................. 56
9. Penyemprotan dengan Pestisida dan Aplikasi Pupuk 6 HST......... 56
10. a. Pupuk NPK (16-20-29), b. Pengamatan Warna Daun
Menggunakan Munsell Color Chart ............................................... 56
11. Pengaruh Berbagai Taraf Pemupukan NPK (16-20-29)
terhadap Hasil Panen Sampel pada Ulangan 1 (Umur 45 HST) ..... 57
12. Hasil Panen Sampel pada Ulangan 2 (Umur 45 HST).................... 58
13. Hasil Panen Sampel pada Ulangan 3 (Umur 45 HST).................... 59
14. Hasil Panen Sampel pada Ulangan 4 (Umur 45 HST).................... 60
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Komoditas hortikultura masih memiliki peranan yang cukup penting dalam
menunjang perekonomian Indonesia. Salah satu komoditas hortikultura yang
banyak dibudidayakan petani di Indonesia adalah caisim, produksi caisim
mencapai 548 453 ton pada 2005 menjadi 565 636 ton pada tahun 2008 (BPS
2009). Caisim (Brassica chinensis) atau biasa disebut sawi bakso banyak
digunakan masyarakat Indonesia sebagai salah satu bahan campuran makanan
terutama seperti mie rebus, capcay, bakso, mie ayam dan lain-lain. Sumaryono
dan Rismunandar (1981) menyatakan hampir semua orang gemar makan caisim
karena rasanya segar, enak dan banyak mengandung vitamin A, B dan sedikit
vitamin C. Haryanto et al. (2003) menambahkan selain harganya terjangkau,
rasanya yang khas dan renyah menjadikan produk ini cukup digemari berbagai
kalangan.
Tanaman caisim merupakan tanaman semusim yang banyak diusahakan
orang karena selain mudah dalam budidayanya juga banyak manfaatnya. Tanaman
caisim termasuk tanaman yang tahan terhadap hujan, sehingga dapat dibudidayakan sepanjang tahun asalkan pada musim kemarau tetap tersedia air yang cukup.
Rukmana (1999) menambahkan bahwa tanaman caisim juga tahan terhadap suhu
yang tinggi.
Masa panen yang singkat dan pasar yang terbuka luas merupakan daya tarik
untuk mengusahakan caisim. Daya tarik lainnya adalah harga yang relatif stabil
dan mudah diusahakan (Hapsari 2002). Konsumsi caisim diduga akan mengalami
peningkatan sesuai pertumbuhan jumlah penduduk, meningkatnya daya beli masyarakat, kemudahan tanaman ini diperoleh di pasar, dan peningkatan pengetahuan gizi masyarakat. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan budidaya yang
sudah ada agar hasilnya meningkat, salah satunya melalui pemupukan. Hal ini
selaras dengan program ketahanan pangan tahun 2007 yaitu peningkatan produksi
sayur 9.27 juta ton dan peningkatan kualitas dan standar buah dan sayuran
(Deptan 2007).
2
Di sisi lain masalah lingkungan juga turut menjadi perhatian publik.
Pertanian diduga menjadi salah satu penyebab masalah lingkungan akibat
banyaknya pupuk anorganik yang digunakan petani. Sisa pupuk pertanian lainnya
yang terbawa air hujan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan serta
menyebabkan tanah menjadi keras dan bertambah masam (Sutedjo 1994). Pada
kondisi khusus pemberian pupuk melalui daun lebih efisien dibandingkan pemberian pupuk melalui tanah. Pemberian pupuk melalui daun merupakan teknik
yang menjanjikan dalam mengurangi penggunaan pupuk kimia pada lingkungan
dalam rangka pertanian yang berkelanjutan (Toselli dan Tagliavini 2004).
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas pupuk NPK (16-20-29)
pada tanaman caisim dan mengetahui dosis minimum dan optimum pupuk NPK
(16-20-29).
Hipotesis
1. Terdapat pengaruh dosis pupuk NPK (16-20-29) terhadap perkembangan
vegetatif tanaman caisim.
2. Terdapat perbedaan hasil produksi antara tanaman caisim yang dipupuk
menggunakan
pupuk
NPK
(16-20-29)
dengan
menggunakan
pupuk
pembandingnya.
3. Diperoleh dosis optimum pupuk NPK (16-20-29) yang dapat meningkatkan
produksi caisim dan dosis minimum yang dapat memberikan keuntungan
dalam skala usahatani.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Caisim
Di Indonesia, sayuran yang termasuk dalam famili kubis-kubisan
(Brassicaceae) ini telah berkembang sejak abad ke 15, yakni mulai penjajahan
belanda, hingga lebih dikenal sebagai sayuran Eropa. Dalam klasifikasi tumbuhan,
caisim termasuk ke dalam divisi Spermatophyta, kelas Angiospermae, sub kelas
Dicotyledonia, ordo Rhoeodales atau Brassicales, famili Brassicaceae atau
Cruciferae, genus Brassica, spesies Brassica juncea ( L.) Czernj. & Coss.
(Rubatzky dan Yamaguchi 1998), sedangkan menurut Williams et al. (1991)
caisim atau sawi cina berbunga termasuk spesies Brassica chinensis var.
parachinensis).
Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1998) Brassica juncea merupakan
tanaman setahun yang menyerbuk sendiri, tahan terhadap suhu rendah, juga
dikenal luas sebagai sawi india, sawi coklat, atau sawi kuning, kadang-kadang
disebut juga sawi cina. Masing-masing karakteristik dari Brassica juncea telah
diidentifikasi melalui subdivisi sebagai varietas botanis. Sedangkan menurut
Haryanto et al. (2003) caisim atau disebut juga sawi cina memiliki ciri-ciri tangkai
daunnya panjang, langsing, dan berwarna putih kehijauan, daunnya lebar,
memanjang, tipis, dan berwarna hijau, rasanya renyah dan segar dengan sedikit
rasa pahit. Produksinya mencapai 20-30 ton/ha
Ekologi Caisim
Menurut Haryanto et al. (2003) daerah penanaman yang cocok untuk caisim
adalah mulai dari 5-1200 m dpl (di atas permukaan laut). Tanah gembur, banyak
mengandung humus, subur, serta drainase baik. pH tanah yang optimum untuk
pertumbuhan caisim adalah 6-7. Tanaman membutuhkan cukup air selama masa
pertumbuhannya.
4
Uji Efektivitas
Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor 08/Permentan/SR.140/2/2007,
uji efektivitas pupuk an-organik adalah pengujian untuk menilai manfaat atau
efektivitas pupuk anorganik terhadap pertumbuhan, mutu tanaman dan atau hasil
serta nilai ekonomisnya. Pengujian efektivitas pupuk diatur dalam Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 08/Permentan/SR.140/2/2007, hal ini dilakukan sebelum pupuk dapat dilepas ke pasaran. Uji efektivitas terbagi menjadi dua yaitu
uji laboratorium atau uji kandungan kimia dan uji lapangan.
Pupuk Daun
Pupuk daun adalah pupuk yang diberikan pada tanaman dengan cara
disemprot pada bagian tanaman seperti daun. Aplikasi pupuk daun sangat efisien
dalam keadaan tertentu dan cocok untuk unsur unsur hara mikro dibandingkan
dengan unsur hara makro, karena kebanyakan daun hanya menyerap hara dalam
jumlah yang sedikit. Unsur-unsur mikro di dalam tanah seperti Fe, Mn, Zn, Cu
sering dijerap oleh partikel tanah sehingga sedikit tersedia pada akar tanaman
(Agustina 2004).
Pemupukan melalui daun dilaksanakan untuk dapat memberikan unsurunsur hara yang keperluannya dalam jumlah sedikit (seperti unsur-unsur mikro),
Untuk jenis-jenis pupuk yang tidak merusak daun dan harus diberikan dengan
konsentrasi rendah. Pemupukan melalui daun hanyalah sebagai pelengkap dari
pemupukan biasa dan tidak dimaksudkan untuk memenuhi keperluan unsur hara
untuk seluruh pertumbuhan tanaman (Setyamidjaja 1986).
Penyemprotan pada saat sejuk atau sore hari serta penggunaan konsentrasi
yang rendah dapat mengurangi kerusakan daun karena terbakar atau gosong akibat
evaporasi yang tinggi pada hari yang panas. Serapan hara oleh jaringan daun akan
lebih efektif jika semakin lama larutan hara tersebut tinggal dalam bentuk lapisan
pada permukaan daun (Mengel dan Kirkby 2001).
Menurut Agustina (2004) sel-sel penting yang berperan di dalam mekanisme serapan unsur hara melalui daun adalah epidermis, sel penjaga, stomata, me sofil dan seludang pembuluh. Pupuk daun yang disemprotkan masuk ke dalam
stomata secara difusi dan selanjutnya masuk ke sel-sel kloroplas baik yang ada di
5
sel-sel penjaga, mesofil maupun seludang pembuluh dan selanjutnya berperan
dalam fotosintesis. Mekanisme serapannya secara aktif, penyemprotan pupuk
melalui daun juga diduga dapat langsung masuk ke dalam sel melalui ektodesmata.
Peningkatan hasil panen karena penyemprotan larutan hara mungkin disebabkan
karena peningkatan penyerapan nutrisi dan air, meningkatkan fotosintat dan
peningkatan akumulasi karbohidrat pada buah buahan (Guievence dan Badem
2000; Batra et al. 2002). Respon yang sama dilaporkan pada tanaman tomat oleh
Palaniappan et al. (1999). Menurut Burkhardt dan Schroth (1999) penyerapan
unsur hara N melalui daun terutama melalui stomata, difusi melalui kutikula.
Deposit mineral masuk ke dalam kutikula dan dinding epidermis melalui difusi
dan diserap di permukaan membran plasma kemudian masuk ke sitoplasma.
Terdapat pula transport aktif melalui plasmalema ke sel daun dan juga jalur
simplas ke jaringan vaskuler masuk mengisi bagian kosong dan sebagai deposit
atau masuk pembuluh. Efektivitas tinggi, respon tanaman yang cepat, ketepatan
dan pengurangan gejala keracunan seperti pada akumulasi pemberian unsur hara
berlebihan melalui tanah membuat pemberian hara lewat daun dapat lebih
diandalkan (Janick 1984).
Menurut Toselli dan Tagliavini (2004) dalam sebuah review menyatakan
bahwa jumlah hara yang dapat masuk melalui daun adalah sebuah persamaan dari
jumlah unsur hara yang tertahan oleh daun, tergantung pada total luas daun yang
dapat terkena larutan hara dan konsentrasi larutan. Sebelum tanaman mencapai
ILD yang dikehendaki, unsur hara dalam jumlah yang signifikan dapat diberikan
melalui daun. Larutan berbasis air tidak efisien untuk membasahi dan menyebar
pada permukaan daun yang memiliki lapisan lilin karena memiliki tegangan
permukaan yang tinggi (pada 20oC, tegangan permukaan daun antara udara
dengan air 72.8 m/Nm).
Surfaktan diperlukan untuk mengurangi tegangan permukaan daun dan
meningkatkan luas daun yang tertutup oleh larutan hara. Volume semprot yang
digunakan tergantung pada jenis tanaman dan teknik budidaya yang digunakan.
Pada tanaman buah-buahan volume semprot antara 150-1500 l/ha. Jika volume
rendah diterapkan, jumlah larutan hara yang sama diberikan per unit area,
konsentrasi hara yang diberikan harus lebih tinggi dibandingkan dengan volume
6
tinggi. Bukovac et al. (2002) menambahkan penyemprotan memainkan peran
penentu dalam kinerja senyawa yang diaplikasikan melalui daun pada tanaman
buah.
Keterangan : Lapisan lilin (jagged symbol), kutin (segitiga), pektin (titik), dan selulosa (garis
strip) tersusun menjadi layer yang berbeda. Fraksi hidrofilik (pektin) dapat
membentuk pori-pori yang dapat mempercepat penetrasi larutan hara (Toselli
dan Tagliavini 2004).
Gambar 1. Susunan Permukaan Daun
Cahaya juga dapat meningkatkan penyerapan hara melalui daun, efeknya
tergantung pada tingginya permeabilitas pada membran kutikula diatas sel penjaga
pada stomata. Intensitas cahaya yang tinggi tidak cocok dalam penyerapan hara
melalui daun karena meningkatkan ketebalan kutikula dan jumlah lilin pada
kutikula seperti pada beberapa spesies Brassica dan Prunus serta beberapa
tanaman serealia. Peningkatan suhu hingga batas tertentu meningkatkan pergerakan senyawa polar masuk ke kutikula, tergantung tingkat kekerasan lilin
(Toselli dan Tagliavini 2004).
Larutan yang memiliki tegangan permukaan dibawah 15-20 m/Nm dapat
langsung masuk melalui stomata. Surfaktan seperti alkil-poliglukosida, pada
konsentrasi 0.2 g/l meningkatkan penyerapan Ca. Sedangkan surfaktan berbasis
protein dan sodium EDTA (kelat sintetik) menurunkan penyerapan CaCl2. Pada
beberapa kasus surfaktan dapat pula bersifat toksik seperti polimer fluorocarbon
dan octilphenoxy poliethoxyethanol. Untuk pupuk non ionik, penetrasi dapat
7
ditingkatkan dengan plasticizer seperti tributil phosphat dan dietil sebactate yang
mampu meningkatkan fluiditas lapisan lilin pada kutikula (Toselli dan Tagliavini
2004).
Tabel 1. Unsur Hara yang Digunakan dalam Pemupukan Melalui Daun
Unsur
Hara
Senyawa
Kandungan Unsur
(%)
Boric acid (H3BO3)
10
B
20
Polyborate (Na2B4O7)
27
CaCl2 . 2H2O
Ca
15.5
Ca(NO3)2 . 4H2O
FeSO4
37
Fe
FeDTPA/EDTA
4-6
9.6
MgSO4 . 7H2O
Mg
25
MgCl2 . 6H2O
16
Mg(NO3)2
Mn
MnSO4.H2O
32.5
Urea (CO(NH2)2)
46.6
NH4NO3
26-27
N
KNO3
13
13
Ca(NO3)2 . 4H2O
NH4PO4
26.6
P
22.7
KH2PO4
KH2PO4
29
K
KNO3
38.7
ZnSO4
58
Zn
ZnCl2
50
ZnEDTA
2.5
Keterangan: DTPA, diethylenetriaminepentaacetic acid; EDTA,
(Toselli dan Tagliavini 2004)
Dosis
Konsentrasi
(kg/ha)
aplikasi (g/l)
3-12
0.6-1.5
3-6
0.6-1
2-5
2-3.5
4-8
5-6
0.75-2
0.5-1.5
3-5
3
7.5-15
5-12
1.5-4.5
1-3
4.5-9
3-6
1-3
0.5-2
2.5-15
2-40
4
2-4
7.5
5
7.5
5
0.5-1
0.5
1-1.5
0.6
10
8-10
7.5
5-8
0.3-2
1-2
0.4-2.4
1-2
0.6-1
0.6-0.8
ethylenediaminetetraacetic acid.
Kecepatan penetrasi ion dari permukaan daun awalnya tinggi kemudian
cenderung datar dari waktu ke waktu. Penelitian eksperimen dilakukan dengan
isotop, yang memungkinkan akurasi yang tinggi, menunjukkan bahwa waktu
paruh dari penetrasi 45Ca(NO3)2 (6 g/l) dalam daun pir adalah 18 jam, sementara
sebagian besar dari garam Ca diserap dalam waktu kurang dari 100 jam. Dalam
kasus N, urea diambil lebih cepat daripada garam N lainnya (KNO3) karena
merupakan senyawa polar. Penetrasi paruh waktu urea
15
N di daun pohon buah-
buahan (seperti apel, anggur, dan raspberi merah), adalah sekitar 30-50 jam, dan
sebanyak 90% dari N urea ditemukan dalam daun setelah 5 hari. Efektivitas
penetrasi foliar juga tergantung pada garam: misalnya, daun apel menyerap P
menurut urutan berikut: H3PO4> K2HPO4>NaH2PO4>KH2PO4>Ca(H2PO4)2. pH
8
larutan yang disemprotkan mempengaruhi tingkat penetrasi tergantung pada jenis
tumbuhan dan senyawa terlarut (Toselli dan Tagliavini 2004).
Menurut penelitian Toselli dan Tagliavini (2004) pH (2-10), nilai pH rendah
dianggap optimal untuk ion logam (Zn), pH 5.4-6.6 untuk pupuk urea, sementara
pH 7-10 adalah optimal untuk kalium fosfat. Volume larutan semprot (dan
konsentrasi hara yang diterapkan) dapat mem-pengaruhi laju penetrasi di kutikula.
Volume semprot yang lebih tinggi (yakni, 1000-1500 l/ha) lebih basah dan
menunda waktu pembentukan deposit. Volume rendah lebih baik bila surfaktan
ditambahkan ke larutan semprot, dalam hal ini nutrisi tetap akan memiliki
konsentrasi yang lebih tinggi dan deposit akan lebih merata didistribusikan pada
daun. Pada pohon apel tingkat penyerapan N-urea pada konsentrasi 2 g/l lebih
tinggi dibandingkan dengan 20 g/l dan 40 g/l. Tabel 1 merupakan daftar senyawa
yang cocok untuk aplikasi pada daun.
Hukum Penambahan Hasil yang Makin Berkurang
Jacob dan Uexk ll (1960) menyatakan prinsip yang menggarisbawahi
pemilihan dosis pupuk adalah the Law of Diminishing Returns atau Hukum
Penambahan Hasil yang Makin Berkurang. Ini berarti produksi per unit pupuk
yang diaplikasikan akan berkurang setelah produksi maksimum dicapai. Hal ini
juga mendasari persamaan matematika oleh E. A. Mitscherlich :
Atau diasumsikan y = 0, ketika x = 0 dy = ( A − y )C
dx
Keterangan :
y = A(1 − e − Cx )
A = maksimum produksi
y = hasil produksi x sampai sebelum excess
x = dosis pupuk
C = konstanta untuk tiap pupuk tergantung tanaman, jenis tanah dan kondisi
lainnya.
Dengan kata lain persamaan ini berarti bahwa berubahnya hasil produksi y,
dari berbagai level hasil, dengan berubahnya jumlah perlakuan x, sebanding
perbedaannya antara produksi maksimum A, dan penambahan hasil y. Persamaan
9
ini digunakan oleh Prescott di Australia, untuk menghitung dosis pupuk
superphospat pada gandum yang paling menguntungkan (Teakle dan Boyle 1958).
Ide yang sama digunakan dalam persamaan matematika yang diajukan Bray,
persamaan ini digunakan untuk menghitung kebutuhan pupuk dalam tanah yang
sudah diketahui ketersediaan haranya.
log( A − y ) = log A − (c1b1 + cx)
Keterangan :
A = produksi maksimum diambil dari 100%
y = hasil produksi tanpa pupuk
c1 = konstanta proporsional untuk rata-rata tanah dan tanaman
b1 = faktor ketersediaan hara yang dipertanyakan
c = konstanta pupuk (konstanta Mitscherlich)
x = dosis pupuk
Persamaan ini sangat baik digunakan untuk melihat secara umum hasil detail dari
percobaan pupuk. Crowther dan Yates menggunakan metode ini untuk menentukan dasar kebijakan pupuk di Inggris selama perang dunia kedua.(Teakle dan
Boyle 1958)
Secara grafik dapat digambarkan sebagai kurva sigmoid (bentuk S), dimana
pada dosis pupuk berlebihan justru berbahaya bagi tanaman. Situasi ini dapat
diilustrasikan oleh kurva yang dipublikasikan oleh Russell dalam Teakle dan
Boyle (1958) (Gambar 2). Persamaan Mitscherlich cocok digambarkan pada
bagian antara y dan A.
Gambar 2. Hubungan Umum antara Nutrisi atau Faktor Pertumbuhan dengan
Pertumbuhan Tanaman (Teakle dan Boyle 1958)
10
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Penanaman caisim dilaksanakan di lahan kebun percobaan IPB Pasir
Sarongge, Cipanas dengan ketinggian tempat 1 124 m dpl, jenis tanah Andosol.
Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September 2007-November 2007,
dilanjutkan penghitungan ILD, dan bobot kering di laboratorium Fisiologi
Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB pada bulan Desember 2007.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih caisim varietas
Christina, pupuk NPK (16-20-29), Hyponex Hijau (20-20-20), Gandasil D (20-1515), dolomit (CaMg(CO3)2), dan pestisida (Furadan 3G, Antrakol 70 WP, Buldox
25 EC , Decis 2.5 EC).
Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah klorofil meter (SPAD),
Munsell Color Chart, knapsack sprayer, penggaris, timbangan.
Metode Penelitian
Rancangan Percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) satu faktor dengan 10 taraf
perlakuan, yaitu :
A0 = Kontrol (tanpa pupuk)
= 0 kg N/ha
A1 = Aplikasi pupuk NPK (16-20-29) dosis 5.625 kg/ha
= 0.9 kg N/ha
A2 = Aplikasi pupuk NPK (16-20-29) dosis 11.25 kg/ha
= 1.8 kg N/ha
A3 = Aplikasi pupuk NPK (16-20-29) dosis 16.875 kg/ha
= 2.7 kg N/ha
A4 = Aplikasi pupuk NPK (16-20-29) dosis 22.5 kg/ha
= 3.6 kg N/ha
A5 = Aplikasi pupuk NPK (16-20-29) dosis 33.75 kg/ha
= 5.4 kg N/ha
A6 = Aplikasi pupuk NPK (16-20-29) dosis 45 kg/ha
= 7.2 kg N/ha
A7 = Aplikasi pupuk NPK (16-20-29) dosis 67.5 kg/ha
= 10.8 kg N/ha
Pupuk pembanding
A8 = Aplikasi pupuk Gandasil D dosis 4.5 kg/ha
= 0.9 kg N/ha
A9 = Aplikasi pupuk Hyponex Hijau dosis 4.5 kg /ha
= 0.9 kg N/ha
11
Keterangan :
1. Dosis rekomendasi pupuk NPK (16-20-29) (konsentrasi 15g/liter), volume
semprot 500 l/ha adalah 22.5 kg/ha dibagi dalam 3 kali aplikasi.
2. Dosis pupuk pembandingnya adalah dosis rekomendasi yang dihitung berdasarkan konsentrasi pupuk tersebut untuk tanaman sawi yaitu 9 g/liter, dibagi
dalam 3 kali aplikasi, volume semprot 500 l/ha.
Waktu aplikasi dilakukan pada 0 HST, 15 HST dan 30 HST.
Perlakuan ini diulang sebanyak 4 kali sehingga dalam percobaan terdapat 40
petak perlakuan. Masing-masing petak perlakuan terdiri dari 500 tanaman yang
diambil 30 tanaman contoh. Ulangan berfungsi sebagai kelompok.
Model matematika yang digunakan yaitu:
Yij =
Yij
+
i
+ Pj +
ij
= Rata-rata hasil pengamatan setiap perlakuan percobaan
= rataan umum
i
Pj
ij
= pengaruh ulangan ke-i
= pengaruh perlakuan pemupukan ke-j
= pengaruh galat perlakuan
i
= 1, 2, 3, 4
j
= 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
Data yang diperoleh dianalisis dengan uji F. Jika hasil uji F berpengaruh
nyata, maka dilakukan uji lanjut menggunakan uji DMRT (Duncan Multiple
Range Test) pada taraf 5% dan 1%.
Pelaksanaan Percobaan
Persiapan Lahan
Setiap taraf diaplikasikan pada petak dengan luasan 25 m2, terdapat 38 petak
kecil berukuran 5 m x 5 m, dan dua petak kecil berukuran 4 m x 6.5 m (pada petak
besar ulangan 1) yang dibagi menjadi 3 bedeng. jarak antar petak kecil 0.5 m
sehingga terdapat 4 petak besar dengan luasan masing-masing 305.5 m2. Untuk
pembibitan menggunakan lahan berukuran 10 m x 9 m. Total lahan yang
dipersiapkan adalah 1267 m2. Jarak antar petak besar tidak sama karena lahan
12
yang tersedia merupakan lahan terasering, dengan minimal jarak antar petak besar
1 m. Dolomit diberikan sebanyak 66.25 kg pada petak ulangan 1, 78 kg pada
petak ulangan 2, 42.25 kg pada petak ulangan 3, dan 114 kg pada petak ulangan 4.
Penyemaian Benih
Penyemaian benih dilakukan bersamaan dengan persiapan lahan. Benih
disemai dalam lahan persemaian seluas 90 m2, diberi pupuk kotoran ayam dosis 5
ton/ha dan diberi insektisida berbahan aktif karbofuran dengan dosis 20 kg/ha.
Penyiraman dilakukan dua kali yaitu setelah semai selesai dengan mengalirkan air
hingga kondisi jenuh air dan pada 7 hari setelah semai. Pengendalian hama
menggunakan insektisida berbahan aktif deltamethrin (konsentrasi 2-4 ml/l).
Penyemprotan menggunakan fungisida berbahan aktif propineb dengan konsentrasi 3 g/l pada 9 hari setelah semai.
Penanaman
Transplanting dilakukan 12 hari setelah semai yang sudah berdaun 3-4 helai,
dilakukan dengan tugal satu bibit per lubang. Jarak tanam 25 cm x 20 cm.
Penyulaman dilakukan pada 3-4 HST. Pemupukan pertama pupuk NPK (16-2029) dan pupuk pembanding diaplikasikan saat 6 HST dengan dosis 1/3 dosis
perlakuan. Aplikasi pupuk dilakukan dengan cara disemprotkan pada permukaan
daun dengan volume semprot 500 l/ha. Karena hanya ada 2 knapsack sprayer
maka penyemprotan dilakukan dari dosis rendah (4.5 kg/ha) ke dosis tertinggi
(67.5 kg/ha). Aplikasi pupuk yang seharusnya pada 0 HST menjadi 6 HST
disebabkan oleh tanaman yang masih layu karena cuaca yang sangat terik dan
tidak turun hujan.
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman setelah tanaman di-pindah tanam berupa penyiraman
sebanyak 2 kali yaitu 3 HST dan 19 HST. Pengendalian penyakit terutama
Alternaria sp. menggunakan fungisida berbahan aktif propineb pada tanaman
yang telah di-pindah tanam (konsentrasi 3 g/l) satu minggu sekali. Pengendalian
hama menggunakan insektisida berbahan aktif beta cyfluthrin (konsentrasi 2-4
13
ml/l), sedangkan, frekuensi penyemprotan dua kali seminggu. Penanggulangan
gulma secara manual, yaitu dicabut dengan tangan. Aplikasi pupuk kedua pada 15
HST dan ketiga pada 31 HST dilakukan masing-masing 1/3 dosis perlakuan
dengan volume semprot 500 l/ha. Mundurnya aplikasi pupuk pada 30 HST
menjadi 31 HST disebabkan oleh hujan turun pada 30 HST.
Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada 45 HST dengan memotong pangkal batang saat
sore hari. Pemanenan dilakukan pada seluruh petak perlakuan. Penimbangan hasil
panen dilakukan untuk panen ubinan ukuran 2 m x 2 m, panen petakan dan panen
sampel.
Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap 30 tanaman sampel per petak percobaan
yang ditentukan secara acak tidak termasuk tanaman pinggir. Pengamatan tersebut
meliputi :
1. Tinggi tanaman
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada seluruh tanaman dalam satuan
perlakuan yang diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi.
Pengukuran dilakukan pada 3 HST kemudian dilanjutkan seminggu sekali.
2. Jumlah daun per tanaman
Daun yang dihitung adalah daun hidup yang telah terbuka secara sempurna.
Penghitungan jumlah daun dilakukan mulai 1 MST hingga 6 MST
3. Warna Daun
Pengukuran warna daun dilakukan menggunakan klorofil meter (SPAD) dan
Munsell Color Chart dilakukan pada 6, 14, 22 dan 34 HST.
4. Indeks Luas Daun
Pengukuran dilakukan satu kali pada saat panen yaitu 45 HST, diukur
menggunakan metode gravimetri.
14
5. Bobot panen
Bobot yang ditimbang adalah brangkasan, meliputi bobot panen sampel dan
bobot panen ubinan. Dihitung juga bobot kering akar dan tajuk sampel, dan
kadar air sampel.
6. B/C Ratio
Dihitung berdasarkan analisis usahatani yang dilakukan berdasarkan harga saat
panen yaitu Rp. 1000/kg dan asumsi harga satu bungkus pupuk NPK (16-2029) ukuran 100 gram Rp. 7500,-
15
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama kegiatan di
lapang mulai dari penanaman sampai dengan panen. Tahap kedua kegiatan
pengukuran kadar air dilaksanakan di laboratorium Fisiologi Tumbuhan.
Kegiatan di lapang dilakukan di Kebun Percobaan IPB Pasir Sarongge,
Kabupaten Cianjur. Lokasi penelitian memiliki ketinggian sekitar 1 124 m diatas
permukaan laut. curah hujan harian rata rata berkisar antara 3.25-22 mm, suhu
harian rata rata berkisar antara 21.50-24.02o C dengan kelembaban rata rata antara
80.50-84.10 %. Berdasarkan hasil pengukuran, intensitas cahaya matahari harian
berkisar antara 5 069-26 150 lux pada pukul 07.00-09.00, 5 973-39 380 lux pada
pukul 10.00-12.00, 4 981-40 400 lux pada pukul 13.00-15.00 dan 6 771-37 190
lux pada pukul 16.00-17.00. Kondisi iklim ini sesuai untuk pertumbuhan tanaman
caisim.
Tanah yang digunakan tergolong masam dengan pH antara 5.2-5.8. Tanah
memiliki kandungan partikel pasir 43.24-54.75 %, debu 28.52-39.37 % dan liat
12.34-18.41 %. Berdasarkan segitiga tekstur, tanah ini termasuk dalam kategori
lempung berdebu yang cocok untuk pertumbuhan caisim. Kandungan N total
tergolong sedang, yaitu 0.22-0.29 %. Kandungan P bervariasi tiap ulangan dari
sangat rendah hingga tinggi, yaitu 2.0-8.6 ppm. Kandungan K tergolong rendah,
yaitu 0.20-0.25 me/100g. Kandungan C-organik tinggi, yaitu 3.29-3.93 %. KTK
tanah tinggi, yaitu 25.89-34.78 %. Kejenuhan basa sangat rendah sampai rendah,
yaitu 11.0-20.6 %. Kandungan Ca rendah, yaitu 2.20-3.08 me/100g. Kandungan
Na rendah, yaitu 0.26-0.35 me/100g. Hara mikro
TERHADAP PUPUK NPK (16–20–29) DI DATARAN TINGGI
Oleh
GANI CAHYO HANDOYO
A34102064
PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
RINGKASAN
GANI CAHYO HANDOYO. Respon Tanaman Caisim (Brassica chinensis)
terhadap Pupuk NPK (16-20-29) di Dataran Tinggi. (Dibimbing oleh
Herdhata Agusta)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas pupuk NPK (16-20-29) pada
tanaman caisim dan mengetahui dosis minimum dan optimum pupuk NPK (16-20-29).
Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai bulan Desember 2007 yang
berlokasi di kebun percobaan Pasir Sarongge, Kabupaten Cianjur dan laboratorium Ekofisiologi Faperta, IPB.
Penelitian ini menggunakan bahan tanaman caisim varietas Christina.
Model rancangan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT)
satu faktor. Perlakuan terdiri atas satu faktor yaitu dosis pupuk, dengan 10 taraf
perlakuan yaitu pupuk NPK (16-20-29) dosis 0, 5.625, 11.125, 16.875, 22.5,
33.75, 45, 67.5 kg/ha dan dua pupuk pembanding Hyponex Hijau dan Gandasil D
dosis 4.5 kg/ha. Percobaan diulang sebanyak 4 kali, sehingga terdapat 40 satuan
percobaan. Aplikasi pupuk pada 6, 15 dan 31 HST dengan volume semprot 500
l/ha.
Aplikasi pemupukan pupuk NPK (16-20-29) tidak berpengaruh nyata
terhadap peubah tinggi tanaman, jumlah daun, warna daun, indeks luas daun,
bobot basah tajuk dan akar sampel, serta bobot panen ubinan. Bobot kering tajuk
dan bobot kering akar berbeda nyata dimana bobot kering tajuk tertinggi pada
dosis pupuk NPK (16-20-29) 33.75 kg/ha sedangkan bobot kering akar tertinggi
pada dosis 5.625 kg/ha. Aplikasi pupuk daun dosis 22.5 kg/ha dan 33.75 kg/ha
(konsentrasi 15 g/l dan 20 g/l) memberikan hasil yang mendekati atau lebih tinggi
pada setiap peubah yang diamati daripada pupuk pembandingnya. Dosis pupuk
NPK (16-20-29) 22.5 kg/ha menghasilkan panen tertinggi yaitu 7.26 ton/ha. Dosis
optimum pupuk NPK (16-20-29) berdasarkan hasil panen adalah 46.75 kg/ha,
sedangkan dosis optimum yang dapat memberikan keuntungan secara ekonomi
yaitu berdasarkan B/C ratio adalah 28.125 kg/ha dan dosis minimum pada B/C
ratio 1 atau Break Event Point (BEP) adalah 3.559 kg/ha.
RESPON TANAMAN CAISIM (Brassica chinensis) TERHADAP
APLIKASI PUPUK NPK (16-20-29) DI DATARAN TINGGI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
GANI CAHYO HANDOYO
A34102064
PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
Judul
: RESPON PENGARUH TANAMAN CAISIN (Brassica
chinensis) TERHADAP PUPUK DAUN NPK (16-20-29)
DI DATARAN TINGGI
Nama Mahasiswa
: GANI CAHYO HANDOYO
NRP
: A34102064
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dr . Ir Herdhata Agusta
NIP : 1959 0813 198303 1 003
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr
NIP. 1957 1222 198203 1 002
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Cilacap, pada tanggal 3 Juni 1984 sebagai anak
ketiga dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Soeparno dan Ibu Sri Rejeki.
Pada umur 5 tahun, penulis memulai sekolah pada Taman Kanak-kanak
Barunawati Kabupaten Cilacap.
Pendidikan tingkat sekolah dasar dapat diselesaikan penulis pada tahun
1996 di Sekolah Dasar Negeri 02 Tambakreja Cilacap. Pendidikan lanjutan
tingkat pertama diselesaikan penulis pada tahun 1999 di SLTP Negeri 3 Cilacap.
Pendidikan tingkat menengah umum diselesaikan pada tahun 2002 di SMU
Negeri 1 Cilacap. Pada Tahun 2002 penulis diterima menjadi mahasiswa Program
Studi Agronomi, Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor, melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Respon Tanaman Caisim (Brassica chinensis) terhadap Aplikasi Pupuk
NPK (16-20-29) di Dataran Tinggi”. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh keinginan
untuk memperoleh dosis minimum dan optimum pupuk daun NPK (16-20-29)
yang mampu meningkatkan hasil dan kualitas hasil tanaman caisin. Penelitian ini
terlaksana atas kerjasama dengan CV. Semeru 23 Grup sebagai produsen pupuk
NPK (16-20-29).
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi
pada Program Studi Agronomi, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Herdhata Agusta
atas bimbingan dan pengarahan selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi
ini. Terimakasih juga penulis sampaikan atas kesediaan Bapak Dwi Guntoro, SP
MSi. dan Ibu Juang Gema Kartika, SP. yang bersedia menjadi penguji pada saat
ujian akhir penelitian.
Bogor, Januari 2010
Penulis
UCAPAN TERIMAKASIH
1.
Bapak, ibu, kakak, adik, keponakan tercinta beserta seluruh keluarga tercinta yang
telah mencurahkan kasih sayang, doa yang tulus serta dukungan moril dan materil
kepada penulis.
2.
Bapak Dwi Guntoro atas nasihat dan bimbingan.
3
Peni Lestari tercinta atas dukungan dan semangatnya selama penelitian dan
penyelesaian tulisan ini.
4.
Bapak Nana, beserta ibu, pak Asep, pak Dani, pak Misbah, kang Yana, pak Alex,
dan buruh harian di Kebun Percobaan Pasir Sarongge atas kerjasama dan semangat
yang diberikan kepada penulis selama melakukan penelitian.
5.
Pak Joko yang membantu kegiatan di laboratorium Ekofisiologi Tanaman.
6.
Ibu Puri, pak Wasta dan pak Kohar yang sudah membantu proses administrasi bisa
berjalan cepat selama skripsi.
7.
Ery Bagus dan keluarga atas dukungan dan semangatnya.
8.
Teman-teman Agronomi 39 atas kebersamaan selama kuliah di IPB.
9.
Abay, Adi, Dyan, Engkus, Iin yang terus memberi semangat hingga akhir.
10. Teman-teman kosan Basecamp Agronomi: Dadang, Opik, teman-teman Regenstadt
Computer atas semangat dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi.
11. Adik-adik Nabila Anggrek, adik-adikku tercinta di IPB atas semangatnya, Lola untuk
saran pengolahan statistik, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per
satu, terima kasih bantuannya.
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN ......................................................................................
Latar Belakang ..................................................................................
Tujuan ...............................................................................................
Hipotesis............................................................................................
1
1
2
2
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................
Botani Caisim....................................................................................
Ekologi Caisim..................................................................................
Uji Efektivitas ...................................................................................
Pupuk Daun.......................................................................................
Hukum Penambahan yang Makin Berkurang ...................................
3
3
3
4
4
8
BAHAN DAN METODE ...........................................................................
Tempat dan Waktu ............................................................................
Bahan dan Alat..................................................................................
Metode Penelitian .............................................................................
Pelaksanaan Percobaan .....................................................................
Pengamatan .......................................................................................
10
10
10
10
11
13
HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................
Kondisi Umum ..................................................................................
Tinggi Tanaman ................................................................................
Jumlah Daun .....................................................................................
Warna Daun ......................................................................................
Indeks Luas Daun..............................................................................
Bobot Panen ......................................................................................
15
15
18
20
21
22
23
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................
Kesimpulan .......................................................................................
Saran..................................................................................................
28
28
28
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
29
LAMPIRAN................................................................................................
33
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
Teks
1. Unsur Hara yang Digunakan dalam Pemupukan Melalui Daun .....
7
2. Persen Serangan Akar Gada dari 30 Tanaman pada 45 HST..........
17
3. Pengaruh Dosis Pupuk NPK (16-20-29), Gandasil D dan
Hyponex Hijau terhadap Tinggi Tanaman......................................
19
4. Pengaruh Dosis Pupuk NPK (16-20-29), Gandasil D dan
Hyponex Hijau terhadap Jumlah Daun ...........................................
20
5. Pengaruh Dosis Pupuk NPK (16-20-29), Gandasil D dan
Hyponex Hijau terhadap Skor Warna Daun....................................
21
6. Pengaruh Dosis Pupuk Daun NPK (16-20-29), Gandasil D
dan Hyponex Hijau terhadap Indeks Luas Daun.............................
23
7. Pengaruh Dosis pupuk NPK (16-20-29), Gandasil D dan
Hyponex Hijau terhadap Bobot Panen 30 Tanaman ......................
24
8. Pengaruh Dosis Pupuk NPK (16-20-29), Gandasil D dan
Hyponex Hijau terhadap Bobot Panen per Hektar dan
B/C Ratio.........................................................................................
25
Lampiran
1. Hasil Pengamatan Munsell Color Chart pada Daun Caisim...........
34
2. Skor SPAD ......................................................................................
40
3. Rekapitulasi Sidik Ragam Tiap Peubah..........................................
41
4. Sidik Ragam Tinggi Tanaman ........................................................
42
5. Sidik Ragam Jumlah Daun..............................................................
43
6. Sidik Ragam Warna Daun...............................................................
45
7. Sidik Ragam Indeks Luas Daun......................................................
46
8. Sidik Ragam Bobot Basah Tajuk ....................................................
46
9. Sidik Ragam Bobot Basah Akar .....................................................
46
10. Sidik Ragam Bobot Kering Tajuk...................................................
46
11. Sidik Ragam Bobot Kering Akar ....................................................
47
12. Sidik Ragam Bobot Panen Ubinan..................................................
47
13. Analisis Kimia Tanah Awal............................................................
49
14. Hasil Analisis Contoh Pupuk NPK (16-20-29)...............................
49
15. Data Iklim Penelitian ......................................................................
50
16. Data Curah Hujan Harian................................................................
50
17. Data Intensitas Cahaya....................................................................
51
18. Kriteria Penilaian Sifat-Sifat Kimia Tanah menurut
Pusat Penelitian Tanah (1983) ........................................................
51
19. Analisis Usahatani Caisim ..............................................................
53
RESPON TANAMAN CAISIM (Brassica chinensis)
TERHADAP PUPUK NPK (16–20–29) DI DATARAN TINGGI
Oleh
GANI CAHYO HANDOYO
A34102064
PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
RINGKASAN
GANI CAHYO HANDOYO. Respon Tanaman Caisim (Brassica chinensis)
terhadap Pupuk NPK (16-20-29) di Dataran Tinggi. (Dibimbing oleh
Herdhata Agusta)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas pupuk NPK (16-20-29) pada
tanaman caisim dan mengetahui dosis minimum dan optimum pupuk NPK (16-20-29).
Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai bulan Desember 2007 yang
berlokasi di kebun percobaan Pasir Sarongge, Kabupaten Cianjur dan laboratorium Ekofisiologi Faperta, IPB.
Penelitian ini menggunakan bahan tanaman caisim varietas Christina.
Model rancangan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT)
satu faktor. Perlakuan terdiri atas satu faktor yaitu dosis pupuk, dengan 10 taraf
perlakuan yaitu pupuk NPK (16-20-29) dosis 0, 5.625, 11.125, 16.875, 22.5,
33.75, 45, 67.5 kg/ha dan dua pupuk pembanding Hyponex Hijau dan Gandasil D
dosis 4.5 kg/ha. Percobaan diulang sebanyak 4 kali, sehingga terdapat 40 satuan
percobaan. Aplikasi pupuk pada 6, 15 dan 31 HST dengan volume semprot 500
l/ha.
Aplikasi pemupukan pupuk NPK (16-20-29) tidak berpengaruh nyata
terhadap peubah tinggi tanaman, jumlah daun, warna daun, indeks luas daun,
bobot basah tajuk dan akar sampel, serta bobot panen ubinan. Bobot kering tajuk
dan bobot kering akar berbeda nyata dimana bobot kering tajuk tertinggi pada
dosis pupuk NPK (16-20-29) 33.75 kg/ha sedangkan bobot kering akar tertinggi
pada dosis 5.625 kg/ha. Aplikasi pupuk daun dosis 22.5 kg/ha dan 33.75 kg/ha
(konsentrasi 15 g/l dan 20 g/l) memberikan hasil yang mendekati atau lebih tinggi
pada setiap peubah yang diamati daripada pupuk pembandingnya. Dosis pupuk
NPK (16-20-29) 22.5 kg/ha menghasilkan panen tertinggi yaitu 7.26 ton/ha. Dosis
optimum pupuk NPK (16-20-29) berdasarkan hasil panen adalah 46.75 kg/ha,
sedangkan dosis optimum yang dapat memberikan keuntungan secara ekonomi
yaitu berdasarkan B/C ratio adalah 28.125 kg/ha dan dosis minimum pada B/C
ratio 1 atau Break Event Point (BEP) adalah 3.559 kg/ha.
RESPON TANAMAN CAISIM (Brassica chinensis) TERHADAP
APLIKASI PUPUK NPK (16-20-29) DI DATARAN TINGGI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
GANI CAHYO HANDOYO
A34102064
PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
Judul
: RESPON PENGARUH TANAMAN CAISIN (Brassica
chinensis) TERHADAP PUPUK DAUN NPK (16-20-29)
DI DATARAN TINGGI
Nama Mahasiswa
: GANI CAHYO HANDOYO
NRP
: A34102064
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dr . Ir Herdhata Agusta
NIP : 1959 0813 198303 1 003
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr
NIP. 1957 1222 198203 1 002
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Cilacap, pada tanggal 3 Juni 1984 sebagai anak
ketiga dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Soeparno dan Ibu Sri Rejeki.
Pada umur 5 tahun, penulis memulai sekolah pada Taman Kanak-kanak
Barunawati Kabupaten Cilacap.
Pendidikan tingkat sekolah dasar dapat diselesaikan penulis pada tahun
1996 di Sekolah Dasar Negeri 02 Tambakreja Cilacap. Pendidikan lanjutan
tingkat pertama diselesaikan penulis pada tahun 1999 di SLTP Negeri 3 Cilacap.
Pendidikan tingkat menengah umum diselesaikan pada tahun 2002 di SMU
Negeri 1 Cilacap. Pada Tahun 2002 penulis diterima menjadi mahasiswa Program
Studi Agronomi, Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor, melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Respon Tanaman Caisim (Brassica chinensis) terhadap Aplikasi Pupuk
NPK (16-20-29) di Dataran Tinggi”. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh keinginan
untuk memperoleh dosis minimum dan optimum pupuk daun NPK (16-20-29)
yang mampu meningkatkan hasil dan kualitas hasil tanaman caisin. Penelitian ini
terlaksana atas kerjasama dengan CV. Semeru 23 Grup sebagai produsen pupuk
NPK (16-20-29).
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi
pada Program Studi Agronomi, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Herdhata Agusta
atas bimbingan dan pengarahan selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi
ini. Terimakasih juga penulis sampaikan atas kesediaan Bapak Dwi Guntoro, SP
MSi. dan Ibu Juang Gema Kartika, SP. yang bersedia menjadi penguji pada saat
ujian akhir penelitian.
Bogor, Januari 2010
Penulis
UCAPAN TERIMAKASIH
1.
Bapak, ibu, kakak, adik, keponakan tercinta beserta seluruh keluarga tercinta yang
telah mencurahkan kasih sayang, doa yang tulus serta dukungan moril dan materil
kepada penulis.
2.
Bapak Dwi Guntoro atas nasihat dan bimbingan.
3
Peni Lestari tercinta atas dukungan dan semangatnya selama penelitian dan
penyelesaian tulisan ini.
4.
Bapak Nana, beserta ibu, pak Asep, pak Dani, pak Misbah, kang Yana, pak Alex,
dan buruh harian di Kebun Percobaan Pasir Sarongge atas kerjasama dan semangat
yang diberikan kepada penulis selama melakukan penelitian.
5.
Pak Joko yang membantu kegiatan di laboratorium Ekofisiologi Tanaman.
6.
Ibu Puri, pak Wasta dan pak Kohar yang sudah membantu proses administrasi bisa
berjalan cepat selama skripsi.
7.
Ery Bagus dan keluarga atas dukungan dan semangatnya.
8.
Teman-teman Agronomi 39 atas kebersamaan selama kuliah di IPB.
9.
Abay, Adi, Dyan, Engkus, Iin yang terus memberi semangat hingga akhir.
10. Teman-teman kosan Basecamp Agronomi: Dadang, Opik, teman-teman Regenstadt
Computer atas semangat dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi.
11. Adik-adik Nabila Anggrek, adik-adikku tercinta di IPB atas semangatnya, Lola untuk
saran pengolahan statistik, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per
satu, terima kasih bantuannya.
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN ......................................................................................
Latar Belakang ..................................................................................
Tujuan ...............................................................................................
Hipotesis............................................................................................
1
1
2
2
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................
Botani Caisim....................................................................................
Ekologi Caisim..................................................................................
Uji Efektivitas ...................................................................................
Pupuk Daun.......................................................................................
Hukum Penambahan yang Makin Berkurang ...................................
3
3
3
4
4
8
BAHAN DAN METODE ...........................................................................
Tempat dan Waktu ............................................................................
Bahan dan Alat..................................................................................
Metode Penelitian .............................................................................
Pelaksanaan Percobaan .....................................................................
Pengamatan .......................................................................................
10
10
10
10
11
13
HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................
Kondisi Umum ..................................................................................
Tinggi Tanaman ................................................................................
Jumlah Daun .....................................................................................
Warna Daun ......................................................................................
Indeks Luas Daun..............................................................................
Bobot Panen ......................................................................................
15
15
18
20
21
22
23
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................
Kesimpulan .......................................................................................
Saran..................................................................................................
28
28
28
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
29
LAMPIRAN................................................................................................
33
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
Teks
1. Unsur Hara yang Digunakan dalam Pemupukan Melalui Daun .....
7
2. Persen Serangan Akar Gada dari 30 Tanaman pada 45 HST..........
17
3. Pengaruh Dosis Pupuk NPK (16-20-29), Gandasil D dan
Hyponex Hijau terhadap Tinggi Tanaman......................................
19
4. Pengaruh Dosis Pupuk NPK (16-20-29), Gandasil D dan
Hyponex Hijau terhadap Jumlah Daun ...........................................
20
5. Pengaruh Dosis Pupuk NPK (16-20-29), Gandasil D dan
Hyponex Hijau terhadap Skor Warna Daun....................................
21
6. Pengaruh Dosis Pupuk Daun NPK (16-20-29), Gandasil D
dan Hyponex Hijau terhadap Indeks Luas Daun.............................
23
7. Pengaruh Dosis pupuk NPK (16-20-29), Gandasil D dan
Hyponex Hijau terhadap Bobot Panen 30 Tanaman ......................
24
8. Pengaruh Dosis Pupuk NPK (16-20-29), Gandasil D dan
Hyponex Hijau terhadap Bobot Panen per Hektar dan
B/C Ratio.........................................................................................
25
Lampiran
1. Hasil Pengamatan Munsell Color Chart pada Daun Caisim...........
34
2. Skor SPAD ......................................................................................
40
3. Rekapitulasi Sidik Ragam Tiap Peubah..........................................
41
4. Sidik Ragam Tinggi Tanaman ........................................................
42
5. Sidik Ragam Jumlah Daun..............................................................
43
6. Sidik Ragam Warna Daun...............................................................
45
7. Sidik Ragam Indeks Luas Daun......................................................
46
8. Sidik Ragam Bobot Basah Tajuk ....................................................
46
9. Sidik Ragam Bobot Basah Akar .....................................................
46
10. Sidik Ragam Bobot Kering Tajuk...................................................
46
11. Sidik Ragam Bobot Kering Akar ....................................................
47
12. Sidik Ragam Bobot Panen Ubinan..................................................
47
13. Analisis Kimia Tanah Awal............................................................
49
14. Hasil Analisis Contoh Pupuk NPK (16-20-29)...............................
49
15. Data Iklim Penelitian ......................................................................
50
16. Data Curah Hujan Harian................................................................
50
17. Data Intensitas Cahaya....................................................................
51
18. Kriteria Penilaian Sifat-Sifat Kimia Tanah menurut
Pusat Penelitian Tanah (1983) ........................................................
51
19. Analisis Usahatani Caisim ..............................................................
53
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
Teks
1. Susunan Permukaan Daun...............................................................
6
2. Hubungan Umum antara Nutrisi atau Faktor Pertumbuhan
dengan Pertumbuhan Tanaman. ......................................................
9
3. Gejala Penyakit; a. Penyakit dumping off, b. Penyakit
Akar Gada ....................................................................................... 17
4. Hama; a. Crocidolomia binotalis, b. Plutella xylostella,
c. Aphid sp....................................................................................... 17
5. Gejala Serangan Alternaria sp, Bintik Hitam Konsentris............... 18
6. Grafik Hubungan antara Dosis Pupuk NPK (16-20-29) dengan
Hasil Panen per Hektar.................................................................... 26
7. Grafik Hubungan antara Dosis Pupuk NPK (16-20-29) dengan
B/C Ratio......................................................................................... 26
Lampiran
1. Layout Percobaan............................................................................ 48
2. Pemupukan dan Penebaran Benih pada Lahan Persemaian............ 54
3. a. Bibit Umur 5 Hari, b. Pengurugan Benih.................................... 54
4. Pengolahan Lahan Tanam ............................................................... 54
5. Tanaman Umur 5 HST .................................................................... 55
6. Tanaman Umur 22 HST .................................................................. 55
7. Tanaman Umur 30 HST .................................................................. 55
8. Pengendalian Hama dengan Pestisida............................................. 56
9. Penyemprotan dengan Pestisida dan Aplikasi Pupuk 6 HST......... 56
10. a. Pupuk NPK (16-20-29), b. Pengamatan Warna Daun
Menggunakan Munsell Color Chart ............................................... 56
11. Pengaruh Berbagai Taraf Pemupukan NPK (16-20-29)
terhadap Hasil Panen Sampel pada Ulangan 1 (Umur 45 HST) ..... 57
12. Hasil Panen Sampel pada Ulangan 2 (Umur 45 HST).................... 58
13. Hasil Panen Sampel pada Ulangan 3 (Umur 45 HST).................... 59
14. Hasil Panen Sampel pada Ulangan 4 (Umur 45 HST).................... 60
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Komoditas hortikultura masih memiliki peranan yang cukup penting dalam
menunjang perekonomian Indonesia. Salah satu komoditas hortikultura yang
banyak dibudidayakan petani di Indonesia adalah caisim, produksi caisim
mencapai 548 453 ton pada 2005 menjadi 565 636 ton pada tahun 2008 (BPS
2009). Caisim (Brassica chinensis) atau biasa disebut sawi bakso banyak
digunakan masyarakat Indonesia sebagai salah satu bahan campuran makanan
terutama seperti mie rebus, capcay, bakso, mie ayam dan lain-lain. Sumaryono
dan Rismunandar (1981) menyatakan hampir semua orang gemar makan caisim
karena rasanya segar, enak dan banyak mengandung vitamin A, B dan sedikit
vitamin C. Haryanto et al. (2003) menambahkan selain harganya terjangkau,
rasanya yang khas dan renyah menjadikan produk ini cukup digemari berbagai
kalangan.
Tanaman caisim merupakan tanaman semusim yang banyak diusahakan
orang karena selain mudah dalam budidayanya juga banyak manfaatnya. Tanaman
caisim termasuk tanaman yang tahan terhadap hujan, sehingga dapat dibudidayakan sepanjang tahun asalkan pada musim kemarau tetap tersedia air yang cukup.
Rukmana (1999) menambahkan bahwa tanaman caisim juga tahan terhadap suhu
yang tinggi.
Masa panen yang singkat dan pasar yang terbuka luas merupakan daya tarik
untuk mengusahakan caisim. Daya tarik lainnya adalah harga yang relatif stabil
dan mudah diusahakan (Hapsari 2002). Konsumsi caisim diduga akan mengalami
peningkatan sesuai pertumbuhan jumlah penduduk, meningkatnya daya beli masyarakat, kemudahan tanaman ini diperoleh di pasar, dan peningkatan pengetahuan gizi masyarakat. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan budidaya yang
sudah ada agar hasilnya meningkat, salah satunya melalui pemupukan. Hal ini
selaras dengan program ketahanan pangan tahun 2007 yaitu peningkatan produksi
sayur 9.27 juta ton dan peningkatan kualitas dan standar buah dan sayuran
(Deptan 2007).
2
Di sisi lain masalah lingkungan juga turut menjadi perhatian publik.
Pertanian diduga menjadi salah satu penyebab masalah lingkungan akibat
banyaknya pupuk anorganik yang digunakan petani. Sisa pupuk pertanian lainnya
yang terbawa air hujan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan serta
menyebabkan tanah menjadi keras dan bertambah masam (Sutedjo 1994). Pada
kondisi khusus pemberian pupuk melalui daun lebih efisien dibandingkan pemberian pupuk melalui tanah. Pemberian pupuk melalui daun merupakan teknik
yang menjanjikan dalam mengurangi penggunaan pupuk kimia pada lingkungan
dalam rangka pertanian yang berkelanjutan (Toselli dan Tagliavini 2004).
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas pupuk NPK (16-20-29)
pada tanaman caisim dan mengetahui dosis minimum dan optimum pupuk NPK
(16-20-29).
Hipotesis
1. Terdapat pengaruh dosis pupuk NPK (16-20-29) terhadap perkembangan
vegetatif tanaman caisim.
2. Terdapat perbedaan hasil produksi antara tanaman caisim yang dipupuk
menggunakan
pupuk
NPK
(16-20-29)
dengan
menggunakan
pupuk
pembandingnya.
3. Diperoleh dosis optimum pupuk NPK (16-20-29) yang dapat meningkatkan
produksi caisim dan dosis minimum yang dapat memberikan keuntungan
dalam skala usahatani.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Caisim
Di Indonesia, sayuran yang termasuk dalam famili kubis-kubisan
(Brassicaceae) ini telah berkembang sejak abad ke 15, yakni mulai penjajahan
belanda, hingga lebih dikenal sebagai sayuran Eropa. Dalam klasifikasi tumbuhan,
caisim termasuk ke dalam divisi Spermatophyta, kelas Angiospermae, sub kelas
Dicotyledonia, ordo Rhoeodales atau Brassicales, famili Brassicaceae atau
Cruciferae, genus Brassica, spesies Brassica juncea ( L.) Czernj. & Coss.
(Rubatzky dan Yamaguchi 1998), sedangkan menurut Williams et al. (1991)
caisim atau sawi cina berbunga termasuk spesies Brassica chinensis var.
parachinensis).
Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1998) Brassica juncea merupakan
tanaman setahun yang menyerbuk sendiri, tahan terhadap suhu rendah, juga
dikenal luas sebagai sawi india, sawi coklat, atau sawi kuning, kadang-kadang
disebut juga sawi cina. Masing-masing karakteristik dari Brassica juncea telah
diidentifikasi melalui subdivisi sebagai varietas botanis. Sedangkan menurut
Haryanto et al. (2003) caisim atau disebut juga sawi cina memiliki ciri-ciri tangkai
daunnya panjang, langsing, dan berwarna putih kehijauan, daunnya lebar,
memanjang, tipis, dan berwarna hijau, rasanya renyah dan segar dengan sedikit
rasa pahit. Produksinya mencapai 20-30 ton/ha
Ekologi Caisim
Menurut Haryanto et al. (2003) daerah penanaman yang cocok untuk caisim
adalah mulai dari 5-1200 m dpl (di atas permukaan laut). Tanah gembur, banyak
mengandung humus, subur, serta drainase baik. pH tanah yang optimum untuk
pertumbuhan caisim adalah 6-7. Tanaman membutuhkan cukup air selama masa
pertumbuhannya.
4
Uji Efektivitas
Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor 08/Permentan/SR.140/2/2007,
uji efektivitas pupuk an-organik adalah pengujian untuk menilai manfaat atau
efektivitas pupuk anorganik terhadap pertumbuhan, mutu tanaman dan atau hasil
serta nilai ekonomisnya. Pengujian efektivitas pupuk diatur dalam Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 08/Permentan/SR.140/2/2007, hal ini dilakukan sebelum pupuk dapat dilepas ke pasaran. Uji efektivitas terbagi menjadi dua yaitu
uji laboratorium atau uji kandungan kimia dan uji lapangan.
Pupuk Daun
Pupuk daun adalah pupuk yang diberikan pada tanaman dengan cara
disemprot pada bagian tanaman seperti daun. Aplikasi pupuk daun sangat efisien
dalam keadaan tertentu dan cocok untuk unsur unsur hara mikro dibandingkan
dengan unsur hara makro, karena kebanyakan daun hanya menyerap hara dalam
jumlah yang sedikit. Unsur-unsur mikro di dalam tanah seperti Fe, Mn, Zn, Cu
sering dijerap oleh partikel tanah sehingga sedikit tersedia pada akar tanaman
(Agustina 2004).
Pemupukan melalui daun dilaksanakan untuk dapat memberikan unsurunsur hara yang keperluannya dalam jumlah sedikit (seperti unsur-unsur mikro),
Untuk jenis-jenis pupuk yang tidak merusak daun dan harus diberikan dengan
konsentrasi rendah. Pemupukan melalui daun hanyalah sebagai pelengkap dari
pemupukan biasa dan tidak dimaksudkan untuk memenuhi keperluan unsur hara
untuk seluruh pertumbuhan tanaman (Setyamidjaja 1986).
Penyemprotan pada saat sejuk atau sore hari serta penggunaan konsentrasi
yang rendah dapat mengurangi kerusakan daun karena terbakar atau gosong akibat
evaporasi yang tinggi pada hari yang panas. Serapan hara oleh jaringan daun akan
lebih efektif jika semakin lama larutan hara tersebut tinggal dalam bentuk lapisan
pada permukaan daun (Mengel dan Kirkby 2001).
Menurut Agustina (2004) sel-sel penting yang berperan di dalam mekanisme serapan unsur hara melalui daun adalah epidermis, sel penjaga, stomata, me sofil dan seludang pembuluh. Pupuk daun yang disemprotkan masuk ke dalam
stomata secara difusi dan selanjutnya masuk ke sel-sel kloroplas baik yang ada di
5
sel-sel penjaga, mesofil maupun seludang pembuluh dan selanjutnya berperan
dalam fotosintesis. Mekanisme serapannya secara aktif, penyemprotan pupuk
melalui daun juga diduga dapat langsung masuk ke dalam sel melalui ektodesmata.
Peningkatan hasil panen karena penyemprotan larutan hara mungkin disebabkan
karena peningkatan penyerapan nutrisi dan air, meningkatkan fotosintat dan
peningkatan akumulasi karbohidrat pada buah buahan (Guievence dan Badem
2000; Batra et al. 2002). Respon yang sama dilaporkan pada tanaman tomat oleh
Palaniappan et al. (1999). Menurut Burkhardt dan Schroth (1999) penyerapan
unsur hara N melalui daun terutama melalui stomata, difusi melalui kutikula.
Deposit mineral masuk ke dalam kutikula dan dinding epidermis melalui difusi
dan diserap di permukaan membran plasma kemudian masuk ke sitoplasma.
Terdapat pula transport aktif melalui plasmalema ke sel daun dan juga jalur
simplas ke jaringan vaskuler masuk mengisi bagian kosong dan sebagai deposit
atau masuk pembuluh. Efektivitas tinggi, respon tanaman yang cepat, ketepatan
dan pengurangan gejala keracunan seperti pada akumulasi pemberian unsur hara
berlebihan melalui tanah membuat pemberian hara lewat daun dapat lebih
diandalkan (Janick 1984).
Menurut Toselli dan Tagliavini (2004) dalam sebuah review menyatakan
bahwa jumlah hara yang dapat masuk melalui daun adalah sebuah persamaan dari
jumlah unsur hara yang tertahan oleh daun, tergantung pada total luas daun yang
dapat terkena larutan hara dan konsentrasi larutan. Sebelum tanaman mencapai
ILD yang dikehendaki, unsur hara dalam jumlah yang signifikan dapat diberikan
melalui daun. Larutan berbasis air tidak efisien untuk membasahi dan menyebar
pada permukaan daun yang memiliki lapisan lilin karena memiliki tegangan
permukaan yang tinggi (pada 20oC, tegangan permukaan daun antara udara
dengan air 72.8 m/Nm).
Surfaktan diperlukan untuk mengurangi tegangan permukaan daun dan
meningkatkan luas daun yang tertutup oleh larutan hara. Volume semprot yang
digunakan tergantung pada jenis tanaman dan teknik budidaya yang digunakan.
Pada tanaman buah-buahan volume semprot antara 150-1500 l/ha. Jika volume
rendah diterapkan, jumlah larutan hara yang sama diberikan per unit area,
konsentrasi hara yang diberikan harus lebih tinggi dibandingkan dengan volume
6
tinggi. Bukovac et al. (2002) menambahkan penyemprotan memainkan peran
penentu dalam kinerja senyawa yang diaplikasikan melalui daun pada tanaman
buah.
Keterangan : Lapisan lilin (jagged symbol), kutin (segitiga), pektin (titik), dan selulosa (garis
strip) tersusun menjadi layer yang berbeda. Fraksi hidrofilik (pektin) dapat
membentuk pori-pori yang dapat mempercepat penetrasi larutan hara (Toselli
dan Tagliavini 2004).
Gambar 1. Susunan Permukaan Daun
Cahaya juga dapat meningkatkan penyerapan hara melalui daun, efeknya
tergantung pada tingginya permeabilitas pada membran kutikula diatas sel penjaga
pada stomata. Intensitas cahaya yang tinggi tidak cocok dalam penyerapan hara
melalui daun karena meningkatkan ketebalan kutikula dan jumlah lilin pada
kutikula seperti pada beberapa spesies Brassica dan Prunus serta beberapa
tanaman serealia. Peningkatan suhu hingga batas tertentu meningkatkan pergerakan senyawa polar masuk ke kutikula, tergantung tingkat kekerasan lilin
(Toselli dan Tagliavini 2004).
Larutan yang memiliki tegangan permukaan dibawah 15-20 m/Nm dapat
langsung masuk melalui stomata. Surfaktan seperti alkil-poliglukosida, pada
konsentrasi 0.2 g/l meningkatkan penyerapan Ca. Sedangkan surfaktan berbasis
protein dan sodium EDTA (kelat sintetik) menurunkan penyerapan CaCl2. Pada
beberapa kasus surfaktan dapat pula bersifat toksik seperti polimer fluorocarbon
dan octilphenoxy poliethoxyethanol. Untuk pupuk non ionik, penetrasi dapat
7
ditingkatkan dengan plasticizer seperti tributil phosphat dan dietil sebactate yang
mampu meningkatkan fluiditas lapisan lilin pada kutikula (Toselli dan Tagliavini
2004).
Tabel 1. Unsur Hara yang Digunakan dalam Pemupukan Melalui Daun
Unsur
Hara
Senyawa
Kandungan Unsur
(%)
Boric acid (H3BO3)
10
B
20
Polyborate (Na2B4O7)
27
CaCl2 . 2H2O
Ca
15.5
Ca(NO3)2 . 4H2O
FeSO4
37
Fe
FeDTPA/EDTA
4-6
9.6
MgSO4 . 7H2O
Mg
25
MgCl2 . 6H2O
16
Mg(NO3)2
Mn
MnSO4.H2O
32.5
Urea (CO(NH2)2)
46.6
NH4NO3
26-27
N
KNO3
13
13
Ca(NO3)2 . 4H2O
NH4PO4
26.6
P
22.7
KH2PO4
KH2PO4
29
K
KNO3
38.7
ZnSO4
58
Zn
ZnCl2
50
ZnEDTA
2.5
Keterangan: DTPA, diethylenetriaminepentaacetic acid; EDTA,
(Toselli dan Tagliavini 2004)
Dosis
Konsentrasi
(kg/ha)
aplikasi (g/l)
3-12
0.6-1.5
3-6
0.6-1
2-5
2-3.5
4-8
5-6
0.75-2
0.5-1.5
3-5
3
7.5-15
5-12
1.5-4.5
1-3
4.5-9
3-6
1-3
0.5-2
2.5-15
2-40
4
2-4
7.5
5
7.5
5
0.5-1
0.5
1-1.5
0.6
10
8-10
7.5
5-8
0.3-2
1-2
0.4-2.4
1-2
0.6-1
0.6-0.8
ethylenediaminetetraacetic acid.
Kecepatan penetrasi ion dari permukaan daun awalnya tinggi kemudian
cenderung datar dari waktu ke waktu. Penelitian eksperimen dilakukan dengan
isotop, yang memungkinkan akurasi yang tinggi, menunjukkan bahwa waktu
paruh dari penetrasi 45Ca(NO3)2 (6 g/l) dalam daun pir adalah 18 jam, sementara
sebagian besar dari garam Ca diserap dalam waktu kurang dari 100 jam. Dalam
kasus N, urea diambil lebih cepat daripada garam N lainnya (KNO3) karena
merupakan senyawa polar. Penetrasi paruh waktu urea
15
N di daun pohon buah-
buahan (seperti apel, anggur, dan raspberi merah), adalah sekitar 30-50 jam, dan
sebanyak 90% dari N urea ditemukan dalam daun setelah 5 hari. Efektivitas
penetrasi foliar juga tergantung pada garam: misalnya, daun apel menyerap P
menurut urutan berikut: H3PO4> K2HPO4>NaH2PO4>KH2PO4>Ca(H2PO4)2. pH
8
larutan yang disemprotkan mempengaruhi tingkat penetrasi tergantung pada jenis
tumbuhan dan senyawa terlarut (Toselli dan Tagliavini 2004).
Menurut penelitian Toselli dan Tagliavini (2004) pH (2-10), nilai pH rendah
dianggap optimal untuk ion logam (Zn), pH 5.4-6.6 untuk pupuk urea, sementara
pH 7-10 adalah optimal untuk kalium fosfat. Volume larutan semprot (dan
konsentrasi hara yang diterapkan) dapat mem-pengaruhi laju penetrasi di kutikula.
Volume semprot yang lebih tinggi (yakni, 1000-1500 l/ha) lebih basah dan
menunda waktu pembentukan deposit. Volume rendah lebih baik bila surfaktan
ditambahkan ke larutan semprot, dalam hal ini nutrisi tetap akan memiliki
konsentrasi yang lebih tinggi dan deposit akan lebih merata didistribusikan pada
daun. Pada pohon apel tingkat penyerapan N-urea pada konsentrasi 2 g/l lebih
tinggi dibandingkan dengan 20 g/l dan 40 g/l. Tabel 1 merupakan daftar senyawa
yang cocok untuk aplikasi pada daun.
Hukum Penambahan Hasil yang Makin Berkurang
Jacob dan Uexk ll (1960) menyatakan prinsip yang menggarisbawahi
pemilihan dosis pupuk adalah the Law of Diminishing Returns atau Hukum
Penambahan Hasil yang Makin Berkurang. Ini berarti produksi per unit pupuk
yang diaplikasikan akan berkurang setelah produksi maksimum dicapai. Hal ini
juga mendasari persamaan matematika oleh E. A. Mitscherlich :
Atau diasumsikan y = 0, ketika x = 0 dy = ( A − y )C
dx
Keterangan :
y = A(1 − e − Cx )
A = maksimum produksi
y = hasil produksi x sampai sebelum excess
x = dosis pupuk
C = konstanta untuk tiap pupuk tergantung tanaman, jenis tanah dan kondisi
lainnya.
Dengan kata lain persamaan ini berarti bahwa berubahnya hasil produksi y,
dari berbagai level hasil, dengan berubahnya jumlah perlakuan x, sebanding
perbedaannya antara produksi maksimum A, dan penambahan hasil y. Persamaan
9
ini digunakan oleh Prescott di Australia, untuk menghitung dosis pupuk
superphospat pada gandum yang paling menguntungkan (Teakle dan Boyle 1958).
Ide yang sama digunakan dalam persamaan matematika yang diajukan Bray,
persamaan ini digunakan untuk menghitung kebutuhan pupuk dalam tanah yang
sudah diketahui ketersediaan haranya.
log( A − y ) = log A − (c1b1 + cx)
Keterangan :
A = produksi maksimum diambil dari 100%
y = hasil produksi tanpa pupuk
c1 = konstanta proporsional untuk rata-rata tanah dan tanaman
b1 = faktor ketersediaan hara yang dipertanyakan
c = konstanta pupuk (konstanta Mitscherlich)
x = dosis pupuk
Persamaan ini sangat baik digunakan untuk melihat secara umum hasil detail dari
percobaan pupuk. Crowther dan Yates menggunakan metode ini untuk menentukan dasar kebijakan pupuk di Inggris selama perang dunia kedua.(Teakle dan
Boyle 1958)
Secara grafik dapat digambarkan sebagai kurva sigmoid (bentuk S), dimana
pada dosis pupuk berlebihan justru berbahaya bagi tanaman. Situasi ini dapat
diilustrasikan oleh kurva yang dipublikasikan oleh Russell dalam Teakle dan
Boyle (1958) (Gambar 2). Persamaan Mitscherlich cocok digambarkan pada
bagian antara y dan A.
Gambar 2. Hubungan Umum antara Nutrisi atau Faktor Pertumbuhan dengan
Pertumbuhan Tanaman (Teakle dan Boyle 1958)
10
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Penanaman caisim dilaksanakan di lahan kebun percobaan IPB Pasir
Sarongge, Cipanas dengan ketinggian tempat 1 124 m dpl, jenis tanah Andosol.
Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September 2007-November 2007,
dilanjutkan penghitungan ILD, dan bobot kering di laboratorium Fisiologi
Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB pada bulan Desember 2007.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih caisim varietas
Christina, pupuk NPK (16-20-29), Hyponex Hijau (20-20-20), Gandasil D (20-1515), dolomit (CaMg(CO3)2), dan pestisida (Furadan 3G, Antrakol 70 WP, Buldox
25 EC , Decis 2.5 EC).
Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah klorofil meter (SPAD),
Munsell Color Chart, knapsack sprayer, penggaris, timbangan.
Metode Penelitian
Rancangan Percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) satu faktor dengan 10 taraf
perlakuan, yaitu :
A0 = Kontrol (tanpa pupuk)
= 0 kg N/ha
A1 = Aplikasi pupuk NPK (16-20-29) dosis 5.625 kg/ha
= 0.9 kg N/ha
A2 = Aplikasi pupuk NPK (16-20-29) dosis 11.25 kg/ha
= 1.8 kg N/ha
A3 = Aplikasi pupuk NPK (16-20-29) dosis 16.875 kg/ha
= 2.7 kg N/ha
A4 = Aplikasi pupuk NPK (16-20-29) dosis 22.5 kg/ha
= 3.6 kg N/ha
A5 = Aplikasi pupuk NPK (16-20-29) dosis 33.75 kg/ha
= 5.4 kg N/ha
A6 = Aplikasi pupuk NPK (16-20-29) dosis 45 kg/ha
= 7.2 kg N/ha
A7 = Aplikasi pupuk NPK (16-20-29) dosis 67.5 kg/ha
= 10.8 kg N/ha
Pupuk pembanding
A8 = Aplikasi pupuk Gandasil D dosis 4.5 kg/ha
= 0.9 kg N/ha
A9 = Aplikasi pupuk Hyponex Hijau dosis 4.5 kg /ha
= 0.9 kg N/ha
11
Keterangan :
1. Dosis rekomendasi pupuk NPK (16-20-29) (konsentrasi 15g/liter), volume
semprot 500 l/ha adalah 22.5 kg/ha dibagi dalam 3 kali aplikasi.
2. Dosis pupuk pembandingnya adalah dosis rekomendasi yang dihitung berdasarkan konsentrasi pupuk tersebut untuk tanaman sawi yaitu 9 g/liter, dibagi
dalam 3 kali aplikasi, volume semprot 500 l/ha.
Waktu aplikasi dilakukan pada 0 HST, 15 HST dan 30 HST.
Perlakuan ini diulang sebanyak 4 kali sehingga dalam percobaan terdapat 40
petak perlakuan. Masing-masing petak perlakuan terdiri dari 500 tanaman yang
diambil 30 tanaman contoh. Ulangan berfungsi sebagai kelompok.
Model matematika yang digunakan yaitu:
Yij =
Yij
+
i
+ Pj +
ij
= Rata-rata hasil pengamatan setiap perlakuan percobaan
= rataan umum
i
Pj
ij
= pengaruh ulangan ke-i
= pengaruh perlakuan pemupukan ke-j
= pengaruh galat perlakuan
i
= 1, 2, 3, 4
j
= 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
Data yang diperoleh dianalisis dengan uji F. Jika hasil uji F berpengaruh
nyata, maka dilakukan uji lanjut menggunakan uji DMRT (Duncan Multiple
Range Test) pada taraf 5% dan 1%.
Pelaksanaan Percobaan
Persiapan Lahan
Setiap taraf diaplikasikan pada petak dengan luasan 25 m2, terdapat 38 petak
kecil berukuran 5 m x 5 m, dan dua petak kecil berukuran 4 m x 6.5 m (pada petak
besar ulangan 1) yang dibagi menjadi 3 bedeng. jarak antar petak kecil 0.5 m
sehingga terdapat 4 petak besar dengan luasan masing-masing 305.5 m2. Untuk
pembibitan menggunakan lahan berukuran 10 m x 9 m. Total lahan yang
dipersiapkan adalah 1267 m2. Jarak antar petak besar tidak sama karena lahan
12
yang tersedia merupakan lahan terasering, dengan minimal jarak antar petak besar
1 m. Dolomit diberikan sebanyak 66.25 kg pada petak ulangan 1, 78 kg pada
petak ulangan 2, 42.25 kg pada petak ulangan 3, dan 114 kg pada petak ulangan 4.
Penyemaian Benih
Penyemaian benih dilakukan bersamaan dengan persiapan lahan. Benih
disemai dalam lahan persemaian seluas 90 m2, diberi pupuk kotoran ayam dosis 5
ton/ha dan diberi insektisida berbahan aktif karbofuran dengan dosis 20 kg/ha.
Penyiraman dilakukan dua kali yaitu setelah semai selesai dengan mengalirkan air
hingga kondisi jenuh air dan pada 7 hari setelah semai. Pengendalian hama
menggunakan insektisida berbahan aktif deltamethrin (konsentrasi 2-4 ml/l).
Penyemprotan menggunakan fungisida berbahan aktif propineb dengan konsentrasi 3 g/l pada 9 hari setelah semai.
Penanaman
Transplanting dilakukan 12 hari setelah semai yang sudah berdaun 3-4 helai,
dilakukan dengan tugal satu bibit per lubang. Jarak tanam 25 cm x 20 cm.
Penyulaman dilakukan pada 3-4 HST. Pemupukan pertama pupuk NPK (16-2029) dan pupuk pembanding diaplikasikan saat 6 HST dengan dosis 1/3 dosis
perlakuan. Aplikasi pupuk dilakukan dengan cara disemprotkan pada permukaan
daun dengan volume semprot 500 l/ha. Karena hanya ada 2 knapsack sprayer
maka penyemprotan dilakukan dari dosis rendah (4.5 kg/ha) ke dosis tertinggi
(67.5 kg/ha). Aplikasi pupuk yang seharusnya pada 0 HST menjadi 6 HST
disebabkan oleh tanaman yang masih layu karena cuaca yang sangat terik dan
tidak turun hujan.
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman setelah tanaman di-pindah tanam berupa penyiraman
sebanyak 2 kali yaitu 3 HST dan 19 HST. Pengendalian penyakit terutama
Alternaria sp. menggunakan fungisida berbahan aktif propineb pada tanaman
yang telah di-pindah tanam (konsentrasi 3 g/l) satu minggu sekali. Pengendalian
hama menggunakan insektisida berbahan aktif beta cyfluthrin (konsentrasi 2-4
13
ml/l), sedangkan, frekuensi penyemprotan dua kali seminggu. Penanggulangan
gulma secara manual, yaitu dicabut dengan tangan. Aplikasi pupuk kedua pada 15
HST dan ketiga pada 31 HST dilakukan masing-masing 1/3 dosis perlakuan
dengan volume semprot 500 l/ha. Mundurnya aplikasi pupuk pada 30 HST
menjadi 31 HST disebabkan oleh hujan turun pada 30 HST.
Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada 45 HST dengan memotong pangkal batang saat
sore hari. Pemanenan dilakukan pada seluruh petak perlakuan. Penimbangan hasil
panen dilakukan untuk panen ubinan ukuran 2 m x 2 m, panen petakan dan panen
sampel.
Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap 30 tanaman sampel per petak percobaan
yang ditentukan secara acak tidak termasuk tanaman pinggir. Pengamatan tersebut
meliputi :
1. Tinggi tanaman
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada seluruh tanaman dalam satuan
perlakuan yang diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi.
Pengukuran dilakukan pada 3 HST kemudian dilanjutkan seminggu sekali.
2. Jumlah daun per tanaman
Daun yang dihitung adalah daun hidup yang telah terbuka secara sempurna.
Penghitungan jumlah daun dilakukan mulai 1 MST hingga 6 MST
3. Warna Daun
Pengukuran warna daun dilakukan menggunakan klorofil meter (SPAD) dan
Munsell Color Chart dilakukan pada 6, 14, 22 dan 34 HST.
4. Indeks Luas Daun
Pengukuran dilakukan satu kali pada saat panen yaitu 45 HST, diukur
menggunakan metode gravimetri.
14
5. Bobot panen
Bobot yang ditimbang adalah brangkasan, meliputi bobot panen sampel dan
bobot panen ubinan. Dihitung juga bobot kering akar dan tajuk sampel, dan
kadar air sampel.
6. B/C Ratio
Dihitung berdasarkan analisis usahatani yang dilakukan berdasarkan harga saat
panen yaitu Rp. 1000/kg dan asumsi harga satu bungkus pupuk NPK (16-2029) ukuran 100 gram Rp. 7500,-
15
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama kegiatan di
lapang mulai dari penanaman sampai dengan panen. Tahap kedua kegiatan
pengukuran kadar air dilaksanakan di laboratorium Fisiologi Tumbuhan.
Kegiatan di lapang dilakukan di Kebun Percobaan IPB Pasir Sarongge,
Kabupaten Cianjur. Lokasi penelitian memiliki ketinggian sekitar 1 124 m diatas
permukaan laut. curah hujan harian rata rata berkisar antara 3.25-22 mm, suhu
harian rata rata berkisar antara 21.50-24.02o C dengan kelembaban rata rata antara
80.50-84.10 %. Berdasarkan hasil pengukuran, intensitas cahaya matahari harian
berkisar antara 5 069-26 150 lux pada pukul 07.00-09.00, 5 973-39 380 lux pada
pukul 10.00-12.00, 4 981-40 400 lux pada pukul 13.00-15.00 dan 6 771-37 190
lux pada pukul 16.00-17.00. Kondisi iklim ini sesuai untuk pertumbuhan tanaman
caisim.
Tanah yang digunakan tergolong masam dengan pH antara 5.2-5.8. Tanah
memiliki kandungan partikel pasir 43.24-54.75 %, debu 28.52-39.37 % dan liat
12.34-18.41 %. Berdasarkan segitiga tekstur, tanah ini termasuk dalam kategori
lempung berdebu yang cocok untuk pertumbuhan caisim. Kandungan N total
tergolong sedang, yaitu 0.22-0.29 %. Kandungan P bervariasi tiap ulangan dari
sangat rendah hingga tinggi, yaitu 2.0-8.6 ppm. Kandungan K tergolong rendah,
yaitu 0.20-0.25 me/100g. Kandungan C-organik tinggi, yaitu 3.29-3.93 %. KTK
tanah tinggi, yaitu 25.89-34.78 %. Kejenuhan basa sangat rendah sampai rendah,
yaitu 11.0-20.6 %. Kandungan Ca rendah, yaitu 2.20-3.08 me/100g. Kandungan
Na rendah, yaitu 0.26-0.35 me/100g. Hara mikro