Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Terhadap Penggunaan Pupuk Anorganik Cair

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PENGGUNAAN
PUPUK ANORGANIK CAIR
SKRIPSI

Oleh:

RICKI FAJAR HAMDANI MANURUNG
040301033/ BDP- AGR

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010

Universitas Sumatera Utara

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PENGGUNAAN
PUPUK ANORGANIK CAIR


SKRIPSI

Oleh:
RICKI FAJAR HAMDANI MANURUNG
040301033/ BDP- AGR

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian di
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Disetujui oleh :
Komisi Pembimbing

Ketua

Anggota

( Ir. Rosita Sipayung, MP)
NIP: 131 495 302


( Ir. T, Irmansyah, MP )
NIP: 196012241988031001

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010

Universitas Sumatera Utara

Judul

: Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi
(Brassica juncea L.) Terhadap Penggunaan Pupuk
Anorganik Cair

Nama

: Ricky Fajar Hamdani Manurung


NIM

: 040301033

Departemen

: Budidaya Pertanian

Jurusan

: Agronomi

Disetujui oleh :
Komisi Pembimbing

Ketua

Anggota


( Ir. Rosita Sipayung, MP)
NIP: 131 495 302

( Ir. T, Irmansyah, MP )
NIP: 196012241988031001

Mengetahui,

Prof. Edison Purba, Ph. D
Ketua Departemen Budidaya Pertanian

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Ricky Fajar Hamdani Manurung: Response in Growth and Production of Indian
Mustard ( Brassica juncea L. ) to the Usage of Liquid Anorganic Fertilizer,
supervised by Rosita Sipayung and T. Irmansyah.
Response in growth and production of Indian mustard have not been
researched enough in this region. Therefore, a research had been conducted at

experimental field in Kelurahan Medan Tuntungan, Kecamatan Medan Selayang
(± 25 m above sea level) in March – May 2010 using non factorial Randomized
Block Design with a factor wich is liquid anorganic fertilizer (0; 0,8; 1,2; 1,6; 2,0
and 2,4 ml/l water of fertilizing dosage).
The result showed that liquid anorganic fertilizer not significantly increase
the plant height of after plant, width of leaf area, amount of leaf chlorophyll,
biomass weight per plant sample, fresh sale weight per plant sample and harvest
index. Generally, best dosage of liquid fertilizer was at concentration of 1,6 ml/l
water.
Key word

: liquid fertilizer, Mustard

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Ricky Fajar Hamdani Manurung: Respons Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman
Sawi ( Brassica juncea L.) Terhadap Penggunaan Pupuk Anorganik Cair di
bimbing oleh Ir. Rosita Sipayung dan Ir. Irmansyah, MS.
Respons Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Sawi ( Brassica juncea L.)

Terhadap Penggunaan Pupuk Anorganik cair belum banyak di teliti di daerah ini.
Untuk itu suatu penelitian telah dilaksanakan di Kelurahan Medan Tuntungan,
Kecamatan Medan Selayang, Medan, Provinsi Sumatera utara dengan ketinggian
tempat ± 25 m dpl pada bulan Maret sampai Mei 2010 dengan menggunakan
Rancangan Acak Kelompok ( RAK ) non faktorial dengan perlakuan (0; 0,8; 1,2;
1,6; 2,0 dan 2,4 ml/l air)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk anorganik
cair tidak berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, luas daun,
jumlah klorofil daun, bobot biomassa per tanaman sampel, bobot segar jual per
tanaman sampel dan indeks panen. Konsentrasi pupuk cair yang terbaik pada
umumnya adalah 1,6 ml/l air.
Kata Kunci : pupuk cair, Sawi

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
Ricky Fajar Hamdani Manurung, lahir pada tanggal 10 November 1986
di Medan, Provinsi Sumatera Utara, anak ke - 3 dari 3 bersaudara, putra dari
ayahanda K. Manurung dan ibunda M. Nurmawan Sinaga.
Adapun pendidikan yang pernah ditempuh penulis hingga saat ini adalah

Pendidikan Dasar di SD 060924 di Medan lulus tahun 1998, Pendidikan
Menengah Pertama di SLTP Negeri 15 di Medan lulus tahun 2001, Pendidikan
Menengah Atas di SMU Kesatria di Medan lulus tahun 2004 dan terdaftar sebagai
mahasiswa Universitas Sumatera Utara Medan pada tahun 2004 melalui seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada Fakultas Pertanian melalui Jurusan
Budidaya Pertanian Program studi Agronomi.
Penulis Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) periode Juni sampai
Juli 2008 di PT. Perkebunan Nusantara IV di Adolina Kabupaten Serdang
Bedagai.

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi ini.
Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Respons
Pertmbuhan dan Produksi Tanaman Sawi ( Brassica juncea L.) Terhadap
Penggunaan Pupuk Anorganik Cair ” yang merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara, Medan.
Penelitian dan skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Ibu Ir. Rosita Sipayung, MP sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak
Ir T. Irmansyah, MP sebagai Anggota Komisi Pembimbing yang telah member
banyak saran, petujuk, bimbingan, arahan, serta kepercayaan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi ini.
2. Ayahanda K. Manurung dan Ibunda M. Nurmawan Sinaga yang telah
membesarkan dengan segenap cinta dan kasih sayang serta pengorbanan yang
tak ternilai harganya dan juga kepada Abangnda Andy Syahrizal Manurung
dan Kakakanda Rita Oktavia Manurung yang memberikan masukan dan
motivasi kepada penulis.
3. Keluarga Junaidi Sinaga dan istrinya, bang Iwan, Dewi Sinaga dan saudara
lainnya yang begitu banyak memberikan semangat, dukungan, motivasi,

Universitas Sumatera Utara

bantuan, serta doa dan menampung segala keluhan penulis selama memulai
perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.
4. Kepada teman – teman : Dornado, Syawal, Alexander, Andre, Hotman, Ryan,

Eko, dan seluruh teman-teman angkatan 2004 dan juga adik-adik angkatan
2005 sampai 2009 atas bantuan tenaga, doa, motivasi, dan rasa kekeluargaan
yang telah membantu penulis selama perkuliahan, penelitian dan penyusunan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengaharapkan saran dan kritik yang sifat membangun demi perbaikan
skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, November 2010

Penulis

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

ABSTRACT .........................................................................................................

Hal
i


ABSTRAK ..........................................................................................................

ii

RIWAYAT HIDUP ..............................................................................................

iii

KATA PENGANTAR ..........................................................................................

iv

DAFTAR ISI .......................................................................................................

vi

DAFTAR TABEL ..............................................................................................

viii


DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................

ix

PENDAHULUAN
Latar Belakang ...........................................................................................
Tujuan Penelitian ......................................................................................
Hipotesa Penelitian ....................................................................................
Kegunaan Penelitian ...................................................................................

1
3
3
3

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Sawi.................................................................................
Syarat Tumbuh ...........................................................................................
Iklim......................................................................................................
Tanah ....................................................................................................
Pupuk cair Super DB ..................................................................................

4
5
5
6
6

BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian ........................................................................................
Bahan dan Alat Penelitian ..........................................................................
Metode Penelitian.......................................................................................

9
9
9

PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan .........................................................................................
Penyemaian Benih ......................................................................................
Aplikasi Pupuk dasar ..................................................................................
Penanaman .................................................................................................
Penjarangan ................................................................................................
Aplikasi Pupuk Super DB...........................................................................
Pemeliharaan Tanaman ..............................................................................
Penyiraman .....................................................................................
Penyiangan .....................................................................................
Pengendalian Hama dan Penyakit ...................................................
Panen ..............................................................................................

12
12
12
12
13
13
13
13
13
14
14

Universitas Sumatera Utara

Pengamatan Parameter ...............................................................................
Tinggi Tanaman (cm) .....................................................................
Luas Daun (cm2) .............................................................................
Jumlah Klorofil Daun (unit/6 mm3) .................................................
Bobot Biomassa per Tanaman Sampel(g) ........................................
Bobot Biomassa Segar Jual per Tanaman Sampel (g) ......................
Indeks Panen...................................................................................

14
14
14
15
15
15
15

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ...........................................................................................................
Pembahasan ...............................................................................................

16
20

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ...............................................................................................
Saran .........................................................................................................

23
23

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No.

Hal

1. Rataan tinggi tanaman pada perlakuan pupuk anorganik cair umur 21 – 36
HST selang 5 hari .................................................................................................. 17
2.Rataan luas daun terhadap pemberian pupuk anorganik cair ................................ 18
3.Rataan jumlah klorofil daun terhadap pemberian pupuk anorganik cair ............... 19
4.Rataan bobot biomassa per tanaman sampel terhadap pemberian pupuk
anorganik cair ........................................................................................................ 20
5.Rataan bobot segar jual per tanaman sampel terhadap pemberian pupuk
anorganik cair ........................................................................................................ 21
6.Rataan indeks panen terhadap pemberian pupuk cair ........................................... 21

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Hal

1.Lampiran 1. Data tinggi tanaman 21 HST ............................................................. 25
2.Lampiran 2. Sidik ragam tinggi tanaman 21 HST .................................................. 25
3.Lampiran 3. Data tinggi tanaman 26 HST ............................................................. 26
4.Lampiran 4. Sidik ragam tinggi tanaman 26 HST .................................................. 26
5.Lampiran 5. Data tinggi tanaman 31 HST ............................................................. 27
6.Lampiran 6. Sidik ragam tinggi tanaman 31 HST .................................................. 27
7.Lampiran 7. Tinggi tanaman 36 HST .................................................................. ..28
8.Lampiran 8. Sidik ragam tinggi tanaman 36 HST .................................................. 28
9.Lampiran 9. Data luas daun ................................................................................... 29
10.Lampiran 10. Sidik ragam luas daun ................................................................... 29
11.Lampiran 11. Data jumlah klorofil daun .............................................................. 30
12.Lampiran 12. Sidik ragam jumlah klorofil daun .................................................. 30
13.Lampiran 13. Data bobot biomassa per tanaman sampel ...................................... 31
14.Lampiran 14. Sidik ragam bobot biomassa per tanaman sampel .......................... 31
15.Lampiran 15. Bobot jual segar per tanaman sampel ............................................. 32
16.Lampiran 16. Sidik ragam bobot jual segar per tanaman sampel .......................... 32
17.Lampiran 17. Data indeks panen ........................................................................ 33
18.Lampiran 18. Sidik ragam indeks panen .............................................................. 33
19.Lampiran 19. Bagan penelitian ........................................................................... 34
20.Lampiran 20. Plot Penelitian ............................................................................. 35
21.Lampiran 21. Deskripsi Sawi Varietas Tosakan................................................... 36
22.Lampiran 22. Deskripsi Pupuk Super DB ............................................................ 37

Universitas Sumatera Utara

38.Lampiran 23. Analisis Tanah Lahan Penelitian. ................................................... 38
39.Lampiran 24. Data Suhu Udara ........................................................................... 39
40.Lampiran 25. Foto Penelitian .............................................................................. 40

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Ricky Fajar Hamdani Manurung: Response in Growth and Production of Indian
Mustard ( Brassica juncea L. ) to the Usage of Liquid Anorganic Fertilizer,
supervised by Rosita Sipayung and T. Irmansyah.
Response in growth and production of Indian mustard have not been
researched enough in this region. Therefore, a research had been conducted at
experimental field in Kelurahan Medan Tuntungan, Kecamatan Medan Selayang
(± 25 m above sea level) in March – May 2010 using non factorial Randomized
Block Design with a factor wich is liquid anorganic fertilizer (0; 0,8; 1,2; 1,6; 2,0
and 2,4 ml/l water of fertilizing dosage).
The result showed that liquid anorganic fertilizer not significantly increase
the plant height of after plant, width of leaf area, amount of leaf chlorophyll,
biomass weight per plant sample, fresh sale weight per plant sample and harvest
index. Generally, best dosage of liquid fertilizer was at concentration of 1,6 ml/l
water.
Key word

: liquid fertilizer, Mustard

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Ricky Fajar Hamdani Manurung: Respons Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman
Sawi ( Brassica juncea L.) Terhadap Penggunaan Pupuk Anorganik Cair di
bimbing oleh Ir. Rosita Sipayung dan Ir. Irmansyah, MS.
Respons Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Sawi ( Brassica juncea L.)
Terhadap Penggunaan Pupuk Anorganik cair belum banyak di teliti di daerah ini.
Untuk itu suatu penelitian telah dilaksanakan di Kelurahan Medan Tuntungan,
Kecamatan Medan Selayang, Medan, Provinsi Sumatera utara dengan ketinggian
tempat ± 25 m dpl pada bulan Maret sampai Mei 2010 dengan menggunakan
Rancangan Acak Kelompok ( RAK ) non faktorial dengan perlakuan (0; 0,8; 1,2;
1,6; 2,0 dan 2,4 ml/l air)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk anorganik
cair tidak berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, luas daun,
jumlah klorofil daun, bobot biomassa per tanaman sampel, bobot segar jual per
tanaman sampel dan indeks panen. Konsentrasi pupuk cair yang terbaik pada
umumnya adalah 1,6 ml/l air.
Kata Kunci : pupuk cair, Sawi

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar belakang

Sawi termasuk tanaman sayuran daun dari keluarga Cruciferae yang
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Ditinjau dari segi agroklimatologis,
keadaan alam Indonesia memungkinkan pembudidayaan tanaman sawi. Selain itu
aspek teknis, ekonomis, dan sosial juga sangat mendukung usaha pengembangan
sawi. Dalam 100 g sawi nilai gizinya adalah sebagai berikut: protein 2,3 g, lemak
0,3 g, karbohidrat 4,0 g, Ca 220,0 mg P 38,0 mg, Fe 2,9 mg, vitamin A 1940 mg,
vitamin B 0,09 mg dan vitamin C 102 mg. Di Indonesia tanaman sawi merupakan
jenis sayuran yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan digemari banyak orang,
namun produksinya masih tergolong rendah. Salah satu usaha untuk menaikkan
produksi adalah dengan cara pemupukan (Sastrahidajat dan Soemarno, 1996).
Menurut direktorat jendral hortikultura Departemen Pertanian (2008),
produksi sawi dari tahun 2003 hingga 2006 terus mengalami peningkatan. Pada
tahun 2003 produksinya mencapai 459,253 ton, tahun 2004 sebesar 534,964 ton,
tahun 2005 meningkat menjadi 548,453 ton dan pada tahun 2006 mengalami
peningkatan sebesar 590,400 ton. Dalam enam tahun terakhir (2001-2006)
produksi sayuran Sumut anjlok hingga 25,6%. Pada tahun 2001 daaerrah ini
masih mampu menghasilkan sayuran sebanyak 1.146.341 ton, namun tahun 2006
anjlok hingga 852.299 ton atau turun sebanyak 294.042 ton. Salah satu jenis
sayuran yang ditanam di daerah Sumut adalah sawi. Menurut Badan Pusat
Statistik Provinsi Sumatera Utara (2008) produksi sawi pada tahun 2006 adalah

Universitas Sumatera Utara

73,008 ton. Salah satu penyebab terjadinya penurunan adalah semakin rendahnya
minat sayuran karena dianggap tidak menguntungkan dan banyak lahan.
(Harian Global, 2008).
Ada beberapa keuntungan dari pupuk anorganik, yaitu

pemberiannya

dapat terukur dengan tepat, kebutuhan tanaman akan hara dapat dipenuhi dengan
perbandingan yang tepat, pupuk anorganik tersedia dalam jumlah cukup, dan
mudah diangkut karena jumlahnya relatif sedikit dibandingkan dengan pupuk
organik. Pupuk anorganik mempunyai kelemahan, yaitu selain hanya mempunyai
unsur makro, pupuk anorganik ini sangat sedikit ataupun hampir tidak
mengandung unsur hara mikro (Lingga dan Marsono, 2000).
Selama ini petani tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan pupuk
buatan (pupuk N, P dan K) yang mereka perlukan karena pemerintah masih
mensubsidi pupuk, sehingga petani dapat membeli pupuk dengan harga yang
relatif

murah.

Namun

sejak

pemerintah

menghilangkan

subsidi

dan

diberlakukannya pasar bebas pupuk pada akhir tahun 1988 petani mulai kesulitan
memperoleh pupuk di lapangan yang mengakibatkan jumlah dan jenis pupuk yang
digunakan menjadi terbatas serta waktu pemberian pupuk sering terlambat.
Kondisi tersebut mendorong munculnya produsen pupuk baru yang memproduksi
pupuk alternatif, termasuk juga pupuk cair (Sutedjo, 2002).
Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
akan tamggap pertumbuhan dan produksi tanaman Sawi (Brassica juncea L.)
varietas tosakan (Caisim Bangkok) terhadap pupuk Anorganik cair.

Universitas Sumatera Utara

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi tanaman sawi
(Brassica juncea L.). terhadap penggunaan pupuk anorganik cair.

Hipotesis Penelitian

Ada

peningkatan

pertumbuhan

dan

produksi

tanaman

sawi

(Brassica juncea L.) dengan penggunaan pupuk anorganik cair.

Kegunaan Penelitian

-

Sebagai salah satu syarat untuk menyusun skripsi di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.

-

Sebagai bahan inforamasi bagi yang membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Sawi

Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan
kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak,

yakni famili cruciferae

(brassicaceae) oleh karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama
pada sistem perakaran, struktur batang, bunga, buah (polong) maupun bijinya.
(Rukmana, 2002)
Menurut Rukmana (2002) tanaman sawi diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom

: Plantae

Kelas

: Spermatophyta

Sub-kelas

: Dicotyledonae

Ordo

: Rhoeadales

Famili

: Brassicaceae

Genus

: Brassica

Spesies

: Brassica juncea L.

Sistem perakaran tanaman sawi memiliki akar tunggang (radix primaria)
dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang (silindris) menyebar
kesemua arah dengan kedalaman antara 30-50 cm. Akar-akar ini berfungsi antara
lain mengisap air dan zat makanan dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya
batang tanaman (Heru dan Yovita, 2003)
Batang tanaman sawi pendek sekali dan beruas-ruas sehingga hampir tidak
kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun
(Anonimous, 2000).

Universitas Sumatera Utara

Daun sawi stukturnya bersayap dan bertangkai panjang yang bentuknya
pipih. Warna daun pada umumnya hijau keputihan sampai hijau tua.
(Novizan, 2007)
Tanaman sawi umumnya mudah berbunga dan berbiji secara alami baik
didataran tinggi maupun di dataran rendah. Stuktur bunga sawi tersusun dalam
tangkai bunga (inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang
banyak. Tiap kuntum bunga sawi terdiri atas empat helai daun kelopak, empat
helai daun mahkota bunga berwarna kuning cerah, empat helai benang sari dan
satu buah putik yang berongga dua (Cahyono, 2003).
Syarat Tumbuh

Iklim
Tanaman sawi pada umumnya banyak ditanam didataran rendah. Tanaman
ini selain tahan terhadap suhu panas (tinggi) juga mudah berbunga dan
menghasilkan

biji

secara

alami

pada

kondisi

iklim

tropis

Indonesia

(Haryanto dkk, 2002).
Selain dikenal sebagai tanaman sayuran daerah iklim sedang (sub-tropis)
tetapi saat ini berkembang pesat di daerah panas (tropis). Kondisi iklim yang
dikehendaki untuk pertumbuhan tanaman sawi adalah daerah yang mempunyai
suhu malam hari 15,6°C dan siang hari 21,1°C serta penyinaran matahari antara
10-13 jam per hari (Sastrahidajat dan Soemarno, 1996).

Universitas Sumatera Utara

Tanah
Syarat tanah yang ideal untuk tanaman sawi adalah subur, gembur dan
banyak mengandung bahan organik (humus), tidak menggenang (becek), tata
udara dalam tanah berjalan dengan baik dan pH antara 6-7 (Anonimous, 2000).
Sawi dapat ditanam pada berbagai jenis tanah, namun untuk pertumbuhan
yang paling baik adalah jenis tanah lempung berpasir seperti tanah andosol. Pada
tanah-tanah yang mengandung liat perlu pengolahan lahan secara sempurna antara
lain pengolahan tanah yang cukup (Suhardi, 1990).

Pupuk Cair Super DB
Peningkatan produksi sawi dapat dilakukan dengan pemupukan. Pemupukan
melalui tanah dapat dilakukan dengan pupuk buatan dan pupuk alami.
Berkurangnya subsidi pupuk dan banyaknya beredar pupuk majemuk alternatif
membuat para petani menjadi bingung hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan
petani, tidaklah mengherankan bila penerapan pemupukan tidak diikuti dengan
peningkatan produksi karena hanya memenuhi beberapa unsur makro saja,
sementara unsur mikro yang lain tidak terpenuhi. (Hasibuan, 2010)
Untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk anorganik yang di
berikan ke dalam tanah di antaranya dengan penggunaan pupuk cair yang di
semprotkan pada daun. Selain mengandung unsur makro, pupuk daun
mengandung unsur mikro yang di butuhkan tanaman. Pemberian pupuk melalui
daun ternyata lebih efektif karena daun dapat menyerap secara langsung dengan
cepat unsur–unsur hara yang di berikan, di samping itu juga menguntungkan

Universitas Sumatera Utara

karena menghindari kerusakan akar dan dapat menanggulangi kekurangan unsur
mikro. (Lingga, 2003)
Mengingat hasil pemupukan pada jenis tanaman yang tidak sama tidak
selalu memberikan hasil yang baik maka ada hal yang perlu diperhatikan yaitu
tingkat kesuburan tanah, reaksi tanah, kadar air, sifat pupuk yang diberikan,
pengolahan

lahan,

penyiangan

dan

pemilihan

bibit

yang

baik

(Sutarya dan Grubben, 1995).
Di pasaran, pupuk ada dua bentuk, yaitu pupuk cair dan pupuk padat.
Bentuk padat dapat berupa kristal halus sampai berupa tepung, tentunya
perbedaan tersebut akan menyebabkan pemakaian yang berbeda pula. Pupuk
dalam bentuk cair cukup diencerkan hingga mencapai konsentrasi yang
dibutuhkan (Pierce,1987).
Super DB adalah pupuk pelengkap cair yang berguna untuk merangsang
atau menyuburkan tanaman baik daun, batang, bunga, buah dan umbi untuk
semua jenis tanaman, seperti :
-

Tanaman sayuran dan buah : kentang, cabe, tomat, kubis, wortel, bawang
merah, bawang prei, bawang putih, kangkung, bayam, semangka, ketimun,
melon, kacang panjang.

-

Tanaman pangan dan palawija : padi, jagung, kedelai dan kacang hijau.

-

Tanaman keras (perkebunan) : merica, kopi, jeruk, anggur, coklat, pembibitan
kelapa sawit, pembibitan coklat dan lain-lain.
(Anonimous, 2004)

Universitas Sumatera Utara

Adapun kandungan unsur pupuk pelengkap cair Super DB adalah sebagai
berikut nitrogen 7,30 % ; P2O 52,81 % ; K2O 0,14 % ; Mn 10,5 ppm ; B 174,56
ppm ; Zn 46 ppm ; Biuret 0,5 %.
Pupuk pelengkap cair Super DB memiliki beberapa keuntungan yaitu :
-

Menyuburkan daun dan mempercepat tumbuhnya tunas baru

-

Menciptkan warna buah – buahan lebih cerah dan kilat.

-

Mencegah daun berkerut, keriting karena unsur-unsur yang dibutuhkan
tanaman terpenuhi

-

Dapat melipatgandakan hasil panen baik daun, bunga, buah maupun umbi
tanaman.

-

Dapat memperbaiki atau meningkatkan mutu/kualitas tanaman

-

Memperkokoh tanaman sehingga dapat memberikan daya tahan terhadap
serangan hama dan penyakit pada tanaman.

-

Berfungsi sebagai Growth Stimulant dan Soil Condition
(Anonimous, 2004)

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE

Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan masyarakat Jl. Setia Budi
Simpang Pemda, Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan
dengan ketinggian tempat + 25 meter di atas permukaan laut. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2009.

Bahan Dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih sawi varietas
Tosakan (lampiran), pupuk anorganik cair Super DB, pupuk urea (45% N) dan
kapur dolomite.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul untuk
menggemburkan dan membersihkan lahan, handsprayer, pipet skala untuk
menakar pupuk dan insektisida yang di aplikasikan, timbangan analitik, gembor,
meteran untuk mengukur luas lahan dan tinggi tanaman, leaf area meter untuk
mengukur luas daun, klorofilmeter untuk mengukur jumlah klorofil daun, alat
tulis, kertas label dan kalkulator.

Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok
non faktorial dengan 4 ulangan dan 6 perlakuan yaitu :

Universitas Sumatera Utara

1. S0 :Kontrol
2. S1 :0,8 ml Super DB /l air
3. S2 :1,2 ml Super DB /l air
4. S3 :1,6 ml Super DB /l air
5. S4 :2,0 ml Super DB /l air
6. S5 :2,4 ml Super DB /l air
Jumlah ulangan

:4

Jumlah plot

: 24 plot

Ukuran plot

: 125 cm x 100 cm

Jumlah tanaman/plot

: 25 tanaman/plot

Jumlah tanaman sampel/plot

: 5 tanaman

Jumlah seluruh sampel

: 120 tanaman

Jumlah seluruh tanaman

: 600 tanaman

Jarak tanam

: 25 cm x 20 cm

Jarak antar plot

: 30 cm

Jarak antar ulangan

: 50 cm

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam
berdasarkan model linier sebagai berikut :
Yij

= μ + ρi + αj + εij

Dimana :
Yij

: Hasil pengamatan pada blok ke-i dengan komposisi pupuk cair pada
taraf ke-j.

μ

: nilai tengah

ρi

: Efek blok ke-i

Universitas Sumatera Utara

αj

: Efek komposisi pupuk pelengkap cair pada taraf ke -j .

Εij

: Efek galat pada blok ke-I dosis pupuk cair pada taraf ke-j
Jika dari sidik ragam diperoleh efek dosis pupuk cair yang berpengaruh

nyata akan dilanjutkan dengan uji beda rataan berdasarkan Uji Jarak Berganda
Duncan (DMRT) pada taraf 5 %.

Universitas Sumatera Utara

PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan
Disiapkan lahan penelitian seluas 25 m x 7 m. Dibuat plot dengan ukuran
125 cm x 100 cm dengan jarak antar ulangan 50 cm dan jarak antar plot 30 cm.
Kemudian tanah dibersihkan dari gulma dan digemburkan dengan menggunakan
cangkul dengan kedalaman 30 cm.
Penyemaian Benih
Benih direndam dengan air kemudian disaring dan diletakkan diatas kertas
koran yang tebal. Benih dikecambahkan selama 1 malam. Selama proses
pengecambahan kertas koran harus selalu lembab untuk mempertahankan
perkecambahan agar benih tidak kering dan mati. Media tanamnya berupa
campuran top soil, pasir dan kompos dengan perbandingan 2:1:1. Lamanya benih
disemaikan ± 14 hari.
Aplikasi Pupuk Dasar
Pemupukan dilakukan pada saat penanaman di lapangan. Pupuk di taburkan
secara merata dan pupuk yang di aplikasikan adalah pupuk urea sebagai pupuk
dasar. Dosis yang di berikan sesuai dengan dosis anjuran dilokasi penelitian yaitu
300 kg/ha ( 37,5 g/plot)
Penanaman
Bibit sawi yang telah berdaun tiga atau lebih ( berumur + 14 hari ) siap
dipindahkan ke lapangan. Penanaman bibit dilakukan dengan membuat lubang

Universitas Sumatera Utara

tanam dengan kedalaman lubang tanam 3 cm benih ditanam 2 bibit/lubang tanam
dengan jarak tanam 25 cm x 20 cm. Sebelum bibit dimasukkan kedalam lubang
tanam terlebih dahulu dimasukkan kompos.
Penjarangan
Penjarangan dilakukan pada pada saat tanaman berumur 2 minggu setelah
tanam dengan cara mencabut salah satu tanaman yang di anggap pertumbuhannya
kurang baik.
Aplikasi Pupuk Super DB.
Pupuk cair Super DB diaplikasikan setelah tanam dengan cara di
semprotkan ke daun sampai daun basah tapi tidak menetes. Pupuk cair Super DB
ini diberikan sebanyak 4 tahap yaitu pada saat tanaman berumur 19 HST, 24 HST,
29 HST, dan 34 HST.
Pemeliharaan Tanaman

Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada sore hari. Apabila kondisi tanah masih lembab
maka penyiraman tidak perlu dilakukan.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan secara manual atau mencabut gulma dengan tangan.

Universitas Sumatera Utara

Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dilakukan dengan menggunakan insektisida Decis 2,5
EC dengan konsentrasi 0,5 cc/l air. Sedangkan untuk pengendalian penyakit dapat
digunakan fungisida Dithane M-45 dengan dosis 2 g/l air. Pengendalian hama dan
penyakit dilakukan pada saat tanaman berumur 21 HST dan 28 HST.
Panen
Panen dilakukan pada saat umur tanaman 40 hari dengan mencabut
seluruh bagian tanaman, dengan cara membongkar tanah agar akar tanaman tidak
patah dan tidak tertinggal di dalam tanah, setelah di cabut akar di bersihkan
dengan menggunakan air bersih agar akar bersih dari tanah.
Pengamatan Parameter
Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan cara meluruskan daun
tanaman yang terpanjang yang diukur mulai dari pangkal batang sampai ujung
daun terpanjang. Pengukuran dimulai saat tanaman berumur 21 HST, 26 HST, 31
HST, dan 36 HST dengan interval pengamatan 5 hari sekali.
Luas daun (cm2)
Pengukuran luas daun dilakukan dengan menggunakan metode leaf area
meter. Pengukuran luas daun dilakukan pada hari akan panen.

Universitas Sumatera Utara

Jumlah klorofil daun (unit/6 mm3)
Perhitungan

jumlah

klorofil pada

saat

pemanenan

yaitu

dengan

menggunakan klorofil meter. Penghitungan dilakukan dengan cara mengukur
jumlah klorofil pada tiga titik yaitu pada pangkal daun, tengah daun dan ujung
daun kemudian dirata-ratakan. Perhitungan dilakukan pada tiap tanaman sampel
dan daun yang di amati satu helai saja..
Bobot biomassa per tanaman sampel (g)
Bobot biomassa per tanaman sampel adalah seluruh bagian tanaman sampel
termasuk daun yang tidak layak dikonsumsi ditimbang bobotnya. Tanaman
ditimbang setelah dibersihkan dari tanah yang melekat pada akar dan dilakukan
pada akhir penelitian.
Bobot segar jual per tanaman sampel (g)
Bobot segar jual per tanaman sampel adalah bagian tanaman yang layak
untuk dijual dengan kriteria membuang 2-3 helai daun bagian bawah yang rusak
dan tidak layak untuk dikonsumsi. Tanaman ditimbang setelah dibersihkan dari
tanah yang melekat pada akar dan dilakukan pada akhir penelitian.
Indeks panen
Indeks panen merupakan hasil bagi bobot segar jual dengan bobot
biomassa. Dapat ditulis dengan rumus :
Bobot Segar Jual
Indeks Panen =

x 100%

Bobot Biomassa

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tinggi tanaman (cm)
Data tinggi tanaman umur 21, 26, 31, 36 dapat dilihat pada Lampiran 1,3,5
dan 7 dan analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada lampiran 2,4,6 dan 8. Dari
hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan pupuk anorganik cair
tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 21 HST, 26 HST, 31 HST dan
36 HST.
Data rataan tinggi tanaman pada perlakuan pupuk anorganik cair dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rataan tinggi tanaman pada perlakuan pupuk anorganik cair umur
21 – 36 HST selang 5 hari
Tinggi tanaman
21 HST
26 HST
31 HST
36 HST
Perlakuan
S0
16,32
25,04
31,94
39,49
S1
20,00
31,06
39,96
46,07
S2
19,56
31,01
39,35
42,50
S3
19,13
28,92
36,77
42,53
S4
15,72
22,89
29,93
35,05
S5
17,90
27,11
34,96
41,61
Dari Tabel 1 diketahui tinggi tanaman tertinggi pada pengamatan 36 HST
diperoleh pada perlakuan S1 sebesar 46,07 cm, dan tinggi tanaman terendah
diperoleh pada perlakuan S4 yaitu sebesar 35,05 cm.
Luas daun (cm3)
Data luas daun tanaman umur 40 hst dapat dilihat pada Lampiran 9 dan
analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 10. Dari hasil analisis sidik

Universitas Sumatera Utara

ragam diketahui bahwa perlakuan pupuk anorganik cair berpengaruh tidak nyata
terhadap luas daun.
Data rataan luas daun pada pemberian pupuk anorganik cair dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Rataan luas daun terhadap pemberian pupuk anorganik cair
Ulangan
Perlakuan
Rata-rata
I
II
III
IV
S0
139,59 166,98 140,90 211,48
164,74
S1
192,38 189,49 290,30 187,47
214,91
S2
228,70
27,09 137,77 217,23
152,70
S3
219,72 251,65 170,65 221,19
215,80
S4
186,73 166,62 152,71
84,65
147,68
S5
181,11 253,93 181,67 174,36
197,77
Rata-rata
191,37 175,96 179,00 182,73
182,27
Dari tabel 2 diketahui bahwa luas daun terbesar diperoleh pada perlakuan
S3 yaitu sebesar 215,80 cm3, sedangkan luas daun yang terkecil diperoleh pada
perlakuan S4, yaitu sebesar 147,68 cm3.
Jumlah klorofil daun (unit/6 mm3)
Data jumlah klorofil daun umur 40 hst dapat dilihat pada Lampiran 11 dan
analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 12. Dari hasil analisis sidik
ragam diketahui bahwa perlakuan pupuk anorganik cair berpengaruh tidak nyata
terhadap jumlah klorofil daun.
Data rataan jumlah klorofil daun pada pemberian pupuk anorganik cair
dapat dilihat pada Tabel 3.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3. Rataan jumlah klorofil daun terhadap pemberian pupuk anorganik cair
Ulangan
Perlakuan
Rata-rata
I
II
III
IV
S0
26,84
27,75
31,19
23,91
27,42
S1
29,13
31,46
35,17
22,05
29,45
S2
28,41
30,49
31,87
25,57
29,09
S3
25,37
30,44
33,46
27,74
29,25
S4
39,35
25,55
30,89
19,59
28,85
S5
39,81
29,19
26,23
23,32
29,64
Rata-rata
31,49
29,15
31,47
23,70
28,95
Dari tabel 3 diketahui bahwa jumlah klorofil daun terbanyak diperoleh
pada perlakuan S5 yaitu sebesar 29,64 unit/6 mm3, sedangkan jumlah klorofil
daun yang terkecil diperoleh pada perlakuan S0, yaitu sebesar 27,42 unit/6 mm3.
Bobot biomassa per tanaman sampel (g)
Data bobot biomassa per tanaman sampel pada umur 40 hst dapat dilihat
pada Lampiran 13 dan analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 14.
Dari hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa perlakuan pupuk anorganik cair
berpengaruh tidak nyata terhadap biomassa per tanaman sampel.
Data rataan bobot biomassa per tanaman sampel terhadap pemberian
pupuk anorganik cair dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rataan bobot biomassa per tanaman
anorganik cair
Ulangan
Perlakuan
I
II
III
S0
332,00
288,00
80,00
S1
296,00
190,00 140,00
S2
154,00
294,00 260,00
S3
312,00
278,00 160,00
S4
196,00
212,00 116,00
S5
274,00
236,00 122,00
Rata-rata
260,67
249,67 146,33

sampel terhadap pemberian pupuk

IV
230,00
144,00
128,00
136,00
22,00
122,00
130,33

Rata-rata
232,50
192,50
209,00
221,50
136,50
188,50
196,75

Universitas Sumatera Utara

Dari tabel 4 diketahui bahwa bobot biomassa per tanaman sampel terbesar
diperoleh pada perlakuan S0 yaitu sebesar 232,50 g, sedangkan bobot biomassa
pertanaman sampel yang terkecil diperoleh pada perlakuan S4, yaitu sebesar
136,5 g.
Bobot segar jual per tanaman sampel (g)
Data bobot segar jual per tanaman sampel pada umur 40 hst dapat dilihat
pada Lampiran 15 dan analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 16.
Dari hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa perlakuan pupuk anorganik cair
berpengaruh tidak nyata terhadap bobot segar jual per tanaman sampel.
Data rataan bobot segar jual per tanaman sampel dapat terhadap pemberian
pupuk anorganik cair dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Rataan bobot segar jual per tanaman
anorganik cair
Ulangan
Perlakuan
I
II
III
S0
262
230
50
S1
228
116
106
S2
98
212
200
S3
262
218
114
S4
136
146
78
S5
210
182
70
Rata-rata
199,33
184,00 103,00

sampel terhadap pemberian pupuk

IV
142
110
78
86
40
80
89,33

Rata-rata
171
140
147
170
100
135,5
143,92

Dari tabel 5 diketahui bahwa bobot segar jual per tanaman sampel
terbesar diperoleh pada perlakuan S0 yaitu sebesar 171 g, sedangkan bobot jual
segar pertanaman sampel yang terkecil diperoleh pada perlakuan S4, yaitu sebesar
100 g.

Universitas Sumatera Utara

Indeks panen
Dari hasil perhitungan indeks panen ternyata pengaruh pupuk cair tidak
berpengaruh nyata. Perhitungan indeks panen dapat dilihat pada Lampiran 17 dan
analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 18. Perhitungan pengaruh
pupuk cair terhadap indeks panen dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Rataan indeks panen terhadap pemberian pupuk cair
Perlakuan
S0
S1
S2
S3
S4
S5
Rata-rata

I
78,92
77,03
63,64
83,97
69,39
76,64
74,93

Ulangan
II
III
79,86
62,50
61,05
75,71
72,11
76,92
78,42
71,25
68,87
67,24
77,12
57,38
72,91
68,50

IV
61,74
76,39
60,94
63,24
181,82
65,57
84,95

Rata-rata
70,76
72,55
68,40
74,22
96,83
69,18
75,32

Dari Tabel 6 diketahui bahwa indeks panen tertinggi didapat pada
perlakuan S4 yaitu sebesar 96,83, sedangkan indeks panen terendah terdapat pada
perlakuan S5 yaitu sebesar 69,18.
Pembahasan
Dari hasil sidik ragam yang diperoleh, pengaruh pupuk cair berpengaruh
tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman 21 – 36 HST, luas daun, bobot
biomassa per tanaman sampel, jumlah klorofil daun, bobot jual segar pertanaman
sampel.
Pupuk anorganik cair berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman.
Hal ini diduga disebabkan oleh kurangnya unsur hara makro yang terdapat di
dalam pupuk anorganik cair, sedangkan unsur hara makro merupakan unsur yang

Universitas Sumatera Utara

dibutuhkan dalam jumlah yang besar dan berperan penting dalam pertumbuhan
dan produksi tanaman. Sesuai dengan pendapat Hakim, dkk (1986) yang
menyatakan bahwa unsur hara makro relatif lebih banyak digunakan/dibutuhkan.
Sedangkan unsur hara mikro dibutuhkan dalam jumlah lebih sedikit. Jadi tidak
bisa hanya mengandalkan unsur hara mikro saja untuk mendorong pertumbuhan
dan produksi tanaman tetapi harus juga diperhatikan pemberian pupuk unsur hara
makro dengan dosis yang tepat.
Pupuk anorganik cair berpengaruh tidak nyata terhadap luas daun, jumlah
klorofil daun diduga akibat suhu yang tinggi pada saat penelitian berlangsung
sehingga pertumbuhan tanaman sawi tidak berlangsung sempurna. Data suhu
udara harian dapat dilihat pada Lampiran 24. Hal ini dapat mempengaruhi sifat
fenotip tanaman yang tidak memerlukan suhu yang tinggi pada proses
pertumbuhan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Cahyono (2003) yang
mengungkapkan bahwa suhu udara yang tinggi lebih dari 21

0

C dapat

menyebabkan tanaman sawi hijau tidak dapat tumbuh dengan sempurna.
Pupuk anorganik cair berpengaruh tidak nyata terhadap bobot biomassa
dan bobot jual segar per tanaman sampel. Hal ini diduga disebabkan karena
pengaruh kemasaman tanah yang tinggi. Menurut Cahyono (2003) kondisi tanah
yang terlalu masam menyebabkan beberapa unsur hara seperti Mg, B dan Mo
menjadi tidak tersedia dan beberapa unsur hara seperti Fe, Al dan Mn dapat
menjadi racun bagi tanaman. Sehingga dengan demikian bila sawi ditanam dengan
kondisi yang terlalu masam, tanaman akan menderita penyakit klorosis dengan
menunjukkan gejala daun berbintik-bintik kuning dan urat-urat daun berwarna
perunggu dan daun berukuran kecil dan bagian tepi daun berkerut.

Universitas Sumatera Utara

Pengaruh pupuk cair terhadap perhitungan indeks panen berpengaruh tidak
nyata menurut analisa statistik. Hal ini diduga disebabkan banyaknya bagian
tanaman yang rusak akibat faktor curah hujan yang rendah dan suhu yang tinggi.
Suhu udara yang tinggi melebihi dari batasan maksimal yang dikehendaki
tanaman, dapat mengakibatkan proses pertumbuhan tanaman tidak berjalan
sempurna bahkan dapat mengakibatkan proses absorbsi juga berkurang,
sedangkan proses respirasi meningkat lebih besar. Akibatnya produksi pati hasil
fotosintesis lebih banyak digunakan untuk energi respirasi daripada untuk
pertumbuhan tanaman sehingga tanaman tidak tumbuh dengan baik. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Cahyono (2003) yang menyatakan pada suhu udara yang
tinggi tanaman sawi hijau pertumbuhannya tidak subur, tanaman kurus dan
kualitas daun juga rendah.
Penggunaan pupuk cair berpengaruh tidak nyata terhadap seluruh
parameter diduga disebabkan karena pengaruh suhu udara yang tinggi sehingga
stomata pada daun menutup dan pupuk cair yang diberikan tidak dapat terserap
kedalam daun. Hal ini didukung oleh pernyataan Novizan (2007) yang
menyatakan bahwa stomata berfungsi untuk mengatur penguapan air dari tanaman
sehingga aliran air dari akar dapat sampai ke daun. Saat suhu udara terlalu panas,
stomata akan menutup sehingga tanaman tidak akan mengalami kekeringan.
Selain itu penyemprotan pada saat suhu tinggi, sangat tidak disarankan melakukan
penyemprotan pupuk daun, karena akan menyebabkan kerusakan pada daun.
Sesuai dengan pendapat Novizan (2007) yang menyatakan bahwa tidak
disarankan menyemprot pupuk daun pada saat suhu udara sedang panas karena

Universitas Sumatera Utara

konsentrasi larutan pupuk yang sampai ke daun cepat meningkat sehingga daun
cepat meningkat sehingga daun dapat terbakar.

Universitas Sumatera Utara

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Pemberian pupuk anorganik cair super DB berpengaruh tidak nyata terhadap
pengamatan parameter luas daun, klorofil daun, bobot biomassa dan indeks
panen.
2. Konsentrasi pupuk cair yang terbaik pada umumnya adalah S3 yaitu 1,6 ml/l
air.
3. Pemberian pupuk anorganik cair super DB tidak meningkatkan pertumbuhan
dan produksi tanaman sawi ( Brassica juncea L. )
Saran
Sebaiknya dalam penelitian ini penyesuaian lingkungan dalam
pertanaman tanaman sawi ( Brassica juncea L. ) sehingga diperoleh hasil yang
nyata dan dosis pupuk cair anorganik yang tepat.

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2000. Sawi.Http://warintek.progressio.or.id
Anonimous, 2004. Super DB Pupuk Cair : Daun, Bunga, Buah. CV. Cipta
Makmur Bersama, Kabanjahe, Sumut. Nomor Pendaftaran :
L 941/Deptan/VII/2004.
Badan Pusat Statistik ( BPS) Provinsi Sumatera Utara, 2008. Luas Panen
Produksi dan Rata – rata Produksi Sayur –sayuran Menurut Jenis
Tanaman Tahun 2006. Dikutip dari : www, bps. Sumut.co.id . 1 halaman.
Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi Budi Daya Sawi Hijau. Yayasan Pustaka
Nusantara, Yogyakarta.
Hakim, N., Nyakpa, M.Y., Lubis, A.M., Nugroho, S.G., Saul, R., Diha, M.A.,
Hong, G.B. dan Bailey, H.H., 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas
Lampung Press, Lampung.
Harian Global, 2008. Produksi Sayur Mayur Sumut Anjlok. Dikutip dari :
www.harian-global.com. 1 halaman.
Haryanto, E., T. Suhartini dan E. Rahayu, 2002. Sawi dan Selada. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Hasibuan, B. 2010. Pupuk Dan Pemupukan. Universitas Sumatera Utara. Fakultas
Pertanian, Medan.
Heru, P dan Yovita, H., I. 2003. Hidroponik Sayuran Semusim Untuk Hobi dan
Bisnis. Gramedia, Jakarta.
Lingga, P, 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.
Lingga, P. Dan Marsono, 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Edisi Revisi
Penebar Swadaya, Jakarta. Hal : 89.
Novizan, 2007. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. PT. Agromedia Pustaka,
Jakarta.
Pierce, L.C, 1987. Vegetables : Characteristics, Production and Marketing, John
Willey & Sons. New York.
Rukmana, 2002. Bertanam Petsai dan Sawi. Kanisius, Yogyakarta.
Sastrahidajat, I.H dan Soemarno. 1996. Budidaya Tanaman Tropika. Usaha
Nasional, Surabaya.

Universitas Sumatera Utara

Suhardi, 1990. Dasar- dasar Bercocok Tanam. Kanisius, Yogyakarta.
Sutarya, R dan G, Grubben, 1995. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah.
UGM-Press. Yogyakarta
Sutedjo, M. M. 2002. Pupuk dan cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta

Universitas Sumatera Utara

Lampiran data
Lampiran 1. Data tinggi tanaman 21 HST (cm)
Ulangan
Perlakuan
I
II
III
IV
S0
20,70
13,32 14,54 16,72
S1
23,62
23,86 17,00 15,52
S2
27,30
21,82 11,98 17,14
S3
22,06
19,74 18,00 16,70
S4
17,94
17,64 15,50 11,80
S5
21,06
17,30 17,58 15,66
Total
132,68
113,68 94,60 93,54
Rata-rata
22,11
18,95 15,77 15,59
Lampiran 2. Sidik ragam tinggi tanaman 21 HST
SK
dB
JK
KT
Ulangan
3
171,41 57,13633
Perlakuan
5
62,66
12,53194
Galat
15
101,14 6,742674
Total
23
335,21
FK =
KK =

Total

Rata-rata

65,28
80,00
78,24
76,50
62,88
71,60
434,50

16,32
20,00
19,56
19,13
15,72
17,90
18,10

Fhit
4,56
1,86

F05
* 3,29
tn 2,9

7866,26
14,34%

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 3. Data tinggi tanaman 26 HST (cm)
Ulangan
Perlakuan
I
II
III
IV
S0
30,92
20,46
22,78
25,98
S1
26,05
39,88
32,16
26,14
S2
40,94
34,80
18,80
29,50
S3
35,12
31,46
25,50
23,60
S4
27,16
26,92
23,08
14,40
S5
35,02
26,22
25,80
21,38
Total
195,21 179,74 148,12 141,00
Rata-rata
32,54
29,96
24,69
23,50
Lampiran 4. Sidik ragam tinggi tanaman 26 HST
SK
dB
JK
KT
Fhit
Ulangan
3
331,12 110,3725 2,54
Perlakuan
5
217,22 43,44328 1,58
Galat
15
412,46 27,49707
Total
23
960,79
FK =
KK =

Total
100,14
124,23
124,04
115,68
91,56
108,42
664,07

Ratarata
25,04
31,06
31,01
28,92
22,89
27,11
27,67

tn
tn

F05
3,29
2,9

18374,54
18,95%

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5. Data tinggi tanaman 31 HST (cm)
Ulangan
Perlakuan
I
II
III
IV
S0
36,34
26,94
32,28
32,20
S1
42,24
47,36
39,06
31,18
S2
49,72
45,70
23,52
38,44
S3
43,46
39,44
34,56
29,60
S4
35,94
35,50
29,62
18,64
S5
40,38
37,26
32,80
29,38
Total
248,08 232,20 191,84 179,44
Rata-rata
41,35
38,70
31,97
29,91
Lampiran 6. Sidik ragam tinggi tanaman 31 HST
SK
dB
JK
KT
Fhit
Ulangan
3
528,87 176,2898
2,74
Perlakuan
5
321,30 64,26007
2,26
Galat
15
426,16 28,41054
Total
23
1276,33
FK =
KK =

Total

Rata-rata

127,76
159,84
157,38
147,06
119,70
139,82
851,56

31,94
39,96
39,35
36,77
29,93
34,96
35,48

tn
tn

F05
3,29
2,9

30214,77
15,02%

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 7. Tinggi tanaman 36 HST (cm)
Ulangan
Perlakuan
I
II
III
S0
39,04
35,24
42,30
S1
47,84
50,40
46,18
S2
53,92
43,28
29,64
S3
46,24
46,46
40,70
S4
42,78
41,62
35,48
S5
48,10
44,20
37,82
Total
277,92 261,20 232,12
Rata-rata
46,32
43,53
38,69

IV
41,38
39,84
43,14
36,70
20,32
36,32
217,70
36,28

Lampiran 8. Sidik ragam tinggi tanaman 36 HST
SK
dB
JK
KT
Fhit
Ulangan
3
372,89 124,2983 2,28
Perlakuan
5
272,06 54,4123 1,66
Galat
15
492,16 32,8105
Total
23
1137,11
FK =
KK =

Total

Rata-rata

157,96
184,26
169,98
170,10
140,20
166,44
988,94

39,49
46,07
42,50
42,53
35,05
41,61
41,21

tn
tn

F05
3,29
2,9

40750,1
13,90%

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 9. Data luas daun 40 (cm2)
Ulangan
Total
Perlakuan
I
II
III
IV
S0
139,59 166,98 140,90 211,48 658,95
S1
192,38 189,49 290,30 187,47 859,64
S2
228,70
27,09 137,77 217,23 610,79
S3
219,72 251,65 170,65 221,19 863,21
S4
186,73 166,62 152,71
84,65 590,71
S5
181,11 253,93 181,67 174,36 791,07
Total
1148,23 1055,76 1074,00 1096,38 4374,37
Rata-rata
191,37 175,96 179,00 182,73
Lampiran 10. Sidik ragam luas daun
SK
dB
JK
Ulangan
3
801,37
Perlakuan
5
19234,13
Galat
15
49609,04
Total
23
69644,54
FK =
KK =

KT
267,1217
3846,826
3307,269

Fhit
0,07
1,16

tn
tn

Rata-rata
164,74
214,91
152,70
215,80
147,68
197,77
182,27

F05
3,29
2,9

797296,4
31,55%

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 11. Data jumlah klorofil daun 40 (unit/6 mm3)

Perlakuan
S0
S1
S2
S3
S4
S5
Total
Rata-rata

I
26,84
29,13
28,41
25,37
39,35
39,81
188,91
31,49

Ulangan
II
III
27,75
31,19
31,46
35,17
30,49
31,87
30,44
33,46
25,55
30,89
29,19
26,23
174,88 188,81
29,15
31,47

IV
23,91
22,05
25,57
27,74
19,59
23,32
142,18
23,70

Lampiran 12. Sidik ragam jumlah klorofil daun
SK
dB
JK
KT
Fhit
Ulangan
3
242,43
80,80883 31,77
Perlakuan
5
12,72
2,543337
0,13
Galat
15
301,44
20,09596
Total
23
556,58
FK =
KK =

Total

Rata-rata

109,69
117,81
116,34
117,01
115,38
118,55
694,78

27,42
29,45
29,09
29,25
28,85
29,64
28,95

*
tn

F05
3,29
2,9

20113,3
15,49%

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 13. Data bobot biomassa per tanaman sampel 40 HST ( g )
Ulangan
Total
Rata-rata
Perlakuan
I
II
III
IV
S0
332,00
288,00
80,00 230,00 930,00
232,50
S1
296,00
190,00 140,00 144,00 770,00
192,50
S2
154,00
294,00 260,00 128,00 836,00
209,00
S3
312,00
278,00 160,00 136,00 886,00
221,50
S4
196,00
212,00 116,00
22,00 546,00
136,50
S5
274,00
236,00 122,00 122,00 754,00
188,50
Total
1564,00 1498,00 878,00 782,00 4722,00
Rata-rata
260,67
249,67 146,33 130,33
196,75
Lampiran 14. Sidik ragam bobot biomassa per tanaman sampel
SK
dB
JK
KT
Fhit
Ulangan
3
83031,17 27677,06
6,01
*
Perlakuan
5
23027,50
4605,5
1,33
tn
Galat
15
52107,83 3473,856
Total
23
158166,50
FK =
KK =

F05
3,29
2,9

929053,5
29,96%

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 15. Bobot segar jual per tanaman sampel 40 HST ( g )
Ulangan
Total Rata-rata
Perlakuan
I
II
III
IV
S0
262,00
230,00
50,00 142,00 684,00 171,0